Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Satu jam lebih aku dan Tasya berada di toko kamera tersebut dan akhirnya Tasa membeli Tustel tersebut berserta perlengkapannya seperti lensa tele dan mata ikan dan kamera sudah di lengkapi dengan blees dan tripoitnya sekalian tas tempat untuk membawa kamera.

Aku dan Tasya meninggalkan toko tersebut waktu sudah hampir jam 7 malam dan langsung pulang kerumah untuk menyiapkan barang barang yang akan kami bawa ke Kalimantan dan Jakarta .
Lanjut Suhu ….

Part 14 : Perjalananke Kalimantan

Pov : Tasya Anggraeni

Pada pagi hari itu sebuah mobil meluncur menyisuri jalan jalan protokal kota Solo menuju ke bandara Adi Sumarmo, yang di kendarai oleh Karno supir pribadi mas Bram setelah semua semua bawaan aku dan mas Bram masuk ke dalam bagasi mobil tersebut.

Mas Bram duduk di samping ku dengan tangan kirinya berada di pundakku dan tubuhku merapat ke tubuh mas Bram membuat nyaman, sudah seperi suami istri benaeran. Aku menggunakan kaus ketat warna putih dan celana jean warna biru dongker dan sebuah sal melingkar di leherku karena banyak cupangan dari mas Bram entah ada 5 atau 6 cupangan di sekitar leher belum cupangan yang ada di sekitar payudaraku dan mas Bram hanya tersenyum senyum seakan tidak berdosa sama sekali melihat itu aku jadi jengkel lalu ku cubit perutnya

“Mas tu bikin mupeng aja” kataku

“Tapi kamu juga teriak teriak suka ha ha ha” katanya mas Bram sambil tertawa

“Aih, mas Bram ngapain kok tertawa keras keras, jadi malu“ kataku

“Maaf Tasya” kaya mas Bram sambil membuka salku penutup leher

“Malu ah …. “ kata ku

“Mau lihat hasil karyaku semalam sampai kamu terjerit jerit gitu“ kata mas Bram mengingatkan pertempuran kami semalam

Memang sepulangnya dari moll membeli kamera, dan setelah mandi aku memakai kebayaku lagi tanpa bra dan celana dalam dan membawa kameraku masuk kamar mas Bram yang baru selesai mandi.

“Jeng, kok pakai baju yang tadi ngak salin ya” kata mas Bram

“Aku pengin difoyo dengan kain kebaya biar tambah seksi” kataku

“Benar tu jeng tambah seksi apalagi putting nya mau keluar ngak pakai bra lagi, ngak tahan mas ingin segera ngentot memek jeng Tasya” kata mas Bram

“Ngomong apa sih mas, pakai ngentot ngentot segala, jorok” kataku memasang muka cemberut.

“Ngak papa Tasya, kamu udah dewasa sebentar lagi sudah menjadi istriku ngak papa dong kalau aku ngomong sedikit fullgrar di depan calon istri tercinta” kata mas Bram

“Ia mas, aku ngerti aja kalau ngomong jorok di depan pasangannya tambah horny lagi” kataku

“Lah itu tahu juga” kata mas Bram sambil mencium keningku mesra,

“Yok makan dulu laper nih, biar ada tenaga dan ngentotnya tambah lama” kata mas Bram

“Dasar mesum” kataku sambil mencubit mesra perut mas Bram

“Ampun Tasya, sakit tau” kata mas Bram sambil merabai perut yang kena cubit

“Biarin itu hadiah untuk mas yang tambah mesum” kataku sambil tertawa

Setelah meneruk kamera di pojok dan memekai tripoid untuk menyangga berdirinya kamera di taruh di pojok menghadap ke tempat tidur

Mas Bram memekai kimononya dan keluar bersama menuju ruang makan untuk makan malam bersama, setelah ritual makan bersama diselingi dengan canda dan tawa seklai kali dengan ciuman di pipi dan dibibir sehingga suasana menjadi romantic

“Mas nanti dalam foto bersama mas Bram pakai Jas dan celana yang di pakai siang tadi ya” kataku sambil mengelendot manja di sisis kiri kengan mas Bram

“Ngak mau ah panas” jawab mas Bram

“Ya ngak asik nih, hanya sebentar doang aja ngak usah pakai daleman juga boleh hanya celana panjang dan jas aja biar tambah maco” kata ku

“Jeng ini kalau sudah ada maunya ngak pernah bisa di ajak kompromi” kata Mas Bram sambil mencubit hidungku pelan

“Kan ngak enak kalau istrinya udah rapi gini pakai kebaya juga, suaminya pakai kimono gini ngak level deh” kataku

“Nah itu kan kalau ada maunya” kata mas Bram, lanjutnya “Ya udah terserah jeng aja gimana baiknya”

Setelah makan aku membersihkan tempat makan dan mas Bram masuk kamar, sepuluh menit kemudian aku masuk ke kamar mas Bram sudah berganti pakai jas dan celana panjang yang tadi siang di pakainya. Aku pandang mas Bram sebentar di bali jas yang di pakai nya sudah tidak ada apa apa lagi dan aku percaya di balik celana panjang itu hanya ada penis yang panjang walau sekerang mungkin masi tidur, aku dekati mas Bram dan memberi ciuman ke bibirnya dan di samput dengan ciuman juga bibir kami saling bertemu.

“Terima kasih mas Bram” kataku

Aku arahkan mas Bram duduk di pinggir tempat tidur dan aku mengatur letak kamera dan menyetelnya dengan menggunakan semacam remot yang bisa mengoperasikan kamera jarah jauh

Pertama posisi aku dan mas bram duduk berdampingan lengan mas Bram ada di pundakku dan kepalaku aku letakkan di dada mas Bram mata kami saling berpandanganan, kemudian bibir mas Bram ada di keningku, ciuman bibir sebagai moment selanjutnya satu satu kemesraan di abadikan sampai akhirnya aku dan mas Bram melepas satu persatu pakaian kami di taggalkan di lempar ke lantai sampai mas Bram mengclose up memek ku dan aku juga meng close up penis mas Bram yang sudah tegang maksimal.

Ketika kami sudah mulai telanjang kamera yang tadinya berfusi sebagai akat potret biasa aku ganti fungsinya menjadi pembuatan film tapi itu di luar pengetahuan mas Bram

Dalam keadaan telanjang dan bibir mas Bram memberi cupangan ke leher aku sehingga aku menjerit jerit keenakan dan ketika tangan mas Bram ada di memek aku bibir mas Bram kini ada di payidaraku dan membiat cupangan di tempat tempat strategis di sekitas payudara, turun ke perut ku juga di beri tanda merah di sekitar pusar dan di selakanganku juga di ber tanda merah di dekitar memek aku yang sudah basah jeritan demi jeritan terdengan diantara desahan nafas yang semakin cepat.

Dan ketika Penis mas Bram masuk di bergerbang vaginaku, selakanganku aku buka lebar lebar ke kiri dan kanan dan mas Bram memegang penis yang besar dan mendorongnya dengan hati hati pelan pecan cukup lama mas Bram memasukkan penis nya ke dalam memekku dan akhirnya kepala penis mas Bram sampai daerah peranakanku dan aku meleguk panjang

“Maaaaassssssss, Ohhhhhhhh” kataku

“Ahhhhhhhhh”ucap mas Bram sambil mendorong pinggulnya sehingga perut kami menempel sempurna.

Mas Bram mendiamkam penis nya terbenem tanpa gerakan merasakan pijetan memekku yang berkedut beradaptasi dengan penis besar mas Bram 2 – 3 menit mas Bram memberi jeda kemudian mulai menggoyang pinggulnya dengan pelan terdengan suara pertemuan memekku dan kontol mas Bram yang menyatu sempurna krespek, kespes ….
Tanganku ada di pundak mas Bram dan memandang mata mas Bram yang menikmati pertemuan kedua kelamin kami dan matanya terbuka pandangan kami pun bersatu dan mas Bram merendahkan tubuhnya dan memberi ciuman sangant mesra di bibir ku yang tersenyum menikmati momen kemesraan ini.

Tangan kiri mas Bram menahan tubuhnya pada siku sehingga tubuh telanjang kami saling menempel sempurna, payu daraku menjadi sasaran tangan mas Bram meremas remas nya dan memelintir putting nya dengan pelan, gerakan pinggul yang pelan membuat kenikmatan tersendiri dan lama sampai tubuh kami bermandikan keringat, setelah 15 – 20 menitan posisi kami tidak berubah dan aku merasakan gejolak orgasme muluai melanda

“Ohhhhh mmaaaaassssss akkuuuuu maauuuuu pipiiiiissss” kataku patah patah aku dorong pantatku ke atas sehingg kelamin kali menyatu dengan sempurna kepalaku mengadah ke atas dan mataku melebar menikmati momen ini seeerrrrr seeerrrrr nikmat badan ku menjadi ringan seakan terbang ke angkasa meraih bintang, mas Bram mendiamkan penis nya yang menancap sempurna diliang vaginaku dan senyum mas Bram mengambang di bibirnya puas membuat aku bergelejotan sendiri, setelah agak tenang bibir mas Bram mencium mesra bibirku yang terbuka dan ini membuat rasa nyaman di hatiku 5 menit bibir kami terlepas.

“Mas aku diatas ya” kataku

Tanpa menjawab tapi bibir kami mulai menyatu kembali dan mas Bram melepas penisnya dari dalam vaginaku, masih momen ciuman mas Bram menggerer tubuhnya terlentang dan aku terbawa ke atas menindih tubuh telanjang mas Bram

Ciuman kami terlepas aku segera memposisikan memek ku di depan kontol mas Bram yang masih tegang sempurna dengan pelan aku dorong pinggulku ke bawah sehingga penis mas Bram masuk dengan sempurna ke dalam memekku.

Aku dududk di atas pinggulnya dan mulai menggoyangkan pinggulku ke samping kiri dan kanan dan ke depan belanga mencari titik g – spot ku yang ada di dalam vaginaku, aku raih tangan mas Bram dan menaruhnya di payudaraku dan tanpa di perintah jari jari tangan mas Bram mulai meremasi payudaraku yang bergoyang seirama dengan goyangan pinggulku.

Mas Bram menegakkan badannya dan meraih bibirku dan menyatukan dengan bibirnya, tangan mas Bram ada di pinggangku dan tanganku ada di pundaknya, goyanganku tambah cepat seiring bibir mas Bram memberi cupangan lagi di sekitas leherku dan payudaraku tak lepas dari ciuman dan cupangan mas Bram.

Aku menikmati momen seperti ini membuat aku lebih bersemangat menggoyangkan pantat ku naik turun membuat gesekan penis mas Bram yang besar di dalam lubang memekku. Lama moment ini berlangsung kami saling pandang saling senyum dan saling cium. Aku raih kepala mas Bram dan aku mulai menciumi telingan mas Bram dan membisikan kata kata

“Masssss, I love you massss Braaam” kataku aku gigitan kecil kecil sekitar telinganya ini membuat bingasan mas Bram

“I love you too Tasya” katanya

Goyang pantat ku semakin bersemangat dan dalam posisi ini aku gampang mengalami orgasme, aku rasakan ada dorongan kenikmatan dari dalam vaginaku dan aku merasakan cairan cintaku sudah di ambang pintu

“Maaaassssss oohhhhhh” teriaku sambil menekan pantat kebawah dengan keras seeerrr seeerrrr teriaku puas 2 kali orgasme membuat badanku tambah lungkai.

Mas Bram langsung mengangkat badanku dan merebahkan terlentang di tempat tidur dan mmenggenjot pinggulnya dengan cepat dan dalam waktu yang sangat singkat aku melengking keatas pantatku aku tekan ke atas bersamaan tekanan penis mas Bram kebawah kelamin kam menyatu sempurna

“Taaassssyyyyyaaaaaa oohhhhh eeennnnaaakkkk ttteeeerrrriiiiimmmaaa iiiinnnniiiii” kata mas Bram penuh semangat choootttt chhoootttt chhhooottttt banyak menyembur ke liang memekmu

“Maassssss aaakkkuuuu jjuuugggaaa” kataku, seeerrrrr ssseeerrrrr seeerrrrr nikmat keluar biasa melepas cairan cinta bersama membuat tubuh kami menyatu dan terbang bersama sama

Aku raih tubuh mas Bram dan mengusap rambutnya yang pendek itu, tangan mas Bram mendekap tubuhku semaki erat seluruh badan kami menyatu sempurna dari ujung kepaka sampai ke ujung kaki saling tindih dan saling membelit seakan ngak mau lepas dalam persatua birahi kami yang semakin memudah dan terhempas ke bawah daras lautan kelelehanan.

Mas Bram menggulirkan badannya ke samping dan menarik ku berpelukan tangan tangan kamu saling rangkul dan kaki kami saling menyilang saling membelit ciuman panjang pun ak mau berhenti merasakan sisa sisa kemesraan ini

Mas Bram keluar dari kamar mematikan lampu dan mengambil air putih dingan dari dalan kulkas, dan aku menghampiri kameraku mematikan dan membawa ke tempat tidur melihat hasil pemotretan tadi dan mengulang pemutaran film petualangan kami

Sambil tiduran mas Bram memberi munum air putih dan tiduran di sampingku melihat bersama hasilnya

“Awas ya Tasya jangan sampai tersebar” kata mas Bram

“Ngak akan mas, nanti di pindahkan ke lap top ku dan di beri password lagi aman mas” kataku menampis keraguan mas Bram

“Ya udah, yok tidur” kata mas Bram meraih selimut dan menebarkan di atas tubuh telanjang kami.

Mobil yang aku dan mas Bram telah berada di bandara Adi Sumarmo segera chek in dulu setelahnya mencari makan sarapan di cafe yang ada di bandara tersebut.

“Mas Bram, tu lihat pamugarinya cakep cakep ya“ kataku sambil melirik 3 orang Pramugari yang baru melintas di samping aku dan mas Bram baru makan.

“Mana cakep gitu kok di katakana cakep, cakepan kekasih mas yang baru duduk di depan mas Bram saat ini “ jawab mas Bram

“Ah, mas Bram suka ngombal“ jawab ku

“Dik Tasya ya“ sapa salah satu pramugari yang baru saja menjadi perbincangan

“Eh, Mbak Fero” jawan ku setelah setelah memperhatikan seorang pramugari tadi yang menyapaku
Aku segera berdiri dan member tangan kepada mbak Fero salah satu kakak kelasnya di SMA N XX di Semarang

“Mbak baru dinas ya, wah tambah okey nih“ kata ku

“Kamu mau kemana dik“ kata mbak Fero

“Mau ke Palangkaraya mbak” kata ku, lanjutku “Tapi Transil di Jakarta dulu”

“Naik penerbangan apa“ tanya mbak Fero

“SAS (Solo Air System) mbak“ Jawab ku

“Ya sama dong kalau begitu, kenalkan dulu dengan teman temanku se profesi“ kata mbak Fero
Lalu Tasya berjabata tangan dengan kedua teman mbak Fero

“Tasya mbak” kataku sambil berjabatan tangan dengan salah satu teman mbak Fero

“Dini” jawab teman mbak Fero yang bernama Dini

“Tasya mbak” kataku sambil berjabatan tangan dengan teman mbak Fero yang satu lagi

“Aknes” Jawab teman mbak Fero yang bernama Aknes

Dan kini aku mengenalkan mas Bramku sebagai eyang kakung ke mbak Fero dan teman temannya dan saling berjabatan tangan

“Fero, om” kata mbak Fero

“Bram” jawab mas Bram

“Dini om” kata mbak Dini

“Bram” jawab mas Bram

“Aknes om” kata mbak Aknes

“Bram” jawab mas Bram

“Eh, Tak kirain sama pacar atau tunangan gitu, malah sama eyang nya” kata mbak Fero

“Apa kelihatan sama pacar ya mbak” tanya ku tersenyum

“Ialah, kok mesra begitu“ kata mbak Fero

“Kayak dengan om om senang gitu ya“ kata mas Bram

“Ngak juga ah….“ Jawab mbak Fero malu malu

“Ya udah Tasya, mbak tinggal dulu ya sudah di tunggu dengan kru“ kata mbak Fero, setelah menerima WA dari temannya.

“Ya mbak, nanti ketemu di pesawat ya” kata ku

“Ya, mbak jalan dulu ya” kata mbak Fero

Setelah mereka bertiga meninggalkan aku dan mas Bram

“Itu tu mas Bram, dengan cucunya dikira sama pacarnya“ kata Tasya sambil tersenyum

“Biarin aja, dengan cucunya atau dengan calon istri apa hak mereka“ kata mas Bram, lanjutnya “Apa kamu malu, Tasya“ kata mas Bram

“Malu, mas Bram, ngak lah malah bangga kok kalau mereka menganggap mas Bram sebagai pacar atau tunanganku, sunggung mas, aku banggan“ kata ku dambil mencium bibir mas Bram yang berada di sebelahnya.

“Tasya ini di muka umum“kata mas Bram terkejut serelah menerima ciumanku sepintas

“Biarin mereka pada tahu kalau mas Bram adalah tunanganku, kekesihku, calon ayah dari anak anak aku” kata ku sambil tersenyum manis

“Gemes aku” kata mas Bram sambil memegang ke dua pipi Tasya sambil menggoyangkan nya ke kiri dan kekanan

“Ah, mas, masss Brraam“ balas ku dengan manja

Dan aku dan mas Bram melanjutkan sarapan tadi yang sempat tertunda dengan ke datangan mbak Fero dan teman temannya. Sesaat kemudian ada pangggilan kalau pesawat SAS yang di tumpangi akan segera berangkat, semua penumpang di mohon masuk melalui gate 1.

Aku dan mas Bram segera beranjak meninggalkan cafe setelah membayar apa yang aku dan mas Bram makan.

Selama satu setengah jam aku dan mas Bram dalam perjalanan Solo – Jakarta dan selama perjanan itu aku tertidur dengan menaruh kepalaku pada lengan kiri mas Bram dan mas Bram memberi akses yang lebih enak untuk tidur. Bangun bangun sudah sampai bandara Internasional Sukarno – Hatta.

Aku dan mas Bram harus tunggu 2 jam lebih untuk translit, rasa bosan mulai menghantui rasaku. aku jalan jalan di terminal B di temani oleh mas Bram yang selalu menjagaku dengan hati hati, selalu melindungiku dan selalu bergandengan tangan sambil melihat lihat kadang juga sefie bersama dengan mas Bram dan ada beberapa moment aku posing ke facebook ku dan banyak komen komen dari teman teman di SMA ku ketika aku possing di dunia maya. Kadang aku tersenyum sendiri membaya komen komen dari teman temanku.

Waktu masih setengah jam aku dan mas Bram melihat cafe dan memesan kopi hitam untuk menghilankan efek ngantuk karena kelelahan.

Jam 14 baru ada pengumuman bahwa pesawat yang aku tumpangi siap tiggal landas menuju bandara Tjiti Riwid Pakangkaraya. Dan 2 jam kemudian aku dan mas Bram sampai di Palangkaraya dan menuju hotel yang sudah di pesan terlebih dahulu.

Jam 17 aku dan mas Bram baru masuk kamar hotel.

“Mas, aku mau mandi dulu ya, gerah nih” kata ku

“ Bareng selakian Tasya, mas juga gerah” jawab mas Bram

“Ya ayo“ kataku sambil melepas semua pakaina yang melekat di badan termasuk CD san Bra semua lepas demikian juga eyang kakung melepas semua baju yag meleket di tubuh nya. Mas Bram mendekati aku dalam keadaan bugil dan langsung mencium kening ku dengan mesra, kami sama sama bugil, penis mas Bram berayun ke kiri dan kekanan demikian juga payudaraku bergoyang ke atas dan ke bawah sesuai langkahku.

Tanganku melingkar di pinggul mas Bram dan demikian juga tangan mas Bram berada di pinggulku dan kami pum melangkah masuk kamar mandi bersama bagai pengantin baru masuk ke peraduan.

Mas Bram mengisi garuci yang ada di kamar mamdi hotel tersebut dan mengisinya dengan air hangat, sementara garuci belum terisi penuh, aku mendekat ke tubuh mas Bram dan memeluknya dari belakang, aku raba perut mas Bram yang keras dan berotot kencang tanpa timbunan lemak yang ada di perut, mas Bram menyadari kalau aku sedang memeluknya dari belakang, lalu memegang kedua tanganku dan membalikkan tubuhnya, kami pun saling berhadap hadapan kedua tanganku melingkar di pundak dan kedua tangan eyang kakung berada di pinggangku, tanpa kata hanya pandangan kami yang saling berbicara yang penuh makna dari pada seribu kata yang terucap hanya kosong belaka. Bibir ku dan bibir mas Bram tersenyum seindah mungkin, dari pandanganku kegantengan mas Bram akan bertambah 10 kali bahkan 100 kali lebih oke, dengan tatapan mata penuh pesona, seakam nenembus mata hatiku. Pesona yang begitu besar membuat hati ini berdesir desir indah penuh makna. Tangan ku membelai kepala yang begitu dekat dariku tarik sedikit ke dalam pelukanku dan bibir yang semula tersenyum kini telah menyatu di atas bibirku dengan kecupan kasih sayang tapa nafsu, nafasku menyatu dalam leguan panjang yang selaras dengan desiran hati ku yang penuh bunga nan harum mewangi. Aku melayang tinggi ke angkasa, menggapai bintang ku yang cemerlang, mereguh dalam alunan musih, yang mengalun di seluruh relung hati, tersirat dalam untaian kata yang penuh makna, tapi hanya satu kata terucap yang melebihi seribu kata “kasih”.

Mataku meredup ketika bibir mas Bram menyentuh bibir mungil ku melepas semua energy dalam kepasrahan yang tulus, aku mendesah, aku melayang menembus awan, menggapai surga yang indah, datanglah surgaku, bawalah jiwaku kedalam rumah kasihmu, ku pasrahkan seluruh jiwa ragamu untuk mu kasih, ku parahkan seluruh tubuhku untuk menuntaskan hasrat birahimu, buatlah aku lebih bermakna dalam ketulusan cinta yang membara “kasih”.

Tubuh mas Bram yang berotot mendekap seluruh tubuhku seakan ingin menyatukan tubuh kami, melebur menjadi satu, lama …. pinggul mas Bram menekan ke pinggulku dan meremas bongkahan pantat yang semakin membulat, di goyang pantatku dan gesekan penis mas Bram yang mulai menegang dengan kulit vaginaku bagian luar, dada mas Bram yang bidang menyatu dengan payudaraku dalam dekapan yang samgat panjang seakan dapat melebur menjadi satu, dalam kesatuan tubuh, jiwa, rasa, yang penuh makna.

“Massss….“ kataku

Respon mas Bram hanya memandang mataku denan sorot penuh makna, dan di balinya tubuhku sehingga punggung pantat menempel pada dada dan perut mas Bram, bibirnya mulai aktif merangsangku disekitar leher di bawah telingga yang peka akan ranggsangan, tangan ku keatas merangkul kepala mas Bram sehingga ketiakku terekspos sempurna sambil memejamkan mata merasakan sentuhan sentuah erotis yang membangunkan syahwatku yang sedikit demi sedikit merangkah naik dengan tujuan pasti kenikmatan surga yang hakiki dari seorang laki laki yang kini menjadi kekasih ku, calon suamiku. Tangan kiri mas Bram selalu mengusap payudaraku dengan lembut sekali kali menarik putting ku atau memutar mutar putting ku seakan sebuah permaian yang mengasikan tangan satunya lagi membelai vaginaku membelah celah panjang dan memainkan bukit kecil di atas belahan yang semakin melebar sekali ali menerobos gua belap penuh makna dan hanya satu kata yang terucap “basah”sambil bibir mas Bram ada di sekitar ketiaku yang terbuka

“Basah mas Bram….“ kataku panjang

Mas Bram melepas ciumannya di sekitar ketiaku dan ke dua mata kami bertemu dan senyuman penuh makna terlontar dengan ucapan satu kata: “Enak” katanya diselah celah senyuman yang penuh gairah. Aku hanya tersenyum dan menganggukan kepalaku tanda setuju.

Dekapannya semakin merapat ke dua tangan mas Bram yang keker melingkar diseluh tubuhku dan aku merasakan kehangatan dan kenyamanan dalam dekapannya, merasakan perlindungan yang bermakna, merasakan kehangatan cinta yang semakin membara.

Mas Bram melihat geruci sudah penuh, lalu meleas pelukannya melangkah mematikan aliran air yang masuk ke dalam geruji dan membimbing ku masuk dalam garuji, aku merasakan bagai seorang putri. Kedua kaki ku masuk disertai dengan kedua kaki mas Bram dan membimbingku untuk duduk ke dalam geruji yang penuh dengan air, posisi tetap sama mas Bram berada di belakangku dan selalu membelai payudaraku dan mengusap vaginaku, tangan ku merayap ke belakang mencari kepala penis yang selalu menyentuh pantatku. Aku pegang penis aku gosok batang nya yang semakin lama semakin memanjang. Mas Bram mengambil sabun cair dan menuangkan ke dalan geruci sehingga berupa air menjadi busa yang melimpah dan di usap ke seluruh tubuh ku.

Aku membalikan badanku dan kami saling berhadap hadapan aku pun mengesap seluruh tubuh mas Bram dari kepala sampai ujung kaki semua permukaan kulit kami sudah tersabuni dengan busa yang melimpah. Mas Bram melepas peputup air yang ada di bawah dan air sabun itu pun menyusun akhirnya menghilang dengan sendirinya, mas Bram berdiri menghidipkan sawer yang berada di atas garuci dan menarik tubuhku dan mambawanya dibawah pancuran sawer dengan semburan air hangat.

Mas Bram mengambil kimono yang terbuat dari bahan handuk dan menutupnya tubuh telanjangku dan aku melangkah keluar dari kamar mandi dan mas Bram menyelesaikan ritual mandinya.

Aku melangkah menuju meja rias dan membuka koperku mengeluarkan peralatan make up dan kembali duduk di meja rias yang ada di dalam kamar itu, menyisir dan mengeringkan rambut dengan hairdrayer, aku melihat mas Bram keluar dari dalam kamar mandi juga menggunakan kimono dari handuk dan duduk di atas tempat tidur sambil memandangiku dengan pandangan penuh makna.

“Apa sih mas, melihat aku kok kayak gitu banget” kataku.

“Ngak boleh ya, mas Bram ngak boleh mas mengagumi kecantikan kekasih mas sendiri, yang cantik, manja yang sekarang sudah jadi pacar mas, calon ibu dari anak anak mas“ kata mas Bram.

“Boleh lah mas, apa perlu aku membuka kimono nya biar mas Bram puas memandangku bukan hanya kecantikanku semata tapi juga seluruh tubuhku juga yang sekarang sudah jadi milik mas Bram sepenuhnya“ kata ku sambil berdiri dan melepas kimono secara perlahan lahan, kubuka tali kimono yang mengikat di pinggang ku dan melepas kimono dari tubuhku yang sudah tidak pakai apa apa lagi dan kubiarkan kimonoku tercecer di lantaai holel.

Kemudian mas Bram berdiri di samping ku berjarak 1 meter, dan memandangku dengan pandangan seakan tak percaya kalau cucunya tercinta ini sudah menjadi kekasihnya, gadis muda belia ini.

“Udah ah mas, aku laper lagi, kita cari makan di luar mas sambil melihat keramaian kota Palangkaraya ini” kataku

“Baik kita siap siap” jawan mas Bram.

Sampai disini update kali ini Semoga terhibur

Selamat Memasuki Tahun baru, Semoga di Tahun mendatang tambah Sukses penuh semangat sampai ketemu di tahun 202 mendatang.
Adios
Salam hormat
ROO sekeluarga
 
Matur thanks om @Roo238 updatenya,,
Tinggal tunggu konfliknya nih,,hhe

Sehat dan lancar selalu RLnya,MET tahun baru juga:beer::semangat:

Pasti seru banget nih suhu konfik nya juga muncul karakter baru yang bikin tambah seru suhu tapi ....tunggu Tasya pulang ke Semarang dulu, aku masig nikmatin pacaran sama mas Bram dulu ngepuasin birahi dulu.
Sabar ya om @Inggek .
 
Bimabet
Lanjut suhu ….
“Apa sih mas, melihat aku kok kayak gitu banget” kataku.

“Ngak boleh ya, mas Bram ngak boleh mas mengagumi kecantikan kekasih mas sendiri, yang cantik, manja yang sekarang sudah jadi pacar mas, calon ibu dari anak anak mas“ kata mas Bram.

“Boleh lah mas, apa perlu aku membuka kimono nya biar mas Bram puas memandangku bukan hanya kecantikanku semata tapi juga seluruh tubuhku juga yang sekarang sudah jadi milik mas Bram sepenuhnya“ kata ku sambil berdiri dan melepas kimono secara perlahan lahan, kubuka tali kimono yang mengikat di pinggang ku dan melepas kimono dari tubuhku yang sudah tidak pakai apa apa lagi dan kubiarkan kimonoku tercecer di lantaai holel.
Kemudian mas Bram berdiri di samping ku berjarak 1 meter, dan memandangku dengan pandangan seakan tak percaya kalau cucunya tercinta ini sudah menjadi kekasihnya, gadis muda belia ini.

“Udah ah mas, aku laper lagi, kita cari makan di luar mas sambil melihat keramaian kota Palangkaraya ini” kataku

“Baik kita siap siap” jawan mas Bram.


Part 15 : Ritual Kalimamtan

Pov Bram Kusuma.


Pagi hari ini cukup cerah di atas langit Palangkaraya ibu kota Kalimantan Tengah Jam 5.30 aku bangun dari tidurku dan di sampingku masih tertidur kekasih hatiku gadis muda belia yang mampu menggugah hati, syawatku dan berjanji untuk menjagaku selalu, di sisa umur yang tinggal berapa tahun kedepan. Cucu ku yang cantik manja mampu menggugah syawatku yang sudah lama tertidur dan bahkan aku mampu berjam jam menyetubui Tasya seakan tenagaku bertambah 10 kali lipat bila sedang berada si sisinya, aku semula ragu akan kemampuanku karena factor usia yang membuat aku berkecil hati, usiaku kini sudah setengah abad lebih lebih tapi kini aku merasakan perubahan dalam diriku, sebelum pernyataan cinta Tasya dan menyerahkan keperawanannya kepadaku aku seakan hilang kepercayaan atas diri aku, tapi setelah seminggu yang lalu Tasya menyerakan cinta nya kepadaku aku menjadi percaya diri ternyata hobby ku berolah raga dan menjaga kebugaran kini terlihat hasilnya aku merasa tambah perkasa dan tambah muda 10 atau 20 tahun.

Aku terbangun dan melihat seorang gadis muda tertidur dengan senyum mengambang di bibir nya tidur dalam ketelanjangan tubuh yang polos sementara aku amati setiap lekuk tubuh Tasya yang dulu adalah cucuku sendiri kini sudah menjadi kekasih hatiku bahkan aku rela bersusah susah pergi ke propinsi ini hanya sekedar untuk membuat mantab hati cucuku ini dan tidak ada keraguan lagi akan niatku untuk mempersunting gadis belia ini menjadi istriku.

Aku bangunkan Tasya kekasih ku yang masih tertidur untuk melakukan ibadah pagi bersama seperti kebiasaan ku selama ini

“Tasya, jeng Tasya sayang, bangun udah pagi” kataku

Tasya tidak bangun malah memindahkan tubuhnya yang tadinya miring ke kiri kini meraih bantal di sampingnya dan memeluknya dengan satu kaki berada di atas bantal yang diaraihnya dan pantat Tasya nungging

“Jeng Tasya bangun udah pagi nih, sholat dulu nanti tidur lagi setelah sholat” kataku sambil menggoyangkan tubuh telanjangnya

“Apa sih mas, masih ngantuk” ucapnya tanpa membuka matanya

Aku tiduran di samping Tasya dan tanganku mulai meremas payudara nya yang tertutup bantal dan memainkan putting nya.

“Jeng, jeng Tasya bangun sayang udah pagi, waktu shubuh pendeak lho” kataku

“Ia ia mas, ini baru mau akan bangun” kata Tasya sambil mengeliat badannya dan kini terlentang di sampingku, ini membuat mudah aku memainkan putingnya yang terekspos di depan mata

Sebentar kemudian

“Ih, mas kesempatan dalam kesempitan deh” kata Tasya sambil meraih wajahku memberi ciuman di bibirku

“Ayo dong bangun udah pagi, jadi ke tempat saudara angakat mas ngak” kataku

“Jadi lah masak sudah sampai di sini di batalin” kata Tasya sambil berdiri dan melangkah ke kamar mandi dalam keadaam telanjang.

“Barenga aja Jeng, mas juga belum mandi” kataku

“Ya sini, tapi awas kalau macam macam memek ku masih njarem nih” kata Tasya

“Ngal lah, ha ha ha” kataku sambil tertawa

Setelah Tasya masuk kamar mandi di hotel dan aku menyusulnya masih dalam keadaan sama sama telanjang, dengan cepat aku dan Tasya mandi bersama tanpa menyentuh tubuh nya. Setelah melakukan sholat shubuh bersama dan bersiap siap untuk chek out dari holel tersebut.

Jam 7 aku dan Tasya sudah melakukan ritual makan pagi bersama di resto hotel tersebut tak lama kemudian phonsel ku berbunyi tanda panggilan masuk

“Selamat pagi ndan” kata Sandra Kitting salah satu kerabat dari kakakku Rafii

“Eh sudah sampai mana dra” kata ku

“Udah di depan kotel ndan” kata Sandra Kitting

“Ya 15 menit lagi aku keluar” kataku

“Ok di tunggu ndan” kata Sandra Kitting

Lima belas menit kemudian aku dan Tasya sudah berada di lobby hotel menemui Sandra Kitting

“Udah siap ndan” kata Sandra Kiting

“Kenalin dulu nih calon istri aku” kata ku

“Sandra Kiting panggil Sandra aya” kata Sandra sambil mengulurkan tangannya

“Tasya” jawab Tasya sambil menerima uluran tangannya juga

“Masih muda sukali ndan, hebat ndan ku yang satu ini, mungkin seumuran anakku ndan” kata Sandra

“Ya begitulah, usianya baru 18 tahun 2 minggu yang lalu” kataku

“Benar ndan ku ini hebat sekali” kata Sandra

“Mana mobilnya” kataku

“Di depan ndan, mana tasnya saya bawakan” kata Sandra

Sandra melangkah mengambil tas ku dan tas Tasya dan membawa di mobilnya

“Mas kok ndan ndan sih” kata Tasya

“Nanti deh di mobil diceritain sayang” kataku sambil menggandeng tangan Tasya dan menlangkah mengikuti Sandra dari belakang.

Sesampainya di depan mobil Sandra buka bagasi dan memasukan tas tas yang aku bawa ke dalam begasi mobil.

“Dra aku duduk di bekalang ya” kata ku

“Biasa lah ndan, seperti kayak siapa saja, aku kan tau diri ndan, kan komandan nya ingin nempel terus kaya perangko” kata Sandra sambil tertawa

Setelah aku dan Tasya masuk ke daa mobil dan Sabdra sudah menjalankan mobil nya menuju kampung halamannya di perbatasan dengan serawak

“Gimana kabar om Rafii Dra” kata ku membuka percakapan

“Baik to ndan, sore kemarin om Rafii telpun ke aku aku di suruh jemput komandan di holel ini, terpaksa deh aku ijin pada komandan aku bilang aja di suruh jemput Letjen Bram Kusuma dari Mabes, dan komandan oke oke aja” kata Sandra

“Lho kamu nih ada ada saja wong aku sudah ngak di mabes kok” kataku

“Biar aja” jawab Sandra santai

Tasya semakin kebingungan mendengar obrolanku dengan Sandra

“Gini jeng Tasya sayang, om Sandra ini keponakan dari saudara angkatku Rafii dulu aku tarik menjadi anggota di kodam sampai sekarang” kata ku

“Ayo mas crita dong kok bisa punya saudara anggat mas Rafii gitu” kata Tasya

“Oh ia lupa nih cerita ke kamu” kata ku

Cerita Bram Kusuma


Saat itu aku baru bertuga di perbatasan Kalimantan dengan Serawak yang pada saat itu masih rawan konfik antara RI dan Malaisia, aku bertugas sebagai komandan batalyon dan membawai 10 sampai 15 regu penjaga tapal batas RI dan Malaisia meliputi luas wilayah 100 km sepanjang tapal batas. Biasanya sih aku berada di markas saja tapi kali itu aku ingin melihat secara langsung kondisi tapal batas wilayah RI yang menjadi wilayah ku.

Aku dengan membawa 2 regu menyusuri hutan belantara yang jarang di jamah oleh manusia pada saat aku bersama pasukan berada di tepi sunngai Kahayan aku mendengar seorang kepala suku dari suku Ngaju terserang penyakit panas kabarnya sudah 4 hari ngak turun turun panasnya aku dan pasukan kemudian singga di perkampungan suku dayak itu dan bertemu dengan kepala suku Dayak Ngaju Mahendra Babu aku memeriksa ke adaan penyakitnya tapi orang orang disana belum percaya dengan TNI pada saat itu mendapat perlawanan dari orang orang suku dayak itu aku putus asa alat komonikasi ngak ada bahasa Indonesia juga belum di kenal meluas dan pasukan ku pun ngak mengenal bahasa mereka.

Kemudian datang kakak ku Rafii Babu yang bisa berbahasa Indonesia secara baik sebab pernah hidup di serawak yang memakai bahasa melayu. Komunikasiku dengan mereka menjadi baik kesalahpahaman antara pasukan TNI dan orang orang dayak bisa di atasi, oleh tiem kesehatan yang aku bawa juga menerangkan kalau bapak Mahendra Babu terserang penyakit malaria yang saat itu masih merupakan wabah di sana.

“Kak Rafii, bapak Mahendra terserang penyakit malaria disebabkan oleh nyamuk yang merupakan penyebar atau pembawa bakteri malaria, hanya satu cara untuk menyembuhkan dengan table/pil Kinine dan aku membawa persediaan pil tersebut mudah mudahan cocok: terangku dengan kak Rafii sebagai putra dari Mahendra Babu

Tiga hari aku dan pasukan berada di kawasan itu membiat tenda sendiri untuktempat istirahat pasukanku, Setelah hari ke 4 sudah ada perkembangan kesehatan dari Mahenrda Babu panasnya sudah turun tapi masis lemas makan pun harus yang lembut lembut dulu

Setelah seminggu 1 pasukan aku perintahkan pulang ke markas dan satu pasukan lagi tetap tinggal di tempat, pada saat itu bapak Mahendra Babu sembuh total dari penyakitnya dan saking gembiranya aku diangkat sebagai putra angkatnya dan berhak menggunakan nama Babu di belakang namaku

Dan pengangkanku sebagai warga kehormatan Babu di rayakan dengan pesta adat, dan aku mendapat perlakuam istimewa dari mereka setiap malan aku di beri minuman energy yang sangat menguwatkan tulang dan otot ku dan di urut seluruh badan ku dengan ramuan tradisional mereka membuat semua badan menjadi ringan dan bertenaga termasuk penis juga tambah besar seperti sekarang ini.

Cerita Bram kusuma and


“Waktu itu Sandra masih anak anak masih 7 atau 8 tahun, ya Dra” kataku ke Sandra

“Ya ndan aku masih umur 7 tahun kalau komandan berada di tempat kami” kata Sandra

“Setelah Sandra berumur 18 tahun aku tarik sebagai pasukan yang di tugaskan di Palangkaraya sampai saat ini” kataku

Mobil yang di kendarai Sandra telah sampai di tempat tujuan menempuh pejalanan sekitas 3 jam nonstop tanpa henti

Sesampainya di tempat tujuan aku dan Tasya di sambut dengan keluarga Rafii Babu dengan istri Marna erang yang masih muda seusia Tasya, cantik dan begitu kenal Tasya langsung akrap dengan istri Raffi

“Selamat datang adikku Bram Kusuma di Rumah suku Dayak Ngaju” kata kak Rafii sambil merentangankan ke dua tangannya dan kami pun saling berpelukan sebagai saudara yang sudah lama ngak pernah jumpa

“Ia kak, sehat” kataku

“Ya begini lah saudaraku, berkat doamu juga kan” jawab kak Rafii

“Ia kak kenalan dulu dengan calon istriku” kata ku

“Tasya mas, Tasya Anggraeni” kata Tasya sambil mengulurkan tangannya

“Rafii Babu, dik” kata Rafii, lanjutnya ”Kamu kan belum kenak dengan isrti ku kan Bram” kata Rafii

“Kalau istri yang ini belum kak” jawabku

“Bram kusuma” kataku sambil menyodorkan tanganku

“Marna Erang” jawam istri Rafii

“Tasya kak” kata Tasya setelah jabatan tanganku terlepas, sambil mengulurkan tangannya dan di sambut dengan uluran tangan Marna

“Marna Erang dik” kata Marna

“Seperti kemarin aku telpun ke kakak aku mau mohon doa restu kakak untuk meresmikan aku dan Tasya menjadi suami istri kak” kata ku

“Boleh saja, tapi siapa sebenarnya Tasya itu, saudaraku” kata kak Rafii

“Kalau boleh jujur Tasya adalah masih cucu aku sendiri kak” kataku

“Ha cucu kamu sendiri, ha ha ha hebat kamu dik, kok bisanya begitu” kata kak Rafii

“Ceritanya panjang kak, aku dengan Tasya ini di jodohkan oleh almarhum istriku Niken Larasati kak, dia ingin aku mengambil Tasya cucuku sendiri menjadi istri aku, karena menurut dia belum pernah membahagiakan aku sehingga minta aku mengambil Tasya sebagai pengganti dirinya dan menjadi istriku dan mewariskan semua miliknya termasuk suaminya sendiri ke Tasya cucu aku” kataku

“Lalu bagaimana tanggapan Tasya sendiri” kata kak Rafii

“Biar Tasya sendiri yang menjawabnya” kataku

“Bagai mana dik Tasya pendapatmu tentang perjodohan nenek mu dengan kakekmu” kata kak Rafi

“Aku menerima perjodohan ku dengan eyang kakung Bram kusuma dengan senang hati kak, karena pada dasarnya aku memang sudah jatuh cinta dengan eyang Bram kusuma semenjak kelas 5 SD kak, dan aku menerima perjodohan ini walau mungkin sebagai istri simpanan atau istilahnya kerennya gundik dari mas Bram baik secara resmi atau pun tidak resmi karena aku pernah perjanji ke eyang putri Niken akan menjaga mas Bram dan akan ikut mas Bram kemana dia pergi dan kalau mungkin menjadi istri resmi yang diakui oleh agama dan Negara kalau tidak bisa ya aku puas sebagai istri simpanannya” kata Tasya

“Ho ho ho sungguh menarik, baru kali ini aku mendengar ada cinta semurni ini, selamat ya Bram aku mau bantu kamu sebatas kemampuanku sebagai orang yang di tuakan di suku dayak ngaju ini, dan mulai malam nanti bisa di lakukan upacara adat perkawinan menurut suku dayak ngaju supaya hati kalian mantab mengarungi kehidupan rumah tangga kalian” kata kak Rafii, lanjutnya “Tapia da syarat syarat yang harus di penui terlebih dahulu, syarat pertama yang kami sebut penguwat raga, ke dua pencucian jiwa dan ke tiga penyatuan jiwa dan raga, pada ritual pertama dan ke dua bisa dilakukan bersama sama minimal dalam 2 hari dan hari ketiga baru di lakuakn penyatuan jiwa dan raga di bawah sinar bulan purnama tempatnya di tepi sungai Kahayan setelah ritual ketiga selesai bisa di langsungkan pesta adat, selama tiga hari kedepan kamu dan Tasya ngak boleh ketemu dulu mengadakan ritual sendiri sendiri, nanti biar Tasya mendapat petunjuk dari istriku sendiri dan kamu Bram juga harus melakukan ritual tersendiri”

“Kapan bisa di mulai” kata ku

“Nanti malam Bram dan menurut perhitunganku 3 hari mendatang bulan purnama dan di bawah bulan purnama itu waktu yang paling bagus untuk melangsungkan upacaya adat menyatukan jiwa dan raga. Ritual ini penting untuk tolak balak banyak cerita yang berhubungan dengan perkawinan sedarah seperti kamu dan Tasya semuanya dapat di lakukan dengan ritual penyatuan jiwa dan raga ini, seperti hubungan anta ibu dan anak laki lakinya, ada juga hubungan antara ayah dengan anak gadisnya semua dapat di satukan dalam perkawinan adat dengan melakuka ritual penyatuan jiwa dan raga ini seperti juga hubungan mu dengan Tasya antara kakek dan cucunya” kata kak Rafii

Pada sore harinya aku dan tasya memasuku upacara penguat raga dan pencucian jiwa di mulai dengan mandi kembang di tepi sungai Kahayan yang sudah di persiapkan oleh kak Rafii dan keluarga, aku dan Tasya di mandikan dengan kembang warna warni setelah itu malamnya aku di bawa ke ruangan terpisah dengan Tasya

Tubuhku di bauri rempah rempah di canpur semacam minyak dari jari kaki sampai kepala semua terkema ramuan itu kemudian dipijat seluruh badan sampai penisku juga, tidak ada bagian yang terlewatkan dan minum ramuan khusus untuk laki aki berwarna kuning bening hampir dua jam aku dipijat sekujur tubuhku dan tidur telanjang tanpa ditutupi apa apa tapi nyenyak sekali ramuan itu membuat nyaman tidur

Pagi harinya mandi seperti biasa dan minum ramuan seperti tadi malam masih dalam keadaan telanjang di pijat lagi dengan ramuan yang sama menurut mereka ramuan itu bisa menimbulkan badan menjadi segar otot yang tegang menjadi kondor dan ini terbukti ketika bangun pagi badan terasa ringan sekali otot kendor karena efek pijatan mereka aku perhatikan penisku bertambah panjang dari kemarin dan lebih besar pada siang hari dan sorehari dilalukan lagi

Tapi malam hari ritual di lanjutkan dengan pencujian jiwa hampir semalan aku direndam dalam semacam tempayan beras berisi air ramuan dan selau hangat walau tidak ada api yang memanasi tungku tersebut, siangnya setelah mandi dan minum ramuan yang sama aku dan kak Rafii berlari mengelilingi permukiman mereka 10 kali dan terakir mandi di sungai Kahayan yang airnya jernih

Pov Tasya Anggraeni

Setelah mandi air kembang yang di sediakan oleh keluarga kak Rafii dan kak Marna dan tunggu waktu untuk melakukan ritual penguat raga aku sempat bercerita sebagai 2 wanita dewasa tukar pengalaman dalam hubungan dengan laki laki

“Aku masih sekolah kok kak” kataku

“Kelas berapa” tanya kak marna

“Baru duduk di kelas XII, 3 bulan mendatang baru ujian Nasional” kataku

“Masih muda belia benar” kata kak Marna

Aku hanya tersenyum

“Kapan pertama kali ML” kata kak Marna

“Baru seminggu yang lalu kok kak” jawabku

“Gimana pengalaman ML pertama kali” kata kak Marna

“Gimana ya lah kak, mosok gitu aja di tanyakan kan akunya malu” kataku

“Habis penasaran banget jadi agak kepo hix hix hix” ucap kak Marna sambil tertawa dengan menutup mulutnya

“Pertama kali pemis mas Bram masuk ke memek ku rasanya sakit seperti orang kena silet habis kontonya gede banget tapi lama lama menjadi ketagihan hix hix hix” kataku sambil malu malu

“Kalau aku waktu pertama kali di pinang oleh kak Rafii aku sudah berumur 21 tahun dan sekarang memasuki tahun ke 7 dik dan aku senang aja, yah seperti mas Bram mu gitu tenaganya seperti kuda jantan ngak pernah ada puasnya walau tiap hari aku ngentot bersamanya malah tambah mesra dan cintaku harga mati sekarang tanpa kak Rafii sehari aja aku jadi klimpungan sendiri ketika kak Rafii pergi keluar kota atau baru urusan keluar gitu” kata kak Marna istri dari kak Rafii walau usia kak Rafii seusia mas Bramku.

“Kak payudaramu kok bisa besar gitu dan masih kecang aja padahal udah 7 tahun di remas remas oleh kak Rafii” kataku

“Ini berkat ramuan yang aku buat sendiri bisa melunturkan sel sel mati di sekujur tubuh dan mengencangkan otot biar ngak kendor ramuan dari peninggalan keluarga Babu dik” kata kak Marna, selanjutnya “Nanti setelah ritual penguat raga bisa dik Tasya rasakan sendiri ke ampuhan dari hasil ramuan penguat raga, payudaramu akan bertambah kencang dan vaginamu bertambah sempit menggigit membuat mas Bram mu sulit melupakan mu dan berdekatkan denganmu hawanya ingin ngentot melulu”

“Wah jadi kelenger nih aku kalau penis mas Bram menjadi tambah besar lagi sekarang aja aku merasa kualahan mengimbangi nafsu syawat mas Bram” kataku

“Ngak juga kok dik besok rasakan sendiri kalau kamu mampu mengimbangi nafsu birahi masmu karena kamu sendiri juga punya nafsu yang tak kalah dengan mas Brammu” kata kak Marna

“Ditambah pijatan ala keluarga Babu akan mengiatkan seluruh tubuhmu menjadi on setiap saat dikala kamu sedang berdampingan dengan mas Bram mu” kata Marna

“Ada ritual pijat segala ya kak” kataku

“Pada dasarnya dalam ritual penguat raga nanti ada 2 tujuan yang pertama membuat tubuhmu tambah seksi dan menggairahkan setiap priya yang memandang mu dan kedua nafsu sexual mu juga akan bertambah” kata kak Marna

Dan cerita dengan kak Marna berlangsung seru tidak hanya membahas hubungan sebagai suami istri saja tapi juga sega pernak pernik perkawinan supaya perkawinan menjadi langgeng dan lancar.

“Dik kita makan malam dulu udah di siapkan oleh mamak, aku udah lapar juga” kata kak Marna

Memang seharian aku tidak makan hanya pagi hari sarapan di hotel bersama mas Bram setelah itu tidak menyentuh makanan lagi.

Setelah makan aku dan kak Marna di dampingi oleh kerabat dekat dari keluarga Babu mulai ritual penguat raga dan di lanjutkan dengan ritual penyucian jiwa, pertama aku disuruh minum ramuan tradisional milik keluarga Babu sairan berwarna merah muda itu aku minum satu gelas sekali tenggak harus habis rasanya ada manis dan asam membuat badan menjadi hangat penuh gairah hidup, dan aku mulai ritual pemijitan seluruh tubuhku di taburi oleh cairan sejenis minyak berbau harum keseluruh tubuh ki dari ujung kaki sampai ujung kepala tidak ada yang terlewati sampai lubang vaginaku juga ikut di pijat dengan memasukkan dua jadi si pemijat ke dalam vagina aku menjeri jerit keenakan seakan baru di ngetot mas Bram hampir 2 jam pijat yang di lakukan oleh 2 – 3 pererempuan yang sudah lanjut usianya aku perkirakan 35 – 40 tahunan. Kak Mirna hanya diam dan mendampungiku selama ritual berlangsung.

Setelah selesai aku dilarang memakai baju jadi telanjang bulat semalaman dan ditinggal di kamar sendiri dan dianjurkan berdoa terus dengan doa menurut kepercayaan masing masing intinya mendekatkan diri dengan alam semesta dalam pencucian jiwa ini berdoa sampai leleh dan tertidur sendiri di dalam kamar yang hanya ada satu penerangan lampu 5 watt yang redup, terasa sekali dalam jiwa menjadi lebih tenang aku sih menyebut asma Allah berulang ulang sehingga luyut dan akhirnya tertidur.

Pagi harinya setelah bangun langsung berendam di jamban yang cukup besar dan udah di campuri ramuan yang berbau wangi, bau wangi ini akan dirserap oleh tubuh seringga sekujur tubuh ku akan berbau wangi melati sepanjang hari.

Setelah mandi kungkum aku masih dilarang memakai baju dulu katanya biar sel sel dalam tubuhku bekerja maksimal, sepanjang hari aku bertelanjang tanpa penutup benang setelah makan pagi aku diberi minuman seperti semalan harus habis dakam selaki tenggak tubuh menjadi hangat kembali walau sehari semalam tidak menggunakan baju sama sekali.

Siang nya hanya di bolehkan minum air putih dingin dan minum ramuan seperti tadi pagi malam harinya di ulangi lagi ritual seperti semalam dan dilanjutkan lagi dengan peyerahan diri ke semesta.

Pada malam ketiga aku tidak di pijat lagi tapi langsung memsuki Ritual penyatuan jiwa dan raga di tengah malam, waktu pertama kali aku ketemu mas Bram lagi pandanganku selalu tertuju kearah mas Bram yang semakin ganteng dan penuh gairah mata kami saling bertatapan dan saling mengagumi satu dengan yang lain. Inilah yang di katakana oleh kak Marna aku selalu bergairah kalau berdekatan dengan mas Bram, menjelang tengah malam aku dan mas Bram di arak menuju suatu tempat seperti tempat pemujaan dan di bawah sinar bulan purnama

Kak Rafii berdiri di tengah lingkaran yang sudah di penui oleh keluarga Babu, dan kak Marna membawa cawan yang berisi cairan yang berwarna putih dan cawan tersebut di taruh di atas meja pemujaan, mula mula mas Bram di panggil dan di suruh memberi setetes darah dari jari jarinya kemudian aku juga melakukan hal yang sama, cairan yang tadinya tidak berwarna kini menjadi seburat warna merah muda dari tetesan dari kami.

Mas Bram menuju altar lagi dan meminumnya seteguk dan bergantian aku juga minum dari cawan yang sama seteguk dan diulang sampai caiarn habis dan cawan menjadi kosong dan doa doa ditantunkan dan pernyataan mas Bram resmi menjadi suamiku di lanjutkan dengan pesta meriah sampai pagi.

Aku dan mas Bram di persilahkan masuk sebuah rumah yang sudah di persiapkan untuk malam pertama kami yang di antar dengan kak Rafii dan kak Marna sekalian, setelah aku itu aku dan mas Bram ditinggalan di dalam rumah itu

“Gimana perasaan kamu sekarang jeng” kata mas Bram setelah kami masuk kamar peraduan kami, sambil aku duduk di pangkuan mas Bram dan tangan mas Bram membelai mesra rambut ku yang terurai panjang.

“Senang mas akhirnya aku menjadi istri mas Bram walau masih secara adat tapi aku merasa sudah menjadi istri mas Bram beneran, sesunggungnya setelah ritual penyatuan jiwa dan raga kami, ini sangat terasa sekali” jawabku

“Benar jeng, mas juga merasakan hal serupa kini jiwa raga ku sudah menyatu dengan jiwa raga mu jeng” kata Mas Bram sambil mencium bibrku dengna masra dan aku sambut ciuman mas Bram dengan lumatan yang tak kalah mesranya.

Semakin lama semakin panas ciuma ku ke bibir mas Bram, tangan mas Bram mulai nakal meremas payudaraku di balik baju yang aku pakai dan mas Bram menghentikan ciumannya dan memandang ku dengan perasan heran

“Kenapa mas” kataku

“Perasaan payudaramu bertambah besar jeng” katanya

“Masak si mas, perasaan sama juga kok” kataku berbohong

“Sunggung jeng kemarin aku merasakan ngak sebesar ini kok” katanya

“Mas Bram suka ngak” kataku

“Suka dong payudaramu semakin besar dan putting nya juga terasa lebih menonjol dan keras, ingin sekali membuat cupangan baru di sebelah putting mu” kata mas Bram

“Nikmati saja mas, kalau suka” kata Tasya

MasBram langsung membuka baju yang di ku pakai sehingga aku sudah telanjang dada payudaraku kini bertambah besar beberapa inci dan putting nya sekarang berwarna merah terang, mas Bram sejenak memandang payudaraku yang bertambah besar dan kencang otot penyangga kuat menahan bongkahan payudaraku

“Mas Bram cium dong payudaraku” rengek ku

Tangan mas Bram langsung meremas payudaraku dan aku meleguh panjang,

“Maaassssss” kataku

“Kenyal banget jeng” kata mas Bram sambil meremas remas payudaraku kiri dan dan memainkan putingnya, wajah ku menghadap ke wajah mas Bram dari samping dan langsung aku cium bibir mas Bram dan tubuh ku merapat ke tubuh mas Bram dan tanganku yang satu ada di atas pundak mas Bram aku posisi miring. Ini posisi yang paling aku suka dalam berciuman duduk di pangkuan mas Bram, payudaraku do remas remas putingnya di pelintir pelan dan bibir kami saling menyatu mataku terpejam menikmati ciumamnya, kali ini dan lama ngak puas puasnya berciuman dalam posisi seperti ini.

Tangan ku berusaha melepas pakaian yang dipakainya lewat atas kepala dan mas Bram menghentikan sejenak remasan tangannya dan ciumannya sementara aku menerik pakaian dan melepas pakaian mas Bram.

Setelah terlepes mas Bram mengulangi kembali ciumannya tapi kini ciuman mas Bram mendarat di telinga kiriku yang dekat dengan bibir mas Bram, sambil mengulum telingaku memainkan atingku yang aku pakai dan akhirnya memberi cupangan di leher bawah telingga kiri.

“Ah, maaassss Braaaammm” legukku memanggil nama mas Bram

Diangkatnya tubuh ku di atas tempat tidur yang ada dalam kamar itu di baringkannya terlentang kedua tanganku masih di leher mas Bram dan tangan mas Bram meremasi payudaraku ciumannya terus menerus di bibirku dan menggeser kebawah kearah payudaraku dijilat jllat putting ku dan di kenyot kenyot menggunakan bibirnya, tak lama setelah itu mas Bram melepas bawahanku di tariknya kebawah sehingga terlepas dan aku telanjang di atas tempat tidur.

Mas Bram berdiri melepas juga celana yang di pakainya sehingga penis kesayanganku timbul lebih panjang dan besar, mas Bram memposisikan duduknya di samping kepala dan kepala menghadap varinaku dan mulai menciumi vaginaku enak, aku raih penis mas Bram yang sudah tegang sempurna dan dalam posisi 69 ini kami saling mengeksplotasi kelamin masing masing mas Bram mulai menciumi vaginaku dan aku mulai menjilati kepala penis nya.

Aku tersentak kaget kitika sedotan bertenaga mengarah ke kelentitku

“Maaaasssss Braaaammmm, ohhhhh” kataku


Tanpa basa basi lagi kedua jari mas Bram memasuki lubang kenikmatan dan menggeseknya dengan lembut dan aku tak mau kalah aku sedot kepala penis mas Bram dengan sekuat tenaga sehingga bibirnya terpepas dari kelentitku dan

“Ohhhhh Taaassssyyyyaaa” leguan panjang dari mulut mas Bram.

Aku mulai memasukan penis mas Bram ke dalam mulutku dengan susah payah diameternya bertambah besar sampai aku membuka mulutku lebar lebar untuk bisa menelan penis mas Bram tapi hanya kepala penis nya saja yang masuk.

Sepuluh menit berlalu mas Bram perpindah posisi kini berada di atas tubuh ku dengan penis di depan vaginaku yang sudah basah kuyup, di tekannya kepala penis mas Bram agar masuk ke dalam vaginaku tapi selalu meleset ke samping memekku tambah rapet, aku pegang batang pensis mas Bram aku arahkau ke lubang vaginaku dan menahan agar tetap seperti itu kedudukannya

“Dorong mas pelan” kata ku lirih di sebelah telingganya.

Mas Bram mendorong pelan sehingga kelapa penis mas Bram sudah masuk, berhenti sejenak dan aku melepas gegamanku pada batang penis mas Bram, dengan hati hati di dorongnya pelan dan berhenti sebentar didorongnya lagi setelah setengah batang di tarik penis masBram dan di dorongnya kembali lama lama penis mas Bram masuk dengan sempurna.

Wajah mas Bram tampak ceria dan senyum kepuasan setelah berhasil memasukan penis panjamg dan besar semua ke dalam vaginaku

“Akhirnya masuk juga jeng, enak jeng” kata mas Bram

“Enak lah mas penuh banget mas memek aku terasa nganjel yang luar biasa” kataku sambil tersenyum

“Aku mulai ya” kata mas Bram

Aku hanya menggangukan kepalau tanda setuju

Dengan pelan dan hati hati agar aku tidak merasakan sakit di tariknya agak panjang sempai setengah lebih dan di dorongnya lembali sampai menyentuh peranakanku, gerakan itu di ulang berkali kali semakin lama semakin lancar ketika penumas yang keluar dari vaginaku bertambah banyak.

Wajah mas Bram ada di atas wajahku matanya selalu tertuju kepadaku dan bibir aku selalu terenyum kearah mas Bram dan bibir mas Bram juga selalu tersenyum membuat wajahnya yang ganteng laki laki tuaku ini penuh karisma, entotan tambah mantab dan pinggulku pun tampa kusadari mulai bergerak ke kiri dan ke kanan sorot matanya dan senyuman itu membuat hati ini menjadi semakin berbunga bunga

“Maaaasssss Braaaammm” kataku tanpa sadar aku memanggil namanya mas Bram pun memandang wajahku kembali dan tersenyum manis

“Mas kok enak banget ya” kata ku sambil tersenyum penih arti

“Tasssyyyaaa isstttrrrriiiikuuhhh” kata mas Bram

“Yaaahhhh aappppaaa ssuuuaaammmiiikuuuu sssyyyaaannngggg” kataku

“MMaakkiiinnnn cciinnntttaaaa mmmaaassss kkeeepppaaadddaaammmuuu” kata mas Bram

“AAkkuuuuhhh jjjuugggaaaa mmaasssss” kataku

Semakin lama semakin cepat gerakan penis mas Bram keluar masuk ke dalam vaginaku dan goyang pinggulku pun semakin cepat seirama dengan kecepatan goyangan pinggul mas Bram dan ….

“Maaasssss aakkkuuuu mmmaauuuu ….. aahhhhh” kataku belum selesai kalimatku di susul serrrttt, ssseeeeerrrrrtt, sssseeeeeerrrrrrttttttt

“Ooohhhhhhh mmmaaassssss Bbbbbrrrrraaaammmmm, eeennnnaaaakkkkk” kataku terputus putus dan mata ku terpejam menikmati orgasmes ya sangat panjang sampai pantatku ku naikan ke atas dan tubuhku ikut melenting ke bawah sehingga payudaraku terangkat ke atas, tangan mas Bram tetap meremas kencang banget menmbah sensasi sendiri otomatis gerakan pinggul mas Bram berhenti sejenak beberapa menit selama aku menikmati orgasme ku selesai, setelah agak tenang langsung mas Bram menggejot pinggulnya dengan kecepatan tinggi sambil mengciumi leher kananku dan memberi cupangan di beberapa tempat dan akupum merespon dengan sisa tenaga yang masih ada dengan cepat aku putar pantat ku dari bawah sehingga timbul suara plok plok plok plok dengan sangat sepat penis mas Bram ikut berputar di dalam vaginaku seakan membuat lubang yang sangat dalam 15 menit kemudian mas Bram mulai mendengus dengus seperti banteng marah dan aku masih bisa melihat mata mas Bram membalik hanya warna putih yang terlihat dengan pantat menekan ke bawah keras sekali akupun merasakan hal yang sama seperti cacing kepanasan mengeliat geliat ke kiri dan kekanan membuat speri yang tadinya rapi kini menjadi acak acakan kerena olah kami berdua dan

“Ohhhh jjeeennnnggggggg” teriakan mas Bram sambil menekan dalam dalam penisnya menusuk lebih ke dalam vaginaku

“Maaaaassssssss” kataku sambil berteriak dan pantatku aku naikan ke atas sehingga kelamin kami menyatu sempurna choootttt chhhoooottt ccchhhooootttttt dibarengi ssseeerrrrr ssseeeerrrr ssseeeerrrrrr …

2 menit berlalu dalam kondisi saling menekan dan akhirnya melemah dan mas Bram bergulir di sisiku sambil meraih kepalaku dan memberi ciuman dengan sangat mesra aku juga membalas ciumannya sebagai ucapan teima kasih ku ke mas Bram tersayang

Pov Marna Erang

Setelah mengantar mas Bram dan dik Tasya masuk ke paraduan untuk melanjutkan ritual menyatuan jiwa dan raga mereka aku dan kak Rafii menuju ke bagian selatan perkampungan adat kami disana ada semacam bangunan mungil di tepi sunagi Kahayan pada saat bulan purnama seperi saat ini tampak besar berasnya dan memantulkan cahaya keemasan dari pantulan sinar rembulan ke sungau Kahayan. Waktu itu sudah tengah malam dalam suasana sepi semua warga sedang berkumpul di sekitar altar pemujaan di bagian utara perkampungan ini.

Kak Rafii menuntunku melangkah ke bangunan setengah terbuka terbuat dari anyaman bamboo dan kak Rafii duduk di tepi bangunan itu dan aku di pangkunya dan di peluknya berkali kali menciumi pipiku sepanjang jalan menuju kemari tadi, mesra.

“Kak Rafii” kataku

“Ada apa dik Mar” jawabnya

“Aku masih kepikiran dengan dik Tasya kak” kata ku

“Lha merekan baru bahagia bagianya saat ini” kata kak Rafii

“Iya sih” jawabku

“Lalu apa yang menjadi pikiranmu” kata kak Rafii

“Dik Tasya masih remaja usianya pun masih 18 tahun dan baru duduk di bangku kelas XII atau SMA kelas 3 sudah bisa menentukan pilihannya dengan pas ya kak” kata ku

“Itulah dik Marna, cinta memang tidak memerlukan suatu alasan, bila ke dua hati sudah mulai berbicara semua bisa terjadi, tidak jarang perkawinan beda usia seperti mereka dalam keluarga menjadi lebih bahagia, yang muda merasa di lindungi yang tua juga merasa bisa melindungi tapi dalam kasus ini Tasya sudah bertekat bulan semenjak kelas 5 SD telah jatuh hati kepada kakeknya Bram yang memang berpenampilan elegant sebagai seorang perwira militer ketika Bram di tugaskan di sini pun aku sudah merasa Bram mempunyai aura yang berbeda dari perwira lainnuya, penampilan yang sangat sederhana dan mau menerima pendapat orang lain terutama anak buahnya sebagai komandan tidak arogan apa yang di peritahkan harus di jalani tegas dan berwibawa. “ kata kak Rafii, lanjutlah “Jadi wajar saja Tasya kecil sudah meneruh hati ke kakek nya yang di dukung dan di dorong oleh neneknya yang sangat menyayangi suaminya karena sesuatu hal tidak bisa membahagiakan suaminya yang mempunyai mobilitas yang cukup tinggi, istri Bram, Niken sangat menyesal pada akhir nya tidak bisa membahagakan suaminya dan menunjuk Tasya sebagai gantinya, Bram sebenarnya sudah menolak keinginan istrinya Niken tapi tidak kuasa menolak keinginan Tasya sendiri yang memang mencintai Bram dengan sepenuh hati, ingat kemarin ketita Tasya bersaksi dia iklas menjadi gundik untuk eyang kakungnya sesuatu yang jarang terjadi, aku menjadi sangat trenyuh sekali ketika Tasya mengatakan mau jadi gundik atau wanita simpanan tanpa ikatan apa apa, di sinilah aku menganjurkan ritual selama tiga hari”

“Ia kak aku juga merasakan hal yang sama semenjak pertemu Tasya pertama kali dan banyak cerita mengenai hubungan mereka” kata ku

“Jadi pingin enek enek kaya Bram dan Tasya aku dik” kata kak Rafii

Kak Rafii langsung mencium bibirku denga sangat mesra dan penuh perasaan dan aku mengimbangi ciuman kak Rafii yang makin lama semakin panas dan tangan kak Rafii segera mengnaikan bajuku dan payudaraku di lahapnya di kenyut kenyut sehingga aku mendesah desak ke enakan, aku juga menaikan baju kak Rafii sehingga terlepas dan kami sama sama telanjang dada, kak Rafii mendorong tubuh ke tengah balai dan melepas sarung yang aku pakai dan mulai menciumi vaginaku, di ciumnya dengan mesra kelentitku, aku merasa sangat senang bisa melakukan persetubuhan ini di bawah bulan purnama yang meurut keyakinanku akan mendapatkan dari dewi bulan dan kecantikan yang alami.

“Kaaaakkkkk, kkaaaakkkk” eranganku

Kak Rafii tidak menjawab panggilanku tapi ke dua jaringa masuk ke dalam lubang vaginaku dan menggosoknya pelan sambil kelentitku tak lepas dari mulut kak Rafii, sekitar 10 menita aku mendapat orgasme yang pertama semenjak 3 hari aku menemani Tasya dan kak Rafii menemani mas Bram, setelah aku orgasme dan beristirahat sebentar kemudian aku duduk dan melepas sarung yang di pakainya dan mengulum penis kak Rafii yang besar dan berurat masuk kedalam mulut mungilku hanya sebentar aku melakukan kak Rafii langsung menarik tubuhku di rebahkan di atas balai dan penis besar kak Rafii di dorong masuk ke dalam lubang vaginaku yang sudah siap menerima penis besarnya

“Tambah sempit nih dik, memekmu” kata kak Rafii

Aku hanya tersenyum mendengar kometarnya mengenai vaginaku

“Ka bukan memek ku yang tambah sempit tapi kontol kak Rafii yang tambah besar” kataku

Tanpa jawaban kak Rafii langsung menaik turunkan pinggulnya sehingga gesekan dari kelamin kami sangat nikmat inilah yang membuat aku menjadi lebih sayang lagi walau usia perkawinanku sudah masuk tahun ke tuju dan sudah di karunia seorang putra kali laki berusia 5 tahun dan kami berdua sangat mencintai putra kami ini.

“Kaaakkkk, enneeekkkk ahhhhh agaaakkk kkeenncceeeenggg kaaaakkkkk” pintaku

“Kak Rafii langsung memenui permintaanku membuat gerakan yang lebih cepat dan menambah kenikmatan dalam setiap persetubuhan kami,

“Kaaaakkkk aaakkkuuuuu mmmaauuuu kkeeellluuuuaarrrrrr” ucapku diselah selah nafasku yang memburu

Pada titik tertentu aku menaikan pantatku keatas tanda orgasme ke dua datang, kak Rafii tersenyum puas melihat aku berkelejotan sendiri sampai pinggul ku aku naikan ke atas dan dadaku sebagai tumpuan ku dan mataku terpejam sempurna

Setelah agak reda kak Rafii langsung menggoyang pinggulnya dengan kecepatan penuh dan tak lama lagi akupun merasa orgasme ku akan datang lagi

“Kaaakkkkk mmaauuuu kkeeellluuuaarrrrr llllaaaggggiiiii” teriaku

“Akuuuuuu jjuuuuuugggaaaaa” kata kak Rafii

“Barenggggiiiinnnnn kkkaaaakkkkkk” kataku lagi

Dengan mata terpejam aku meresapi kenikmatan tak terhingga seluruh badanku lemas tak bertenaga dan sebagai konpensasinya rasa terbang ke awang awang seeeeerrrr sseeeerrrrr, semenrata itu kak Rafii juga mengalami hal yang sama menahan pantatku keatas dengan dorongan kebawah sehingga penis besar kak Rafii menancap sempurna disertai berkedut kedut dan lahar sepermanya memenui lubang vaginaku chhhoooootttt ccchhhhhooooottttt beberapa kali membasai relulung tubuh ku yang lemas.

“Nikmat banget kak di bawah bulan purnama memadu kasih” kataku sambil mengecup bibir nya dengan sangat pelan

“Ia dik aku juga erasakan hal yang sama, semakin cinta aku ke kamu dik tanpa batas” kata kak Rafii di selah selah dengusan nafas yang mulai teratur.

Setelah istirahat sekitar 15 menit dalam ke adaan telanjang aku dan Kak Rafii menatap indahnya bulan purnama dengan saling merangkul tangan kak Rafii berada di pinggang ku dan tanganku juga ada di pinggangganya kepalaku rebah di dada bidang kak Rafii

“Ayo dik pulang keburu ada orang datang” kata kak Rafii sambil memakai bajunya kembali dan aku juga memakai baju kembali melangkah bersama meninggalkan arena pertempuran malam itu.

-----

Semoga berkenan suhu
Jangan lupa tinggalin Kripik nya biar ane tambah semangat.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd