Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Aktivitas Seksual Para 'Gadis' (Kisah 10: Vikuy. Update 6 Januari 2021)

Diantara member yang ceritanya sudah saya buat di draft, mana yang paling menggairahkan bagi anda?

  • Yona

    Votes: 25 12,6%
  • Vienny

    Votes: 30 15,2%
  • Anin

    Votes: 35 17,7%
  • Lala

    Votes: 19 9,6%
  • Cinhap

    Votes: 29 14,6%
  • Jinan

    Votes: 11 5,6%
  • Beby

    Votes: 18 9,1%
  • Desy

    Votes: 16 8,1%
  • Shani

    Votes: 31 15,7%
  • Gracia

    Votes: 46 23,2%
  • Feni

    Votes: 8 4,0%
  • Rona

    Votes: 8 4,0%
  • Okta

    Votes: 3 1,5%
  • Amel

    Votes: 19 9,6%
  • Nurhayati

    Votes: 13 6,6%

  • Total voters
    198
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
MELAYANI KOKOH





'Semanis Cokelat, selembut sutera. Halo semuanya, aku Shani…..'

Tentu kalian sudah menantikan giliranku bercerita di thread ini, kan? Hmmmm. Kalau kalian menyangka aku sering berhubungan badan dengan Kokoh Henri. Ya tidak terlalu sering juga sih. Sebulan paling cuman dua kali. Sekalipun setengah tahun ini Kokoh sudah tinggal di Jakarta setelah kelulusannya dari kampus di masa pandemi ini. Yang mengakibatkan dia banyak tinggal di apartemen kami. Tapi tidak mesti tiap pekan berhubungan badan juga kan?

Tapi aku tidak seperti beberapa member yang rela ditiduri oleh para fans loyal yang mendukung mereka. Untuk apa? Materi? Aku sudah sangat tercukupi kebutuhan materi dari Papaku yang seorang pengusaha Ban. Yang sangat sering ke luar kota untuk urusan bisnisnya dan meninggalkan Mama dengan Krisna di Jogja dan Aku dengan kokoh di Jakarta.

Tapi yang aku tau, papa sangat sayang kepada keluarganya. Meskipun aku tau aja kalau Papa beberapa kali pergi ke Pijat Refleksi yang terapisnya para wanita cantik dan seksi. Pernah kutanya padanya dan Papa mengakui kalau jarak yang memisahkan Papa dengan Mama di Jogja cukup mengganggu. Toh hanya pijat plus-plus saja kata Papa. Tidak sampai tidur bareng terapisnya. Padahal kalau sekedar mijetin Papa atau yaaaah hingga blowjob gitu, aku dah biasa. Kalaupun Papa mau aku melakukannya, pasti aku layani. Tapi Papa gak pernah meminta sekedar itu padaku. Intinya aku dan Kokoh Henri yang tau Papa suka ke Pijat refleksi sudah sepakat tidak memberitahukannya ke Mama.

Kalau misalnya kalian mengira aku tidak suka pamer barang branded atau pakai perhiasan kalung, gelang, cincin juga berdandan secara berlebihan. Memang aku tidak terdidik seperti itu oleh orang tuaku. Aku termasuk yang gak terlalu ribet dalam berpakaian. Tak terlalu berlebihan juga dalam menggunakan aksesoris. Tapi apa yang kupakai bukankah sering di-repost oleh akun JeketiFashion/ JeketiWearing? Mahal-mahal ya? Ya karena aku mampu membelinya. Mayoritas uangnya ya dari Papa aku. Gaji jadi member tuh anggap aja buat jajan aku di Sbux karena gak seberapa juga dibandingkan uang jajan yang dikasih oleh Papa tiap bulannya.

Aku merasa bersyukur tidak harus menjalani aktivitas seksual dengan para fans loyalku. Karena yang mengidolakan aku sudah sangat banyak dan terkumpul di dalam wadah fanbase yang sangat solid juga. Alasan teman-temanku yang berkecimpung ke 'bisnis' tersebut banyak yang menginginkan materi. Ci Desy termasuk yang seperti itu. Tapi ada juga karena menginginkan kenikmatan, Anin contohnya. Keluarganya di Palembang kan yang aku tau sangat berada. Dedek Mpen juga karena pengin hidup enak. Padahal keluarganya juga bukan menengah bawah. Apalagi ketika Feni dicukupkan biaya hidupnya selama di Ibukota plus dikasih 1 unit apartemen pula. Emang ya, kalau perempuan cantik sudah mulai merenggangkan sepasang pahanya di hadapan lelaki, apapun bisa dia dapatkan.


Hmmmmm, kalian tidak mengira aku masih perawan kan? Awal bulan depan aku sudah 22 tahun lhoh. Masa masih ada yang menyangka aku masih gadis? Rasanya hampir mustahil menemukan member Jeketi yang masih perawan sampai dia menikah dengan suaminya. Rata-rata kami sudah tidak perawan sebelum umur 20. Mayoritas pertama kali berhubungan di usia 19 tahun. Entah itu sama Fansnya sendiri atau memang dia punya pacar. Seorang Nurhayati termasuk paling lambat melepaskan keperawanannya, di usia 22.

Aku sudah melepaskan keperawananku di usia 19 tahun. 2 tahun lalu. Ya, dengan kakak kandung aku sendiri. Terhitung dari pertama kali berhubungan badan, hanya 2 penis aja kok yang kuberi izin untuk memasuki nikmatnya Vagina merah merekah ini. Satu penis lagi ya itu, pacarnya Kak Viny. Aaaah, aku tidak pernah bisa menyangka Pacarnya Kak Viny bisa menyetubuhi aku.

Ceritanya agak panjang sampai kesana. Ya abisnya waktu itu Kak Viny beneran tiba-tiba aja dateng ke apartemen aku ketika Papa lagi dinas ke luar kota. Aku yang sedang masa tidak subur Minggu siang itu memang berencana untuk bercinta. Baru 10 menit aku melayani Kokoh, sudah mulai berantakan pakaianku. Kak Viny datang. Dengan perbincangan singkat, dia katanya ingin bercinta dengan adiknya sendiri, untuk pertama kalinya. Gila, kupikir. Pake minjem tempat pula.

Ya sudah, aku yang sudah kepalang naik nafsuku menuntaskan nafsuku pada Kokoh. Dan di kamar lainnya, Kak Viny bercinta dengan Viddy. Ya sudah, tidak ada keinginan dari pihak aku dan Kak Viny untuk melakukan swinger, aku bercinta dengan Viddy dan Kak Viny melayani Koh Henri. Tidak ada keinginan seperti itu. Hanya saja, setelah Kak Viny selesai bercinta dengan Viddy. Dia mengangkat Video Call dari pacarnya. Dan pacarnya mengetahui kalau Kak Viny telah beradu nafsu dengan lelaki yang mana bukan pacarnya.

Kak Viny yang pada awal tiba di apartemen aku dengan wajah berseri, tiba-tiba panik dan cemas luar biasa. Saat itulah Kokoh berbicara denganku empat mata, tanpa diketahui oleh Kak Viny apalagi Viddy. Aku memang acap kali setelah berhubungan dengan Koh Henry mengungkapkan kalau aku ingin bercinta dengan lelaki lain. Sebagai variasi dalam hubungan seksual. Aku tak menyangka Koh Henri rela namanya agak tercemar di mata Pacarnya Kak Viny dengan berbicara melalui telepon kalau Koh Henri yang menyetubuhi Kak Viny. Demi melindungi Viddy agak tak diamuk oleh calon kakak iparnya sendiri. Akhirnya aku yang ditawari oleh Koh Henry kepada Pacarnya Kak Viny.

Aku pikir awalnya hanya sekali saja berhubungan badan dengan Pacarnya Kak Viny. Ternyata berlangsung beberapa kali selama 2 tahun ini.
.
.
.
Jadi, kalian penasaran kan bagaimana kejadian 2 tahun lalu dengan Kokoh aku sendiri? Hingga terkoyaknya selaput daraku melalui berbagai proses. Aku dengan Koh Henri tidak langsung berhubungan badan saat aku berulang tahun ke 19 itu. Awal mulanya saat libur lebaran 2018.
.
.
.
.
.
17 Juni 2018.

Dari beberapa hari sebelumnya ketika keluarga kami berlebaran di Jogja, lalu berangkat ke Kebumen. Kampungnya Mbah dari Mama. Kami sekeluarga sudah di Kebumen dari tanggal 15. Dan mulai dari pagi hari ini rencananya kami akan berlibur ke Dataran Tinggi Dieng. Dari Kebumen sudah tidak terlalu jauh, kan? Dibandingkan kalau harus menempuh awal perjalanan dari Sleman.

Sayangnya kami tidak mengejar saat matahari terbit di Dieng tersebut. Karena kalau mengejar sunrise, kami harus pada pukul 2 pagi sudah harus berangkat dari Kebumen. Bahkan kami baru sampai di Dieng lewat tengah hari.






Sudah tidak perlu diragukan pemandangan di tempat wisata alam yang sedang kami kunjungi ini. Sangat indah, bukan?

Selama hampir 4 jam kami banyak jalan. Wah, pokoknya senang sekali. Sangat bisa merefresh pikiran aku yang sedang menghadapi padatnya perkuliahan di tingkat akhir yang harus menjalani pembuatan skripsi hingga karierku di Jeketi yang mana tahun 2018 ini aku punya kesempatan untuk mempertahankan mahkota keperawananku, eh maksudku Mahkota Juara senbatsu sousenkyo. Hahahaha.


Pada akhirnya kami meninggalkan tempat wisata yang menyuguhkan pemandangan indah yang masuk ke dalam Kabupaten Banjarnegara tersebut sekitar pukul 5 sore.



Dan ketika petang hari saat aku berkicau, kami sudah sampai di suatu Villa yang di sewa oleh Papa. Villa Sindoro di Kabupaten Wonosobo.




Terdapat 3 kamar di dalam villa yang keluarga kami tempati sekarang dan beberapa bangunan villa di area penginapan ini. 3 kamar yang berarti kamar tidur utama untuk kedua orang tuaku, satu kamar untuk aku dan kamar ketiga untuk kokoh dan adikku.

Jujur, kerasa banget dinginnya. Padahal jika dibandingkan dengan Dieng yang lebih tinggi, Villa yang kami inapi sekarang sudah agak turun. Yaaah, meskipun Wonosobo juga tetap berhawa sejuk sih di siang hari. Tapi terasa sekali perbedaan suhu yang kami alami sekarang. Setelah makan malam di ruang makan villa dengan makanan yang disediakan oleh pihak Villa. Kami banyak mengobrol tentang kehidupan masing-masing. Papa dan mama banyak memberikan wejangan pada aku dan Kokoh yang sudah mendekati akhir di perkuliahan juga kepada adik bungsu kami.

Pukul 8 malam, papa dan mama mulai masuk ke kamar tidur utama. Posisinya paling depan. Kamar kedua saudaraku berada di tengah yang sudah sedari tadi dimasuki oleh adikku, dan kamarku yang entah kenapa sudah ada individu selain diriku. Dia memasuki kamarku setelah memastikan si bungsu telah tertidur.

"Kowe ngerasa atis po ora, ndhuk?" Kokoh Henri memulai perbincangan denganku sambil menduduki ranjang di sisi seberang dari yang kududuki.

"Iya, Kokoh. Kerasa dingin banget. Peluk aku mau gak, koh?" Aku mencetuskan ide seperti itu karena sudah males untuk keluar kamar sekedar menyeduh teh manis panas.

"Yuk, sini ndhuk. Kokoh peluk kamu. Semoga hangat ya…." Dengan tangan kiri yang merentang langsung disambut oleh badanku

"Kamu lancar-lancar aja kan jeketinya, Ndhuk? Gak ada yang macem-macem sama kamu, kan? Tenang aja, awal bulan Agustus Kokoh mulai magang di Jakarta. Jadi bisa lebih jagain kamu."

"Iya, Kokoh. Lagian siapa yang mau macem-macem sama aku? Kokoh udah sering aku ceritain temen-temen member beberapa kemakan sama rayuan fansnya sendiri yang tajir. Aku gak kayak mereka."

"Ya baguslah kalau begitu, kalau kamu pacaran jangan sama fans kamu sendiri. Kasian sama yang lainnya nanti, Ndhuk."

"Dalem, koh….."

"Tapi masa kamu belum punya pacar sih?"

"Belum mikirin itu…."

"Kalau di apartemen lagi hujan deras dan kamu kedinginan, siapa yang menghangatkan kamu?"

"Padahal tinggal matiin AC ruangan kan, Koh? Biar gak kedinginan. Blak-blakan aja lah, Koh. Pasti mau nanya, klo libido aku naik aku lampiaskannya sama siapa? Kan aku ada Gracia. Karena dia sering nginep di apartemen, ya begitulah. Hehehehe."

"Tapi terakhir kamu ceritain tentang Gracia, dia udah…. Hmmmm…."

"Iya ih, aku waktu itu kesel juga sama Gracia. Masa dia sampe begituan sama Aten? Katanya nikmat, koh. Ah, aku ngerasa kalah." Tatapan kami bertemu disaat kepalaku menoleh ke kanan dan kedua bibirku agak dimajukan.

Kami saling bisa mendengar hembusan nafas satu sama lain. Entah siapa yang mempunyai inisiatif, bibir kami sudah terpagut saat ini. Lidah saling bertikai di dalam rongga mulutku karena lidahnya sangat aktif bergerak. Tangan kirinya merangkul leherku dan tangan kanannya meremas payudaraku, bergantian.

"Mmmmmmhhhhh cupppphh Ummmmmmhhhhhh….. Ooooh Henriiaaaahhhh….."

Kokoh kemudian melepaskan pergumulan antara bibir dan lidah kami.
"Ya kamu jaga aja keperawanan kamu cuman buat setelah menikah nanti. Kokoh gini-gini juga masih perjaka."

"Gak percaya. Kokoh kan udah pacaran 2 tahun terakhir ini."

"Ya kan dia berhijab. Meskipun model hijab kekinian sih. Tapi ya kokoh masih bisa jaga diri tuh."

"Karena kokoh gak minta aja mungkin."

"Pernah kami agak kebawa suasana, di kost dia. Tapi dia nolak, Untung gak Kokohmu ini gak dimarahin dia, Ndhuk."

"Yo wis ora popo. Esih ono adikmu iki thoh."

"Heh, maksudmu piye?"

"Aku mau kayak Gracia. Aku maunya kokoh yang merawanin aku. Aku mau minta kado ultah aku yang ke 19 itu ya bisa begituan sama Kokoh. Shani arep Kenthu karo kokoh."

"Nggilani, emoh ah Ndhuk!"

"Klo gak mau, aku teriak nih. Bilang kokoh masuk kamar aku buat macem-macem."

"Eh, cah gemblung. Ora ngono toh...."

"Ya udah, turutin aja kemauan adikmu yang cantik ini, Koh….."

"Tapi kokoh aja masih belom pernah begituan. Klo tanggal 5 Oktober nanti kita begituan, ya jangan harap kamu dapetin kepuasan dari kokoh."

"Oh iya, bener juga. Gracia dulu bilang. Waktu pertama dapet sakitnya doank, karena Aten juga baru pertama waktu itu. Gampang keluar juga tuh Aten kata Gracia. Setelah bercinta yang kedua kalinya tuh, Gracia ngerasain orgasme."

"Nah, itu dia. Jujur nih. Pacaran sama yang sekarang udah 2 tahun dan 3 bulan terakhir, kokoh beberapa kali minta begituan sama pacar. Selalu dia gak mau. Tapi bulan-bulan terakhir ini dia akhirnya melunak dan mau ngasih blowjob sih ke Kokoh. Udah gitu doank."

"Apa kokoh mau lepasin perjakanya Kokoh sama member? Mereka dah biasa goyang diatas stage pasti bisa muasin kokoh. Itung-itung kokoh bisa belajar bercinta lah. Sebelum kokoh main sama aku pas 5 Oktober nanti."

"Mau donk sama Feni!"

"Mpen? Dah sering bercinta tuh dia sama fans-fansnya. Yang fans luar di apartemen fans tersebut sampe fans lokal juga pernah. Demi senbatsu tahun ini…."

"Iya, oke! Jadi malem ini kita gak begituan nih?"

"Emang kokoh bawa kondom? Aku lagi subur…."

"Nggak sih. Masih tengsin lah kokoh beli kondom gitu. Atau kamu mau blowjob gitu….."

"Eh, mau deh klo itu. Aku belom pernah ngemut penis cowo."

Seperti orang yang tak sabaran, kokoh langsung berdiri di lantai lalu membuka kaitan sabuknya…..

"Mana coba, koh? Perlihatkan Ikat Pinggangmuuuu...." Shani agak tidak sabaran karena kokohnya agak lama ternyata melepaskan bawahannya.

TOk TOk TOK TOK

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terketuk dari luar. Aku pikir siapa yang mengetuk pintu? Ah, panik banget aku….

"Mbak Shani, liat Kokoh Henri gak? Dia tadi bilangnya mau beli softdrink di cafe villa. Lama juga ya dia? Kan rencananya aku sama kokoh mau main PS4 yang sengaja dibawa."

Mataku melotot sejadi-jadinya pada pria yang sedang di kamarku sekarang. Kakak Kandung yang barusan menciumku. Dengan geraman yang tertahan, aku menghardiknya.
"Katanya Kokoh, Krisna udah tidur!"

"Tenang aja, Ndhuk. Kokoh keluar dulu lewat jendela. Gak tau tadi ada setan apa yang menggiring pikiran bukannya ke kafe villa malah masuk ke kamar kamu."

"Ya udah Kokoh keluar dulu dari kamarku. Trus nanti masuk lewat pintu depan. Aku mau nyambut Krisna dulu di pintu kamarku."
.
.
.
Saat itulah pertama kali bibir aku berciuman dengan bibir lawan jenis. Tidak ada yang lebih saat itu. Kedua anak laki-laki Papa dan Mama asik bermain PS4 di kamar mereka. Dan aku tertidur setelah aku berkicau sekedar untuk setor foto #Shanday.



.
.
.
.
.
30 Juni 2018.

Aku menjumpai Feni yang sedang duduk di backstage dan ber-selfie ria. Hari ini adalah HS event Tadaima Renaichuu.


"Mpen, aku mau ngomong sama kamu." Aku memulai perbincangan saat kawanku ini sudah selesai mengambil foto wajahnya sendiri.

"Ci Shaneeee. Ada apa Ciiiii? Hahahah." Tingkah khasnya Feni memang yang gak bisa diem.

"Ssssstttt, pelan-pelan ngomongnya. Jangan sampe yang lain denger." Aku memelankan suara dan mendekatkan dudukan aku tepat di samping kanan badannya.

"Ok, Ci Shani. Ada apa?" Kali ini Feni berbicara dengan pelan cenderung berbisik.

"Kamu sekali kencan dibayar berapa?" Pertanyaanku disambut dengan mata yang membelakak dari Feni. Dia agak terdiam lalu menunduk.

"Padahal aku jarang cerita ke Ci Shani klo aku begitu karena kita beda tim. Udah jadi rahasia umum di kalangan member ya klo aku……" Feni makin dalam menundukkan pandangan seolah tak ingin memandangku. Kupikir ada sebuah kesalahpahaman, mungkin dia kira aku menjustifikasi temanku sendiri melakukan perbuatan yang gak baik.

"Jangan salah ngira, Fen. Aku gak mau ngelarang kamu ngelakuin itu. Santai aja. Justru aku mau nggg, gimana ya ngomongnya. Aku mau make jasa kamu buat seseorang yang mau kencan dalam tanda kutip sama kamu." Aku sangat menjaga agar suaraku hanya terdengar oleh kami berdua.

"Siapa, Ci?" Kali ini Feni berubah antusias.

"Kokoh aku. Gini singkatnya. Aku mau lepas perawan aku sama Kokoh pas ulang tahun aku Oktober nanti. Aku mau Kokoh udah jago waktu merawanin aku. Masalahnya, sekarang aja kokoh masih perjaka. Kamu mau…..?"

"Mauuuu! Aku mau banget! Sumpah, Cici gak perlu bayar aku. Kayak sama siapa. Jadi aku yang dapet perjakanya Koh Henri? Kebetulan di Circus nanti, fans aku yg dari Jepang itu baru bisa kencan sama aku pas di Malang. Klo mau, bisa kokoh kencan sama aku pas di Circus Surabaya."

"Ok, nanti aku telpon Kokoh biar nyari tiket dan booking kamar hotel yang sama kayak Member." Setelah itu percakapan kami selesai, aku lantas menghubungi kokoh aku dan dia tak ada masalah dengan ongkos yang harus dikeluarkan nanti selama di Surabaya dan tidak menemui kesulitan untuk izin ke papa dan mama.
.
.
"Feni rela tidur sama fans 'big fish' koh. Eh, caranya malah dia ngerebut fans 'big fish' diluar gen 3 biar dukung dia. Ya dengan cara ngasih badannya, koh. Dia kan belom pernah masuk ranking senbatsu. Dia buat SSK sekarang mati-matian banget biar masuk, nargetin senbatsu langsung tuh dia. Aku beneran ga abis pikir deh. Feni di tim J udah bagus banget sekarang. Masa dia gak yakin fans-fansnya bakal nambah banyak dan loyal?"

Intinya seperti itulah percakapan aku dengan kokoh di telepon tadi. Dan memang Kokoh menginginkan kencan dengan Feni karena melihat Feni seperti mengalami perubahan yang drastis dibandingkan ketika Feni masuk Jeketi generasi 3.
.
.
.
.
.
1 Juli 2018.
Di Apartemenku, Tengah Kota Jakarta. 2 jam setelah show Saka Agari berakhir pada Minggu petang.

Terdengar suara desahan yang mulai bergema dari seorang 'gadis' Virgo karena terangsang hebat oleh perbuatanku, perempuan Libra yang beneran masih gadis…..

"Aaarrrggghh, enaks bangeettsss Ciiik Shane!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok


Dengan menggunakan strap on, aku terus menggenjot sahabat tercintaku, Gracia. Tentu dengan posisi kolosal bercinta. Sudah 10 menit lebih aktivitas ini dilakukan tanpa kami mandi terlebih dahulu. Peluh keringat saat pementasan di stage masih menempel dan menyatu dengan birahi kami sekarang. Biasanya kami baru akan mandi ketika seluruh pertempuran diselesaikan dan mandi pun nanti berdua dalam kemesraan di bawah pancuran air shower yang hangat di hunian vertikal yang aku tempati.

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok

Aku tak tinggal diam setelah Gracia menghajarnya sebelum ini dengan fingering terhadap vaginaku. Tangan ini pun turut serta dalam program membesarkan payudara center tim KIII ini. Pijatan memutar bukit kembar indah dengan pucuk pink muda, menyentil serta mencubit pentil tersebut.

Plak plok plak plok plak plok plak plok


"Balesan buat kamu, Ge. Karena tadi udah buat aku orgasme."

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Terussshh ciiii. AAAAKKKHHH!"

Plak plok plak plok plak plok

"Enakan mana kontol-kontolan yang kamu bawa buat aku pake apa kontolnya Aten?"

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Tititnya Aten blom tahan lama, aaakkkh!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Dikit aarrrgggh lagi ci Shaneeee!"


Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Grrrraaakkkkkkkkhhhh SAMPEEEEE!"

Crrrttttt CRRTTTT crrrttttt CRRTTTT crrrttttt


Cairan cinta Shania Gracia banjir keluar tak terbendung dari Vaginanya.

"Udah keluar, Ge? Aku ga ngerasa apa-apa?"
Aku membercandakan member yang masuk kategori cantik di Jeketi ini.

"Ci Shani kan pakenya gesper kontol-kontolan. Bukan kontol beneran. Haaaah haaaah capee aku tuch." Dia cemberut dicampur dengan ekspresi kepuasan tiada tara terlihat dari wajahnya.


Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Ci Shani apaan seekkkkhhhh, aaaaakkhhh!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Jangan genjtohhh akooooh! Periiikkhhh!!!

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok


"Akooooh keluaaaarrrrggghhhhh aaakkkhh!"

Crrrttttt CRRTTTT crrrtttt

Gracia kembali orgasme dalam waktu yang tidak berjauhan dan refleks menjauhkan vagina berkedutnya dari strap on yang melingkari pinggang rampingku.

"Aaaakkhh aaaakkkhhhh aaaakkkhhhh!"

Dia masih saja berteriak serta mengeluarkan cairan orgasmenya yang belum tuntas. Berguling ke kanan dan ke kiri disertai kejang kenikmatan tiada tara.

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT
"Ya udah ya, Ge. Hehehehe."

Tubuh ini menjauhi ranjang untuk kemudian mengambil minum di kulkas yang berada di luar kamarnya. Masih tanpa untaian benang yang terpakai. Sadar keadaan aman untuk berbugil ria di luar kamar karena Papa aku sedang di luar Jakarta dan Kokoh juga sedang berada di hotel yang sama dengan Feni, di kota Pahlawan. Eh iya, kayaknya sekarang baru mulai mini live after circus sih. Abis mandi bareng Gracia nanti aku telepon deh Feni Chu Chu chuuuu….
.
.
.
.
.
.
Setelah bubaran event circus Surabaya.


Feni sudah di dalam bus ketika dia membalas chat aku yang menerangkan bahwa Koh Henri sudah di hotel yang sama seperti hotelnya para member. Langsung saja aku menelponnya karena tau Feni sedang senggang dalam perjalanan ke hotel itu.

"Mpen, kamu beneran mau ngajarin Koh Henry?" Aku menanyakan untuk terakhir kalinya.

"Koh Henry kan ganteng, ci Shan. Enak aku tuh rasanya klo main sama yang ganteng. Hehehe." Jawab Feni menyanggupi.

"Tapi kamu jangan main hati sama kokoh aku. Kamu kan aku suruh ngajarin kokoh biar jago."

"Tenang aja, Ci. Pokoknya Ci Shani pas ultah terima jadi Kokoh Henri-nya dah jago. Asik ih dapet perjaka."

"Ya udah, kamu puas-puasin ya. Kakak-kakak Staf bisa diakalin kan?"

"Ah, mereka sama-sama ngerti. Yang jadi klien member yang jalanin ini kan wota-wota juga. Mereka malah jadi tambah loyal sama jeketi kan. Oh iya, tadi di chat Cici bilang aku minta apa setelah ngajarin kokoh. Nggak Ci, aku ga mau dikasih apa-apa. Kayaknya temen tidur aku blom ada yang seganteng Koh Henry deh. Lagian selama ini aku selalu digenjotnya sama titit impor berkulup mulu. Maklum emang targetku fans-fans Jepang."

"Aaaah, Mpen. Jangan ngomongin ituuu."

"Dah ya, Ci. Bye."

"Iyo, puas-puasin ya Mpen."

.
.
.
.
.
Hmmmmm, sebenarnya dari sudut pandang aku hanya bisa menceritakan sebatas ini. Tentang kokoh aku yang akhirnya bercinta dengan Feni dan bahkan satu lagi member Team J, aku tidak tau detailnya bagaimana selain hanya dari cerita Feni dan kokoh aku sendiri.

Masa aku ceritainnya longkap pada saat terkoyaknya keperawanan ini oleh Kokoh Henri tanggal 5 Oktober 2018? Bagaimana kalau cerita ini diserahkan pada author aja yang memang banyak dapat pasokan cerita dari member….
.
.
.
.
.
.
POV Author.

Lewat pukul satu Senin dinihari saat semua member memasuki hotel berbintang 3 yang sudah disediakan untuk mereka.

Di kamar 419 Michelle buru-buru beberes mandi mendahului Feni dan kembali dandan untuk suatu urusan. Feni agak terkejut dengan Michelle yang sudah bersolek sedemikian rupa ketika dirinya baru selesai mandi. Mereka berdua dapat jatah kamar yang sama di Surabaya kali ini.

"Chelle, lo mau kemana, ih? Udah jam segini."
Tanya Feni.

"Ngelayanin klien yang booking gw, Fen. Lo ga tau? Kan beberapa klien pribadi para member ada yang nginep di hotel ini juga." Jawab Michelle.

"Pasti mau dipake Fans kamu yang bule Amerika itu ya? Langka lhoh wota dari bule Amerika."

"Iyalah, siapa lagi? Dia kan fans kesayangan gw."

"Sebenernya aku juga mau ML sama satu cowo sih Chelle Bukan sama klien. Tadinya sih aku mau ngajak Lo juga, biar threesome."

"Aku dipake fans bule itu ga lama kok. Dia kan mainnya buru-buru. Sering banget juga gw blom nyampe dia udah crot. Tungguin gw donk."

"Jangan diburu-buru, Chelle. Kasian dia udah bayar mahal buat tubuh lo."

"Ya udah, gw duluan ya. Dah di chat nih."

Michelle meninggalkan kamar turun selantai untuk menemui kliennya.
.
.
.
.
30 menit berlalu sudah pukul 1 malam saat ini dan lagi-lagi Shani kembali menelpon Feni setelah Shani memastikan lawan lesbiannya sudah terlelap di ranjang yang sama dengannya saat ini untuk tidur malam ini.

"Aaaah, takuuut. Jauh-jauh deh aku dari kontolnya wota." Ucap Shani yang diceritakan bahwa sahabat segenerasinya, Michelle sedang ada kencan dengan fans bulenya.

"Bidadari kayak Ci Shani bisa ngomong kontol juga?"

"Coming soon aku, Shani. Bakal ngerasain kontol juga. Sebelum akhir tahun. Tapi maunya kontol Kokoh aku."

"Kok di kamar ada Gre, sih? Pasti Cici yang ngajakin Gre biar yang enak gak cuman disini ya?"

"Iyalah. Tapi ya gitu, vagina aku yang masih utuh. Gracia sih aku sodok pake strap-on, Fen."

"Hampir mustahil nemuin yang masih polos diatas 19 tahun. Ituuu, aaah. Stefi dan Okta kan baru 18. Kak Shanju juga gila sih. Udah dapetin Jojo yang atlet badminton yang Agustus nanti berlaga di Asian Games masih aja nerima klien demi ssk-nya mulus. Aku tuh sebenernya ada klien yang ngajakin juga. Dia ternyata bisa dateng ke Circus Surabaya ini, kirain dia cuman dateng di Malang. Tapi aku bilang aja lagi dapet. Demi kokoh Henry lhoh ini."

"Wah, ternyata beneran Koh Henry dah tidur. Nih chat dia baru masuk, bilang dia dah mau tidur. Dia tadi nontonnya juga dari kerumunan penonton, capek juga sih pasti. Jangan lupa ya besok pagi. Tetep ajak Michelle klo bisa! Lagian kamu ke Jembernya gak hari ini juga kan?!"

Bruak.

Pintu kamar Feni terbuka dari luar. Michelle tampak tak kelelahan meski baru saja melayani klien bule…..

"Ayok, Fen. Eh Lo nelpon siapa? Adiknya kokoh Henri ya?! Tenang aja Ci Shani, kita bakalan muasin Kokoh kamu kok." Michelle nimbrung obrolan dengan hape Feni itu.

"Koh Henry-nya udah tidur, Kak. Eh, diapain aja sama fans bule kamu itu." Tanya Shani pada Michelle.

"Full service, safe sex with caps. French kiss, ngocokin, sepong, ngentot depan belakang, crot di dalem. Trus dia tepar deh. Yang penting transferan lancar. Hehehe. Eh, kadang dia mendesah nyebut nama kamu, Shan. Mata keranjang juga dia pas ngewe nyebutin member yang cantik kayak ci Shani"

"Aaaah, nakutin iiiih. Ga mau dikhayalin wota…." Shani bergidik ngeri mendengarkan langsung pengakuan dari kawannya itu yang ketika bercinta dengan kliennya, ternyata sang lelaki mengkhayal tentnag Shani.

"Gw tau Shan, selera lu bukan yang import bule atau wota Yaban. Lu juga polos banget." Michelle sok jago mentang-mentang pengalaman seksualnya lebih matang dibandingkan Shani yang masih cupu.

"Iya, iya. Makasih banget Chelle….."


"Chelle, gw belom bilang ya klo kita ngeservis Koh Henry pagi nanti ga ada bayaran buat kita. Terserah sih klo lo ga jadi karena ga ada bayarannya." Feni menimpali obrolan.

"Sebenernya aku mau jajanin Feni karena dia mau lulusin permintaan aku, tapi Mpen nolak." Shani menangkap apa yang dibicarakan Feni yang hapenya sedang dipegang Michelle.

"Aku tuh klo diewe sama yang ganteng tuh bahagia pisan, Ci. Ga masalah ga ada bayarannya." Jawab Feni.

"Lhah, aku juga ga minta bayaran kok. Kan member cuman morotin wota. Emangnya Koh Henry itu wota? Ahahahaha." Michelle menutupnya dengan kesimpulan.

"Yo wes. Aku arep turu sek. Mripatku wes sepet teman iki."
Pamitnya Shani lantas menutup hubungan suara via telepon dengan hapenya Feni.

Semesta langit Surabaya sayup terdengar desahan member-member team J dengan partner sex-nya masing-masing. Member yang dijunjung tinggi oleh mayoritas fansnya justru sedang berbuat nista dinihari ini. Fans Imba yang minoritas justru mendapatkan benefit yang keterlaluan enaknya karena disuguhi badan tak berbusana para member secara rutin…..

.
"Yametee, oni-chan. Periiih nih Tepi. Pelaannggh!"
.
"Duth, ntar gw cobain kontol klienlu ya aaakh!"

"Iyaaaakkh Kak Mpriiees. Kontolnya enaaakhhh!"
.
"Aakh crot dalem? Klo hamil gimana?! Lo kalah keren dibandingin cwo gw yang atlet itu!!!!"
.
"Ukhh, Yupi cebel. Dimasukin depan blakang argh!"
.
"Masseee, AAAAKKKHHH Cindy puaaassshh!"
.
"Jangan direkam ah, Kaaaakkkkkhhh. Klo Papaku liat bakal aaaaah, marah dia. Mau ngasih rahang kakak ke dia? Ngggggghhh..."
.
"Yaelah lu Sak, masa dah tepar sih! Ayo sayang, genjot lebih kencceng lagi.. ngggggghhh…."

"Cowo gw kontolnya lebih gede ya daripada cowo, Del. Aku puas banget sayang cupppphhh… Haaah, haah, haaaah."
.
"Jadi kak Panjul taun ini mau ngevote yang banyak ke aku juga selain Kak Viny? Yang aku tau selera Kakak kan yang tinggi, aku gak tinggi. Tapi aku seksi lah ya, tetek aku kan jauh lebih gede daripada pacar kakak. Tapi bercintanya nunggu aku siap ya, Kak. Lagian malem ini aku lagi dapet, bukannya aku nolak. Aku penasaran juga kok pengen begituan. Tapi temenin aku aja sampe pagi, ya? Please perlakukan aku dengan kasih sAYAng juga kayak kak Viny, jangan karena nafsu.
.
"Di, Jul… Kalian gak ada yang nemenin? Alhamdulillah kalian gak blangsak juga kayak yang lain.

"Eeeeeh, mamah Uty. Nggak kak, cowok-cowok kami di Jakarta sih kak. Heheheh.
.
.
.
.
.
.
.
Ayam berkokok tanda peluh kenikmatan member-member team J usai masanya.

Kakak lelaki Shani sudah di ruang makan hotel untuk mengambil jatah breakfast. Lalu menghabiskannya. Kemudian dia menelpon Shani.

"Sumpah dari kamar sebelah berisik ada orang lagi gituan sama Stefi. Jujur kokoh baru tidur jam 4." Pembicaraan yang akhirnya ditangkap oleh Shani bahwa Kokohnya bersebelahan kamarnya tempat Stefi berada.

"Iya tuh, Tepi lagi diperawanin semalem. Sama fans Jepang yang janjiin dia senbatsu tahun ini." Gracia menyambar obrolan kedua saudara tadi karena Gracia berada di dekat Shani yang masih berada di kasur juga.

"Kok Kokoh tau kamar sebelahnya itu Stefi?" Shani bertanya dengan curiga.

"Eh, itu… Nganu…. Jam dua pintu kamar kokoh diketuk. Pas dibuka ternyata Stefi. Udah berantakan. Dia salah ngetok kamar. Dikiranya yang bakalan bukain tuh Uty temen sekamarnya. Dia lupa klo kamarnya masih harus turun selantai. Dan dia udah terlanjur capek. Ya akhirnya dia numpang tidur di kamar Kokoh. Dah pergi ke kamarnya sebelom Kokoh turun buat sarapan sekarang."

"Bener numpang tidur doank?" Shani semakin curiga.

"Nah itu dia. Kokoh liat dia baru nyampe disini buat sarapan."

Stefi yang melihat Henri mengangkat tangannya lalu menghampiri mejanya.

"Ci Shani ga bilang nih klo Kokohnya ke Surabaya juga." Stefi memulai pembicaraan pada GreShan ketika hape kokohnya dikasihkan ke Stefi.

"Gimana semalem Tep? Sakit banget ya diperawanin?" Tanya Shani.

"Ya sakit lah, Ci. Tapi untungnya dia lembut." Jawab Stefi sambil melirik dan beradu pandang ke Henri.

"Ya untung Kokoh aku baik sih, Stef. Hehe. Kasian sih kamu kecapean gak ada tenaga ya buat ke kamar sendiri" Kata Shani.

"Iya, baik banget mau nampung aku yang kecapean. Ga akan aku lupain yang semalem, Koh Henri. Duluan ya, aku mau makan sama Mamah Uty. Berharap aja aku gak hamil" Dua kalimat terakhir diucapkan perlahan oleh Stefi agar hanya terdengar oleh Henri. Stefi mengangkat kembali piring tempat cakes untuknya sarapan. Lalu meninggalkan meja Henri.

"Gre, thx for your info coz kasih tau aku kamar Koh Henry."
Sebuah pesan di aplikasi 'garis' terkirim dari hapenya Stefi sebelum dia tiba di meja makannya Uty.

"Oh iya, ngetwit dulu ah." Stefi mengucapkan hal ini dalam batinnya.

"Wah, berarti foto di twit aku pagi ini aku yang masih virgin. Hehehehe."
.
.
.
.
.
.
Saat masih dinihari sebelum pukul dua di kamar tempat dimana Stefi sudah selesai 'diperawani'. Dan fans Yaban yang dilayani oleh Stefi sudah terkapar puas karena sangenya tersalurkan. Stefi merasa gundah dan seakan belum habis energinya. Lalu dia menelpon Gracia.

"Greee, makasih udah bangun buat jawab telpon aku. I'm still high & horny. Dia tadi nyekokin aku obat perangsang. Mana aku ditinggal tidur. Aku harus gimana?"

"Zuzur aku ga tau. Kan Aten cuman modal kondom. Ga pake perangsang. Denger-dengeh sich klo kamu klo dah terlanjur begitu, ga bisa dibawa tidur. Kamu juga harus orgasme. Tadi kamu mainnya sampe orgasme kan, Tep?"

"Yes, I am. But i'm still virgin."

"Wait, what? No way!"

"Dia cuma anal aku. Gak tau sih kayaknya dia emang cuman suka sex from behind. Vagina aku ga dimasukin. Tapi sumpah, it's hurt for me. Aku aja sekarang lagi nungging. Perih kalo duduk, Ge."

"Oh iya. For your info, Tep. Kokohnya Shani ada di kamar 507. Kamu di lantai lima juga ga? Aku cuman kasih tau itu aja. Terserah kamu mau nuntasin apa nggak. Kokoh Henry masih bujangan kan."

"Ok, bye. Gre…."

.

Tok tok tok.

Pemilik kamar 507 membuka pintu.

"Ada apa ya?"

"Please, pardon me Sir. I'm so tired n' sleepy. My room is on third floor." Stefi merajuk.

"Stefi, aren't you? Please, come…."

Stefi pun langsung masuk setelah dipersilakan dan Henri menutup pintunya.

"Sakiiit, sumpah sakit." Stefi meringkuk di tepi ranjang sambil berlutut.

"Kamu sakit apanya? Biar kubantu."

"Are you Shani's brother, right? Iya, sakit banget pantat aku. Tadi aku dianal. Aku ga nyangka dia sukanya anal. Aku buka rok sama under wear aku ya, perih kegesek."

Stefi melepas rok serta celana dalamnya.

"Sini aku bantu." Henry sambil merangkul Stefi agar bisa tengkurap di ranjang.

"Koh, sebelum main aku tadi disuruh minum obat. Ga taunya itu obat perangsang. I'm not finish yet and still horny here."
Stefi mulai melepaskan kaos putih tipis serta bra cup 32B-nya.

"Stef, kenapa dibuka?"

Sambil memiringkan tubuhnya bertumpu pada rusuk kanan, Stefi mengarahkan wajahnya pada Henry.

"Pengaruh obatnya belum turun koh. Hiks, aku. Tambah pusing kalo ga diselesein."

"Pantat kamu kan lagi sakit, Stef."

"Aku masih perawan, Koh. Serius. Ga ada penetrasi ke vagina aku tadi. Aku dikasih tau Gracia kamar Kokoh disini dan aku maunya kamu yang selesein aku. Please… Kokoh masih perjaka dapet perawan dari aku…."

"Tapi kita beda keyaki…"

"Please, sex kan buat muasin pasangan. Ga usah mikirin itu! FUCK MEEE!"

Secepat kilat sang lelaki sudah membuka luaran dan dalamannya.

"Gede punya kokoh. Gitu ya penis yang disunat. Haah haaah haah. Badan aku panas. Foreplay-nya sebentar aja ya. Langsung masukin aja."

Henro berlutut mengarahkan selangkangannya ke depan wajah sang perempuan. Lalu Stefi langsung memegang penis Henri dengan tangan kirinya serta mengocoknya. Lidahnya maju untuk menyentuh pala penis sang pria kemudian memasukkannya ke dalam mulut.

"Aaaah, Stefi. Iyaaa, begituuu. Hmmmmhhh."

Slrrrpppp slurppp

Slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp

"Phuaakh, udah koh. Langsung masukin ke Vagina aku."

Henry nurut apa kata sang perawan.

"Stef, kalo kamu masih utuh. Pasti bakal sakit. Tapi aku janji bakal lebih muasin kamu dibandingin fans kamu yang doyan anal itu."

"Be gentle. I'm scared about it."

Ludah dari mulut Henry dilepehkan menuju vagina Stefi yang sudah keluar cairan pelumas alami untuk memperlancar persenggamaan.

"Tahan, Stef!"

"Tunggu uuugggghhh. Pelannnnhh." Erang Stefi yang kemasukan kepala penis Henri.

Henri sedikit menahan birahinya agar sang partner sex mendapatkan kenyamanan bercinta. Tak ayal tangannya tiada waktu untuk menganggur. Dipijat-pijatlah kedua payudara sedang milih Stefi yang masih bertumbuh itu.

Sekarang tangan Henri menumpu bobot tubuhnya yang semakin turun serta kepalanya yang mencium bibir Stefi. Mereka bercumbu bertukar liur menjalin otot lidah seakan lupa sesungguhnya mereka sudah menyatu kelaminnya meski baru kepala penis saja yang menyeruak masuk vaginanya Stefi.

Cumbuan Henry beralih ke leher kanan lanjut ke leher kiri Stefi yang diantaranya lidah Henry bekerja membasahi tulang selangka dari kanan ke kiri.

"May I?" Henry meminta izin.

"Please, take it."


BLLLEEEEEESSSSSHHHHHH

KREAAAKKH!

"UuuuggghhhaaAARRRRRGGGHHHHHH!"

Hilanglah kembali perawan seorang member idol grup ibukota. Kali ini kesucian seorang Stephanie Pricilla yang terkoyak.

Derai air mata refleks keluar dari sepasang pelupuk mata yang terpejam. Puting payudara yang mendadak keras karena rangsangan dari kemaluan seakan mengalirkan energi listrik pada area susunya Stefi.

Henri masih sabar tanpa gerakan yang berarti seolah menunggu izin lebih lanjut dari sang empunya kemaluan karena ia paham sekaligus merasakan bahwa batang kejantanan yang terhempas sempurna ke dalam vaginanya Stefi telah terbaluri darah suci perawan berkualitas tinggi. Sepakat bukan, bahwa Stefi adalah seorang perempuan teramat cantik?!


"Lanjut aaaah. Haaah haaah. Pelan tapi."

Penis Henri mulai dimundurkan dua pertiga panjangnya. Untuk kemudian dimasukkan kembali sepenuhnya. Tentu dengan tempo yang perlahan. Berhenti sejenak.

"Aaaaaaakkkhhh, harder pleaaasee, fuck meee!!!"

Sekali lagi dimundurkan, dimajukan. Jeda lagi.

"Rapet banget tuh. Aaaah. Your pussy so delicious. Legit, Steeefff."

Masih pelan penis dimundurkan lalu maju kembali. Mundur maju. Mundur maju.

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Terhitung tujuh kali gerakan sebelum jeda kembali.

'Uuuuggghhh, i'm cummiiing aaakkkkkhhhhh!"

Crrrttttt CRRTTTT crrrttttt CRRTTTT crrrttttt

Membuncah lendir kenikmatan orgasme. Dinding vagina Stefi memijat-mijat penis Henri yang saat ini terhenti merasakan sensasi dosa ternikmat di dunia fana ini.

"Kokoh, thanks. Aaah. Hah haah. Mmmmhhh."

"Tapi aku belum, Stef……."

"Iyaah, understood. Wait a sec. Haaah haah haah. Kerasa ilang pusing sama panas badanku.

"Lanjut lagi ya, Stefi sayang?"

"Haah haaah haah, pake sayang-sayangan nih. Haah haaah haaah."

Posisi agak diubah dengan dua bongkah paha Stefi yang semakin menekuk menekan perutnya karena dari sisi luar paha terkunci oleh kedua tangan Henry.


JLEEEEEBBBB

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Tempo pelan tadi sudah agak dipercepat.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aaaaaaaah. Faster, koh. Uuugggghhh!"


Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Uughhhh, aahh. Stef, dah ga perih kan?"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


"Fuck meeee, hardeeerrrgghhh AAAKKKHHH!

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Sudah bagai mobil formula laju penis masifnya Henri.


Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Peluh keringat tubuh sudah bercampur dengan aroma khas pasangan yang sedang bercinta ditambah campur adiknya lendir lubrikasi kedua kelamin dimabuk cinta sesaat ini semakin membuat dinihari ini menjadi syahdu.


Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Steeefff, aaaah. Keluar dimanaarrrgghhh?!?!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aaaah, aku lagi subuuurr! Aaakh aaaaakkhh!"


Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Crot dikit lagiii akuuuuh. Aaaahhhh….!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


Otak berkata agar penetrasi penis Henri disudahi tapi tubuh Stefi menginginkan sebaliknya. Sejurus kemudian dipaksanya kedua paha Stefi untuk melepaskan kuncian di sisi lalu kedua betisnya balik mengunci silang pinggang belakang Henri.



Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Steeefffiiii, kok gini aaaaaaaah…"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"I'm cummiinnnggghhhh! KYAAAAKKKHHHH!"
CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT

"Aaaah, Stefi enaaak banget tuh kamuuhhhh!"
CROOOOOOT CROOOT CROOT CROT.

Bodo amat dengan kenyataan bahwa sang wanita sedang subur-suburnya. Karena kenikmatan hakiki dalam bercinta adalah tercampurnya sperma ejakulasi sang lelaki dengan lendir orgasme perempuan cantik.

"Aaaaaah. Thanks a lot, Steef. A night to remember."

PLOP

Penis pun dikeluarkan dari vagina yang 40 menit lalu masih terdapat selaput dara sebagai garda terakhir kesucian seorang perempuan. Apa daya Stefi memang ditakdirkan untuk melepas harga dirinya malam ini. Tidak dengan fans yang membayar mahal dengan janji memberi vote sangat banyak untuk masuk jajaran senbatsu. Tetapi mahkotanya telah diserahkan pada kakak kandung teman segenerasinya. Hilangnya perawan 18 tahun oleh perjaka 21 tahun. Cukup adil bukan?

Brugh!
Tubuh Henry terbaring di samping kanan Stefi. Mereka masih sempat kissing after sex untuk menambah kenyamanan dan kepercayaan antara dua individu berbeda keyakinan yang sudah mulai menaruh perasaan sejak terbenamnya penis sang jantan ke dalam vagina si betina.

.
.
.

"Gre, thx dah ngasih tau kamar Koh Henry. I'm no longer a virgin."
.
.
.
.
.
"Lhoh, lu abangnya Shani kan ya? Kok disini?"

"Eh, masnya ini siapa ya?" Henri agak buyar dari lamunannya atas memori indah dinihari tadi.

"Gw cowoknya Viny."

"Bukannya ini circus team J ya? Kok disini?" Henri bertanya perihal keanehan yang dirasanya.

"Abangnya member KIII juga ngapain disini? Ya udah lah, tau sama tau aja. Gw abis nemenin member team J di hotel ini. Jadi, abangnya Shani di hadapan gw baru kencan sama siapa nih?"

"Owalaaah, ngono thoh. Nganu. Aku yo arep kencan sama Feni. Tapi semalem malah main sama Stefi."

"Wow, 2 sekaligus. Mahal tuh bayar keduanya. Gw cuman sama Aya semalem, cuddle-cuddle doank, gak lebih....."

"Mereka klo mau aku jajanin mau beli apa, aku mau kok. Tapi belom minta mereka."

"Ya Lo abangnya Shani sih. Lo pasti dianggap ganteng sama mereka dan mereka fine-fine aja pasti gak lu jajanin."

"Eh iya, Lo sering main sama member kan mas? Sering keluar di dalem gak? Nganu, Kuwi Stefi pas sama aku dikeluarinnya di dalem. Mana dia lagi subur….."

"Iya lah. Gw pasti bawa. Meski gw gak main sama Aya. Ya udah, lu chat Stefi aja suruh ke kamar gw klo dia mau ambil after pills. Kasih tau syaratnya, dia harus main dulu sama gw."

Butuh waktu 10 menit chat di aplikasi 'garis' untuk menyampaikan maksud kedua pria lajang yang gemar perempuan jalang ini. Dan Stefi menyanggupi permintaan Panjul agar menyambangi kamarnya demi sebuah pil pencegah kehamilan.

"Iya, Stefi mau. Lo tunggu di kamar aja, mas."

"Oke, nih gw kasih sebiji pil juga buat lu. Biar lo bebas main sama Feni. Anggap aja ucapan makasih gw karena bisa ngewe sama member team J."
.
.
.
.
.
.
Begitulah, akhirnya kamarnya Panjul disambangi oleh Stefi yang menginginkan agar jutaan sel sperma Kokoh Henri tidak menjadi janin di rahimnya. Mereka bercinta selama beberapa ronde selama hampir 3 jam. Stefi benar-benar habis staminanya setelah selesai pertempuran pukul setengah 2. Lalu Stefi kembali ke kamarnya disambut dengan geleng-geleng kepala oleh Uty yang tetap pada prinsipnya mempertahankan mahkota kesuciannya hanya pada suaminya kelak. Tanpa bisa mencegah teman-temannya merengkuh nikmat dunia.
.
.
Cerita kali ini berputar pada kakaknya Shani toh? Maka mari kita lanjutkan dengan kembali ke ruang makan hotel ketika Panjul meninggalkan meja makan Henri dan selanjutnya Feni yang menyambangi meja tersebut.

"Jadi ini kokohnya ci Shani yang masih jomblo?"

"Nggak jomblo kok, aku yo uwis duwe pacar Fen." Jawab sang lelaki.

"Tapi masih belum main sama cwenya kan, koh? Huuuuu, cupuuuu. Hehehehe." Feni terkekeh meledek lawan mainnya nanti.

"Iya, pacar aku masih suci. Tapi aku nggak."

"Hah, maksudnya? Kata ci Shani kan….?!?!

"Panjang ceritanya, tadi pas kamu masih makan sama Michelle kamu liat Stefi kesini kan? Ya aku semalem Kenthu sama Stefi. Masih perawan pula karena fansnya ternyata demen anal. Huahahaha."

"Haaaaaah? Yaaaaaaah aku gak dapet perjaka doooonk. Ah, kesel kesel keseeeel. Huft….." Feni memalingkan wajah seraya tangan bersilang di depan dadanya yang gak seberapa.

"Kamar aku di 507. Dah dulu ya. Aku tunggu, mau gak? Sama Michelle ya katanya?

"Ok, nanti aku kesana. Tunggu aja. Eh, Michelle dia bakal balik lagi ke kamar klien bulenya, karena kliennya itu 6 bulan ke depan mau mudik ke Amerika dulu. Makanya dipuas-puasinnya sekarang......."
.
.
.
.
.
.
30 menit setelahnya, tanpa ba bi bu karena sang perempuan sudah kepalang nafsu langsung menginginkan raganya dinikmati oleh kakak dari sahabatnya itu. Setelah mengetuk pintu kamar 507 di hotel ini, disambut oleh sang penghuni yang hanya mengenakan celana dalam. Lantas Feni menanggalkan seluruh pakaian luar dan dalemannya.


"Uuuuugggghhhh, hoooeeekkk.. ngggggghhh….. Gwwweeedddeee pisssaann ngooooeeekksss."
Sang perempuan Pasundan ini sudah memaksa rongga mulutnya dimasuki oleh penis partner seksnya.

"Slurrrrppp mmmmmmhhhhh, memek kamu enak rasa lendirnya Mpen…. Slurrrrppp slurrrrppp."
Sang lelaki pun tak mau kalah. Lidahnya sangat liar menjilati klitoris, hingga menusuk cukup dalam membelah labia vagina Feni.

"Cukuuuupppphhh, kokoh. Cukuppp. Ngggggghhh….."

Permintaan Feni diluluskan oleh Henri yang langsung mengubah posisi badan Feni menjadi tengkurap dan menyelipkan bantal di bawah pinggangnya. Ludahnya dikeluarkan dengan sangat banyak dan ditampung ke telapak tangan kirinya, lalu dioleskan ke lubang pembuangan dari lawan mainnya.

JLEEEEEBBBB


"Meniii guoobblooook pisan ih Kokooooohhh! Kok nyodomiiiin. Aaaaaaakkkhhh!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Heheheheh, sorry Mpen. Semalem gak nusuk botolnya Stefi. Gini ya rasanya Anaal. Uggghhhh, gak heran sih cowo juga demen nyodomin cwe….."

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aaaaaahhhnnn, iyaaaaaaaaaakkkkhhhhh. Masih sempit kan bool akuuuuh? Aku baru sekali diginiin, karena akuuuuh aaaaah gak sukaaa. Ngggggghhh aaaaaahhhnnn….."

Tangan Feni menggesekkan klentitnya semakin intens karena otak sudah dikirimkan sinyal oleh kemaluannya yang akan meledak sesaat lagi.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


Henri mulai mengangkat tubuhnya diikuti dengan Feni yang menginginkan payudara kecilnya dirangsang juga oleh pria yang sedang menyetubuhi dia.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Duuuuuh nagih bangeeeetttthhh, Mpen…."

"Kokoooh, aku mulesss"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Mpen kuwaaaaaaarrrrrgggggghhhh. Aaaaaaakkkhhh ngggggghhh….."

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT breeettt…

"Lhoh, kerasa ada yang keluar sih Mpen?"

"Aduh aku masih capek, bawa aku ke WC Koh…. Hampura pisan nyaaak…. Jangan dilepas penisnya kokoh biar kamarnya gak ketumpahan itu aku."

Sesampainya di WC, Feni langsung nongkrong di atas kloset melanjutkan hajatnya dan Henri membersihkan batang perkasanya dari kotorannya Feni.

"Makanya aku ngehindarin dianal, koh. Maaf ya. Lagian Kokoh main asal nusuk bool aku sih. Kirain mau masukin ke memek."

"Ya gapapa, resiko emang. Hahahaha."
.
.
.
10 menit kemudian permainan berlanjut.

JLEEEEEBBBB BLESSSSSSHHHH


Henri berinisiatif memposisikan posisi bercinta mereka tidak berbaring, melainkan setengah berjongkok, karena tau lawan mainnya tak seberat adiknya bahkan kalau minta digendong. Disini Henri bisa mulai menyedot puting susu dari sepasang payudara kecil Feni yang belum mengeluarkan isinya.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Nggaaakkk nyeseeel aing ngewe sama kokoooh. Enak pisaaaan. Kalah sumpah wota Yaban yang sering ngentotin akuuu. Aaarrrggghhh aaaaah….."

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Tiap tempik, aaaah…. Beda rasanya ternyataa. Ngggggghhh. Aaaaaah…. Tapi sama-sama enaaaaakkkhh. Uuugggghhh….

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok





Tubuh Henri kini condong ke depan dengan tangan kanan menopang bobot badannya Feni yang tak terlalu berat memang tapi dibantu dengan rangkulan sepasang tangan sang perempuan di belakang tengkuk lelaki yang masih menancapkan penisnya ini. Posisi ini memaksa Feni yang harus menggerakkan pinggulnya naik untuk merapatkan badan mereka dan turun untuk agak mengeluarkan penis lawan mainnya dari kemaluan.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Akuuu, aaaahhhnn…. Gak berat kan, koooh. Huuuuuffffhhhh, aaaarrrrrgggghhhh……"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Cepetin Mpeeeeennnn. Mau meledak niiih. Grrrraaakkkkkkkkhhhh….."

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


Henri kembali menegakkan badannya, tetap lututnya menekuk. Tangannya masih menyangga bobot tubuh Feni di balik pinggangnya. Agak terbantu kembali karena tangan kirinya Feni lurus ke bawah dan tangan kanannya memegang leher lawan mainnya erat. Kepalanya sudah sempoyongan megadah ke atas badannya, sesekali menatap partner kepuasannya kali ini.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Di dalem ya, Mpeeeeeen…. Uggggggghhhhhhhh Aaarrrggghhh aaaaah."

CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT

"Aku sampe, koooooh Oooooooooohh! AAAAAKKKKKHHH AAAAARRRRGGGHHH!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT

Bercampurlah sperma jejaka asal Jogja dengan lendir orgasme penuh nikmat dari gadis asal Cianjur di atas kasur kamar 507.

PLOOOOP

BRUGH

Badan Feni terjatuh terlebih dahulu ke ranjang diikuti oleh tubuh Henri yang roboh di kanan sang perempuan. Lega rasanya mereka akhirnya bisa menuntaskan hasrat seksual dengan aktivitas bercinta yang sempat menjijikkan berubah seketika menjadi kenikmatan.
.
.
.
.
.
.
POV Shani kembali.

Aku diceritakan oleh Feni yang baru kembali ke kamarnya sekitar jam 3 sore setelah bercinta dengan enaknya lalu tertidur saking capeknya mereka. Aku pun berterima kasih kepada Feni yang menceritakan bahwa dia perempuan kedua yang dicicipi oleh Koh Henri. Selanjutnya aku menelpon Stefi, bukan untuk memarahinya jelas karena telah menyalip jatah perjakanya Kokoh aku, tidak. Justru aku mengucapkan terima kasih juga pada Stefi. Karena alih-alih melepaskan keperjakaan kokoh dan bercinta dengan Feni yang sudah tidak gadis, kokoh malah mendapatkan perawan beneran….

Sudah dulu cerita dari aku kali ini. Capek juga ngetik panjang gini ya? Aku bakal bercerita lagi kok. Kan aku berhutang kisah aku waktu diperawani oleh kokoh aku sendiri pada tanggal 5 Oktober 2018 itu.
.
Kisah selanjutnya bakal ada Vivi dengan kapalnya nih.


Sangat kalian tunggu kan? Hehehehe.

Sekian dari aku, yang selembut sutera semanis cokelat…..
.
.
.
.
*Hei, tadi pada liat live Showr00m aku dan Feni tadi? Aku mau bilang templatenya deh, 'makasih buat semua gift-giftnya. Uangnya masuk mayoritas jot semua kok. Lagian semua member gak bisa nge-live seenaknya tanpa diatur jadwal livenya oleh Manajemen. Member dapetnya gak seberapa dari gift² yang kalian berikan..... Dah aku bilang kan di atas, penghasilan aku dari Jeketi cuman bisa buat aku jajan Boba. Kalau Feni kan dah fans Yaban yang jamin dia di apartemen dan hidupnya agar bisa tetap hedon*
 
Terakhir diubah:
7396 kata telah meluncur....
Selamat membaca di Kamis sore ini....
Silakan juga bila dirasa bagus untuk berkenan memberikan likes/ cendol/ terserah apalah juga pada postingan cerita di atas.
Sorry 2 weekend gak update karena sepekanan saya mudik.
Sorry nih klo masih agak-agak missed di penulisan. Karena draft awal sekali itu event penutupan AG di Palembang. Ternyata malah itu cuman KIII. Makanya dicari yang event luar kota J.
.
Malam ini ada tambahan Mulustrasi SG tuh. Gw semacam gak nyadar ama cerita yg gw ketik, kan SG di atas juga 'diewe'.
Beberapa Nudify jelas dari agan @Joeltokuda48 lah.
..
Spoiler pekan depan juga udah bisa dikira-kira lah ya....
 
Terakhir diubah:
MELAYANI KOKOH





'Semanis Cokelat, selembut sutera. Halo semuanya, aku Shani…..'

Tentu kalian sudah menantikan giliranku bercerita di thread ini, kan? Hmmmm. Kalau kalian menyangka aku sering berhubungan badan dengan Kokoh Henri. Ya tidak terlalu sering juga sih. Sebulan paling cuman dua kali. Sekalipun setengah tahun ini Kokoh sudah tinggal di Jakarta setelah kelulusannya dari kampus di masa pandemi ini. Yang mengakibatkan dia banyak tinggal di apartemen kami. Tapi tidak mesti tiap pekan berhubungan badan juga kan?

Tapi aku tidak seperti beberapa member yang rela ditiduri oleh para fans loyal yang mendukung mereka. Untuk apa? Materi? Aku sudah sangat tercukupi kebutuhan materi dari Papaku yang seorang pengusaha Ban. Yang sangat sering ke luar kota untuk urusan bisnisnya dan meninggalkan Mama dengan Krisna di Jogja dan Aku dengan kokoh di Jakarta.

Tapi yang aku tau, papa sangat sayang kepada keluarganya. Meskipun aku tau aja kalau Papa beberapa kali pergi ke Pijat Refleksi yang terapisnya para wanita cantik dan seksi. Pernah kutanya padanya dan Papa mengakui kalau jarak yang memisahkan Papa dengan Mama di Jogja cukup mengganggu. Toh hanya pijat plus-plus saja kata Papa. Tidak sampai tidur bareng terapisnya. Padahal kalau sekedar mijetin Papa atau yaaaah hingga blowjob gitu, aku dah biasa. Kalaupun Papa mau aku melakukannya, pasti aku layani. Tapi Papa gak pernah meminta sekedar itu padaku. Intinya aku dan Kokoh Henri yang tau Papa suka ke Pijat refleksi sudah sepakat tidak memberitahukannya ke Mama.

Kalau misalnya kalian mengira aku tidak suka pamer barang branded atau pakai perhiasan kalung, gelang, cincin juga berdandan secara berlebihan. Memang aku tidak terdidik seperti itu oleh orang tuaku. Aku termasuk yang gak terlalu ribet dalam berpakaian. Tak terlalu berlebihan juga dalam menggunakan aksesoris. Tapi apa yang kupakai bukankah sering di-repost oleh akun JeketiFashion/ JeketiWearing? Mahal-mahal ya? Ya karena aku mampu membelinya. Mayoritas uangnya ya dari Papa aku. Gaji jadi member tuh anggap aja buat jajan aku di Sbux karena gak seberapa juga dibandingkan uang jajan yang dikasih oleh Papa tiap bulannya.

Aku merasa bersyukur tidak harus menjalani aktivitas seksual dengan para fans loyalku. Karena yang mengidolakan aku sudah sangat banyak dan terkumpul di dalam wadah fanbase yang sangat solid juga. Alasan teman-temanku yang berkecimpung ke 'bisnis' tersebut banyak yang menginginkan materi. Ci Desy termasuk yang seperti itu. Tapi ada juga karena menginginkan kenikmatan, Anin contohnya. Keluarganya di Palembang kan yang aku tau sangat berada. Dedek Mpen juga karena pengin hidup enak. Padahal keluarganya juga bukan menengah bawah. Apalagi ketika Feni dicukupkan biaya hidupnya selama di Ibukota plus dikasih 1 unit apartemen pula. Emang ya, kalau perempuan cantik sudah mulai merenggangkan sepasang pahanya di hadapan lelaki, apapun bisa dia dapatkan.


Hmmmmm, kalian tidak mengira aku masih perawan kan? Awal bulan depan aku sudah 22 tahun lhoh. Masa masih ada yang menyangka aku masih gadis? Rasanya hampir mustahil menemukan member Jeketi yang masih perawan sampai dia menikah dengan suaminya. Rata-rata kami sudah tidak perawan sebelum umur 20. Mayoritas pertama kali berhubungan di usia 19 tahun. Entah itu sama Fansnya sendiri atau memang dia punya pacar. Seorang Nurhayati termasuk paling lambat melepaskan keperawanannya, di usia 22.

Aku sudah melepaskan keperawananku di usia 19 tahun. 2 tahun lalu. Ya, dengan kakak kandung aku sendiri. Terhitung dari pertama kali berhubungan badan, hanya 2 penis aja kok yang kuberi izin untuk memasuki nikmatnya Vagina merah merekah ini. Satu penis lagi ya itu, pacarnya Kak Viny. Aaaah, aku tidak pernah bisa menyangka Pacarnya Kak Viny bisa menyetubuhi aku.

Ceritanya agak panjang sampai kesana. Ya abisnya waktu itu Kak Viny beneran tiba-tiba aja dateng ke apartemen aku ketika Papa lagi dinas ke luar kota. Aku yang sedang masa tidak subur Minggu siang itu memang berencana untuk bercinta. Baru 10 menit aku melayani Kokoh, sudah mulai berantakan pakaianku. Kak Viny datang. Dengan perbincangan singkat, dia katanya ingin bercinta dengan adiknya sendiri, untuk pertama kalinya. Gila, kupikir. Pake minjem tempat pula.

Ya sudah, aku yang sudah kepalang naik nafsuku menuntaskan nafsuku pada Kokoh. Dan di kamar lainnya, Kak Viny bercinta dengan Viddy. Ya sudah, tidak ada keinginan dari pihak aku dan Kak Viny untuk melakukan swinger, aku bercinta dengan Viddy dan Kak Viny melayani Koh Henri. Tidak ada keinginan seperti itu. Hanya saja, setelah Kak Viny selesai bercinta dengan Viddy. Dia mengangkat Video Call dari pacarnya. Dan pacarnya mengetahui kalau Kak Viny telah beradu nafsu dengan lelaki yang mana bukan pacarnya.

Kak Viny yang pada awal tiba di apartemen aku dengan wajah berseri, tiba-tiba panik dan cemas luar biasa. Saat itulah Kokoh berbicara denganku empat mata, tanpa diketahui oleh Kak Viny apalagi Viddy. Aku memang acap kali setelah berhubungan dengan Koh Henry mengungkapkan kalau aku ingin bercinta dengan lelaki lain. Sebagai variasi dalam hubungan seksual. Aku tak menyangka Koh Henri rela namanya agak tercemar di mata Pacarnya Kak Viny dengan berbicara melalui telepon kalau Koh Henri yang menyetubuhi Kak Viny. Demi melindungi Viddy agak tak diamuk oleh calon kakak iparnya sendiri. Akhirnya aku yang ditawari oleh Koh Henry kepada Pacarnya Kak Viny.

Aku pikir awalnya hanya sekali saja berhubungan badan dengan Pacarnya Kak Viny. Ternyata berlangsung beberapa kali selama 2 tahun ini.
.
.
.
Jadi, kalian penasaran kan bagaimana kejadian 2 tahun lalu dengan Kokoh aku sendiri? Hingga terkoyaknya selaput daraku melalui berbagai proses. Aku dengan Koh Henri tidak langsung berhubungan badan saat aku berulang tahun ke 19 itu. Awal mulanya saat libur lebaran 2018.
.
.
.
.
.
17 Juni 2018.

Dari beberapa hari sebelumnya ketika keluarga kami berlebaran di Jogja, lalu berangkat ke Kebumen. Kampungnya Mbah dari Mama. Kami sekeluarga sudah di Kebumen dari tanggal 15. Dan mulai dari pagi hari ini rencananya kami akan berlibur ke Dataran Tinggi Dieng. Dari Kebumen sudah tidak terlalu jauh, kan? Dibandingkan kalau harus menempuh awal perjalanan dari Sleman.

Sayangnya kami tidak mengejar saat matahari terbit di Dieng tersebut. Karena kalau mengejar sunrise, kami harus pada pukul 2 pagi sudah harus berangkat dari Kebumen. Bahkan kami baru sampai di Dieng lewat tengah hari.






Sudah tidak perlu diragukan pemandangan di tempat wisata alam yang sedang kami kunjungi ini. Sangat indah, bukan?

Selama hampir 4 jam kami banyak jalan. Wah, pokoknya senang sekali. Sangat bisa merefresh pikiran aku yang sedang menghadapi padatnya perkuliahan di tingkat akhir yang harus menjalani pembuatan skripsi hingga karierku di Jeketi yang mana tahun 2018 ini aku punya kesempatan untuk mempertahankan mahkota keperawananku, eh maksudku Mahkota Juara senbatsu sousenkyo. Hahahaha.


Pada akhirnya kami meninggalkan tempat wisata yang menyuguhkan pemandangan indah yang masuk ke dalam Kabupaten Banjarnegara tersebut sekitar pukul 5 sore.



Dan ketika petang hari saat aku berkicau, kami sudah sampai di suatu Villa yang di sewa oleh Papa. Villa Sindoro di Kabupaten Wonosobo.




Terdapat 3 kamar di dalam villa yang keluarga kami tempati sekarang dan beberapa bangunan villa di area penginapan ini. 3 kamar yang berarti kamar tidur utama untuk kedua orang tuaku, satu kamar untuk aku dan kamar ketiga untuk kokoh dan adikku.



Jujur, kerasa banget dinginnya. Padahal jika dibandingkan dengan Dieng yang lebih tinggi, Villa yang kami inapi sekarang sudah agak turun. Yaaah, meskipun Wonosobo juga tetap berhawa sejuk sih di siang hari. Tapi terasa sekali perbedaan suhu yang kami alami sekarang. Setelah makan malam di ruang makan villa dengan makanan yang disediakan oleh pihak Villa. Kami banyak mengobrol tentang kehidupan masing-masing. Papa dan mama banyak memberikan wejangan pada aku dan Kokoh yang sudah mendekati akhir di perkuliahan juga kepada adik bungsu kami.

Pukul 8 malam, papa dan mama mulai masuk ke kamar tidur utama. Posisinya paling depan. Kamar kedua saudaraku berada di tengah yang sudah sedari tadi dimasuki oleh adikku, dan kamarku yang entah kenapa sudah ada individu selain diriku. Dia memasuki kamarku setelah memastikan si bungsu telah tertidur.

"Kowe ngerasa atis po ora, ndhuk?" Kokoh Henri memulai perbincangan denganku sambil menduduki ranjang di sisi seberang dari yang kududuki.

"Iya, Kokoh. Kerasa dingin banget. Peluk aku mau gak, koh?" Aku mencetuskan ide seperti itu karena sudah males untuk keluar kamar sekedar menyeduh teh manis panas.

"Yuk, sini ndhuk. Kokoh peluk kamu. Semoga hangat ya…." Dengan tangan kiri yang merentang langsung disambut oleh badanku

"Kamu lancar-lancar aja kan jeketinya, Ndhuk? Gak ada yang macem-macem sama kamu, kan? Tenang aja, awal bulan Agustus Kokoh mulai magang di Jakarta. Jadi bisa lebih jagain kamu."

"Iya, Kokoh. Lagian siapa yang mau macem-macem sama aku? Kokoh udah sering aku ceritain temen-temen member beberapa kemakan sama rayuan fansnya sendiri yang tajir. Aku gak kayak mereka."

"Ya baguslah kalau begitu, kalau kamu pacaran jangan sama fans kamu sendiri. Kasian sama yang lainnya nanti, Ndhuk."

"Dalem, koh….."

"Tapi masa kamu belum punya pacar sih?"

"Belum mikirin itu…."

"Kalau di apartemen lagi hujan deras dan kamu kedinginan, siapa yang menghangatkan kamu?"

"Padahal tinggal matiin AC ruangan kan, Koh? Biar gak kedinginan. Blak-blakan aja lah, Koh. Pasti mau nanya, klo libido aku naik aku lampiaskannya sama siapa? Kan aku ada Gracia. Karena dia sering nginep di apartemen, ya begitulah. Hehehehe."

"Tapi terakhir kamu ceritain tentang Gracia, dia udah…. Hmmmm…."

"Iya ih, aku waktu itu kesel juga sama Gracia. Masa dia sampe begituan sama Aten? Katanya nikmat, koh. Ah, aku ngerasa kalah." Tatapan kami bertemu disaat kepalaku menoleh ke kanan dan kedua bibirku agak dimajukan.

Kami saling bisa mendengar hembusan nafas satu sama lain. Entah siapa yang mempunyai inisiatif, bibir kami sudah terpagut saat ini. Lidah saling bertikai di dalam rongga mulutku karena lidahnya sangat aktif bergerak. Tangan kirinya merangkul leherku dan tangan kanannya meremas payudaraku, bergantian.

"Mmmmmmhhhhh cupppphh Ummmmmmhhhhhh….. Ooooh Henriiaaaahhhh….."

Kokoh kemudian melepaskan pergumulan antara bibir dan lidah kami.
"Ya kamu jaga aja keperawanan kamu cuman buat setelah menikah nanti. Kokoh gini-gini juga masih perjaka."

"Gak percaya. Kokoh kan udah pacaran 2 tahun terakhir ini."

"Ya kan dia berhijab. Meskipun model hijab kekinian sih. Tapi ya kokoh masih bisa jaga diri tuh."

"Karena kokoh gak minta aja mungkin."

"Pernah kami agak kebawa suasana, di kost dia. Tapi dia nolak, Untung gak dimarahin kokohmubini, Ndhuk."

"Yo wis ora popo. Esih ono adikmu iki thoh."

"Heh, maksudmu piye?"

"Aku mau kayak Gracia. Aku maunya kokoh yang merawanin aku. Aku mau minta kado ultah aku yang ke 19 itu ya bisa bengituan sama Kokoh. Shani pingin Kenthu sama kokoh."

"Nggilani, emoh ah Ndhuk!"

"Klo gak mau, aku teriak nih. Bilang kokoh masuk kamar aku buat macem-macem."

"Eh, gak gitu donk mainnya."

"Ya udah, turutin aja kemauan adikmu yang cakep ini, Koh….."

"Tapi kokoh aja masih belom pernah begituan. Klo tanggal 5 Oktober nanti kita begituan, ya jangan harap kamu dapetin kepuasan dari kokoh."

"Oh iya, bener juga. Gracia dulu bilang. Waktu pertama dapet sakitnya doank, karena Aten juga baru pertama waktu itu. Gampang keluar juga tuh Aten kata Gracia. Setelah bercinta yang kedua kalinya tuh, Gracia ngerasain orgasme."

"Nah, itu dia. Jujur nih. 3 bulan pacaran, kokoh langsung minta begituan sama pacar. Selalu dia gak mau. Tapi bulan-bulan terakhir ini dia akhirnya mau ngasih blowjob sih ke Kokoh. Udah gitu doank."

"Apa kokoh mau lepasin perjakanya Kokoh sama member? Mereka dah biasa goyang diatas stage pasti bisa muasin kokoh. Itung-itung kokoh bisa belajar bercinta lah. Sebelum kokoh main sama aku pas 5 Oktober nanti."

"Mau donk sama Feni!"

"Mpen? Dah sering bercinta tuh dia sama fans-fansnya. Yang fans luar di apartemen fans tersebut sampe fans lokal juga pernah. Demi senbatsu tahun ini…."

"Iya, oke! Jadi malem ini kita gak begituan nih?"

"Emang kokoh bawa kondom? Aku lagi subur…."

"Nggak sih. Masih tengsin lah kokoh beli kondom gitu."

"Blowjob gitu….."

"Eh, mau deh klo itu. Aku belom pernah ngemut penis cowo."

Seperti orang yang tak sabaran, kokoh langsung berdiri di lantai lalu membuka kaitan sabuknya…..

TOk TOk TOK TOK

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terketuk dari luar. Aku pikir siapa yang mengetuk pintu? Ah, panik banget aku….

"Mbak Shani, liat Kokoh Henri gak? Dia tadi bilangnya mau beli softdrink di cafe villa. Lama juga ya dia? Kan rencananya aku sama kokoh mau main PS4 yang sengaja dibawa."

Mataku melotot sejadi-jadinya pada pria yang sedang di kamarku sekarang. Kakak Kandung yang barusan menciumku. Dengan geraman yang tertahan, aku menghardiknya.
"Katanya Kokoh, Krisna udah tidur!"

"Tenang aja, Ndhuk. Kokoh keluar dulu lewat jendela. Gak tau tadi ada setan apa yang menggiring pikiran bukannya ke kafe villa malah masuk ke kamar kamu."

"Ya udah Kokoh keluar dulu dari kamarku. Trus nanti masuk lewat pintu depan. Aku mau nyambut Krisna dulu di pintu kamarku."
.
.
.
Saat itulah pertama kali bibir aku berciuman dengan bibir lawan jenis. Tidak ada yang lebih saat itu. Kedua anak laki-laki Papa dan Mama asik bermain PS4 di kamar mereka. Dan aku tertidur setelah aku berkicau sekedar untuk setor foto #Shanday.



.
.
.
.
.
30 Juni 2018.

Aku menjumpai Feni yang sedang duduk di backstage dan ber-selfie ria. Hari ini adalah HS event Tadaima Renaichuu.


"Mpen, aku mau ngomong sama kamu." Aku memulai perbincangan saat kawanku ini sudah selesai mengambil foto wajahnya sendiri.

"Ci Shaneeee. Ada apa Ciiiii? Hahahah." Tingkah khasnya Feni memang yang gak bisa diem.

"Ssssstttt, pelan-pelan ngomongnya. Jangan sampe yang lain denger." Aku memelankan suara dan mendekatkan dudukan aku tepat di samping kanan badannya.

"Ok, Ci Shani. Ada apa?" Kali ini Feni berbicara dengan pelan cenderung berbisik.

"Kamu sekali kencan dibayar berapa?" Pertanyaanku disambut dengan mata yang membelakak dari Feni. Dia agak terdiam.

"Padahal aku jarang cerita ke Ci Shani klo aku begitu karena kita beda tim. Udah jadi rahasia umum di kalangan member ya klo aku……" Feni lalu menundukkan pandangan seolah tak ingin memandangku. Kupikir ada sebuah kesalahpahaman, mungkin dia kira aku menjustifikasi temanku sendiri melakukan perbuatan yang gak baik.

"Jangan salah ngira, Fen. Aku gak mau ngelarang kamu ngelakuin itu. Santai aja. Justru aku mau nggg, gimana ya ngomongnya. Aku mau make jasa kamu buat seseorang yang mau kencan dalam tanda kutip sama kamu." Aku sangat menjaga agar suaraku hanya terdengar oleh kami berdua.

"Siapa, Ci?" Kali ini Feni berubah antusias.

"Kokoh aku. Gini singkatnya. Aku mau lepas perawan aku sama Kokoh pas ulang tahun aku Oktober nanti. Aku mau Kokoh udah jago waktu merawanin aku. Masalahnya, sekarang aja kokoh masih perjaka. Kamu mau…..?"

"Mauuuu! Aku mau banget! Sumpah, Cici gak perlu bayar aku. Kayak sama siapa. Jadi aku yang dapet perjakanya Koh Henri? Kebetulan di Circus nanti, fans aku yg dari Jepang itu baru bisa kencan sama aku pas di Malang. Klo mau, bisa kokoh kencan sama aku pas di Circus Surabaya."

"Ok, nanti aku telpon Kokoh biar nyari tiket dan booking kamar hotel yang sama kayak Member." Setelah itu percakapan kami selesai, aku lantas menghubungi kokoh aku dan dia tak ada masalah dengan ongkos yang harus dikeluarkan nanti selama di Surabaya dan tidak menemui kesulitan untuk izin ke papa dan mama.
.
.
"Feni rela tidur sama fans 'big fish' koh. Eh, caranya malah dia ngerebut fans 'big fish' diluar gen 3 biar dukung dia. Ya dengan cara ngasih badannya, koh. Dia kan belom pernah masuk ranking senbatsu. Dia buat SSK sekarang mati-matian banget biar masuk, nargetin senbatsu langsung tuh dia. Aku beneran ga abis pikir deh. Feni di tim J udah bagus banget sekarang. Masa dia gak yakin fans-fansnya bakal nambah banyak dan loyal?"

Intinya seperti itulah percakapan aku dengan kokoh di telepon tadi. Dan memang Kokoh menginginkan kencan dengan Feni karena melihat Feni seperti mengalami perubahan yang drastis dibandingkan ketika Feni masuk Jeketi generasi 3.
.
.
.
.
.
1 Juli 2018.
Di Apartemenku, Tengah Kota Jakarta. 2 jam setelah show Saka Agari berakhir pada Minggu petang.

Terdengar suara desahan yang mulai bergema dari seorang 'gadis' Virgo karena terangsang hebat oleh perbuatanku, perempuan libra yang beneran masih gadis…..

"Aaarrrggghh, enaks bangeettsss Ciiik Shane!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok


Dengan menggunakan strap on, aku terus menggenjot sahabat tercintaku, Gracia. Tentu dengan posisi kolosal bercinta. Sudah 10 menit lebih aktivitas ini dilakukan tanpa kami mandi terlebih dahulu. Peluh keringat saat pementasan di stage masih menempel dan menyatu dengan birahi kami sekarang. Biasanya kami baru akan mandi ketika seluruh pertempuran diselesaikan dan mandi pun nanti berdua dalam kemesraan di bawah pancuran air shower yang hangat di hunian vertikal yang aku tempati.

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok

Aku tak tinggal diam setelah Gracia menghajarnya sebelum ini dengan fingering terhadap vaginaku. Tangan ini pun turut serta dalam program membesarkan payudara center tim KIII ini. Pijatan memutar bukit kembar indah dengan pucuk pink muda, menyentil serta mencubit pentil tersebut.

Plak plok plak plok plak plok plak plok


"Balesan buat kamu, Ge. Karena tadi udah buat aku orgasme."

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Terussshh ciiii. AAAAKKKHHH!"

Plak plok plak plok plak plok

"Enakan mana kontol-kontolan yang kamu bawa buat aku pake apa kontolnya Aten?"

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Tititnya Aten blom tahan lama, aaakkkh!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Dikit aarrrgggh lagi ci Shaneeee!"


Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Grrrraaakkkkkkkkhhhh SAMPEEEEE!"

Crrrttttt CRRTTTT crrrttttt CRRTTTT crrrttttt


Cairan cinta Shania Gracia banjir keluar tak terbendung dari Vaginanya.

"Udah keluar, Ge? Aku ga ngerasa apa-apa?"
Aku membercandakan member yang masuk kategori cantik di Jeketi ini.

"Ci Shani kan pakenya gesper kontol-kontolan. Bukan kontol beneran. Haaaah haaaah capee aku tuch." Dia cemberut dicampur dengan ekspresi kepuasan tiada tara terlihat dari wajahnya.


Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Ci Shani apaan seekkkkhhhh, aaaaakkhhh!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Jangan genjtohhh akooooh! Periiikkhhh!!!

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok


"Akooooh keluaaaarrrrggghhhhh aaakkkhh!"

Crrrttttt CRRTTTT crrrtttt

Gracia kembali orgasme dalam waktu yang tidak berjauhan dan refleks menjauhkan vagina berkedutnya dari strap on yang melingkari pinggang rampingku.

"Aaaakkhh aaaakkkhhhh aaaakkkhhhh!"

Dia masih saja berteriak serta mengeluarkan cairan orgasmenya yang belum tuntas. Berguling ke kanan dan ke kiri disertai kejang kenikmatan tiada tara.

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT

"Ya udah ya, Ge. Hehehehe."

Tubuh ini menjauhi ranjang untuk kemudian mengambil minum di kulkas yang berada di luar kamarnya. Masih tanpa untaian benang yang terpakai. Sadar keadaan aman untuk berbugil ria di luar kamar karena Papa aku sedang di luar Jakarta dan Kokoh juga sedang berada di hotel yang sama dengan Feni, di kota Pahlawan. Eh iya, kayaknya sekarang baru mulai mini live after circus sih. Abis mandi bareng Gracia nanti aku telepon deh Feni Chu Chu chuuuu….
.
.
.
.
.
.
Setelah bubaran event circus Surabaya.


Feni sudah di dalam bus ketika dia membalas chat aku yang menerangkan bahwa Koh Henri sudah di hotel yang sama seperti hotelnya para member. Langsung saja aku menelponnya karena tau Feni sedang senggang dalam perjalanan ke hotel itu.

"Mpen, kamu beneran mau ngajarin Koh Henry?" Aku menanyakan untuk terakhi kalinya.

"Koh Henry kan ganteng, ci Shan. Enak aku tuh rasanya klo main sama yang ganteng. Hehehe." Jawab Feni menyanggupi.

"Tapi kamu jangan main hati sama kokoh aku. Kamu kan aku suruh ngajarin kokoh biar jago."

"Tenang aja, Ci. Pokoknya Ci Shani pas ultah terima jadi Kokoh Henry-nya dah jago. Asik ih dapet perjaka."

"Ya udah, kamu puas-puasin ya. Kakak-kakak Staf bisa diakalin kan?"

"Ah, mereka sama-sama ngerti. Yang jadi klien member yang jalanin ini kan wota-wota juga. Mereka malah jadi tambah loyal sama jeketi kan. Oh iya, tadi di chat Cici bilang aku minta apa setelah ngajarin kokoh. Nggak Ci, aku ga mau dikasih apa-apa. Kayaknya temen tidur aku blom ada yang seganteng Koh Henry deh. Lagian selama ini aku selalu digenjotnya sama titit impor berkulup mulu. Maklum emang targetku fans-fans Jepang."

"Aaaah, Mpen. Jangan ngomongin ituuu."

"Dah ya, Ci. Bye."

"Iyo, puas-puasin ya Mpen."

.
.
.
.
.
Hmmmmm, sebenarnya dari sudut pandang aku hanya bisa menceritakan sebatas ini. Tentang kokoh aku yang akhirnya bercinta dengan Feni dan bahkan satu lagi member Team J, aku tidak tau detailnya bagaimana selain hanya dari cerita Feni dan kokoh aku sendiri.

Masa aku ceritainnya longkap pada saat terkoyaknya keperawanan ini oleh Kokoh Henri tanggal 5 Oktober 2018? Bagaimana kalau cerita ini diserahkan pada author aja yang memang banyak dapat pasokan cerita dari member….
.
.
.
.
.
.
POV Author.

Lewat pukul satu Senin dinihari saat semua member memasuki hotel berbintang 3 yang sudah disediakan untuk mereka.

Di kamar 419 Michelle buru-buru beberes mandi mendahului Feni dan kembali dandan untuk suatu urusan. Feni agak terkejut dengan Michelle yang sudah bersolek sedemikian rupa ketika dirinya baru selesai mandi. Mereka berdua dapat jatah kamar yang sama di Surabaya kali ini.

"Chelle, lo mau kemana, ih? Udah jam segini."
Tanya Feni.

"Ngelayanin klien yang booking gw, Fen. Lo ga tau? Kan beberapa klien pribadi para member ada yang nginep di hotel ini juga." Jawab Michelle.

"Pasti mau dipake Fans kamu yang bule Amerika itu ya? Langka lhoh wota dari bule Amerika."

"Iyalah, siapa lagi? Dia kan fans kesayangan aku."

"Sebenernya aku juga mau ML sama satu cowo sih kak. Bukan sama klien. Tadinya sih aku mau ngajak Lo juga Chelle, biar threesome."

"Aku dipake fans bule itu ga lama kok. Dia kan mainnya buru-buru. Sering banget juga gw blom nyampe dia udah crot. Tungguin gw donk."

"Jangan diburu-buru, Chelle. Kasian dia udah bayar mahal buat tubuh lo."

"Ya udah, gw duluan ya. Dah di chat nih."

Michelle meninggalkan kamar turun selantai untuk menemui kliennya.
.
.
.
.
30 menit berlalu sudah pukul 1 malam saat ini dan lagi-lagi Shani kembali menelpon Feni setelah Shani memastikan lawan lesbiannya sudah terlelap di ranjang yang sama dengannya saat ini untuk tidur malam ini.

"Aaaah, takuuut. Jauh-jauh deh aku dari kontolnya wota." Ucap Shani yang diceritakan bahwa sahabat segenerasinya, Michelle sedang ada kencan dengan fans bulenya.

"Bidadari kayak Ci Shani bisa ngomong kontol juga?"

"Coming soon aku, Shani. Bakal ngerasain kontol juga. Sebelum akhir tahun. Tapi maunya kontol Kokoh aku."

"Kok di kamar ada Gre, sih? Pasti Cici yang ngajakin Gre biar yang enak gak cuman disini ya?"

"Iyalah. Tapi ya gitu, vagina aku yang masih utuh. Gracia sih aku sodok pake strap-on, Fen."

"Hampir mustahil nemuin yang masih polos diatas 19 tahun. Ituuu, aaah. Stefi dan Okta kan baru 18. Kak Shanju juga gila sih. Udah dapetin Jojo yang atlet badminton yang Agustus nanti berlaga di Asian Games masih aja nerima klien demi ssk-nya mulus. Aku tuh sebenernya ada klien yang ngajakin juga. Tapi aku bilang aja lagi dapet. Demi kokoh Henry lhoh ini."

"Wah, beneran Koh Henry dah tidur. Nih chat dia baru masuk, bilang dia dah mau tidur. Dia ternyata tadi nontonnya dari kerumunan penonton, capek juga sih pasti. Jangan lupa ya besok pagi. Tetep ajak Michelle klo bisa! Lagian kamu ke Jembernya gak hari ini juga kan?!"

Bruak.

Pintu kamar Feni terbuka dari luar. Michelle tampak tak kelelahan meski baru saja melayani klien bule…..

"Ayok, Fen. Eh Lo nelpon siapa? Adiknya kokoh Henri ya?! Tenang aja Ci Shani, kita bakalan muasin Kokoh kamu kok." Michelle nimbrung obrolan dengan hape Feni itu.

"Koh Henry-nya udah tidur, Kak. Eh, diapain aja sama fans bule kamu itu." Tanya Shani pada Michelle.

"Full service, safe sex withe caps. French kiss, ngocokin, sepong, ngentot depan belakang, crot di dalem. Trus dia tepar deh. Yang penting transferan lancar. Hehehe. Eh, kadang dia mendesah nyebut nama kamu, Shan. Mata keranjang juga dia pas ngewe nyebutin member yang cantik kayak ci Shani"

"Aaaah, nakutin iiiih. Ga mau dikhayalin wota…." Shani bergidik ngeri mendengarkan langsung pengakuan dari kawannya itu yang ketika bercinta dengan kliennya, ternyata sang lelaki mengkhayal tentnag Shani.

"Gw tau Shan, selera lu bukan yang import bule atau wota Yaban. Lu juga polos banget." Michelle sok jago mentang-mentang pengalaman seksualnya lebih matang dibandingkan Shani yang masih cupu.

"Iya, iya. Makasih banget Chelle….."


"Chelle, gw belom bilang ya klo kita ngeservis Koh Henry pagi nanti ga ada bayaran buat kita. Terserah sih klo lo ga jadi karena ga ada bayarannya." Feni menimpali obrolan.

"Sebenernya aku mau jajanin Feni karena dia mau lulusin permintaan aku, tapi Mpen nolak." Shani menangkap apa yang dibicarakan Feni yang hapenya sedang dipegang Michelle.

"Aku tuh klo diewe sama yang ganteng tuh bahagia pisan, Ci. Ga masalah ga ada bayarannya." Jawab Feni.

"Lhah, aku juga ga minta bayaran kok. Kan member cuman morotin wota. Emangnya Koh Henry itu wota? Ahahahaha." Michelle menutupnya dengan kesimpulan.

"Yo wes. Aku arep turu sek. Mripatku sepet iki."
Pamitnya Shani lantas menutup hubungan suara via telepon dengan hapenya Feni.

Semesta langit Palembang sayup terdengar desahan member-member team J dengan partner sex-nya masing-masing. Member yang dijunjung tinggi oleh mayoritas fansnya justru sedang berbuat nista dinihari ini. Fans Imba yang minoritas justru mendapatkan benefit yang keterlaluan enaknya karena disuguhi badan tak berbusana para member secara rutin…..

"Kimochi senpai enggh aakkhh. Achan kluaar!"
.
"Yametee, oni-chan. Periiih nih Tepi. Pelaannggh!"
.
"Duth, ntar gw cobain kontol klienlu ya aaakh!"

"Iyaaaakkh Kak Mpriiees. Kontolnya enaaakhhh!"
.
"Aakh crot dalem? Klo hamil gimana?! Lo kalah keren dibandingin cwo gw yang atlet itu!!!!"
.
"Ukhh, cebel. Dimasukin depan blakang argh!"
.
"Masseee, AAAAKKKHHH Cindy puaaassshh!"
.
"Jangan direkam ah, Kaaaakkkkkhhh. Klo Papaku liat bakal aaaaah, marah dia."
.
"Yaelah lu Sak, masa dah tepar sih! Ayo sayang, genjot lebih kencceng lagi.. ngggggghhh…."

"Cowo gw kontolnya lebih gede ya daripada cowo, Del. Aku puas banget sayang cupppphhh… Haaah, haah, haaaah."
.
"Jadi kak Panjul taun ini mau ngevote yang banyak ke aku juga selain Kak Viny? Yang aku tau selera Kakak kan yang tinggi, aku gak tinggi. Tapi aku seksi lah ya, tetek aku kan jauhlebih gede daripada pacar kakak. Tapi bercintanya nunggu aku siap ya, Kak. Lagian malem ini aku lagi dapet, bukannya aku nolak. Aku penasaran juga kok pengen begituan. Tapi kamu temenin aku aja sampe pagi, ya? Please perlakukan aku dengan kasih sAYAng juga kayak kak Viny, jangan karena nafsu.
.
"Di, Jul… Kalian gak ada yang nemenin? Alhamdulillah kalian gak blangsak juga kayak yang lain.

"Eeeeeh, mamah Uty. Nggak kak, cowok-cowok kami di Jakarta sih kak. Heheheh.
.
.
.
.
.
.
.
Ayam berkokok tanda peluh kenikmatan member-member team J usai masanya.

Kakak lelaki tertua Shani sudah di ruang makan hotel untuk mengambil jatah breakfast. Lalu menghabiskannya. Kemudian dia menelpon Shani.

"Sumpah dari kamar sebelah berisik ada orang lagi gituan sama Stefi. Jujur kokoh baru tidur jam 4." Pembicaraan yang akhirnya ditangkap oleh Shani bahwa Kokohnya bersebelahan kamarnya tempat Stefi berada.

"Iya tuh, Tepi lagi diperawanin tuh semalem. Sama fans Jepang yang janjiin dia senbatsu tahun ini." Gracia menyambar obrolan kedua saudara tadi karena Gracia berada di dekat Shani yang masih berada di kasur juga.

"Kok Kokoh tau kamar sebelahnya itu Stefi?" Shani bertanya dengan curiga.

"Eh, itu… Nganu…. Jam dua pintu kamar kokoh diketuk. Pas dibuka ternyata Stefi. Udah berantakan. Dia salah ngetok kamar. Dikiranya yang bakalan bukain tuh Uty temen sekamarnya. Dia lupa klo kamarnya masih harus turun selantai. Dan dia udah terlanjur capek. Ya akhirnya dia numpang tidur di kamar Kokoh. Dah pergi ke kamarnya sebelom Kokoh turun buat sarapan sekarang."

"Bener numpang tidur doank?" Shani semakin curiga.

"Nah itu dia. Kokoh liat dia baru nyampe disini buat sarapan."

Stefi yang melihat Henri mengangkat tangannya lalu menghampiri mejanya.

"Ci Shani ga bilang nih klo Kokohnya ke Palembang juga." Stefi memulai pembicaraan pada GreShan ketika hape kokohnya dikasihkan ke Stefi.

"Gimana semalem Tep? Sakit banget ya diperawanin?" Tanya Shani.

"Ya sakit lah, Ci. Tapi untungnya dia lembut." Jawab Stefi sambil melirik dan beradu pandang ke Henri.

"Ya untung Kokoh aku baik sih, Stef. Hehe. Kasian sih kamu kecapean gak ada tenaga ya buat ke kamar sendiri" Kata Shani.

"Iya, baik banget mau nampung aku yang kecapean. Ga akan aku lupain yang semalem, Koh Henri. Duluan ya, aku mau makan sama Mamah Uty. Berharap aja aku gak hamil" Stefi mengangkat kembali piring tempat cakes untuknya sarapan. Lalu Stefi meninggalkan meja Henri.

"Gre, thx for your info coz kasih tau aku kamar Koh Henry."
Sebuah pesan di aplikasi 'garis' terkirim dari hapenya Stefi sebelum dia tiba di meja makannya Uty.

"Oh iya, ngetwit dulu ah." Stefi mengucapkan hal ini dalam batinnya.

"Wah, berarti foto di twit aku pagi ini aku yang masih virgin. Hehehehe."
.
.
.
.
.
.
Saat masih dinihari sebelum pukul dua di kamar tempat dimana Stefi sudah selesai 'diperawani'. Dan fans Yaban yang dilayani oleh Stefi sudah terkapar puas karena sangenya tersalurkan. Stefi merasa gundah dan seakan belum habis energinya. Lalu dia menelpon Gracia.

"Greee, makasih udah bangun buat jawab telpon aku. I'm still high & horny. Dia tadi nyekokin aku obat perangsang. Dia udah tidur sekarang. Aku harus gimana?"

"Zuzur aku ga tau. Kan Aten cuman modal kondom. Ga pake perangsang. Denger-dengeh sich klo kamu klo dah terlanjur begitu, ga bisa dibawa tidur. Kamu juga harus orgasme. Tadi kamu mainnya sampe orgasme kan, Tep?"

"Yes, I am. But i'm still virgin."

"Wait, what? No way!"

"Dia cuma anal aku. Gak tau sih kayaknya dia emang cuman suka sex from behind. Vagina aku ga dimasukin. Tapi sumpah, it's hurt for me. Aku aja sekarang lagi nungging. Perih kalo duduk, Ge."

"Oh iya. For your info, Tep. Kokohnya Shani ada di kamar 507. Kamu di lantai lima juga ga? Aku cuman kasih tau itu aja. Terserah kamu mau nuntasin apa nggak. Kokoh Henry masih bujangan kan."

"Ok, bye. Gre…."

.

Tok tok tok.

Pemilik kamar 507 membuka pintu.

"Ada apa ya?"

"Please, help Sir. I'm so tired n' sleepy. My room is on third floor." Stefi merajuk.

"Stefi, aren't you? Please, come…."

Stefi pun langsung masuk setelah dipersilakan dan Henri menutup pintunya.

"Sakiiit, sumpah sakit." Stefi meringkuk di tepi ranjang sambil berlutut.

"Kamu sakit apanya? Biar kubantu."

"Are you Shani's brother, right? Iya, sakit banget pantat aku. Tadi aku dianal. Aku ga nyangka dia sukanya anal. Aku buka rok sama under wear aku ya, perih kegesek."

Stefi melepas rok serta celana dalamnya.

"Sini aku bantu." Henry sambil merangkul Stefi agar bisa tengkurap di ranjang.

"Koh, sebelum main aku tadi disuruh minum obat. Ga taunya itu obat perangsang. I'm not finish yet and still horny here."
Stefi mulai melepaskan kaos putih tipis serta bra cup 32B-nya.

"Stef, kenapa dibuka?"

Sambil memiringkan tubuhnya bertumpu pada rusuk kanan, Stefi mengarahkan wajahnya pada Henry.

"Pengaruh obatnya belum turun koh. Hiks, aku. Tambah pusing kalo ga diselesein."

"Pantat kamu kan lagi sakit, Stef."

"Aku masih perawan, Koh. Serius. Ga ada penetrasi ke vagina aku tadi. Aku dikasih tau Gracia kamar Kokoh disini dan aku maunya kamu yang selesein aku. Please… Kokoh masih perjaka dapet perawan dari aku…."

"Tapi kita beda keyaki…"

"Please, sex kan buat muasin pasangan. Ga usah mikirin itu! FUCK MEEE!"

Secepat kilat sang lelaki sudah membuka luaran dan dalamannya.

"Gede punya kokoh. Gitu ya penis yang disunat. Haah haaah haah. Badan aku panas. Foreplay-nya sebentar aja ya. Langsung masukin aja."

Henro berlutut mengarahkan selangkangannya ke depan wajah sang perempuan. Lalu Stefi langsung memegang penis Henri dengan tangan kirinya serta mengocoknya. Lidahnya maju untuk menyentuh pala penis sang pria kemudian memasukkannya ke dalam mulut.

"Aaaah, Stefi. Iyaaa, begituuu. Hmmmmhhh."

Slrrrpppp slurppp

Slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp

"Phuaakh, udah koh. Langsung masukin ke Vagina aku."

Henry nurut apa kata sang perawan.

"Stef, kalo kamu masih utuh. Pasti bakal sakit. Tapi aku janji bakal lebih muasin kamu dibandingin fans kamu yang doyan anal itu."

"Be gentle. I'm scared about it."

Ludah dari mulut Henry dilepehkan menuju vagina Stefi yang sudah keluar cairan pelumas alami untuk memperlancar persenggamaan.

"Tahan, Stef!"

"Tunggu uuugggghhh. Pelannnnhh." Erang Stefi yang kemasukan kepala penis Henri.

Henri sedikit menahan birahinya agar sang partner sex mendapatkan kenyamanan bercinta. Tak ayal tangannya tiada waktu untuk menganggur. Dipijat-pijatlah kedua payudara sedang milih Stefi yang masih bertumbuh itu.

Sekarang tangan Henri menumpu bobot tubuhnya yang semakin turun serta kepalanya yang mencium bibir Stefi. Mereka bercumbu bertukar liur menjalin otot lidah seakan lupa sesungguhnya mereka sudah menyatu kelaminnya meski baru kepala penis saja yang menyeruak masuk vaginanya Stefi.

Cumbuan Henry beralih ke leher kanan lanjut ke leher kiri Stefi yang diantaranya lidah Henry bekerja membasahi tulang selangka dari kanan ke kiri.

"May I?" Henry meminta izin.

"Please, take it."


BLLLEEEEEESSSSSHHHHHH

KREAAAKKH!

"UuuuggghhhaaAARRRRRGGGHHHHHH!"

Hilanglah kembali perawan seorang member idol grup ibukota. Kali ini kesucian seorang Stephanie Pricilla yang terkoyak.

Derai air mata refleks keluar dari sepasang pelupuk mata yang terpejam. Puting payudara yang mendadak keras karena rangsangan dari kemaluan seakan mengalirkan energi listrik pada area susunya Stefi.

Henri masih sabar tanpa gerakan yang berarti seolah menunggu izin lebih lanjut dari sang empunya kemaluan karena ia paham sekaligus merasakan bahwa batang kejantanan yang terhempas sempurna ke dalam vaginanya Stefi telah terbaluri darah suci perawan berkualitas tinggi. Sepakat bukan, bahwa Stefi adalah seorang perempuan teramat cantik?!


"Lanjut aaaah. Haaah haaah. Pelan tapi."

Penis Henri mulai dimundurkan dua pertiga panjangnya. Untuk kemudian dimasukkan kembali sepenuhnya. Tentu dengan tempo yang perlahan. Berhenti sejenak.

"Aaaaaaakkkhhh, harder pleaaasee, fuck meee!!!"

Sekali lagi dimundurkan, dimajukan. Jeda lagi.

"Rapet banget tuh. Aaaah. Your pussy so delicious. Legit, Steeefff."

Masih pelan penis dimundurkan lalu maju kembali. Mundur maju. Mundur maju.

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Terhitung tujuh kali gerakan sebelum jeda kembali.

'Uuuuggghhh, i'm cummiiing aaakkkkkhhhhh!"

Crrrttttt CRRTTTT crrrttttt CRRTTTT crrrttttt

Membuncah lendir kenikmatan orgasme. Dinding vagina Stefi memijat-mijat penis Henri yang saat ini terhenti merasakan sensasi dosa ternikmat di dunia fana ini.

"Kokoh, thanks. Aaah. Hah haah. Mmmmhhh."

"Tapi aku belum, Stef……."

"Iyaah, understood. Wait a sec. Haaah haah haah. Kerasa ilang pusing sama panas badanku.

"Lanjut lagi ya, Stefi sayang?"

"Haah haaah haah, pake sayang-sayangan nih. Haah haaah haaah."

Posisi agak diubah dengan dua bongkah paha Stefi yang semakin menekuk menekan perutnya karena dari sisi luar paha terkunci oleh kedua tangan Henry.


JLEEEEEBBBB

Plak plok plak plok plak plok plak plok

Tempo pelan tadi sudah agak dipercepat.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aaaaaaaah. Faster, koh. Uuugggghhh!"


Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Uughhhh, aahh. Stef, dah ga perih kan?"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


"Fuck meeee, hardeeerrrgghhh AAAKKKHHH!

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Sudah bagai mobil formula laju penis masifnya Henri.


Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Peluh keringat tubuh sudah bercampur dengan aroma khas pasangan yang sedang bercinta ditambah campur adiknya lendir lubrikasi kedua kelamin dimabuk cinta sesaat ini semakin membuat dinihari ini menjadi syahdu.


Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Steeefff, aaaah. Keluar dimanaarrrgghhh?!?!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aaaah, aku lagi subuuurr! Aaakh aaaaakkhh!"


Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Crot dikit lagiii akuuuuh. Aaaahhhh….!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


Otak berkata agar penetrasi penis Henri disudahi tali tubuh Stefi menginginkan sebaliknya. Sejurus kemudian dipaksanya kedua paha Stefi untuk melepaskan kuncian di sisi lalu kedua betisnya balik mengunci silang pinggang belakang Henri.



Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Steeefffiiii, kok gini aaaaaaaah…"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"I'm cummiinnnggghhhh! KYAAAAKKKHHHH!"
CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT

"Aaaah, Stefi enaaak banget tuh kamuuhhhh!"
CROOOOOOT CROOOT CROOT CROT.

Bodo amat dengan kenyataan bahwa sang wanita sedang subur-suburnya. Karena kenikmatan hakiki dalam bercinta adalah tercampurnya sperma ejakulasi sang lelaki dengan lendir orgasme perempuan cantik.

"Aaaaaah. Thanks a lot, Steef. A night to remember."

PLOP

Penis pun dikeluarkan dari vagina yang 40 menit lalu masih terdapat selaput dara sebagai garda terakhir kesucian seorang perempuan. Apa daya Stefi memang ditakdirkan untuk melepas harga dirinya malam ini. Tidak dengan fans yang membayar mahal dengan janji memberi vote sangat banyak untuk masuk jajaran senbatsu. Tetapi mahkotanya telah diserahkan pada kakak kandung teman segenerasinya. Hilangnya perawan 18 tahun oleh perjaka 21 tahun. Cukup adil bukan?

Brugh!
Tubuh Henry terbaring di samping kanan Stefi. Mereka masih sempat kissing after sex untuk menambah kenyamanan dan kepercayaan antara dua individu berbeda keyakinan yang sudah mulai menaruh perasaan sejak terbenamnya penis sang jantan ke dalam vagina si betina.

.
.
.

"Gre, thx dah ngasih tau kamar Koh Henry. I'm no longer a virgin."
.
.
.
.
.
"Lhoh, lu abangnya Shani kan ya? Kok disini?"

"Eh, masnya ini siapa ya?" Henri agak buyar dari lamunannya atas memori indah dinihari tadi.

"Gw cowoknya Viny."

"Bukannya ini circus team J ya? Kok disini?" Henri bertanya perihal keanehan yang dirasanya.

"Abangnya member KIII juga ngapain disini? Ya udah lah, tau sama tau aja. Gw abis nemenin member team J di hotel ini. Jadi, abangnya Shani di hadapan gw baru kencan sama siapa nih?"

"Owalaaah, ngono thoh. Nganu. Aku yo arep kencan sama Feni. Tapi semalem malah main sama Stefi."

"Wow, 2 sekaligus. Mahal tuh bayar keduanya. Gw cuman sama Aya semalem, cuddle-cuddle doank."

"Mereka klo mau aku jajanin mau beli apa, aku mau kok. Tapi belom minta mereka."

"Ya Lo abangnya Shani sih. Lo pasti dianggap ganteng sama mereka dan mereka fine-fine aja pasti gak lu jajanin."

"Eh iya, Lo sering main sama member kan mas? Sering keluar di dalem gak? Nganu, Kuwi Stefi pas sama aku dikeluarinnya di dalem. Mana dia lagi subur….."

"Iya lah. Gw pasti bawa. Meski gw gak main sama Aya. Ya udah, lu chat Stefi aja suruh ke kamar gw klo dia mau ambil after pills. Kasih tau syaratnya, dia harus main dulu sama gw."

Butuh waktu 10 menit chat di aplikasi 'garis' untuk menyampaikan maksud kedua pria lajang yang gemar perempuan jalang ini. Dan Stefi menyanggupi permintaan Panjul agar menyambangi kamarnya demi sebuah pil pencegah kehamilan.

"Iya, Stefi mau. Lo tunggu di kamar aja, mas."

"Oke, nih gw kasih sebiji pil juga buat lu. Biar lo bebas main sama Feni. Anggap aja ucapan makasih gw karena bisa ngewe sama member team J."
.
.
.
.
.
.
Begitulah, akhirnya kamarnya Panjul disambangi oleh Stefi yang menginginkan agar jutaan sel sperma Kokoh Henri tidak menjadi janin di rahimnya. Mereka bercinta selama beberapa ronde selama hampir 3 jam. Stefi benar-benar habis staminanya setelah selesai pertempuran pukul setengah 2. Lalu Stefi kembali ke kamarnya disambut dengan geleng-geleng kepala oleh Uty yang tetap pada prinsipnya mempertahankan mahkota kesuciannya hanya pada suaminya kelak. Tanpa bisa mencegah teman-temannya merengkuh nikmat dunia.
.
.
Cerita kali ini berputar pada kakaknya Shani toh? Maka mari kita lanjutkan dengan kembali ke ruang makan hotel ketika Panjul meninggalkan meja makan Henri dan selanjutnya Feni yang menyambangi meja tersebut.

"Jadi ini kokohnya ci Shani yang masih jomblo?"

"Nggak jomblo kok, aku yo uwis duwe pacar Fen." Jawab sang lelaki.

"Tapi masih belum main sama cwenya kan, koh? Huuuuu, cupuuuu. Hehehehe." Feni terkekeh meledek lawan mainnya nanti.

"Iya, pacar aku masih suci. Tapi aku nggak."

"Hah, maksudnya? Kata ci Shani….?!?!

"Panjang ceritanya, tadi pas kamu masih makan sama Michelle kamu liat Stefi kesini kan? Ya aku semalem Kenthu sama Stefi. Masih perawan pula karena fansnya ternyata demen anal. Huahahaha."

"Haaaaaah? Yaaaaaaah aku gak dapet perjaka doooonk. Ah, kesel kesel keseeeel. Huft….." Feni memalingkan wajah seraya tangan bersilang di depan dadanya yang gak seberapa.

"Kamar aku di 507. Dah dulu ya. Aku tunggu, mau gak?"

"Ok, nanti aku kesana. Tunggu aja….."
.
.
.
.
.
.
30 menit setelahnya, tanpa ba bi bu karena sang perempuan sudah kepalang nafsu langsung menginginkan raganya dinikmati oleh kakak dari sahabatnya itu. Setelah mengetuk pintu kamar 507 di hotel ini, disambut oleh sang penghuni yang hanya mengenakan celana dalam. Lantas Feni menanggalkan seluruh pakaian luar dan dalemannya.


"Uuuuugggghhhh, hoooeeekkk.. ngggggghhh….. Gwwweeedddeee pisssaann ngooooeeekksss."
Sang perempuan Pasundan ini sudah memaksa rongga mulutnya dimasuki oleh penis partner seksnya.

"Slurrrrppp mmmmmmhhhhh, memek kamu enak rasa lendirnya Mpen…. Slurrrrppp slurrrrppp."
Sang lelaki pun tak mau kalah. Lidahnya sangat liar menjilati klitoris, hingga menusuk cukup dalam membelah labia vagina Feni.

"Cukuuuupppphhh, kokoh. Cukuppp. Ngggggghhh….."

Permintaan Feni diluluskan oleh Henri yang langsung mengubah posisi badan Feni menjadi tengkurap dan menyelipkan bantal di bawah pinggangnya. Ludahnya dikeluarkan dengan sangat banyak dan ditampung ke telapak tangan kirinya, lalu dioleskan ke lubang pembuangan dari lawan mainnya.

JLEEEEEBBBB


"Meniii guoobblooook pisan ih Kokooooohhh! Kok nyodomiiiin. Aaaaaaakkkhhh!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Heheheheh, sorry Mpen. Semalem gak nusuk botolnya Stefi. Gini ya rasanya Anaal. Uggghhhh, gak heran sih cowo juga demen nyodomin cwe….."

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aaaaaahhhnnn, iyaaaaaaaaaakkkkhhhhh. Masih sempit kan bool akuuuuh? Aku baru sekali diginiin, karena akuuuuh aaaaah gak sukaaa. Ngggggghhh aaaaaahhhnnn….."

Tangan Feni menggesekkan klentitnya semakin intens karena otak sudah dikirimkan sinyal oleh kemaluannya yang akan meledak sesaat lagi.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


Henri mulai mengangkat tubuhnya diikuti dengan Feni yang menginginkan payudara kecilnya dirangsang juga oleh pria yang sedang menyetubuhi dia.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Duuuuuh nagih bangeeeetttthhh, Mpen…."

"Kokoooh, aku mulesss"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Mpen kuwaaaaaaarrrrrgggggghhhh. Aaaaaaakkkhhh ngggggghhh….."

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT breeettt…

"Lhoh, kerasa ada yang keluar sih Mpen?"

"Aduh aku masih capek, bawa aku ke WC Koh…. Hampura pisan nyaaak…. Jangan dilepas penisnya kokoh biar kamarnya gak ketumpahan itu aku."

Sesampainya di WC, Feni langsung nongkrong di atas kloset melanjutkan hajatnya dan Henri membersihkan batang perkasanya dari kotorannya Feni.

"Makanya aku ngehindarin dianal, koh. Maaf ya. Lagian Kokoh main asal nusuk bool aku sih. Kirain mau masukin ke memek."

"Ya gapapa, resiko emang. Hahahaha."
.
.
.
10 menit kemudian permainan berlanjut.

JLEEEEEBBBB BLESSSSSSHHHH


Henri berinisiatif memposisikan posisi bercinta mereka tidak berbaring, melainkan setengah berjongkok, karena tau lawan mainnya tak seberat adiknya bahkan kalau minta digendong. Disini Henri bisa mulai menyedot puting susu dari sepasang payudara kecil Feni yang belum mengeluarkan isinya.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Nggaaakkk nyeseeel aing ngewe sama kokoooh. Enak pisaaaan. Kalah sumpah wota Yaban yang sering ngentotin akuuu. Aaarrrggghhh aaaaah….."

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Tiap tempik, aaaah…. Beda rasanya ternyataa. Ngggggghhh. Aaaaaah…. Tapi sama-sama enaaaaakkkhh. Uuugggghhh….

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok





Tubuh Henri kini condong ke depan dengan tangan kanan menopang bobot badannya Feni yang tak terlalu berat memang tapi dibantu dengan rangkulan sepasang tangan sang perempuan di belakang tengkuk lelaki yang masih menancapkan penisnya ini. Posisi ini memaksa Feni yang harus menggerakkan pinggulnya naik untuk merapatkan badan mereka dan turun untuk agak mengeluarkan penis lawan mainnya dari kemaluan.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Akuuu, aaaahhhnn…. Gak berat kan, koooh. Huuuuuffffhhhh, aaaarrrrrgggghhhh……"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Cepetin Mpeeeeennnn. Mau meledak niiih. Grrrraaakkkkkkkkhhhh….."

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


Henri kembali menegakkan badannya, tetap lututnya menekuk. Tangannya masih menyangga bobot tubuh Feni di balik pinggangnya. Agak terbantu kembali karena tangan kirinya Feni lurus ke bawah dan tangan kanannya memegang leher lawan mainnya erat. Kepalanya sudah sempoyongan megadah ke atas badannya, sesekali menatap partner kepuasannya kali ini.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Di dalem ya, Mpeeeeeen…. Uggggggghhhhhhhh Aaarrrggghhh aaaaah."

CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT

"Aku sampe, koooooh Oooooooooohh! AAAAAKKKKKHHH AAAAARRRRGGGHHH!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT

Bercampurlah sperma jejaka asal Jogja dengan lendir orgasme penuh nikmat dari gadis asal Cianjur di atas kasur kamar 507.

PLOOOOP

BRUGH

Badan Feni terjatuh terlebih dahulu ke ranjang diikuti oleh tubuh Henri yang roboh di kanan sang perempuan. Lega rasanya mereka akhirnya bisa menuntaskan hasrat seksual dengan aktivitas bercinta yang sempat menjijikkan berubah seketika menjadi kenikmatan.
.
.
.
.
.
.
POV Shani kembali.

Aku diceritakan oleh Feni yang baru kembali ke kamarnya sekitar jam 3 sore setelah bercinta dengan enaknya lalu tertidur saking capeknya mereka. Aku pun berterima kasih kepada Feni yang menceritakan bahwa dia perempuan kedua yang dicicipi oleh Koh Henri. Selanjutnya aku menelpon Stefi, bukan untuk memarahinya jelas karena telah menyalip jatah perjakanya Kokoh aku, tidak. Justru aku mengucapkan terima kasih juga pada Stefi. Karena alih-alih melepaskan keperjakaan kokoh dan bercinta dengan Feni yang sudah tidak gadis, kokoh malah mendapatkan perawan beneran….

Sudah dulu cerita dari aku kali ini. Capek juga ngetik panjang gini ya? Aku bakal bercerita lagi kok. Kan aku berhutang kisah aku waktu diperawani oleh kokoh aku sendiri pada tanggal 5 Oktober 2018 itu.
.
Kisah selanjutnya bakal ada Vivi dengan kapalnya nih.


Sangat kalian tunggu kan? Hehehehe.

Sekian dari aku, yang selembut sutera semanis cokelat…..
Tandain dulu buat bahan bacaan nanti Malam. Thanks for updatenya suhu 🙏
 
Mohon maaf hu
Ada beberapa miss penulisan antara surabaya dan palembang
Sepakat bukan, bahwa Stefi adalah seorang perempuan teramat cantik?!
tapi saya setuju sama ini hehehe. Tapi adeknya lebih cakep sih, cuman masih belom boleh hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd