Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M A T A H A R I 2

Status
Please reply by conversation.
POV Gagah

Ahhhh.. kenapa jantungku bisa berdetak dengan cepat seperti ini sih..? aku seperti merasakan ada sesuatu yang terjadi pada keluargaku.. tapi siapa..? tubuhku seperti dipukul dan diinjak – injak.. hatiku sakit dan seperti tersayat – sayat.. pertanda apa ini..? aku lalu melihat jam dinding didalam kamarku.. jam sebelas siang.. dan tiba – tiba.. dikaca jam dinding itu, terlihat wajah Mas Angger yang sedang memucat..

Mas Angger..? ada apa dengan Mas ku itu..? apa jantungku berdetak seperti ini, karena sesuatu telah terjadi dengan Mas Angger..? apa kanker dikepalanya lagi menggila..? anjinggg.. kenapa aku jadi takut seperti ini membayangkan keadaan Mas Angger..?

Aku lalu mengambil Hpku dan menelpon Mas Angger..

TUT.. TUT.. TUT..

Bunyi nada sambung Mas Angger tapi Mas Angger tidak mengangkatnya.. dan kembali aku menelponnya.. berkali - kali aku mencoba menelpon Mas Angger, tapi tidak diangkatnya juga..

Anjingg.. apa sesuatu benar terjadi kepada masku..? aku lalu berdiri dan meraih kunci sisemok.. entah kenapa aku sangat panik sekali.. aku keluar kamar sambil mengenakan sepatuku.. tidak ada orang sama sekali diruang tengah ini.. aku mendorong sisemok sampai keluar kosan pondok merah..

Dan ketika aku naik sisemok, tiba – tiba HPku dikantong berdering..

KRING.. KRING.. KRING..

Mas Angger.. semoga Mas Angger yang menelponku.. aku lalu mengambil Hpku dan melihat layar HPku.. Mas Dylan.. kenapa sahabat Mas Angger menelponku..? gilaaaa.. ini pasti tentang Mas Angger.. ini pasti tentang Mas Angger..

KRING.. KRING.. KRING..

“halo Mas..” ucapku menjawab panggilan telpon Mas Dylan..

“cepat kamu kesini atau kamu akan melihat mayat Angger..” ucap Mas Dylan dengan suara yang bergetar dan seperti habis menangis..

“ke.. kenapa Mas..? kenapa dengan Mas Angger..?” tanyaku dengan paniknya..

“JIANCOOOKKK.. JANGAN BANYAK TANYA.. CEPAT KESINI SEKARANG JUGA..!!!” ucap Mas Dylan dengan sangat emosi sekali..

“i.. iya.. Mas..” ucapku terbata dan Mas Dylan langsung menutup Hpnya..

Aku makin kalut dan takut mendengar ucapan Mas Dylan itu.. aku menyalakan mesin sisemok dan menarik gasnya keluar gang kosan.. setelah sampai jalan didepan gang, aku menarik gas sisemok sekencang – kencangnya..

BRUUMMMMMM..

Sisemok melaju dengan cepatnya, membelah keramaian jalan disiang ini.. pikiranku tertuju ke Mas Angger.. aku takut kanker dikepalanya kumat dan makin parah.. jangan.. jangan sampai itu terjadi.. tiba – tiba dengan bangsatnya, air mataku menetes deras..

CIITTTTTT..

Aku menekan remku dengan cepatnya, ketika seorang pemuda menyebrang jalan tanpa melihat kekanan dan kekiri..

“BANGSAATTTT..” makiku kepada pemuda itu, ketika ujung ban depan sisemok sedikit lagi menyentuh kakinya..

“maaf mas.. maaf..” ucapnya ketakutan sambil memundurkan langkahnya..

BRUUMMMMMM.. BRUUMMMMMM.. BRUUMMMMMM..

Aku menarik kencang gas sisemok, sampai dia ketakutan luar biasa..

BRUUMMMMMM..

Aku menjalankan lagi sisemok dengan kencangnya.. anjingg.. lama sekali sih sampainya..? padahal kan jaraknya dekat.. kenapa bisa lama seperti ini sampainya..?

BRUUMMMMMM..

Aku memasuki jalan masuk kekosan gedung putih..

Dan ketika aku sampai kosan gedung putih.. diluar kosan itu tampak Mas Uzi, sedang berdiri dan berusaha membuka pintu kosan dengan sangat panik.. dia terlihat menggendong tas punggung dengan berpakaian kemaja putih dan bercelana hitam..

BRAKKK.. BRAKKK.. BRAKKK..

“WOIII.. BUKAAA.. KENAPA PINTUNYA DIKUNCI..?” teriak Mas Uzi sambil menggebrak pintu kosan dengan kerasnya..

BRAKKK.. BRAKKK.. BRAKKK..

“BUKAAAAA.. ADA APA DIDALAM SANA..” teriak Mas Uzi lagi..

“ada apa Mas..?” tanyaku dan Mas Uzi langsung menoleh kearahku..

“didalam ada yang berkelahi gah.. kelihatannya Angger..” ucap Mas Uzi dengan paniknya..

Mas Angger berkelahi..? dengan siapa..? apa Mas Angger terbantai sampai perasaanku takut seperti ini dan Mas Dylan menelponku..?

“MINGGIR MAS..!!!” teriakku ke Mas Uzi lalu Mas Uzi bergeser.. aku menarik gas sisemok dan menabrak pintu kosan itu sampai terbuka..

BRUAAAKKKKKKKK..

BRUUMMMMM.. BRUUMMMMM.. BRUUMMMMM..

Aku menarik gas sisemok dengan kencangnya, didalam ruang tengah ini.. lalu pemandangan yang sangat mengerikan dan baru pertama kali aku lihat seumur hidupku, menyambutku kedatanganku..

Seluruh penghuni kosan gedung putih roboh dengan bersimbah darah.. termasuk Mas Dylan yang menelponku barusan.. anjinggg.. lalu pandanganku kuarahkan ke sekeliling ruangan ini untuk mencari Mas Angger.. satu orang penghuni kosan ini dan dia yang terlihat emosi ketika Mas Angger dan Bulan berpelukan waktu itu, berdiri sambil menatapku bersama keempat kawannya..

Bangsattt.. apa manusia ini dan keempat kawannya yang membantai seluruh penghuni kosan Gedung Putih..? tapi kenapa dia membantai teman – temannya sendiri..? ada masalah apa ini..? dan dimana Mas Angger..?

Pandanganku tertuju pada satu orang yang tertelungkup diatas meja, dengan kedua kakinya menjuntai kelantai.. wajah orang itu babak belur dan berdarah – darah.. dia terluka sangat parah sekali.. dan seseorang berdiri dibelakang orang yang tertelungkup itu dengan gaya yang gemulai..

Stop.. stop.. kenapa baju yang dikenakan orang yang tertelungkup itu, sama seperti bajunya Mas Angger..? aku lalu memandangnya lebih tajam lagi, kearah orang yang tertelungkup itu.. anjinggg.. itu Mas Angger..? kimaknya.. Mas ku bisa babak belur dan hancur seperti ini, sampai aku butuh beberapa saat mengenali Mas tersayangku itu....? keparatt…

Air mataku mengalir semakin derasnya.. anjinggg.. kalian sudah membuat hancur masku dan aku akan membalasnya lebih keji dari yang kalian lakukan kepada Masku.. Bangsaattt…

Pandanganku langsung menghitam dan aku dikuasai emosiku yang benar – benar memuncak.. aku langsung turun dari sisemok..

“MAS ANGGERRRRR..!!!” teriakku dengan sangat kerasnya..

Aku lalu berlari kearah Mas Angger..

“SALAM KENTALLLL..!!!..” teriakku dengan lantangnya..

Dan ketika aku sudah berada didekat Mas Angger, aku loncat sambil salto keudara.. lalu aku mengarahkan tendanganku kearah laki – laki gemulai, yang ada dibelakang Mas Angger..

BUUHHGGGGGG…

Tendanganku mengenai ubun – ubun orang itu dengan telaknya, sampai dia berlutut dan memegangi kepalanya sambil menunduk..

“AAARGGHHHH..” teriaknya kesakitan..

Lalu ketika kedua kakiku sudah menyentuh lantai, aku menginjak jidat laki – laki gemulai itu dengan kerasnya..

BUUHHGGGGGG… BUUMMMMMMM..

Dia roboh kebelakang dengan kepala belakangnya terhantam kelantai..

“ARRGGGHHHH..” dia kesakitan sambil memegangi kepalanya..

Dua orang berlari kearahku, sambil melakukan serangan secara bersama – sama.. aku memundurkan kepalaku sambil menyapu kaki salah satu penyerangku..

BUUHHGGGGGG…

Dan ketika dia oleng dan mau jatuh, aku menginjak dadanya dengan sangat kerasnya..

BUUHHGGGGGG…

“HUUUPPPPP..” ucapnya dengan mata yang melotot dan tubuh yang terjungkal kebelakang.. lalu satu orang penyerangku lagi, aku sambut dengan tendangan balik dan mengenai perutnya..

BUUHHGGGGGG…

“ARRGGGGHHHH..” dia kesakitan sambil menunduk..

“ANJING KAMU SEMUA.. BANGSAATTTT..” teriak ku dengan emosinya.. pandanganku makin menghitam dan ini emosiku yang sangat luar biasa gilanya..

Penghuni kosan yang membantai teman – temannya sendiri termasuk Mas Angger itu, berlari kearahku dengan emosinya bersama sisa satu temannya..

Aku memutarkan tubuhku sambil menggertaknya dengan tendangan balik, tapi aku menipunya.. aku justru mengarahkan tinjuanku kearah mulut sibangsat itu..

BUUHHGGGGGG…

Dia terkejut dan pukulanku masuk dengan telak kearah mulutnya..

“ARRGGHHHH..” dia terdanga dengan cairan segar keluar dari mulutnya..

Lalu aku memutarkan tubuhku lagi, dan mengarahkan tendangan balik menggunakan telapak sepatuku kearah wajahnya..

BUUHHGGGGGG…

Lalu aku sambut dengan pukulan kearah dada dan perutnya secara beruntun..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

“TAI LASSOOOO.. ANAK SUNDALA…” teriak ku lagi kearah orang itu..

Aku lalu loncat sambil memutarkan tubuhku dan aku mengarahkan injakan kewajah orang itu dengan kerasnya..

BUUHHGGGGGG… BUUUMMMMMMM..

Penghianat kosan gedung putih itupun, langsung tumbang dan terlentang..

Satu orang temannya yang tersisa, terpaku melihat aku menghajar penghianat gedung putih itu.. aku lalu loncat kearahnya sambil mengarahkan lututku kearah wajahnya, sambil aku memegang kepala belakangnya..

BUUHHGGGGGG… KRAAKKKKKKKK..

Hidungnya patah kedalam terkena lututku..

“ARRRGGGHHHHHH..” jeritnya kesakitan..

Lalu ketika kedua kakiku telah sampai dilantai.. aku menarik lagi kepala belakangnya, dan aku adu wajahnya dengan lututku..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Aku hantamkan wajahnya dilututku dengan brutalnya, dan aku tidak memberikan kesempatan dia sedikitpun untuk bernafas..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Aku terus menghantamkan wajahnya dilututku, sampai lututku berbekas cairan kental yang menghitam dipandanganku ini..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Dan setelah dia tidak bergerak lagi, aku membanting wajahnya kelantai lalu aku injak kepala belakangnya dengan kaki kananku..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Cairan berwarna hitam menggenang diwajahnya yang tertelungkup dilantai.. aku lalu melihat kearah Mas Angger yang tertelungkup dimeja dan aku langsung mendekatinya..

“MAS ANGGER…” teriakku sambil membalikan tubuh Mas Angger sampai terlentang dimeja.. aku lalu mengangkat tubuh Mas Angger kelantai, dan aku bersimpuh dilantai sambil meletakkan kepala Mas Angger dipahaku..

Mata Mas Angger tertutup darah dan tertutup sebagian kelopak matanya yang bengkak.. luka diseluruh wajah Mas Angger sangat parah, dan darah segar menutupi wajah ganteng masku ini.. hidungnya bengkok dan darah segar juga keluar dari lubang hidungnya.. dan itu membuatku langsung menangis sesenggukan..

“Mas.. Mas Angger.. hikss… hikss..” ucapku sambil membelai rambut Mas Angger yang basah oleh keringat dan darah..

Anjinggg.. kenapa bisa Masku separah ini..? kenapa..? belum pernah seumur hidupku, melihat wajah Mas Angger separah ini, walaupun pada saat pertandingan beladiri dikotaku.. bajingggaaannn..

“aku akan membunuh mereka semua mas.. aku janji.. aku janji… hiksss.. hiksss..” ucapku dengan emosinya..

“untuk setiap tetes darahmu.. untuk setiap kesakitanmu.. untuk setiap siksaan mereka terhadapmu.. mereka akan mengalami yang lebih sakit lagi.. anjingggg..” ucapku dengan air mata yang mengalir dengan derasnya..

“ja.. ja.. jangan sampai.. ji.. jidatmu disentuh oleh Zidan De..” ucap Mas Angger terbata dan dia seperti menahan sakit yang sangat luar biasa..

Zidan..? maksudnya Zidan itu penghianat yang baru aku tumbangkan itu..? aku memang tidak mengenal seluruh penghuni kosan Gedung putih ini.. hanya Mas Uzi dan Mas Dylan yang aku hapal namanya.. dan sisanya, aku hapal wajahnya dan lupa dengan namanya..

Oh iya.. kenapa jidatku jangan tersentuh oleh sikeparat Zidan..? apa ada ilmu yang dimiliki Zidan dan itu bisa menaklukkan aku..? anjingggg.. pasti itu penyebab Mas Angger bisa babak belur seperti ini.. pasti tadi Mas Angger sempat emosi lalu jidatnya disentuh oleh Zidan, dan akhirnya Masku bisa separah ini.. bangsaatttt..

“tenang.. mas.. tenang.. mas istirahat aja dulu.. aku yang akan membantai mereka..” ucapku sambil terus membelai rambut Mas Angger..

Istrihatlah Masku tersayang.. sekarang biarkan adekmu ini yang menghukum Zidan dan teman – temannya itu.. aku akan menumpahkan darah mereka dilantai ini untuk dirimu Mas.. ini adalah sumpah adekmu.. bangsaaaatt..

“arrggggghhhhhhh..” tiba – tiba mas Angger mencoba berteriak sampai wajahnya memucat..

“MAS ANGGERRRRR..” teriakku ketika tubuh Mas Angger mengejang lalu tidak bergerak lagi.. tubuhnya sangat dingin dan itu membuatku sangat ketakutan..

“Mas.. Mas.. Mas Angger.. tahan Mas.. tahan sebentar..” ucapku sambil menepuk pipinya pelan..

Perlahan wajah Mas Angger memerah dan tidak memucat lagi.. tubuhnya menghangat dan nafasnya agak berat lalu perlahan mulai teratur..

Aku harus segera membawa Mas Angger kerumah sakit.. aku lalu mengangkat tubuh Mas Angger dengan kedua lenganku.. dan ketika aku akan berdiri..

TAAPPP..

Sebuah tendangan kearah wajahku, ditangkis seseorang.. tendangan itu dari Zidan dan yang menangkisnya adalah Mas Uzi.. anjing.. masih bisa berdiri aja si Zidan ini.. bajingannn..

“kamu cari mati zi..?” ucap Zidan ke Mas uzi dengan bola matanya yang berwarna hitam pekat.. gilaaaa.. apa lagi ini..? bagaimana bisa Zidan memiliki mata hitam seperti ini..? apa dia salah satu keturunan dari desa jati bening..? bajingaannn..

“anjing kamu dan.. gak kusangka kamu sekeji ini.. kamu membantai Angger dan teman – teman satu kosan kita.. apa masalahmu sampai kamu berbuat setega ini bersama teman – temanmu..? apa salah teman – teman kita..?” ucap Mas Uzi..

“banyak bicaramu zi..” ucap Zidan lalu..

BUUHHGGGGGG…

Sebuah kepalan tangan kiri Zidan menghantam mulut Mas Uzi, yang belum siap menerima serangan Zidan.. mulut Mas Uzi langsung mengeluarkan darah segar, lalu..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Zidan memukul dan menginjak tubuh Mas Uzi dengan brutalnya.. Mas Uzi sama sekali tidak bisa melawan mata hitam yang menguasai Zidan.. dia termundur dengan seluruh tubuhnya menjadi sasaran serangan Zidan..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

“AARRGGHHHHH..” teriak Mas Uzi kesakitan.. lalu..

BUUHHGGGGGG…

Sebuah uppercut dari arah bawah kedagu Mas Uzi, membuat kepala Mas uzi terdanga dan Mas Uzi langsung roboh kebelakang.. tubuhnya terlentang dengan cairan kental keluar dari mulut dan hidungnya..

Anjinggg.. aku harus menyelesaikan Zidan.. kalau enggak, dia bisa membunuh Mas Uzi yang telah melindungi aku dan Mas Angger tadi.. semoga Mas Angger masih bisa bertahan sebentar saja..

Aku meletakkan tubuh Mas Angger di lantai.. lalu aku berdiri dan menatap kearah Zidan..

“hei anjing.. kamu lawanku, bukan lawan Mas Uzi..” ucapku ketika Zidan mengangkat kaki kanannya dan akan menginjak wajah Mas Uzi..

“bajingaannn.. ternyata semua pangeran dikeluarga Jati, itu angkuh – angkuh ya..?” ucapnya sambil menatapku.. tatapannya dalam dan ada sesuatu yang tersembunyi ditatapannya itu..

Sepertinya.. selain sentuhan tangan dijidat kata Mas Angger tadi.. kalau menurutku tatapan mata Zidan ini mematikan juga.. instingku mengatakan, tatapan ini bisa menaklukkan aku.. lalu ketika aku takluk, dia akan dengan mudah menyentuh jidatku.. bajingaannn..

Tatapanku kuarahkan kekedua alisnya, untuk menghindari kontak mata dengannya.. bangsattt.. manusia satu ini..

Diturunkannya kakinya yang akan menginjak wajah Mas Uzi itu, lalu dia berjalan kearahku.. sesekali kontak mata kami saling mengena, tapi dengan cepatnya aku melihat kearah alisnya lagi.. dan ketika sampai dihadapanku, tangan kanannya diangkat dan diarahkan kejidatku..

TAPPP..

Aku menepisnya dengan tangan kiri dan kepalan tangan kananku langsung aku arahkan wajahnya..

WUUTTT..

Zidan menunduk lalu mengarahkan tinjuannya kedadaku..

TAPPP..

Aku menepisnya dengan tangan kananku sambil aku memutarkan tubuhku, sampai aku membelakangi Zidan.. aku langsung mengangkat sikutku dan kuarahkan kewajahnya..

TAPPP..

Zidan membloknya dengan tangan kanan disikutku dan tangan kirinya dipunggungku, lalu dia mendorongku kedepan.. dan..

BUUHHGGGGGG…

Dia menginjak punggungku sampai aku oleng kedepan..

Zidan langsung menarik kerah bagian belakangku, sampai leherku tercekik dan aku termundur kearahnya sampai melawati tubuhnya.. lalu..

BUUHHGGGGGG..

Dia menghantam wajah sampingku dengan kepalan tangan kanannya, sampai aku terputar dan dia langsung memutarkan tubuhnya.. lalu dengan secepat kilat, dia mengarahkan tendangan kearahku yang ada dibelakangnya dengan tendangannya kearah wajahku..

BUUHHGGGGGG..

“AARGGHHHH..” teriakku ketika wajahku terkena telapak sepatunya dengan kuat, dan itu membuat mulutku langsung mengeluarkan darah segar..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Kepalan tangan kanan dan tangan kirinya, bergantian bersarang diwajahku dengan telaknya..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Dia terus maju sambil mengarahkan pukulannya kearah wajahku..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Dan sekarang dada dan perutku yang dijadikan sasaran pukulannya..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Dia terus menyerangku sampai..

“HUEEEKKKKK..” darah segar keluar dari mulutku..

Bangsaatttt.. dengan kekuatan mata hitam yang menguasai aku saat ini, dia bisa membuatku muntah darah seperti ini..? gilaaa.. hebat juga kekuatan mata hitamnya.. bajingaannn..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Serangannya yang beruntun itu, tidak memberikan kesempatan aku untuk membalas serangannya yang cepat dan kuat ini..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Wajahku dipenuhi luka dan darah.. aku termundur sampai tersandar didinding..

Lalu tiba – tiba, Zidan memutarkan tubuhnya sambil melakukan tendangan balik kearah wajah sampingku..

BUUHHGGGGGG.. JEDDUUKKKKKK.. BUUUMMMMMMM..

Wajah sampingku terkena tumit kakinya dengan telak, sampai aku roboh kelantai dan kepala samping membentur lantai dengan kerasnya.. anjiiinnnggg..

Aku tumbang.. aku tumbang oleh sibangsat ini.. bajingaannnnn..

“segini aja kekuatanmu..? padahal aku tidak menaklukkan mata hitammu, tapi kamu bisa roboh.. bagaimana kalau aku tadi menaklukkan kekuatanmu itu, apa kamu gak langsung mati..? hehehehe..” ucap Zidan dengan nada yang sangat meremehkan aku..

Bajingaaannn.. kamu salah Zidan.. kamu salah.. aku akan segera bangkit dan aku akan membantaimu sekarang juga.. aku adalah pemilik mata hitam sejati.. hitamku adalah hitam kematian.. bukan hitam kelicikan yang seperti kamu punya.. bangsaaattt..



“kalau begitu, bangkitlah sekarang juga.. mata hitam dari desa jati bening, adalah mata hitam sejati.. bukan mata hitam yang didapat dari ritual hitam, milik manusia tercela ini.. kamu telah mengusai seutuhnya kekuatan mata hitam itu le.. bangkitlah kau pangeran kematian.. bangkit dan bantai manusia laknat ini..” ucap mahluk yang menguasai emosi dikepalaku..




Kedua tanganku langsung terkepal.. aku lalu berdiri dengan semangat mata hitam dari desa jati bening.. amarahku memuncak dan emosiku terbakar didalam tubuhku..

Dan setelah aku berdiri dengan tegak, aku mengepalkan kedua tanganku didepan dadaku.. aku bersiap dengan gaya capoeira andalanku..

“masih bisa juga kamu bangkit..?” ucap Zidan yang terus meremehkan aku..

“jangan angkuh tai lassooo.. aku akan mengeluarkan setiap kekentalan darahmu, sampai tetes yang terakhir..” ucapku lalu aku koprol kearahnya..

“HUUPPP..” tubuhku salto kelantai dengan pundakku yang jatuh kelantai duluan, lalu kedua kakiku memutar keatas sampai menyentuh tanah lagi dan aku langsung berlutut sejenak tepat dihadapan Zidan.. lalu aku memundurkan tubuhku dengan kedua tanganku menyangga dibelakangku.. kaki kananku langsung menyapu kedua kaki Zidan dengan kuat dan cepat..

Zidan meloncat menghindari sapuan kaki kananku.. aku langsung memutarkan tubuhku kearah kiri, sambil mengarahkan injakan kearah dadanya dari arah bawah..

BUUHHGGGGGG..

Injakan ku masuk dengan sangat telak sampai Zidan termundur kebelakang.. aku langsung berdiri dan bergerak kekanan lalu kekiri diikuti kedua lenganku, untuk mengimbangi tarian capoeiraku ini..

Aku memutarkan tubuhku kearah samping sambil mengarahkan injakan kearah wajah Zidan..

BUUHHGGGGGG..

Injakanku kembali masuk dengan telaknya, dan aku memutarkan tubuhku lagi sampai menghadap Zidan.. lalu aku memutarkan tendanganku dengan kaki kanan, dari arah kiri kekanan..

BUUHHGGGGGG..

Tendanganku mengenai sasarannya.. lalu aku mengangkat kaki kananku lagi, dari arah kanan kearah kiri sambil memutarkan tubuhku kearah kiri..

BUUHHGGGGGG..

“ARRGHHHHH..” teriak Zidan dengan kepalanya oleng kearah kiriku dan cairan segar kembali keluar dari mulutnya..

Dan ketika kedua kaki ku telah sempurna menginjak kelantai, aku kembali memutarkan tubuhku dan mengarahkan kepalan tanganku kewajah Zidan..

BUUHHGGGGGG.. BUUMMMMMMM..

Zidan langsung tumbang kebelakang, dengan kepalanya menghantam lantai dengan kerasnya..

“BOSSSS.. MORMO..” teriak salah satu temannya yang aku tumbangkan tadi.. aku lalu melihat kearah suara itu.. dua orang anggota Zidan bisa berdiri lagi dan dua sisanya masih terkapar dilantai..

Mata kedua anggota Zidan itu, menghitam juga seperti Zidan.. bajingaannn..

Mereka berdua lalu maju bersama.. satu dari arah depan dan yang satu menyerang dari arah samping kananku..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Aku menghindari serangan mereka dengan tarian capoeiraku.. tubuhku menari dengan indahnya lalu aku melakukan serangan balasan kearah mereka berdua..

BUUHHHGGGG.. BUUHHHGGGG.. BUUHHHGGGG...

Tendangan putar, sapuan kaki, tendangan balik dan injakanku, mampu membuat mereka berdua kewalahan.. dan ketika aku asyik menghajar mereka berdua..

“ARGGGHHHHHHHHH..” terdengar teriakan Mas angger dari arah belakangku.. pertarungan inipun langsung terhenti seketika..

Aku yang terkejut langsung membalikkan tubuhku menghadap kearah Mas Angger.. aku sempat melihat Zidan yang sudah bangkit lagi, dan dia melihat aku menghajar kedua anggotanya itu..

Aku tidak memperdulikan tentang Zidan.. aku fokus dengan Mas Angger yang telah berdiri dengan tatapan tajamnya itu.. wajahnya dipenuhi darah dan hidungnya bengkok.. matanya tidak memerah seperti ketika dia emosi seperti hari itu.. warna matanya seperti biasa, hitam dan putih.. tapi itu justru terlihat lebih garang dan menakutkan.. gilaaaa.. Masku bisa bangkit dengan kondisinya seperti ini..? bajingaannnn..

“Mas Angger..” ucap ku dengan ekspresi yang terkejut dan juga merinding melihat Mas Angger seperti itu..

Mas Angger tersenyum kepadaku dan itu makin membuat seluruh tubuhku merinding.. gilaaa.. kekuatan apa yang dimiliki masku saat ini..? dia tidak menggunakan mata merahnya, tapi justru terlihat menyeramkan sekali.. gilaa.. gila..

Lalu dengan tetap tersenyum, Mas Angger memegang hidungnya yang bengkok itu.. dan..

KRAKKKKK..

Wooooo.. bajingaannnn.. gilaaaaa.. aku sampai ngilu mendengar bunyi ketika hidung Mas Angger diluruskan seperti semula.. bangsaatt.. gak sakit kah itu..? atau Mas Angger berubah menjadi monster yang sudah gak punya rasa sakit..? gilaaa.. gilaaa..

Dan setelah membenarkan hidungnya yang bengkok, Mas Angger berjalan kearahku lalu..

BUUHHGGGGGG.. BUUMMMMMMM..

Mas Angger mengangkat kaki kanannya dan langsung menginjak dada salah satu pengeroyokku, sampai orang itu terjungkal kebelakang..

“ARGGHHHH..” teriak orang itu sambil menggulingkan tubuhnya kekanan dan kekiri..

“Dede tau.. dia namanya Emon.. dia tadi mau nyodomi aku..” ucap Mas Angger sambil menunjuk orang yang baru diinjaknya itu..

“anjing..” ucapku sambil menggelengkan kepalaku..

“aku mau urus dia dulu de.. Dede urus dia aja ya..” ucap Mas Angger sambil menunjuk satu orang teman Zidan yang masih berdiri..

“namanya Astar.. dia yang bengkokin hidungku tadi..” ucap Mas Angger lagi dan aku langsung melihat kearah orang yang bernama Astar itu, sambil mengeratkan gigiku..

“Anjing.. kukasih rata hidungmu..” ucapku bergumam sambil melihat hidung Astar yang sudah patah kedalam dan mungkin tadi sudah dihajar Mas Angger..

Walaupun mata Astar menghitam, wajahnya terlihat memucat diantara darah yang keluar dari hidung dan mulutnya..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG...

Terdengar suara injakan seseorang yang tidak jauh dari aku, aku lalu melihat kearah suara itu dan ternyata.. Mas Angger menginjak wajah Emon dengan ganasnya..

Astar pun melihat kearah temannya yang tak berdaya itu..

“sebentar lagi kamu juga akan seperti dia.. anjing..” ucapku sambil mendekati Astar yang langsung memundurkan langkahnya..

“kamu pernah lihat tarian kematian..?” tanyaku ketika sudah dihadapan Astar dan dia hanya diam sambil menatapku..

Aku memejamkan mataku sebentar, sambil memejamkan kedua mataku.. lalu samar – samar aku mendengar suara music, yang langsung membuat kepalaku mengangguk – angguk..






Aku lalu menggerakan seluruh tubuhku dan kedua kakiku.. aku bergoyang kekanan dan kekiri, sambil sesekali menyilangkan kedua kakiku.. kaki kanan kekiri dan kaki kiri kekanan..

Kombinasi lain gerakanku.. ketika kaki kiri kedepan, kaki kanan aku tekuk kebelakang dengan sikut kananku mendekat kearah wajahku.. lalu sesekali aku menggertaknya dengan hentakan kedua kakiku bergantian.. itu membuat Astar memundurkan kepalanya sambil melindungi dada dan perutnya.. Astar terlihat bingung membaca gerakanku ini..

Lalu aku menundukan wajahku dan aku memutar tubuhku, sambil mengarahkan tendangan balik dari arah bawah kearah atas..

BUUHHGGGGGG..

Tendanganku mengenai bagian leher Astar dan dia langsung termundur..

“ARRGHHHH..” Astar kesakitan sambil memundurkan tubuhnya..

Aku mendekati Astar sambil membungkukan tubuhku dan menggoyangkan tubuhku kekanan dan kekiri..

Lalu aku menggertaknya dengan tinjuan tangan kiri kearah dadanya.. Astar langsung melindungi dadanya dengan kedua tangannya.. aku langsung menahan tangan kiriku dan mengarahkan kepalan tangan kananku kearah hidungnya yang patah kedalam itu..

BUUHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK..

“ANJINGGGGG..” teriak Astar sambil memegangi hidungnya yang kembali mengeluarkan darah segar.. lalu..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

Aku meninju perutnya dengan kepalan tangan kanan dan kiriku bergantaian.. perut, dada, tulang iga kanan dan tulang iga bagian kirinya, aku hantam dengan kuat dan cepat..

BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG.. BUUHHGGGGGG..

“ARRRGGHHHH..” teriaknya kesakitan lagi sambil melepaskan pegangan dihidungnya yang patah itu..

Aku maju lagi dan aku putarkan tubuhku dihadapannya.. lalu..

BUUHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK..

Hidungnya aku hantam dengan sikut kananku..

“ARRGGHHHH..” teriaknya dan ketika tangan kanannya akan diangkat untuk menutupi hidungnya, aku menangkapnya dengan cepat..

Aku putarkan tubuhku kearah sampingnya, dengan tangan kanannya tetap aku pegang dan aku luruskan.. lalu..

KRAAAKKKKKKK..

Aku hantam sikutnya kearah depan dengan telapak tangan kiriku, sampai terdengar bunyi tulang yang terlepas dari persendiannya..

“AAARRGGHHHHHHHHH..” Astar menjerit kesakitan dengan mulut yang menganga dan mata yang melotot..

Aku langsung menginjak bagian belakang lututnya, sampai dia terjatuh dan berlutut membelakangi aku..

Aku lalu memegang dagunya dengan tangan kanan, dan tangan kiri menjambak rambut atasnya.. lalu ketika aku akan mematahkan lehernya..

“tahan De.. jangan kamu bunuh dia..” ucap Mas Angger sambil menginjak wajah Emon..

“aku ingin menyiksa dia, dia, dia, dia dan dia..” ucap Mas Angger sambil menunjuk Astar yang aku pegang kepalanya ini, Emon yang diinjak wajahnya, dua orang yang aku robohkan tadi, dan terakhir Zidan yang masih berdiri didekat kamarnya..

“aku ingin mendengar jeritan mereka ketika darah keluar dari mata mereka.. ingat.. darah.. bukan air mata..” ucap Mas Angger dengan suara yang bergetar dan tatapan mata yang sangat menakutkan..

“aku ingin mereka merasakan setiap sakit yang dirasakan kekasihku, ketika mereka menyiksanya..” ucap Mas Angger dan dia mengatakan dengan mata yang berkaca – kaca..

ANJINGGGG.. jadi para bintang ini yang membunuh, menyiksa dan memperkosa Kak Dinda..? jadi mereka yang memberikan kepedihan hati, yang sangat amat menyayat kepada Masku..? jadi mereka berlima ini yang mengambil nyawa wanita, yang belum sempat Mas Angger kenalkan kepadaku..? BAJINGAAANNN..

Mereka yang membuat aku dan Kak Dinda tidak sempat berkenalan, akan aku kenalkan kepada malaikat kematian.. aku yang akan mengantarkan mereka, menuju jalan keneraka jahanam.. aku.. aku Gagah Irawan Sandi..

“AARGGHHHHH..” aku berteriak sambil melepaskan peganganku dikepala Astar ini.. lalu..

BUHHHGGGGGG.. JEDDUUKKKKKK.. BUUMMMMMMMM..

Aku injak pungungnya sampai wajahnya menghantam lantai dengan keras dan cairan darah, langsung menggenang disekitar wajah Astar sibajingan laknat..

“tenangkan dirimu De.. istirahat sebentar ya..” ucap Mas Angger..

“pesta utama belum dimulai.. aku mau senang – senang dulu sama dia..” ucap Mas Angger lagi sambil melirik kearah Zidan..

Aku menganggukan kepalaku pelan dan Mas Angger langsung mengangkat kakinya dari wajah Emon.. wajah Emon tampak hancur dengan hidung patah kedalam dan mulut yang menganga.. nafasnya berat dan darah keluar dari pelipis, kelopak mata, hidung, mulut dan jidatnya.. gilaaaa.. wajahnya benar – benar dibuat keset (alas kaki) oleh Mas Angger..

Mas Angger berjalan mendekati Zidan dan berdiri dihadapannya.. Zidan tampak emosi dengan bola mata yang menghitam dan kedua tangan yang terkepal.. sedangkan Mas Angger terlihat santai walapun sangat emosi sekali..

“kamu mau menjinakkan kemarahanku lagi..?” tanya Mas Angger..

“jiancuukk.. kamu dan adekmu itu, akan kubunuh ditempat ini..” ucap Zidan dengan emosinya..

“mata hitammu ini ga buat aku takut sediktpun loh.. coba kamu ekspresikan lebih dalam lagi emosimu.. siapa tau aku jadi takut..” ucap Mas Angger memancing kemarahan Zidan, yang sudah terlihat menguasainya itu..

“BANGSAATTTT..!!!” teriak Zidan lalu mengarahkan pukulannya kearah Mas Angger..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Mas Angger dengan mudah menghindari pukulan Zidan yang membabi buta itu..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Pukulan dan tendangan Zidan dapat dihindari Mas Angger, dengan gerakan ilmu beladiri khas negeri ini.. Mas Angger yang juara ilmu beladiri negeri ini, meliuk – liukkan tubuhnya dengan sangat indah.. tarian beladiri Mas Angger pun, semakin memancing amarah Zidan..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Mas Angger terus menghindar dan ketika sudah mendapatkan celah untuk membalas serangan Zidan, Mas Angger memutarkan tubuhnya sambil mengarahkan injakan kemulut Zidan..

BUHHHGGGGG..

“AARGGHHHHH..” Zidan termundur sambil kesakitan..

Mas Angger langsung memasang kuda – kudanya.. kedua kakinya ditekuk lalu dibuka agak melebar dan sejajar.. telapak kakinya pun serong berlawanan arah.. kedua tangan Mas Angger didepan dadanya, dengan telapak tangan terbuka.. sikap kuda – kuda seperti itu, siap menyambut atau bahkan siap menyerang siapapun lawan yang ada dihadapannya..

“ANJINGGGG..” ucap Zidan dengan darah yang keluar dari mulutnya..

Zidan maju lagi sambil mengarahkan pukulannya kearah wajah Mas Angger..

WUUTTT..

Mas Angger menghindar kekiri sambil menangkap tangan kanan Zidan itu, lalu..

BUHHHGGGGGG..

Kepalan tangan kiri Mas Angger menghantam wajah sebelah kanan Zidan, sampai Zidan oleng kesebelah kiri.. lalu Mas Angger menarik lagi tangan Zidan sampai kepalanya mendekat.. dan..

BUHHHGGGGGG..

Zidan oleng dengan tangan kanan lurus dan pergelangan tangannya dipegang Mas Angger.. lalu..

KRRAAKKKKK..

Mas Angger menghantam sikut Zidan, seperti yang aku lakukan terhadap Astar.. pergelangan tangan kanan Zidan patah dan menjuntai setelah dilepaskan Mas Angger..

“AARRGGHHHH..” teriak Zidan sambil memegangi tangan kanannya..

Mas Angger maju lagi sambil mengarahkan tendangannya, dari arah samping kearah leher Zidan..

BUHHHGGGGGG..

Zidan oleng kekanan lalu mas Angger memutarkan tubuhnya lagi.. dan..

BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK..

Tendangan balik Mas Angger menggunakan tumit kakinya, menghantam hidung Zidan dengan telaknya.. lalu Mas Angger maju lagi sambil mengarahkan tendangannya kearah dada Zidan, dengan posisi tubuh Mas Angger yang menyamping..

BUUHHGGGGG..

Zidan termundur dan sempat ingin membalas serangan Mas Angger dengan mengangkat kaki kanannya, untuk melakukan injakan.. Mas Angger dengan cepat menjatuhkan dirinya kelantai, lalu melakukan tendangan gunting kearah kaki kiri Zidan..

BUUHHGGGGG..

Zidan langsung terjatuh dan tertelungkup dengan tangan kanannya yang menjuntai dan patah itu..

“AARGGHHHH..” Zidan kesakitan lalu berusaha bangkit dengan bertumpu pada tangan kirinya..

Melihat Zidan sudah berdiri lagi, Mas Angger maju sambil memutarkan tubuhnya dan membelakangi Zidan.. lalu Mas Angger mengarahkan tendangan kearah perut Zidan, dengan posisi tetap membelakangi Zidan..

BUHHGGGGGG..

“HUUUUUPPPP..” Zidan termundur sampai tersandar didinding.. lalu..

“HUEEKKKKKK..” Zidan memuntahkan darah segar dari mulutnya..

Mas Angger memutarkan tubuhnya dan maju lagi.. lalu..

BUHHGGGGGG.. BUHHGGGGGG.. BUHHGGGGGG..

Berbagai macam tendangan melayang kearah dada, perut dan wajah Zidan.. mulai dari tendangan lurus, tendangan sabit, sampai tendangan T khas beladiri negeri ini..

BUHHGGGGGG.. BUHHGGGGGG.. BUHHGGGGGG..

Serangan yang bertubi – tubi Mas Angger, langsung membuat mata hitam Zidan meredup dan berwarna seperti biasa..

Mas Angger terus menggila dengan serangannya.. pukulan dan tendangan diarahkan keseluruh bagian tubuh Zidan, yang sudah bersimbah darah itu..

Mataku yang menghitam juga meredup, melihat dinginnya wajah Mas Angger dalam membantai Zidan.. gilaaa.. Masku ternyata seorang yang sadis dan mengerikan..

Lalu pertarungan itu diakhiri dengan tendangan balik sambil meloncat, oleh Mas Angger kearah wajah Zidan.. dan itu membuat Zidan langsung jatuh dan tersungkur..

BUHHHGGGGGG.. JEDDUUKKKKKK.. BUUMMMMMMMM..

Wooooooo.. gilaaa…

Dan bersamaan dengan tumbangnya Zidan, satu persatu penghuni kosan Gedung putih tersadar dari pingsannya..

Mas Angger lalu berjalan kearahku sambil mengambil permennya dan mengemutnya.. gilaaaa.. walaupun dalam keadaan seperti ini, permennya ga terlupakan..

“tolong kemasi barang kalian..” ucap Mas Angger sambil memegang batang permennya dan melihat satu persatu penghuni kosan gedung putih, yang duduk sambil meringis kesakitan..

“untuk apa ngger..?” tanya Mas Dylan..

“kosan ini pasti akan menjadi incaran kelompok black death yang ada diluar sana..” ucap Mas Angger lalu mengemut permennya lagi..

“jadi kita pindah kosan..? pindah kemana..? gak mungkin secepat ini, kita bisa mendapatkan kamar untuk tujuh orang..” ucap Mas Uzi..

“masuk aja kedalam kamar dan kemasi barang masing – masing.. jangan ada yang keluar kamar, apapun yang terjadi sebelum ada kode dari aku..” ucap Mas Angger dengan dinginnya..

Para penghuni kosan gedung putih ini saling berpandangan.. lalu mereka semua menganggukan kepala pelan, sambil berdiri dengan sempoyongan.. lalu mereka masuk kedalam kamar dan menutupnya..

“lan.. tolong putarkan lagu, terus suaranya dikencengin ya..” ucap Mas Angger ke Mas Dylan yang mau menutup pintunya..

Mas Dylan hanya menatap Mas Angger dengan tatapan datar, lalu masuk kedalam kamarnya..

Setelah semua penghuni kosan gedung putih masuk kedalam kamar masing – masing, Mas Angger langsung melirikku sambil memegang batang permennya..

“kita mulai pestanya de..?” ucap Mas Angger dan aku langsung mengerutkan kedua alisku..

“ha..?” ucapku yang agak bingung..

“sudahlah.. nanti kamu juga paham..” ucap Mas Angger lalu mengemut permennya dan masuk kedalam kamar Zidan..

Mau apa Mas Angger masuk kedalam kamar Zidan..? apa Mas Angger salah kamar..? engga mungkinlah.. makin aneh aja masku ini..

Aku lalu melihat kearah Zidan dan teman – temannya, yang masih tergeletak dilantai dengan nafas yang berat dan darah yang berceceran dimana – mana..

“de.. manusia ini hobinya main bisbol.. jadi kalau kita pakai ini enak gak ya..?” ucap Mas Angger sambil melirik Zidan.. Mas Angger membawa dua stik bisbol dengan tangan kanan dan tangan kirinya memegang batang permennya.

“ha..?” ucapku yang makin kebingungan..

Mas Angger tidak melanjutkan perkataannya, dia mengemut permennya lagi lalu menenteng stik bisbol dengan tangan kanan dan tangan kiri.. lalu stik yang dikanan dilemparkan kearahku dan aku langsung menangkapnya.. lalu tiba – tiba..







Terdengar suara music yang sangat keras dari kamar Mas Dylan..

“kita mulai pestanya..” ucap Mas Angger sambil membuang batang permennya.. lalu sambil menyeret stik bisbolnya, Mas Angger berjalan kearah Zidan..

Dan ketika sudah sampai didekat Zidan yang terlentang dilantai dan kesakitan.. stik bisbol diangkat lalu diayunkan kearah tempurung kanan lutut Zidan dengan kuatnya..

BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK..

“AARRGGGGGHHHHHH..” Zidan melolong kesakitan sampai dia terduduk dan memegangi lutut kanannya yang terdengar retak itu.. Mas Angger langsung mengayunkan stik bisbol itu, kearah wajah Zidan yang kesakitan..

BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK.. JEDDDUKKKKKK.. BUUMMMMMMMM..

Zidan langsung tumbang kelantai.. wajahnya terkena hantaman stik bisbol dan kepala belakangnya membentur lantai keramik kosan ini.. lalu tubuhnya mengejang dengan hebatnya dan darah yang keluar dari mulut serta hidungnya..

Anjinggg.. itu pasti sangat sakit sekali.. bajingaaannn.. tapi dia pantas mendapatkan ini dan harus lebih saki lagi.. dia harus merasakan kesakitan – kesakitan yang lebih sakit, dari yang dirasakan Kak Dinda pada saat mereka siksa..

Empat anggota Zidan langsung duduk dan terkejut, melihat Zidan dihantam seperti itu.. Astar yang ada dihadapanku pun mencoba berdiri.. aku langsung menarik pundaknya sampai dia terjungkal kebelakang.. lalu aku ayunkan stik bisbol yang ada ditanganku, dan aku arahkan kewajahnya yang ada disampingku ini..

BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK.. JEDDDUKKKKKK.. BUUMMMMMMMM..

“AARGGHHHHHHH..” Astar berteriak kesakitan dan aku ayunkan lagi stik ini ke lututnya.

BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK.. BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK..

Aku hantamkan stik bisbol ini berkali – kali kearah lutut kanan dan kirinya..

“AARRGGHHHHH..” Astar terduduk dengan wajah yang bersimbah darah.. dan..

BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK.. JEDDDUKKKKKK.. BUUMMMMMMMM..

Aku hantam wajahnya lagi sampai dia terlentang dan tidak bergerak lagi.. Emon yang duduk tidak jauh dari aku pun, juga mencoba berdiri.. aku mendekatinya sambil mengayunkan stik bisbol ini dari arah samping.. aku mengincar hidungnya yang patah kedalam itu, seperti bola bisbol yang dilemparkan kearahku.. dan..

BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK.. JEDDDUKKKKKK.. BUUMMMMMMMM..

Anjinggg.. ini assist yang sempurna sekali buatku.. Emon langsung terlentang dilantai, disertai darah segarnya yang kembali keluar dari hidungnya yang sudah tidak berbentuk itu.. matanya melotot dan tubuhnya mengejang.. aku pun melakukan hal yang sama terhadap Emon.. aku pecahkan kedua tempurung kakinya supaya dia tidak bangkit dan berdiri lagi..

Lalu aku melihat kearah Mas Angger yang menyeret kaki Zidan dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang stik bisbol.. Mas Angger menyeret Zidan dengan posisi tertelungkup.. wajahnya terseret dilantai dan darahnya membekas dilantai yang dilewatinya.. Mas Angger menyeret Zidan yang sudah tidak bergerak itu kemeja ruang tengah..

Dua orang teman – teman Zidan yang tidak aku kenal namanya, sudah dalam posisi berdiri dan sempoyongan..

Aku berlari kearah mereka berdua sambil mengayunkan stik bisbolku, kearah tulang kering kaki kanan salah satu dari mereka..

BUHHGGGGGGG..

“AAARGGHHHHH..” dia menjerit kesakitan dengan kaki kanannya menekuk kebelakang.. lalu aku putar lagi stik bisbolnya dan aku arahkan dadanya..

BUHHGGGGGGG..

“HUUPPPPPP..” matanya melotot dan nafasnya tertahan.. lalu..

BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK.. JEDDDUKKKKKK.. BUUMMMMMMMM..

Orang itu tumbang setelah aku menghantam mulutnya dengan sekuat tenagaku.. anjing.. aku jadi atlit bisbol hari ini.. bajingaann..

Satu temannya lagi yang masih berdiri, mundur dengan wajah yang sangat ketakutan.. aku mendekatinya dengan wajah yang tersenyum dengan bengisnya..

“SALAM KENTALLL..” teriakku sambil mengayunkan stik bisbol ini kearah wajah sampingnya..

BUHHHGGGGGG.. KRAAAKKKKKKK.. JEDDDUKKKKKK.. BUUMMMMMMMM..

“AARGGHHHH..” jeritannya sangat merdu terdengar..

Dia roboh kesamping dan aku langsung menghantamkan stik bisbol ini kearah tempurungnya, sampai dia tidak bergerak dan bersuara lagi.. lalu temannya aku hancurkan juga tempurung kakinya..

“sudah de..?” tanya Mas Angger kepadaku..

“belum puas mas..” ucapku sambil membersihkan darah dan keringat yang ada dikeningku..

“pestanya kan belum selesai..” ucap Mas Angger lalu melangkahkan kakinya lagi kearah kamar Zidan.. astagaaaa.. apa lagi yang mau diambil Mas Angger dikamar Zidan..? gila.. gila..

Aku meletakkan stik bisbol yang kupegang dilantai.. aku lalu mengambil rokokku yang ada dikantong belakang, yang sudah tidak berbentuk lagi.. aku mengambilnya sebatang dan mengurutnya sampai berbentuk bulat.. warna putih kertas rokok yang aku pegang ini pun, langsung berubah kemerahan karena terkena darah ditanganku.. aku lalu membakarnya dan menghisapnya pelan..

Hiuufffftttttt.. huuuuuuu.. nikmatnya rokok ini.. apa lagi bercambur dengan percikan darah yang ada dikertasnya.. gilaaaa..

Lima orang yang baru kami bantai inipun masih tidak bergerak.. entah mereka sudah mati atau hanya pingsan.. aku gak tau.. tapi persetanlah.. ujung – ujungnya mereka juga akan mati ditempat ini.. bajingaannn..

Suara music dari kamar Mas Dylan, masih terdengar keras.. lalu beberapa saat kemudian, Mas Angger keluar kamar Zidan sambil membawa beberapa barang yang dibungkus kain sarung..

“de.. telanjangi mereka semua..” ucap Mas Angger sambil meletakkan barang yang dibawanya itu..

Telanjangi mereka semua..? gak salah dengar nih..? untuk apa mereka ditelanjangi segala..? iiiiii.. aku pun merinding membayangkannya..

“ha..?” ucapku dan Mas Angger hanya melirikku.. anjingg.. kok ngeri gitu lirikannya..? akupun tidak melanjutkan pertanyaanku..

“sampai telanjang bulat ya.. terus tidurkan mereka berjejer dilantai.. ” ucap Mas Angger lalu berjalan kearah belakang kosan ini..

Anjinggg.. jijik banget menelanjangi para bajingan ini.. mereka ini laki – laki dan aku harus menelanjangi mereka semua.. apa gak jijik kalau gitu..? bajingaann.. tapi apa aku bisa menolak..? ya enggak lah.. aku harus tetap melakukannya, karena aku juga penasaran dengan apa yang akan dilakukan Mas Angger terhadap para bajingan ini..

Aku langsung menelanjangi para bajingan ini.. lalu menyeret mereka satu persatu dan mensejajarkan tubuh mereka tidak jauh dari meja..

Lalu beberapa saat kemudian, Mas Angger datang sambil membawa tali jemuran yang panjang..

Mas Angger lalu meletakkan tali didekat barang yang dibawanya dari kamar Zidan.. lalu Mas Angger membuka bungkusan sarung itu.. dan isinya.. lima bola bisbol, lakban hitam dan beberapa kain.. wooo.. untuk apa semua ini..?

“dudukkan Zidan de..” ucap Mas Angger kepadaku..

Aku lalu mendudukan Zidan dan menahan punggungnya dengan lututku.. kedua pundaknya aku pegang dengan tanganku, supaya dia tidak roboh kesamping..

“aaahhhhhhhh..” Zidan bersuara pelan sambil menggerakkan kepalanya.. rupanya dia telah sadar dari pingsannya..

Mas Angger berdiri didepan Zidan, lalu menjambak rambut Zidan dengan tangan kiri dan mendangakkan keatas.. lalu..

BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG..

Mas Angger menghantam wajah Zidan dengan brutalnya.. sampai darah dari wajah Zidan memenuhi kepalan tangan Mas Angger..

“AARRGGGHHHHH..” Zidan kesakitan sambil meneteskan darah dari mulutnya..

Mas Angger lalu melepaskan jambakannya dan kepala Zidan langsung tertunduk lemas..

“ka.. ka.. kamu akan merasakan sakitnya balas dendam dari Ayahku.. hueekkk..” gumam Zidan sambil menunduk dan memuntahkan darah segar dari mulutnya..

Mas Angger langsung menggelengkan kepalanya pelan dan meraih kepala belakang Zidan lalu mengadu dengan lututnya..

BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG..

Zidan tidak bersuara lagi dan terlihat dia tidak sadarkan diri, dengan cucuran darah dari hidung dan mulutnya..

Mas Angger lalu berjalan kesebelahku..

“pegang supaya dia ga roboh de.. aku mau ikat tangannya kebelakang..” ucap Mas Angger..

Aku melepaskan peganganku dipundak Zidan dan langsung menjambak rambutnya, sambil aku menegakkan tubuhku.. tubuh Zidan agak goyang dan mau roboh, tapi aku menahannya supaya dia tetap duduk dan aku menguatkan jambakanku dirambutnya..

Mas Angger langsung menarik kedua tangan Zidan kebelakang dan meluruskannya.. tangan kanannya yang patah pun menjuntai, tapi dipaksakan lurus oleh Mas Angger.. kedua tangan itu disatukan lalu diikat, mulai dari pergelangan tangan sampai kesikutnya..

“sandarkan didinding..” ucap Mas Angger kepadaku..

Akupun menyeret rambut Zidan kearah dinding.. anjing.. berat juga sibangsat ini.. tapi aku terus menyeretnya sampai kedinding, dan aku menyandarkannya dengan posisi punggung atasnya aja yang tersandar.. karena kalau ditegakkan duduknya, dia pasti akan roboh kesamping..

“ini Astar ya..? dia yang bengkokan hidungku tadi ya..?” ucap Mas Angger sambil menatap Astar yang wajahnya dipenuhi darah dan hidungnya yang tak berbentuk..

Astar mencoba membuka matanya dengan nafas yang sangat berat sekali.. dan tanpa disuruh lagi, aku mendudukkan Astar dan menahan tubuhnya dari belakang..

“ini apanya lagi yang dihajar..? wajahnya sudah ga berbentuk gini de..” ucap Mas Angger kepadaku..

“apa aja Mas.. yang penting ada bunyi pukulan..” jawabku dengan entengnya.. lalu

BUHHGGGGGGG..

“HUUPPPP…” tubuh Astar terhimpit setelah dadanya diinjak Mas Angger dan punggungnya kutahan dengan lututku..

“HAG.. HAG.. HAG..” nafasnya sesak dengan kepala terdanga keatas..

Gila nih Mas Angger.. main injak gak pakai kode dulu, bikin kaget aku aja.. untung aku nahannya kuat.. kalau enggak aku bisa terjungkal kebelakang..

Lalu tiba – tiba Mas Angger menjambak rambut Astar dan mendangakkan kepalanya.. lalu..

BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG..

Mas Angger menghajar wajah Astar sampai dia tidak bergerak lagi.. lalu setelah itu Mas Angger mengikat tangan Astar kebelakang dan setelah itu, aku menyerat Astar kesebelah Zidan..

“ini pasti Bael.. dia tadi lari terus nginjak dadaku de..” ucap Mas Angger dan aku langsung menatap wajah Bael yang sadar dan terlihat ketakutan itu..

“ampun.. ampun..” ucap Bael dengan sangat ketakutan..

Mas Angger langsung loncat dan mengarahkan lututnya kearah dada Bael yang terlentang itu..

BUHHGGGGGGG..

“HUPPPPP..” nafasnya sesak, matanya melotot dan kepalanya terangkat..

BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG..

Dengan lututnya masih didada Bael.. Mas Angger menghantam wajah Bael berkali – kali, sampai Bael tidak sadarkan diri lagi.. wowww.. Masku makin brutal aja.. gilaaa..

Mas Angger lalu berdiri dan aku mendudukan Bael seperti kedua temannya tadi.. Mas Angger juga mengikat kedua tangan Bael, lalu aku menyeretnya bergabung dengan Zidan dan Astar..

“kalau ini Azael.. dia yang injak – injak dadaku waktu aku sudah terlentang dilantai..” ucap Mas Angger lalu..

BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG..

Mas Angger menginjak dada dan wajah Azael.. lalu mengikat kedua tangan Azael kebelakang dan aku juga menyeratnya bergabung bersama teman – temannya..

“wahhh.. ini Emon ya..? kamu mau menyodomi aku kan tadi..?” ucap Mas Angger dan Emon yang sudah tersadar itu, langsung menggelengkan kepalanya pelan.. wajahnya yang sudah terlihat seperti keset itu, sangat ketakutan sekali.. dengan tangan kanan yang bergetar, dia menutup wajahnya.. lalu tangan kirinya, menutupi dadanya..

“jangann.. jangan siksa aku.. lebih baik langsung bunuh aja aku..” ucap Emon dengan suara yang bergetar..

Mas Angger hanya tersenyum dengan bengisnya, lalu berdiri diantara selangkangan Emon dan..

BUHHGGGGGGG..

“ARRGHHHHH..” Emon berteriak kesakitan sampai terduduk, setelah batang dan bijinya diinjak kaki Mas Angger dengan kuatnya..

“AARGGHHHHHHH..” Emon berteriak sambil memegang batangnya dan menggelengkan kepalanya..

BUHHGGGG.. JEDUUKKK.. BUUMMMMM..

Mas Angger langsung menginjak wajah Emon sampai Emon terlentang dilantai..

BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG..

Mas Angger kembali menginjak batang dan biji Emon dengan brutalnya.. Emon yang terlentang dan kesakitan, hanya mengangkat dadanya sedikit lalu mengejang dengan hebatnya..

Setelah itu Mas Angger mengikat tangan Emon dan Emon akhirnya bergabung dengan keempat temannya yang tersandar didinding..

“terus diapain ini mas..?” tanyaku..

“dudukan mereka sejajar, kasih jarak sekitar satu meter.. tapi tetap nyandar kedinding..” ucap Mas Angger..

“ha..?” ucapku sambil melongo..

Aku lalu mengikuti perintah Mas Angger.. aku menyeret mereka dengan posisi tetap bersandar didinding dan berjarak satu meter.. Mas Angger menyelonjorkan kaki mereka semua, setelah itu Mas Angger mengikat kaki kanan Zidan pada sebuah kursi beton disebelahnya, lalu kaki kiri Zidan dilebarkan dan diikatkan kekaki kanan Astar disebelahnya.. kaki kiri Astar juga dilebarkan lalu diikatkan pada kaki kaki kanan Bael.. begitu seterusnya, sampai kaki kelima orang itu melebar dan saling terikat..

Mas Angger mengambil satu bola bisbol, sebuah kain dan lakban.. lalu Mas Angger membuka mulut Zidan dan memasukkan bola bisbol itu kedalam mulut Zidan dengan paksa.. bola itu tidak bisa masuk seutuhnya kedalam mulut Zidan dan hanya seperempatnya saja.. lalu Mas Angger melakban mulut Zidan yang ada bola bisbolnya itu.. setelah itu ditutup lagi dengan kain dan diikat kebelakang kepala Zidan.. Mas Angger menurunkan sedikit kainnya sampai lobang hidung Zidan terlihat.. gilaaa.. keras juga aliran masku ini.. apa Mas Angger senang melakukan kekerasan dalam berhubungan badan..? anjing.. ga mungkin.. ga mungkin.. gilaaa..

Mas Angger melakukan hal yang sama dengan keempat teman Zidan.. mulut mereka disumpal bola bisbol dan ditutup dengan lakban serta kain..

“kelihatannya, bolanya kurang masuk ya de..?” ucap Mas Angger sambil berjalan kearah stik bisbol yang ada didekatku..

“ha..?” ucapku yang terkejut..

Mas Angger kembali tersenyum sambil mengambil stik bisbol dilantai, lalu menyeret stik itu kearah Zidan.. Mas Angger lalu berdiri sambil merenggangkan sedikit kakinya, lalu mengangkat stik bisbol tinggi – tinggi dengan posisi tubuh yang menyamping..

“mas.. mas.. entar dulu.. mau mukul bola bisbol kemulut Zidan..?” tanyaku dan mas Angger hanya menganggukan kepalanya pelan..

“sabar dulu.. gak enak kalau dia masih pingsan seperti ini..” ucapku dan Mas Angger langsung mengerutkan kedua alisnya, dengan posisi mengangkat stik bisbolnya..

Aku lalu mengambil sisa lakban yang ada dilantai.. lalu aku memotongnya dan memasangnya dijembut Zidan yang gondrong itu..

“kalau aku tarik lakbannya, dia pasti bangun dan mulutnya makin lebar..” ucapku dan Mas Angger hanya menganggukan kepalanya..

Aku jongkok disebelah kiri Zidan, lalu memegang ujung lakban yang menempel diselangkangan Zidan.. lalu aku menariknya sekuat tenagaku..

SRETTTTT..

“HUUPPPPPP..” Zidan langsung tersadar dengan jembutnya menempel dilakban itu, cukup banyak.. mata Zidan melotot dan Mas Angger langsung mengayunkan stik bisbol itu dengan kuatnya, kearah bola bisbol yang ada dimulut Zidan..

BUHHGGGGGGG..

“AARGGGGGGHHHHHH..” mata Zidan makin melotot dan meneteskan air mata, karena sakitnya yang sangat luar biasa.. air matanya menetes bercampur darah yang ada diwajahnya..

BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG.. BUHHGGGGGGG..

Kembali Mas Angger mengayunkan stik bisbolnya, kearah mulut Zidan sampai dia tidak sadarkan diri lagi..

Kami berdua melakukan permainan yang nikmat itu, kepada keempat anggota Zidan juga.. dan sekarang mereka berlima kembali tidak sadarkan diri..

“de.. siram kepala mereka sampai sadar..” ucap Mas Angger..

“apa mereka masih hidup mas..?” tanyaku..

“semoga..” jawab Mas Angger dengan entengnya..

Akupun lalu kekamar mandi dan mengambil air satu ember.. aku siramkan air itu kekepala mereka semua, sampai mereka terbangun..

BYUR.. BYUR.. BYUR..

Satu persatu mereka membuka mata dan menatap kami, dengan tatapan yang terlihat sangat menderita dan tersiksa..

PUNG.. PUNG.. PUNG..

Bunyi ujung stik bisbol ketika Mas Angger mengangkat stik itu, dan menjatuhkan ujungnya kelantai.. wajah mereka terlihat makin ketakutan..

“kalian telah memperkosa kekasihku dengan brutalnya.. kemaluan, dubur dan mulut kekasihku tercinta, kalian perkosa dengan sadisnya.. kulitnya kalian sayat dan seluruh tubuhnya kalian pukul.. biadab..” ucap Mas Angger dan suaranya sangat berat dan matanya kembali berkaca – kaca.. terlihat dimata Mas Angger, dendam yang begitu membara dan kesakitan yang tertahan..

PUNG.. PUNG.. PUNG..

Mas Agger kembali membunyikan stik bisbol sambil mendekat kearah Zidan dan berdiri diantara selangkangan Zidan.. Zidan sangat ketakutan dengan tubuh yang bergetar..

PUNG.. PUNG.. PUNG..

Mas Angger terus membunyikan stik itu sambil memundurkan sedikit kakinya.. lalu diangkatnya stik bisbol itu seperti gerakan mencangkul.. lalu diayunkan kearah selangkangan Zidan dengan kuatnya..

PUMMBBBB..

Suara stik itu terdengar keras dan mendengung ditelinga, setelah stik itu menghantam batang dan biji Zidan yang menempel dilantai..

“arrgghhhhhhhh..” Zidan kembali melotot kesakitan lalu roboh kekanan..

Anjingg.. itu pasti sakitnya terasa sampai keulu hati.. bajingaannnn.. iiiiiiiiiiiiii.. tubuhkupun langsung bergidik membanyangkannya..

Mas Angger kembali mendudukan Zidan dengan paksa..

hag.. hag.. hag..

Nafas Zidan berat serta bola matanya menghadap keatas, dan menyisakan sedikit putihnya saja.. dia seperti orang yang akan meregangkan nyawa.. gila..

PUMMBBBB.. PUMMBBBB.. PUMMBBBB..

Mas Angger menumbuk batang dan biji Zidan menggunakan ujung Bisbol berkali – kali, dan gerakannya seperti menumbuk padi.. Zidan pun kembali tidak sadarkan diri..

Lalu Mas Angger menggeser langkahnya, kearah teman – teman Zidan.. kembali Mas Angger memainkan batang para bajingan itu, seperti Zidan tadi.. gilaaaa.. dendam Masku ini, membuatnya menjadi manusia yang tidak memiliki rasa kasihan sama sekali.. tapi aku memakluminya.. karena apa yang dilakukan para bajingan ini, lebih sadis dan kejam.. kalau aku diposisi Mas Angger.. aku akan memotong batang dan biji para bajingan ini, lalu aku sumpalkan kemulut mereka masing – masing.. bangsaatt..

“de.. tunggingkan mereka semua..” ucap Mas Angger kepadaku..

“ha..?” aku terkejut dengan perintah masku kali ini..

“untuk apa Mas..?” tanyaku..

“sudahlah.. kamu pasti tau nanti..” ucap Masku..

Akupun langsung merapatkan tubuh mereka semua.. lalu aku tunggingkan mereka dengan kedua kaki mereka bersimpuh dan kepalanya menyentuh lantai..

“jiancuukk.. sejak kapan sibangsat ini bertato..?” ucap Mas Angger sambil menunjuk punggung Zidan, yang bertatto gambar burung pemakan bangkai sedang menginjak tengkorak kepala manusia.. lalu diatas gambar burung pemakan bangkai, terdapat tulisan black death.. keempat teman Zidanpun memiliki tattoo yang sama seperti itu..

Mas Angger lalu meletakan stik bisbolnya dan berjalan kearah dapur kosan ini.. lalu Mas Angger kembali sambil menenteng sebuah pisau yang berwarna kecoklatan.. terlihat pisau itu tidak tajam dan bertagar.. gila.. itu pisau kalau digorokan keleher, pasti sakitnya lebih sakit dari pada pisau yang tajam.. bajingaaann..

“siram lagi kepala mereka sampai sadar de..” ucap Mas Angger..

“ini puncak pestanya kah Mas..?” tanyaku dan Mas Angger hanya menggelengkan kepalanya..

Loh.. terus untuk apa Mas Angger membawa pisau itu, kalau bukan untuk memotong leher para bajingan ini..? asuudahlah.. terserah Mas Angger aja..

Kembali aku kemar mandi dan mengambil air satu ember, lalu aku menyiramkannya kearah lima bajingan ini bergantian.. aku melakukannya sampai mereka tersadar lagi..

Mereka tersadar dengan posisi menungging dan jidat menyentuh lantai.. Mas Angger lalu berjalan kearah belakang mereka sambil menenteng pisaunya..

“argghhhhhhhhh..” gumam mereka kesakitan, sambil menggoyangkan kepala kekanan dan kekiri.. ada juga yang menggerakan tangan mereka yang terikat..

“kalian akan merasakan perihnya disayat..” ucap Mas Angger sambil mendekat kearah Zidan lalu Mas Angger membungkukan badannya, didekat punggung Zidan.. Mas Angger menjambak rambut Zidan lalu mendangakkannya, setelah itu memamerkan pisau yang bertagar dan tidak tajam itu kedekat mata Zidan..

Gilaa.. pisau itu untuk disayatkan ketubuh Zidan..? wawww.. gilaaa.. ini gila bangett..

“argghhh.. arghhhh.. argghhh..” Zidan menatap pisau itu dengan ketakutan yang sangat luar biasa, sambil menggerakkan – gerakkan tubuhnya..

“kamu takut..? baru aja darahmu keluar sedikit, kamu sudah ketakutan seperti ini.. payah..” ucap Mas Angger terpotong..

“upppsss.. itu kata – katamu tadi buat aku ya..?” ucap Mas Angger lagi dan mata Zidan sayu seolah minta semua ini dihentikan..

“bangsat kamu itu..” ucap Mas Angger lalu..

JEDUUKKKK..

Dihantamkan jidat Zidan kelantai dengan kerasnya.. lalu Mas Angger membungkuk dan menusukan pisau bertagar itu, ditatto bergambar burung pemakan bangkai milik Zidan..

JLEBBB..

Mas Angger menusukkan tidak terlalu dalam..

“aarrrgghhhhhh..” Zidan menggeliat kesakitan sampai tubuhnya bergetar..

“arrgghhhhh.. arrgghhhhh.. arrgghhhhh..” semua temannya pun meronta – ronta..

Aku mendekati keempat teman Zidan itu, lalu satu persatu aku jambak rambutnya dan aku benturkan jidat mereka kelantai..

JEDUUKKKKK..

“semakin kalian meronta, semakin senang aku bermain dengan kalian..” ucapku lalu..

JEDUUUKKKK..

Aku benturkan lagi kepala mereka satu persatu kelantai..

“argghhhhhhh..” mereka bergumam kesakitan dan tidak meronta – ronta lagi..

Lalu terdengar..

SRETTT.. SRETTT.. SRETTT..

Mas Angger menyayat kulit Zidan, mengikuti lekukan gambar tattoo yang ada ditubuhnya..

SRETTT.. SRETTT.. SRETTT..

Tampak Mas Angger agak kesusahan karena tumpulnya mata pisau bertagar itu, tapi Mas Angger menariknya terus dengan paksa..

“argghhhhhhh..” Zidan menggeliatkan tubuhnya sambil mengangkat kepalanya.. air matanya mengalir dengan deras, sampai matanya memerah sekali..

Gilaaa.. itu pasti sakit dan perih sekali.. tapi Mas Angger gak perduli dengan kesakitan Zidan.. Mas Angger justru mencengkram tengkuk Zidan dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya terus mengukir tubuh Zidan..

SRETTT.. SRETTT.. SRETTT..

Bunyi sayatan itu membuat bulu kudukku berdiri dan aku sampai menggidikkan tubuhku.. iiiiiiiiiiiiiiiiii..

SRETTT.. SRETTT.. SRETTT..

Sayatan itu disertai dengan aliran darah segar dari punggung Zidan.. wajahnya terlihat sangat tersiksa dan terlihat menahan sakit yang sangat luar biasa.. sakit itu bukan hanya berasal dari sayatan dipunggungnya, tapi juga dari tempurung lututnya yang pecah dan dijadikan tumpuan berlutut, lalu dari wajahnya yang babak belur, tulang dadanya yang dihajar habis – habisan, dan tangan kanannya yang dipatahkan Mas Angger tadi.. dia mungkin menyesal telah telah dilahirkan kedunia ini, lalu mengalami nasib yang sangat buruk ini..

“huuu..” ucap Mas Angger sambil berdiri dan membersihkan keringat dikeningnya, dengan menggunakan lengan kanannya..

Mas Angger telah menyelesaikan ukiran diseluruh tattoo Zidan.. dan garis – garis berwarna hitam ditatto Zidan, berganti dengan ukiran indah dari Mas Angger..

Mas Angger lalu jongkok lagi dan melepaskan ikatan dikaki kiri Zidan dan kaki kanan Astar..

“De.. telungkupkan Zidan di meja..” ucap Mas Angger kepadaku..

Aku lalu mendekat kearah Zidan dan langsung menjambak rambut belakangya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kananku memegang ikatan tali ditangannya.. aku menyeret Zidan kearah meja..

“arrgggghhhhhh..” kembali Zidan merintih kesakitan..

Dan setelah sampai meja.. aku menyeretnya sampai tubuhnya tertelungkup diatas meja dengan kepala menjuntai kebawah.. kedua lututnya yang pecah itupun, aku posisikan bertumpu pada kursi.. dan posisinya sekarangnya aku buat menungging..

Aku lalu melihat Mas Angger yang bermain dengan satu persatu anggota Zidan, dengan permainan yang sama seperti Zidan tadi.. mereka semua tersadar karena kesakitan, lalu pingsan lagi karena kesakitan juga.. gilaaa..

Lalu setelah punggung mereka semua diukir oleh Mas Angger, aku menyeret mereka keatas meja.. mereka berlima tertelungkup dan menungging.. aku posisikan mereka dua disebelah kanan meja, dan tiga disebelah kiri meja.. meja beton yang cukup panjang ini, mampu menampung mereka berlima..

Mas Angger lalu melangkah kearah depan Zidan, yang kepalanya menjuntai diujung meja.. ditangan kanan Mas Angger sekarang sudah memegang stik bisbol lagi..

Mas Angger lalu menjambak rambut Zidan, sampai wajahnya menghadap kearah Mas Angger.. lalu ujung stik bisbol diarahkan kehidung Zidan yang tidak berbentuk itu, dan memutar stik itu seperti sedang mengebor hidung Zidan.. Zidan sudah tidak berdaya sama sekali.. jangankan bersuara, menangis saja dia sudah tidak bisa.. dan hanya darah yang keluar dari kelopak matanya..

“kamu suka menganal lubang bokong kan..?” ucap Mas Angger sambil terus menekan ujung stik bisbol kehidung Zidan, sampai darah Zidan menempel diujung stik itu..

“arghh.. arghhh.. arghhh..” akhirnya suaranya terdengar lagi, tapi sangat pelan sekali..

Mas Angger langsung melepaskan jambakannya dirambut Zidan dan kepala Zidan langsung menjuntai diujung meja lagi.. lalu Mas Angger berjalan kearah belakang Zidan dan berdiri diantara kaki Zidan yang terbuka agak lebar..

“De.. duduki punggung Zidan..” ucap Mas Angger..

“ha..?” ucapku yang terkejut dan entah sudah berapa ‘ha’ yang aku ucapkan hari ini.. ‘ha’ yang aku ucapkan, pasti berakhir dengan kejutan – kejutan dari Mas Angger dan itu pasti diluar nalar pemikiranku.. gilaaa..

Aku lalu naik keatas meja dan duduk dipunggung Zidan, dengan menghadap kearah Mas Angger.. lalu aku memegang kedua tangan Zidan yang terikat itu.. anjingg.. untung mejanya terbuat dari beton, kalau meja ini terbuat dari kayu.. pasti sudah patah.. bangsattt.. dan bangsatnya lagi.. darah dari punggung Zidan, menempel di celana belakangku.. anjinggggg..

“orang ini sukanya main anal De.. dan kurang ajarnya, kekasihku yang menjadi salah satu korban analnya..” ucap Mas Angger sambil mengarahkan ujung stik bisbol itu kelubang pantat Zidan.. bangsaatttt.. lubang pantat Zidan mau dianal pakai stik bisbol ini..? gila kamu mas.. asli gilaaaaa..

Tubuh Zidan menggeliat kesakitan, karena Mas Angger memaksakan ujung stik bisbol yang besar itu kelubang pantatnya yang kecil.. tapi aku bisa menahannya supaya bokongnya tidak terlalu bergerak..

“arghhh.. arghh.. arghh.. arghh..” suara rintih kesakitan Zidan terdengar sangat pilu sekali, ketika ujung stik bisbol itu mulai menusuk dan merobek lubang pantatnya..

SRETTTTT.. SRETTTTT.. SRETTTTT..

Mas Angger menekannya sekuatt tenaga, dan tubuh Zidan menegang dengan hebatnya..

SRETTTTT.. SRETTTTT.. SRETTTTT..

“arrggggghhhhhhhhhhhh..” rintih Zidan setelah stik bisbol itu masuk cukup dalam, kelobang pantatnya..

Mas Angger menarik sedikit stik bisbol itu, lalu mendorong kedalam lobang bokong Zidan lagi dengan cepat.. Mas Angger melakukannya berulang – ulang sampai Zidan tidak sadarkan diri lagi, karena sakitnya dianal stik bisbol.. gilaaaa.. gilaaa..

Dan setelah puas, Mas Angger mencabut stik bisbol itu dari lobang pantat Zidan.. darah dan kotoran Zidan, keluar dari belahan bokongnya cukup banyak sekali.. anjing.. anjing..

Satu persatu teman – teman Zidan pun, mengalami hal yang sangat nikmat itu.. mereka meronta dan menangis, menikmati permainan Mas Angger ini.. saking nikmatnya, mereka sampai mengejang dan tidak sadarkan diri.. bangsat kan..? bangsat banget pastinya..

“kita pindahkan mereka kekamar Zidan De..” ucap Mas Angger..

“siap Mas..” ucapku..

Kami berdua lalu menyeret satu persatu lima bajingan ini kedalam kamar Zidan.. kami menelungkupkan sejajar, dengan wajah mereka semua di atas kasur dan tubuh mereka dilantai..

Mas Angger lalu mengambil korek Zippo milik Zidan, diatas meja dan menyalakannya..

“mau dibakar Mas..?” tanyaku dan Mas Angger hanya menganggukan kepalanya..

“sabar dulu mas..” ucapku menahan Mas Angger ketika akan melemparkan korek zippo yang menyala itu keatas kasur..

Aku lalu menunggingkan mereka satu persatu, dan mengambil botol bir kosong yang berserakan dilantai.. aku memasukkan ujung bawah botol bir itu dengan paksa, kemasing – masing lobang bokong mereka yang sobek dan berdarah itu.. tidak ada gerakan dari mereka semua.. mungkin setengah nyawa mereka sudah diatas kepala, jadi mereka hanya menikmati botol bir ini masuk kedalam lobang bokong mereka..

Dan setelah menyelesaikan permainanku, aku lalu berdiri dan melihat kearah Mas Angger sambil tersenyum.. Mas Angger langsung mematikan api korek zippo itu, lalu mengambil satu botol vodka gepeng yang masih baru diatas meja Zidan..

“terimakasih sudah menemani aku, untuk permainan yang nikmat ini De..” ucap Mas Angger sambil membuka tutup botol vodka itu dan menyerahkan kepadaku..

Wooooo.. baru kali ini aku dikasih minuman Mas Angger.. biasanya dia selalu menegurku ketika aku minum, tapi sekarang aku justru dikasih.. gilaaaa.. gilaaa..

“ini minuman kesenangnmu kan de..? minumlah.. kita nikmati kesenangan kita kali ini.. kamu minum vodka, aku mengemut permenku..” ucap Mas Angger sambil merogoh permen yang ada dikantongnya..

Aku langsung meraih botol minuman ditangan Mas Angger dan Mas Angger membuka permennya..

“TOS..” ucap Mas Angger sambil mengarahkan permennya kearahku dan aku langsung menyentuhnya dengan botol vodka yang aku pegang..

Lalu aku meminum vodka itu dan Mas Angger mengemut permennya..

Glek… glek.. glek.. glek.. glek..

Uhhhh.. nikmatnyaaaaa.. lalu setelah aku menghabiskan minumanku, aku mengambil rokokku dikantong dan membakarnya.. Dan Mas Angger kembali menyalakan korek zipponya lalu mendekat kearah Zidan.. tubuh Zidan menggeliat pelan..

“Tunggu sisa teman – teman kalian dialam sana ya..” ucap Mas Angger lalu melemparkan korek itu keatas kasur..

Lalu Mas Angger membalikan tubuhnya dan berjalan kearahku sambil mengemut lagi permennya.. kami berdua lalu keluar kamar Zidan dan menutup pintunya, dengan api yang mulai membakar kasur Zidan..

Dan tiba – tiba.. pintu kosan terbuka lalu tiga orang masuk dengan terburu – buru..

“cuukkk.. terlambat aku..” ucap Om Satria sambil menggelengkan kepalanya..

Kami berdua hanya melihat wajah Om Satria dan kedua temannya yang terlihat sangat terkejut itu, dengan pemandangan ruang tengah yang dipenuhi ceceran darah dan asap dari kamar Zidan..

“mana teman – teman kalian..?” tanya Om Satria..

“dikamar..” jawab Mas Angger dengan entengnya sambil memegang batang permennya lalu mengemutnya lagi..

“jiancuukkk.. kamu mau manggang teman – temanmu juga..?” ucap Om Satria dengan mata yang melotot..

“assuuu.. asuuuu.. Sinyo ini punya anak kok gila gini sih..?” ucap Om Satria sambil menggelengkan kepalanya.. aku dan Mas Angger pun hanya terdiam..

“panggil yang lain, dan bantu semua penghuni kosan ini angkat barang.. kecuali pintu itu, jangan dibuka..” ucap Om Satria kepada kedua temannya sambil menunjuk kamar Zidan..

Kedua orang itu keluar dan beberapa saat kemudian, belasan orang masuk dan mengetuk kamar penghuni kosan ini.. para penghuni kosan ini keluar kamar dengan wajah yang panik, setelah melihat asap yang semakin tebal dari kamar Zidan.. mereka dibantu teman – teman Om Satria, mengangkat barang mereka keluar dari kamar..

Mas Angger pun dengan santainya berjalan kearah kamarnya dan aku mengikutinya dari belakang..

“mau kemana kalian berdua..?” tanya Om Satria..

“kekamar Om.. mau angkat barang saya..” jawab Mas Angger dengan santainya dan aku langsung menghisap rokokku..

“kamu pergi dari sini ngger.. biar aku sama Gagah yang urus barangmu..” ucap Satria..

“kemana..?” tanya Mas Angger..

“banyak tanya.. pokoknya keluar dan ikut sama wanita itu..” ucap Om Satria sambil menunjuk seorang wanita yang berdiri dipintu kosan..




28166984b87bd20f5311319438a2088e0481573a.jpg

Angela Ardana



Wowww.. wowww.. wowww.. Kak Dana yang cantik jelita..? gila.. setelah pesta yang nikmat ini, apa Mas Angger akan melanjutkan pesta lainnya dengan wanita yang cantik jelita ini..? gila.. gila..

Tapi entar dulu.. wajah Kak Dana ini kok gak asing ya..? semenjak aku pertama kali mengenal Kak Dana, aku merasa wajahnya gak asing.. wajahnya mirip dengan seseorang yang pernah aku kenal.. tapi siapa ya..? kok aku lupa..? asuudahlah.. ga usah terlalu dipikirkan.. sekarang yang penting Mas Angger dan Kak Dana, pergi dari sini secepatnya..

“kemana..?” tanya Mas Angger sambil menatap kearah Kak Dana..

“cerewet.. ikut aku sekarang juga..” ucap Kak Dana mengomel lalu membalikan tubuhnya dan berjalan kearah luar kosan..

Mas Angger langsung melihat kearahku.. wajahnya yang dari tadi terlihat dingin dan menyeramkan, sekarang berubah bingung dan bengong..

“CEPATTTTT..!!!” teriak Kak Dana dari luar kosan..

“i.. iya..” ucap Mas Angger lalu berjalan kearah pintu kosan dengan terburu – buru..

Anjinggg.. kenapa wajah Masku berubah kalem gini sih kalau ketemu sama wanita..? dimana kegaranganmu tadi mas..? dimana..? hahahahahaha..







#cuukkk.. setelah permainan yang nikmat, panjang dan melelahkan.. akhirnya tawa ini bisa hadir juga.. bajingaaannn.. dendam inipun sedikit terlampiaskan, dengan kekentalan darah dari para bajingan itu yang tertumpah diruangan ini.. dan pastinya.. dendam ini tidak akan padam sebelum semua para bajingan BD lainnya, menikmati permainan kami juga.. SALAM KENTALLL..!!!
Keren bgt @Kisanak87
Sampek2 pas adegan Zidan dkk mulutnya dimasukkin bola bisbol terus diselah masuk ke mulut
Ane ikut merinding
Baru episode ini,baca karya Kisanak sampk merinding

Lanjutkan Mas
Kapan Rani muncul Master?
Udah kangen nih
Layaknya kekangenan ane sama Ratih di Seri Abang Sandi
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd