Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HAHOLONGAN.

Status
Please reply by conversation.
pertama tama., TS mohon maaf, atas keterlambatan dan ke PHPan update nya :Peace:.
tidak ada unsur kesengajaan. hanya dikarenakan padatnya waktu dan datang nya rezky yang tak bisa di tolak. dan juga, update kali ini, mungkin tak setebal yang di harap kan.









part 22.



" yoq..!" Mamak ku naik di boncengan belakang.
Merasa dudukan dan pegangan mamak ku sudah mantap, aku pun menjalankan kereta (motor).
" masih dapat tempat ga kita ini..!?" Tanya beliau.

" dapat lahh..! " ucap ku meyakinkan.

Aku membawa kereta dengan kecepatan sedang. Menuju ke lapangan merdeka, untuk menunaikan shalat ied.

Sampai di lapangan, aku langsung mengarahkan kereta ketempat parkiran.

Di tengah lapangan, aku berpisah dengan mamak ku, yang duluan memasuki shaf wanita.

Saat aku tengah duduk..
" happy ied mubarak yaa saudara ku..! " aku di kejutkan 0leh suara dan tepukan di bahu ku.
Kulihat dua orang lelaki sebaya ku, yang baru saja tadi malam ku kenal duduk di samping ku.

" ehh.. maleek..! Raheem..! " ucapku terkejut, dan langsung mengulurkan tangan ku.
" minal aidzin, walfa idzin..!" Maleek menyambut uluran tangan ku
" maaf lahir batin..!" Sambungku, yang kali ini disambut oleh raheem.
" sama siapa..!?" Ucap ku bertanya, sambil menoleh ke sekeliling
Mencari keberadaan anggota keluarga mereka yang lain.

" cuma berempat aja koq. " jawab raheem.
" bareng indu ama iman..!" Lanjutnya lagi.

Setelah itu, tak ada percakapan diantara kami lagi. Ikut terlarut dengan khusuk, menggaungkan gema takbir.

**

Ketika selesai shalat ied, dan di saat kami menuju ke parkiran, di situlah aku melihat bunga anggrek ku. Berjalan dengan cantik dan anggun nya . senyum cantik , dan juga tatapan lembut yang hangat , selalu menghiasi wajah nya. juga gerak tubuh nya, mampu memukau siapa saja yang memendang nya.

Di temani dengan dua orang wanita yang juga ku kenal. mereka berjalan menghampiri kami. Iman dan juga mamak ku. Ya.., mamak ku. Mungkin mereka bertemu sewaktu shalat tadi.

Penampilan iman juga tak kalah menarik nya.
Dari segi kecantikan wajah, iman bisa di bilang s3banding dengan indu. Hanya saja, dia minus dengan ekspresi ramah dan lembut di wajah nya . Wajah nya terkesan dingin dan cuek. Seolah olah tak perduli dengan orang orang di sekitarnya. Di tambah, dia tak pernah tersenyum.

" lihat itu..!" raheem berucap, sambil menyenggol pelan lengan ku..
" iki, ailemizi süsleyen tüm meleklerden. (dua, dari sekian bidadari yang menghiasi keluarga kami.) " ucap raheem

" ne kadar şanslısın. çünkü sizin için duyguları var. (betapa beruntung nya dirimu. karena mereka menaruh rasa padamu.!) " sambung nya lagi,

" sekali lagi ko pakek bahasa itu, jangan harap aku mau dekat dekat ama kalian..!!" ucap ku tegas.

" hahahahahaha.....!" mendengar perkataan ku, raheem hanya tertawa.

" supaya kelak, kau terbiasa .!" yang kali ini di ucapkan maleek.

" raheem.. maleek.. ini ibu nya aby.." indu mengenalkan mamak ku ke mereka. begitu mereka tiba di dekat kami.

" ied mubarak yaa tante.. maaf lahir batin..!" Raheem langsung salim ke mamak ku.

" ied mubarak yaa amma.. maaf lahir batin..! " ucap malek. Yang juga salim ke mamak ku. Namun, cara maleek sedikit berbeda. Setelah menempelkan telapak tangan mamak ku di kening nya, di sambung nya dengan menempelkan ke pipi kanan nya. Lalu, kembali ke kening nya. Kemudian , di tempelkan nya lagi ke pipi kiri nya.
Sekilas, kutangkap ekspresi heran di wajah mamak ku.

" iya.. sama sama..! Selamat aidil fitri juga buat kalian. S3moga menjadi anak yang soleh..!" Balas mamak ku..

" amiiiiinnn....!" Jawab kami serempak.

setelah saling tegur sapa dan ngobrol sebentar, indu pamit ke mamak ku. dikarenakan banyak nya tamu dirumah nya, dia merasa tidak enak kalau terlalu lama .

sebelum masuk ke dalam mobil, indu sempat tersenyum mengangguk padaku. dan ku balas dengan melakukan hal yang serupa.

namun, aku merasakan hal yang sedikit ganjil dengan sikap indu pada ku. aku tak mendapatkan hal yang selalu di tunjukkan dan di berikan nya padaku. indu, tak bersikap mesra padaku. hal ini kurasakan, dimulai sejak tadi malam, sewaktu kami ngumpul dirumah nya.

" karena, dia menjaga perasaan sesama wanita..!" ucap mamak ku tiba tiba.

" haa..! siapa..? kenapa..!? " tanya ku heran bercampur kaget, karena mamak ku yang berucap tiba tiba.

mamak ku tak menjawab. dia malah tersenyum penuh arti.

" dah ahh.. yok..! nanti ayah kelamaan nunggu nya..!" ajak mamak ku. mengingatkan tujuan kami selanjutnya. mengunjungi tempat peristirahatan terakhir ayah ku.

**

.

.

" assalamualaikum ayah..! selamat hari raya idul fitri..! sebelum nya, aby mo minta maaf. aby minta maaf, karena aby belum bisa menjaga dan menemani mamak dengan segenap waktu.!" aku berucap sambil duduk di samping pusara ayahku.

" dan juga... " aku menjeda ucapan ku. karena saat ini, dada ku sedikit sesak. sesak menahan rasa, yang mengakibatkan kelopak mataku sangat panas.

" aby belum bisa menyenangkan mamak..! belum bisa .........." kembali aku menjeda ucapan ku. aku mulai merasakan suara dan bibir ku yang bergetar. karena saat ini, gambaran mamak ku yang tengah bersusah payah mencangkul., berjalan sambil menjunjung buntalan.., berjongkok sambil memanggil dan merayu orang yang berlalu lalang di depan onggokan sayur , bersiliweran di pelupuk mataku. membuat kelopak mataku yang tadi panas, menjadi dingin. dingin karena sudah di genangi oleh air mata.

hingga., aku merasakan tangan mamak ku merangkul ku. lalu menarik kepala ku. meletakkan nya di antara leher dan pundak nya.

" enggak yaah... jangan dengarkan.! aby bohong.! "

" aby jagain aku koq.! aby juga banyak bantuin aku.!

" anak kita ini, sekarang udah menjadi anak muda.! dia sudah cukup membanggakan aku dan ayah!" mamak ku berucap, sambil mengelus rambut ku.

' cupp.!' beliau mengecup kepala ku.

" kam jangan khawatir. anak kita ini, tumbuh menjadi apa yang kam ingin kan!" lanjut beliau lagi.

" oh ya., satu lagi.! nakal nya juga persis sperti nakal ndu..!!" ucap mamak ku lagi sembari tersenyum.

aku langsung menegakkan kepala ku. menoleh ke mamak ku yang tersenyum menahan tawa nya.



puas berbicara dan berkata kata, kami lanjut dengan membacakan ayat suci untuk beliau. yang juga di lanjutkan dengan memberikan do'a , agar beliau mendapatkan ketenangan di alam NYA.

____________________________



dari kejauhan, aku melihat dua mobil parkir di halaman rumah ku. dan ketika semakin mendekat, aku langsung mengenali kedua mobil itu. begitu juga dengan beberapa orang yang berdiri disitu.

begitu kami sampai dan berhenti di depan rumah, senyum hangat dan suka cita mereka langsung menyapa kami. terutama si anak gadis yang memiliki yubuh langsing dan tinggi semampai itu. dia tersenyum riang, sambil menghampiri mamak ku.

" selamat hari raya bibi..!! maaf lahir batin!!" ucap nya, sambil salim ke mamak ku. lalu, memeluk dan mencium kedua pipi beliau. yang juga di balas mamak ku dengan mencium dahi nya.

lalu, kak ivo dan suaminya datang mendekat.

" oh ya bi., ini kakak dan abang ipar.!" rani mengenalkan kak ivo ke mamak ku. dan juga disusuloleh si mami dan si papi.

setelah mereka salaman dan cipika cipiki, kami masuk kedalam rumah.









di dapur, si manja membantuku menyiapkan minuman dan juga keu lebaran seadanya.

" kak ebby ga ikut.!?" tanya ku.

" kak ebby ke tempat kawan nya. bantu bantu.!" jawab nya.

" pacar nya.!?" tanya ku.

rani menggeleng.

" engga. kawan perempuan.! kawan akrab nya tu.! dari SD sampai kuliah sekarang ini, mereka tetap sama." ucap nya memberi tahu.

lalu tiba tiba, bang andy( suami kak ivo) datang membawa beberapa bungkusan , dan menyerahkan nya pada ku. yang ternyata adalah berbagai macam kue lebaran, juga syrup dan marqisa.

" makasih bang,!" ucap ku m,erasa sungkan dan tak enak hati.

beliau tersenyum mengangguk, lalu kembali ke depan bergabung dengan yang lain nya.

" koq bawak gini gini an sih deek.!" ucap ku ke rani.

rani merapat. melingkarkan tangan nya ke pinggang ku

" ini kan hari raya baaang..! mami yang beli tu tadi.! katanya, kalau bertamu, ga boleh tangan kosong.! apalagi, bertamu nya kerumah calon besan.! " ucap nya tersipu malu. lalu mencium pipi ku.

" hmmm..." aku yang mendengar ucapan nya, ikut tersenyum geli. lalu mengecup ringan bibir nya.

" astaga..!!! tamu nya dah kehausan, kalian malah pacaran..!!" kudengar suara mamak ku yang tiba tiba saja datang.

"hihihi...!' simanja terkekeh. lalu segera membawa minuman ke depan.





tak lama kami berkumpul, terdengar suara cempreng becak memasuki halaman samping. kemudian, om pardy beserta istri dan kedua anak nya berdiri didepan pintu.

" ehh..., masih ada tamu.!" ucap om pardy merasa sungkan melihat rani sekeluarga.

" ga fafa dy..! masuk aja..! sekalian kakak kenalin. ini keluarga teman nya si aby.!" ucap mamak ku, mempersilahkan om pardy untuk masuk.
Om pardy dan istri nya menyalami rani sekeluarga.

Kami duduk di lantai, yang beralaskan tikar seadanya. Namun, tak terlihat oleh ku wajah wajah risih dan tak nyaman yang di tunjukkan mereka.

Om pardy, yang keseharian nya memang banyqk cakap dan tukang berseloro, (suka bergurau/ bercanda) dapat dengan cepatmengakrabkan diri dengan keluarga si manja. J7ga dengan papi nya si manja, walau om pardy hanya seorang tukang becak, beliau tak menampakkan perbedaan kelas antara beliau dan pm pardy. Malah, beliau tertawa mengakak(terbahak bahak) saat om pardy melontarkan candaan candaan nya. Begitu juga dengan bang andy, .
Mereka meladeni om pardy dengan obrolan obrolan nya.

" itu., ga sumuk tuh.( sumuk = gerah). Dari tadi nempeell te4uss..! Lengkeett teruss..!!." Ucap om pardy tiba tiba.
Pandangan nya yang tetap m3ngarah ke si papi nya si manja, membuatku heran dan bertanya. Lalu, kulihat semua yang ada disitu tersenyum jahil sambil melirik ke arah kami ( ke aku dan si manja). Disitu, aku belum menangkap maksud nya. Hingga....
" takut kali dia, cowok nya lari.!" Ucap om pardy, yang kali ini melirik ke arah kami.

" ehhh..!!" Rani yang tersadar bahwa dia yang di maksud, langsung salah tingkah.
Dia yang sedari tadi duuk nya menempel padaku, langsung bergeser.

" ishhh..! Apa sihh..!" Ucap nya malu. Bergeser lagi, m3ny3mbunyikan sebagian wajah nya di balik bahu ku.

" hahahaha..!!" Semua yang berada disitu tertawa geli.

" ehh.! Tapi kan gar.. om kayak nya pernah lihat dia lah.! " om pardy kembali bersuara. Matanya menerawang keatas, m3ncoba tuk mengingat ingat.
" kalau ga salah, waktu kalian ngumpul. Om antar kawan kalian yang judas/ cerewet itu.! ( yang dimaksud om pardy, adalah kak ros. Sewaktu kami ngumpul di rumah ecy.).
" waktu itu, kalau ga salah....

" ini om..! Makan dulu kue nya.! Ini... mjnuman nya juga, silahkan diminum.! " aku menyodorkan kue lebaran dan syrup ke hadapan nya. Memotong ucapan nya yang aku tak mau dinlanjutkan nya. Karena, aku tau pasti apa yang akan di ucap kan nya..

Sambil tersenyum ala ala evil smirk, om pardy meneguk syrup dan mencomot seketul kue lebaran.

Sementara itu, dapat kurasakan si manja yang duduk di belakang ku mulai gelisah.

Hingga..........

" aby ga ke rumah pak buan..?" Tanya mamak ku tiba tiba.

" mmm... nanti aja mak.." jawab ku.

'' sekarang aja gih. Sekalian bawa si adek jlan jalan. " ucap mamak ku lagi.

" ya udah.." aku mematuhi ucapan mamak ku. Sambil bangkit berdiri.
" mi.. kak.. bang.. aby jalan dulu ya.." aku pamit ke keluarga rani.
Mereka mengangguk tersenyum.
" om.. kak..pergi ya..!" Pamit ke om pardi dan istri nya.

Ketika kami hendak ke kereta, rani menghentikan langkah nya.
" ehh.. bentar bang. Kita naik mobil aja.!" Ucap nya seraya berbalik.
Ketika dia hendak melangkah, aku menangkap lengan nya.

" ga usah.. kita naik kereta aja.." ucap ku.

Rani menggelengkan kepala
" naik mobil aja ya..!" Ucap nya memelas.

" kenapa..!? Adek takut..!?" Tanya ku.

Rani mengangguk.
" nanti ada yang lihat kita..!" Ucap nya.

" biar aja.. ga fafa..!" Ucap ku santai.

" abaaaaaaaang...!"

" hehehe... iya.. iyaa...!" Aku terkekeh melihat mimik wajah nya yang cemberut.
Dengan langkah cepat, rani masuk ke rumah. Tak lama, dia kembali. Lalu menyerahkan kunci mobil padaku.

" abang ga bisa bawa mobil adeeek..!" Ucap ku sambil mencubit geram kedua pipi nya.

" hihihi....!" Rani berlari kecil ke arah pintu kemudi.

di jalan, kami harus lebih bersabar. selain karena ramainya pengguna jalan, juga di karenakan ramai nya anak anak yang menyambut euforia lebaran. becak yang di isi sampai sepuluh orang, menjadi pemandangan yang lazim di saat lebaran ini. becak yang penuh terisi itu membawa anak anak berkeliling kota dengan misi berperang. berperang menggunakan pistol air yang di beri pewarna, maupun pistol berpeluru plastik.\

seperti saat ini, karena lalu lintas yang merangkak, sebuah becak depan kami yang di isi segerombolan anak anak menjadi bulan bulanan oleh anak anak lain nya yang berjalan kaki. mereka terkena lemparan air yang di beri pewarna. belum lagi terkena pistol berpeluru plastik yang rasanya lumayan pedas di kulit. bahkan, ada beberapa anak yang terkena lemparan telur busuk dan tepung.

melihat itu, rani yang tengah mengemudikan mobil tertawa tepingkal pingkal. apalagi si pengemudi becak yang juga ikut menanggung akibatnya. malang nya, mereka ( anak anak yang berada di atas becak) tak di beri kesempatan untuk membalas. mereka pasrah menerima serbuan yang tak ada habis nya.

aku juga ikut tertawa. karena, aku juga pernah mangalami saat saat seperrti ini, ketika zaman kanak kanak dulu. zaman/ masa masa yang sangat membahagiakan.

.

Aku menunjukkan rumah pak buan. Dan menyuruh rani memasukan mobil ke pekarangan depan.

" lohh.. ini kan...!" Rani menggantung ucapan nya.

" kenapa..??" Tanya ku heran.

" ini rumah kawan kak ebby yang adek bilang tadi.!" Ucap nya.

" lahh.. berarti, kak ebby disini lah tu..!" Ucap ku bertanya.
Rani tersenyum mengangguk.

Saat kami turun dari mobil, kulihat pak buan dan istri nya mengantarkan tamu mereka yang hendak pulang di pintu depan.

melihat aku datang, senyum ramah dan tawa khas nya menyambut kami.

" deek..! tengok..! si regar bawa pasangan..!" ucap beliau ke istrinya yang juga melihat ke kami.

aku langsung salim ke beliau dan istri nya. yang juga di ikuti rani .

" cantik nya anak gadiss..! " istri pak buan memuji rani. rani yang di puji tersipu malu

'' pacar mu gar..!?" tanya beliau.

" iya bu..!" jawab ku.

" masuk yoq..!" ajak mereka. mempersilahkan kami masuk kerumah.

" bilaaaa....!! buatkan minuman . ada tamu lagi niih..!" istri pak buan sedikit berteriak ke arah dapur.

" aiihh... udah lah bu.., ga usahh..! " aku menolak halus. sungkan dengan sambutan mereka.

'' ihhhh.. ga fafa.. nama nya juga hari raya..!" istri pak buan menangkis penolakan ku.

" hehehe... makasih bu...!" ucap ku.

beliau tersenyum mengangguk

" oh ya , pak.. bu.. mamak kirim salam. belum sempat datang. masih ada tamu di rumah..!" ucap ku.

" ya... ga fafa..!" istri pak buan memaklumi.

kemudian, seorang gadis datang membawa nampan berisikan meinuman. ketika gadis itu meletakkan minuman di depan rani, dia seperti terkejut.

" lohh.... ranii...!!" dia tampak heran melihat keberadaan rani. lalu menoleh ke arahku dengan kening berkerut.

" hhihihihi...! kak bila...!" si manja tertawa. lalu salim ke perempuan itu.

" kalian udah kenal..!" tanya pak buan.

" ini rani., adik nya ebby , ayah...!" perempuan itu memberitahukan ke pak buan.

" lahh..! iya kah..!?" pak buan juga terkejut.

rani menagguk , mengiyakan.

" byyy..... ebbyyyy....!" perempuan itu berteriak memanggil kak debby.

" apa sih biill....! kok njerit njerit ( teriak) kau..!? " terdengar suara kak debby mendekat.

" kayak ga bisa ngomong pel... lohh..! adeek..!?" begitu dia mendekati kami, dia terkejut melihat keberadaan rani.

" aby..!?" ucapnya nya lagi ketika melihat ku.

" hihihihi.....!" si manja tertawa melihat ekspresi kak debby.

" koq...! ngapai kalian disini..!? " tanya nya.

" ngapain lagi. ya bertamu lah., ! hari raya." jawab si manja masih dengan tawa nya.

kak deby dan kak bila menoleh ke pak buan.

" aby ni kerja ama bapak di pajak..!" istri pak buan menjawab keheranan mereka.

"0ooo... !" muncung perempuan yang dua tu membulat seraya mengangguk..

" gar.. yang ini anak bapak, paling bungsu. .! ga pernah ke pajak dia. makanya ga kenal ama mu..!" pak buan memberitahu.

" berarti, adik bang fahmi..!?" ucap ku bertanya.

pak buan mengangguk .

aku menyalam perempuan itu.

" aby kak.. zayn aby..!" aku memperkenalkan diri.

" nabilla. panggil bila aja..!" ucapnya yang juga memperkenalkan diri.

" 0o.. jadi, kamu kerja ama ayah nya bila ya..!?" ucap kak deeby, sambil duduk di samping ku.

'' iya kak..'' jawab ku.

" rani dah pacaran...!" tersenyum jahil, kak billa menggoda si manja.

" pandai ya kau cari cowok. ganteng..! ya kan by..!" ucap kak bila lagi.

kami pun mulai ngobrol ini itu. yang juga kak debby dan kak billa ikut nimbrung dengan obrolan kami.

" bang fahmi mana pak..!? " tanya ku, karena tak melihat keberadaan laki laki itu sedari tadi.

" kerumah bou nya dia tadi.. " ( bou = adik/kakak perempuan pak buan).

lumayan lama ngobrol ngolor ngidul, kami pun pamit. dengan alasan hendak bertamu ketempat yang lain.

" hati hati di jalan..!"

" iya pak..!" kembali aku salim ke pak buan dan istri nya.

kak debby dan kak billa mengantar kami sampai ke mobil.

" adek hati hati..!" ucap kak debby ke rani.

" iya kakak ku sayaaaang..!" sambil mengecup pipi kak debby.

lalu si manja masuk ke mobil. dan , ketika aku hendak membuka pintu mobil.

" abyy...!" kak debby memanggil ku. lalu menyodorkan sebelah pipinya padaku.

tak ingin mencari masalah, aku meraih sebelah tangan nya.

' cupp..!' ku kecup punggung telapak tangan nya. dan tanpa meliahat nya, aku masuk ke mobil.

.

.

" kemana lagi ni..!?'' tanya rani , ketika mobil sudah menjauh dari rumah pak buan.

" kita ke rumah dody ya..." ajak ku.

si manja pun mengangguk.

Sampai dirumah dody, mobil terpaksa harus parkir di pinggir jalan. Karena halaman rumah nya sudah penuh dengan kendaraan.

" assalamualaikum..!" Aku memberi salam di depan pintu.
Dari sini, telihat ruang depan dan keluarga sudah penuh oleh tamu tamu mereka.

'' walaikumssalam...!" Sahut mamak nya dody. di ikuti beberapa tamu yang juga menjawab salam ku.

" ehh.. aby..!" Mamak dody berdiri dari duduk nya. Lalu menghampiri kami di depan pintu.

" selamat hari raya maak..! Maaf lahir batin..! Maafkan salah dan khilaf aby maak.!" Sambil salim ke beliau.

" iya naak..! Sama sama..! Aby jangan nakal nakal ya.. jagain mamak kamu.." balas beliau, seraya menasehati ku.

" ehh.. ini..! Pacar kamu..!?" Tanya beliau, yang melihat rani di samping ku.

" iya maak." Jawab ku.

" cantik nya anak gadiiss..!" Beliau menjepit dagu lancip si manja.
" samat hari raya tante..! Maaf lahir batin.!" Ucap si manja, yang juga salim ke beliau.

" masuk.. masuk .. ayoq..!" Beliau mempersilahkan kami masuk.

" dody mana mak..!?" Tanya ku.

" ada tuh.. di belakang. Diana juga ada koq.!"

" kita ke belakang ya mak..!"

" ya udah, sana.."

Sambil berjalan sedikit membungkuk, aku dan juga rani menyalami beberapa tamu yang kami lewati.

" selamat hari raya ayah..! Maaf lahir batin..!" Saat aku di depan ayah nya dody.
Beliau tersenyum, sambil menepuk pundak ku.

" adek.. ini ayah dody..!" Aku mengenalkan si manja ke ayah nya dody.

" selamat hari raya omm.. maaf lahir batin..!" Rani juga salim ke ayah nya dody.

" aby ke belakang yah.!" Pamit ku ke beliau.

" iya iya.. ajak kawan mu ini makan. Jangan malu malu..!" Beliau mempersilahkan.

" iya yah.."

Kami pun lanjut melangkah. Melihat dody dan diana di dapur tengah menyiapkan jamuan untuk para tamu.

" boleh kita bantuin ga..!?" si manja yang sudah berdiri di belakang diana mengagetkan nya.

" ehh...! Kak rani..! Sama siapa..!??" Tanya diana heran. Kepala nya bergerak ke kiri dan kanan. Mencari keberadaan teman teman yang lain.
Si manja memajukan muncung nya ke arah ku yang duduk di meja makan.

" sama zayn..!?" Tanya diana sedikit terheran
" ber dua aja..!?" Tanya diana lagi.
Si manja mengangguk. Lalu, diana melirikku sekilas. Begitu juga dengan dody.

**
.
.
.

Sementara itu, di tempat lain..
Tepat nya di rumah aby.

P.o.v. third.

Saat mereka tengah asyik bercerita, tiba tiba saja...

" akhh.. aduh..! Sssshh..! " yona meringis. Dari wajah nya, nampak dia seperti menahan sakit sambil memegangi perut buncit nya.

" kakaak..!" Irma yang duduk di samping nya memegang bahu yona yang menegang.
Keringat dingin sebesar jagung mulai bermunculan di dahi yona.
Irma mengikuti arah pandang yona kebawah.

" mii... maak..!! Kayak nya, udah pecah.!" Suara yona sedikit bergetar. Di ikuti dengan basah nya tikar di sekitat tempat dia duduk.

" astaga..!!" Irma dan rini serempak berucap.

" andy..! Bawa yona ke mobil..!" Ucap rini ke menantu nya itu.
Sementara irma, dia berdiri dan berlari masuk ke dalam kamar.

Andy ( suami yona) segera memapah yona. Yang di bantu oleh andre.

" kakak bisa jalan..??" Tanya rini.
Yona mengangguk pelan.
Tak lama, irma keluar kamar. Membawa beberapa helai kain sarung. Satu di lilitkan ke pinggang yona.

Mereka sudah naik ke dalam mobil.
" bawa kerumah sakit.!" Irma memberi perintah.
" ndre.. kamu yang bawa mobil..!" Ucap irma lagi, saat di lihatnya suami yona sudah duduk di belakang kemudi.

" pardi.. kabari ke kakak mu yang lain ( sofhi, liza, dan cindy).
Pardi segera menuju ke becak nya. Diikuti oleh istri dan kedua anak nya.

**
.
.
.
.
.

Secara bersamaan, ke empat mobil itu memasuki halaman dan tempat parkir rumah sakit.
Tyo, sofhi, roni, cindy, ronal, liza dan pardi beserta istri dan anak anak anak nya. Dengan agak tergesa mereka menyusuri koridor rumah sakit

Sampai di depan kamar bersalin, mereka melihat ander, rini dan andy duduk dengan wajah cemas dan gelisah.

" kak mei..." ujar sofhi. Begitu mereka menghampiri.

" belum ya..?" Tanya cindy
Rini menggeleng pelan.
Andre dan andy berdiri. Memberi tempat untuk ke empat perempuan itu untuk duduk.

" irma mana..!?" Tanya liza

" di dalam. Nemenin yona." Jawab rini.

" jangan khawatir. Yona kuat koq..! Kita bantu do'a , semoga semuanya berjalan lancar..!" Tyo menepuk bahu andy. Mencoba mengurangi rasa gelisah si calon ayah.
Andy tersenyum dan mengangguk.

Walau berkata seperti itu, tyo juga tak bisa menyembunyikan rasa cemas nya. Begitu juga dengan yang lain nya. Aut wajah mereka menampakkan ke khawatiran.

Hingga......

"Oeeekkk....! Oeeekkkk...! Ooeeeeekk..!" Samar samar terdengar suara tangis dari dalam kamar bersalin.
Mereka semua saling pandang, satu sama lain.

" itu kah.!?" Suara liza yang bertanya memecah kesunyian.

Hingga, pintu kamar bersalin terbuka. Mereka yang tadi duduk, langsung berdiri serentak. Tampak irma keluar dai balik pintu. Mereka semua menatapnya penasaran. Irma menghentikan langkah di depan rini meichan. Sambil tersenyum haru......
" laki laki...! Sehat wal'afiat...! " ucapnya dengan mata yang mulai memerah.

" puji tuhan.." rini memeluk irma dengan penuh suka cita.
" cucu kita.." ucap nya lagi.

Yang lain juga menyambut kabar ini dengan gembira. Mereka saling berpelukan satu sama lain.
Yang laki laki, secara bergantian memeluk dan memerikan selamat ke andy.

" andy.." irma memanggil.
" masuk gih..! Adzan kan anak ndu..!" Ucap irma menyuruh nya.

" oh ya., debby ama rani ga dikasih tau..!?" Ucap pardy bertanya.

Irma menggelengkan kepala nya.
" jangan dulu.! Kita ngumpul disini dulu.! Dah lama kan, kita ga ngumpul ramai ramai gini..!" Ucap nya.
Yang lain nya mengangguk mengiyakan.

**
.
.
.
.
.

P.o.v zayn aby.

Setelah beberapa jam berkutat di dapur menyiapkan hidangan makanan dan minuman, akhirnya kami dapat beistirahat.
Dan, ketika kami duduk nyantai, mamak nya dody datang menghampiri.

" permaen capek..?" Tanya mamak nya dody ke diana d3ngan lembut.

" hehehe... enggak bou..!" Jawab diana sopan
(Parmaen = sebutan/panggilan untuk menantu perempuan. Bou = sebutan/panggilan untuk mertua perempuan ).

Disini..., mendengar beliau memanggil diana dengan sebutan itu, membuat aku cukup gembira. Yang berarti, beliau dan keluarga nya menerima kehadiran diana. Walaupun mereka berbeda keyakinan. ( diana, non muslim)
Begitu juga dengan sebalik nya. Keluarga diana juga sangat welcome ke dody. Seperti saat natalan dan tahun baru kemarin. Dody juga berada di tengah tengah keluarga nya diana.

" aby, maaf ya. Kalian jadi ikut repot.!" Yang kali ini ditujukan buat ku.

" ga fafa mak..!" Ucap ku memaklumi.

Pukul lima sore, aku dan rani akhirnya pamit pulang.

" lohh.. dah pada pulang ya..!?" Ucap ku, seraya bertanya ke si manja. Karena tak melihat ada mobil parkir di halaman samping.

" mungkin. Dah sore kan ini.." ucap si manja.
Tangan nya menarik tuas handbreak. Kami serentak membuka pintu mobil, lalu turun.

" lohh.." aku kembali terheran. Karena pintu rumah yang terkunci.
Aku merogoh kantong celana. Mengambil kunci cadangan yang selalu ku bawa.

" asalamualaikum. Maaak.." panggil ku.
Tak ada sahutan.
Aku melangkah ke dapur. Pintu belakang juga terkunci.
" ga ada..!" Ucap ku ke si manja yang mengikutiku dari belakang.

" di kamar. Boboq mungkin..!" Ucap nya.

Kami melangkah menuju kamar mamak ku.
'Tok tok tok..!!'
" maaaak..!" Panggilku.

Hening... tak ada sahutan.
" maak..!" Panggil ku lagi, sambil tetap mengetuk pintu.
Karena masih tak ada sahutan, aku pun membuka pintu kamar mamak ku yang tak terkunci.
Kosong...

" ga ada..! Kemana ya..!?" Ucap ku bermonolog.

" hari raya ke rumah tetengga ga..!??" Ucap si manja.
" atau.. jalan jalan ama mami..!" Ucap nya lagi.

" hmmm...!" Aku hanya mengangguk, sambil menutup pintu kamar mamak ku. Lalu, melangkah. Masuk ke kamar ku.
" abang boboq sebentar ya..! Ngantuk..!" Ucap ku ke si manja, sambil membuka baju dan menggantung nya di balik pintu.
Aku langsung merebahkan tubuh di atas tilam tempat tidur ku.
Lalu memejamkan mata.

Hingga.. aku kembali membuka mata. Saat kurasakan kancing celana ku di buka.
Kulihat si manja sudah tanpa pakaian. Hanya CD berwarna biru langit itu yang menempel di selangkangan ny.
" adeek..!" Ucap ku dengan suara yang sedikit serak.

" kalau habis dari luar, ini celana jangan di bawa ke tempat tidur. Jorok tau..!!" Ucap nya, saat celana ku sudah terlepas melalui hujung kaki ku.
Kini, aku sama seperti nya. Hanya mengenakan celana dalam.

Setelah menggantungkan celana ku, rani merangkak naik ke tempat tidur. Merentangkan satu tangan ku, kemudian berbaring menempel disamping ku. Sebelah pipi nya berlabuh diantara dada dan bahu ku. Dan satu tangan nya melingkar di atas perut ku. Kurasakan payudara imut nya terhimpit di antara tulang rusuk ku.
ku sambut dengan merangkul pinggang nya. Sedikit mengelus kulit perutnya yang halus dan licin. Tangan kiri ku yang tadi terentang, ku tekuk hingga menggapai kepalanya. Ku elus dan ku belai sayang rambut nya.
Melihat mata nya yang mulai terpejam, akupun ikut memejamkqn mata ku.

Hingga........

Tak berapa lama....

Ketenangan si ucok gondrong terusik.
Lutut si manja dengan sengaja mengguit guit si ucok.
Mendapat perlakuan seperti itu, si ucok pun langsung memberontak dengan beringas nya. Muncung nya yang tak seberapa itu pun mengintip dari himpitan karet celana dalam ku.

" adeeeek..!!" Ucap ku. Memperingatkan kelakuan nya itu.

" hmmm...!" Sahut nya tanpa membuka mata.
Namun, lututnya masih tetap menyundul nyundul si ucok. Malah, di tambahnya lagi dengan mengelus dada dan perut ku. Parah nya lagi, hujung jari telunjuknya menoel noel puting dada ku.

Dengan perasaan yang mulai mengambang, aku mempe4hatikan wajah nya. Bisa kulihat, bola mata nya bergerak gerak di balik kelopak nya yang tertutup.
Seolah terhipnotis, aku mengikuti kelakuan nya.
Tangan ku membelai dan mengelus perut langsing nya. Lalu, Naik merayap ke atas. Melewati celah yang terbentuk di tengah t3ngah gundukan payudara nya. Dua hujung jari ku menyentuh urat yang berdenyut di leher nya. Ku tekan pelan, hingga denyutan nya terasa di hujung jari ku.
Kemudian , membelai pipi nya yang halus mulus.
Hingga.. bibirnya melengkung. Membentuk sebuah senyuman jahil.
Melihat itu, aku langsung menjepit hidungnya dengan geram.
Rani membuka mata. Menatap ku dengan senyum menggoda.
" pengeeenn.!" Rengeknya manja.

" pengen apa..!?" Tanyaku , pura pura tak tau.
Saat ini, tangan kami masih sama sama beraktififas. Satu tangan nya masih asyik mengelus dada dan perut ku. Dan aku masih masih membelai rambutnya. Dimana tangan ku yang satunya lagi, sudah kembali menyusuri pinggang dan punggung nya.

" Pengen nakal nakalan.!" Bisik nya. Lalu, bibir nya mengecup tepian rahang ku hingga ke pangkal, sedikit di bawah daun telingaku.

____________________________________________

aku terjaga dari tidur ku, saat kurasakan tubuh yang menindih sebagian tubuh ku menggeliat.

tak berapa lama saat aku membuka mata, si manja juga membuka mata.

kuarah kan pandangan ku, ke jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 09.05 malam. aku memfokuskan indra di telinga. mencari suara di luar kamar ku.

hening....!

" adeeek..!" panggilku.

" hmmm...!'' rani menyahut, dan kembali menggeliat manja.

" kayak nya, mamak belum pulang" ucapku, seraya menggeser tubuh nya. lalu bangkit dan mengambil handuk dari gantungan.

saat aku keluar kamar, keadaan rumah sangat gelap gulita.

' memang belum pulang..!' batinku, seraya melangkah ke saklar lampu.

aku kembali masuk ke kamar ku. kulihat rani masih berbugil ria , duduk di tepi ranjang sambil tersenyum padaku.

" mandi yoq..!" ajak ku.

" gendoong..!" dengan gaya manja nya, sambil mengulurkan kedua tangan nya.

..

selesai mandi dan berpakaian, kami mengisi perut yang sudah keroncongan.

aku menyuapinya yang tengah duduk di atas paha ku.

" koq bibi belum pulang ya..!? apa ikut ama mami..!? " tanya nya sambil mengunyah makanan yang baru ku suap.

aku hanya mengangkat kedua bahu ku tak yakin. karena setauku, mamak ku ga pernah mau bepergian dengan orang. walaupun itu dengan si mami.

" oh iya.. tadi, diana nanyak nanyak adek lho..!" Ucap nya.

" nanya apa..!?" Tanya ku.

" dia nanya., kenapa bisa berdua sama abang kerumah dody..!?"

" adek jawab apa..!?" Tanyaku. Menyembunyikan rasa khawatir ku.

" adek bilang, kita kebetulan ketemunya di jalan.." ucap nya

'Haisshh..! Alasan yang tak masuk akal..!' Batin ku.
Tapi, yaahh... mo kekmana lagi, dia memang ga pandai berbohong.

" diana percaya..!??" Tanyaku.

Rani menggeleng pelan. Membuatku menghentikan kunyahan ku, sambil menatap nya serius.
Rani tersenyum kaku.
" diana tau...!!" Ucapnya.
Aku menelan makanan dimulutku yang belum terkunyah sempurna
" tau darimana..!??" Tanya ku lagi.
Rani mengambil gelas berisi minuman.
Setelah meneguk setengah, dia mengarahkan ke mulutku. Lalu ku teguk habis.

" dia lihat kita, waktu ngantarin kak ebby ke stasiun kemarin..!"
" waktu itu, dia juga disana. Ngantarin saudara nya."

" dah hampir sebulan. Tapi, koq dia ngga..."

" waktu itu., diana mau langsung melabrak kita. Tapi, s3mpat di tahan dody.!"
' huffft..!' Aku menghempaskan nafas.
" dody langsung ngajak diana pulang. Sampai rumah, dody ceritain semua ke diana. Dan tadi, diana minta ke jelasan dari adek.!" Ucap nya

" adek jelasin ke dia..!?" Tanya ku memastikan.
Rani mengangguk.
" respon dia, cemana..!?" Tanyaku lagi.

Tiba tiba saja, matanya mulai memerah dan berlinang.

" diana marah ke adek..!??" Tanyaku.

" hikksss.." rani menggeleng, sambil menyeka air matanya.
" diana menerima alasan adek..! Diana ngerti..!" Ucapnya.

'Fiuuhh..!' Aku bernafas lega.
" terus, koq adek nangis..!?" Tanyaku, sambil menghapus sisa air matanya.

" adek senang. Adek gembira.! Juga terharu, karena, mereka bisa ngertiin perasaan adek..! " ucap nya.
" adek..... " masih sedikit terisak, rani mencoba untuk kembali berucap. Namun, aku segera menahan nya. Meraih kepalanya . Menyandarkan nya di pundak ku.
" shsshhsht..! " memeluk dan membelai kepalanya.
" adek yang sabar ya sayang..!" Ucapku lembut. Tak tau, sampai kapan kami akan kucing kucingan seperti ini.
Rani mengangguk. Dan membalas pelukan ku.

" dah yoq.. abang antar pulang..!" Ucap ku. Mengingat, jam sudah hampir jam 10malam.
Rani mengangguk. Lalu turun dari atas pahaku dan membawa bekas makanan kami kedalam kamar mandi. Tak lama, selesai mencuci piring kotor, rani menyusulku ke luar yang sudah memanaskan kereta.

" koq bawa kereta..!?" Tanya nya heran.

" lahh.. kalau ga bawa kereta, nanti abang pulang naik apa..!??" Ucap ku.

" hehehe..!"
.
.

Sampai dirumahnya, kami kembali terheran. Rumah nya gelap gulita. Menandakan tak ada orang dirumah.

" kayaknya, belum ada yang pulang..!" Ucapku ke rani, yang baru saja turun dari mobil.
" adek bawa kunci..!?" Tanya ku kemudian.
Rani mengangguk. Lalu mengambil kunci dari kantong celana nya.

Aku masuk ke dalam rumah. Menghidupkan semua lampu. Kemudian, membuka pintu garasi.
Rani pun memasukkan mobil ke dalam garasi. Dan, setelah mengunci garasi, kami duduk di sofa ruang keluarga. Seperti kebiasaan nya saat kami berdua, rani mengambil posisi duduk miring di atas pahaku.

" pada kemana ya..!?" Si manja bersuara.
" ga pernah pernah nya lo kayak gini.! " sambung nya lagi.

" kerumah teman mami mungkin !" Ucapku berasumsi.

"Si mami lagi. Mana pernah betah dia lama lama di luar..!" Jawab nya.

Hampir setengah jam ngobrol perihal menghilangnya orang tua kami masing masing, telepon yang letak nya di sebelah kami berbunyi.
Tanpa beranjak, si manja meraih gagang telepon.

" ya... hallo..!" Jawabnya.

" ............."

" papi..!" Ucapnya, sambil menatapku
" mami sama kakak dimana..!?? Koq belum pulang..!?"

"................"

" haaa..!! Dirumah sakit..!" Rani sedikit histeris. Yang membuatku ikut cemas.
" siapa yang sakit pi..!!?? Kenapa..!??"

" .............................."
Tiba tiba, wajah cemasnya berubah sumringah. Bercampur dengan tersenyum haru.
".................."

" iya.. sama si abang nih.. "
" oooo... iya... iya pii...!

"..................."

" iya pi.. adek kesana ni sekarang...!" Ucap nya dengan senyum masih melekat. Lalu meletakkan gagang telefon di tempat nya. Kemudian, dia memelukku dengan riang nya.
" kak ivo dah lahiran..! Anak nya laki laki..!" Ucapnya memberitahu.

" alhamdulillah..!" Respon ku dengan bersyukur.

" oh iya... bibi juga disana..! Tadi, dari rumah abang langsung kerumah sakit..!" Ucap nya lagi.
Rani turun dari pangkuan ku.
" kesana yoq..!" Ajak nya.
Aku pun segera beranjak dari duduk ku.
.
.

setelah bertanya ke salah satu perawat jaga, kami melangkah menuju ke ruangan kakak nya rani .

'tok.tok.tok..!' rani mengetuk pintu yang tertutup.

dari balik pintu yang terbuka, si mami tersenyum melihat kami. lalu, rani memeluk si mami .

" yoq masuk..!' ajak si mami.

kami masuk ke dalam kamar inap yang ruangan cukup luas dan di lengkapi dengan bermacam fasilitas. ada tv dan kulkas. juga dilengkapai dengan pendingin ruangan ( air conditioner). selain sofa minimalis , juga terdapat satu kasur untuk pengunjung yang menginap.

rani langsung menuju ke box bayi.

" idiiiihh.....! ganteng nya ponakan tante ini....!" ucap nya pelan, takut mengejutkan kak ivo yang tengah tertidur. lalu mengelus lembut pipi montok bayi yang baru beberapa jam terlahir itu.

tak lama setelah kami datang, kulihat mamak ku keluar dari kamar mandi yang berada di dalam ruangan.

" kirain mamak tadi hilang. dicariin kemana mana ga jumpa. untung aja belum lapor ke polisi..!" ucap ku bergurau ke mamak ku yang duduk di pinggir kasur pengunjung.

" hehehe...! ya cemana, ga sempat ngabari. kalang kabut tadi. soalnya, kakak nya si adek tadi ngalamin kontradiksi ( pecah ketuban) di rumah..! " beliau menjelaskan.

" papi mana..!?" tanya rani ke mami nya seraya melangkah dan duduk di samping si mami.

" keluar. beli makanan. kalian dah makan..!?" tanya si mami menoleh ku.

" udah. di rumah si abag tadi..!" si manja yang menjawab.

" oh iya.. ebby mana..?? " tanya si mami pulak.

" kak ebby belum pulang. Masih dirumah kak billa kayak nya.." jawab si manja.

" adek ingat nomor telfon rumah nya billa..!?" Tanya si mami lagi.

" enggak..!" Jawab nya sambil menggeleng.

" mmm... ya udah, biar aku jeput aja kerumah kak billa." Ucap ku.

" kamu tau rumah nya bila..!?/ tanya si mami.

Aku mengangguk.

" ayah nya kak billa tu, bos tempat si abang kerja di pajak.!" Ucap rani, menjawab pertanyaan si mami.

" anak nya pak buan..!?" Tanya mamak ku.

Aku mengangguk.

" ya udah., aby hati hati di jalan.!" Ucap si mami.

.
.

" assalamualaikum..!" Aku berdiri di depan pintu rumah pak buan yang masih terbuka.
Kulihat Sanak family beliau masih berkumpul di ruang tamu.

" waalaikumsalam..!" Mereka menjawab salam ku.
Lalu, kulihat kak billa datang menghampiri ku.

" aby..!" Ucap nya dengan mimik wajah bertanya.

" ya kak.. kak debby nya ada.!?" Tanya ku langsung.

" ooh.. iya , ada tuh di kamar.! S3bentar ya, kakak panggil. Kamu masuk dulu lah, duduk..!" Ucap nya.

" ngga usah kak, ku tunggu disini aja.!" Ucap ku.
K3mudian, kak billa pun berbalik.

Dan tak lama, kak debby datang. Mimik wajah nya sama seperti kak billa tadi. Mempertanyakan kedatangan ku.

" kenapa..!" Tanya nya, berdiri di depan ku.

" disuruh mami, jeput kakak..!" Ucap ku.

" tadi, aku dah bilang ke papi. Tidur disini.!" Ucapnya.

" kak ivo dah lahiran..!" Ucapku.

" haah..! Serius..!??" Tanya nya tak percaya. Ekspresi wajahnya terlihat gembira.
Aku m3ngangguk tersenyum.

" mmm.. sebentar., aku pamit ama billa dulu..!" Ucapnya, yang langsung berbalik.
Tak lama , dia kembali b3rsama kak bila.

" salam ama kak ivo ya..! Besok aku jenguk..!" Ucap kak bila, begitu kak ebby melangkah keluar pintu.

" ok..! Aku pergi dulu..! Balas kak ebby.

" hati hati di jalan."

.

.

" aby.. jangan kencang kencang ( balap).!" ucap kak debby. karena memang aku membawa kereta dengan laju yang lumayan kencang.

" abyy... ! jangan kencang kencang..! dingin by...!" ucapnya lagi.

aku menghentkan kereta di bahu jalan. membuka jacket, lalu berbalik menghadapnya dan memakaikan nya ke kak debby. , saat aku mengancingkan jacket, kak debby menangkap kepalaku, lalu....

' cupp...! mmuach..!' dia mengecup ringan bibir ku lalu tersenyum.

" makasih..!" ucapnya.

aku hanya menggeleng melihat tingkah nya.

dan, saat aku kembali menjalan kan kereta, dia memelukku cukup erat.

" masih dingin..!?" tanyaku, yang kali ini membawa kereta dengan nyantai.

" dikit..! " ucapnya . lalu...

'sreekk" kak debby memasukkan kedua telapak tangan nya ke dalam bajuku. menyentuh secara langsung kulit perut ku..

karena telapak tangan nya yang dingin itu secara tiba tiba menyentuh kulit ku, aku langsung bergidik. dan secara refleck aku menghentikan kereta.

" kalau kek gini, ga dingin lagi. anget..!" ucapnya.

' haisshh...!' aku hanya bisa menggerutu dalam hati. dan kembali menjalankan kereta.

.

.

kak debby langsung nyelonong masuk ke dalam ruangan. sementara aku, ikut bergabung bersama yang lain di pelataran depan ruangan yang tengah menyantap makanan yang tadi di beli papi nya rani.

"sini..!" si manja menepuk lantai marmer di sampingnya, menyuruhku duduk. lalu, menggeser bungkusan berisi lontong sate ke hadapan ku.

sambil mengobrol dengan volume suara yang rendah, kami menyantap makanan yang ada.

sepuluh menit berselang, kak debby keluar. bergabung bersamam kami. mengambil posisi duduk di samping mami nya.

" tumben..!'' ucapnya bersuara.

semua mata yang ada di situ beralih pada nya. mempertanyakan maksud dari ucapan nya.

" apanya yang tumben..!?" tanya si mami.

" itu...!" kak debby memajukan muncungnya ke arah kami ( aku dan rani)

" biasanya kan, dia selalu nempel di ketiak mami..! sekarang tengok, dia nempel nya di ketiak cowok nya..!" ucap nya lagi.

'' biarin weekk..!" balas si manja, memeletkan lidah nya ke kak debby.

Saat kak debby menoleh ke mamak ku, dia nampak sedikit terheran. Dia yang baru menyqdari keberadaan mamak ku, mungkin bertanya tanya siapa beliau. Karena dia memang belum mengenal mamak ku.
Saat itulah si mami berkata..

" mamak nya aby tu..!" Si mami mengenalkan.

" ehh..!" Kak deby langsung bangkit dari duduk nya. Menghampiri mamak ku dan salim ke beliau.
" debby , tante. Kakak nya rani..!" Kak debby memperkenalkan diri nya.
Mamak ku tersenyum mengangguk

Sepanjang kami menikmati makanan, sepanjang itu pula lah kak debby tak henti henti nya menggoda dan menjahili si manja.
Si manja hanya membalas dengan memanyunkan muncung nya sambil melendot manja pada ku.
Hingga... tak terasa hari sudah menjelang subuh. Dan si mami menyuruh kami pulang.

" kita boboq disini aja..!" Ranin menolak untuk pulang.

" jangan..!" Si mami melarang.
" kalian pulang, istrahat.! Biar mami ama bibi mu yang jagain kakak. Ada papi ama bang andy juga koq yang nemenin kita. Besok., kalian datang lagi..!" Sambung si mami.

" tapi., si abang ama kita ya..! Nemenin dirumah..! Masak adek cuma bedua ama kak ebby..!" Pinta si manja.

" yee... mau nya..!" Kak d3bby kembali menggoda nya.

" iya.. iya.. aby nemenin kalian..!" Ucap si mami.

Setelah berpamitan, kami pun pergi. Tak lupa, rani dan kak bila m3ncium pipi si debay. Beriringan, kami melangkah ke parkiran. D
Begitu aku naik ke atas kereta, kak debby langsung menyusul. Naik dan duduk di belakang ku.

" kak ebby....! Isshh..!" Si manja berdiri di samping kami, dengan wajah tertekuk.

" kenapa..!?" Tanya kak ebby cuek.
Wajah si manja yang tadi tertekuk, kini ditambah dengan muncung yang memanjang. Membuatku geram ingin mematuk dan menggigit muncung nya tu.

" geseeeeeerrr..! Kakak di belakang., adek di tengah.!" Ucap si manja sambil menarik kak ebby ke belakang.

" iya.. iya..iya...! Ucap kak ebby pasrah.
" pelit..!!" Ucap nya lagi.

Melihat kak ebby yang sudah bergeser, si manja langsung menyelipkan tubuh ramping nya ke tengah diantara kak ebby dan aku.
" dah bang. Jalan..! " ucap nya, sambil memeluk ku.

**
.
.

Sesampai nya kami dirumah, Rani dan kak ebby langsung menuju dan masuk ke kamar.
Tak lama, rani keluar.
" abang langsung tidur ..!?" Tanya nya.

" abang mo mandi dulu ..! Pinjam handuk lah ..!" " ucap ku.
Rani pun kembali masuk ke kamar. Dan tak lama, keluar m3mberikan handuk pada ku.

" mandi sama yuq..!" Ajak nya dengan menggoda.

" husshh..! Ga usah cari penyakit..!" Ucapku yang masih sadar kalau ada kak ebby di antara kami.
" mandi sendiri sendiri aja..!" Sambung ku, yang langsung melangkah ke kamar mandi.

.

.

selesai mandi, dan hanya mengenakan celana pendek longgar ( boxer) aku langsung merebahkan tubuh di atas kasur. hingga, ketika aku mulai terlayang..

' ceklek.!' pintu kamar terbuka.

si manja masuk, lalu menutup pintu dengan perlahan. dengan wajah mengantuk nya, dia merebahkan diri di sampingku dan mendekapku. hangat badan nya langsung menyelimuti ku.

" koq pindah kemari..!? nanti kak ebby marah lhoo..! ?" ucap ku.

" kak ebby dah boboq koq..! " ucapnya santai.

aku merangkul nya, dan kembali memejam kan mata. namun.., lagi lagi, saat aku mulai terlena.....

' tok tok tok..!' suara ketukan pintu.

lalu pintu terbuka

" adeeeek..! koq kakak ditinggal sendiri..!?" dengan selimut tebal yang membungkus tubuh nya, kak ebby masuk. berdiri di pinggir ranjang, memperhatikan kami yang tidur berpelukan.

aku menjadi serba salah. tapi, tidak dengan si manja.

" adek boboq disini, ama si abang..!" ucapnya tanpa membuka mata nya.

" masak kakak boboq sendirian,..!?" ucap kak debby lagi.

mungkin karena sangkin mengantuk nya, rani diam tak menjawab .

" dah boboq..!" ucapku pelan ke kak eby.

nafas si manja yang pelan dan teratur itu menerpa kulit leher ku. Membuat tangan kiri ku bergerak dengan sendiri nya. Mengelus dan membelai rambutnya. Agar dia merasa nyaman dalam tidur nya

kak ebby terdiam. berdiri mematung, memandangi si manja yang sudah terlelap.

lalu, dia melakukan hal yang membuat jantung ku berdegup kencang.

kak debby naik ke kasur dan ikut berbaring di samping kanan ku. kini, aku berbaring diapit oleh dua kakak adik ini.
Kak ebby melebarkan selimut yang membungkus tubuh nya. Sehingga tubuh ku dan sebagian badan si manja tertutup.
" si adek ga suka pakai selimut..!" Ucapku, saat kak ebby memperhatikan aku yang menggeser selimut dari badan si manja.
Lalu, kak eby memiringkan tubuhnya ke arah ku, sambil memeluk lengan kanan ku.

' kalempong..!!!' Batin ku memaki.
Mataku melotot, memandang nya yang berpura pura memejamkan mata. Cemana tidak., lengan ku yang di peluknya bersentuhan secara langsung dengan kulitnya.
Lengan atas ku terhimpit oleh sebelah payudara mungil nya. Lebih mungil dari kepunyaan si manja.
Siku hingga pergelangan tangan ku menempel hangat di kulit perutnya.
Dan..... telapak tangan ku terjepit di......
' akkhhh...! Lanciau lah..!!'
"Kak ebby..!" Aku memanggil nya pelan.
Kak ebby membuka matanya.
" kok ga pake baju..!?" Tanyaku heran.
Bukan nya menjawab, dia kembali memejamkan mata. Malah tubuhnya sengaja bergeser, lebih menempel ke aku.
Dan.. beberapa ruas jariku yang menempel di situ semakin...
' akkhhhh..!! Kimmmakk..!'

" kaaakk..!!" Ucap sedikit kuat dan dalam..

Kak ebby kembali membuka matanya.
" jangan berisik.! Nanti si adek bangun..!'' Dengan nada membentak, tapi dengan volume suara yang rendah. Seolah olah, aku lah yang membuat masalah. Padahal..
" dah ahh..! Boboq..! Dah subuh ini..!" Ucap nya santai.

' anjayy..!' Cemana aku mo boboq ini..! Belum lagi memikirkan, cemana kalau si adek bangun, dan tau keadaan kak ebby yang seperti itu.

Saat aku memejamkan mata, betina satu ini kembali berulah.
Satu tangan nya memegang sebelah pipi ku. Mengarahkan wajah ku ke arah nya. Dan..
' cupp..! Muachh..! Mmmmcchh..!' Mengecup.. lalu melumat dan menghisap bibir ku.
Kak ebby melakukan nya dengan pelan dan lembut. Tanpa ada permainan lidah sama sekali.
Setelah ciuman nya berakhir, kak ebby menatap ku dan tersenyum dengan lembut.
" met boboq calon adek ipar..!" Ucap nya.




**
.
.

P.o.v. third

Di rumah sakit...

Liza dan cindy memasuki ruangan tempat yona menginap. Sementara itu, suami mereka, ronald dan roni juga pardi yabg tadi datang nya sendirian bergabung dengan andre dan andy di depan kamar.

" kalian tidur dulu gih., biar aku ama cindy yang jagain..!" Ucap liza ke irma yang tengah susu formula ke anak nya yona.

" iya.. biar dia habisin susu nya dulu..!" Ucap irma.
" berdua aja..!" Tanya nya ke liza.

" engga. Sama papa nya anak anak.! Pardi juga ikut koq..!" Jawab cindy.

Setelah si bayi menghabiskan susu nya, irma memiringkan tubuh si bayi. Lalu dia melangkah keluar.

" di...!" Irma memanggil pardy.

" ya kak..!" Sahut pardy sambil menoleh.

" kau pulang aja..! Kasian jenny (istri pardy) ama anak anak, ga ada kawan.!" Ucap irma.

" ga fafa kak. Dah pamit koq tadi ama dia..!" Jawab pardy.

" pulang..!!" Irma mengulangi perintah nya dengan tegas.

Kalau irma sudah memasang wajah seperti itu, pardy tak berani membantah. Dia pun segera berdiri dari duduk nya.

" ok lah abang abang semua. Aku pulang dulu lah..!" Pardi pamit ke andre, ronald dan roni. Juga ke andy.

" ya udah, pulang sana..! Husshh.. husshh..!" Roni membuat gestur seperti mengusir kucing.

" kak ida kapan pulang..!" Tanya irma ketika pardy melangkah.

" mmm.. mungkin, lusa dah sampai..!" Jawab ny.

" kalau dah pulang , jangan lupa kasih tau ama kak ida..!" Ucap irma.
Pardy mengangguk, kemudian melangkah pergi.

Irma kembali kedalam. Membaringkan tubuh di samping mei mei yang sudah duluan berbaring.

" sofhi ga bisa datang. Keluarga nya masih dirumah..!" Ucap liza.
Irma dan mei mei memaklumi.

" mereka semua tidur dirumah sofhi..!?" Tanya mei mei.

" sebagian nginap di hotel. Yang anak anak lajang tu aja yang tidur dirumah. " jawab cindy.

" ecy ama eva..!" Tanya meimei lagi.

" ya disana. Ama indu .." ucap cindy.

Mendengar nama indu, irma langsung tersenyum.

" kenapa senyum senyum..!?" Tanya meimei , yang menyadari senyum nya.

" tadi pagi, waktu shalat di lapangan, aku ketemu ama dia.." ucap irma.
" indu ama sepupu nya..!" Ucap nya lagi.

" sepupu nya .? Iman..!?" Tanya cindy.
Irma mengangguk sembari tersenyum geli.

" terus..!?" Ucap cindy bertanya.
Mei mei dan liza ikut menatap irma. Curiga dengan senyuman nya.

" senyum mu itu bukan karena indu kan..!?" Kali ini liza bersuara.

" hihihi..!" Irma tertawa geli, mendengar pertanyaan liza yang akurat.

" iman..!!?" Tanya liza.
Irma mengangguk.

'' haisshh..!!!" Liza ., cindy.. dan juga mei mei serentak mendengus.

**

p.o.v. zayn aby

saat aku terjaga, aku mendapati si manja masih terlelap sambil memelukku. tapi, tak kutemukan keberadaan kak debby , yang membuat kubisa bernafas dengan lega.

aku memandangi wajah polos si manja yang tertidur. wajah polos yang semakin hari semakin cantik kurasa.

" udah., ga usah di pandangin terus..!" tiba tiba, suara kak debby mengejutkan ku.

" bangunin si adek. ! dah siang..! kita mo kerumah sakit lagi..!" ucap kak ebby lagi. setelah itu , dia berbalik pergi.

" adeek..!" aku mengguncang pelan lengan si manja.

" hhmmm...!" gumam nya, sambil menggesekkan sebelah wajahnya ke bahu ku.

" bangun yoq. dah siang loohh..! kita mo kerumah sakit kan..!?" ucapku, sambil mengelus pipi nya

seketika itu juga, dia membuka mata. lalu tersenyum dan mengecup ringan bibir ku.

**

.

.

dua hari kemudian.. tepatnya H3 lebaran.. kak ivo dan baby nya kembali pulang.

setelah kembali dengan aman dan selamat , aku dan mamak ku pun pamit untuk pulang. si manja dan si mami mengantarkan sampai ke depan pintu.

" aby.. dan juga ibu( mamak ku), terima kasih banyak ya, karena udah mau repot repot membantu.!" ucap si mami tulus.

" iya mi., ga fafa..! ga repot koq..!' ucap ku, dan senyum mengangguk mamak ku.

**

Sesampai nya dirumah, mamak ku langsung masuknke kamar mandi. S3mentara aku menuju ke halaman belakang. Mulai beraktifitas mengurus kebun sayur.

Selepas maghrib dan makan malam, aku pamit aku pamit hendak keluar. Mamak ku mengangguk mengiyakan. Dan berpesan agar aku berhati hati di jalan.
Niat utama ku hendak keluar adalah kerumah indu. Menjumpai, dan mendengarkan cerita abba nya si maleek. Perihal, ada atau tidak nya hubungan keluarga kami yang memqng sangat ingin ku ketahui.
Namun, sebelum aku kerumah indu, aku ingin menemui si manja terlebih dahulu.

" bibi ga ikut..!?" Tanya si manja, begitu dia membukakan pintu untuk ku.

Aku menggeleng.
" mo istrahat dulu , katanya." Ucap ku

" masuk yoq..!" Ajak nya. Karena saat ini, kami masih berdiri di ambang pintu.

Aku menggeleng.
" abang mo keluar..!" Ucap ku.

Dahi si manja mengkerut.
" mo kemana..!?" Tanya nya.

" kerumah indu" jawab ku.
Seketika itu juga bibir nya tersenyum, lalu mengangguk

" abang pergi ya..!" Ucap ku.
Si manja kembali mengangguk. Lalu mengecup bahu ku.

" abang hati hati di jalan..!" Ucap nya.

Ketika aku sudah di atas kereta...

" aby..! Mo kemana..!?" Kak ebby berdiri di ambang pintu.

" hari raya, kerumah kawan..!" Ucap ku.

" ikut..!!" Ucap nya seraya melangkah. Langsung naik ke bincengan

" kak ebby ihh.. ngapai ikut..!!" Ucap si manja.

" bukan lhoo..! Kakak minta tolong antarkan ke rumah billa..!" Ucap kak ebby.

" kakak koq pergi..!? Sini aja ihh., jagain si debay ( dedek bayi).

" iya... ! Nanti balik lagi koq ama billa. Dia juga mo jengukin kak ivo ..!"

" ooo....!"

" dah.. yoq jalan..!" Kak ebby menepuk pahaku. Sambil merapatkan duduk nya ke aku.

" kak ebby iiihh...! Jangan dekat dekat duduk nya..! " si manja menarik kak ebby sampai berjarak dari punggung ku. Tangan nya yang tadi menempel di pahaku juva terlepas.
" hmm.. posisi duduk nya harus kayak gini.! Ga bol3h nempel nempel.! Ga boleh peluk si abang..!" Ucapnya lagi. Memberitahukan posisi duduk kak ebby yang seharusnya.

Batinku tertawa geli melihat tingkah kakak adik ini.

" iya.. iya.. iya..!! Dasar pelit..!" Kak ebby mengalah.

" da daaahh...!" Si manja men dadah dengan kelima jari nya.

Begitu kami sampai di persimpangan, kak ebby kembali merapatkan badan nya. Kedua tangan nya kembali berlabuh di atas pahaku. Dan dagu nya menyangga di pundak ku.

" kaaak..!" Aku memperingatkan nya.
" aku ini pacar si adek lhoo..!" Ucap ku lagi

" iya.. tau..!" Ucap nya santai. Namun, tak mengubah gaya dan posisi duduk nya.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala.

Aku berhenti di pinggir jalan, tepat di depan rumqh pak buan.

" nanti, bisa jeput aku ga..!" Tanya nya begitu turun dari kereta.

" lahh.. tapi tadi katanya pulang nya ama kak billa..!" Mengingatkan ucapan nya tadi.

" ehh.. iya..! Lupa aku..! Sangkin masih mau nya lah aku tu jaoan jalan ama mu..! " ucap nya.

" hmm.. ya dah.. aku jalan ya..!" Pamit ku.

Kak ebby mengangguk. Lalu mengulurkan tangan kanan nya.

'Haisshh...!' Mau tak mau, aku meraih dan mengecup jemari nya.
Dia tersenyum. Lalu berbalik dan melangkah ke rumah kak billa.

**
.
.
.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd