Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

~Akhir Cerita Arin~

"Waktu terus berlalu..seiring langkahku..
Mencoba tuk lewati..hari demi hari"


*bagian yang hilang* funkop

Mei 2019,

Tak terasa telah 6 bulan kujalani hubungan ini dengan Arin. Aku berpikir untuk kembali fokus dengan tujuan awalku berkenalan dengan para wanita kenalanku di aplikasi pertemanan ini, tak terkecuali Arin. Walau lebih banyak pengalaman pacaran yang kurasakan bersamanya dan kebanyakan berakhir kentang, namun tak kupingkiri cukup mempunyai kesan tersendiri buatku.

Namun yang terjadi sekarang, hubungan ini mulai terasa semakin hambar. Komunikasi semakin jarang kami lakukan dibandingkan sebelumnya yang memang juga jarang. Aku mulai malas untuk menghubunginya. Saat ini ego kami masing masing yang berbicara. Herannya Arin seperti kesal saat aku mulai jarang menghubunginya, sedangkan dia sendiri tidak berupaya menghubungiku.

Aku mulai tidak fokus dan tidak sabar untuk segera menikmati hasil dari buah yang kutanam selama 6 bulan ini. Akhirnya rencanaku tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar dan terencana. Beberapa kali aku sudah mulai terang terangan untuk mengajaknya menginap, walau kusampaikan dengan sedikit bercanda. Tidak dengan cara yang lebih smooth lagi.



Untungnya Arin tidak terlalu curiga dengan hal tersebut. Namun responnya seperti tidak menolak namun tidak juga mengiyakan. Alasan yang dia kemukakan saat ini adalah karena keberadaan temannya yang bernama Lala yang tinggal menumpang bersamanya beberapa bulan ini. Dia tidak mungkin meninggalkan Lala seorang diri di kosan, karena Lala juga khawatir ketahuan tinggal disitu saat Arin tidak berada di kos misalnya.

Selain itu, berdasarkan ceritanya selama ini, terdapat beberapa hal yang dapat kusimpulkan mengenai kehidupan sexnya selama ini. Pertama, dia menikah di usia yang relatif masih muda, yaitu usia 19 tahun. Setahuku juga pernikahan tersebut bukan karena hamil di luar nikah, karena hingga kini dia belum memiliki anak dari pernikahannya kemarin. Selain itu, sepertinya dia belum mengenal sex di luar nikah alias masih lugu dalam hal itu, walau masih bisa terbantahkan bila akhirnya dia mengenalnya suatu saat nanti. Lingkungan keluarganya pun kudengar cukup religius sebagaimana ceritanya, walau dia juga tidak teratur menjalankan kewajiban 5 waktunya.

Beberapa pernyataan yang pernah terlontar darinya saat aku secara tersirat mengajaknya untuk ML, yang kukemas dalam suasana bercanda saat itu.

"Aku takut mas, kita kan bukan suami istri"
"Ntar kalo hamil gimana?"

Aku sempat geli mendengar keluguannya tersebut saat menanggapi ajakanku tersebut, walau tentu ada benarnya dan tetap kuhargai pemikirannya tersebut. Terus buat apa dia mau menjalani hubungan terlarang denganku ini, apa hanya sekedar bertemu dan ditraktir makan, barangkali yang ada dalam pikirannya.

Tak terasa, saat ini Umat Muslim kembali bertemu dengan Bulan Ramadhan. Saatnya untuk lebih fokus dalam beribadah dan memperbanyak amalan, tak terkecuali dan terutama buatku pribadi.

Waktu pulang kerja yang menjadi lebih awal selama Bulan Ramadhan, membuatku susah untuk mengatur waktu bertemu dengannya. Hal ini telah kusampaikan kepadanya, saat pertemuan terakhir kami minggu lalu.

Selama ini aku memang cukup jarang melakukan buka bareng bersama teman temanku, terutama di 10 hari pertama yang biasanya lebih banyak kulakukan di rumah bersama keluarga, terutama untuk memotivasi anak anakku dalam berpuasa.

Seminggu pertama, rasa kantuk dan keinginan untuk merokok menjadi godaan terbesar yang kurasakan. Jalanan ibukota juga menjadi lebih macet dibanding tahun lalu disaat jam pulang kerja, setelah waktu Ashar.

Bagaimana dengan Arin? Di beberapa kesempatan, kutanya dia melalui wa saat waktu menjelang berbuka, dan dia mengirimkan foto sedang bukber dengan teman kerjanya, dan begitu pula halnya saat kulihat di beberapa status wa nya di hari lainnya dia seringkali berbuka puasa bareng teman teman di tempat kerja sebelumnya

Tak terasa puasa sudah memasuki minggu ketiga, dan anak istriku sudah berangkat untuk mudik ke kampung terlebih dahulu. Pertimbangannya tentu saja supaya dapat bertemu kedua orangtuanya lebih lama, dan tiket pesawat yang tidak semahal saat beberapa hari sebelum Lebaran.

Kesempatan ini tentunya tidak kusia siakan untuk bertemu Arin.

24 Mei 2019
Hari dimana aku berencana mengadakan acara bukber bersama bekas teman sekantorku, sekalian melakukan reuni kecil tentunya. Kebetulan Arin saat itu sedang shift siang, sehingga jam kerjanya baru berakhir sekitar jam 10 malam. Rencananya sepulang dari acara bukber, aku hendak menghampiri ke tempat kerjanya. Acara bukber pun akhirnya terlaksana, di salah satu hotel di Jakarta Selatan yang menawarkan Paket Berbuka Puasa. Walau hanya sebanyak 12 orang yang hadir saat itu, namun aku cukup puas karena rencana awalnya hanya sekedar kumpul dengan beberapa temanku saja namun akhirnya bertambah menjadi 12 orang yang ingin ikut kumpul.

Acara tersebut berakhir sekitar jam 19.30 wib. Sepulangnya darisana aku lantas segera menghubungi Arin, untuk mengabari rencana kedatanganku.

"Drrrttt..halo.." sapaku membuka obrolan
"Halo mas.." jawab Arin dari balik meja kerjanya

"Lagi sibuk ya?" Tanyaku
"Iya ni, tiba tiba ada kerjaan tambahan" ujarnya sambil menaruh hp di samping monitor komputernya.

"Yah..aku ga jadi kesana berarti?" Kataku
"Emang dah sampe mana?" Tanyanya sambil menatap layar komputer

"Ya kira kira 10 menitan dari kantor kamu" jawabku
"Yah gimana donk, aku lagi sibuk banget" kata Arin lagi

"Ya udah gpp, aku pulang aja klo gitu" jawabku
"Wait.." ucapnya memotong pembicaraan, tampak dia sedang berbincang dengan temannya, masalah kerjaan sepertinya.

Setelah kutunggu beberapa saat.
"Mas ntar kutelpon balik ya..tut..tut..tut" tutupnya sepihak.

Bukan kali ini saja dia berlaku demikian. Pernah di suatu hari, aku sampai kesal dan marah kepadanya. Dan sampai akhirnya kukirim pesan melalui WA.

"Etikanya setelah menutup telpon mendadak itu minta maaf. Ga usah janji mau nelpon balik deh, kalau ga pernah terealisasi" sindirku melalui WA saat itu.

Arin hanya meminta maaf saat itu, namun kembali terulang saat ini. Aku mengerti dengan kesibukannya sebenarnya. Namun aku orang yang selalu diajarkan soal etika, bagaimana menghargai orang dengan sebaik mungkin.

28 Mei 2019
Hari dimana akhirnya aku bisa berjumpa kembali dengannya setelah sekian minggu tidak bertemu.
Walau harus menunggu sekitar sejam lebih untuk menjemputnya, mengingat perbedaan jam pulang kerja kami yang berbeda, akhirnya aku hanya bisa sabar menunggu demi berjumpa dengannya.

Jam 17.30 akhirnya aku tiba di tempat kerjanya, kemudian kubawa dia segera menuju cafe langganan terdekat, mengingat waktu berbuka yang kian dekat, tersisa sekitar 20 menit saja saat itu. Selain itu, aku kurang nyaman bila berbuka puasa di mall yang biasanya sangat ramai saat waktu berbuka puasa.

"Ih..dah gede ga puasa" ledekku yang mengetahui kalau dia sedang mendapat tamu bulanan.
"Hahaha namanya juga cewek" jawabnya

Dan sudah jelas, menu kentang goreng siap tersaji hari ini, pikirku sedari pagi saat mengetahui dia tidak berpuasa hari ini.

"Hett..hayo batal puasanya hahaha" celetuk Arin saat kusentuh payudaranya
"Kok batal? Kan ga ngapa2in, hehe" Tanyaku sambil tertawa

"Ya batallah, pegang2 juga..kan lagi puasa" jawabnya sambil tertawa
"Batal itu kan kalo begituan hahaha" jawabku ngeles

Tak lama, kamipun sampai di cafe tersebut. Dan mengingat waktu berbuka yang tinggal 5 menit lagi, maka segera kami masuki cafe tersebut tanpa adegan berkangen kangen terlebih dahulu.

Dan ternyata hari itu, suasana cafe sedang ramai dengan pengunjung yang juga mengadakan acara bukber bersama rekan kerja sekantornya. Kamipun akhirnya mendapat tempat di ruang outdoor, sebuah taman kecil dengan 2 meja dan kursi yang merupakan tempat smoking area yang juga menghubungkan dengan sebuah klinik yang terdapat disebelah cafe tersebut.

Setelah memesan beberapa makanan dan minuman, tak lama Adzan Maghrib pun berkumandang. Segelas teh hangat menjadi takjil pembatal puasaku. Tak lama, beberapa orang pria keluar dari cafe tersebut dan berpindah duduk di meja sebelahku, tentunya untuk merokok.

Aku mulai tidak nyaman dengan kondisi tersebut, karena pastinya pembicaraan kami sedikit banyak akan terdengar oleh mereka. Aku pun menjadi ragu untuk meninggalkan Arin seorang diri, saat aku hendak menunaikan sholat maghrib di lantai atas. Walau aku tahu, tidak bakal ada laki laki iseng yang berani mengganggunya, karena bakal habis didamprat olehnya. Seperti ceritanya tempo hari saat seorang Polantas yang balik dimarahi olehnya saat hendak menilangnya. Begitu pun halnya dengan nasib seorang atasannya dari kantor pusat yang hendak melecehkan dia dan teman kerjanya, yang berujung PHK karena inisiatif pengaduan yang dilakukan Arin.

Setelah selesai Sholat, aku lantas menyuruh Arin agar segera menghabiskan makanannya. Kemudian kuajak dia untuk pergi, berpindah ke tempat lain.

Setelah berpelukan dan bercipika cipiki sebentar, lalu segera kutancap gas menuju Mall yang lokasinya tidak jauh darisitu.

"Mau ngapain ke mall mas?" Tanya Arin
"Mau kangen2an sama kamu, hehe" jawabku

Arin tampak belum menyadari maksudku, atau mungkin dia diam saja walau sudah mengetahuinya.

"Mau yang square atau mall?" Tanya Arin lagi
"Mana aja deh sama aja" jawabku

Sekitar 10 menit kemudian, kami pun sampai di salah satu mall sebagaimana yang ditanya Arin barusan.

Setelah berputar putar menuju parkiran atas, akhirnya kudapatkan sebuah parkir kosong sesuai kriteria yang kucari, yaitu berada ditengah dan diapit oleh dua kendaraan disebelah kanan maupun kirinya. Selain itu letaknya agak jauh dari pintu masuk maupun keluar menuju bangunan mall dari lantai parkir tersebut.

Setelah kuparkir mobil dengan sempurna, lalu segera kupeluk Arin dan mulai menciumnya.

"Cupp...mhhhuaahhhh"
Seperti biasa Arin memejamkan mata saat mulai kulumat bibirnya.

"Mmhhhhh..." desahnya saat mulai kuraba kedua payudaranya sambil berciuman. Nafasnya sedikit memburu saat mulai mendapat rangsangan dariku.

Tiba tiba kuperhatikan seorang bapak yang sedang berjalan hendak melintas di depan mobil kami, maka sejenak kuhentikan mencium Arin sembari menunggunya melintas. Ternyata dia merupakan pemilik mobil yang terparkir di sebelah kanan mobilku. Mobil keluaran LCGC berwarna silver yang biasa digunakan sebagai taksi online.

Kutunggu beberapa saat hingga dia menyalakan kendaraannya, namun mobil tersebut tak kunjung beranjak dari sebelahku.

"Hmm..ni orang ngapain diem di mobil sendirian daritadi" ujarku kepada Arin

"Ya udah turun aja yuk" ajak Arin
"Yah jangan, kan masih mau kangen2an" ujarku sambil memeluknya kembali serta mengecup pipinya.

Akhirnya aku tak habis akal, segera kurebahkan sandaran kursiku agar tak terlihat bapak tersebut.

"Mmuaahhh..." saat kembali kukecup bibir Arin
Selanjutnya sudah bisa ditebak, kuselipkan tanganku kedalam tanktopnya yang berwarna hitam yang dilapis dengan kemeja berbahan katun tebal berwarna orange.

"Aahhhh..." desah Arin saat kusentuh puting susunya
"Aaahhhhhh.." desahnya semakin panjang saat mulai kuhisap puting susunya, setelah kusibakkan tanktopnya kebawah payudaranya.

Arin berusaha menggapai telingaku dengan menggunakan ujung lidahnya, selagi aku sedang melumat dan memainkan puting susunya dengan lidahku.

"Aaahhh...mas...jangan" ucapnya saat aku merogoh area vaginanya dari luar celananya.

Kurasakan seperti ada tonjolan pembalut yang menutupi area vaginanya tersebut.

"Jangan kenapa sayang? Takut tambah basah ya? Hehe" ledekku kemudian
"Auk ahh" jawabnya dengan nada manja.

Dengan kondisi payudaranya yang masih terbuka, lantas kuambil HP dari Dashboard mobil lalu kuarahkan ke payudaranya dengan mode camera standby untuk mengambil gambar payudaranya.

Tidak ada reaksi penolakan saat itu, sehingga kulanjutkan dengan memencet tombol berwarna putih di layar hp, untuk mengabadikan payudaranya yang mungil.

Begitupun halnya saat kuganti menjadi mode video lalu kurekam saat tanganku meremas remas halus payudaranya, tidak ada reaksi keberatan darinya.

"Hmmm..lumayanlah jadi ga kentang kentang banget" pikirku

Dan setelah hampir satu jam bermesuman, kuputuskan untuk segera pulang saja. Saat mobil telah kujalankan pun, mobil disebelahku tak kunjung beranjak dari tempatnya. Entah memang maksudnya untuk mengintipku, atau menunggu seseorang yang tak kunjung datang hingga 1 jam lamanya.

Saat berputar menuruni lantai demi lantai parkiran tersebut, kucoba menggoda Arin untuk mengajaknya menginap.

"Besok Kamis nginep yuk" ajakku
"Hmm..terus Lala gimana?" Tanyanya

"Ya udah ajak nginep sekalian, hahaha" jawabku
"Yeee..enak di kamu donk" jawab Arin

"Ya ntar dua2nya kubuat enak semua deh wkwkwk" jawabku bercanda
"Hett..ngaco ih kamu" protes Arin

"Ya udah kamu aja yang kubikin enak, Lala biar tidur aja" jawabku semakin vulgar
"Hmmm..kok tambah ngaco si kamu ni" jawabnya namun sambil tertawa kali ini

"Ya habis bawa2 temen segala" balasku lagi
"Ya gimana donk, kan kamu tau sendiri kenapa" jawab Arin

"Ya udah suruh nginep di tempat temennya dulu napa?" Kataku memberi solusi
"Ga bisa aku boong gitu, lagian dia jg ga ada temen lain yg bisa ditumpangin" kata Arin lagi

"Kan kamu mau kubuat basah lagi kayak kemaren hahaha" kataku semakin vulgar
"Hett..auk ah" jawab Arin dengan nada manja

Namun, tak disangka sebuah celetukan terlontar dari mulutnya.

"Ga penting ukurannya, yang penting tahan lama" ujar Arin seperti sedang mengingat ingat sebuah jargon
"Hah..apa? Coba ulangin lagi, ga denger!" Tanyaku menggodanya

"Hahahaha..enggak..dah lupa" jawabnya
"Apa tadi? Yang penting tahan lama? Ckckcck ternyata dah berpengalaman ya" godaku lagi

"Hahahah..apaan si, enggak ada kok..kamu tu yang dah banyak pengalamannya" jawab Arin
"Jadinya mau kubuat basah ga ni? Hahaha. Biasanya pasanganku bisa sampe squirt lho" kataku sedikit songong.

"Hmm..aku ga suka dibanding bandingin mas" jawabnya dengan nada datar dan sedikit serius.
"Eh..maaf..maaf aku lupa.." jawabku dengan sedikit perasaan ga enak

Suasana di mobil mendadak menjadi sedikit canggung, dan setelah beberapa kali kucoba mengalihkan dengan berganti topik, untungnya bisa mengembalikan mood Arin seperti semula.

Setelah mengantarkannya pulang ke kosan, lalu kulanjutkan untuk segera pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, aku segera mengabari Arin sebagaimana permintaannya saat hendak turun dari mobil. Dan tak lupa kembali aku meminta maaf terkait kesalahan omong tadi. Walau dia menolak maafku dengan sedikit bercanda, untungnya situasi berjalan normal kembali.

29 Mei 2019

THR alias Tunjangan Hari Raya, tentunya merupakan sesuatu yang dinanti setiap orang, khususnya bagi yang hendak merayakan hari besar Keagamaannya. Begitu juga kurasa dengan Arin, pastinya dia juga akan berharap mendapat THR dariku. Oleh sebab itu, aku berencana untuk berbagi sedikit rezeki dengannya.

Namun, karena aku orang yang suka iseng dan suka mengetes orang terutama dalam hal loyalitas, maka sebuah rencana kusiapkan untuknya.

Besok merupakan hari libur nasional yaitu dalam rangka peringatan Kenaikan Isa Al Masih. Tepatnya hari Kamis, tanggal 30 Mei, hari dimana aku berencana untuk menemui Arin kembali.

Sejak jauh hari sebenarnya aku sudah merencanakan hal ini, yaitu mengajaknya menginap. Sehingga aku berencana untuk mengajaknya berbuka puasa di hotel lalu lanjut untuk menginap serta sahur bersama.

Dan kali ini, aku bakal mempertaruhkan segalanya. Seandainya kali ini kembali gagal mengajaknya menginap, mungkin lebih baik kuakhiri saja hubungan ini.

Siang itu, kucoba kembali memastikan rencana tersebut dengan menghubungi Arin terlebih dahulu.

"Hai.." sapaku
"Hai juga.." balas Arin beberapa saat kemudian

"Besok bisa bukber sama aku?" Tanyaku
"Bisa kayaknya..dimana emangnya?" Tanya Arin

"Di hotel yak, sekalian nginep 🤭" pancingku
"Hmm..di mall aja ada baju lebaran" jawabnya seperti memberi kode yang kumengerti maksudnya

"Di hotel aja, ntar disana juga bakal ada baju lebarannya kok 😁" bujukku
"Kok bisa?" Tanyanya heran

"Ya makanya nginep dulu yak, hehe" godaku lagi
"Jangan deh mas, kasian uangnya" jawab Arin beralasan

"Ya gpp, sekali2" jawabku lagi
"Aku besok rencana mau nyari baju lebaran" kata Arin

Hmm..aku mulai sedikit kecewa dengan keputusannya merubah tempat sesuka hati. Pengalamanku menemaninya saat membeli sandal dulu, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sehingga waktu bertemu kami menjadi tidak efektif. Sedangkan dia masih memiliki waktu 2 hari sebelum mudik untuk membeli baju lebaran dan keperluan lainnya.

"Bukannya kamu pulang hari Minggu ya?" Tanyaku
"Iya, takut ga sempet aja aku besok besoknya" jawabnya

Dan disini menurutku loyalitasnya buatku tidak ada. Padahal aku cuma butuh kata "iya" saja darinya, masalah akhirnya nanti jadi menginap atau tidak tentunya menyesuaikan dengan sikon esok hari. Begitupun halnya misal saja dia mau menginap namun kembali dia menolak saat kuajak ML, mungkin masih bisa sedikit kumengerti, walau akhirmya akan kutinggal juga kali ini 🤣.

"Oh..ya udah ga jadi aja ya besok" ujarku dengan sedikit kesal.

Beberapa saat kemudian, Arin kembali membalas chatku.

"Jadi ga mau nemenin ni?" Tanyanya
"Ga deh" jawabku yakin
"Oke" tutupnya sekaligus akhirnya menjadi chat terakhirnya denganku sampai hari ini.

Akhirnya ego kami masing masing yang mengakhiri hubungan kami dengan sendirinya. Setelah kejadian itu, kami sama sekali tidak bertegur sapa. Bahkan saat Lebaran pun, tiada ucapan yang saling terkirim diantara kami.

Sekitar 3 minggu kemudian, saat masa cutiku telah berakhir dan mesti kembali ke ibukota, aku mencoba mengalah dengan menghubunginya kembali terlebih dahulu.

"Hai.." sapaku walau rada pesimis bakal dibalas olehnya.

Dan benar saja, baru keesokan harinya tanda centang dua tersebut berwarna biru, namun tiada balasan darinya.

"Owh.*** mau balas lagi, oke deh 😊" lanjutan pesan yang kukirimkan selanjutnya

Di kesempatan berikutnya pun, aku mencoba menelponnya sambil mengisi waktu saat bermacet macet ria di flyover antasari kala itu. Namun kembali telponku tidak jua diangkatnya. IGku pun akhirnya diblokir olehnya.

Fix!!! Memang sebaiknya kuakhiri saja hubungan beresiko ini. Toh juga lama lama terasa semakin hambar dan tanpa feedback sebagaimana yang kuharapkan. Namun aku tidak ingin hubungan ini berakhir dengan permusuhan tentunya.

Beberapa hari kemudian kembali kukirimkan sebuah pesan kepadanya.

"Kita bertemu dengan cara yang baik, dan semestinya berakhir dengan baik juga. Maafkan kalo aku ada salah selama ini. Semoga segala urusanmu senantiasa mendapat kemudahan dan kelancaran"

"Arin the end"

Bersambung..

Next Update: One Night Stand di kota xxx
Gila ne cerita, bacanya seolah2 jadi pemeran utama. The best maestro ne
Btw : G disertain foto n video yg dalam mobil jg hu,,?
 
Gila ne cerita, bacanya seolah2 jadi pemeran utama. The best maestro ne
Btw : G disertain foto n video yg dalam mobil jg hu,,?
Tempo hari udah pernah ane share hu foto dan videonya..namun ane hapus setelah beberapa hari hehe
 
Tempo hari udah pernah ane share hu foto dan videonya..namun ane hapus setelah beberapa hari hehe
Yah brart gua ketinggalan gamger yg dalam mobil y. Pdhal pgen liat jg isi dalam arin :((
Semalaman gua marathon baca ini :D
 
Sedikit Cerita dari Semarang

Sekitar pertengahan November 2018, aku kebetulan main ke Semarang. Sesampainya di Semarang, Bembe salah seorang kawanku, yang sebelumnya pernah kuceritakan di segmen cerita Bandung bersama Arin, telah menjemputku di Bandara Baru Ahmad Yani.

Tujuanku waktu itu memang sekedar melepaskan penat dari padatnya kerjaan di kantor. Aku sengaja mengajukan cuti sehari saat itu.

Singkat cerita, aku diajak mampir sejenak ke kantornya, dan setelah Jumatan dan makan siang, Bembe menawarkan untuk sekedar body repair dan ganti oli alias massage. Dan tanpa banyak pikir langsung aku iyakan, kami pun langsung meluncur ke daerah puri anjasmoro, dimana aku teringat salah satu spa disana yang menawarkan paket seluncuran, alias full body massage.

Sensasinya adalah, di tengah sesi pemijatan, terdapat layanan massage dengan menggunakan payudara si terapis, mulai dari ujung telapak kaki hingga punggung dan terakhir ditutup dengan titjob 😝. Sedikit saran, kalau mau mengambil paket ini pastikan mendapat terapis yang berpayudara besar, supaya lebih terasa sensasinya.

Selesai massage, aku pun diantar ke hotel untuk beristirahat sejenak dan bersiap untuk acara malam. Saat itu, kebetulan aku sedang melakukan PDKT sama Anty (TO yang pernah kuceritakan di awal), dan sore itu kusempatkan untuk melakukan Video Call dengannya.

Malam harinya, Bembe kembali menjemputku ke hotel dan mengajak makan malam. Setelahnya dia kembali menawarkan acara malam, yaitu untuk latihan les vokal di salah satu tempat karaoke di Semarang, letaknya di salah satu mall di kota tersebut.

Disanalah aku bertemu dengan Miss R, wanita yang berprofesi sebagai LC di tempat tersebut yang berasal dari salah satu kota di Jawa Tengah. Perawakannya sebagaimana gadis Jawa Tengah pada umumnya, berparas ayu, dengan kulit sedikit berwarna kecoklatan, tutur katanya lemah lembut dengan sedikit logat khas jawa yang masih melekat. Sepintas wajahnya mirip dengan Mulan Jameela menurutku. Sosoknya sangat berbeda dengan LC yang biasa kutemui selama ini, yang biasanya jaim atau terlalu genit, lebih tepatnya kalem.

Seperti biasa, aku berusaha intim dengan setiap wanita pendampingku selama di room, sebagaimana layaknya orang yang sedang berpacaran. Tak lupa kuminta no HPnya di pertengahan acara. Dan di penghujung acara, Bembe sempat memberi kode menawariku untuk membawanya pulang, namun kutolak, karena aku tidak mau merepotkannya lebih banyak lagi, selain itu, jam 6 pagi aku sudah harus checkout dari hotel menuju bandara.

Saat itu, dalam perjalanan balik menuju bandara, tiba tiba Mrs. R mengirim pesan, menanyakan keberadaanku dengan bahasa "sayang2 an", namun kupikir merupakan hal yang biasa saja, namanya juga sama tamu. Dan kujawab sedang dalam perjalanan menuju bandara. Mrs. R saat itu bilang kangen, dan tentu saja kutanya balik kenapa tadi tidak menyusul ke hotel, namun dia beralasan perutnya sedang tidak enak saat itu.

Ya sudahlah, kuanggap belum rezeki saja saat itu, selain itu aku juga sedikit terburu buru untuk segera kembali ke Jakarta.

Beberapa bulan setelahnya, kita kembali berkirim kabar, walau tidak terlalu intens. Dan Miss R beberapa kali menanyakan kapan aku main ke Semarang lagi, entah maksudnya sebagai tamu atau sebagai someone buatnya, aku juga tidak terlalu mau ambil pusing, karena kondisinya berbeda halnya seperti aku dan Mia, dimana kita pernah bercinta dan berkomunikasi rutin setelahnya.

Dan akhirnya di akhir bulan Oktober kemarin, aku berencana untuk bertugas ke Semarang. Tentu saja aku teringat dengan Miss R ini, walau hampir setahun tidak bertemu. Akhirnya kuhubungi kembali melalui pesan WA. Miss R cukup antusias saat tahu diriku hendak kesana.

Aku sebenarnya berencana menemuinya di luar tempat karaoke, untuk sekedar jalan bareng, makan dan endingnya tentu saja menginap di hotel bersamaku. Aku bahkan rela bila harus mengganti denda atau voucher dia semalam bekerja agar dia bisa izin tidak bekerja selama menemaniku. Namun Miss R berulangkali mengajakku untuk singgah berkaraoke terlebih dahulu, biar asyik katanya 🤪.

Dengan sedikit bercanda kutanya dirinya, apa ada pesan sponsor supaya mesti bawa tamu kesana?. Kemudian, apa ga bosen tiap hari nyanyi melulu dsbnya. Namun, dia tidak pernah memberi jawaban yang jelas saat itu. Ada syarat yang kuajukan semisal aku datang sebagai tamu ke tempat dia bekerja, yaitu dia harus mau kuajak ikut ke hotel dan menginap setelah selesai acara. Dia pun menyanggupi saat itu, dan mengatakan spesial buat aku, dia mau untuk di BO dan tidak mematok tarif, alias terserah.

Hingga akhirnya, di awal minggu keempat bulan Oktober kemarin aku mendarat di Semarang dan langsung menuju sebuah kota di sekitaran Jawa Tengah, yang letaknya sekitar 2 jam dari Bandara Ahmad Yani, sehingga begitu urusan kerjaan selesai, aku bisa langsung kembali ke Semarang untuk bermalam disana.

Malam harinya, sekitar jam 9 malam aku tiba di salah satu hotel di Semarang. Selama perjalanan kembali menuju Semarang dan hotel tersebut, Miss R berulang kali menanyakan posisiku dan memastikan apakah aku bisa berkunjung ke tempat kerjanya malam tersebut.

Singkat cerita, akhirnya kuiyakan saja sebelum dia dibooked tamu lain dan memintanya untuk membooking room untuk jam 10 malam. Kebetulan hotel tempatku menginap dengan karaoke tersebut, jaraknya hanya sekitar 300 meter. Kuajak Mas Yan rekan setimku untuk menemaniku malam itu. Kebetulan Mas Yan juga memiliki "teman lama" eks LC di Semarang.

Sekitar jam 10 malam, sampailah kami di tempat karaoke tersebut dan langsung menuju room yang telah dibooking. Ternyata ruang yang dibooking Miss R terlalu besar untuk kami berempat, mungkin idealnya diisi oleh 10 orang. Tak lama seorang GRO berjenis kelamin pria datang menghampiri dan menawarkan beberapa paket minuman yang sudah include room.

Menurutku DC untuk karaoke di Semarang masih lebih murah dibandingkan Surabaya, tapi memang overall lebih bagus di Surabaya secara kemasan, sound, pilihan lagu dll.

Tak lama, Miss R akhirnya datang dengan kostum tematik hari itu, yang kebetulan sedang ada kostum event di karaoke tersebut. Cukup terbayar juga sebenarnya kehadiranku disana setelah melihatnya. Dengan tubuh langsing, rambut panjang dengan sedikit berwarna pirang membuat tampilannya sangat menarik malam itu, terlebih aku sudah lama tidak bertemu dengannya.

Diawali dengan sedikit rasa canggung, akhirnya setelah berbincang sebentar, suasana pun mencair dengan saling sedikit flashback tentang pertemuan terakhir dan kemudian kita lanjutkan dengan frenchkiss sebagai penawar rindu (halah 😝). Di room tersebut akhirnya terisi hanya oleh kita berempat. Kurang ramai juga sebenarnya dengan komposisi seperti ini. Namun mau bagaimana lagi, daripada hanya kuhabiskan malam ini hanya dengan tidur di kamar 🤪.

Dua botol black label tersaji, paketan termurah yang Mas Yan pilih saat itu, karena aku juga biasanya tidak pernah minum. Namun, sedikit pengecualian malam itu, aku yang jarang minum karena memiliki alergi alkohol, akhirnya terpaksa ikutan minum karena sikon saat itu.

Beberapa jam kemudian, Mrs R dan Mas Yan mulai terlihat mabuk, bicaranya mulai sedikit ngelantur. Miss R beberapa kali mengatakan sedikit pusing kepalanya dan pengen diputarkan lagu yang bergenre ajeb2 😝. Dan aku yang mulai sange melihat bagian tubuhnya yang banyak tidak tertutupi oleh kostumnya malam itu, mulai mengambil kesempatan. Kugrepe kedua payudaranya yang mungil tersebut dari sela sela pakaiannya. Kebetulan Miss R tidak mengenakan bra saat itu, sehingga memudahkanku untuk mengakses payudaranya saat dia bersandar di dadaku.

Malam kian larut, sudah jam 1 malam saat itu. Biasanya lagu ajeb ajeb ala diskotik mulai diputar oleh para LC di berbagai room karaoke yang pernah kusinggahi. Benar saja, Miss R kemudian menambahkan lagu yang bertema disko di playlist lagu kemudian mematikan lampu sehingga keadaan di ruangan benar benar menjadi gelap gulita walau hanya menyisakan sedikit cahaya.

Antara mabuk dan sange, Miss R menari liar di hadapanku, sambil menggerayangi permukaan celanaku. Tak sampai disitu, dia berusaha membuka ikatan tali pinggangku, hingga akhirnya kubantu dengan membuka tali pinggang serta kancing celanaku sendiri.

Penisku pun kemudian diraihnya lalu dikeluarkan dari sarangnya. Miss R tiba tiba berlutut di hadapanku, seraya mengulum penisku.

"Arrghhh..." desahku yang tertahan, walau suara dentuman musik disko memenuhi isi ruangan. Aku lalu sedikit memelorotkan celanaku dan mengambil posisi duduk. Miss R dengan telaten mengulum serta menghisap penisku membuatku sedikit mengacuhkan kondisi sekitar.

Sebelumnya kulihat Mas Yan juga sedang asyik bergumul dengan ceweknya. Dan karena penasaran dengan apa yang mereka lakukan saat ini, kulihat mereka juga sedang melakukan adegan yang sama denganku.

But shiiiit ..!!!! gumamku dalam hati..saat kutengok ke sebelah, aku sedikit terkesiap, ternyata Mas Yan tanpa kusadari telah berganti posisi berlutut sedang mengoral pasangannya. Ruangan yang cukup besar ini membuat jarak kami agak berjauhan, jadi bila tidak benar benar menoleh, kita tidak tahu apa yang sedang diperbuat teman di sebelah kita.

Aku yang tidak mau kalah, meminta Miss R untuk berganti posisi. Dan kemudian, aku lanjutkan dengan mengoral vaginanya yang entah dari kapan Miss R ternyata telah melepas CDnya tersebut. Tanpa banyak pikir, langsung saja kujilati seluruh permukaan vaginanya. Miss R hanya terbaring pasrah saat kucolokkan jariku kedalam vaginanya seraya menjilati klitorisnya.

Tak lama, Miss R yang vaginanya sudah basah kemudian berdiri dan menyuruhku duduk kembali. Dia lalu naik ke atas pangkuanku, lalu membenamkan vaginanya ke batang penisku..blesss...Miss R dengan sendirinya melakukan tugasnya kali ini. Bagai menunggangi kuda dia bergerak naik turun di pangkuanku.

Mungkin ini merupakan kali pertama aku beradegan cinta di room karaoke. Agak kurang nyaman dan tenang saja sebenarnya, karena khawatir bila sewaktu waktu waitress atau GRO memasuki room tersebut.

"Ntar aja ya yank di hotel" bujukku

Untungnya Miss R pun menuruti permintaanku.

Miss R kemudian merapikan kembali pakaiannya yang sedikit berantakan di toilet. Sedangkan aku membereskan segala tagihan bill di kasir. Tak lama, Mas Yan mengabari kalau dia sudah menunggu di lobby bawah. Kemudian aku kembali ke room untuk mengecek keberadaan Mrs R, namun nihil sehingga kuputuskan untuk segera turun menunggu di bawah.

Sampai di lobby bawah, Mas Yan yang dalam kondisi sedikit mabuk, meminta izin untuk kembali terlebih dahulu ke hotel bersama teman wanitanya. Sedangkan aku memutuskan menunggu Miss R sambil merokok di depan pintu masuk. Sekitar 5 menit, lalu kucoba menelponnya, namun tak kunjung diangkat.

Akhirnya aku kembali masuk ke ruang resepsionis dan meminta tolong pegawai disitu untuk memanggil Miss R. Lima menit berlalu, dan tak kunjung ada kepastian juga. Dilema buatku saat itu, apakah kutinggalkan saja Miss R dan segera kembali ke hotel, karena kepalaku juga terasa sedikit berat akibat pengaruh alkohol tadi.
Sebelum kulangkahkan kaki, kembali kucoba untuk menelponnya. Dan kali ini telponku diangkat Miss R.

"Kepalaku pusing yank, aku mau tidur aja di loker" kata Miss R
"Lah..aku dah nungguin daritadi dibawah, ya udah tidur di hotel aja yuk. Buruan kutungguin ni" jawabku

"Kepalaku pusing, aku mau tidur aja" kembali ucapan Miss R mengulang perkataan sebelumnya.

"Jadi ikut ga? Kalo ga, aku balik ni ke hotel" tanyaku memastikan

"Duh .*** tau aku, pusing kepalaku" jawabnya

Dan saat itu juga telpon dimatikannya.

Akhirnya kuputuskan saja untuk kembali ke hotel, dengan membawa 1 botol keepingan sisa di room tadi. Jarak ke hotel yang cuma beberapa ratus meter, membuatku cukup dengan berjalan kaki saja saat berangkat maupun kembali ke hotel. Sekitar 5 menit kemudian, sampailah aku di kamar hotel.

Dan begitu kuletakkan botol keepingan tadi, tiba tiba hpku berdering. Kulihat Miss R menelponku.

"Kamu dimana?" Tanyanya dengan nada setengah mabuk
"Di hotel, baru aja nyampe" jawabku

"Lah, katanya dibawah" tanya Miss R

Damn...dan disaat itu juga kuputuskan untuk kembali menjemputnya.

"Ya udah tunggu disitu, 5 menit lagi aku nyampe" kataku dengan nada menegaskan

"Buruan..pusing kepalaku" kata Miss R
"Iya sabar..ini aku udah jalan" jawabku

Dengan sedikit tergesa gesa aku segera turun dan keluar dari hotel menuju tempat karaoke tadi. Dalam hati kecilku sempat berpikir, kok konyol juga ya sampai harus bolak balik gini, kayak lagi ngejemput pacar aja. Namun perlu kugarisbawahi, aku selama ini berusaha memperlakukan wanita sebaik mungkin, walau statusnya wanita bayaran sekalipun.

Dah begitu aku sampai di area parkir karaoke tersebut, Miss R kembali menelpon.

"Kamu dimana si?" Tanyanya dengan nada sedikit tidak sabar

"Iya sabar, ini baru juga nyampe" kataku
"Dimana si?" Tanyanya kembali tidak sabar

"Dah deket kok dari pintu masuk" jawabku

Dan dari kejauhan, akhirnya dia melihat kedatanganku. Begitu berjumpa, langsung kugandeng tangannya dan kuraih tasnya, karena kondisinya yang sedikit sempoyongan.

Kamipun berjalan bergandengan menuju hotel. Pandangan beberapa orang yang masih terjaga di beberapa titik ruas jalan, berusaha kuacuhkan. Pikiranku hanya terfokus segera sampai di hotel dan kemudian tidur, karena kondisi kami yang sedikit pusing.

Akhirnya tibalah kami di kamar hotel, Miss R tanpa banyak basa basi langsung berbaring di tempat tidur setelah meletakkan barang bawaannya. Dia pun memintaku untuk mematikan beberapa lampu, agar tidak menyilaukan mata. Saat aku hendak menyusulnya tidur, tiba tiba dia terbangun dan beranjak menuju kamar mandi. Mungkin pipis atau sekedar bebersih tubuh, pikirku. 10 menit kemudian, dia kembali ke tempat tidur namun hanya mengenakan handuk. Dan disaat aku berpikir untuk tidur, ternyata dia malah memberi gestur untuk mengajak bercinta.

Aku yang sudah berpikir untuk beristirahat dahulu, tentu saja sedikit malas melayaninya saat itu, toh juga bisa ntar siangan dikit setelah badan kita sama sama bugar, mengingat hampir seharian aku berada di lapangan serta menempuh perjalanan darat selama 5 jam PP, ditambah lagi kepalaku yang sedikit terasa berat.

Akhirnya Miss R pun memilih tidur di sebelahku, namun baru beberapa menit dia terbangun dan menatapku.

"Aku mesti pulang ke mess" katanya
"Lho katanya mau nginep" tanyaku

"Ga bisa aku, ntar kalau sampe dimarahin gimana? Messku itu ketat, apalagi kalau sampe ketauan aku di BO" jawabnya

"Lah gimana si, terus kemaren kenapa bilangnya bisa nginep" tanyaku sedikit kesal
"Iya, tapi ntar dicariin. Aku balik ya?" Kata Miss R

"Hmmm..terserah deh" jawabku singkat
"Kamu jangan marah donk, besok siang aku kesini lagi deh" kata Miss R

"Ga percaya aku kamu bakal balik kesini. Paling juga tidur ga kebangun. Aku dah bela2in lho ketemu kamu, masak mau pulang?" Jawabku

"Ya habis gimana donk klo sampe dicariin, ntar klo kerjaanku kenapa2 gimana?" Katanya

"Ya udah kalo mau balik, aku ga nyuruh tapi ya. Aku ga pengen kamu balik" jawabku datar sambil turun dari tempat tidur dan menyalakan sebatang rokok.

Kulihat Miss R bersiap kembali mengenakan pakaian dan merapikan bawaannya.

"Kamu ga mau nganterin aku ke bawah?" Tanyanya.
"Ga ah, males" jawabku datar

Tak lama dia menghampiri serta memberi kecupan di pipiku.

"Cupp..kamu jangan marah ya" ujar Miss R kemudian berlalu menuju pintu dan meninggalkanku yang cuma bisa duduk terdiam menghabiskan sebatang rokokku.

Aku pun akhirnya memilih tidur, dan terbangun sekitar jam 9 pagi. Setelah selesai sarapan dan mengobrol bersama Mas Yan hingga waktu Dzuhur, akupun kembali ke kamar hotel. Sedikit bingung juga sebenarnya, kegiatan apa yang akan kami lakukan untuk mengisi waktu hingga sore nanti.

Kucoba menghubungi Miss R untuk menanyakan apakah dia jadi kembali ke hotel, walau dengan sedikit perasaan kesan dan pesimis sebenarnya.

Namun baru malam harinya dia membalasnya, dan itupun dia mengabarkan kalau kondisinya sedang kurang sehat. Akhirnya malam itu kuhabiskan bersama Mas Yan dan Bembe yang datang menjemputku ke hotel untuk sekedar keluar makan dan ngopi.

Keesokan harinya, tibalah saat untuk kembali ke Jakarta. Dan saat check in, aku sempat membuat status WA keberadaanku di bandara.

Tak lama, Miss R mengomentari statusku tersebut.

"kangen kamu yank" komentarnya
"Kalo kangen tu, dateng ke hotel" balasku sedikit kesal.

Dan setelahnya kita sedikit bertengkar di chat WA membahas kejadian kemarin.

Namun beberapa hari kemudian, akhirnya kita kembali bertegur sapa lewat chat maupun Video Call.

Entahlah, sampai sekarang aku masih tidak mengerti dengan sikapnya selama ini. Aku sempat berpikir, kalo dia memiliki sifat freak seperti mantanku saat kuliah dulu.

~end

Kentang maneh 😛😛

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd