Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Bimabet
Hmmm..... Makin penasaran next nya..

Makasih updatenya suhu, tetap semangat dan sehat selalu:beer:
 
Tasya makin montok :panlok2:
sayang udah ga boleh nakal, udah ada yang punya :)

.......


eh sama mamanya beda agama ya ?
makin menegaskan absrudnya keluarga ini, setelah perjodohan cucu sama kakek oleh neneknya :)

Nanti ada jawabannya mengapa mama Rini beda agama dengan ayah Bram pada part yang akan datang
Thank suhu @ShionUtsunomiya
 
Update lagi gan
maaf semalen internetnya lemot banget
semoga berkenan


Part 17: Rahasia

Pov: Bram Kusuma


Pagi ini aku dan istriku Tasya sudah merapikan semua bawaanku dan siap untuk berangkat, waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi dan rencana penerbangan sekitar pukul 13 san, masih ada waktu untuk bersantai, aku duduk di sofa sambil menikmati secangkir kopi yang di buat Tasya istriku untuk aku, Tasya pun berada disampingku dengan kaki di tekuk dan bersandar pada lengan kiriku, tonjolan payudara Tasya yang cukup besar menekan di lenganku terasa lembut sekali, dasar Tasya malah menggesek gesekan payudaranya ke lenganku.

“Tasya sudah ah, bikin mas horne lagi” kataku sambil mencubit pipinya mesra

“Biar mas Bram horne bisa membuat aku melayang layang ke angkasa” jawab Tasya

“Nati aja kalu sudah sampai di Jakarta ya sayang” kataku

Aku pandang wajah istriku Tasya yang tambah ayu, tak bosan bosannya aku memandang wajah ayunya apalagi bila tersenyum menghiasi bibir mungilnya, membuat hati ini berdesir desir selalu. Hati seorang kakek seperti aku, ini sunggung indah di akhir hidupku ini, menjelang ajal di temani oleh seorang gadis secantik Tasya, semanja Tasya, yang membuat hari hariku kedepan menjadi penuh warna, Terima kasih istriku Niken Larasati yang sudah menjodohkan aku dengan cucu tersayang Tasya Anggraeni yang cantik muda masih 18 tahun

Volome gairah sexku bertambah yang semula hampir padam dan mulai meredup, tapi saat ini dengan kehadiran Tasya cucuku yang nota bene sudah menjadi istriku masuk ke dalam kehidupanku dalam waktu singkat meletup dan meledak ledak bagai gunung berapi yang semula tidur nyenyak mulai menggeliat karena magma di dalam tubuhku mulai terusik oleh getaran volkanik berjuta juta watt yang bekerja bersama sama mengimbangi gairah istriku tersayang yang memang masih muda dan penuh gairah sex yang menyala semakin membara panas membara.

Mau tidak mau aku harus mengimbangi gairah sex Tasya yang menggebu gebu, untung jasmaniku sudah lama kupersiapkan, dengan olah raga dan menambah vitaltas diri, dalam dua tahun terakhit ini, aku selalu belajar menyalurkan gairah sexku ke kegiatan positif seperti olah raga aku masih sanggup bertanding renang dengan pemuda jago renang sekalipun, aku masih samggup main tennes selama kurun waktu 2 jam lebih tanpa berhenti, aku masih sanggup bemain jodo dan karate dalam suatu petandinga yang memakan waktu yang cukup lama dan ini pernah aku buktikan sendiri, banyak teman teman seusiaku mengankat jempol tanda memuji, selama 2 tahun terakhir ini aku selalu menghindari hal hal yang negative terutama dengan senggama, bahkan boleh dikatakan aku ngak pernah sama sekali semnjak istriku Niken Larasati di panggil oleh yang mencipta. Aku selalu menjaga hati dengan sebuah janji yang kini terlunasi, aku merasakan hasil dari meredakan nafsu birahi

Kemarin malam saat diadakan ritual penyatuan jiwa raga oleh kakak angkatku aku sempat menitikkan air mataku karena anugrah yang sangat besar dari semesta, memperkenankan aku dan cucuku menyatu dalam ikatan batin yang kekal, jiwa ragaku kini untuk Tasya dan jiwa raga Tasya untuk ku, bukan berarti aku bisa sesuka hati memperlakukan Tasya, tapi sebuah tanggung jawab yang sangat besar untuk kuhadapi, aku tau tantangan seperti apa yang akan ada didepanku bersama menyatunya jiwa raga kami

Perjaunganku untuk mendapatkan Tasya belum selesai masih banyak tantangan yang akan aku hadapi bersama Tasya cucuku yang kini menjdi istriku. Tantangan yang terbesar akan terjadi cucuku sekaligs istriku, ketika mamanya Tasya ya anakku kandungku sendiri Rini Kusumawardani, itu pasti, tapi aku akan berjalan terus, sudah kepalang tanggung, apapun resiko akan kita hadapi bersama, kata Tasya yang masih tedengar di dalam hatiku. Aku percaya akan ada kekuatan yang cukup besar yang mendorong dan bisa melewati resiko memperkecil semua nya menjadi terang. Aku juga belum tau jalan apa yang akan mempermudah semua ini tapi dengan usaha ku ini akan membawa hasil dari hubunganku denganTasya ya hasil yang sudah aku raih dalam kurun waktu yang amat singkat adalah penyatuan jiwa raga kami.

Mungkin ini suatu petunjuk dari sang semesta bahwa aku harus bertemu dengan teman lama Let jen Sriyono yang tau persis tentang peristiwa 18 tahun yang lalu ketika Tasya Anggraeni lahir. Sriyono lah yang selalu mendampingi Niken dalam mengambil kepututusan dan insatif untuk menjaga nama baik keluargaku, memang dalam tugas militer teman merupakan saudara yang siap melindungi saudaranya yang sedang menderita atau kesusahan, inilah pelajaran yang melekat di hati setiap prajurit Saptamarga. Aku juga ngak begitu jelas rangkaian peristiwa nya, karena aku pada waktu itu baru ditugaskan ke Kongo mewalili pemeritah Indonesi untuk menjaga perdamaina di sana, aku baru tahu ketika tugas sudah berakhir 2 tahun kemudiam. Tasya sudah berumur 2 tahun.

Pukul 11 aku dan cucuku Tasya sudah berada di kendaraan yang mengantar aku ke bandara Tjilik Riwit Palangkaraya, terlihat kesibukan bandara begitu ramai

----skip----

“Mas, kemarin aku berjanji pada eyang putri Niken akan menjaga mas Bram agar sehat selalu” kataku, lanjutnya “Tapi aku ngak bisa menjaga mas Bram sehat karena kalau ketemu pikiranku selalu pada ini nih yang gede” sambil tunjuk jariku pada penis Mas Bram setelah aku selesai tersenyum sambil mengeluarkab lidahku kearah mas Bram, lanjutmya “Aku akan menjaga mas Bram biar tambah sehat bila berdekatan dengan aku, malah bikin aku melayang layang terus he he he“ kata Tasya sambil mencubit pinggangku denga mesra

“Betul, kamu harus jaga siang malam biar burung mas Bram selalu terus tegar dan sehat” jawabku sambil tersenyum

“Mas, makan yok laper nih, biar tambah vit untuk pertempuran nanti malam” kata Tasya sambil menggandeng tanganku masuk ke conter cepat saji yang ada di bandara.

“ Ayok sayang, mumpung masih ada waktu setengah jam tunggu brouding” kata Tasya

Setelah sampai di conter cepat saji aku dan istrikuTasya memesan makanan dan minuman dan duduk ditempat yang sudah di sediakan. Tak lama kemudian makanan yang kami pesan datang dan tanpa berlama lama kami berdua langsung menghabiskan makanan yang ada di depan kami, Suara speker panggilan pun terdengar bahwa pesawat dengan tujuan Jakarta sudah siap para penumpang di harap menuju gate 2.

Aku dan istriku Tasya pun segera melangkah ke gate2 dan pemerisaan berlangsing dengan sangat cepat, dan tidak ada 30 menit kami sudah duduk di dalam pesawat.

Setelah pesawat mengudara dan Tasya tertidur di sampingku dengan merebahkan kepalanya di lenganku, akupun teringat peristiwa tadi malam, malam ke tiga kami sebagai pasangan suami istri yang sudah legal menurut perkawinan adat suku dayak, setelah kami seharian keliling kota Palangkaraya ini.

Datang datang kami langsung tidur karena kecapaian tapi tengah malam aku terbangun ketika tangan mungil Tasya memegang kontolku yang masih juga tidur

“Jam berapa sayang, kataku sambil mencium kening Tasya” kata ku

“Jam 1 sayang, terbangun ingin minum setelah minum kok pengin pegang burung garudanya mas Bram, he he he, maaf ngak sengaja membangunkan mas Bram bersama burung garudanya” kata Tasya

“Ya Tasya itu kan burung garuda mas Bram mulai menggeliat merasakan sentuhan tanganmu yang halus” kataku setelah mencium kening Tasya kembali

“Iya mas, kok cepat sekali sih bangunnya, kayak yang punya” kata Tasya

“Habis yang pegang cewek cantik sih, pasti langsung siap” kataku

“Mas aku cantik ya” kata Tasya

“Memang benar kok, muda, cantik, manja dan gemesin” kata ku

“Kalau aku cantik mas Bram apa” kata Tasta

“Lha apa, kan yang bisa menilai keadaan mas Bram hanya istriku yang centil ini” kata ku sambil mencubit hidung mancungnya

“Mas Bram pasti ganteng lah, karena itu aku jatuh hati ke mas Bram sayang” kata Tasya

“Masah sih, mas Bram mu ini ganteng, wong sudah tua gitu kok di katain ganteng” kataku

“Ganteng, bijaksana, pelindung dan membuat hatiku nyaman selalu” katak Tasya

Aku bergeser duduk di samping Tasya sambil melepas kimono putih bunga bunga aku tarik tali kimononya sehingga bagian dadadan perut terlihat jelas.

“Jeng ini ukuran berapa sih kok tangan mas mu ini ngak bisa menutupi semua padahal kemarin masih muat lho” kata ku

“Coba tebak kalau bener aku kasih hadiah” kataku

“Kalau saah gimana” kataku

“Mas Bram lah yang harus ngasih hadiah ke aku” kata Tasya sambil tersenyum

“Sini geser sini duduk nya biar mas periksa dulu dengan ini” kata mas Bram sambil mengacungkan kelima jarinya

“Aku mau tapi kimono mas Bram juga di lepas talinya dong” kata Tasya

“Ok” kataku sambil melepas tali kimono biru kesukaanku

Setelah aku melepas tali kimononya telihat dada bidang dengan otot otot terpampang jelas tapi tidak seperti bina raga yang jeles jelas kelihatan, dan kontol aku pun sudah mulai keras mencuat ke atas, Tasya menggeser tempat duduku ke sampingku sehingga dudukku sejajar.

Tangan mas Bram langsung memegang payudaraku meremasnya lembut penuh perasaan dengan ekspresi berpikir keras untuk menebak ukuran braku.

“Kalau tidak salah tambah 2 nomer dan capnya juga tambah dua setrip, kemerin bramu no berapa” kata mas Bram

“Kemarin 32B mas” kataku manja

Tangan mas Bram masih meremas remas payudaraku dan mulai mencium telingaku, tapi aku segera menghindar

“Mas Bram curang udah ambil hadiahnya sebelum menebak” kata Tasya

“He he he belun di tebak ya, tapi aku ingin mencium dulu telingamu” taka mas Bram

“Ngak boleh atau batal” kata Tasya

“Ya ya, ini kalau kemarin 32B sekarang pasti 34D betul kan” kata mas Bram

“Dasar knil (tentara jaman belanda) pasti otaknya encer” kata Tasya

“Kamu kok ngatain mas Knil sih, tau dari mana istilah knil” kata mas Bram

“Tu dari teman teman kalau ejek ejekan, ngejek anak tentara dari asrama srondol (Asrama BR = Banteng Reades) di katakan anak knil” kata Tasya

“Ha ha ha benar juga tu, jadi benar kan tebakan mas Bramu 34D ya kan” kataku

Tasya tidak menjawab pertanyanku malah mencium bibirku dengan lembut dan lama bibir kami menyatu menjadi satu, tanganku mulai mengelitik puttingTasya lebih efektif dan suara leguan dari mulut Tasya di celah celah ciuman kami.

“Kalau cd aku berapa mas” tanya Tasya

“Ya sama lah tambah dua nomer, kemarin ukuran berapa” kataku

“Kemarin 34 mas” jawabku

“Sudah dapat di pastikan 36 ya kan” kata ku

“Pinter sekali tanpa meraba dapat menebak dengan tepat” kata Tasya

“Pakai logika Tasya kalau dadamu bertambah 2 nomer dapat di pastikan pinggulmu juga tambah 2 nomer biar tetap proposional” jawabku

“Ini hadiah untuk mas Bram” kata Tasya sambil melepas kimono yang dia pakai, dengan satu tarikan di tangannya di pinggangnya terbukaa sudah dan tampak buah dada masih mengacung sekal dan bertambah besar dan tangankupun langsung melepas kimono dari pundahnya dan telanjanglah cucuku Tasya di depan mayaku, seorang kakek yang sunggung sangat sayang terhadap cucunya sendiri.

Dengan penuh nafsu yang menggebu gebu yang sudah aku tahan dari tadi malam melihat Tasya tambah seksi dengan pinggul yang lebih padat dan buah dada yang lebih besar yang membuat aku sangat bernafsu saat itu, dan aku berhasil memadamkan hasrat bercinta dengan cucuku Tasya, tadi sesampainya d hotel hasrat itu meledak tapi bisa aku kendalikan, tapi begitu tidirku terusik Tasya bangun memegang penisku, aku sergap dengan ciman panas dan meremas buah dada Tasya yan memang menjadi lebih besar, serta meremas pantat Tasya, ciuman panjang di mulut kami sampai Tasya berteriak teriak keenakan, aku rebahkan tubuh Tasya di tempat tidur, dan aku masih menciumi bibir tipisnya yang tak akan aku lepas, aku terus melakukan serangan bibir Tasya yang ranum penuh gairah

Seranganku semakin gencar dan semakin efektif, Tasya tergeletak lemah di bawah tubuhku ciumanku terus berjalan dari bibir merambat pelan ke arah leher jenjangnya dan memberi tanda khas pada lehernya tepat di bawah kelinga kirinya, tanganku juga masih memainkan putting Tasya yang semakin mengeras

“Ahhhh mmaaaasssss” desak nya panjang dan terputus putus

“Masssss terus mas putting ku milik mas Bram, mmaasssss aahhhh” sesah Tasya membyuat aku tambah bergairah, aku angkat tangan kiri Tasya ke atas sehingga ketiak mulusnya tampak menggairahkan, entah kenapa aku sendiri juga kurang mengerti menciumi ketiak Tasya sangatlah membuat hati ku tambah bersemangat tidak hanya Tasya, Niken istriku dulu juga paling suka aku cium ketiaknya yang halus dan kini Tasya pun senang dan tersenyum dengan pengucapam geeellliiiiii mmaaaassss begitu berukang ulang itu yang membuat aku suka menciumi ketiak apalagi bila ketiaknya penuh keringat, dari ketiak kiri berpindah ke ketiak kanan melewati payudaranya yang belum tersentuh bibir hanya remasan tanganku yang selalu aktif pada putting di payudaranya

“Mas ccuuupppaaannnngggiiinnnn ketiakkuuuu” teriak Tasya

Tanpa diperitah dua kali aku menggigit ketiak Tasya yang tak ada bulu selembarpun bersih putih menggairah yang kini ada warna merah merah menghiasi ketiak kiri maupun kanannya.

“Masssss geeellliiiiii bbaagggeettttt” kata Tasya sambil menahan gairah yang besar

Setelah aku puas memainkan ketiah Tasya kini bibirku mulai menjamah payudara besar Tasya semua sudut dari ke dua payudara Tasya terjamah oleh bibirku dan membasahi dengan ludah tanpa menyentuh putting nya sama sekali.

Dengan jilatan pelan putting Tasya kecil dan aerolanya tampak sedikit memerah dan terang jilatanku ditambah sedotan sedotan yang cukup kuat setiap sedotan yang aku berikan dan diakhiri dengan jeritan dari mulut Tasya yang meggema dan itu membuat nafsuku bertambah.

“Ahhhh mmmaaaasssssss” teriak Tasya setelah sedutan pada putting dan tarikan kasar dari mulutku ke putting Tasya tang tambah memerah, dengan gemas aku buat cupanagan tepat di bawah putting sebelah kakan Tasya dan setelah aku melihat sebentar mata kami saling bertemu Tasya tersenyum sambil mengacungkan jempolnya langsung aku raih bibir dan melumatnya tapi hanya sebentar .

Aku segera mengangkat tubuh tasa dan mendudukan di pinggit tempat tidur, mengangkat korsi meja rias dan mendekatkan ke bibir tempat tidur, aku duduk diatasnya aku buka lebar lebar kedua paha Tasya, aku menatap Tasya yang juga menatapku denga bertumpu pada ke dua sikutnya dan memperhatikan aksiku, aku tersenyum kearah Tasya dan membalasnya dengan senyuman ku, aku mulai menciumi pelan vagina Tasya dari belahan bawah bergeser ke atas dan menggoyangkan lidahku di atas kelentit Tasya yan mulai membesar, aku mendengar leguan Tasya pelan sambil memejamkan matanya, aku ulang beberapa kali dan mencium kelentit Tasya denga sedotan yang cukup kuat sehingg Tasya menjerit

“MMaaaaasssssssss…..“ jeritan Tasya

Aku tambah semangat menciumi memek Tasya terutama di area kekentitnya dan aku mukai menusuk jariku kelubang senggamanya dengan cepat sehingga Tasya merasakan belombang dasat melanda dirinya ini terbukti dari gerakan Tasya yang mulai tidak teratur pinggulnya di naikan katas kedua pahanya menghimpit kepalaku dan kedua tangan Tasya menekan kepalaku masuk lebih dalan kearah memeknya hanya 10 detik aku menahan nafas menerima semburan cairan cinta Tasya ke dalam wajah dan mulutku sampai belepotan cairan kenikmatan. Setelah sedikit reda tekanan tanga Tasya ke kepalaku sedikit mengendor dan jepitan kedua paha Tasya juga sudah mengendor aku lihat Tasya tergeletak lemas karena orgasme yang panjang yang di perolehnya setelah ritual berlangsung kemarin. Aku mulai membersikan bekas cairan dari memek Tasya dan menyedotnya dan membersihkan juga cairan cinta Tasya yang berada di ke dua pahanya. setelah bersih aku tarik Tasya ke tengah tempat tidur.

Aku berjongkak disamping kepala Tasya dan aku memohon Tasya membasahi penisku tanpa basa basi lagi Tasya mengulun penis ku yang masih kering sambil jari jariku tetap pada lubang memek Tasya. Setelah aku rasa cukup aku pindah ke bawah dan memposisikan kontol besarku di atas lubang memek Tasya yang sudah sangat bejek, aku geser gerse kepala kontolku dearah atas memek Tasya aku merasakan senasi yang lebih dan aku tekan kepala kontol ini agar segera masuk ke lubang kenikmatan Tasya

“Jeng” kataku sambil masukan terus memompa memek Tasya dengan pelan dan mamtab

Tasya membuka matanya dan kami saling tatab kedua mata saling bertemu

Aku masih memompa penis ku yang masih berada di dalam memek Tasya, mata kami terus saja bertemu tatapan mata dapat mewakili perasaan saat itu, dengan kepasrahan Tasya menyerahkan tubuh dan jiwanya kemarin membuat aku tambah semangat, aku turunkan mulutku menyentuh bibir Tasya yang membuat kecupan kecupan bukan sebuah kuluman panjang

“Gimana denga ini Tasya” kata ku

“Yang ini yang mana Mas” kata Tasya

“Ya kegiatan kita pada saat ini mengadu kelamin jita” kata ku

“Ngentot maksud mas Bram: kata Tasya

“Ya ya itu maksudku Tasya” kayaku

“Ya mas, ini pengalamamku yang pertama dan aku mengharapkan ini juga yang terakhir, entotan Mas Bram membuat aku ngak mungkin berpaling ke kelaki lain selain mas Bram dengan kebulatan hati dan penuh kesadaran hanya untuk mas Bram seorang” kata Tasta

“Mas kok jadi enak gini sih entotan mas Bram, beda deh sebelum ritual dan sesudah ritual” kata Tasya

“Mosok dik kan sama saja kan kontol sama dan memek juga sama ngak akan yang membedakan” kataku

“Aku merasakannya kok mas” kata Tasya

“Ya mungkin hanya perasaan mu saja jeng” kataku

“Mungkin juga ya mas” kata Tasya

“Kalau menurut mas, karena jeng Tasya melakukan dengan sepenuh hati dan sudah mendapatkan ritual penyatuan jiwa dan raga itu yang menyebabkan entotanku menjadi semakin enak” kataku

“Ia mas, semenjak ritual penyatuan jiwa dan raga aku memang merasakan ada perasaan yang lain dengan mas Bram rasa nyaman yang amat sangat dan menyatu tuhuh dan jiwa terasa menyatu dengan tubuh dan jiwa mas Bram” kata Tasya

Tanpa panjang lebar aku rebahkan tubuhku dan tubuh kami saling merapat badan ke tertumpu pada siku tangan kiriku yang berada di samping kepala Tasya, memberi ciuman tanda terima kasih sementara pinggulku terus bergoyang dengan irama tetap. seperempat jam kemudian aku merubah posisiku sehingga Tasya ada di depanku kedua tanganku bebas mengmegang ke dua payudaranya dan kamipun lebih bebas berciuman yang semakn interes sambil melihat tubuh ku dan Tasya di depan kaca yang berukuran sangat besar di diding samping tempat tidur kami, aku bisa melihat ekspresi wajah Tasya ketika kami bersetubuh dan Tasya pun bisa melihat garangnya tubuh ku yang baru melakukan kuajiban bagi seorang suami untuk ketiga kalinya. Sebentar kemudian aku minta ganti posisi lagi dengan doggi, Tasya merangkah di depan kaca dan aku memesukan kembali kontolku ke dalam memek Tasya sambil mengucap, “Lihat Tasya, betapa cantik wajahmu ketika mengerang erang keenakan di balik kaca itu”

“Ia mas, mas Bram juga tambah gagah ketika memasuki tubuh Tasya, dan ini membuat Tasya tergila gila” jawan Tasya.

Genjotanku semakin lama semakin cepat ternyata melihat dirinya baru setubuh di kaca membuat nafsu bertambah dan semangat pun bertambah apalagi ditambah cerita Tasya yang semakin erotis akhirnya pertahanku jebol dan aku keluarkan semua isi spermaku ke dalam memek Tasya dan aku juga nerasakan memek Tasya berkedut kedut seiring kedutan kontolku dan secara bersama sama kami tumpahkan seni bercinta kami secara bersama sama dan akupun tekapar menindih tebuh Tasya. dan tak lama kemudian kami teridur denga senyuman kepuasan setelah kami berciuman denga sangat mesra.

“Mas capek ya, seharian keliling kota” kata Tasya

“Tidur lagi aja jeng” kataku

“Ngak usah di pakai baju tidur lagi, mas ingin tidur telanjang disamping bidadari yang cantik” kataku

Tasya ngak jadi memakai pakainnya kembali dan melangkah ke tempat tidut mengambil selimut tebal dan menutupi tubuh telanjangnya dalam bulatan selimut milik hotel. Aku masuk kedalam selimut dan memelukan tubuh Tasya berada di depanku dan aku memeluknya dari belakang. Tanganku segera meremasi buah dada Tasya sambil memeinkan putingnya, kepaka Tasya menoleh kebelakang dan segera ciumanpum mulai berlangsung dengan sangat pelan libido nafsu kami merambat pelan denga saling neraba tempat tempat sensitive.

“Mas enak massss, terus raba bagian itu sambil di punter punter tapi pelan mas” kata Tasya ketika jariku memainkan kedua putting kiri dan kanan.

“Enak Tasya” kata ku sambil tersenyum ke arahnya
Tangan kananku turun ku daerah perut Tasya dan merabanya dengan halus dan pelan dan berhenti di pusarnya, Tasya menggelinjang ngelinjang tubuhnya menahan geli,

“ Ih,masss geli ah …. “ kata Tasya

“Geli apa enak “ kata ku menggoda

“Enak sih tapi juga geli “ jawab Tasya

Bibirku mulai menciumi leher jenjang Tasya di bawah telinganya, dan tangan Tasya kebelakang meraih kepalaku sehingga ketiaknya terangkat keatas, ciumnanku segera pindah ke ketiak Tasya yang muus tanpa bulu, gelinjang tubuhnya melenggak lenggol seperti ular, aku tahan perut rampingnya malah gelinjangnya makin cepat sambil desisan dari mulut Tasya.

Aku tarik tubuh Tasya untuk melihat tubuh telanjangnya di dalam kaca kamar, Tasya aku hadapkan tubuh Tasya di depan cermin besar yang memenui salah satu dinding, Tanganku merabai payudaranya yang sudah tak kalah besarnya dengan payudara istriku Niken, begitu ranum malah lebih kencang dari payudara Niken.

“Coba kamu pandang tubuhmu di depan kaca, banyak sekali perubahan belum genap dua minggu Tasya berada di samping mas kan menemani mas selalu” kataku sambil menunjuk tubuh Tasya yang ada di dalam kaca.

Tasya tersenyum malu sambil memegang mulutnya, lucu dan gemesin, aku pegang dagunya dan aku pandang mata Tasya dan kami pun saling tatap, tangan ku yang satu ada di belakang tungkuk Tasya dan mencium bibirnya yang setengah terbuka, aku masukan lidahku ke rongga mulut bermain main di dalamnya, mata Tasya terpejam begitu merasakan kenikmatan berciuman.

Tangam Tasya mennyentuh penisku yang masih tidur dan memegangnya dengan genggaman pelan dan menariknya pelan dan mengembalikan pada posisi semula dan itu dilakuan berulang ulang akibatnya dari aksi tangan Tasya penisku seakan membesar di dalam genggaman Tasya

“Lihat mas, sang dadek sudah siap tempur pakai topi baja juga he he he “ kata Tasya sambil tertawa cekikian sambil menutupi mulutnya dengan tangan yang satu. Aku balikan tubuh Tasya biar membelakangiku dan aku tekan punggung Tasya supaya membungkuk dan melebarkan kaki kaki nya sehingga memek Tasya perlihat membengkah. Aku jongkok di bawah pantat Tasya dan mulai menciumi pantat Tasya dan menggigitnya pelan buah pantat yang mulai membesar, lidahku menyentuh liang memek Tasya dan suara leguan dari mulut Tasya.

Aku menciuminya memek Tasya yang terlihat tembem sekitar 10 menitan aku membasai memek Tasya dengan interes, aku berdiri sambil melihat bayanganku sendiri di kaca di depan tempat tidur dan memasukkan kontol besarku ke lobang memek Tasya setelah aku ludai dulu beberapa kali, aku memaju mundurkan pinggulku dengan ritme pelan dan makin lama makin bertambah cepat aku melihat payudara menggelantung bergoyang sesuai gayangan pinggulku, terlihat seksi di mataku. Tasya terpejam sambil menikmati hujaman kontol ku besarku di dalam memeknya. makin lama makin cepat demikian juga goyangan payudara Tasya juga bergoyang lebih cepat di hiasi suara benturan dari kedua kaki kami.

Plok, plok, plok, plok, dan seteruasnya sampai 15 menit berlau aku mulai mendengar erangan Tasya disertai goyangan pinggulnya ke kanan dan kekiri secara cepat

“Maaasssssss…..“ suara menggema disertai gelinjang tubuh Tasya yang jatuh di tempat tidur otomatis komtolku terlepas dari memek Tasya.

Aku angkat tubuh Tasya ke tengah tempat tidur aku buka lebar lebar kedua kaki Tasya lebar lebar dan memasukan kembali kontol ku ke dalan memek Tasya sambil menggoyangkan dengan cepat sehingga dalam tempo relative singkat Tasya mengalami orgasme yang ke dua. ku diamkan sebentar dan tanpa aba aba pinggulku kenmbali berajun maju mundut dengan cepat dan aku sudah mulai merasakan ada seseatu dari pangkal kontolku akan mendesak keluar aku cepatkan lagi tekanan pada pinggulku dan Tasya mulai menjerit jerit denga desahan dan menyebut namaku sekali

“MMaaaaassssss …. Braaammmm ….. ah …..” ucap Tasya disertai ssseeerrrr, seeerrrr, seeeerrrr, denga tubuh melengkung keatas dan punggung di angkat keatas. akupun sudah sampai saat nya orgasme, aku tekan pensku lebih dalam masuk ke lubang peranakan Tastya sambil aku panggil namanya

“Ohhhh ….Jeeennngggg Taaassssyyyyaaa” terpejam mataku sambil mengeluarkan orgasme yang dasyat, choooot,chooot, choooot samapi 5 – 7 aku keluarkan ke vagina Tasya. lalu aku ambuk menimpa tubuh Tasya yang menyambut tubuhku ke dalam pelukannya, bibir kami menyatu dalan desahan nafas yang memburu

Setelah agak reda aku mengucap

“Terima kasih Tasya, I love you“ kataku

“Mas, love you too“ jawabTasya

Malam itu aku masih sempat bersetubuh kembali sampai 2 ronde lagi dan akhirnya tepar, tanpa membersihkan kembali badanku dan badan Tasya tertidur dalam pelukanku sampai pagi.

Perjuanganku untuk merealisasikan keinginan Tasya dan Aku masih jauh dan nafsu untuk menjadikan cucuku Tasya walau kini sudah resmi menjadi istriku meskipun belum syah 100% tapi tetap akan ku perjuangkan sehingga label halal, apapun rintangan dan tantangan masih menanti didepan sana

Tanpa terasa kami sudah sampai di bandara Sukarno Hatta, dan segera aku dan Tasya menuju holel bintang lima yag sudah aku pesan yang berada di kawasan Jakarta Timur biar dekat dengan Cilangkap, yang aku pesan lewat internet.

Sesampainya di Hotel XXX dan kami berdua sudah sapai di sebuah kamar yang sangat mewah yang sengaja aku pesan untuk bulan madu kami, selama di Jakarta selama 5 hari kedepan rencana tanggal 30 akan pulang ke Solo dan merayakan Tahun baru di Solo

“Mas Bram pakaian kebayak yang sudah aku persiapkan untuk acara reoni ternyata sudah ngak muat sudah ndak bisa di kancingkan di bagian dada dan pinggul juga ngak bisa masuk” kata Tasya

“Nanti atau besok kita cari pakaian pengganti di Butik Hotel aja, biasanya hotel bintang 5 seperti ini mempunyai fasilitasyag lengkap ada Salonnya juga, ya nanti kita tanyakan ke resepsionis aja” kataku

Tasya tersenyum gembira dan mencium bibirku sebagai tanda terima kasih

“Yok mas mandi, aku ingin di mandii mas Bram seperti waktu Tasya masih kecil kan ini juga salah satu acara reoni ku dengan mas Bram ku sayang” kata Tasya dengan manja

“Ayo, sini aku lepas pakaiammu dulu biar ngak basah” kata ku sambil meraih badan Tasya dan melepas semua pakaina yan melekat di tubuhnya, setelah melepas semua pakaian cucuku aku juga melepas semua pakainku menyisakan celana dalam, aku angkat tubuh Tasya dan aku bawa ke kamar mandi di dalam Hotel bitang 5.

Aku menghidupkan sawer dan menyelelnya dengan air hangat lalu mengambil gagang sawer di arahkan me tubuh Tasya dari badan perut pinggul dan akhirnya kepala semua badan di basahi dengan air yang mengalir.

Aku mengambil spon dan menuangkan sabun cair yang banyak di atas spon lalu mengusap seliruh permukaan tubuh Tasya hingga merata tidak ada yang terlewat dan menggambil sampo untuk rambut Tasya yang panjang sebahu, lalu menghidupkan sawer kembali memnghilangkan noda sabun yang masih melekat. dan teakhir menggosok tubuh Tasya dengan tanganku dan mambersihkan dengan air dari sawer, lalu mengangkat tubuh telanjangnya ke kamat tidur dari dalam kamar mandi dan mereringkan dengan anduk yang disediakan oleh hotel dan terakhir mengambil kimono dari saten watna putih dengan hiasan bunga sakura dan memakainya ke tubuh Tasya kemudian di baringkan tubuh Tasya di tempat tidur

Aku sendiri lanngsung membersihkan diri ke kamar mandi setelah selesai mengeringkan tubuh ku di kamar tidur dan mengambil kimono dari saten warna biru muda dam memekainya kini sudah berbaring di tempat tidur menemani Tasya yang senyam senyum sendiri melihat kau sibuk mandi.

“Mas Bram ingat ngak kapan Tasya terakhir dimamdiin mas Bram ketika masih kecil” kata Tasya sambil senyum senyum

“Masih ingat lah kalau ngak salah kamu akan menghadapi ujian SD seperti saat ini kamu juga menghadapi ujianSMA kan” kata ku

“Tasya juga ingat waktu itu eyang putri marah marah ketika melihat mas Bram memandikan Tasya katanya Tasya sudah gede sudah kelas enam sebentar lagi akhil balik kok masih minta eyang kakung untuk memandikan kamu, ini juga eyangnya mau maunya memandikan Tasya mas, sudah tidak pantas mas memandikan Tasya udah besar tuh lihat teteknya udah tampak mencuat tangan eyang putri sambil menunjuk tetekku dan merabanya yang masih kecil sedikit” kata Tasya sambil meremas payudara sendiri.

“Apa sekarag udah gede si tetek Tasya, perasaan malah tanbah kecil deh” kata ku sekenanya

“Tuh udah bengkah 100 kali lipat pokoknya mas Bram harus bertanggug jawab memuaskan Tasya” kata Tasya sambil membuka kimono Tasya bagian atas sekarang terpampang dua buah gunung kembar yang sangat besat dan mengagumkan.

“Ia ia pasti mas Brammu selau bertanggung jawab atas kehidupan Tasya sekarang dan nanti untuk selama lamanya” kata ku

“Sini” kataku sambil menarik kepala Tasya ke dada bidangku, mengecup kening Tasya untuk membuat Tasya lebih nyaman

“Mas tau ngak sejak saat itu aku selalu kepikiran dengan mas Bram, setelah aku jauh dari eyang putri baru terasa betapa nyamannya aku di samping eyang putri Niken dan ngak bisa melupakan mas Bram begitu saja seakan jiwa ini sudah terikat oleh mas Bram” kata Tasya

Aku cium kembali kening Tasya memberikan kekuatan untuk meringankan beban yang di begitu berat untuk di panggulnya seorang diri

“Sekarang kan ada mas Bram yang akan selalu melindungi Tasya dan memberi kenyamanan ke Tasya” kataku memberi kekuatan pada dirinya.

“Mas sebenarnya aku ini anak siapa sih?“ kata Tasya dengan isak tertahan.

Sambil mengusap air mata Tasya yang mengalir di pipinya

“Ya kamu anak mamamu Rini” kata ku

“Tapi Tasya merasa di beda bedakan dengan Dion” kata Tasya

“Ah itu hanya perasaan mu saja, Tasya” kataku

“Ngak kok mas, Tasya merasa selama hidup dengan bersama mama selalu mengekang aku dan mencari tahu keberadaan aku, kalu pulang terlambat sedit aja mama marah marah, padahal waktu berangkat ke sekolah aku selalu bilang mau ke mana sehabis sekolah, seperti anak gadis pingitan sampai sampai aku malu dengan teman teman dan selalu di ejek anak mama, padahal kalau teman kemanku pergi ngak pernah di cari olah mamanya aku malu mas kalau di ejek oleh teman temanku di sekolah” kata Tasya
.
“Wajar kan kalau mama terlalu menanyakan kemana kamu pergi, lalu dengan siapa kamu pergi, sebagai seorang ibu tentunya tidak mau anaknya tejerumus ke dalam pergaulan negative yang membuat malu keluarga” kataku sambil membelai rambutnya yang panjang.

“Ia sih, padahal mama juga tau kalau aku belum punya teman yang special“ kata Tasya, lanjutnya ”Soalnya hatiku sudah tercuri oleh mas Bram dan tak mungkin aku akan membagi ke orang lain selain ke mas Bram”

“Terima kasih Tasya yang telah menjaga semua untuk mas Bram” kataku lanjutku ”Dan itu berdampak positif ke dalam kehidupan mas Bram, tapi mas ngak berani mengutarakan baik ke eyang putri mu malah banyak menyangkalnya dan masih menganggap cinta kamu sebatas cucu ke kakek yang sudah tua dan akan segera menanti pengadilan semesta dan melihat masa depanmu yang masih panjang”

“Ai, mas Bram nyebelin” kata Tasya sambil mencubit perutku dengan msera

“Apa sih ….“ kataku sambil tertawa.

“Lalu kedepannya bagai mana mas”kata Tasya

“Kita jalani saja dan menantikan segala kemungkinan yang akan terjadi, seandainya mamamu menolak dan mengadukan ke pengadilan pun akan kita hadapi bersama sama, selama Tasya ada disamping mas Bram pasti mas Bram akan selalu tegar dalam menghadapi segala kemungknan yang terburuk sekalipun” kataku

“Ia mas, aku juga sudah mempersiapkan segala sesuatunya kalaupun mama tidak setuju, aku pasti akan keluar dari rumah itu dan kost sementara sambil menenti ujian akhir tiba paling hanya 5 bulan mendatang” kata Tasya

“Kok Tasya sudah menyiapkan untuk itu apa tau kalau mas akan setuju mengambil Tasya sebagai istri” kataku

“Hanya filing saja mas, perasaanku mengatakan kalau dalam waktu dekat mas Bram pasti setuju akam mengambil Tasya sebagai istri ke dua mas setelah eyang putri Niken meninggal dunia, tapi benar kan filing ku” kata Tasya

“Lalu apa yang sudah kamu persiapkan untuk itu” kataku

“Kemungkinan yang terjelek aku akan keluar dari rumah itu dan semua buku pelajaran sudah aku persiapka, semua pakaianpun sudah siap sewaktu waktu kalau saat itu terjai aku hanya mmbutuhkan waktu 15 menit untuk berkemas menyiapkam untuk pergi meninggalkan rumah” kata Tasya

Aku pegang kepala Tasya aku cium bibirnya dengan penuh kebanggaan sampai segitunya Tasya berpikir dan sudah bulat dan yakin akan kepusannya untuk menjadi istriku menggantikan eyang putri Niken Larasati, malah aku sendiri meragukan keinginan istri ku Niken pada saat itu

“Maaf Tasya, maaf kan mas yang meragukan cintamu ke mas yang begitu besar, maaf ….” kata ku sambil kembali menciumi pipi Tasya dan kini di balas sengan cuman yang sangat liar dan memabukkan.

“Udah mas Tasya ngantuk dan capai banget setelah tadi malam di hajar memek ku sampai aku kehabisan tenaga” kata Tasya sambil memperbaiki tetak kepalanya biar nyaman tidur dalam pekukanku, dan aku juga menyusun ulang letak bantal di kepalaku dan memeluk tibuh Tasya yang masih memakai kimono yang sudah perbuka di bagian dadanya. Dan tak lama kemudian aku dan Tasya pun tertidur.

====skip====

Pov : Tasya Angggraeni

Sesampainya ke Jakarta aku dan mas Bram langsung menuju hotel yang sudah di pesan melalui on line dan sesampainya di holel kerena udara panas menjadikan badanku berkeringat dan meminta mas Bram memandikan aku seperti jaman aku masih kecil dulu. memeng kalau mas Bram pulang ke rumah aku selalu dekat dengan mas Bram selalu bermanja manja dengan mas Bram yang selalu mengijinkan aku bermanja manja terus sampai saatt ini.

Mas Bram selalu mengabulkan permintaanku kepadanya dan itu yang membuat aku bahagia bila selalu dekat dengan mas Bram apa lagi sekarang hubunganku dengan mas Bram lebih dekat lagi bukan hanya sebagai kekasih tapi aku merasa sudah menjadi istri mas Bram dan selalu ingin membahagiakan mas Bram. Salah satu nya ialah dengan memberi kepuasan diatas ranjang dan itu pun memberi kepuasan kepada diriku sendiri, aku merasa menjadi istri yang setiap saat selalu menyerahkan tubuh ku untuk dijadi pelampiasan nafsu mas Bram walau mas Bram beusia jauh di atasku, tapi stamina tidak kalah dengan remaja sekalipun mungki dengan teman teman ku di sekolah mas Bram ngak akan kalah.

Ganteng, penuh wibawa membuat aku selalu bahagia di samping mas Bram dan aku bertekat mulai saat ini aku akan selalu taat ke mas Bram dan akan menjaga mas Bram seperti yang di inginkan oleh mendiang eynag putri.

Aku dan mas Bram saat ini baru rebahan di atas kasur hotel bintang 5 di lantai 15 dan aku bisa melihat keindahan kota Jakarta di waktu sore ini bersama mas Bram dengan tiduran di atas tempat tidur berukuran besar, sambil berciuman dan bermesraan di sepanjang hari, aku sudah tidak malu malu lagi dengan tubuh telanjangku berjalan mondar mandir di kamar hotel dan mas Bram juga mengimbangi telanjang dan memamerkan burung garudanya yang selalu bergoyang goyang kalau mas Bram berjalan.

Kemesraan kami belangsung dalam setiap saat, kalau mas Bram menginginkan persetubuhan di manapun aku selalu meladeninya entah itu di atas tempat tidur, di dalam kamar mandi atau di ruang santai di atas sofa yang besar, demikina juga kalau aku baru menginginkan persetubuhan aku mulai menggoda mas Bram dengan duduk di pangkuannya dengan memegang penis nya sebentar saja pasti sudah membengkah anak burung garuda yang kecil langsung bangun dan tak lama kemudian burung garuda pasti bersangkar di memeklu yang selalu basah.

Seperti saat ini setelah menjalankan sholat mahrib mas Bram masih menggunakan sarung dan kemeja koko dan aku masih mengunakan mukena, aku langsung berciuman panas dengan mas Bram dan tangan mas Bram meremas payudaraku di balik mukena yang aku pakai akupun langsung mendesah desah ke enakan tanpa di komando aku langsung menarik sarong yang di pakainya dan melihat burung garuda sudah mengepak sayapnya ingin terbang ke angkasa mengarungi angkasa birahi bersama sama.

Mukenaku di lepas melalui kepala dan aku sudah telanjang dan aku pun segera melepas kemeja kokonya dan membuang menjauhi tubuh mas Bram aku berdiri di depan mas Bram yang masih duduk di lantai langsung aku lebarkan pahaku dan terlihat memekku merekah merah dan mas Bram pun menciumi memeku dan aku mendahului terbang ke angkasa birahi, aku diangkatnya menuju sofa yang berada di depanku dan didorongnya sehingga aku nungging mas Bram mendorong makin ke dalam punggungku dan mengangkat pinggulku sejajar dengan pinggulnya dan di dorongnya pinggul nas Bram mendekati pinggul ku dan komtol mas Bram menyentuk masik memek aku dan

Ahhhhh …. suaraku menggema dan di barengi dengan suara baritone mas Bram juga menggema di seakan paduan suara, menggerakkan pinggulnya dan berkata

“Tasya, memekku paling enak “ kata mas Bram

“Ia mas, kontol mas Bram juga paling top” kataku memuji kontol yang baru masuk ke dalam memekku

15 menit kemudian mas Bram mempercepat ayunan pinggulnya sampil memegang pinggulku yang bergoyang ke kiri dan ke kanan, aku merasa gelombang dasat sudah berkumpul di bagian memekku dan mendesak mau keluar bersamaan mas Bram menusuk se dalam dalamnya kontolnya ke memeku dan erangan panjang mas Bram memenui ruangan ini dan aku saut erangan mas Bram dengan eranaganku sendiri


“Ahhhhh ….. Tassss …. yyyaaa …..” erang mas Bram terputus putus dan

“Ahhhhh …. mmaaaassssssss…..“ erangku membahana

Dan aku dan eyang kakung langsung tepar duduk di sofa dengan ciuman yang mesra

“Tasya kamu tu … kan harus mandi besar lagi tu … “ kata mas Bram

Aku hanya tersenyum sambil menciumi leher mas Bram

Setelah bersih bersih diri dan menunggu saat shalat issa, tiba tiba HP mas Bram berbunyi dapat panggilan, mas Bram mengambil HP nya dan menerima telpun

“Assalamualaikum Mas Sriyono” kata eyang kakung

“…..“

“Sudah mas, aku dan Tasya sekarang di hotel XXXX di Jakarta timur

“….“

“Ok mas saya tunggu di lobby” kata mas Bram

“…..“

“Sebentar lagi sehabis isya aku dan Tasya turun mas” kata mas Bram

“….“

“Walaikumsalam “ kata mas Bram sambil menutup telpunnya

“Sebentar lagi Mas Sriyono datang dia masih di rumah dan akan mengunjungi kita selepas isya” kata mas Bram

“Om Sriyono yang sepupunya eyang putri ya” kata Tasya

“Yok kita sholat isya dulu setelah itu kita tunggu sambil makan di lobby hotel“ kata mas Bram

Aku dan mas Bram mandi besar lagi dan menjalankan sholat isya bersama sama, tak lama kemudia aku dan mas Bram sudah berada di lobby memesan makanan untuk makan malam kami yang kelaparan sehabis bertempur setelah magrib tadi.

Selesai makan mas Bram mendapat telpun kembali dari Om Sriyono dan kami pun bertemu dengan Om Sriyono dan istrinya tante Maharani.

Setelah menerima telpun dari Sriyono, eyang kakung berdiri melangkah keluar dari lobby untuk menyambut om Sriyoni dan Tante Maharani. Tasya baru pertama kali bertemu dengan om Sriyono dan tante Maharani

“Selamat Datang mas“ ucap mas Bram sambil menyalami om Sriyono

“Hai tambah muda kau, Bram“ ucap Sriyono menyambut tangan mas Bram

“Bagaimana kabarmu Rani” kata mas Baram sambil menyalami wanita disamping Sriyono

“Baik Bram, kamu sehat sehat kan“ kata Maharani

“Sehat sehat kok Rani“ kata Bram, lanjutnya: “Kenalkan ini cucuku Tasya Anggraeni”

“Tasya om“ kata Tasya sambil menjabat dan mencium biku biku tangannya

“Tasya ya, kamu udah besar nian kau, dulu masih bayi merah“ ucap om Sriyono

“Tasya Tante“ kata Tasya sambil menjabat tangan tante Maharani dan mencium biku biku tangannya

“Sudah jadi perawan rupanya” jawab tante Maharani sambil mencium ke dua pipiku

“Ayo silahkan“ kata mas Bram sambil menyilahkan ke dua tamunya menuju meja yang di pakai makan tadi, lanutnya “Sudah makan belum“

“Udah Bram baru aja sebelum berangkat” jawab om Sriyono

Setelah pelayan mengemasi piring piring kosong di atas meja, Tasya memesan minuman untul mereka

“Om, Tante, mau minum apa“ tanya ku

“Teh dengan gula terpisah“ jawan tante Maharani mewakili suaminya

“Eyang minum apa “ kanyaku ke mas Bram

“Disamakan aja Tasya” jawab mas Bram

Tasya langsung memesan minuman di pelayan dan meminta umtuk mengantarkan nya di meja mereka. Setelah basa basi dan Tasya juga sudah duduk bergabung dengan mereka

“Sebenarnya aku mau bertanya ke om, tentang siapa sih orang tuaku” kata Tasya ke om Sriyono

Setelah menarik nafas panjang Sriyono berkata “Sebaiknya kamu tanyakan ke mama kamu Tasya“

“Aku sudah pernah bertanya ke mama tapi mama malah marah marah ngak jelas, aku bertanya ke eyang kakung juga ngak jelas, mau bertanya ke eyang putri sudah ngak ada“ kata Tasya sambil menundukan kepalanya menehan isak tangisku

“Gimana Bram, kamu aja lah yang cerita aku ngak enak membongkar aib orang” kata Sriyono

“Gimana aku mau cerita, kan waktu itu aku masih di konggo“ kata mas Bram

“Baiklah Tasya, dari pada kamu penasaran, tolong jeng Rani bantu aku menjelaskan nya” kata Sriyono ke istrinya Maharani yang hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

“Tasya, kamu harus lapang dada menerima semua kebenaran ini, mungkin akan terasa menyakitkan tapi tante percaya kamu pasti kuat, sebab Tuhan tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan seseorang dan kamu yang terpenting di sini kamu bisa mengambil hikmah dari cerita ini” kata tante Maharani

“Ia Tante, Tasya juga berharap kebenaran ini akan membawa kebahagian aku ke depanya” jawabku

“Tante dan Om hanya bercerita tentang peristiwa kelahiranmu saja yang tante dan om tahu benar dan persis bagai mana asalnya sampai mamamu hamil di luar pernikahan tante dan ngak tahu masalah itu” kata tante Maharani, lamjutnya

“Pada sore itu tiba tiba eyang putrimu Niken datang ke rumah dinas sambil menagis sedih, aku dan Om pun bertanya ada apa nih mbakyu datang datang kok menagis, lalu eyang putrimu bercerita bahwa anaknya Rini hamil diluar nikah, entah dengan siapa lelaki yang berani ngurak masa depannya, sedang ayahnya baru di menjalankan tugas kenegaraan yang tidak bisa di ganggu saat ini, Tadi siang Rini mengeluh perutnya mual dan muntah muntah aku curiga akan dia lalu siang itu juga aku paksa Rini ke dokter untuk periksa tapi hasil pemerisaan mengagetkan aku bahwa Rini sudah hamil 2 bulan, aku ngak tau harus kemana sedang ayah Rini baru tugas aku ingat akan Dik Sriyono sekalian dan aku datang kesini, maunya Rini untuk di gugurkan saja tapi aku menolak kamu sudah berani berbuat kamu harus berani menanggung segala risikonya. Aku ngak punya solosi jalan keluarnya dan ngak sanggup juga mengatasi nya, itu kata eyang putrimu sambil menangis” kata tante Maharani

“Sebagai seorang teman dan sahabat dan saudara, om terpanggil untuk menyelesaikan masalah ini dan mengambil langkah langkah untuk menyelamatkan nama baik keluarga sahabatku yang baru menunaikan tugas Negara dan kebetulan aku punya keponaka di desa pengantin baru dan baru hanil 5 bulan dan atas bantuan keponakanku itu mamamu di ungsikan ke sana selama proses melahirkan, mememang semua itu kehendak Tuhan manusia hanya bisa menjalankan dan menerima Takdir dari yang kuasa, empat bulan kemudian keponakanku melahirkan tapi kandunganya tidak bisa di selamatkan, dua bulan memudian mamamu juga melahirkan dan lahirlah kamu, tapi ibumu menolah untuk merawatmu dan meninggalkan begitu saja setelah proses kelahiran. Karena memang mamamu tidak menghendadi kelahiranmu dan meninggalkanmu begitu saja seminggu setelah kamu lahir dan semenjak kelahiranmu mamamu pun ngak mau menyusui kamu semenjak di rumah sakit, untuk keponakanku yang baru keguguran anaknya mau menyusuimu dan merawatmu dan semua identitasmu sebagai anak keponakanku sehingga statusmu secara hukum kamu anak dari keluarga Margono dan Sulastri keponakanku yang ada di desa” kata Om Sriyono melanjutkan penjelasan dari istrinya Maharani

“Bagaimana nasip dengan orang yang telah menghamili mama, om” tanya Tasya ke Om Sriyono

“Laki laki bejad ngak bermoral itu?” kata om Sriyono

“Ya, aku igin tahu keberadaanmya sekarang” kata Tasya

“Setelah aku mendengar cerita eyangmu akhirnya mamamu mengaku nama laki laki yang telah menghamili mamamu bernama Yudistra berasal dari Menado dan mamamu memberika foto orang itu, aku bergerak cepat menyebar foto Yudistra ke seluruh Indonesia melalui jaringan yang di punyai AD dan tak lama sebulan kemudian aku telah tau keberadaan Yudistra yang bersembunyi di Surabaya dengan persetujuan eyang putrimu aku buat sebuah kecelakaan yang menewaskan Yudistra” kata om Sriyono

Tasya terkejut atas pernyataan om Sriyon tersebut.

“Sudah mati ya om” kata Tasya

Om Sriyono hanya menganggukan kepalanya.

“Sampai kamu berumur satu tahun kamu diasuh oleh keponakanku Margon dan Sulastri, tidak berselang lama Sutasti hamil lagi dan eyang putrimu mengambil kamu untuk di rawatnya karena eyang putrimu tidak mau merepotkan keponakanku, itulah Tasya cerita tentang kelahiranmu.

Tasya mendengarkan cerita Om Sriyono dan Tante Maharani dengan seksama.

“Bagai mana ceritanya Bram, kamu kok bisa ngotot ingin menemuiku untuk membuka rahasia cucumu Tasya, aku jadi curiga nih“ kata om Sriyono

“Baiklah mas aku akan cerita sesuatu biar kamu paham“ kata mas Bram

Mas Bram mulai bercerita, tentang keinginan istrinya Niken Larasati yang mengingkan Tasya sebagai ganti dirinya dan meminta Bram untuk mengawini Tasya sebagai istri ke dua Bram setelah Niken meninggal dunia, dan Nikem juga berpesan semua kekayaan nya akan jatuh ke tangan Tasya bila Tasya menyetujuinya.

“Mula mula aku tidak mau melakukannya sebab aku sangat sayang ke cucuku Tasya tapi hanya sebatas kakek dan cucunya tidak lebih, tapi kenyataan menuntut lain Tasya sendiri menghendakinya menjadi istriku dan sudah menyerahkan perawan nya kepadaku dan Tasya saat ini sudah resmi sudah menjadi pemilik Larasati group yang baru, dengan 4 perusahan yang sudah jalan dengan baik dan akan di tambah 2 atau 3 lagi perusahaan. Baru kemarin aku dan Tasya ke Kalimantan bertemu dengan saudara angakatku yang menjadi kepala suku, aku dan Tasya sudah melakukan ritual penyatuan jiwa raga dan menurut orang Dayak aku layak menjadi suami cucuku Tasya. Sekarang aku sudah menjadi suami Tasya secara adat suku Dayak Tanjung. Dengan cerita mas Margono dan mbak Maharani tadi aku mempunyai peluang secara hukum untuk mengawini Tasya bukan sebagai cucu tetapi sebagai anak keponaanmu, hanya aku mohon kepadamu untuk mempertemukan aku dan Tasya dengan keponakanmu pak Margono dan ibu Sulastri, sebab menurut hukum Tasya itu anak kandung dari Margono dan Sulastri” kata mas Bram

“Bagaimana dengan Tasya sendiri kok mau maunya kamu jadi istri Bram, apa coba kelebihan Bram ini “ kata Sriyono penuh selidik

“Bermula dari rasa kasihan Om, aku melihat eyang kakung Bram selalu sedih semenjak di tinggal eyang putri Niken, itu yang pertama dan yang kedua aku juga sudah berjanji pada eyang putri Niken untuk menjaganya eyang kakung sampai akhir hayatnya dan yang ketiga aku cinta, sayang dan kagum ke eyang kakung, rasa sayang dan kagum ini lah yang selalu membayangkan kesedihan eyang kakung sebagai orang yang aku cintai, setelah ditinggal eyang putri dan yang terpenting aku memang benar benar cinta dan sayang ke eyang kakung, semula eyang kakung ngak percaya kebulatan hati ku yang sangat cinta dan sayang ke eyang kakung tapi setelah aku menyerahkan harta yang paling berharga ke eyang kakung, baru percaya dan tak disangka sangka eyang putri Niken menghadiahkan aku harta yang tak terhingga banyaknya, masih teringat dalam pesan terakhir eyang putri mengatakan dan ini tidak gratis dan aku percaya bahwa semua apapun di dunia memang ini tidak pernah ada yang gratis“ kata Tasya

“Harta yang paling berharga dari mu yang kau serahkan ke eyang kakungmu itu berupa apa Tasya” kata tante Maharani

“Perawan aku, tante” kata Tasya pelan sambil tersenyum malu

“Kamu ngak merasa menyesal dengan hilanganya keperawannanmu yang kau berikan ke eyang kakungmu” kata Maharani

“Nyesel tante, ngak lah pertama karena cinta pertamau aku dari kecil, ke dua menjaga amanah yang di berikan oleh eyang putri dan yang ketiga, aku memang benar benar mancintai eyang kakung sebagai sosok yang patut menjadi panutan dan aku mencitai eyang kakung dengan apa adanya tidak ada kata menyeal untuk orang yang special seperti eyang kakung ini” kata Tasya

“Yo, wis ini pilihanmu dan semua orang behak punya pilihan masing masing yang dia anggap paling pas untuk dirinya, tante hanya bisa berdoa supaya pilihanmua tepat untuk diimu di masa depan dan yang kamu ingat saat ini bahwa semua pilihan mempunyai komsekwensi sendiri sendiri dari suatu pilihan, apakamu siap, Tasya” kata tante Maharani

“Aku sudah siap dengan kemugkian terjelekpun tante, di usir dari rumah, di coret dai daftar keluarga dan siap hidup menderita asal selalu berdampingan dengan eyang kakung kemana pun perginya, tante aku pasti kuat” kata Tasya kembali

Sriyono, Maharani dan Bram semua melongo mrndengar jawaban Tasya yang baru berusia 18 tahun dan membuat hati Sriyono dan Maharani semakin respek terhadap Tasya dan ingin sekali membantu pasangan Tasya dan Bram yang beda usia, setelah mendapat penjelasan dari Tasya secara detail, akhirnya mereka putuskan untuk segera menemui keluarga Margono yang ada diwilayah Wonosobo yang masih saudara keponakan Maharani istri Sriyono setelah pertemuan reoni usai.

Bersambung dulu gan
Janganlupa ijo ijonya dan kripik mendoan nya

Semoga berkenan
 
pernah menduga tasya bukan keturuna bram, jadi bukan sedarah, ternyata emang sedarah :)
ternyata juga ada konfilk dulunya juga tasya dengan mamanya
sepertinya bakalan konflik lagi dengan pernikahan tak lajim mereka ditambah warisan yang langsung ke tasya ,ga lewat mamanya
 
Gak tahan akhirnya komen juga. Gokil nih cerita, bisa detail banget. Ditambah intrik2 yg menurut ane real banget. Ditunggu lanjutannya
 
Bimabet
Ohh jadi tau sekarang ini,Kasihan tasya baru lahir tidak di akui anak oleh ibu kandungnya,trimaksih om Roo238 atas updatenya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd