Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menjerumuskan Gadis Muda : Dari Lugu Menjadi Liar .. (Cerita Nick)

Sip ... ada updet
SOP nya sih komen "pertamax" dulu, .. trus ditutup baca nya nanti kalo RL dah longgar.
Semoga cepat selesai problemnya.
Trims suhu @jimex2abg
Semoga tetap menghibur.. mohon inputnya ..

Thank you....
Semoga masalahnya bisa diseesaikan dengan baik...
looking forward for what's going to happened next....
Silahkan dinikmati..

Wah... Hampir aja pupus kita menanti update suhu.
jangan putus membacanya ..

Speechless bacanya, mantabs
Terima kasih

Akhirrnyaaa cerita paporit ane muncul kembali...
:sembah:
Terima kasih dukungannya

Yang begini nih perlu dilestarikan, semoga lancar-lancar
Semoga ..

Naahh.. gitu dong!! PK mah biarin hu, emang dia ndk da kerjaan selain bikin rusuh!
As always.. ndak perlu bayak komen lagi.. kalo uwe mah.. teuteup iyyeess
Asyiiik
 
Hu Ocha nya minta dianal di dpn Desi, trs krn liat Ocha keenakkan dianal, Desi nya minta..., trs selanjutnya Desi nya ama Ocha nya saling gantian ngerangsang waktu dianal...
 
@AiSedap : dimana yang kurangnya ?? Apakah ada part yang terlewat setelah re-upload ?
sekedar meluruskan hu, maksudnya perkataannya ocha di scene terakhir
“Apa lagi Ocha pak .. Cuma kebagian sisa terus.. udah gitu Ocha engga dikasarin, seperti ada yang kurang pak
 
sekedar meluruskan hu, maksudnya perkataannya ocha di scene terakhir
“Apa lagi Ocha pak .. Cuma kebagian sisa terus.. udah gitu Ocha engga dikasarin, seperti ada yang kurang pak
Ocha engga dikasarin...
Jgn2x Ocha nya minta di bdsm in Hu puting, klit, analnya...
 
Baru selesai marathon jiah mantep tuh anus si ocha,asih bisa nutup rapet g'hu anusnya hehehehe
Hmmmmm kabar si MAYA gimana ya hu kok kayak ilang gitu
 
Desi dan Lili

Suatu sore saat sedang sibuk di ruang kerja ku..

“Nicky !" seru ku di aiphone dari Security lantai Bawah, akses utama tempat hiburan mewah itu ..
"Dari Security pak .. ada tamu untuk Bapak "
"Tamu dari mana ? Siapa namanya ?"
"Desi pak .." ujar Security ku tegas
"Desi ? Desi dari mana ya ?!" … Apa mungkin Desi yang kawannya Rosita' .. yang pernah ku setubuhi habis-habisan ..
“Dari LP2I" jawab Security lagi .. 'Jangan-jangan benar Desi yang waktu itu' pikir ku menduga-duga
"Antar ke ruangan saya" perintah ku
"Siaaap pak"

Telpon ku tutup, menanti dengan penasaran ..
Tidak lama kemudian....

Ada suara ketukan di pintu lalu muncul wajah seorang gadis .. berkemeja putih, rok hitam, seragam magang, dengan tas kecil menggantung di punggungnya..
"Siang pak Nick" ujar gadis itu, dengan suara yang sepertinya sudah kenal dengan ku.
Aku terpana seakan tidak percaya, Desi, gadis cantik berambut lurus masuk ke ruangan kerja ku..

"Ada apa Des ? Mana Rosita ?" tanya ku sambil mata ku mencari-cari sosok lain dibelakangnya ..
"Maaf pak .. saya lancang.. saya kesini tanpa sepengetahuan Kak Rosita" ujarnya ..
Kemudian beberapa saat berbasa-basi…

"Desi mau minta tolong pak " Desi membuka pembicaraan .. 'Aah paling masalah klasik anak2 ABG butuh duit minta dibantu ..'
Lalu ia bercerita panjang lebar masalah yang sedang menimpanya, intinya ia menghilangkan hp pacarnya di rumah makan .. aku sama sekali tidak tertarik mendengar cerita nya .. aku hanya tertarik menunggu tawaran imbal baliknya ..


"Pak.. Sejak kejadian kita waktu itu, Desi jadi akrab dengan Ocha .. dia suka cerita kalau habis jalan sama bapak .. " katanya setelah melihat gelagat ku tidak terlalu tertarik terhadap masalah yang menimpanya.
"Terus ?" tanya ku pendek
"Dia juga cerita bagaimana bapak memperlakukan dia..” lanjutnya dengan mata berbinar
“Maksudnya ?” kejar ku
"Cerita ke kamu dia senang atau tidak ?" lanjut ku tidak sabar
“Iya pak.. katanya bapak suka gemes ke Kak Ocha jadi suka kasar”
"Seneng banget ..kadang kalau Kak Ocha cerita, Desi jadi ikut kepingin, seperti waktu itu lagi pak" lanjutnya dengan tersenyum genit..
"Nakal !" kata ku membalas senyumnya..

"Kadang kalau Kak Ocha cerita, waktu dia berdua dengan bapak, Desi sampai basah" ujar nya polos, mungkin ini strategi dia untuk memancingku, lalu bersedia membantu dia. Aku masih berpikir negatif .
"Sebetulnya kalau bapak ajak lagi, Desi mau kok “ kembali nadanya menggoda ku, matanya menatap ku tajam.
"Kamu khan sudah tahu cara main saya dari Rosita dan kamu juga merasakan sendiri waktu itu .. kalau saya sukanya yang aneh.. memang kamu mau ?”
“Sedangkan waktu itu, kamu ampun-ampun sama saya, inget engga ?!..” lanjut ku lagi ..
"Bapak engga ajarin Desi dulu sih .. tidak seperti Kak Ocha" ujarnya berkelit

‘Mungkin ada benarnya’ .. karena saat itu, dengan Desi pertama kali bertemu langsung ku garap habis-habisan, sedangkan Rosita, cukup lama aku membimbingnya untuk bisa mengikuti setiap keinginan ku…
"Engga .. engga tega kalau ke kamu ....” bisik ku sambil menggelengkan kepala…
"Atau gini pak …” suara nya lantang penuh semangat seperti mendapatkan ide cemerlang..
“Desi nanti bawa teman, seperti Desi sama Kak Ocha waktu itu" katanya dengan antusias..
"Bosan ah, dan juga engga tega ke kamu .." ujar ku datar, seperti tidak tertarik, pada hal tawaran imbalan ini yang sedari tadi aku tunggu. Seandainya saja Desi sendiri bersama ku, aku juga pasti sangat berminat, terbayang dibenak ku kembali akan menyetubuhinya habis-habisan..

"Kok berani-beraninya kamu ngajak teman kamu untuk main seperti itu ?” tanya ku lagi
“Memang teman kamu nakal ? suka dugem ? kamu tahu dari mana ?" tanya ku dengan tidak sabar. Semakin banyak informasi yang ku dapat, semain jelas tingkat kemungkinan aku bisa melaksanakan keinginan ku …
“Tenang pak .. itu urusan Desi..” katanya dengan penuh keyakinan
“Dia anak baik-baik, anak rumahan seperti Desi, sekarang kuliah di Sekolah Tinggi Perbankan, di daerah Pasar Minggu, teman akrab dari SMA, sering menginap dirumah, anaknya borjuis banget”
“Dia sering cerita kalau lagi bertengkar dengan pacarnya, sering cerita juga kalau habis di nakalin pacarnya, persis seperti Kak Ocha pak” lanjutnya kembali dengan senyum nakalnya..

“Kalau bapak mau, nanti Desi kenalin dulu, anaknya menurut Desi sih cantik” lanjutnya lagi..
“Engga.. engga usah ..” potong ku, ingin menunjukan bahwa aku bukan laki-laki penjahat perempuan, yang langsung menyantap gadis yang disodorkan di depan mata.
“Pak .. itu nya bulunya sedikit lho pak..” bisiknya nakal memancing ku.. Informasi ini yang membuat ku sangat tertarik, tapi aku tetap manahan diri untuk tidak memperlihatkan kepada Desi.

“Kok kamu bilang gitu ? Kok kamu tahu ?” tanya ku penuh rasa ingin tahu..
“Khan jadi engga usah di cukur seperti Kak Ocha ..” jawabnya enteng, aku sempat tertawa tergelak.
“Ya tahu laah pak.. “ lanjutnya dan berusaha menyakinkan ku
“Khan kalau nginap di rumah Desi, sering mandi bereng, sering saling menyabuni sambil bercanda, badannya bagus lho pak“
“Dia senang kalau kamu sabunin ?” tanya ku memotong ceritanya dengan tidak sabar ingin tahu lebih jauh tentang kedekatan mereka..
“Seneng banget pak.. malah setiap kali mandi bareng minta Desi yang sabunin seluruh badannya, engga tahu kenapa pak ?!” jawabnya polos. Desi tidak menangkap arah pertanyaan ku..
“Dia paling seneng disabunin sambil dipeluk dari belakang, seperti waktu itu bapak peluk Desi terus raba-raba Desi ..” katanya kembali menggoda ku ..

“Huuusss ! jangan bahas itu” kata ku tegas, pada hal aku tidak mau mendengar yang membuat birahi bangkit..
“Terus kenapa kamu yakin kalau teman kamu itu pasti mau main sama-sama kita seperti kamu dengan Ocha ?” pancing ku mencari kepastian lebih lanjut.. mata ku tajam memandangnya .. karena informasi ini sangat penting untuk kepastian selanjutnya.
“Desi cerita kalau Desi dugem sama Kak Ocha waktu itu..”
“Tapi Desi engga cerita yang bareng sama bapak lho” lanjutnya,
“Terus kamu cerita lagi kalau kamu on dikasih oleh Ocha” potong ku penasaran
“Dia marah pak.. sampai ngambek, kenapa dia engga diajak.. sampai berapa hari engga mau bicara dengan Desi”
“Memang seharusnya dia nginap dirumah malam itu, dia mau cerita lagi bertengkar dengan pacarnya, tapi Desi batalkan”
“Terus rupanya dia pingin coba seperti yang Kak Ocha kasih, pingin coba on, karena dengar dari teman-temannya kalau on itu enak” lanjutnya..
“Bandel juga yaa…. Terus ? pertanyaan saya belum terjawab” tegas ku
“Ya pak.. Desi bayangin waktu Desi dengan Kak Ocha, sebenarnya khan Desi akrabnya dengan Maria, bukan dengan Ocha”
“Lalu Desi bayangkan lagi .. tapi Kak Ocha pancing-pancing Desi sampai terbawa suasana.. “ ia menghentikan perkataannya ..
“Kak Ocha ternyata jahil ya pak “ sambungnya seraya tersenyum nakal
“Untung Desi ikuti perasaan Desi jadi sempat enak sama bapak” katanya sambil mengerlingkan mata dan tersenyum nakal .. aku hanya tersenyum..
“Apa lagi ini sahabat dekat Desi, Desi tahu semua, soal hubungan dengan pacarnya, soal keinginannya”
“Kalau dia engga mau juga, sebentar Desi pancing-pancing pasti mau pak, percaya deeh”
“Iiih pak .. Desi jadi basah gini, inget waktu itu pak ..” lanjutnya, aku sangat terkejut mendengarnya, tidak menyangka anak ini sangat blak-blakan bicara dengan ku.. Aku tersenyum .. birahiku mulai naik..

Semua nampak LOGIS .. sangat logis ..
Imajinasi liar ku mulai bermain-main, berpikir keras mencari cara supaya bisa terwujud, tapi aku tidak mau yang biasa, aku ingin yang lebih liar, karena aku masih menganggap Desi ini orang lain, yang sama sekali tidak ada hubungan dengan ku, sedikit diatas gadis bayaran menurut ku.
Terpikir satu-satunya cara adalah dengan memancingnya dengan uang, nampak seperti membantu mengatasi masalahnya, dengan harapan Desi mau melaksanakan seperti cerita dia.

Kemudian Desi bercerita lagi panjang lebar mengenai sahabatnya itu, saat ia bercerita, aku beranjak ke lemari file ku, menyiapkan uang dua juta seperti ceritanya untuk mengatasi masalahnya .. ku masukkan kedalam amplop putih.. lalu kembali duduk dihadapan Desi … ku letakan uang itu di meja dihadapannya.
“Ini.. selesaikan dulu masalah kamu dengan pacar kamu” kata ku sambil mendorong amplop putih dihadapannya, Desi TIDAK langsung mengambil amplop tersebut, membiarkan tetap dimeja…. ‘elegant !’

Lalu aku mulai berbicara mengenai rencana ku ..
“Des.. ini rencana saya.. “ serius aku berbicara ke Desi dan ia juga mendengarkan dengan seksama.
“Saya mau ada acara dengan rekan disini, sama-sama Manajer, saya mau kamu temenin dia, sahabat kamu biar sama saya, kalau sahabat kamu engga mau khan engga bikin teman saya kecewa, tapi khan saya bisa sama kamu nantinya.. mau khan dipakai berdua ?” goda ku..
“Boleh pak.. dugem dulu khan pak ?” tanya nya lagi seperti butuh kepastian.. Aku tahu kemauannya .. Sebenarnya aku tidak menyangka keberaniannya sampai seperti ini.
“Gampaaang ..” jawab ku enteng ..
“Terus kalau sahabat kamu sudah mau sama saya, kita main bareng yaa .. gantian.. engga ada batasan pasangan, mau engga ?” ujar ku asal, tidak berharap apa pun..

“Asyiiik … Desi bisa dibikin enak lagi sama bapak.. kemarin Desi engga ngelawan, sekarang bukan bapak aja yang Desi lawan tapi teman bapak juga … Desi pingin merasakan seperti Kak Ocha” jawabnya antusias .. Aku sungguh tidak menduga dia akan bicara se-vulgar itu, bicara tanpa beban, hanya mengikuti kata hati nya untuk berpetualang mencari kenikmatan..
“Ya sudah, ini nomer hp saya, mana no hp kamu ?” langsung aku mencatat no hp nya..
“Nanti saya kasih tahu tanggal acaranya” lanjut ku..

“Pak.. Desi pulang dulu.. Desi tunggu yaa ..” katanya, memasukan amplop putih kedalam tas nya .. lalu beranjak ke arah pintu ruangan ku.. aku mengikuti dari belakang berniat mengantar sampai keluar area kantor.
“Pak .. boleh Desi bicara ..” katanya lagi perlahan..
“Apa ?” jawab ku pendek ..
“Kalau Bapak engga kasih ini juga, Desi tetap mau kok jalan sama bapak” katanya sambil menepuk pelan tas nya (memberi kode uang dalam amplot di tasnya)
‘Sialan !’ bathin ku .. sudah susah berfikir keras untuk mendapatkan dia, tapi ternyata mudah saja..
“Ya udaah.. jalan yuuk sekarang” kata ku enteng .. memancing kepastian dari Desi ..
“Jangan sekarang pak ..sudah sore, engga enak sama orang rumah” jawabnya memberi alasan yang logis.
“Besok saja jemput Desi di Atrium Senen jam 14, sekalian Desi kenalin sama sahabat Desi, dan bisa jadi alasan Desi pulang agak malam kalau pergi dari rumah sama dia..”
“Tapi besok kita enggak nginap khan pak ?” lanjutnya … sangat antusias ia menganggapi pancingan aku…
“Engga laah …”jawab ku pendek
Lalu aku antar Desi meninggalkan ruang kerja ku ..


Keesokan harinya, kurang dari jam 14, aku sudah berkeliaran di Mall Atrium .. mencari-cari sosok langsing berambut lurus, dari kejauhan di restoran yag dijanjikan, aku melihat Desi sedang duduk dengan seorang gadis lain, dari arah belakang nampak rambutnya bergelombang setengah punggungnya, di cat agak pirang mengenakan kaos dan celana panjang stretch dari bahan jeans..
Desi melambaikan tangan ke arah ku, lalu gadis yang duduk dihadapannya menengok kebelakang kearahku, sejenak aku terpesona… ‘Hmmmm.. cantik juga’ gumam ku .. rambutnya yang berpotongan modis membuat wajahnya nampak imut.
Aku menghampiri mereka, Desi memperkenalkan aku pada sahabatnya..
Lili..” hanya itu yang diucapkannya, namun yang membuat aku merinding adalah lebat nya bulu halus disepanjang lengannya yang putih ramping..

Dalam taksi yang membawa ku ke Hotel Sentral bersama Desi, ia mulai menggoda ku..
“Acara dengan teman bapak engga jadi ya ?” tanya Desi datar ..
“Jadi.. jadi .. Cuma tanggalnya belum ditentukan” jawab ku cepat .. Desi langsung tertawa tergelak ..
“Dasar bapak nih buaya .. engga bisa lihat cewe cantik …” katanya .. aku sempat bingung apa yang salah dari ku .. Desi tergelak lagi .. Rupanya dorongan bawah sadar ku terlalu nampak, karena jika rencana ku bersama seorang kawan lain berjalan, maka yang akan menjadi pasangan ku adalah sahabat Desi tadi ..
Aku tersenyum kecil..
“Kenapa senyum-senyum pak ? baru sadar yaa .. ?!” kembali ia tergelak-gelak.. aku mencubit pahanya yang berbalut celana panjang..

Desi nampak tidak nyaman ketika sampai di lobby hotel selalu berlindung dengan badan ku, untungnya dengan fasilitas member yang ku miliki, tidak butuh waktu lama di meja Receptionist, langsung menuju lift, disana pun terlihat gelisah, matanya tidak lepas dari nomer-nomer yang menyala berganti-ganti. Begitu pintu terbuka, ia langsung masuk, untung saja tidak ada orang yang keluar dari lift. Didalam lift pun Desi seperti bersembunyi dibelakang badan ku dengan tetap menggandeng ku dengan erat.
Wajahnya kelihatan lega ketika aku sudah menutup pintu kamar. Aku ingin merangkulnya, tapi ia lebih cepat dengan masuk ke kamar mandi.. ‘Dasar perempuan .. pasti mau memperbaiki riasannya’ ..

Aku menutup tirai kamar, menghalangi sinar matahari yang masih terang benderang, kemudian duduk di sofa kecil sambil mencari-cari channel film di TV hotel …

Desi keluar dari kamar mandi, rambutnya terlihat baru disisir, lipgloss nya terlihat merata, wajah polosnya terlihat cerah bermake-up tipis, kemeja yang dipakainya terlihat rapih masuk kedalam celana panjangnya … mengibaskan rambutnya saat ia melepas sepatunya yang bertali, lalu meletakan disebelah sepatu ku.. berjalan gontai ke arahku.. tubuhnya yang ramping membuat ia terlihat tinggi, aku memandangnya dengan takjub.. karena sebelumnya aku selalu melihat Desi dalam pakaian seragam siswi magang, hitam putih. Tapi kali ini dengan dengan blouse motif bunga dan celana panjang yang menyempit di bawah warna khaki, nampak lebih glamour. Aku menerka-nerka dimana dia akan duduk…

Ternyata Desi duduk dipangkuan ku, kedua tangannya memeluk leher ku, kepalanya disandarkan di sandara sofa .. ia menatap mata ku, sayu tapi dengan sinar mata yang tajam, mulutnya sedikit terbuka, aku berharap ia segera mencium bibir ku dan memulai pertempuran…
Ternyata ia malah mengajak aku ngobrol …
“Pak .. boleh engga Desi minta sesuatu “
“Apa Des ?” aku menunggu permintaannya
“Desi di rumah memanggil orang tua, dengan Ibu dengan Bapak, jadi agak risih kalau seperti ini Desi panggil bapak dengan pak, Desi panggil bapak Om aja ya ?!”
“Janji deh pak .. eh Om..kalau di kantor Desi akan tetap panggil bapak” lanjutnya dengan merajuk..
“Kalau itu membuat kamu lebih nyaman, ya boleh saja..” kata ku datar..
“Khan lebih keren Om Nick ..gitu, nanti kalau depan Kak Ocha, panggilnya apa ya ?!“ ujar nya dan bingung sendiri, aku hanya tersenyum sambil memeluk pinggangnya ..

“Om Nick.. kita bahas yang kemarin yuu ?” ajaknya membuka kembali bahan pembicaraan.
“Apa ? kurang puas ? atau terlalu keras nyodoknya ?” sergah ku ..
“Engga Om … aah Om engga sabar amat sih..” katanya manja sambil mencium pipi ku ..
“Ya tinggal diulang aja sekarang, apa susahnya sih Des ??” protes ku sambil tersenyum, ingin buru-buru memulai pertempuran, harum lembut tubuhnya sudah bisa membuat aku terangsang.
“Om tahu engga, kapan Desi mulai terbawa suasana ?” tanya nya ..
“Waktu jari Om mulai sentuh vegi kamu” kata ku asal saja ..
“Salah !.. jauh sebelum itu Om ..” jawabnya ..
“Kapan ?”
“Waktu Om pertama kali sentuh langsung puting Desi pakai jari ..” katanya tersenyum malu
“Oh jadi gini “ kata ku, langsung aku meremas dada nya dari luar baju dan mulut ku menyergap payudaraya yang satu lagi, Desi mengelak, punggung nya melengkung kebelakang, untungnya tangan ku menahan tubuhnya..

“Nanti dulu aaah Om.. engga sabaran amat sih Om ?!” katanya sambil terengah mendorong wajah ku dari dadanya, tapi membiarkan tangan ku yang lain meremas payudaranya ..
“Tangan Om ada setrumnya yaa ? Kok bisa bikin Desi langsung pasrah sama Om..” lanjutnya
“Kalau kamu saat itu tidak mau, Om juga engga akan memaksa dan akan melarang Ocha terus mancing-mancing kamu.. habis kamu juga mendesah terus sih “ kata ku sambil membuka kancing blouse nya ..
“Ya pasti mendesah laaah Om.. Habis Om pinter banget cari titik sensitifnya Desi.. perasaan waktu itu apapun yang disentuh Om bikin Desi terangsang..” ceritanya sambil malu-malu .. ujung jari ku mulai mengelus dadanya yang sudah terbuka.

Desi memegang kedua pipiku dengan tangannya ..
“Desi mau tanya ! dan Om harus jawab jujur ke Desi !” katanya tegas sambil matanya memandang tajam ke mata ku ..
“Waktu Om tojos Desi telentang ? Om keluarin didalam vegi Desi ya ??” katanya lagi
“Engga !” jawab ku cepat ..
“Jangan bohong.. ayo jawab jujur !” katanya lagi sambil kedua tangannya menggerakan wajah ku
“Engga ! tanya aja ke Ocha” jawab ku menghindar, khawatir ia marah kepada ku ..
“Jawab aja YA atau TIDAK !” katanya lagi sambil matanya memandang tajam kepada ku, sepertinya marah, tapi aku melihat ada sedikit senyum disudut bibirnya .. lalu aku menjawab apa adanya dengan sedikit keyakinan Desi tidak akan marah ..
“IYA !.. didalam vegi kamu, habis enak banget sih” kata ku jujur tapi mencoba menggodanya ..
“Nah khan !” selesai berkata langsung mencium bibir ku dengan ganas .. menghisap-hisap bibir dan lidah ku ..
“Desi tahu … Desi juga terasa… enak banget waktu itu, gimana engga terasa, penis Om penuh di vegi Desi, bahkan sampai mentok, terus semburannya itu lho kuat banget … terus terasa hangat ..didalam vegi… aaah” ia katanya dengan suara bergetar, saat ia sedang berbicara, ia menyodorkan lehernya untuk aku jilat..

Lalu menarik kepalaku ke dadanya yang sudah terbuka ..
“Jilatin Om .. Desi suka banget dijilat-jilat Om… aah..” katanya mendesah ketika aku ikuti kemauanya. Desi mengimbangi dengan menjilat dan menghisap telinga ku dengan lembut, nafasnya terasa panas dan menggebu.. Ketika aku akan membuka pengait bra dipunggungnya .. ia berkata..
“Pindah ke tempat tidur Om?!” katanya lalu turun dari pangkuan ku.. aku tidak langsung berpidah ke tempat tidur, aku ingin menyaksian bagaimana ia menelanjangi dirinya ..

Desi berjalan ke lemari pakaian, membuka pintu lemari sehingga seluruh tubuhya terhalang oleh pintu tersebut, hanya batas lutut ke bawah yang terlihat. Ku perkirakan ia pertama membuka blouse nya, karena terdengar suara gantungan baju, lalu terlihat ia melepas celana panjangnya, gerakan kakinya terlihat elegant .. lalu terlihat ia sepertinya memakai piyama hotel… ‘Anak ini nampaknya berkelas, tidak mudah memperlihatan tubuh telanjangnya kepada laki-laki’ begitu penilaian ku..

Aku berbaring telentang di tempat tidur…
“Kok masih pakai baju sih ?” katanya gemas, kala ia duduk diatas pinggul ku dan memulai membuka kemeja ku dengan tergesa.. lalu membuka celana panjang ku, masih sempat ia mengecup penis ku yang masih tertutup celana dalam, aku melihat Desi masih memakai celana dalam dan bra yang warnanya sama, dan terlihat bukan pakaian dalam sembarangan ..
Desi merebahkan tubuhnya didadaku .. mencium bibir ku, wajah ku, lalu mencium, menjilat dan menghisap kulit dada ku .. aku hanya bisa mengelus bahunya .. lalu turun kebawah lagi disekitar penis ku, dengan gerakan pelan menurunkan celana dalam ku, saat penis ku terbuka, terasa Desi seperti menahan napas dan kemudian mendesah .. ku angkat pinggul ku sedikit membantunya meloloskan dari pinggang ku .. lalu ia menggeser tubuhnya sehingga mulutnya tepat di penis ku ..aku menunggu apa yang akan dia lakukan selanjutnya ..

“Om ..” ia memanggil ku .. lalu menyapukan lidahnya dari pangkal sampai kepala penis ku ..
“Liat Desi terus ..” pintanya .. sambil terus menjilat dan mengulum, tanganya juga aktif mengocok, penis ku digenggam dengan tangan halusnya .. kadang ia mencoba mengulum dalam-dalam..
“Om khan sukanya seperti ini, Desi suruh terus melihat ke Om..” ujarnya disela menjilat dan mengulum. ‘kalau terlalu lama, aku bisa keluar dimulut anak ini…’ pikir ku .. aku mengangkat badan ku dan menariknya untuk keatas ku lagi .. Duduk di pinggul mencium bibir ku lalu menarik kepala ku ke dadanya. Piyama ku turunan dari bahunya, lalu dengan gerakan erotis, ia membuka pengait branya .. lalu melemparnya kesamping… lidah ku mulai bermain di payudaranya, tanpa menyentuh putingnya yang nampak menonjol dan berkilat bersama areolanya ..

“Jilat putingnya dong Om .. aaah” ujarnya memelas dan mendesah ketika aku ikuti keinginannya .. bergantian aku meremas payudara dan bongkahan padat bokongnya .. badannya tidak berhenti bergerak, pinggulnya menggesek penis ku, ia menggerakan dadanya mengarahkan aku harus menjilat bagian yang disukai.. Desi berdiri, sebentar ia membiarkan diri ku mencium dan menjilat paha dan vaginanya yang masih tertutup, kemudian ia menurunkan celana dalamnya, sedikit menekan kepala ku supaya lebih keras menjilat bibir vaginanya, aku sangat menikmati maoment erotis ini … piyama sudah terjatuh lepas..

“Gantian Des..” kata ku, kemudian ia berbaring telentang, mengibaskan rambutnya yang lurus lemas sehingga menyebar indah.. Kemudian aku mulai menjilati seluruh permukaan kulit badannya, lalu berhenti di sekitar vaginanya… ia selalu mendesah ..
“Des balik ..ini pasti kamu belum pernah..” kata ku meminta Desi berbaring telungkup, aku menempatkan diri ku diantara kedua kakinya, setiap aku bergerak pasti penis ku akan menyentuh bokongnya .. kadang sengaja aku gesekan pinggulku… Aku mulai menciumi telinganya, bergantian kiri dan kanan sesekali aku gigit dengan bibir ku ..
“Om cium …” ia meminta aku mencium bibirnya, tidak lama lalu aku mulai menjilati leher dan punggungnya, Desi sampai mengangkat badannya menopang dengan lengannya menahan gejolak birahi yang aku berikan.. kadang aku menjilat sisi payudaranya.. sampai ke area bokong indahnya .. hanya dengan lidah aku menjelajahi seluruh kulit lembutnya.
Aku turunkan tubuh ku agak jauh kebawah, mulai menjilat di bagian belakang lututnya, ini salah satu titik sensitif wanita.. benar saja .. ia mendesah keras dan memanggil-manggil ku .. kembali aku menempatkan kepalaku tepat dibokongnya … membuka belahan pantatnya dan menjulurkan lidah ku untuk menggapai permukaan vaginanya .. ia mendesah lagi …

“Udaah Om .. masukin dong ..” pintanya memelas ..
“Nanti dulu .. aku belum puas “ kata ku sambil menyapukan permukaan lidah ku dari vaginanya sampai ke batas liang analnya … belahan bokongnya aku lebarkan dan menjilat disekitar analnya ..
“Aaaah .. Om .. ayo dong .. Desi diapain itu Om .. aah” ia mulai meracau..
“Suatu saat ini akan Om tojos dengan penis Om..” kataku dengan menusukan lidah ku ke lubang analnya yang bersih …
“Aaaah.. Kalau Om mau, sekarang juga boleh Om ..aaah”
“Engga … nanti ada saatnya.. “kata ku sambil mengorek isi vaginanya dengan lidah ku ..

Sepertinya Desi sudah sangat tidak tahan untuk segera aku tusuk dengan penis ku, tapi aku merasa belum puas membuat ia terangsang..
“Telentang lagi Des.. Om mau jilat vegi kamu ..” kata ku dengan hanya mengangkat kepalaku, segera Desi berbalik… Aku angkat kedua pahanya keatas sehingga aku dapat leluasa jika akan menjilat vagina dan analnya… pahanya ku lebarkan semaksimal mungkin, lalu aku mulai menjilat, menghisap dan menggigit bagian paling sensitif itu.. Yang paling aku suka adalah menghisap otot pembatas liang vagina dan liang anal.. Desi mengerang dan mendesah tidak karuan, memohon-mohon segera aku memasukan penis ku ke vaginanya ..

“Ayo dong Om .. jangan siksa Desi … masukin Om ..” rengeknya kepada ku.
“Mau pakai jari dulu ?” goda ku, karena aku tahu itu adalah salah satu kesukaannya…
“Engga usah Om.. Desi ingin merasakan langsung dari awal penis Om masuk ke vegi Desi ..”
“Desi juga pingin lihat masuknya Om ..” lanjutnya dengan nada sopan dan lembut ..
“Kamu lebarin vegi kamu” ujar ku, ia berusaha melebarkan bibir vaginanya dengan kedua tangan dari arah bawah bokongnya, wajahnya terus menatap ku.. aku sengaja memperlihatkan ekspresi ku bahwa aku sangat bernafsu ingin menyetubuhinya ..
Vaginanya yang merah merekah sangat menggoda ku, aku gesekan penis ku disepanjang bibirnya, sengaja aku menggodanya.. klitorisnya aku gesek dengan kepala penis ku kadang aku pukul-pukulkan penis ku klitorisnya itu, setiap kali Desi mendesah keras..

“Ayo doong Om .. masukin.. jangan dibuat main”
“Vegi Desi sudah gatel banget ini Om !” lanjutnya merajuk, aku tersenyum melihat wajah cantiknya dipenuhi birahi.


Otak laki-laki buaya pasti akan berpikir keras mencari akal untuk mendapatkan mangsa. Demikian pula dengan ku, begitu tadi aku melihat sahabat Desi yang bernama Lili, sepertinya tidak sabar untuk merasakan tubuh indahnya, padahal saat ini aku belum juga menyetubuhi Desi, dibenak ku Desi sudah pernah aku setubuhi sebelumnya bersama Rosita, tapi Lili ?! .. Aaah terbayang-bayang tubuh indahnya serta wajah cantiknya ..
Terbersit ide mesum ku, kali ini aku akan menyetubuhi Desi seperti aku menyetubuhi Rosita, keras dan kasar, aku yakin sebentar saja Desi pasti akan menyerah kewalahan, karena saat Desi dibawah pengaruh on dan alkohol saja tidak mampu mengimbangi gempuran ku, apa lagi kali ini ?!
Nah ketika Desi menyerah, aku akan bujuk supaya Desi memanggil Lili, dengan alasan ku untuk membantu dia mengimbangi ku, ditambah dengan berbagai iming-iming tentunya untuk Lili ..
Hilang sudah rencana aku mengajak Desi dengan Lili untuk menikmati malam bersama seorang kawan ku sehingga kami berpasang-pasangan, yang belum jelas kapan waktunya. Tapi kalau rencana ku berjalan, aku bisa menikmati Lili bersama Desi saat ini.


Penis ku segera mengembang sempurna, terpancing birahi dari ide nakal ku, Desi yang sudah pasrah dibawah ku dengan penis menggesek bibir vaginanya saat sedari tadi aku permainkan, saat ini segera aku akan menyodoknya seperti aku mempermain Rosita ..
Sesaat aku membujuknya terlebih dahulu supaya ia jangan terkejut lalu menghentikan permainan sehingga angan ku menjadi hilang ..
"Desi mau dimasukin ?" tanya ku menggodanya kembali .. Desi yang sudah dilanda birahi segera menjawab ...
"Iya Om .. Ayo .." ujarnya dengan suara tertahan ..
"Tapi kalau Om masukin, Om mainnya seperti ke Rosita yaa ?!" ujar ku dengan nada bujukan
"Kasar lho Om sodok nya" sambung ku lagi ..
"Iya Om .. Desi pingin merasakan seperti yang Kak Ocha rasakan" rengeknya karena birahinya sudah sangat tinggi, vaginanya sedari tadi aku permainkan dengan penis ku ..
"Kamu tidak boleh bilang sakit"
"Kalau kamu bilang sakit itu artinya berhenti dan Om langsung stop" sambungku mengingatkan dia
"Udah Om cepetan.. kok jadi ngomong melulu" goda Desi gemas, dengan matanya genit menatap ku, pinggulnya digerakan supaya lebih keras vaginanya menggesek penis ku ..

Aku basahi kepala penis ku dengan lendir kenikmatan yang mulai merembes keluar dari vaginanya, aku basahi juga dengan liur ku. Kakinya ku tekan sehingga lututnya hampir menyentuh dadanya, ku pandu penis ku tepat di liang vaginanya, ku tekan sedikit sehingga kepalanya sudah membelah bibir tipis vaginanya ..
Dengan satu sentakan ku benamkan penis ku ke vaginanya, matanya yang tak lepas memandang ku sampai mendelik, badannya terangkat, sepertinya ia tidak menyangka bahwa aku akan menyentak seperti itu dan sekeras itu, belum hilang rasa terkejutnya, aku lakukan sentakan sekali lagi .. Sreeeet .. terasa kepala penis ku menggesek, menggaruk dinding sempit vagina Desi ..
Kali ini dia bereaksi tidak mengangkat badannya tapi kepalanya mendongak kebelakang dadanya terangkat seperti ingin melarikan diri dari tindihan pinggul ku. Aku menahan tubuhnya dengan mencengkeram bahunya, kedua tangan Desi menahan pinggul ku, tapi percuma, tenaga ku jauh lebih besar ..

"Pe.. pelan ... pelan Om .. aaaah" teriaknya dengan terbata-bata memohon kepada ku untuk mengurangi tekanan penis ku pada vaginanya ..
"Apa pelan ! Engga ada pelan-pelan !!" kata ku keras ..
"Memek enak begini harus dikasih pelajaran !" sambung ku dengan gemas, lalu aku sentakan pinggul ku keras dan cepat, pinggul Desi ku tekan agar tidak bisa bergerak sehingga aku leluasa menggenjot vagina nya yang sempit.

Wajar saja Desi meronta-ronta, penis ku yang lebih besar dari pergelangan tangannya, menyodok keras vaginanya yang selama ini hanya disusupi oleh satu penis, hanya milik pacarnya ..
"Aaaaauw .. aaah .. pelaaan Om" rintihnya tidak henti-henti.
Aku menyodok vaginanya seperti aku sedang nafsu memperkosa perawan .. ku perlihatkan nafsu ku sangat liar, Desi sama sekali tidak berdaya .. ada wajah cemas dari sinar matanya, bibir nya digigit sendiri menahan sesuatu yang dirasakan, kepalanya tidak henti menggeleng.. setelah beberapa saat aku menggenjot dengan cara itu, lalu aku menindih sepenuhnya tubuh mungilnya, payudaranya dengan puting yang mancung aku remas kuat, menghisap dan menggigit apa yang ada didekat mulut ku .. putingnya kadang ku pilin dengan keras ..

Beberapa saat kemudian terasa penis ku makin lancar keluar masuk vaginanya, mungkin lendirnya kenikmatatanya merembes deras, menikmati birahi yang melanda bercampur dengan rasa sakit, nampaknya ia menikmati, keadaan itu justru membuat ku semakin liar menyodok ..

"Ayo ngomong !! Minta ampun !" teriak ku .. dengan tidak mengurangi sentakan pinggul ku ..
"Ooom .. aaauw .." cuma itu yang keluar dari mulutnya ..
Tidak ku sangka Desi malah mengejang, pinggulnya bergetar, suara desahannya menjadi suara mengejan melengking .. kakinya mengunci pinggang ku, sambil berusaha memeluk dengan erat .. mulutnya mencari bibir ku lalu menghisapnya dengan keras .. ternyata perlakuan kasar ku membuat Desi lebih cepat mencapai klimaks.

"Aaaaaaah .. Om .. ! aaaargh.." desahnya keras ..
Aku langsung menekan kuat-kuat penis ku kedalam vaginanya, nafsuku seperti ingin merobek vagina mungil itu dengan penis ku .. tubuhnya melenting keatas sampai mampu membuat tubuhku turut terangkat, bersamaan dengan teriakan kepuasanya, terasa vaginanya membanjir ... Sodokan ku tidak berhenti sampai disitu, aku tetap menggenjotnya dengan cepat dan dalam ..

"Udaaah Om .. ampuuun .."
"Udah dulu ... aaaaah" rengeknya dengan suara bergetar .. nampaknya benar ia sudah mencapai klimaksnya.
"Apa ampun ? Nih rasain !" ujar ku tanpa rasa kasihan, kembali pinggul ku menyentak, menyodok keras.

"Miring !" kata ku, sambil menggeser satu kakinya, sehingga aku bisa menempatkan pahanya diantara dua lutut ku .. aku semakin leluasa menggenjot vaginanya ..
"Ayo .. gesek klit kamu pakai tangan.."
"Yang keras ! Awas kalau engga keras !" perintah ku kepadanya dengan suara menggeram ..
Desi menuruti permintaan ku, tangannya menggapai klitorisnya sendiri lalu terlihat mulai mengesek dengan cepat ..
"Iiiya.. iyaa Om ..aaaah" jawabnya sambil mendesah ..

Aku sedari tadi belum menjambak rambutnya, itu adalah salah satu yang paling aku sukai seperti sering aku lakukan ke rambut tebal Rosita.

Sambil aku menjambak rambutnya kebelakang aku menggodanya ..

"Ayo bilang sakit !! Biar Om stop" goda ku .. menguji Desi atas apa yang aku sampaikan sebelumnya.
"Eeengga Om ..aaaah" rintihnya, padahal rambut indahnya aku jambak sampai kepalanya mendongak kebelakang, punggungnya melengkung karena pinggulnya tertahan penis ku .. tangan ku yang bebas memilin putingnya keras ..

Tangan Desi bergerak liar, kadang menahan pinggul ku, kadang menahan tangan ku yang menjambak rambutnya, lalu bergerak lagi ke tangan ku yang memilin keras putingnya .. tapi tidak satu pun aku mengendurkan apa yang sedang aku lakukan .. wajahnya memerah, tampak tak berdaya.

"Om .. Desi mau keluar lagi .. "
"Sodok lagi Om .. Desi pingin lebih kasar !" ujarnya menantang ku .. matanya nanar menatap ku penuh birahi.
Aku rasa cukup, aku tidak mau lebih kasar dari yang aku lakukan kepadanya saat ini, cukup sama seperti yang aku perbuat ke Rosita ..

Kembali Desi mengejan keras, mendesah dengan suara melengking, rupanya ia mendapat klimaks lagi .. Keringat ku bercucuran, aku percepat sodokan ku .. Desi mendesah keras, tangannya mencengkeram sprei melampiaskan rasa gemas dan klimaks nya ..


Aku tersenyum melihatnya ..
Napasnya terengah, aku mengurangi sedikit irama sodokanku membiarkan Desi menghabiskan sisa klimaks nya, lalu pinggulnya mengejan lemah ..

"Om .. " ujarnya .. hanya itu yang mampu ia ucapkan, lalu terkulai lemas ..
Setelah beberapa saat, dan aku juga merasa sudah dekat dengan klimaks ku ..
"Des .. telentang !" Kata ku .. sambil menarik bantal ke belakang bokongnya, ketika dia telentang, bantal itu mengganjal pinggulnya sehingga menjulang ..

"Desi mau diapain Om" rajuknya namun dengam pandangan mata yang tetap penuh nafsu ..
"Dieeem aaah !" kata ku gemas, sambil merapat kan pahanya dan paha ku mengangkanginya, sehingga vaginanya menyempit ..
"Jangan diginiin Om .. Desi engga kuat" kembali ia merengek ..
Aku menindih sepenuhnya tubuh mungil Desi .. mulut ku rapat di lehernya .. tangan ku tetap meremas keras payudaranya dan bermain dengan putingnya .. tangan Desi memeluk ku .. Aku mulai menyodok lagi vaginanya, kali ini tidak perlu cepat, karena gesekan lambat penis ku akan sangat terasa di rongga vaginanya, seakan menjepit dengan pahanya yang menyatu rapat .. Gesekan di vaginanya akan memberikan sensasi hebat kepadanya, membuatnya mudah melayang mencapai klimaks.

"Ampuuun Om .. kalau begini Desi bisa terus- terusan keluar Om" rengeknya .. membuat aku semakin bersemangat mempermainkan dia.
Penis ku makin lancar keluar masuk, sodokan semakin dalam, seakan penis ku menembus perutnya .. Desahan Desi makin menggila, sudah tidak terhitung pinggulnya bergetar dan mengejang ..

Aku menghisap keras lehernya .. aku berbisik ..

"Aku bikin cupang yaa disini ? ! Biar cowo kamu tahu dan bapak kami juga tahu kalau kamu habis dientot" goda ku ..
"Jangan Om .. kasihan Desi Om .." rengeknya sambil menggeser lehernya menjauh dari mulut ku ..
"Kalau engga mau, ya aku keluarin didalam aja ..ya ?! " kembali aku menggodanya ..


"Jangaaaaan Om .. Desi mens 2 munggu lalu .. Desi engga mau nanti hamil .." rengeknya, kali ini betul-betul nampak ketakutan terlihat air matanya berkaca-kaca, air matanya mengalir .. aku semakin senang menggoda nya .. mungkin rasa takutnya sangat luar biasa saat itu.
“Waktu itu khan udah pernah Om…?!” rajuknya lagi membujuk ku.
“Kalau minggu depan boleh deh Om keluarin di dalam, mau berkali-kali juga boleh” bujuknya berlanjut.
"Masa bodo aaah .. khan ada pacar kamu !" kata ku tegas memaksa seakan benar-benar akan melakukan itu, pada hal aku hanya pura-pura..
"Jangaaan Om .. " setelah itu Desi hanya terdiam, sepertinya pasrah ..

Aku menyodok keras, aku mau klimaks .. aku tidak memberi tanda-tanda penis ku akan ku cabut dari vaginanya, rasa pasrahnya ditunjukan dengan dia ikut mendesah menerima gesekan penis ku air matanya kembali mengalir..
Sesaat sebelum spermaku tumpah aku mencabut penis ku, merenggangkan kakinya laku menggesekan penis ku di bibir vaginanya yang merekah .. aku mendesah keras .. Aaaaaah ..

"Ayooo Om .. keluarin .. " ujarnya sambil tangannya menarik pinggul ku lebih rapat ke padanya... setelah beberapa kedutan nikmat di penis ku, sesaat kemudian aku rebah menindih tubuhnya .. Lalu aku berguling ke sisinya dengan napas yang terengah-engah .. Desi mencium bibir ku ..
"Terima kasih ya Om.." ujarnya lembut, aku tidak menangkap apa maksud ucapannya ..

Aku belum puas mengerjai Desi, kutarik rambutnya lalu ku tekan kepalanya supaya mengulum penis ku yang berlumur cairan kenikmatanya sendiri bercampur dengan sperma ku ..

"Jangan pakai tangan !! Langsung masukin mulut !" tegas ku .
Desi semula nampak ragu, lalu langsung mengulum penis ku, aku tidak perduli apa yang dia rasakan, aku tekan kepalanya supaya penis ku tertanam dalam di mulutnya .. Desi langsung menghisap dan memainkan lidahnya dikepala penis ku, memberi ku rasa ngilu yang nikmat ..
"Memek kamu kesini " kata ku ..
Desi menggeser pinggulnya sehingga tangan ku dapat mencapai vaginanya, lalu tanpa basa basi aku sodokan dua jari ku kedalamnya dan langsung mengocoknya.
Aku tahu ia bingung, pertama karena ia baru saja klimaks vaginanya masih terasa ngilu, tapi kedua, ia sangat menyukai lubang vaginanya disodok dengan dua jari ..

Ternyata ia memenuhi keinginan birahinya dengan membiarkan jari ku mengobok-obok liang vaginanya. Aku menarik kepalanya membuat ia berhenti mengulum penis ku, ia bersandar di dadaku yang masih sedikit terengah .. Aku kembali ingin menggodanya .
"Des .. kamu engga boleh pulang malam ini !"
"Kamu harus layani Om sampai besok pagi ..Rosita aja kuat " ujar ku lantang ..
"Masih belum puas Om nyodok memek kamu, masih belum nyodok mulut kamu seperti tadi Om nyodok memek kamu, terakhir Om mau sodok anal kamu sampai engga bisa jalan .. persis Rosita waktu pertama Om sodok .." kata ku dengan serius ..
“Jangaaan dong Om..” rengeknya lagi

Setelah beberapa saat semuanya mereda..
"Hebat khan Desi engga bilang sakit Om .." ia memuji dirinya sendiri, aku hanya menjawab dengan kecupan di bibirnya ..
"Pada hal tadi waktu pertama Om tojos, Desi takut banget vegi Desi sobek Om.."
"Sakiit .. tapi enak banget Om.." ujarnya tersipu..
"Ayo lagi .. !" kata ku bersemangat, menindihnya .. menekan kedua tangannya disamping kepalanya, lalu aku mengangkangi wajahnya .. menyodorkan penis ku ke mulutnya ..

"Isep .. biar cepat bangun !" kata ku ..
Lalu aku menekan penis ku yang setengah lemas kedalam mulutnya .. Desi tersedak-sedak .. aku tidak peduli ..
"Ayooo !" Perintah ku sambil menyodok mulutnya yang mungil dengan penis ku yang belum mengembang penuh ..


Desi nampak gelagapan .. kehabisan napas .. aku terus menyodok, liur nya menetes .. terasa penis ku sudah setengah mengembang, yang aku rasa sudah mampu untuk menyodok kembali vaginanya ..

Tanpa banyak kata aku menurunkan tubuh ku, melebarkan kakinya lalu menyodok vaginanya sekaligus, kali ini tanpa hambatan, sodokan kali ini hanya kamuflase, untuk menjalankan rencana ku.
"Kamu engga akan kuat Des .." bujuk ku, sambil terus berusaha menusukan penis ku.
"Iya Om .. baru selesai saja Om sudah mau nojos vegi Desi" katanya dengan nada putus asa
"Bagaimana kalau Desi harus disodok sampai besok ?!" lanjutnya lirih ..
"Mangkanya .. ajak temen !" ujar ku tanpa berharap banyak ..


"Bener juga ya Om .. kenapa engga ajak Lili saja ?!" ujarnya enteng .. Aku seperti hampir bersorak gembira, pancingan ku mengena tanpa Desi merasa dimanfaatkan oleh ku.
"Buruan telpon sana .. nanti kalau dia engga bisa, kamu bisa babak belur sama Om" goda ku lagi ..
Desi beranjak dari tempat tidur, mengambil hp nya lalu menelpon Lili dambil duduk di sofa ..

Namanya gadis kalau sudah ngerumpi lupa segalanya .. aku dibiarkan telanjang telentang di tempat tidur .. memperhatikan Desi yang juga telanjang.
Saat menelpon terlihat Desi tertawa cekikan, entah apa yang dibicarakan, kadang suaranya merengek-rengek seperti anak kecil .. kadang berbisik-bisik, kadang tertawa lepas, nampak sangat akrab dengan Lili yang sedang ditelpon olehnya.

Tiba-tiba Desi bertanya kepada ku ..
"Om bawa itu engga ?" tanya nya
"Apa ?" tanyaku lagi
"Itu yang Om kasih ke Desi waktu di Stadium" lanjutnya
"Oooh .. ya engga laah .. kenapa memang ?" ujar ku mengerti apa yang dimaksud
"Kalau mau gampang, tinggal ambil ke kantor" lanjut ku enteng ..

Lalu terlihat Desi kembali serius di telpon lalu tertawa cekikikan dan memutus telponya.. Dengan gontai Desi menghampiriku, memeluk ku yang berbaring ...
"Om .. Lili mau datang, tapi tadi Desi bilang kita mau pakai itu" jelasnya
"Kira-kira 1 jam lagi dia sampai disini" lanjutnya ..
Hati ku benar-benar bersorak .. !
"Ya sudah .. kalau begitu Om balik ke kantor dulu" kata ku sambil beranjak mengenakan pakaian ku ..


Bersambung
 
Terakhir diubah:
Kuat amat goyang si Ocha dan Desi. Ngak copot tuh dengkul
Kalau copot masukin lagi aja Om ..

Hu Ocha nya minta dianal di dpn Desi, trs krn liat Ocha keenakkan dianal, Desi nya minta..., trs selanjutnya Desi nya ama Ocha nya saling gantian ngerangsang waktu dianal...
Babeh selalu hardcore nih ..

laaaanjuuuuuut....bantu uuupppp
Lanjuut

What an update...
Excellent
Terima kasih Om
mantapp dapat mamgsa baru lagi

ocha, desi, next lili
Bisa Ya .. bisa juga tidak Om .. ikuti saja
 
sekedar meluruskan hu, maksudnya perkataannya ocha di scene terakhir
“Apa lagi Ocha pak .. Cuma kebagian sisa terus.. udah gitu Ocha engga dikasarin, seperti ada yang kurang pak
OOoooh .. maaf .. lemoot .. maksudnya mengutip dari cerita
 
Ternyata desi nya..suka rough sex...apa lili bisa melayani..om nicky..hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd