Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part 12 : Sebuah Janji

Malam itu mereka bersantai ria melihat tayangan TV dan Tasya pun tertidur di pangkuan eyang kakung, setelah mengetahui Tasya tertidur di pangkuannya di angkatnya tubuh Tasya di bawanya masuk kamar nya mengambil selimut dan menyelimutinya dan meredupkan lampu kamar Tasya, di kecupnya kening Tasya sebentar dan meninggakan Tasya tidur di kamar sendiri, eyang kakung keluar kamar Tasya mengunci semua pintu dan memadamkan lampu dalam dan melangkah ke tempat tidur sendiri dan tidak lama kemudian eyang kakug tertidur dengan senyum di bibirnya, senyum kepuasan.

Lamjut lagi ah ….
POV : Tasya Anggraeni


Jam 9 pagi ini aku dan eyang kakung Bram Kusuma telah sampai di kantor pusat Larasati Group dan recana pada siang nanti ada acara khusus utuk menyambut kedatanganku di perusahaan ini. Aku sebenarnya belum tahu apa apa tentang pengelola peusahaan tentang menegament pun aku masih sangat buta apalagi mengenai leadership bener bener nol, Aku sekarang menjadi pemilik perusahaan ini menggantikan kedudukan eyang putri Niken Larasati yang dua tahun yang lalu meninggal dunia selama dua tahun terakhir ini semua urusan baik untuk kepemilikan dan direktur utama di pegang oleh eyang kakung Bram Kusuma adalah suami dari eyang putri Niken Larasati.

“Mas Bram, Tasya langsung ke Salon dan Butik ya, mau merias diri dulu biar cantik, yang akan ku persembahkan kecantikanku kepada mas Bram seorang, biar semua orang kagum terhadap mas Bram sebagai belahan hati Tasya” kataku

“Boleh dengan syarat nanti kalau udah selesai ber make up langsung kirim photo mu ke HP ku ya “ jawab eyang kakung

Aku lalu mengecup bibir mas Bram yan saat ini baru menghadap kearah aku dan mas Bram malah menarik tubuhku duduk di pangkuanya, setelah mengundurkan tempat duduknya je belakang umtuk memnuat ruang untuk aku duduk di pangkuannya mas Bram,

“Eh, Mas Bram nanti malu nanti keligatan oleh karyawan“ kata ku

“Ngak lah Tasya kaca mobil mas Bram kan gelam kaca riben 100% gelap ngak kelihatan dari luar” jawab eyang kakung

“Masak sih, asik kalik” jawabku sambil melingkarkan tangan kiriku ke pundak eyang kakung.

Kepala dan leherku menghadap langsung ke wajahnya yang sangat dekat, diciumnya lagi bibir mungilku sambil tangan kiri eyang kakung menyusup ke payudaraku setelah tangan euang kakung nenerobos nelalui celah bajuku di pinggang dan menyusup di bawah BH ku, meremas teteku dan menggosok gosok puttingku dengan pelah, tak terasa desahan nikmat keluar dari mulutku yang masih terumbat oleh bibir eyang kakung.

“Ehhhhh ….. eee …. yyaaannngggg …. ee…nnaaaakk …. geeelliiii …. “kata ku di selah selah ciuman yang panjang, lanjutku “nanti aja di lanjutkan dirumah aja mas”

Eyang pun menghentkan ciumannya dan melepas tangannya yang menyusup di bali BH ku: ” udah ah, tu mas banyak karyawan berlalu lalang di sekitar sini nanti ketahuan coba siapa yang malu” kataku kemudian

Eyang kung mengangkat tubuh ku di kembalikan ke tempat semula, eyang kakung bergegas untuk turun tapi aku tahan mengamil tissue basah dan membersihkan wajah eyang kakung dan memberi sisir untuk merapikan rambutnya yang sempat di berantakin, aku mengambil tisu basah lagi membersihkan mukaku dan mengoleskan sedikit lipglos di bibirku.

Aku membuka pintu samping dan keluar dengan bergandengan tanggan menuju life masuk ke dalamnya aku turun di lantai 2 dan eyang kakung langsung ke lantai 5. Sebelum keluar dari life eyang kakung sempat mencium kening ku sambil mengucap “Tetap semangat ya“ kata eyang kakung

Aku keluar langsung menuju ruang pamer Salon dan butik dan menghampiri oleh tante Luna

“ Assalamualaikum, tante” ucapku

“ Wallaikumsalam, mbak Tasya” balas tante Luna

Tante Luna menarik tanganku untuk masuk ke Salon dan mendudukanku di salah satu kosi rias di depan sebuah kaca yang besat.

“Retno, coba kamu rias mbak Tasya biar tambah cantik dan rambutnya di sanggul sedikit biar tambah wibawa” kata Tante Luna

“Iya bu” kata Retno, kemudian Retno menghampiriku dan mengucapkan salam.

“Selamat pagi mbak Tasya“ ucap Retno

“Selamat pagi juga, mbak Retno“ balasku

Kemudian Retno dengan cekatan memberi meke up pada wajahku, sedikit tebal tapi tetap natural dengan bibirnya di beri warna merah muda biar ngak pucat, dan rambutku di sanggul sederhana.

Setengah jam aku di meke up oleh mbak Retno.

“Udah beda sekarang mbak, lebih cantik, natural dan berkesan wibawa” kata Retno

“Terima kasih ya mbak Retno, ini lipstick saya ambil atau gimana” tanya Tasya
“Sebaiknya lipstick nya pakai yang baru saja mbak ini kan bekas” kata Retno

Retno mengarahkan pada konter pembelian dan mengambil lipstick yang sama yang di pakai oleh Tasya tadi dan membeli beberapa lipstick lagi dengan warna ynag berbeda mengambil beberapa parfum buatan eksport yang harum nya beda tidak terlalu keras tapi tahan lama, kemudian Tasya melangkah ke bagian Butik untuk gati pakaian yang sudah di persiapkan untuk nya. Dengan menggunakan kebaya yang sudah di modifikasi yang terkesan sedikit mewah dengan model yang kekinian.

Setelah selesai berdandan aku mengambil phone selku dan minta mbak Retno memotretnya, dan hasilnya segera aku kirin ke phone sel nya mas Bram sebebtar kemudian mendapat balasan dari mas Bram:” cantik, natural dan elegent dan perfect”

Tasya pun membalasnya: “Terima kasih mas Nram sayang”.
Seorang karyawan tiba tiba datang ke tempatku berdiri dan menanyakan

“Ini setelan jas untuk pak Bram di taruh mana ya, mbak” kata karyawan itu

“Langsung di kasih ke ruangannya mas“ kataku

“Baik” jawab masnya.

Serelah karyawan tadi pergi dan aku pun pamit kepada Tante Luna untuk kembali keruangaku di lantai lima, setelah sampai di lantai5 Tasya segera ke ruangan mas Bram dan mengetk pintu ruangannya setelah ada suara masuk aku membuka pintu dan masuk ke dalam, melihat kedatanganku yang menggunakan kain kebaya :

“Cantik sekali jeng “ kata mas Bram sambil melangkah medekatiku dan ingin mencium bibirku, tapi Tasya menolaknya

“Mgak mau, nanti rusak semuanya” kataku sambil mendorong tubuh mas Bram menjauh

“Ya, ngak asik nih” keluh mas Bram

Tasya hanya tersenyum melihat kegalauan eyang kakungnya.

“Boleh cium tapi hanya di pipi aja di lain tempat dilarang, bikin berantakan make upnya” kataku

Eyang kakung mendekat dengan hati hati mencium pipiku kiri dan kanan

“Kamu bikin horne terus Tasya kalau ada di kekatmu my penis terus mengeliat ingin ketemu vaginamu” kata mas Bram

“Mas Bramku tu sudah sepuh (tua), harus nya mengurangi begituan, tapi aku juga ngak bisa nolak kok karena aku juga suka setiap kali bertemu mas Bram selalu ingin ngentot melulu dan membuat aku ketagihan terus menerus, kalau tadi malam aku ngak pura pura tidur mungkin sampai pagi juga mas Bram ngentotin aku” kataku sambil tersenyum manis

“Ia Tasya, baru kali ini mas Bram terus terusan terangsang melihat kamu menggunakan pakaian apapun mas Bram ingin selalu ngentottin kamu melulu, biarlah ini terjadi nanti lama ke lamaan akan berkurang sendiri apa lagi nanti kalau Tasya sudah masuk sekolah lagi pasti mas Brammu ini akan semakin khilangan kamu, waktu hari hari pertama eyang kakung menikah dengan eyang putrimu ngak seperti ini ko, paling sehari dua kali tapi sekarang malah bisa sehari 4 – 5 kali terus menerus sampai pagi” kata mas Bram

“Eyang sih staminanya bagus banget sampai aku kualahan, sampai memek aku sampai sekarang masih terasa ngilu, tapi juga di bayar dengan orgasme berulang kali setiap kali penis mas Bram memasuki dan bersangkar ke vaginaku” kata ku, lanjutnya :” Nanti kalu aku sudah masuk gimana coba, kalau aku kangen sama penis mas Bram terus bagaimana.Aku ngak bisa bayangin”

“Kan Semarang – Solo itu dekat Tasya paling 2 – 3 jam sampai, nanti deh diusahain kalau sabtu sama minggu eyang ke Semarang memberi nafkah biologis ke kamu“ kata mas Bram

“Bagai mana bisa mas Bram, mama dan papa pasti tau itu “ kata ku

“Makanya sebelum Tasya masuk kita harus bisa meyakinkam mereka atas amanah terakhit eyang putri ke ibumu dan itu salah satu alasan mas Bram ingin membawa kamu ke Kalimantan menemui saudara angkat mas Bram lalu ke Jakarta mememui Sriyono yang tau persis tentang kelahiranmu juga surat khusus dari eyang putri ke mamamu dan mas Bram percaya mama dan papamu setuju akan semua itu” kata mas Bram

“Amiin, mas Bram semoga doa kita di kabulkan” kata ku sambil mengusap air mata yang keluar setelah mendengarkan pengakuan dari mas Bram, lanjutnya :”Sudah jam 11 mas, ganti baju dulu pakai jas yang dikirin oleh karyawan tadi”

Mas Bram masuk ruangan pribadinya untuk berganti pakaian dan di ikuti Tasya dari belakang dan sesampainya di kamar pribadinya mas Bram melepas semua pakaian yang di pakaimya dan masih menyisakan CD dan kaus singlet,aku pun membantu merapikan pakaian ,as Bram yang di pakainya dan memasang dasi pada leher mas Bram

“Mas Bram tampak lebih muda deh, ganteng lagi, siapa yang nyangka kalau usia mas Bram hampir 60 tahun, terasa masih 40 tahunan deh” komntar ku sambil tersenyum

“Ini berkat kamu sayang” jawab mas Bram sambil memencet hidungku.

“Ah, bisa aja mas Bram ku ini, sayang” jawab ku sambil menggandeng tangannya dan mengajak duduk kembali di ruang kerja mas Bram.

Baru sebentar duduk dapat bel dari Murtiningsih sekretaris Bram.

“Hallo, Murti ada apa? kata mas Bram

“Ya pak, ada pak Haris Nasution ingin bertemu bapak“ kata Murtiningsih

“Ia ia langsung disuruh masuk saja“ kata mas Bram

Sebentar kemudian om Haris Nasution S.H. masuk setelah mengetuk pintu terlebih dulu.

“Selamat siang pak Bram“ kata om Haris sambil melangkah menjabat tangan mas Bram

“Eh …. ini Tasya ya, cantik amat kau” kata Haris dengan logat bataknya

Tasya berdiri dan menyambut tangan om Haris,

“Kalau masih bujang aku lamar kau Tasya, ha ha ha ….“ lanjut om Haris

“Ah …. Bisa aja om “ kata ku

“Langkai dulu mayat ku Haris“ saut mas Bram sambil tertawa

Dan mereka bertiga langsung tertawa bersama

“Ada acara apa nih, pak Bram kok di luar ramai sekali banyak karyawan berkumpul di kantin” tanya om Haris

“Ini begini Om “ aku yang menjawab pertanyaan Om Haris “Ini inisyatif dari serikat pekerja yang ingin mengenal pemilik perusahaan ini”

“Oh… Bagus itu wah kebetulan nih ada pesta, ha ha ha“ lanjut om Haris

“Sebenarnya biasa saya acara istirahat makan siang bersama lau kita sisipi acara perkenalan aja kok om” jawab ku dan mas Bram hanya tersenyum.

“Ada apa nih Haris“ kata mas Bram

“Begini pak Bram, aku mau menyerahkan surat bali nama kepemilikan perusahaan ini dari ibu Niken Larasati ke cucunya Tasya Anggraeni” kata om Haris sambil menyerahkan sebendel surat dari pengadilan negeri Surakarta.

“Kebetulan sekali nanti di serahkan langsung ke Tasya aja dalam acara temu kenal, sipppp “ jawab mas Bram

“Boleh, biar juga di saksikan oleh semua karyawan Larasati Group” kata om Haris

Tak berselang lama pintu ruang eyang kakung di ketuk dari luar “Masuk“ kata mas Bram

Setelah pintu dibuka muncul dua karyawan dari serikat pekerja Bagar Surya Mustika dan Dwiyan Mahardika

“Siang Pak Bram dan mbak Tasya“ ucap Bagas, lanjutnya :”Teman teman sudah menanti kehadiran Pak Bram dan Mbak Tasya”

“Baik” kata mas Bram, lanjutnya ”Ayuk Haris, Tasya” kata mas Bram sambil berdiri melangkah mendekatiku mengandeng tanganku dan di ajaknya menuju kantin Larasati Group.

Tasya berdiri dan mengandeng tangan mas Bram yang sudah terulur ke arahnya, mereka berlima meniggalkan ruangan direktur Larasati Group menuju ruang pertemuan di lantai satu.

“Bagas“ ucap mas Bram

Bagaspun melangkah mendekati mas Bram

“Ada apa pak” tanya Bagas

“Nanti tolong di sisipkan acara menyerahan akta pemilikan Larasati Group dari Niken Larasati ke Tasya Anggraeni langsung dari pengadilan negeri yang diwakili oleh Bp Haris Nasution SH.” kata mas Bram

“Kapan itu pak“ tanya Bagas

“Setelah pengarahan dari saya, sebelum perkenalan dengan Tasya” jawab mas Bram

“Baik pak” jawab Bagas

=====

Ruagan tempat pertemuan yang semula Kantin sudah di sulap sebagai ruang pertemuan dengan beberapa dekorasi dan di depan terpampang tulisan “SEMAMAT DATANG MBAK TASYA” “Selamat bergabung buat kami bangga sebagai karyawan Larasati Group”

Ketika mas Bram Kusuma, Tasya Anggraeni dan Haris Nasution SH di damping oleh ketua dan wakli ketua serikat pekerja masuk ruangan semua karyawan Larasati Group berdiri sambil bertepuk tangan sangat meriah. Setelah sampai di mimbar mereka disambut oleh manager yang sudah menunggu mereka di kursi paling depan dan para manager memberi salam dengan bersalaman baik mas Bram sebagai direktu utama Tasya sebagai owter dan Haris sebaga pengacara Larasati Group, tepuk tangan mereka mereda setelah mas Bram mengangkat tangannya sebagai salam pertemuan ini

“Assalamualaikum ….” kata Pembawa acara

“Walaikumsalam …. “ jawab para hadirin

“Selamat siang dan Selamat datang Bapak Bram Kusuma dan Mbak Tasya Selaku pimpinan Larasati Group. Selamat siang Bapak dan ibu Manager Larasati Group dan Selamat siang semua yang hadir disini.

“Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang selalu memberi rahmat dan hidayahnya pada kita semua. Bailah untuk menyingkat waktu akan saya bacakan susunan acara pertemuan pada siang hari ini

Pertama Pembukaan

Ke dua kata pengantar dari ketua Serikat Pekerja dari Larasati group

Ke tigasekapur sirih dari Bp Bram Kusuma

Ke empat Penyerahan surat kepemilikan Larasati Group dari pemerintah kota

ke lima sambutan dari mbak Tasya selaku owter yang bar dari Larasati Group

Ke enam Ramah tamah dan hiburan

ke tujuh penutup

Para hadirin mari kita dengarkan kata pembukaan dari Ketua Serikat Pekerja, untuk mas Bagas Surya Mustika kami persilahkan

Bagas berdiri dan memberi hormat secara meneudukan kepala pada mas Bram dan aku, mas Bram dan aku juga menyamputnya dengan mengagukan kepala. Bagas langsung menuju ke mimbar

“Assalamualaikum …..

“Wallaikumsalam …. jawab para hadirin secara serempak

“Pertama saya panjatkan puja syukur kenAllah SWT yang selalumemberi berkah dan hidayahnya pada kita semua. Perlu di ketahui pertemuan siang hari ini memang lain dari yang lain sebab hari ini di tengah kita hadir pemilik Larasati Group yang baru setelah sekian lama kepemilikan Larasati Group ini kosong, dan kepemilikan perusahaan ini merupakan cucu dari mendiang ibu Niken Larasati yang 2 tahum yah lalu telah di panggil Tuhan. dan sekarang Larasati Group mempubyai owner yaitu Mbak Tasya Anggraeni, nanti kita akan mendengar dari beliau krearah mana perusahaan ini akan di bawah mudah mudaham membawa pencerahan bagi kita semua yang menggantungkan kehidupan ini ke perusahaan Larasati Group, dan kepada beliau kami ucapkan terima kasih atas respon positif dari mbak Tasya kerena dengan persetujuan beliau pertemuan ini dapat terselenggara dengan baik. Tak lupa pula atas ijin Bapak Bram Kusuma yang dengan simpati, dan dibantu oleh semua manager dalam mensukseskan pertemuan ini. Akhir kata saya sampaika nmaaf sebesar besarnya kepada semua pihak dalam penyelenggaraan ini terlihat acak acakan karena kurangnya persiapan yang di berikan pada kami. Terima kasih, Wasallamualaikum ….”kata Bagas dalam kata sambutannya

“Terima kasih mas Bagas, singkat jelas dan padat, selanjutnya lami persilahkan Bapak Bram Kusuma sebagai Direktur Larasati Group ini, untuk beliau kami persilahkam” kata pembawa acara

Mas Bram berdiri langsung melangkah ke mimbar

“Assalamualaikum ….” kata mas Bram

“Walaikumsalam ….” jawab para hadirin

“Saya panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah dan karunianya buat kita semua. Ini memeng terkesan mengejutkan sekali bukan saya sengaja tapi keadaan yang memanksa. Saya mendapat amanah dari istri saya Niken Larasati 2 tahun yang lalu amanah itu supaya menjaga Larasati group ini dan mengembangkan semampu saya, amanah yang ke dua adalah mewariskan semua asset Larasati group kepada cucu saya tercinta Tasya Anggrraeni setelah berusia 18 tahun kini cucuku sudah berusia 18 tahun tangga 5 Desember yang lalu dan kemarin telah di tandatangani di depan notasis Hasis Nasution selaku pengacara Larasati Group ini penyerahan hak wewenang kepemilikan ke cucuku Tasya, dan Tasya menerima dengan hati tebuka, ke tiga Akte kepilikan dari pemeritah kota saat ini juga sudah selesai ini memperkuat kedudukan cucuku Tasya sebagai pemilik syah dari Larasati Group ini dan kemarin teman teman dari serikat pekerja mengajukan usul ke kami untuk memperkenalkan cucu saya Tasya ke semua karyawan Larasati Group dan saya secara pribadi mendukungnya dan yang terakhir sekali saya minta kepada Haris untuk menyerahkan surat keputusan dari pemerintah kota untuk diserahkan secara langsug ke Tasya di saksikan seluruh karyawan Larasati Group ini. untuk itu saya panggil cucu saya Tasya Anggraeni maju ke mimbar untuk menerima secara langsung SK ke pemilikan dari pemeritah kota” kata mas Bram, lalu turun dari mimbar dan melangkah mendekati tempat duduk ku dan menuntunnya menuju ke mimbar setelah sampai di mimbar lanjut mas Bram “Ini cucu saya Tasya Anggareni pewaris tunggal Larasati Group ini dan saya panggilke depan sahabat saya dan istri Niken Larasati Bapak Haris Nasution SH, M.hum maju ke depan untuk menyerahkan Akte ke pemilikan dari pemerintah kota” kata mas Bram, dan om Haris pun melangkah ke mimbar dengan membawa berkas suraSK dari pemerintah kota yang di masukan ke dalam map

Dan Om Haris menyerahkan map itu ke aku dan menyalaminya dan akupun berjabatan tangan dengan om Haris disertai tepuk tangan dari semua yang hadir di situ.

“Terina kasih Haris” kata mas Bram sambil mereka berjabatan tangan.

“Telah kita saksikan bersama penyerahan SK ke pemilikan perusahan ini didepan teman tenan semua karyawan Larasati Group ini” kata pembawa acara, lamjutnya “ kami persilahkan Bapak Bram Kusuma dan Bapak Haris Nasution SH kembal di tempat duduk semula dan kepada mbak Tasya akan memberikan pencerahan bagi kita semua, Untuk mbak Tasya kami persilahkan”

“Terima kasih waktu yang di berikan pada saya, Assalamualaikum ….” kataku

“Walaikumsalam …. “ jawab semua karyawan Larasati Group

“Pertama tama saya panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas kemurahan Nya. Terima kasih juga untuk eyang kakung Bram Kusuma dan eyang putri almarhum Niken Larasati atas kepercayaan memberikan warisan yang begitu besar kepada saya, saya juga sadar bahwa di balik warisan ini saya mempunyai tanggung jawab yang sangat besar yang dinantikan setiap karyawan yang tergabung dalam Larasati Group ini. Saya percaya bahwa kalau kita bekerja bersama sama maka segala sesuatunya akan merasa ringan, denga bantuan mas mas dan mbak mbak semua kita akan maju bersama sama membesarkan Larasati Group yang kita cintai bersama. Ada beberapa ide yang muncul terutama dari eyang kakung Bram Kusuma sendiri, ingin membesarkan Larasati Group ini. Dakam waktu dekat kita akan membangun sebuah café yang pengurusan surat ijin sudah 90% selesai, mudah mudahan awal tahun depan yang kurang beberapa hari ini pembangunan akan segera kita mulai, Tasya diam sejenak disambut oleh tepuk tangan oleh semua yang hadir yang. Kedua ini program menengah kita akam mendirikan sebuah gedung pertemuan yang cukup megah gambar tehniknya sudah selesai. tinggal pelaksanaan dan segala ijin usaha yang baru ditintis. Dengan gagasan bila gedung pertemuan ini selesai semua bagian akan melibat semua komponen yang ada, dari tranpotasi, catering, percetakan terutama pada sesi photofrafer, dan yang memegang peranan adalah Salon dan Butik. Dalam sebuah penyelenggaraan sebuah even. Dan ketiga rencana masih dalam rintisan mendirikan sebuah hotel bertaraf Internasional bintang 4 atau 5 tapi ini masih rencana, eyang Bram Kusuma baru bisa membebaskan tanah seluas 5 ha untuk rencana pembuatan Holel tersebut. Kembali Tasya diam dan tepuk tangan lebih meriah di tambah lagi suara suit suit dari berbagai tempat” Setelah menyampaikan beberapa rencana kedepan Tasya pun mengakhiri sambutannya dan ketika turun dari mimbar langsung disambut oleh jabatan tangan orang orang yang ada di sekitar mimbar

Setelah Tasya duduk kembali di korsi semula

Acara di lanjutkan denga ramah tamah makan bersama sambil menedengarkan orgen tunggal yang di bawakan oleh karyawan Larasati Group.
 
Lanjut Suhu ….

Part 13: Berita dari Palangkaya


Pov : Barm Kusuma

Jam menunjukan 13.30 semua karyawan sudah bubar kembali ke tempat kerja masing masing Tasya dan aku kembali ke ruang kerja, Tasya masuk ke ruangannya dan aku masuk ruanganku tanpa melepas pakaian yang di kenakan lalu mengambil smart phoneku dan menghubungi kakak angkatku Rafii Babu

“Hallo kak Rafi, bagaimana kabarnya“ kata Bram

“Baik Bram, bagaimana kabarnya” suara dari seberang.

“Aku juga baik baik saja kok kak, Kak, besok Jumat aku jadi ke pulang kerumah bersama dengan calon istri ku“ kata Bram, lanjutnya “Aku dapat penerbangan jam 10 pagi translit di Jakarta sekitar 2 jam, baru berangkat ke Kalimantan sekitar jam 2 nan siang dan diperkirakan sampai di Palangkaraya sekitar jam 4 atau jam 5 dan rencananya akan menginap di Palangkaraya satu malam dan pagi harinya langsung ke rumah kakak” kata Bram

“Oke saya tunggu, dan rencananya sampai kapan?“ tanya kak Rafii

“Sampai sehabis Natal kak, sekitar 4 atau 5 harian disini” kata Bram, lanjutnya” Aku minta kakak mau merestui aku dan calon aku sebagai suami istri walau hanya secara adat”

“Oke kamu persiapkan maharnya” kata kak Rafii

“Siap kak, kakak aja yang menyiapkan, aku tau beres ha ha ha, nanti habis berapa saya transfer ke rekening kakak” kata Bram

“Biasanya untuk upacara dan peralatan semuanya kira kira habis xy jutaan, kamu sanggup“ kata kak Rafii

“Ok hari ini juga saya transfer ke rekening kakak sejumlah yang di minta kakak” kata Bram, lankutnya “kirim no rekening kakak ya, setelahnya uang mahar akan segera aku kirim”

“Ya udah saya tunggu kirimannya“ kata kak Rafii

Lalu telpon pun saya matikan.

Beres kan pokok nya sebelum Tasya pulang ke Semaran aku sudah resmi menjadi suami istri baru setelah itu memikirkan perkawinan secara agama dan pemeritah, lamunanku berhenti

Sebentar kemudian No rekening kak Rafii masuk dan segera ku transfer uang sejumlah permintaan kakak.

Kemudian aku menghubung Letjen Sriyono mengkofirmtasi kan biaya reoni dan mengatakan aku akan datang dengan calon istriku. Setelah mendapat informasi secukupnya dan mengirim nya ke rekening Sriyono, tanggal reonian ternyata tanggal 28 Desember .

Aku melihat jam tanggaku tenyata sudah jam 15.30 sudah waktunya pulang, dan aku melangkah ke ruang sebelah ruang cucuku Tasya berada, setelah pintu ruamg kantor Tasya aku ketuk dan mendapat jawaban dari Tasya aku langsung masuk ke ruang kerjanya

Tasya masih sibuk dengan sekretarisnya yang memberi petunjuk cara meng operasikan computer kantor agar Tasya bisa bekerja lansung melihat data data kantor yang ingin diketahuinya.

“Eh, eyang kakung, silahkan duduk dulu yang, Tasya baru belajar membuka dukumen kantor dari data pegawai dan perangkatnya eyang” kata Tasya

“Ia dilanjutkan dulu, eyang kakung ngak tergesa kok” jawab ku

Seperempat jam kemudian Tasya sudah selesai kursus kilat dari sekretasis Nurmala dan Nurmala pamit meninggalkan ruangan.

“Selamat sore pak Bram, Nurmala pamit duluan keluar ruangan“ kata Nurmala

“Kok cepat sekai sih belajarnya” kata ku
“Udah dari tadi nas hampir dua jam mbak Nurmala disini memberi petunjuk membuka file2 kantor dan data data yang ingin Tasya ketahui” kata Tasya menjawab pertanyaanku.

“Yok pulang“ kata Tasya sambil memegang tanganku keluar dari ruangan setelah mematikan computer di ruangannya.

Aku dan Tasya meninggalkan kantor menuju parkiran yang sudah kelihata sepi hanya terlihat beberapa karyawan yang bincang bincang dengan teman temannya.

“Selamat Sore pak Bram, mbak Tasya” kata sekelompok karyawan serempak ketika aku dan Tasya melewati mereka

“Selamat sore, kok belum pada pulang” kata ku kepada mereka

“Sebentar lagi, pak“ kata salah satu dari mereka

“Aku duluan ya” kataku kepada mereka, sambil memegang tanganTasya menuju tempat parkir mobilku.

“Silahkan pak” kata mereka bersama

Aku dan Tasya melangkah perlahan meninggalkan mereka sambil tangan kanan Tasya ada di lengan kiriku huh mesra dan mendengar mereka berkata pelan

“Lihat tu pak Bram sama mbak Tasya, mesra sekali ya, jadi ngiri” kata pemuda 1

“Kayaknya bukan seperti cucu dan kakeknya deh” sambung pemuda 2

“Coba seperti apa" kata pemuda 1

“Layaknya kaya suami istri atau mereka payaran ya” kata pemuda 2

“Udah ah ngak baik membicarakan orang lain“ kata pemuda 3, dan mereka tertawa bersama

Setelah aku dan Tasya masuk ke dalam mobil

“Mas Bram dengar apa yang mereka bicarakan” kata Tasya

“Biar saja mereka pada kepo, urusin urusan orang” jawabku

“Memeng kita baru pacaran ya, mas Bram” kata Tasya

“He he he mereka pada iri deh sama kita” balasku

“Biar mereka iri” kata Tasya

“He he he mereka pada iri deh sama kita” balasku

Aku dan Tasya tersenym dan aku tarik kepala Tasya dan memberi ciuman di bibir Tasya yang dari siang tadi aku tahan untuk memberi ciuman pada Tasya, kekesih ku, sayangku, cintaku dan istriku ke 2. Tasya memejamkan matanya menerima ciumanku dengan penuh perasaan. Kemudian aku jalankan mobil menuju jalan Raya.

Selang beberapa saat aku menjalankan mobil keluar dari area parkir kantor menuju ke rumah.

“Mas Bram, besol jadi ke Kalimantan “ tanya Tasya

“Jadi dong, kan udah pesan tiket juga” jawab ku

“Jadi take off jam berapa“ tanya Tasya

“Berangkat dari bandara Adi Sumarmo jam 10 pagi, lalu transit di Jakarta sekitar 2 jaman, baru berangkat ke Kalimantan nya sekitar jam 2 an dan sampai di bandara cik Riwid Palangkaraya sekitar jam 4 tan” jawabku sambil mengemudikan mobilnya

“Eyag kakung sebenarnya Tasya ingin memeli kamera dulu yang model XRL gitu, sebenarnya Tasya ingin membeli kamera model itu sudah lama“ kata Tasya
“Boleh, dimana membelinya“ jawabku
“Biasanya di dekat konter HP gitu mas Bram“ kata Tasya

“Oke kita ke mall yang khusus menjual HP kita kesana mudah mudaham ada di sana“ Kataku

Kemudian aku memutar haluan meuju mall yang khusus untuk HP dan memarkir mobil di bescamp bangunan tersebut. aku dam Tasya keluar dari mobil dan memesuki mall tersebut dengan bergandengan tangan, banya juga pengunjung dari mall tersebut dan kami berdua menjadi pusat perhatian mereka. Aku dan Tasya acuh aja dan melangkah mencari konter penjual kamera, setelah menyusurin dari lanta 1 dari ujung depan ke ujung belakang aku dan Tasya langsung naik ke lantai 2 dan mendapatkan toko yang khusus menjual kamera dan masuk ke toko tersebut

Baru sebentar masuk seorang pelayan toko menghampuri aku dan Tasya

“Selamat sore bapak dan ibu, apa yang dapat saya bantu“ kata pelayan toko

“Saya mencari kamera jenis XRL yang bisa diganti lensanya” kata Tasya

“Mari bu, saya tunjukan“ kata pelayan toko

Pelayan toko melangkah menghampiri almari pajang di sebelah kiri, Tasya dan aku mengikuti pelayan toko itu, pelayan toko mengabil beberapa model kamera XRL dan menaruhnya di atas meja kaca di depanku dan Tasya.

Tasya mengambil salah satu kamera buatan Jerman bentuknya bagus tidak terlalu berat dan mudah di tenteng. Tasya membuka kamera tersebut dan mencobanya

“Tolong mas, ambilkan lensa tele dan lensa mata ikan nya, saya ingin melihat kalau di ganti dengan jenis lensa yang lain” kata Tasya

Penjaga toko langsung meninggalkan aku dan Tasya dan kembali lagi dengan membawa barang barang yang di pesan Tasya dan memasangnya di kamera yang telah dipilih Tasya sebelumnya setelah memasangnya penjaga toko menyerahkan makera kembali ke Tasya dan Tasya menoba membidik beberapa tempat untuk melihat hasilnya.

Satu jam lebih aku dan Tasya berada di toko kamera tersebut dan akhirnya Tasa membeli Tustel tersebut berserta perlengkapannya seperti lensa tele dan mata ikan dan kamera sudah di lengkapi dengan blees dan tripoitnya sekalian tas tempat untuk membawa kamera.

Aku dan Tasya meninggalkan toko tersebut waktu sudah hampir jam 7 malam dan langsung pulang kerumah untuk menyiapkan barang barang yang akan kami bawa ke Kalimantan dan Jakarta .

Kentang ngak .....

Ditunggu Kripik nya yang renyah ....
Semoga berkenan.

part selankutnya Tahun baru aja ya ....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd