Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SAWAH

Asyik Om Storynya....
Ditunggu Kelanjutannya...
 
Duh.....kangen ngejebak burung di sawah.

tlcsyOB.jpg
 
Jd melebar ya ceritanya, bu sum aja sm rangga blom kelar
 
SAWAH




BAB. 10
THE BIG BIG BIG SECRET


Dalam dunia logika, ada beberapa syarat dan ketentuan yang membuat semuanya dapat atau bisa dilogikakan. Kejadian dan suatu berita dapat dikategorikan benar bila dipenuhi syarat perlu dan cukup, tanpa itu semua, masukkan saja ke dalam cerita/kejadian yang masuk kategori fiksi semata.

Bayu Wibawa Mukti adalah anak muda yang sabar menanti kejadian demi kejadian yang menimpa dirinya tanpa diolah dan masuk ke dalam memorinya semata, tanpa diproses dan tanpa perenungan sampai kemudian akhirnya semua puzzle dari informasi2 yang ada mencukupi dan dan perlu untuk akhirnya diproses dalam pengambilan kesimpulan.

Termasuk pula didalamnya soal dirinya dan Sekar serta kedua orang tuanya dan orang tua Sekar. Bayu cukup mengikuti arusnya dan membiarkan dirinya hanyut tanpa banyak bertanya. Seolah Bayui yakin bahwa semuanya pasti akan terbuka sendirinya.

Ini semua adalah masalah waktu semata, dan tak akan ada rahasia yang selamanya akan tertutup, pasti ada saja caranya sebuah rahasia akan terbongkar dan akan bersuara nyaring keluar sana.

Itulah metode Bayu dalam belajar selama ini, ga penting bacaan yang dia baca itu masuk di kepalanya, asal baca dan baca sajalah dia. Kadang dia membaca bab terakhir dulu baru ke tengah baru membaca bab pertama, selanjutnya dia akan menemukan cerita dan atau mereka reka bab2 yang belum dibacanya.

Sampai akhirnya kadang satu buku menjadi tak menarik hatinya kala terlalu mudah dibaca hanya dengan membaca bagian akhir dan pembukanya saja, sebab bagian lainnya sudah bisa dia tebak.

Sebenarnya kalau yang dibaca novel, masih mending dan masuk akal, kalau pelajaran sekolah bagaimana ?
Itulah Bayu, sejak kecil dia suka baca2 buku2 pelajaran mas Rangga nya. Sekalipun ada jarak 2 tahun dari masanya belajar.

Sampai akhirnya kebiasaan dia adalah seperti itu, dan bisa dimengerti kenapa begitu mudah dirinya menjadi terdepan dalam hal nilai pelajaran, sebab baginya berpusing2 ria sudah 2 tahun lalu dia lakukan, tidak seperti kawan2nya yang baru membuka atau diterangkan.

Rasanya Si Bimasena juga demikian, hampir semua anak pak Sumarna diajarkan cara belajar yang unik dan aneh. Bukan dengan memaksakan belajar tapi lebih dirangsang keingintahuannya semata, selanjutnya boleh dibilang semuanya tinggal menunggu saatnya dipanen.

Hampir sama dengan menanam pohon albasiah atau sengon (istilah jawabarat nya) hanya perlu mengolah dan berlelah dibagian depannya, tengahnya jarang2 dan yang terpenting adalah akhirnya.
Bagaimana Albasiah ditebang itulah kuncinya, sebab penebang pohon albasiah yang benar akan menghasilkan tunas yang bagus dan cepat besar di kemudian hari.

Begitu seterusnya sehingga tak perlulah menanam lagi pohon baru. Bahkan tunas yang tumbuh tadi bisa dua atau tiga batang yang sangat2 cepat besarnya sehingga sangat cepat menghasilkan uang.

Kenapa ?
Sebab akarnya sudah menghujam jauh di dalam perut bumi. Begitu dalam dan menghujamnya sehingga sukar tercabut lagi dan tak perlu lagi perawatan.

Belajar di depan hampir sama dengan menanam pohon albasiah di awal2nya. Sulit dan perlu perjuangan untuk sekedar bisa membacanya saja apalagi mengerti. Namun perngertian di awal itulah kunci kemudahan di masa berikutnya.

Pengertian di awal itu boleh dibilang seolah akar albasiah yang menghujam tadi. Itulah petuah pak Sumarna dalam mengarungi hidup dan kehidupan sebagai petani.


***

Bayu memahami itu semua, semua informasi dikemasnya dalam memori terdalamnya seolah sudah terprogram demikian.

Seminggu ini Bayu benar2 melupakan Dian dan fokus pada jalannya dengan Sekar. Melupakan ? Tidak seperti itu, hanya mengubur dalam2 saja sampai tiba saatnya nanti dibuka kembali bila dibutuhkan.

Hampir sama kala dia tak paham isi pelajaran buku kakaknya, ya sudah didiamkan saja dan dikubur dulu dalam2 fokus dengan yang lainnya, sampai akhirnya dia tahu informasi pembuka bagian yang tidak diketahuinya dan itulah saatnya dia akan membuka ulang yang tadi dikubur serta dipasangkan dengan informasi baru sehingga puzzle yang tadinya masih acak bisa terlihat bentuknya secara utuh.

Boleh jadi informasi tambahan itu tak lengkap, namun itu juga belum merupakan halangan, selama bagian2 yang tak lengkap itu masih dapat dia raih dengan segala kemampuan angannya merangkai dan membuat kesimpulan.

Seminggu ini entah sudah berapa kali Bayu ikut makan bersama keluarga Sekar yang seolah sudah merupakan keluarganya sendiri. Kasih sayang papa dan mama Sekar terhadap Bayu begitu tampak keluar dan terbaca oleh siapapun.

Bahkan kala ada tugas kelompok yang dikerjakan rame2 di rumah Sekar karena memang terdekat dengan kampus, nyata sekali papa dan mama Sekar memperlakukan Bayu seolah anak kandungnya sendiri.


***

“Eh ada tamu rupanya, ini lagi belajar bareng atau buat tugas kelompok ?”
“Lagi buat tugas kelompok tante, besok harus dikumpulkan soalnya, maaf ngerepotin tante”

“Hi hi hi, iya, apalagi kamu Bayu, makanmu banyak, mama sampai nambah stok beras minggu ini, hi.hi hi”
“Ha ha ha, tante nih, jadi lapar Bayunya ini”
“Hi hi hi, ya sudah sebentar ya, mama masakin dulu kesenanganmu nanti ajak kawan2nya makan bareng”

“Ha ha ha, mantap tante, siap deh pokoknya, alhamdulillah uang Bayu jadi sisa banyak minggu ini gara2 makan gratis terus”

“Hi hi hi, iya deh pokoknya nanti mama minta traktir Bayu ya? Itung2 buat bayar makanan dari mama”
“Waduuh, kalau nraktir tante berat, soalnya om pasti ikutan, dan om makannya lebih banyak dari Bayu tan ha ha ha”

“Ha ha ha, hey Bayu papa dengar lho dari sini, kurang asem kamu, besok pokoknya kamu harus traktir papa dan mama di tahu campur sono, ha ha ha”

“Duh tekor deh beneran nih tante, tante sih ah”
“Hi hi hi, sudah belajar sana, mama masakin dulu makanan kesukaanmu”


***

Obrolan ringan sih dan ga harus dengan mengeryitkan dahi untuk mengetahui maknanya juga kesan yang timbul didalamnya.

Semua teman2 Sekar baik lelaki atau wanita yang ikut bergabung dalam tugas kelompok itu pasti memahami bahwa Bayu bukan orang lain di rumah tersebut. Ada kedekatan yang amat sangat di dalam pembicaraan itu, kedekatan yang mestinya jauh dari sekedar Bayu adalah pacar Sekar. Pasti jauh lebih dari itu.

Tanpa Bayu dan Sekar secara atraktif menampilkan kemesraan diluaran atau dalam tugas kelompok tadi, jelas terlihat bahwa Bayu merupakan “calon” kuat suami Sekar yang disetujui oleh papa dan mama nya.

Tanpa disadari oleh semuanya, secara halus mama Sekar seolah sedang memberikan pengumuman bahwa Sekarlah pemilik Bayu dan begitu pula sebaliknya.

Memang sih, banyak wanita yang tertarik pada Bayu dan sebaliknya juga banyak lelaki yang tertarik pada Sekar. Setidaknya tadi ada 2 3 teman wanita yang secara atraktif memperlakukan Bayu seolah masih “single” dan layak diperebutkan.

Begitu pula halnya dengan teman lelaki Sekar setidaknya ada 2 3 orang yang secara atraktif di depan Bayu memperlihatkan perhatiannya yang lebih.

Memang sih, di kampus Sekar dan Bayu tidak menyatakan mereka sedang berpacaran, bagi Sekar Bayu bukan pacarnya semata, tapi lebih dari itu Bayu adalah calon suaminya dan Bayu juga seolah tidak menepis anggapan itu, seperti biasa sifat Bayu.

Bayu memang lah persis sama dengan namanya seolah angin. Let it flow lah. Mengalir sajalah wong ga ada ruginya dan dia menikmati juga perannya kali ini.

Sekar bukanlah pelarian dari Dian, dimata Bayu, Sekar adalah penyebab gelombang angin yang lainnya dan biarlah dia mengarungi anginnya sendiri dan kebetulan Sekarlah yang menggerakkan anginnya.


***

Cukuplah bagi mama Sekar mengetahui watak sang kekasih anaknya ini, dan pembicaraan provokatif tadi meneguhkan posisi Sekar dan sekali lagi Bayu menikmatinya di depan kawan2nya. Mama sekar tahu itu semua sebab dia paham batul watak Bayu dari pemahaman watak bapaknya.

Siapa yang ga bangga punya cewek malah bukan sekedar pacar lagi, sudah direatui papa mamanya, yang cantik luar biasa ga terkesan sexy dan norak belepotan dengan make up dan perilakunya lembut serta halus budi bahasanya. Tajir melintir anak konglomerat Surabaya pula.

Bagi Sekar itulah saat mamanya bertindak luwes tapi benar2 meneguhkan posisinya sebagai kekasih dan calon mantu papa mamanya. Jelas Sekar merasa beruntung punya mama dan papa seperti itu. Bayu adalah lelaki impiannya jauh sebelum ajakan nonton sebenarnya. Lelaki yang sesuai dengan kriterianya tentang pendamping hidupnya, yang pekerja keras, ga jaim dan sangat tekun dalam berusaha, lelaki yang menghormati wanita dan siap membantu siapa saja.


***

Sekar teringat kala masih semester pertama, kala itu ada tugas kelompok yang dikerjakan di kampus. Kawan2nya belum ada yang dikenalnya dengan baik, mereka ber 7, 2 cewek 5 cowok. Ya bagaimana institut teknologi ya pasti cewek itu minoritas lah. Ini semacam kelas2nya anak STM.

Kebetulan sekali, Sekar satu kelompok dengan Bayu. Di momen itulah Sekar bisa menilai Bayu sebagai anak yang energik serta luar biasa dan anehnya itu dia bungkus dengan kerendahan hati dan keinginan untuk tidak menonjol. Sehingga dengan santainya dia hampir mengerjakan seluruh tugas seorang diri sementara kala selesai dia biarkan orang lain maju sebagai orang yang mengakui pekerjaannya.

Kala itu Sekar sempat bertanya kepadanya,

“He Bayu, kenapa kamu biarkan Deny yang menjadi orang yang tampil, kenapa bukan dirimu ?”
“Eh memang kenapa ?”
“Padahal dia bukan yang mengerjakan nya? Masa dia yang dapat nilai terbaik nantinya ?”
“Eh apa benar begitu ?”

Mendengar jawaban itu Sekar hanya biisa diam membisu saja, aneh sekali ini orang. Dalam benaknya ngapain capek2 kerja kalau orang lain yang akan menikmati hasilnya ?

Alhasil kala presentasi tampak Deny tampil sombong dan penuh percaya diri, anehnya Bayu masih saja bisa tersenyum, padahal semua kawan yang ikut dalam kelompok itu geregetan bener dengan kesombongan Deny yang mengesankan dialah yang mengerjakan semua pekerjaan.

Deny kebetulan bisa membawakan bahan presentasinya dengan baik, dan mengundang decak kagum teman2 dan dosen pengampu matakuliah tersebut.

Semuanya jadi berantakan kala sesi tanya jawab. Deny hanya bisa menjawab beberapa pertanyaan kulit nya saja. Begitu sampai pada masalah konsep yang mendasar tampak jelas kalau bukan Deny yang mengerjakan, sekalipun kawan2 lain mencoba membantunya tetap saja semua tidak bisa menjawabnya dengan sempurna.

Sampai2 dosen pengajar marah dan menganggap kerja kita mirip kerjaan copas tanpa tahu konsepnya dengan benar.

Pada saat itulah Bayu tampil kedepan

“Mohon maaf pak Wisnu, terus terang kami bukan penjiplak, kalau boleh saya terangkan disini bahwa konsep kami adalah menggabungkan fungsi linier dan fungsi logika fuzzy dengan cara membuat dimensi ke 4 merupakan fungsi fuzzy yang mengarahkan setiap hasil operasi linier hanya digunakan 80% nya saja sebagai inputan tahapan selanjutnya.

Mohon maaf kami terpaksa menggunakan cara ini agar memperoleh hasil maksimal dengan lebih cepat dan efisien karena semua yang bapak ajarkan di mata kuliah ini tidak mampu menjawab sesuai dengan ekspektasi yang kami inginkan.

Dengan menggunakan fungsi eliminasi yang disinergikan dengan bla bla bla….
….
….”

Bayu menjelaskan semua konsepnya dengan gamblang dan santai dan dengan beberapa oret2an rumus di papan tulis.

Terus terang Sekar sendiri hanya paham 30 sd 50% nya saja. Entah orang lain.
Bahkan dosen pengajar akhirnya bengong2 dengan penjelasan Bayu.
Beberapa pertanyaan dosen yang lebih jauh bahkan membuat kami tidak memahami sama sekali isinya dijawab oleh Bayu dengan sangat meyakinkan dan membuat sang Dosen akhirnya berkata :

“Bayu, lain kali kalau kamu mengerjakan kerja kelompok, libatkanlah kawan2mu ikut berfikir, bapak sangat suka dengan pola pikiranmu, dan sepertinya bapak ingin kalau kamu tak berkeberatan menjadi asisten bapak”

“Baik pak, pesan bapak akan saya laksanakan di kesempatan yang lain, mengenai tawaran bapak, saya kebetulan mempunyai pekerjaan kecil2an sehingga waktu saya tidak lagi banyak pak, mungkin saya akan pikirkan lain kali”

Alhasil Sekar meleleh melihat bahwa Bayu yang dianggap teman2nya culun dan ga bisa apa2 karena memang tak pernah kumpul2 sekedar hura2, begitu memukau dan rendah hati serta sangat berdedikasi untuk mandiri.

Sejak itulah Sekar selalu dalam banyak kesempatan mencoba mendekati Bayu, sekalipun tetap saja hanya bisa ngobrol sepotong2 karena Bayu seolah menghindarinya.

Berkali2 Sekar mencoba dan mencari tahu sebabnya, sampai akhirnya Sekar tahu kalau Bayu demikian demi seorang kawan yang naksir kepada Sekar.

Kegigihan Sekar akhirnya terbayar ketika Bayu kemudian mau diajak nonton bareng berdua saja.

Butuh waktu pendekatan selama 3 semester sampai akhirnya Bayu mau menjadi teman spesial dan saat ini diakui papa dan mamanya. Butuh menolak banyak pria untuk sekedar mendekati Bayu dan butuh banyak rintangan hanya untuk mengalahkan rival2nya yang semuanya begitu mengagungkan dan meleleh dengan kebaikan Bayu.

Kebaikan ?
Ya Bayu adalah satu dari sedikit orang yang mau mengantarkan teman sakit bahkan menanggung beban biayanya, dan itu diambilkan dari hasil jerih payahnya sendiri, padahal besok pagi jam 7, dia ujian mata kuliah yang sulit.

Ya, karena Bayu tak pernah bilang tidak kala ada temannya minta tolong apa saja. Bahkan Bayu menjadi mentor di kelasnya bila akan ada ujian.

Ya, karena Bayu tak pernah membantah cacian dan makian bahkan yang paling menghinakan sekalipun kepada pribadinya.

Tapi jangan harap Bayu akan memaafkan orang yang menghina orang tuanya, pernah sekali Bayu menghajar Soni yang jago berkelahi karena menghina bapak ibunya. Bayu kala itu begitu kalap dan melepaskan pukulan dan tendangan hingga Soni babak belur dan baru mau menghentikan pukulannya setelah Soni meminta maaf.

Alhasil Bayu sempat dipanggil ketua jurusan untuk diklarifikasi mengenai hal ini. Dan Bayu lagi2 dengan membusungkan dadanya bilang

“Kalaulah saja bapak ketua jurusan menghina bapak saya, saya Bayu Wibawa Mukti tak akan segan2 menghajar bapak sekalipun tangan saya dirantai besi, sekalipun kaki saya diikat kawat Bayu tak akan mundur sampai bapak mencabut hinaan kepada bapak ibu saya. Namun bila bapak hendak menghinakan saya, sekalipun saya diinjak2 harga diri saya pribadi, insyaAllah saya akan tahan menerimanya. Itu jawaban saya, dan bila saya dengan sikap saya ini dianggap salah, maka saya siap untuk dikeluarkan dari kampus ini secara tidak hormat”

Itulah Bayu, yang kata2nya di depan pak ketua jurusan dan banyak dosen serta mahasiswa begitu membekas di hati sanubari setiap insan disana.

Di Surabaya dimana harga diri dan martabat orang tua harganya seharga nyawa.
Di Surabaya yang nyawa merupakan barang murah kalau urusannya adalah nama baik keluarga bangsa dan negara.
Di Surabaya yang orang2nya berani berhadap2an melawan senjata lengkap hanya membawa bambu runcing.
Surabaya….
Kota yang dimana banyak nyawa disetorkan hanya untuk sebuah harga diri bangsa.

Kata2 Bayu benar2 menohok dan menikam banyak perasaan hati kawan dan para dosen dan akhirnya
ikut membenarkan perbuatan Bayu.
Soni alhasil diskors, kalau saja Bayu tidak berlutut di depan pak ketua jurusan memintakan pembatalan, sebab Soni sudah meminta maaf dan Bayu memaafkannya.

Jiwa kepahlawanan ala jancukers inilah yang membuat nama Bayu melambung tinggi.

Semuanya clear, bersih tuntas.

Sekar menjadi semakin meleleh….
Banyak gadis juga meleleh hatinya…

Keseharian Bayu akhir nya banyak yang Kepoin, pertanyaan soal usahanya apa dan penghasilannya berapa, punya pacar atau belum, tinggal dimana, no HPnya berapa dan lainnya menjadi trending topik di kampusnya.

***

Satu hal yang kala itu membuat Sekar cemburu adalah ketika melihat Bayi menelpon Dian. Sebuah nama yang dia tak tahu siapa yang punya, namun nama itu begitu lembut diucapkan Bayu kala menelpon.

Siapakah Dian?

Itulah rahasia yang Sekar sendiri tak berani tanyakan pada Bayu.
Rahasia yang akan coba dibukanya nanti kala waktu memungkinkan.

Dian


***

Ha ha ha
Kisah kasih memang suka aneh2 dan janggal serta tak masuk akal ya…
Jangan baper…
Baper dilarang!!!
Lemper boleh dimakan


Ha ha ha
Jangan edan ya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd