Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HAHOLONGAN.

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Ketika aku tiba di depan rumah indu, kulihat mereka semua bersiap siap hendak pergi. Bahkan, ada beberapa orang yang sudah masuk ke dalam mobil.
' wadduh..! Jangan jangan, mereka dah mau pulang nih ( kembali ke tempat asal mereka). Aku terlambat kah.!? ' batinku.

Aku menongkatkan kereta di luar pagar.
Saat aku melangkah memasuki pagar, kulihat indu., papa dan juga mama nya, beserta perempuan perempuan yang lain hendak masuk ke dalam mobil.
Begitu indu melihat ku, dia urung nakk ke mobil.

" aby..! "
Aku menghampiri nya.
" kebetulan.! Ikut ama kita yuq..!" Ajak nya.

" kemana..! ? " tanya ku.

" makan malam di luar.!" Jawab nya.
" ikut ya..!" Ajak nya lagi.

Aku mengangguk.
" aku ikut dari belakang aja. Naik kereta.!" Ucap ku.

Indu pun mengangguk. Lalu masuk ke dalam mobilq
Dan ketika giliran iman yang terakhir , dia malah menutup pintu mobil. Tak ikut masuk ke dalam.
Mereka yang di dalam mobil menatap nya heran.

" iman. gelmiyor mu? (iman koq ga masuk..!?)" Ucap salah seorang perempuan yang di dalam mobil.

" dar,! (sempit.!)" Balas iman.

" hala bu şekilde uyuyor! Hala ferah! ( masih muat koq ini.! Masih lapang..!)" Ucap yang lain nya.

" dar.! (sempit..!) " Ucap nya lagi dengan datar.
Kulihat indu tersenyum geli.

Aku yang tak faham dengan apa yang merka ucapkan, mendekati iman.
" koq ga masuk ke mobil..!? Kamu ga ikut.!?" Tanya ku.
Dia melirik ku sekilas. Tapi tak menjawab pertanyaan ku.

" İşte, lütfen. Hala ferah! (disini aja. Masih lapang koq.!) " Kembali aku mendengar bahasa planet crisis dari mobil yqng satu nya lagi. Yang ternyata adalah si maleek.

( planet crisis = planet tempat asal penjahat di film satria baja hitam Rx. yang kelahiran tahun 80an, pasti tau lah film ini ya kan..!)

" İstemiyorum.! Bütün erkekler ! (ga mau.! Laki laki semua!) " Iman kembali berucap.

"sebep.! Sadece Aby ile sırtına binmek istiyorsan söyle. ( alasan.! bilang saja kalau mau boncengan sama aby.! ) " kali ini, raheem yang bersuara. sambil menyembulkan kepala dari kaca pintu mobil.

entah apa yang di ucapkan si raheem, sehingga iman menatapnya dengan tajam. yang di sambut oleh gelak tawa si raheem dan maleek, juga senyum senyum jahil para emak emak yang satu mobil dengan indu.

lalu...

" anak muda, kalau kamu tidak keberatan, boncengin iman naik motor kamu ya..!?" ucap salah satu perempuan, yang kemarin dikenalkan maleek adalah ibu nya si iman.

" haaa..!?" aku sedikit terkejut.

" mobil sudah penuh. ga muat lagi.!" sambung beliau.

aku menoleh ke iman, yang langsung mengalihkan pandangan nya. kemudian, aku menoleh ke indu yang duduk di kursi depan. dan dia pun tersenyum mengangguk.

" ehh.. i.. iya tante,,!" ucapku seraya tersenyum.

" asyiiiikkk....! cie.. cie...! " raheem kembali bertingkah jahil.

kemudian., ketiga mobil itu pun berjalan.

aku melangkah keluar, melewati pagar. iman mengikuti ku dari belakang.

setelah menutup dan menggembok pagar, aku naik keatas kereta.

'' mau duduk di depan, atau di belakang..!?" aku bertanya dengan sedikit menggoda nya.

iman tak menggubris. dengan diam nya, dia naik di boncengan belakang. karena memakai gamis, dia duduk dengan posisi menyamping, kedua tanan nya diletakkan diatas paha nya, tanpa berpegangan padaku.

" udah..!?" tanya ku .

dia kembali diam tak menyahut.

menanggapi sikap dingin nya itu, niat jahil ku pun muncul. aku menjalankan kereta dengan sedikit menyentak. sehingga dia terlonjak .

" astaghfirullahaladzim.!!" dia terkejut. sehingga , mau tak mau, sebelah tangan nya meraih pinggang ku.

namun, lagi lagi tak ada respon yang monohok dari nya. setelah kereta berjalan dengan normal. iman menarik tangan nya dari pinngang ku. setelah itu, dia kembali terdiam.

aku membawa kereta dengan santai. mengikuti mobil mereka yang ada di depan.

selama perjalanan , tak ada suara ataupun kata , maupun obrolan ringan yang sekedar basa basi keluar dari mulut kami. hanya diam, sampai kami tiba di tujuan.

Aku memarkirkan kereta tepat disebelah mobil yang di naiki indu.

Berhubung kami datang nya bergerombolan, beberapa meja disatukan hingga memanjang. Agar semuanya dapat berkumpul di satu lapak.
Namun, saat aku hendak duduk, abba nya maleek mengajak ku untuk duduk di meja lain. Terpisah dengan yang lain nya.

Aku., maleek.. dan abba nya maleek duduk dalam satu meja.

" selamat hari raya idul fitri pak. Maaf lahir batin..!" Ucap ku sambil salim ke beliau.

" iya.. selamat idul fitri juga buat mu.!" Balas beliau.
" oh ya., jangan panggil bapak. Panggil saya abba..!" Ucap beliau lagi.

" iya abba.. terima kasih.!" Ucap ku.

" terima kasih, kamu mau datang.!" Ucap beliau.

Lalu, datang lah ibu nya maleek menghampiri.
" abba.. maleek. Mau pesan makan apa.!?" Tanya belaiu.

" samain aja ..!" Jawab si abba.
" iya, sama..!" Ucap maleek.

" aby.!?" Tanya beliau ke aku.

" saya , roti bakar aja tante. Tadi baru makan dari rumah..!" Jawab ku.

" jangan panggil tante. Panggil amma.!" Ucap beliu sambil memegang kedua pipi ku.
" abba sudah cerita sedikit tentang kamu.!" Ucap beliau lagi.

" iya amma.. terima kasih..!" Ucapku.
Aku sedikit terharu dengan sikap mereka ke aku. Padahal , belum pasti juga aku ada hubungan dengan mereka.

Setelah itu, amma nya maleek kembali ke meja nya.

" mmm.. sambil menunggu makanan datang, kita ngobrol ngobrol dikit dulu lahh..! " ucap abba.
" tapi sebelum nya, ada yang mau kamu tanya kan..!?" Tanya beliau.

Aku mengangguk.
" apa kita ini ada hubungan keluarga, atau pertalian darah.!?" Tanya ku.

Abba tampak berfikir sebentar.
" ya..! Kita ada pertalian darah dan kekeluargaan. Tapi, itu tergantung bagaimana kamu dapat menerima dan mendefenisikan cerita saya nanti.
" dan, abba faham maksud lain dan sebenarnya dari pertanyaan kamu tadi. abba cuma ingin bilang, abba tidak kenal dengan ayah mu.! Tidak kenal dengan kakek mu.. kakek nya ayah mu. Kakek nya kakek mu.! Abba tidak kenal sama sekali.! Kalau itu yang ingin kamu ketahui" Beliau menjelaskan.
"Hmmm..." aku mengangguk. Namun, batin ku sedikit kecewa.
'Fiuuhh..!' Aku tersenyum ke abba.

" abba tau kamu kecewa.! " ucap beliau.
" abba pernah berada di posisi mu." Sambung beliau

" jadi, pertalian darah dan hubungan keluarga seperti apa yang abba maksud.?" Tanyaku masih tak faham, saat beliau be4kata tqk mengenal seorang pun anggota keluarga ku

" mmm.. begini..!" Saat si abba hendak menjelaskan, tiba tiba pelayan cafe datang menghantar kan pesanan.

" terima kasih..!" Ucap kami serentak, ke pelayan cafe.

Aku yang masih penasaran, tak menyentuh roti bakar yang sudah tersaji di depan ku. Menatap serius ke si abba, menanti ucapan nya.

" abba tak tau seperti apa pandangan mu nanti. Tapi yang jelas, abba menganggap pertalian darah kita ini cukup kental. Dan, hubungan kekeluargaan kita ini lebih erat dari hubungan kekeluargaan yang pernah kau bayangkan.!" Abba berucap sambil menatapku serius.

" apa yang membuat abba begitu yakin, kalau aku ini bagian dari keluarga abba itu.!?"
" padahal, dari marga saja kita sudah berbeda.!
" dan, ras kita sangat kentara perbedaan nya.! Fisik dan wajah ku tidak ada terlihat ke arab araban sama sekali.!" C3carku dengan pertanyaan dan ungkapan.

Abba tersenyum. Lalu mengalihkan perhatian nya ke hidangan yang ada di depan nya.
'Slrruupp..!' Dia lebih memilih menyirup kuah sup itu terlebih dahulu, dari pada menjawab pertanyaan ku.

Aku menoleh ke maleek yang juga tengah lahap menyantap makanan nya yang tinggal sedikit lagi.
Melihat itu, aku tak mau mengganggu kenikmatan mereka. Aku pun mengkoyak separuh roti bakar ku, laku mengunyah nya.

Setelah menghabiskan makanan dan meneguk setengah gelas fresh orange nya, si abba kembali menatap ku.

" pertama., setelah kau menyebutkan bahwa ayah mu, kakek mu, kakek nya ayah mu., dan generasi di atas mu memakai nama Zayn, abba sudah yakin.! "
" di tambah ... " beliau menjeda sejenak ucapan nya.
" aura., pesona dan kharisma mu, walau belum sepenuh nya terserlah.!" Sambung beliau.

" pesona dan kharisma apa..!!?" Ucap ku geli. Karena, aku merasa orang seperti aku tak memiliki pesona dan kharisma.

" kau lihat dua perempuan itu.!??" Beliau menunjuk dengan arah mata nya.
Aku menangkap dua wanita itu yang tengah menoleh ke arah ku. Indu dan iman.

" sedari awal kita duduk disini, mereka secara bergantian memperhatikan mu..!" Ucap beliau.
" kalaw yang satu menjaga perhatian mu., maka, yang satu nya lagi tengah menanti perhatian mu..!" Lanjut si abba bak seorang pujangga.
" abba yakin, indu bukanlah satu satunya wanita mu..!" Tambah nya lagi.

" ehhhhmm...! Eehhmm..!" Aku mendehem, mencoba melegakan tenggorokan ku yang tiba tiba saja mendelekit.

"Hihihihi...!" Kudengar maleek terkikik.

" kalau masalah marga, itu ada dua kemungkinan.! Yang pertama., generasi pendahulu mu merubah atau membeli marga. Namun, abba meragukan hal itu.
Dan yang kedua., generasi pendahulu mu, pernah terlahir perempuan.! Sehingga, hal itu merubah silsilah marga kalian.!"
" dan abba rasa, kemungkinan yang kedua itu lah yang paling memungkinkan.
" masalah fisik, yang kau bilang wajah mu tidak ke arab arab an. Ya.., wajah mu tidak menampakkan wajah arab sama sekaLi.
" tapi.! " abba menjeda ucapan nya.
", wajah mu juga bukan wajah nusantara. ( wajah kebanyakan orang indonesia). " abba menatap ku dengan lekat.
" bisa dikatakan, forum dan pahatan wajah mu.., juga warna rambut dan iris mata mu yang hitam pekat, adalah ciri wajah original para pendahulu kita.!" Ucap abba, yang membuat aku dan juga mallek mengkerutkan kening.

" wajah original..!?" Aku dan maleek berucap serentak.

Si abba mengangguk.
" semit..!!" Ucap beliau kemudian.
" atau, bisa disebut dengan.... bani israel.!.! " ucapan si abba kali ini, betul betul membuat aku dan maleek terlonjak kaget.

" abba serius..!!??" Tanya maleek tak percaya.

Abba mengangguk.
" leluhur kita bukan lah keturunan arab, seperti yang kau anggap." Abba menoleh ku.
" leluhur kita, keturunan bani israel.!" Ucap abba d3ngan mantap. Tanpa keraguan sama sekali.

Kulihat maleek menggeleng gelengkan kepala. Ekspresi wajah nya seperti sulit menerima.

" berarti., kita ini..., keturunan yahudi.!?" maleek masih tak mempercayai nya.

abba mengangguk. lalu, menggeleng. kemudian, tercenung sejenak. seperti memikirkan sesuatu.

" walau pada umum nya orang orang menyebutnya seperti itu, namun agar kalian tau., tetap ada perbedaan antara bani israel dan yahudi.

" lain waktu akan abba jelaskan,. karena untuk saat ini, abba hanya akan menceritakan mengenai hubungan pertalian kita.!" ucap beliau.

abba memandangi aku dan maleek bergantian.

"leluhur kita, yang pertama kali menyandang nama zayn lahir sebelum terjadi nya perang salib pertama , di yerusalem. " abba memulai cerita nya.

" beliau terlahir di keluarga yang amat warak (alim) di kalangan orang orang yahudi pada saat itu. dimana sang ayah adalah seorang Rabi ( rabi =merupakan gelar seseorang yang terpelajar, yaitu guru yang menguasai keseluruhan mitzvot (hukum agama) Yahudi, atau orang yang ditunjuk sebagai pemimpin agama di komunitasnya ).

" setelah dewasa, beliau melahirkan 7 anak laki laki yang merrupakan cikal bakal pendahulu kita. dimana, anak yang ke 2 dan ke 3 terlahir kembar. begitu juga dengan anak ke 4 dan ke 5. "

" lalu, beliau meningggal setelah melahirkan anak kembar yang terakhir. anak yang ke 6 dan ke 7"

" ketujuh bersaudara itu hidup rukun dan saling menyayangi. meskipun, mereka berbeda keyakinan"

" mereka bertujuh memiliki agama yang berbeda!?" tanya maleek.

abba menganggguk.

" si sulung memeluk agama islam. sementara, si kembar 2 dan 3, tetap beragama yahudi. dan si kembar 4 5 6 7, mereka memeluk agama kristen.!" abba menerangkan.

" hingga kemudian, datang lah perang salib pertama. yang menewaskan empat orang dari mereka. yaitu, si kembar 4 5 6 dan 7."
" tak hanya itu, bahkan seluruh keluarga ikut terbantai di peperangqn itu. Hanya menyisakan 3orang bersaudara itu.

" setelah perang berakhir, mereka yang tinggal bertiga, memutuskan untuk pergi dari yerusalem."
" hingga ., ketika di perjalanan, yang di sebabkan oleh sesuatu hal, mereka terpaksa harus berpisah.!
" namun, mereka berjanji . Cerita dan hubungan mereka harus diketahui oleh anak cucu dan garis keturunan mereka, agar kelak dapat berjumpa dan berkumpul di suatu hari nanti.!" Abba menjelaskan dengan panjang.
" pendahulu kita.." abba jeda sejenak, lalu memandang ke maleek.
" pergi dan menetap di konstantinopel. Yang pada masa itu masih dalam kerajaan byzantium. Yang masih Di bawah naungan kekaisran romawi timur. Yang sekarang kita kenal menjadi istanbul.
"
lalu, pendahulu kita berpindah ke islam semenjak kekaisaran ottoman.! " abba mengakhiri ceritanya.

" lalu, bagaimana kita bisa sampai disini (indonesia).?? Tanya maleek.

" yang pertama kali menjejakkan kaki di indonesia ini adalah kakek ku. Dan, kalau m3ndengar cerita dari kakek mu ke ayah.." abba memandang maleek.
" beliau ( kakek si abba) merasakan, kalau salah satu leluhur kita berada disini. Beliau menjejakkan kaki pertama kali, di surabaya. Karena sebelum nya, beliau mendengar ada komunitas yahudi di sana. Namun, setelah sekian lama mencari, beliau tak juga menemukqn nya. Yang akhirnya membuat beliau memutuskan untuk pergi ke batavia ( jakarta). disana, beliau mulai membangun usaha dan bisnis nya. Sambil tetap mencari penyandang nama ZAYN. "

abba melanjutkan cerita, bagaimana perjuangan dan kegigihan kakek dan ayah beliau , hingga sampai sekarang, di lanjutkan oleh beliau, mencari generasi penerus leluhur nya. ( aku belum terlalu yakin, kalau aku adalah salah satu nya).

" Sampai akhirnya, tuhan mempertemukan kita disini.!" Sambil menatap ku, Suara abba sedikit bergetar dengan ekspresi wajah gembira bercampur haru dan ....

" tadi abba bilang, kalau mereka itu bertiga. Si sulung beserta si kembar 2 dan 3. " ucap ku.

Si abba mengangguk.

" abba ini, termasuk dari keturunan yang mana.!? " tanya ku.

" anak yang ke dua.( si kembar ke dua). " jawab abba.

" kalau aby.!?" Tanya si maleek pula.

" abba yakin , kamu dari keturunan yang tertua ( si sulung )." Jawab si abba lagi.

" abba tau dari mana.!? " tanya ku yang masih menyangsikan nya.

" seperti abba bilang tadi. Dari aura dan kharisma mu.!" Ucap si abba.

Saat aku hendak kembali bertanya, amma nya maleek dan indu datang menghampiri.
Indu berdiri di sampingku, sembari tersenyum.

" masih panjang cerita nya..!?" Tanya amma.

" sedikit lagi.!" Jawab abba.
" sudah mau pulang..!?" Tanya abba pula.
Karena memang, kulihat mereka s3mua sudah beranjak dari kursi masing masing.
Si amma mengangguk.

" kalian duluan saja. Nanti kami menyusul.!" Ucap abba, yang mendapat anggukan dari amma.
Lalu, dua orang lelaki menyusul menghampiri kami.

" aby., ini abang tertua maleek..!" Abba mengenalkan salah satu lelaki itu yang mengulurkan tangan nya pada ku.
Aku berdiri, menyambut uluran tangan nya.

" fakhri.. zayn fakhri.!" Ucap nya.

" aby.. zayn aby.! " balas ku.
Dia menoleh ke abba. Yang di balas dengan anggukan oleh si abba.
Tak ayal, lelaki itu langsung memeluk ku.
" selamat berjumpa saudara ku.!" Ucap nya sambil menepuk nepuk bahu ku.

" oh ya, ini saudara mu satu lagi.!" Ucap nya setelah melerai pelukan.
Menunjuk lelaki yang satu nya lagi.

"Zayn rasyid.!" Ucap lelaki itu mengulurkan tangan.

" zayn aby.!" Ucap ku, yang juga menyambur tangan nya.

" rasyid ini, anak abba yang nomor tiga.!" Ucap abba.
" yang nomor dua tidak ikut bersama kita. Ada halangan dia.!" Sambung beliau.
Setelah berkenalan, kedua abang si maleek ikut duduk bergabung bersama kami.

" kalau begitu, amma duluan ya.!" Beliau pamit.

" aku tunggu dirumah.." ucap indu, sambil menyentuh pundak ku.
Aku mengangguk, mengiyakan.

" kemarin, maleek pernah berkata. Tentang, sesuatu hal yang abba lakukan, untuk..

" memutus mata rantai sirklus umur dan kematian di keluarga kita." Abba menyambung ucapan ku.

Aku terdiam mendengar ucapan nya.
" apa memang betul seperti itu..!? Mmm... maksud saya, sirklus umur yang pendek..?? Dan, mengenai anak tunggal. Apakah memang dari dulu nya seperti itu..!?" Tanya ku meminta kepastian.

Abba mengangguk.
" dari generasi abba yang pertama, memang seperti itu. Beliau memiliki seorang putra. Namun, meninggal sebelum anak nya berkeluarga. Terus menurun ke generasi berikutnya, sampai ke ayah abba. dan abba yakin, pendahulu mu juga seperti itu.!"

" apakah nanti, aku juga akan seperti itu..!?" tanyaku . bagaimanapun , aku agak cemas juga menyadari sirklus umur para pendahulu ku yang terbilang singkat .

" abba tidak bisa memastikan. karena, abba hanya melihat yang sudah terjadi. tidak dengan yang belum terjadi. namun, menilik dari kejadian yang sudah sudah., seperti nya iya.!!" ucap si abba, yang membuat ku bergidik.

" tapi, tak ada salah nya kau mengikuti apa yang udah abba lakuin.!" sambung beliau.

" apa yang abba lakuin untuk memutus nya.!?" tanya ku.

" maleek., dan ketiga abang abang nya, masing masing memiliki ibu yang berbeda.!" ucap si abba yang hampir membuat ku tercedak.

" mmm... m...maksud abba, abba mempunyai 4 istri..!?" tanya ku tak yakin.

si abba mengangguk tersenyum. begitu pula dengan maleek dan kedua abang nya.

" masih di pakai ., mmm.. maksud saya, masih dengan abba semua.? atau , ada yang sudah berpisah, atau.."

si abba tersenyum

" ke empat nya masih hidup bersama se atap dengan abba.!" jawab beliau.

aku hanya bisa melongo mendengar pernyataan si abba.

ke empat istri nya hidup bersama.! satu rumah..!!??

" akur..!?" tanyaku lagi.

si abba mengangguk

" mereka saling menyayangi.!" ucap beliau.

aku hanya menggeleng takjub.

" koq bisa.!?" pertanyaan itu terlontar begitu saja tanpa ku sadari.

" ya bisa lahh..! sama seperti mu!" ucap beliau yang membuat ku melipat kening.

" maksud nya.!? " tanya ku tak faham.

" hehehehe...!" beliau terkekeh. namun, tak menjawab pertanyan ku.

" tapi, apa abba yakin, kalau itu yang menjadi obat nya.?" tanyaku.

si abba menggeleng.

" abba tidak bisa menyebut nya seperti itu. karena kesan nya, seperti mendua kan tuhan. tapi yang pasti, abba masih hidup sampai sekarang. bisa menyaksikan kedua anak abba menikah. melihat cucu abba lahir. menimang dan bermain dengan mereka. sampai sekarang mereka berumur 7 tahun.! hal yang tak pernah di lalui oleh para pendahulu sebelum nya!" ucap beliau.

" kau bisa melakukan nya..!" ucap maleek, menepuk pundak ku.

aku meggeleng tak yakin.

" hmmm... ya sudah, intinya nya sudah abba ceritakan ke kamu. selebih nya, kalau ada yang ingin kamu tanyakan lagi, akan abba ceritakan di lain waktu. kita pulang dulu. kasian tuh dia menunggu.!" ucap si abba, yang ingin menyudahi pembicaraan ini.

ehh., tapi, siapa yang menunggu.!? batin ku bertanya heran. dan ketika aku mengikuti arah pandang beliau, aku melihat iman masih duduk di tempat mereka tadi. di temani oleh raheem yang duduk di depan nya.

" baru berapa kali lah kalian bertemu. tapi, dia sampai segitu nya mau nungguin kau..!" ucap si abba jahil.

" masih tak percaya, dengan pesona mu..!?" tanya beliau lagi.

kulihat maleek dan kedua abang nya tersenyum senyum.

" oh ya., kalau abba boleh tau, ayah mu dulu menjalani usaha apa..!? " tanya beliau.

aku hanya tersenyum kaku.

" ayah dulu, cuma penarik beca ,..!" jawab ku.

kulihat si abba mengkerutkan dahi. mungkin tak yakin dengan ucapan ku.

" iya abba. semasa ayah hidup dulu, pekerjaan nya membawa beca.!" ucap ku lagi .

" apa, ayah kamu tidak ada meninggalkan sesuatu.!!??" tanya beliau.

" ayah ada meninggalkan sebidang tanah dan rumah yang kami tempati sekarang.!" jawab ku.

" cuma itu..!??" tanya beliau lagi.

aku mengangguk.

si abba menatapku tak percaya.

aku hanya tersenyum.

" mungkin leluhur kita sama. tapi, rezky dan nasib kita mungkin tidak sama abaa." ucapku .

''hmmm.." si abba mengangguk. namun, masih ada raut tak percaya di wajah nya.

sampai di parkiran, mereka langsung naik ke mobil.

" Nedeni dardı. yüklenmeyecek! zaten geniş. üç kişi daha ekle. (tadi alasan nya sempit.! ga muat! ini sudah lapang nih. nambah tiga orang lagi juga bisa.!) " si raheem bersuara dengan bahasa planet crisis nya. pandangan nya mengarah ke iman yang berdiri tak jauh dari ku.

" Şimdi başka hangi kaynakları istiyorsun? (mau pakai alasan apa lagi sekarang.!?) " lanjutnya, yang langsung mendapat balasan tatapan tajam dari perempuan itu.

" raheem...!!" si abba menegur raheem.

yang di tegur malah tertawa puas.

" ya sudah., kalian hati hati di jalan.!" ucap si abba. lalu mobil mereka berjalan, yang di iringi dengan ucapan ucapan si raheem ke iman, yang tak ku fahami bahasa nya. yang kulihat, iman mengalihkan pandangan nya. tak menggubris ucapan si raheem.

sama seperti tadi. dengan diam nya, dia naik ke boncengan belakang. dengan memangku kedua tangan nya yang tengah menggenggam erat purse bag berwarna maroon, yang senada dengan jilbab nya.

namun, begitu keluar dari area cafe..

" jangan pulang dulu..!" ucap nya.

" haa..!?'' tanya ku heran.

" bawa aku jalan jalan..! ga usah pulang dulu..!" ucap nya lagi.

" mo jalan jalan kemana..!? " tanya ku.

" mana aku tau kemana.! ini kan tempat mu. harus nya kamu yang tau mau kemana..!" balas nya.

iya juga sihh.! batin ku.

" ini cuma kota kecil.! ga ada yang menarik disini.! " ucap ku memberi tahu.

" it's ok..! kemana aja ga masalah.! yang penting , kita jalan jalan..!" ucap nya.

" ok..!" aku mengangguk. Namun, aku langsung bingung, hendak membawanya kemana.
Dia kembali diam. Dan saat melintas di depan kantor polisi, aku menghentikan kereta.
" ini kantor polisi.!" Ucap ku

" mau ngapain kemari.!?" Tanya nya.

" ga ngapa ngapain. Cuma mo ngasih tau aja. Kalau ini tu, kantor polisi di daerah ini.!" Ucap ku memberitahu.

" tanpa kamu kasih tau, aku juga tau koq kalau ini tu kantor polisi.! Sama hal nya dengan kantor pos., kantor PLN., atau pun kantor umum lain nya. Karena ada tulisan nya tuh.! Besar..! " ucap nya.
" aneh banget sih.!" Sambung nya.

Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal.
Tak ingin berlama lama disitu, aku kembali menjalankan kereta .

Aku sengaja mengambil rute menuju ke sekolah ku. Dan ketika sampai, aku menghentikan kereta di depan gerbang sekolah.

" ga usah di kasih tau.! Aku tau koq, kalau ini sekolah.!" Ucap nya.

" iya.. ada tulisan nya tuhh..!" Aku membalas, sambio menggerakkan kepala dan memajukan muncung ku ke arah gapora ge4bang sekolah.
" aku mau kasih tau, kalau ini tu, sekolah aku..! " ucap ku, sambil memutar sedikit badan ku dan menoleh ke arah nya.

" oooo...!" Muncung nya membulat. Lalu, hal yang luar biasa terpampang di hadapan ku.

Iman tersenyum ... dengan mengeluarkan suara tawa nya yang teramat sangat renyah.
' cannnnnntiikk..! Bangsat..!' Batin ku. Mengagumi kecantikan wajah nya yang memang cantik. Namun, bertambH menjadi sepuluh kali lipat. Akibat efek dari senyum dan suara tawa nya.

Aku.. , dengan kesadaran penuh ,memutar kepalaku . Agar dapat lebih leluasa menatap wajah nya.
Bibir nya tertarik lebar dan sedikit terbuka. Menampakkan deretan gigi putih nya yang berbaris sempurna.

Menyadari aku yang memperhatikan nya, iman memalingkan wajah nya. Namun, dapat kulihat senyum nya masih terpatri disitu.

Hingga....
' plakk..!' Iman menepuk bahuku.
" dah ahh..! Yuq jalan..!" Sambung nya.

" ehh... i.. iya..!" Aku mengembalikan posisi tubuh dan pandangan ku ke arah depan. Lalu, mulai menjalankan kereta.

10 menit kami berjalan, dan selama itu pula keadaan kembali seperti semula. tannpa ada kata dan obrolan. hingga, saat kami melintas di jalan yang lalu lintas nya cukup padat dan merayap. dari kejauhan, tampak beberapa pemuda lokal dan juga beberapa orang dari salah satu organisasi di tempat ku yang sibuk menghimbau dan mengarahkan para pengguna kendaraan . dan dari tempat kami sekarang ini, terdengar suara musik dan himbauan melalui pengeras suara.

setelah mendekat, barulah aku tau , bahwa punca kemacetan itu , di karenakan adanya festival karnaval, atau , fun fair ( wahana permainan./ kalau di tempatku, nama nya pasar malam).

dan ini, adalah kali kedua pasar malam itu di adakan di tempatku.. dikarenakan orang orang di daerah ku yang haus akan hiburan seperti itu, dan juga masih dalam suasana lebaran, ramai orang berbondong bondong menyambangi tempat itu.

" mau kesitu.!!!" ucap nya tiba tiba.

" serius.!? ramai lho ini..! padat..!" ucapku. memastikan keinginan nya.

" iya.. ga papa..! kalau ga ramai mah, ga seru..!" ucap nya cukup antusias.

" ok..!"

aku mengikuti arahan seorang pemuda menuju ke lokasi parkiran.

setelah menerima nomor parkir dari si petugas. kami mulai melangkah memasuki karnaval. dan betul saja, di dalam kawasan, bejibun umat manusia memenuhi lapangan.

" beli karcis dulu.!" ucapku, mengajak nya ke salah satu stand yang menjual karcis ( tiket untuk memasuki wahana permainan)

" mau main apa aja..!?" tanya ku padanya,

iman mengangkat bahu dan sedikit tersenyum.

aku pun memutuskan, hanya membeli lima karcis.

kemudian, aku mengajaknya menyambangi salah satu stan yang menarik perhatian ku. yang nama nya tong setan.

Dengqn suara knalpot yang meraung raung, Semua orang dibuat terkagum kagum dengan atraksi dua orang yang menaiki kereta tersebut. Bahkan, ada beberapa orang yang memberikan saweran kepada jokey tersebut.
Rupanya, hal itu menarik perhatian si iman.
Kulihat dia membuka purse bag nya, lalu mengeluarkan beberapa l3mbar uang lima ribuan.
' weww..!! Horang kayah mah bebas.! ' batinku. Padahal kebanyakan orang orang yang memberikan saweran setakat uang seribuan dan lima ratusan. Tapi gadis ini memberikan uang lima ribuan..

" mau ikut nyawer..!?" Tanya ku sedikit berteriak ke arah kuping nya.
Dia pun mengangguk, mengiyakan.

" hati hati..!" Ucap ku lagi.

Iman menjulurkan tangan. Hujung jarinya melambai lambaikan selembar duit lima ribuan itu.
Melihat lembaran kertas yang berwarna coklat, salah satu jokey dengan cepat menuju kearah kami.
Dengan reflek, aku menggapai pinggang nya. Dan..
' wuusshhh...!' Laju kereta itu menerpakan angin yang kencang ke arah kami.

" hhiiiiiii.....+" yang ternyata membuat nya bergidik

Iman kembali melambaikan lembar yang kedua..
Sang jokey kembali menyambarnya.
Kemudian dia kembali melakukan nya. Dan kali ini kulihat dia lebih nekat. Kalau tadi dangan satu tangan, kali ini iman melambaikan dua lembar dengan kedua tangan nya. Yang membuat kedua jokey itu mendekat secara bersamaan.
Tak ayal, aku langsung bergeser ke belakang nya. Membuat posisi seperti memeluk nya. Dan, dia tidak protes dan keberatan sama sekali.
Begitu kulihat kedua jokey itu mendekat, aku mengambil ancang ancang. Dan begitu kedua h3lai duit itu tersambar, aku langsung menarik tubuhnya.

" nekat ya..!!" Ucap ku, begitu punggung nya bersandar di dada ku.

" hihihi... seru tauk..!!" Ucap nya dengan riang.

karena di batasi oleh waktu, atraksi pertunjukan pun selesai.

habis dari tong setan, kami berjalan sejenak. mengelilingi area pasar malam. dan, saat melewati salah satu stan, aku menghentikan langkah ku.

" lihat ini yuq..!" ajak ku.

" ga mau..!!" tolak nya dengan cepat, lalu berjalan meninggalkan ku.

aku terkekeh melihat nya. dia menolak, karena aku mengajaknya masuk ke rumah hantu.

' penakut.!' batinku.

kami kembali berjalan. dan ketika melintas di depan salah satu stand, dia mengajak ku untuk singgah kesitu.

foto langsung jadi.!

satu karcis, satu foto.!!


begitulah tulisan yang tertera di depan stand itu.

aku mengikuti nya memasuki stand itu. penjaga menyuruh kami menunggu sebentar.

hampir lima menit menunggu, akhirnya giliran kami. terlihat beberapa oran g keluar dari ruangan foto.

" selamat datang..!" sang fotographer menyapa kami dengan ramah.

" mau foto disini, atau di luar.!? " tanya beliau.

aku menoleh ke iman. meminta jawaban nya.

" tiket nya ada berapa..!? " tanya nya.

" ada 4 lagi nih..!" jawab ku.

" mmm... dua tiket foto disini. dua nya lagi di luar..!" ucap iman ke fotographer.

" ok..!"

lalu, sang fotographer mengarah kan tempat dan posisi.
iman mengambil posisi berdiri di samping kiri ku.

" satu.... dua......" beliau memberi aba aba

" tiga...!" cahaya blitz menyinari seisi ruangan seketika.

selembar kertas pun keluar dan menggantung melalui celah yang ada di bawah kamera.

sang fotographer mengkibah kibahkan nya ke udara.

" ok.. sekali lagi ya.. ! satu .... dua....'' beliau kembali memberikan aba aba.

" tiga....!"

' blitzz...!'

si fotographer melangkah, dan memberikan dua hasil foto tersebut.

" kamu kayak robocop.! kaku banget..!" ucap iman, setelah melihat foto tersebut.

" kamu juga, ga ada senyum nya..!" balas ku.

iman melirik ku tajam.

kulihat si tukang foto tersenyum geli.
" ok.. sekarang kita foto diluar. " ucap beliau, seraya be4balik dan membuka pintu ruangan.
Kami mengukuti nya dari belakang.
" silahkan pilih, spot nya dimana..!?" Tanya beliau, ketika kami sudah diluar.

Kepala iman berputar putar, matanya mencari cari spot yang dirasanya sesuai untuk sesi foto selanjut nya

Hingga.....

" disitu...!!" Ucapnya. Menunjuk wahana komedi putar.

Kami mengambil posisi di depan wahana komedi putar. membelakangi pagar besi pembatas.

iman berdiri di samping kiri ku. dan.., kedua tangan nya merangkul lengan kiri ku.

hal itu membuat ku terperanjat. hingga membuat ku menoleh kearah nya.

iman yang menyadari tatapan ku, juga menoleh padaku.


hingga.....


' blitz....!!' bias cahaya kamera menyadarkan kami.

rupa rupa nya, sang fotographer langsung mengambil gambar kami yang tengah berpandangan. saat kami menoleh ke arah nya, beliau tersenyum sambil mengacungkan jempol nya.

'' ok.. satu lagi. ini yang terakhir ya..! kalau bisa, pose nya di buat lebih intim..!" si fotographer bersuara.

dan, sekali lagi wanita ini membuat kejutan.

dengan kedua tangan nya yang masih merangkul lengan kiri ku, iman merapatkan tubuhnya ke aku. lalu, menyandarkan kepalanya ke bahu ku.

" smile......!!" si fotographer kembali bersuara.

mengikuti aba aba nya, aku pun memasang senyum terbaik ku.

selesai mengambil gambar, sang fotographer memberikan dua lembar foto terakhir kami. kulihat, di dua foto ini, pose dan ekspresi kami llebih bersahabat. Apalagi, ketika dia menyandarkan kepala nya di bahuku. Dia melakukan itu sembari tersenyum.

" terima kasih mas.!" Ucapnya ke fotographer itu. Lalu , memasukkan ke empat fot itu kedalam purse bag nya.

" minuman disitu yoq. Aku haus..!" Ucap nya. Menunjuk p3njual air kelapa di depan stand foto tadi.

Kami berjalan ke penjual air kelapa, dengan dia kembali merangkul sebelah lengan ku.

" pak

" air kelapa nya satu biji ya pak..!"

" mau di bungkus, atau minum disini..!?" Tanya bapak penjuak itu.

" minum disini aja.!" Jawab iman.
Si bapak tersenyum, lalu memberikan dua kursi pastik untjknkami duduki.

" pakai es.?" Tanya beliau lagi, sambil mencatuk kulit kelapa muda dengan parang / golok yang tajam nya luar biasa

Iman tak langsung menjawab. Dia menoleh padaku. Seaksn meminta pendapat dari ku.
Aku mengangguk padanya.

" iya pak. Sedikit aja.!" Jawab nya kemudian.

Tak lama, si bapak penjual menyodorkan satu buah bulat kelapa muda dengan dua straw (penyedot).

Entah karena kurang komunikasi, ataupun sama sama haus, kami secara bersamaan hendak mengicip air kelapa muda yang terlihat sangat menyegarkan itu. Sehingga, menyebabkan kening kami berbenturan halus.

" kamu duluan.!" Ucap ku mengalah. Mempersilahkqn dia untuk meminum air kelapa itu duluan.

" makasih..!" Ucap nya. Seraya, langsung menyedot air kelapa muda itu.

" lebaran disini seru ya.! Ramai .! Meriah..! " ucap nya.

" di bandung ga meriah.!?" Tanya ku.

Iman menggeleng.
" di bandung mah sepi.! Pada pulang kampung semua.!" Ucap nya

" mmm.. kalian, dari bandung kemari, naik mobil.!?" Tanya ku.

iman menyudahi sedotan nya, lalu mengarahkan nya pada ku.

" dari jakarta, kita naik flight. Landing di medan. Dari medan kemari, kita naik mobil. Mobil sewaAn. Papa nya indu yang handle.!"jawab nya.

Aku mengangguk angguk sambil menyedot segar nya air kelapa muda.

" pulang yuq..!" Ajak ku. Karena merasa sudah jauh malam.

Tanpa bersuara, iman mengangguk mengiyakan.
Setelah membayar ke bapak penjual, kami berjalan menuju ke parkiran. Dan, iman kembali melakukan hal seperti tadi. Merangkul/ mengapit sebelah lengan ku.
Aku menoleh nya. Dan iman hanya merespon dengan menol3h ku sekilas. Setelah itu, dia kembali menghadapkan pandangan nya ke depan. Tanpa melepas pegangan nya di lengan ku.

Kalau ketika pergi tadi iman memangku tangan, kali ini, satu tangan nya berpegangan di perutku. Bahkan, duduk nya juga merapat. Sehingga menempel di punggung ku.

Aku membawa kereta dengan santai.
" kapan pulang ke bandung.!?" Tanyaku. Mencoba tuk memulai conversasi.

" malam ini. " jawab nya.

" haa.!? Maksud nya, malam sekarang ini.!?" Tanyaku lagi, memastikan.

" iyaa.. " jawab nya lagi.

" koq ga bilang.!?"

" kamu nya ga nanya.! " ucap nya.

" dah jam berapa ni.!?" Tanya ku.

" mmm.. hampir jam dua belas." Jawab nya.

" haahh.!! Waduhh.. berarti, yang lain lagi nungguin kamu ni..!" Ucap ku.
Iman diam. Tak merespon ucapan ku.

Tangan ku langsung memulas gas kereta. Kulihat jarum spedometer ke angka 60lebih.

" aby..! Jangan ngebut..!" Ucap nya sedikit berteriak.

" nanti mereka kelamaan nungguin kamu..!" Ucap ku, tanpa mengurangi laju kereta.

Tanpa ku duga, iman memelukku dengan kuat.
" aby, jangan ngebut .! Aku takut by.!" Ucap nya lagi.
Mendengar itu, aku pun melambatkan kaju kereta.

" maaf..!" Ucapku.
" tapi, nanti mereka kelamaan nungguin kamu..!" Ucapku lagi. Mengulangi perkataan ku tadi.

" ga papa..! Mereka ga akan ninggalin aku koq..! " balasnya.


Betul saja. Saat kami sampai dirumahnya indu, mereka semua sudah berkumpul di depan teras. Saling pamit fan bersalaman. Mamanya indu saling berpelukan dengan perempuan perempuan lain nya.
Saat melihat ku , abba datang menghampiri. Aku pun salim ke beliau.
" hati hati di jalan abba.! Semoha selamat sampai tujuan.!" Ucap ku.

Beliau tersenyum mengangguk.
" kamu juga. Pandai pandai jaga diri.! " balas beliau.
" pesan abba, buang jauh jauh sifat congkak dan jumawa.! Kikis lah secara perlahan sifat ego dan emosi.
" kalian, yang merupakan keturunan dari anak tertua, memiliki kelebihan di antara kami. Terutama dirimu.!" Ucap beliau, sambil memegang kedua pundak ku. Kilatan cahaya di matanya menandakan perkataan nya yang bersungguh sungguh.
" kita ini keluarga.! Di dalam tubuh kita, mengalir darah dari pendahulu yang sama. Jadi abba minta, anggaplah abba ini sebagai ayah mu. Bukan semata mata hanya sabagai sebutan saja. .!" Ucap beliau lagi.

" iya abba. Terima kasih.!" Ucapku bersungguh sungguh, atas penerimaan beliau pada ku.

" kalau kamu ada masalah, Ataupun mengalamai kesulitan, jangan pernah ragu untuk mengadu ke abba. Insha allah, sedaya upaya akan abba bantu.! " sambung beliau.

" iya abba. Terima kasih abba.!" Ucap ku lagi.
Beliau memelukku, sambil menepuk nepuk punggung ku.
" kita ini satu keluarga.! Keluarga..!" Beliau kembali mengingatkan hubungan kami.
Kemudian, beliau melerai pelukan nya. beliau menyeka kedua mata nya Yang kulihat masih memerah . Setelah itu, raheem, maleek dan kedua abang nya menyalami dan merangkul ku bergantian.
" sampai bertemu lagi saudara ku.!" Ucap maleek memberikan salam perpisahan.
Kemudian, aku menyalami semua yang ada disitu. Setelah itu, mereka pun masuk ke mobil. Dan, kulihat iman menghampiri ku.

" diary aku mana..!?" Tanya nya .

" astaga.! Aku lupa bawak.!" Jawab ku gelagapan.
" aku jeput sekarang ya.!" Ucapku.

" dah ahh... ga usah..!" Balas nya. Lalu, dia menoleh ke indu.
" pinjamin aku pulpen.!" Ucapnya ke indu.
kulihat indu tersenyum, lalu dia melangkah masuk kerumah.

tak lama, indu kembali. membawa selembar kertas dan pulpen. lalu memberikan nya ke iman.

" tulis alamat lengkap kamu..!" ucap iman, sambil menyerahkan kertas dan poulpen itu pada ku.

dengan batin yang bertanya tanya, aku pun menuliskan alamat lengkap ku. selesai menuliskan alamat u, aku menyerahkan selembar kertas itu padanya.

" mmm... terimaka kasih ya , buat waktu kamu ke aku tadi. walau singkat, namun terasa. aku menikmati nya.!" ucap nya.

" asalamualaikum..!" pamitnya memberi salam. setelah itu, dia masuk ke mobil.

saat mobil berjalan keluar pagar, kami mengikuti sampai di depan pagar. mereka yang berada di dalam melambaikan tangan.

"da daaaaaahhh...!" ucap mereka serentak.

kami yang di tinggal membalas lambaian tangan mereka.

" mama masuk duluan ya..!" ucap mama nya indu, ketika mobil yang membawa keluarga mereka menghilang dari pandangan.

" kakak ngobrol dulu ama aby ya di luar..!" induy izin ke orang tuanya.

kulihat mama dan papa nya mengangguk tersenyum.

" kalian masuk duluan ya. nanti kaka nyusul..!" ucap indu lagi ke ecy dan eva yang juga ada disitu.

ecy mengangguk. tapi tidak dengan si mahluk halus. dengan cemberut, dia melangkah masuk kedalam rumah.

aku memasukkan kereta yang tadi ku parkirkan di luar pagar. setelah menutup pagar, indu meraih lengan ku. membawa ku ke halaman samping rumah nya.

" kemana aja tadi ama iman.? " tanya indu, memulai obrolan ketika kami duduk berdampingan.

" ke pasar malam." jawab ku.

" ehh.. ada pasar malam ya..!? dimana ?" tanya nya

aku mengangguk.

" di dekat simpang jalan by pass..!" jawab ku lagi.

" kapan kapan kesana yuq.! rame rame ama yang lain..!" ajak nya.

aku mengangguk mengiyakan.

" aang...!" Aku berniat hendak mengutarakan hak yang mengganjal di hati.

" iyaaah.." sahut nya dengan lembut.

" mmm... aku merasa kamu sedikit beda..!" Ucap ku.

" haa.?? Apa nya yang beda.!? Aku makin genduut ya..!" Ucap nya sambio memperhatikan tubuh nya.

" ehh.. ! Engga.. bukan itu.! Kamu ga gendut koq..! " ucap ku.

" terus.? Apa nya yang beda..!??" Tanya nya lagi.

" semenjak malam itu (malam takbiran), aku merasa, perlakuan kamu ke aku agak beda. Ngga seperti biasanya. " ucap ku mengungkapkan ganjalan di hati.
" apa kamu malu , kalau mereka tau hubungan kita..!?" Tanya ku lagi.

Indu tak langsung menjawab. Dia tersenyum dengan cantik nya. Lalu, meraih telapak tangan ku dan mengecup nya.
' cupp.! Cupp..!' Dia kembali tersenyum, lalu menggeleng.

" enggak.. bukan karena aku malu.!" Ucap ny.
" lagian, mereka juga tau koq hubungan kita.! Abba dan amma nya maleek tau. Maleek dan raheem, apa lagi.!" Sambung nya.

" terus..!?" Tanyaku lagi, masih tak puas hati.

" tapi, ada di antara mereka yang tak mengetahuinya.! Karena itu lah, aku sedikit menjaga jarak dengan mu. Karena, aku ingin menjaga perasaan nya..!"

" siapa.!?" Tanya ku dengan heran.

" iman.! " jawab nya.

" kenapa.!? Mmm.. maksud aku, kenapa dengan perasaan nya.!? Apa yang mesti di jaga..!?" Tanyaku lagi. Masih kurang faham.

Lagi lagi indu tak langsung menjawab. Dia kembali mengecup telapak tangan ku yang masih dalam genggaman nya, yang kemudian di tempelkan nya di pipi nya. Sembari dia tersenyum menatap ku.
" kamu ga tau, atau pura pura tak tau.!?" Dia malah balik bertanya padaku.
Otomatis, dahi ku mengkerut. Dan aku menggeleng.

" aku merasa, kayak nya dia... mmm... maksud aku, dia ingin lebih kenal dekat ama kamu.!" Ucap nya.
" ya., aku berharap sih, cuma sekedar kenal dekat aja.! Walau aku sadar, dia sepertinya tertarik ama kamu" Sambung nya.

" kenapa kamu ga bilang aja hubungan kita ke dia.! Supaya ketertarikan nya itu namti jangan sampai ke jenjang berikut nya..!" Ucap ku.

" mmm.. awal nya sih, aku ingin memberitahu ke dia, dengan cara mengenalkan kamu ke dia duluan. Dan, melakukan hal yang sering aku lakuin ke kamu ( maksudnya, dengan bersikap mesra padaku.) . Tapi, dia malah duluan melakukan hal itu ke kamu.! Dia yang minta di kenalkan ke kamu.! Hal yang tidak pernah di lakukan nya ke orang lain.!" Ucap nya.

" maka dari itu, aku urung memberitahukan nya ke dia. karena, jika aku mengatakan nya setelah dia meminta berkenalan ama kamu, takut nya, kesan nya malah jadi ga enak. seolah olah, aku tu takut kalau dia nanti merebut kamu..!" indu menjelaskan.

" makanya aku sedikit menjaga jarak dengan kamu di depan dia!" lanjut nya.

" dan mengizinkannya untuk jalan berdua ama aku..!?" ucapku.

indu menyandarkan kepalanya di bahu ku. lalu kulihat dia mengangguk.

" bukannya itu nanti malah membuat dia berharap , karena ketidak tahuan nya.!?" ucap ku lagi.

indu menegakkan wajah nya, menatap ku. lalu menggeleng.

" aku merasa, hal yang dilakukan nya itu masih dalam tahap yang wajar. " ucap nya

" lagian, waktu nya disini juga singkat. dia ga akan bisa berbuat lebih.!" sambung nya.

'' kalau suatu saat nanti dia nekat.!? " tanya ku.

" disitulah nanti, peran kamu sebagai pacar aku berfungsi!" jawab nya, yang membuat aku mengkerutkan dahi.

indu tersenyum. dia meraih tangan ku yang satu nya. menariknya sedikit, supaya arah tubuhku menghadap ke dirinya. sambil menggenggan kedua tangan ku, indu kembali bersuara..

" kalau nanti dia nekat , kamu yang harus mengatakan ke dia tentang hubungan kita.!" ucap nya.

" kenapa ga kamu aja yang ngomong ke dia, aaaang..!" ucap ku memelas.

" kalau aku yang ngomong ke dia, kesan nya jadi ga enak byy...! lain hal nya kalau kamu yang ngomong. disitu, ada kesan positif nya juga buat kamu.!" ucap nya.

''dia., akan lebih menaruh respect ke kamu. dan ga akan menganggap kamu laki laki yang suka memanfaatkan kesempatan diatas kelemahan perempuan.!" ucapnya.

aku menatap nya penuh kekaguman. kagum atas kedewasaan sifat dan cara berfikir ya.

aku melepas tangan ku dari genggaman nya. kemudian memegaqng wajahnya. menangkup kedua sisi pipinya.

" ma....

" kakaaaak...!'' saat aku hendak mengatakan sesuatu, tiba tiba saja terdengar suara cempreng memanggil nya dari depan ..

' haissshh...!' geram nya aku melihat mahluk halus yang satu ini...!

indu tersenyum geli. lalu bangkit berdiri.

" sebentar ya....!" ucap nya hendak pergi. namun, aku cepat cepat menahan nya.

" biar aku yang ngomong ke dia.!" ucap ku.

saat aku hendak melangkah , indu menahan lengan ku.

" jangan di marahin ya..!" pinta nya.

aku tersenyum mengangguk.

si mahluk halus ini sedikit terkejut dan heran melihat aku datang menghampirinya.

" kakak mana.!?" tanya nya dengan wajah merengut.

" disitu..!" jawab ku.

" aku kan manggil kakak. koq kau yang datang,,!?" tanya nya lagi.

" ngapain manggil manggil..!? ganggu kesenangan orang aja..!" ucap ku.

eva menatap ku tajam dan marah.

" ingat waktu lah..! ga tau , ni dah jam berapa..!?" ucap nya galak.

mendengar itu, aku hanya bisa tersenyum. aku tak langsung merespon ucapan nya.. kuperhatikan wajah cute nya yang tengah merengut itu.

" kasi waktu bentar lagi ya..!" pintaku.

" ngga..! ga bisa..!" tolak nya.

dan saat dia melangkah hendak menghampiri indu, aku menghalangi nya dengan tubuh ku. dengan cepat ku tangkap wajah nya.

" aku masih kangen..! dah tiga hari ini ga ketemu ama dia. boleh ya..??" pintaku. dengan memasang wajah memelas. aku menghadapkan wajah nya untuk melihat ku, sehingga kepalanya mendongak keatas. jempol ku mengelus pelan pipi nya.

dia terdiam, tak menjawab. lalu, melepaskan tangan ku dari wajah nya.

tanpa berkata, dia berbalik. lalu melangkah masuk kedalam rumah.





" kamu ga marahin dia kan..!??" tanya indu memastikan. saat aku kembali dan duduk di samping nya.

aku tersenyum menggeleng.

" aaang....!"

" iyaaah." sahut nya.

" maaf ya.. aku udah berfikiran... "

" ga fafa by....!" potong nya.

" memang harus seperti itu..!" ucap nya lagi.

indu memiringkan duduknya menghadap ku. kedua tangan nya kembali menggenggam telapak tangan ku.

" kalau ada hal yang mengganjal di hati kamu, kamu tanyakan ke aku. kita bicarakan baik baik. aku ga mau kejadian kayak kemarin itu terulang lagi. ( kejadian sewaktu aku melihatnya dengan lelaki di belakang rumah ecy).

" ga enak tau di diamin ama kamu kayak gitu..!" sambung nya.

'' maksih ya ang..!" sekali lagi aku mengagumi kedewasaan cara berfikir nya.

indu mengangguk. memeluk sebelah lengan ku, lalu menyandarkan kepalanya di bahu ku.

' cupp..!!' aku mengecup puncak kepalanya.

" dah jauh malam ni.! aku pulang ya..!" ucap ku.

indu mengangguk. namun, tak juga melepaskan pelukan nya di lengan ku,





hampir lima menit seperti itu, akhirnya aku bangkit dan menarik nya berdiri.

" aku ga enak ama papa kamu, kalau kita kelamaan disini.!" ucap ku.

indu tersenyum, dan melepaskan lengan ku. namun, kedua tangan nya malah berpindah ke pinggang ku.

aku tersenyum melihat nya. melihat aku tersenyum, indu membenamkan wajahnya di dada ku.

" kenapa..!?" tanya ku.

indu menggelengkan kepala.

" mau minta cium.!?" tanyaku jahil, berbisik di telinganya.

kurasakan cubitan kecil di pinggang ku,

kutegakkan kepalanya menghadap ke aku. kulihat pipi nya bersemu merah, dengan dia menggigit kecil bibir bawah nya.

secara perlahan, aku mulai mendekatkan wajah ku. dan, disaat bibirku hampir menyentuh bibir nya, indu memejamkan matanya.

melihat itu, aku iseng menjahilinya. aku urung menempelkan bibirku ke bibir nya. dan tak lama, indu menyadari nya. dia membuka mata, menatapku dengan rona wajah yang memerah.

" jangan pejam mata." ucapku .

kembali kurasakan cubitan kecil di pinggang ku.

" matanya jangan di pejam." ucap ku lagi, seraya mendekatkan wajah ku.

bibir atas nya menjadi target operation. ku kecup, sambil ku jepit pelan.

saat aku menarik ciuman ku, kulihat indu masih tetap menatap ku. aku memberrikan senyum ku. lalu kembali melumat bibir nya.

" hmmmmm..!" suara lenguhan nya terdengar, disaat dia ikut membalas lumatan ku.

tangan nya yang tadi di sisi pinggir pinggang ku, kini beralih kebelakang. menarik dan mendekap tubuhku, lebih rapat dan menempel ke tubuh nya. himpitan payudaranya seakan menjadi peredam suara gemuruh di dada ku.

ketika ciuman kami berakhir, indu tersenyum dengan pipi yang masih merona.

masih dengan memeluk ku, indu kembali menyandarkan wajah nya di dada ku.

" besok, kamu bisa datang ga.!?" tanya nya pelan.

" masih kangen.!?" tanya ku pulak, sebelum menjawab pertanyan nya.

kurasakan anggukan kepalanya.

" siang ., sore .., atau malam..?? " tanya ku lagi.

" kapan kamu sempat nya aja." ucap nya.

" iya... aku usahain..!" balas ku.

***





keesokan siang nya, aku menepati janji ku pada nya.

saat aku tiba dirumah nya, kulihat semua kawan kawan yang lain sudah ada disitu. termasuk si manja.

" ga usah turun. kita langsung gerak aja..!" ucap indu yang langsung menghampiri ku , dan naik ke boncengan.

" mo kemana..!?" tanya ku. kulihat yang lain nya juga sudah naik ke atas kereta .

" hari raya, kerumah kak ros.!" ucap nya.

' panteekk..!! ' batinku langsung memaki.

' mampoooss...! mati aku.! mati,,!' jantung ku bergemuruh tak karuan

aku bukan nya takut kalau dia akan mengetahui hubungan ku dengan rosa. aku jamin, rosa pasti dapat bersandiwara. sama hal nya dengan si manja .

yang aku takutkan, bagaimana nanti reaksi keluarga rosa ketika melihat indu bersikap mesra padaku. ataupun , bagaimana jika nanti mereka menggoda dan menjahili ku dengan rosa . terutama ayah nya.

apalagi si manja., walau sekecil apapun, dia dapat dengan mudah menangkap gelagat rosa yang tak normal padaku. sekecil apa pun!!!

' haisssshhh...!' telapak tangan ku langsung basah oleh keringat.

di jalan, aku tak bisa fokus dengan fikiran ku.

dan., ketika kami sudah sampai di depan pagar rumah nya rosa, jantungku seakan hendak terlepas, di saat kulihat pintu rumah nya terbuka secara perlahan.

**









p.o.v. third.

jakarta. 14.00 wib.

di ruang kerja, di rumah yang bisa terbilang megah, seorang laki laki yang cukup berumur, nampak tengah memandangi box hitam yang baru saja dikeluarkan nya dari peti brangkas.

box hitam yang panjang nya mencapai satu meter itu, masih dalam keadaan tertutup.

entah apa yang di fikirkan nya di saat memandangi box hitam itu.

hingga, suara ketukan di pintu membuyarkan nya.

" masuk.!" suara berat nya menggema di ruangan itu.

terlihat remaja belasan tahun memasuki ruangan itu.

" abba tidak istrahat..!" tanya nya ke lelaki itu, mengingat, mereka baru saja tiba dari berpergian. lalu, matanya menangkap box hitam yang teronggok di atas meja kerja laki laki yang di panggil nya abba itu.

" apa itu abba.!?" tanya nya.

" duduk..!" ucap abba, tanpa menjawab pertanyaan remaja itu.

lalu, laki laki itu membuka box, dan mengeluarkan isi nya.

" pindahkan box itu ke lantai..!" perintah nya ke remaja itu.

remaja itu pun segera bertindak.

setelah dia kembali duduk, tampak oleh nya benda kuning berkilau teronggok di atas meja. bulat dan panjang, bentuk nya silinder. Seperti pipa besi. namun sedikit melengkung di satu sisi hujung nya.

" apakah ini....!?" remaja itu menggantung kalimat nya.

dan, si abba pun mengangguk. faham dengan pertanyaan anak nya itu.

" ya..! ini adalah salah satu peninggalan leluhur kita.

" salah satu..!??" tanya pemuda itu, yang berarti, masih ada yang lain nya.

" dari ketujuh bersaudara itu, mereka masing masing memiliki satu yang seperti ini.!" ucap si abba.

" emas.!?" tanya pemuda itu

si abba mengangguk

" murni..! emas murni yang umurnya hampir seribu tahun!!" lanjut beliau.

" kamu tau, ini berat nya mencapai sepuluh kilogram.!" sambung nya, yang membuat pemuda itu berdecak kagumm

" berarti, pendahulu nya aby juga memiliki ini..!? tapi, kenapa dia bilang ayah nya tidak ada meninggalkan sesuatu.!? " ucap pemuda itu

si abba hanya menaikkan kedua bahu nya.

" apa para pendahulunya sudah menjual nya..!" ucap pemuda itu.

abba menggeleng tak pasti.

" kalau abba bilang ketujuh bersaudara itu masing masing memiliki satu, sementara 4 dari mereka sudah meninggal. apa kah kepunyaan yang 4 itu masih ada..!?" tanya pemuda itu.

si abba tak langsung menjawab. dia tampak merenung dan berfikir.

" dari penuturan kakek mu dulu, yang dia dengar dari para pendahulu kita sebelum nya, milik yang sudah meninggal, ada pada si sulung ( anak tertua)." ucap si abba

" aby..!?" tanya pemuda itu.

si abba mengangguk.

" itu juga yang membuat abba tak habis fikir.! bagaimana mungkin, keturunan mereka yang memegang emas murni lima puluh kilo gram yang berumur seribu tahun, berakhir menjadi seorang pembawa becak..!!!?" si abba menggeleng tak percaya.

" suatu hal yang mustahil!!" sambung beliau.

" waktu berputar sudah cukup lama berlalu abba. mungkin para pendahulu nya....

" tidak..!" abba memotong ucapan dan juga asumsi pemuda itu.

" ini adalah benda yang sakral.! "

" dan juga, mereka pasti mendapatkan penjelasan mengenai benda ini. tak mungkin mereka...." abba menggantung kalimat nya.

abbaa tampak berfikir.
" dan juga, ada satu hal lagi yang semangkin membuat abba bingung
" abba merasa, ada hal yang tak wajar ..!"

pemuda itu mencermati sang ayah. menunggu kelanjutan ucapan dan asumsi beliau.

" pergi, minta kalung ke ummi. dan gelang ke amma mu..!" ucap beliau .

pemuda itu mengangguk. lalu berdiri dari duduk nya dan melangkah pergi.

tak lama. pemuda itu kembali. membawa seuntai kalung dan gelang. lalu menyerahkan nya ke abba.

" selain ini" abba menoleh ke pipa emas.

" ini juga merupakan peninggalan leluhur kita.!" ucap beliau sambil menganggkat kalung dan gelang yang berada di genggaman nya.

'' Dan kemarin, ayah melihat seseorang mengenakan nya. seseorang yang bukan dari keluarga kita..!" ucap beliau.

" siapa !? dimana abba melihat nya.!?" tanya pemuda itu.

" teman nya indu..!" ucap abba.

dahi pemuda itu mengkerut.

" ecy..!! abba melihat dia mengenakan nya, sewaktu bersalaman dengan abba, ketika kita hendak pergi.!"

" ecy..!? ecy mengenakan kalung seperti ini..!" tanya maleek.

maleek merenung, seperti mengingat ngingat.

" kalau aku lihat, dia memang memakai kalung. tapi, bukan kalung seperti ini.!" ucap nya.

si abba menggeleng.

" bukan kalung nya.! kalung nya bisa saja berbeda. tapi..." abba menyentuh batu hijau berkilau yang menjadi penghias kalung dan gelang itu.

" batu ini.! batu ini lah yang abba lihat dia kenakan di kalung nya.!

.
.
.
.
.


bersambung.......
 
Bimabet
Asoooyyy...

Pertamax gak sengaja. Wkwkwk

edit:
maafkan nubie wahai para coliers nubie nyempil disini.:sendiri:

Weisss....anjir dapat perawan uldetannya si Iman ente ya bro...kereen...ada bulubulu arab nya tuh..jangancrot di dalam..😎 ya lain antri ..mau jilmek juga...wkwkwk🙏

Candaaa..👏👏👏
Bujur ya Mbuyak...SuhuTeEs.. Mantap Kel kutimai updetan ndu..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd