Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

--------------------------------------------------------------------------

Cerita 30 – Diary About Me and Niki

V. Babak Kelima: Niki yang Tak Terlupakan

Kedua: Di Kantor

Sejak peristiwa di saung itu aku berusaha untuk bersikap biasa.. dia juga.
Kami masih kerja bersama.. makan siang sama-sama dan bercanda seperti biasa.. terutama di depan teman-teman.

Tapi kami menghindari percakapan yang lebih personal.. apalagi membicarakan peristiwa itu.
Kuat juga usahaku untuk melupakan hal itu.. tapi yang ada malah aku makin sering melamunkannya.

Membayangkan desahan dan rintihannya.. desahan-desahannya.. gelinjang-gelinjangnya..
Terutama remasan liang nikmatnya di batang penisku. Sungguh.. aku tidak dapat melupakannya..!

Semakin hari aku semakin tersiksa oleh bayangan Niki. Setiapkali lengan kami bergesekan..
Dan ini tidak dapat dihindarkan karena memang selalu bersama.. getaran birahi menjalari tubuhku..
Lalu berujung di selangkanganku yang mengeras. Ia sendiri nampaknya biasa saja. Ahhh.. siall.!!

Suatu ketika.. dengan cuek ia menggayut di lenganku saat menaiki undakan ke kantin..
Rrrrrbbb.. sontak.. bagaikan terkena setrum.. burungku langsung menggeliat.

Sesudahnya saat memesan makanan.. sambil berdesakan ia menempelkan dadanya di lenganku.
Aku langsung berkeringat.. berusaha untuk tetap tenang ngobrol dengan yang lain di meja makan.
Perlu setengah jam untuk 'menenangkan' burungku lagi.

Sampai suatu hari.. ia datang ke tempatku. Ruangku terbagi atas kotak bersekat setinggi dada.
Setiap kotak berisi meja dan komputer untuk satu orang.. yang kalau duduk tidak kelihatan.
Tapi kalau berdiri kelihatan sampai dada.

Selain itu ada satu kotak yang agak besar.. berfungsi untuk ruang rapat..
Letaknya di ujung.. dan selalu sepi kecuali ada meeting.

Ia menghampiriku saat aku sedang sendiri di ruang rapat.
"Yang.. nanti bantuin yaa. Aku mau ngelembur.." Panggilan 'Yang' membuat darahku berdesir.

"Boleh. 'Bor'-nya sapa yang mau dilempengin..?"
Aku melempar canda.. biar agak santai. –Setidaknya untukku menetralisir desiran darahku sendiri..–
Istilah 'ngelembur' oleh orang kantoran seringkali dipanjangkan sebagai 'nglempengin burung'.

"Nglempenginnya sih kamu buka internet aja. Aku sih bagian nglemesin..!"
Sahutnya cuek.. sambil duduk di meja rapat.. tepat di depanku.

Serrr.. Darahku kembali berdesir.
Langsung kontak ke selangkangan dan mengeras.

Aku menengok ke pintu masuk.
Dua orang temanku sedang ngobrol asyik sekitar lima kotak dari tempatku.. yang lain sedang keluar.

"Lagi sepi..!" Katanya.. menebak arah pandanganku.
Lalu ia mengalihkan pandangannya ke bawah.. ke arah celanaku.

"Tuuh.. lempeng..!" Ia terkikik sambil menyentuh dengan kakinya.
Untuk menetralisir.. aku duduk di kursi sambil melonggarkan bagian depan celanaku.

"Sorry, aku nggak bisa ngelupain kamu..” kataku sambil mencari posisi yang nyaman.
"Memangnya aku bisa..?" Jawabnya.

Ia membuka pahanya sedikit.. sehingga aku makin blingsatan..
memutar-mutar kursi yang kududuki sambil mengerakkannya maju-mundur.

"Sini dong maju, aman kok..!"
Aku lantas memajukan kursi hingga pahanya tepat di depanku.

Tidak menyia-nyiakan tawaran yang kuimpikan siang malam..
tanganku dengan gemetar mulai merayapi pahanya.. tapi Niki menahannya.

"Sstt.. tunggu..!" Ia mendorongku.. lalu turun dari meja.
Niki menempelkan pantatnya di pinggiran meja.. setelah roknya disingkapkan sebatas pinggul.

"Biar gampang nutup kalo ada orang..” katanya.
Niki memang brilian dalam merancang 'pengamanan'. Hehehe.. aku salut itu..!

Tanganku kembali menyusuri paha Niki.. dengan berdebar-debar merayap terus ke dalam.
Niki mulai mendesah.. mengepalkan tangannya.

Bibirku menciumi lututnya.. dengan lidah kujelajahi sisi-sisi dalam pahanya..
hingga tanganku mencapai pangkalnya.

Jariku menyusuri pinggiran CD-nya.. tapi aku menyentuh bulu halus.. celah basah.. benjolan kecil.
Aku penasaran. Kurenggangkan pahanya.

Ternyata.. CD-nya dibolongi..!! Persis di sekitar vagina.
Terang saja jariku langsung menyentuh sasaran.

"Bolong..” aku berbisik.
"Iya.. biar gampang dipegang..” jawabnya.

"Kenapa nggak dilepas aja..?"
"Keliatan dong.. 'kan nyeplak di luar. Kalo gini 'kan.. kayaknya pake tapi bisa kamu pegang..”
Ia menjelaskan.. lagi-lagi brilian..! Aku angkat 4 jempol..!!

Aku mulai menggosok klitorisnya.. sementara liangnya sudah semakin basah.
Niki mengangkangkan vaginanya.. pahanya diangkat menopang di meja.. kakinya sedikit jinjit.

Dengan hati-hati lidahku kuselipkan di celah labia mayoranya.. menyapu klitorisnya berulang-ulang.
Jariku yang sudah basah oleh cairannya kubenamkan pelan-pelan di liangnya.. kuputar-putar mencari 'G-Spot'-nya.

Saat kutemukan.. G-spot-nya kugosok lembut dengan jari tengah..
sementara dari luar lidahku memainkan bagian bawah klitoris.

Tidak lama Niki langsung mengejang.. menggenggam rambutku kencang.
–Saat kami pacaran.. aku belum tau G-spot–

"Yang.. udaah..!" Ia berbisik.. memberikan saputangan untuk membersihkan jari.. mulutku.. dan liangnya.
Sekalian buat mengganjal celana bolongnya biar tidak netes-netes.

Tiba-tiba pandangan Niki berubah serius.. dilanjutkan dengan omongan yang tidak jelas.
"Soalnya yang aku print kok laen sama yang dipegang bossku.."

Aku bingung tapi langsung menimpali.. “Yang punyaku bener kok..” kataku sambil berdiri.
Benar saja.. cewek-cewek Biro tempatku baru saja masuk ruangan.
"Ya udah.. nanti dikopiin lagi aja..” lanjutnya sambil berjalan keluar..

“Terus yang ini jangan lupa disiapin..” saat melewatiku.. tangannya menjulur..
meremas bagian depan celanaku. Ahhh..!!

Niki sempat ngobrol dulu dengan teman-temanku.
Berbasa basi.. lalu kembali ke ruangannya.

Rasanya lama sekali menunggu sore. Jam 5 kantor bubar.
Aku naik ke tempat Niki yang satu lantai di atasku.

Niki sudah menunggu di ruangannya.. lalu mengajakku ke ruang komputer yang terletak di sebelah.
Ia harus menyusun undangan seminar dari bos Hongkong-nya.

Kubuatkan program konversi daftar client dari database ke format txt untuk di-merge dalam undangan..
sementara Niki melakukan check ulang data undangan.

Jam 7 malam Satpam datang mengontrol seperti biasa.
Niki memberitau bahwa ia masih pakai ruang komputer sampai jam sembilan.

Aku sendiri makin asyik dengan programku.. tidak menyadari kalau Niki sudah menghilang dari sebelahku.
Sadarnya waktu hape-ku berbunyi.. ternyata Niki telpon dari ruangannya di sebelah.

"Sini dong Mass..!" Ia berbisik.. membuat darahku kembali berdesir mengalir ke selangkangan.
Aku meng-execute programku lalu bergegas ke sebelah.

Ruang di seberangku masih terang.. tapi tempat Niki sudah gelap.
Aku ragu-ragu.. kucoba membuka ruang Niki.. ternyata tidak terkunci..

Lantas aku masuk.. langsung menutup pintu.
"Dikunci aja..” terdengar suara Niki berbisik lirih.

Ruang itu terbagi jadi ruang pertama tempat Niki biasa duduk..
ruang tengah untuk meeting, terus ruang ujung tempat bossnya.

Aku mengunci pintu terus menghampirinya di ruang tengah, tempat bisikan itu berasal.
Dalam keremangan kulihat Niki duduk di meja meeting nyaris telanjang, hanya tersisa CD-nya.

"Buka baju Sayang, terus naik sini..!" Niki menyapa dengan lembut..
sapaan yang membuat birahiku menggelegak.

Niki duduk memeluk lutut kirinya yang ditekuk menopang dagu.
Kaki kanannya terlipat di meja seperti bersila.

Di bawah cahaya lampu yang lemah menerobos dari luar..
sosok Niki bagaikan bidadari yang sedang menanti cumbuan cahaya bulan.

Aku berusaha tenang, membuka baju.. sepatu.. celana..
lalu dengan berdebar melangkah keluar dari onggokan pakaian dan menyusul naik ke atas meja.

Niki membuka tangannya.. lutut kirinya juga rebah membuka.
Aku mengusap pipinya dengan halus saat jari Niki menjelajahi leherku pelan..

Lalu ke dada.. lalu naik mengelus lenganku.. pelan dan lembut menyusuri bagian dalam lenganku ke arah ujung jari.
Digenggamnya jari-jariku, dikecupnya lalu dibawa ke leher, dada, mendekapnya sesaat.

Lalu.. tiba-tiba aku telah terbenam dalam dekapannya.
Dadanya yang bulat penuh menekan.. memberikan kehangatan yang lembut ke dadaku..

Kehangatan yang menjalar pelan ke bawah perut.
Tanganku mengusap punggung dan rambutnya.. lalu

Kemudian entah gimana mulainya.. tiba-tiba saja aku sudah menciumi lehernya.
Kukecup hidungnya.. keningnya.. telinganya, Niki menggelinjang geli.

Kusodorkan bibirku untuk meraih mulutnya.. ia merintih lirih dan merangkulku..
sambil mulutnya bergeser mencari bibirku, lalu kami berpagutan dengan lahap bagaikan kelaparan.

Pelukan dan ciuman ini yang sebenarnya paling kurindukan.. yang tidak dapat dilakukan saat di saung atau di ruanganku.
Cinta dan ketulusannya kini dapat kurasakan lewat peluk dan ciumannya.

Niki terpejam manja saat kujelajahi mulutnya dengan lidahku..
bibirnya langsung menyedot dan melumat lidahku dalam-dalam.

"Oohh, Yang..!" Niki mengeluh saat tanganku mulai merayapi tubuhnya..
bermain di sekitar puting susu, turun ke perut menyelusup ke CD-nya.

Masih dalam pelukan ia merebahkan badan di meja dengan dialasi jasnya si Hongkong.
Setelah rebah berdampingan kami mengendorkan pelukan, membebaskan tangan agar lebih leluasa.
Kami saling menyentuh bagian-bagian sensitif yang masing-masing sudah sangat hafal.

Niki memejamkan mata menikmati sentuhan-sentuhanku.. sementara jarinya mengurut lembut batang penisku..
Dari pangkal ke atas.. memutari helm lalu turun lagi ke pangkal.. membuat batangku keras membatu.

"Yang..! Jilat..!" Ia mendesah, aku mengerti maksudnya.
Aku bangkit.. lalu bibirku mulai menciumi seluruh tubuhnya..

Mulai dari lengan sampai ke ujung jari.. kembali ke ketiak.. menyusuri buah dadanya ke tangan satunya.
"Yaanng.. Nik kangen jilatanmu..!" Niki mengerang dan menggelinjang semakin kuat.

Saat jilatanku mencapai pangkal lengannya.. Niki berbalik menelungkup.
Kini lidahku menyusuri pundak.. Niki terlonjak saat lidahku mendarat di kuduknya..
lalu perlahan menjelajahi punggungnya.

Saat jilatanku mencapai pinggiran CD-nya.. Niki kembali menelentang..
Lalu sambil membuka CD-nya.. lidahku pelan-pelan menyusur pinggang.. perut terus ke bawah.

Paha Niki membuka.. menyodorkan bukit kemaluannya yang menggunduk dengan belahan merekah ke hadapanku.
Melewati pinggiran gundukannya.. lidahku meluncur ke samping..

Menjilati paha luar sampai ke jari kaki, lalu kembali ke atas lewat paha bagian dalam.
Sampai di pangkal.. lidahku menjelajahi lipatan paha.. memutari pinggiran bulu-bulu halusnya..
lalu menyeberang ke paha sebelah. Niki melenguh keras.

Aku menjelajahi kedua lipatan pahanya bolak balik..
kadang lewat gundukan bulu-bulunya.. kadang lewat bawah liang vaginanya.

Pahanya terkangkang lebar.. sementara cairannya semakin membanjir.
Lalu tangannya menggenggam rambutku.. menyeret kepalaku dibenamkan ke tengah selangkangannya..
yang membasah dipenuhi cairan kenikmatannya.

Aku langsung menyedot dan menyeruput kelentitnya. Clrupp.. slrupp.. slrupp..
Niki tersentak.. “Yaangg.. kamu.. nakal.." rintihnya menahan nikmat yang menggelora.

Dengan bertumpu kedua tangan, lidahku kini menjelajah dengan bebas di celah vagina..
menjilati klitorisnya dengan putaran teratur.. lalu turun, menjelajahi liang kewanitaannya.

Niki mengejang sambil mengerang-erang. "Yaang.. udaah.. masukin..!"
Niki mencengkeram leherku dan menyeretnya ke arah bibirnya.

Aku mengambil posisi konvensional.
Plepp.. Batangku yang sudah tegang mengeras menyentuh gerbang kenikmatan yang licin oleh cairannya.

Perlahan kudorong penisku.. Slebbb.. Niki tersentak saat kepala penisku menyeruak di bibir vaginanya.
Kubenamkan kepala penisku sedikit demi sedikit.. Oohhh.. hangatnya vagina Niki.

Dinding vaginanya mulai bereaksi menyedot-nyedot..remasannya yang selalu kurindukan mulai beraksi.
Slepp.. Kutarik lagi penisku.. pinggul Niki menggeliat seolah ingin melumatnya.

Slebb.. Kubenamkan lagi batang penisku perlahan, Niki menaikkan pinggulnya ke atas..
sehingga setengah batang penisku ditelan vaginanya.

Pinggulnya diputar-putarkan sambil melakukan remasan nikmatnya.
"Ooogghh, Niikk.. aduuhh..!" Desahanku.. membuat Niki semakin semangat menaik-turunkan pinggulnya..
membuat batang penisku seolah dipilin-pilin oleh liangnya yang masih sempit kurasa.

"Maass.. tekaann Maass..! Niikii.. hh.. nikmaatt.. sekali..!" Pinggul dan badannya semakin sexy..
Perutnya yang sedikit membesar membuat nafsuku semakin menjadi-jadi.

Aku setengah duduk dengan bertumpu pada dengkul..
menggenjot penisku keluar-masuk vagina Niki yang semakin berdenyut.

Creekk.. creekk.. blessp.. blespp.. gesekan penisku dan vaginanya..
bagaikan kecipak cangkul Pak tani di sawah berlumpur.

"Yaang, aduuhh.. batangnyaa.. oohh.. Niik.. nggaak tahaan..!" Niki badannya bergetar..
Pinggulnya naik turun dengan cepatnya.. miring ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan penisku.

Badan Niki berguncang-guncang keras.. goyangan pantatnya tambah menggila..
dan liangnya nikmatnya seakan mau memeras habis batang penisku.

Spermaku rasanya sudah mengumpul di kepala penis.. siap menyembur kapan saja.
Susah payah aku bertahan agar Niki mencapai klimaks lebih dulu.

"Teken teruuss Yangghh..! Yuu.. bareng keluariin Maass..!"
Goyangan kami makin menggila. Clobb-clobb-clebb-crebb-crebb-clekk-crekk-clekk-crebb..

Aku menusukkan batang penisku setengah.. dan setiap coblosan ke delapan aku menekannya dalam-dalam.
Akibatnya.. gelinjang pantat dan pinggul Niki semakin menjadi-jadi.

Sambil mengelepar-gelepar keasyikan, matanya merem-melek.
Kuciumi dan kulumat seluruh wajahnya.. bibirnya.. lidahnya.. ludahnya pun kusedot dalam-dalam.

Niki mencakar punggungku keras sekali sampai aku tersentak kesakitan. Itu tandanya ia mau mencapai klimaks.
Kutahan mati-matian agar aku jangan muncrat dulu sebelum ia orgasme.

Tiba-tiba.. "Yaanng.. oohh.. aduhh.. Niik.. keluaar.. oohh.. aduuh.. gilaa.. aahh. aahh.. uuhh.. uuhh.. uuhh.."
Dia sekali lagi mencakariku.. itu memang kebiasaannya kalau meregang menahan klimaks luar biasa.

Aku tidak peduli punggungku yang baret-baret oleh cakarannya.
Terus kugenjotkan penis dengan teratur sambil konsentrasi merasakan nikmat..
yang kini terasa semakin mendesak-desak di ujung penisku.

Suatu gelombang dahsyat bagaikan menyedot seluruh perasaanku menyembur dari ujung kemaluanku..
Cratt.. cratt.. cratt.. cratt.. memancar deras sedalam-dalamnya di liang vaginanya.

Aku mengejang beberapa detik.. lalu terkulai dalam pelukannya.
Beberapa menit kami berdiam sambil pelukan.. sampai batangku melemas dengan sendirinya.

Aku turun dari tubuhnya.. Niki turun dari meja.. mengambil tisu dan teko air dari meja si Hongkong.
Lalu kami bersih-bersih organ masing-masing.. kembali berciuman sambil saling mengenakan pakaian.

Selesai berpakaian Niki keluar duluan mengintip..
Dengan kodenya aku keluar kembali ke ruang komputer.. di sana Satpam sudah menunggu.
Kukatakan aku dari kamar mandi.. dan Niki tidak tau ke mana.

"Kenapa..? Aku dari bawah barusan.. lewat tangga..” Niki muncul di pintu.. memberi penjelasan.
"Lho.. saya juga lewat tangga..” kata Satpam.
"Ooo.. Naiknya sih lewat lift depan..” Niki berkilah.

Program transferku sudah berhenti proses.
Setelah beres-beres.. mematikan komputer.. AC.. dan lainnya.. aku, Niki dan satpam turun.

Kuantar Niki sampai mobilnya. "Thank's yaa..” kataku.
Ia mengedipkan mata.. "Sama-sama..” katanya. KONTIECROTT..!!
-----------------------------------oOo-----------------------------------
 
Makasih atas apdet lanjutan Niki om @Pecah Utak
:beer: :beer:

Bener2 full ekse nih...

Lanjut ngopi lagi om biar makin semangat di weekend gini...
:kopi::kopi:
 
-----------------------------------------------------------------

Cerita 30 – Diary About Me and Niki

V. Babak Kelima: Niki yang Tak Terlupakan

Ketiga: Di Shiat Su

Kalian
tau Shiat Su..? Sauna ala Jepang yang populer akhir tahun 80-an.

Sejak acara ngelembur di kantor.. Niki dan aku sama-sama sibuk.. jadi kami jarang ketemu.

Aku kangen berat tapi tidak bisa apa-apa. Sampai suatu ketika..
Ada pesan di mejaku dengan tulisan rahasia yang hanya dimengerti kami berdua.

Niki 'memerintahkan' aku mengecek jadwal SS untuk family.. – Kayak yang dulu..!–
SS adalah Shiat Su. Mandi uap ala Jepang.

Sedangkan 'family' adalah hari khusus yang mengizinkan Pasutri..
–pasangan suami istri..– mandi uap bareng.

Aku langsung ngecek ke beberapa tempat.. ternyata hanya ada satu yang terima family.
Yaitu di satu pertokoan besar di Jakarta Pusat.. itu pun hanya hari Rabu. Niki segera kukabari.

Singkatnya.. pada hari yang ditentukan Niki pamit keluar.. sedangkan aku memang sedang tugas di client.
Pukul 10 Niki kujemput di Wartel sekitar 1 kilometer dari kantor.

Niki minta naik taksi.. –untuk menghilangkan jejak..!– yang lalu ngedrop kami di tujuan.
Sepanjang jalan kami tidak ngobrol banyak..

Malah tangan yang lebih aktif saling remas.. kadang 'nyelonong' ke lutut.
Bolak balik Niki berbisik di telingaku.. "Yaang.. aku kangeen.." desahnya.. bikin batangku pelan-pelan mengeras.

Aku bergegas ke loket mendaftar sebagai pasutri dan Niki langsung ke ruang ganti cewek.
Buat yang belum tau.. begitu daftar kamu dapat celana pendek.. handuk.. dan kunci lokker.

Dengan hanya pakai celana pendek kegiatan SS berlangsung.. kecuali yang cewek.
Biasanya mereka pakai swimsuit dulu baru dilapis celana pendek.

Acara SS dimulai dengan mandi uap.. yaitu masuk ke satu ruang yang diuapi dengan batu dibakar dan ditetesi air..
Membuat kita sulit bernapas..
tapi keringat berikut berbagai racun yang 'ngumpet' keluar semua lewat pori-pori yang terbuka.

Ruang uap untuk laki terpisah dengan yang untuk cewek.
Hari itu sepi.. aku hanya bertiga di tempat cowok.

Tidak lama aku dipanggil waitress.. "Bapak dipanggil Ibu ke sebelah..” katanya.
"Boleh ke sana..?" Aku tanya.

"Boleh.. mumpung lagi kosong. Tapi nanti kalau ada ibu-ibu yang lain.. Bapak harus kembali ke sini yaa.." lanjutnya.
Tentu saja kujawab iya..! Hehe..

Di ruang uap sebelah.. Niki menungguku sambil menggosoki tubuhnya.
Badannya terbalut swimsuit yang sampingnya bolong di bagian pinggang..

Sebenarnya sampingnya bolong semua.. karena bagian atas dan bawahnya hanya diikat tali..
Jadi kalau talinya lepas.. praktis dari ketiak sampai paha terbuka..

–mirip bikini.. hanya bagian depannya tertutup pas di sekitar pusar..–
Ia tidak pakai celana pendek.. tapi ditutup sekedarnya dengan handuk.

Temperatur tinggi dan uap air yang pekat membuat tubuh Niki bersimbah keringat..
menetes-netes dari rambutnya yang pendek ikal.. membuat swimsuit-nya menempel ketat di badan.

"Maass, gosokin.." Niki merengek manja.
Ia duduk di bangku pertama.. –bangkunya dua baris.. kayak undakan..– menyandar ke bangku belakangnya.

Kaki kirinya diangkat.. sedikit mengangkang hingga 'VW kodok' di pangkal pahanya menggunduk di balik swimsuit.
Ia duduk menggosok-gosok pahanya yang basah oleh keringat..

Tersenyum menatapku dengan pandangan yang menggetarkan birahi.
Tuinkk..!! Batangku langsung mengacung di bawah pandangan syahdunya.

Aku duduk di bangku belakangnya dengan batang mengeras menempel di punggung Niki.
Lewat bahu.. terlihat bukit kembar yang basah oleh keringat.. mengintip di balik belahan bajunya.

Sambil berusaha santai.. tanganku melakukan massage di wajahnya.
Niki menyandarkan kepala ke perutku.. membuat batangku semakin mengeras mengganjal punggung..
Malah kepala penisku mendesak-desak ke belakang lehernya.

Sambil kuurut wajahnya.. tangan Niki menggosoki tubuhnya yang berkeringat.. menggeliat-geliat sambil mendesah.
Tanganku pindah ke leher mengurut perlahan bahu dan pangkal lengannya.

Kepala penisku sudah menyeruak keluar dari celana..
menggesek pangkal lehernya yang basah bermandi keringat.

Sentuhan ujung rambut Niki di permukaan helm-ku menimbulkan desiran nikmat yang makin menjadi-jadi.
Lalu ia meraih tanganku dibawa ke dadanya.

Aku terengah-engah kekurangan oksigen.. ditambah nafsu yang bergolak..
saat tanganku menyentuh bukit kembarnya yang padat..
ditambah lagi batangku yang mencuat kadang sengaja dijepit di sela pundak dan leher yang licin oleh keringat.

Niki lebih parah lagi, dengan napasnya tersengal-sengal ia malah minta aku menggosok pangkal pahanya.
Aku turun ke lantai mengendurkan kenikmatan yang sudah mendesak di ujung penis.

Tanganku mengusap gundukannya dari luar swimsuit yang saking basahnya oleh campuran keringat dan entah apa..
terbentuk celah yang membelah menjadi dua gundukan yang menebal.

Walau terbungkus.. jariku yang bergerak menyusuri celah itu..
dapat merasakan denyutan bibir vaginanya dan ketegangan klitorisnya.

Hanya beberapa menit kemudian Niki sudah menendang-nendang.. terpejam lalu mengejang.
Cepat-cepat aku coba memapah Niki ke luar.. takut pingsan kehabisan napas.

Saking takutnya.. penisku mengkeret tanpa kusadari. Tapi Niki menolak.
Ia menarik napas panjang.. melek, senyum terus berbisik..
“Jangan sentuh yaa.. nikmatnya bisa lamaa niih.. bukain pintu aja.. terus tinggalin aku.."

Aku baru ingat.. orgasme dengan oksigen yang minim akan membuat rasa nikmat seolah tidak habis-habis..
mungkin ini yang terjadi pada Niki.

Aku meneruskan acara SS. Selesai mandi uap selanjutnya adalah berendam di kolam dingin..
kolam panas.. dingin lagi.. panas lagi.. terus sampai bosan.

Kolam itu dalamnya sepinggulku.. jadi kalau berdiri pas merendam penis..
Dan tidak dipisah antara laki perempuan.

Saat aku ke kolam.. dua cowok yang duluan datang sudah bilas-bilas..
sehingga tidak lama kemudian tinggal aku sendirian.

Rasa nikmat yang mengumpul di ujung penisku masih mengganjal..
tapi batangnya mengkeret.. –akibat ketakutan, mungkin..!–

Begitu aku masuk kolam dingin rasa nikmat itu mulai menyebar pelan.. merata di seluruh batang.
Sambil menggigil aku mengurut pelan batangku.. mencoba membangunkan rasa nikmat yang tertunda.

Dan berhasil.. desiran kenikmatan mulai naik lagi.
Tapi anehnya hanya berkumpul di sekitar batang.. mendesak-desak ke ujungnya.

Lima menit sudah lewat.. berarti waktunya untuk pindah.
Aku meloncat ke kolam panas.. –panas beneran..!– dan kembali mengurut.

Pelan tapi pasti desiran kenikmatan kembali naik.. kali ini batangku ikut membesar.
Ketika saatnya kembali ke kolam dingin.. Niki muncul.

Ia langsung bergabung di kolam dingin.. kali ini ia pakai celana pendek di luar swimsuit-nya.
Kerlingannya yang menggugah birahi kembali dilemparkan.

"Gimana Nik.. udah enakan..?" Aku bertanya sambil tetap mengurut.
"Enak dong.. sampe sekarang belum abis. Kamu gimana mas..?" Ia balik bertanya.

"Ini lagi diurut-urut.. enak.. tapi nggak nyampe-nyampe..” jawabku.
Ia ketawa.. "Naiknya pelan-pelan yaa. Makanya dibikin panas dingin biar lamaan enaknya..”
Hmm.. Benar juga.. pikirku.

"Sini.. 'tak bantuin..” Niki mengajakku ke pojokan kolam.
Tangan kami bertumpu ke pinggiran kolam di sisi yang berbeda.

Aku berjongkok demikian rupa.. sehingga kepala kami berjauhan tapi dengkul saling merapat..
Jadi tangan yang sebelah dapat saling menyentuh.

Niki merogoh penis menggantikan tanganku.
Jari-jarinya yang ‘ahli’ mengurut batangku pelan dan lembut.

Ia mengambangkan badan di depanku..
sehingga tanganku dapat meraih pangkal pahanya.

Tanganku menggigil menyusup ke dalam celananya..
menerobos sela baju renang dan menemukan celah kemaluannya.

Klitorisnya masih keras.. sisa tadi dan akibat dinginnya air kolam.
Aku mengusap dengan teratur.. perlahan dan agak mengambang..

Sementara jarinya memilin lipatan helm-ku.. juga pelan dan teratur.
Seiring dengan itu.. rasa nikmat yang menjalari kemaluan ikut merambat naik pelan-pelan.

"Gimana rasanya Nik..?" Aku berbisik.
"Sss.. naik pelan-pelan. Kamu..?" Ia mendesah.. pantatnya bertumpu di lututku.

"Sama..! Ngumpul di ujung.. nyebar ke dalem, ngumpul lagi.. kamu..?"
"Sama..!"

Lewat lima menit.. kami pindah ke kolam panas dengan konfigurasi posisi yang sama.
Seperti kuduga.. penisku dan klitorisnya yang semula bagaikan membeku mulai mengembang.

Getaran kenikmatan yang menggumpal di ujung organ masing-masing mulai menyebar ke seluruh tubuh.
Niki tetap menjaga keteraturan usapannya.. membuat grafik kenikmatanku tidak melonjak tiba-tiba.. tetap menaik perlahan.
Begitupula jariku mencontoh gerakan Niki.

Setelah tigakali bolak-balik.. dua orang pengunjung masuk.
Kami mengakhiri permainan dalam posisi birahi sudah diubun ubun.

Sesudah bilas dengan air biasa.. acara selanjutnya adalah massage.
Kami berganti kimono dan duduk menanti panggilan di movie room sambil minum juice..
filmnya 'Basic Instinct' versi LD.

Tidak ada tamu lain. Niki dan aku membenam di sofa paling pojok dengan birahi yang sudah memuncak.
Aku langsung mengelus tubuhnya dengan penuh perasaan.

Seperti juga aku.. tubuh Niki yang merinding dipenuhi bintik-bintik seperti orang kegatalan atau kedinginan.
Puting susunya berdiri dan mengeras seperti klitorisnya.

Niki sementara itu meremas kejantananku dengan jarinya yang lembut.
Kami saling mendekap dan berciuman.. hal yang tidak dapat dilakukan di kolam.

Saat tanganku mengusap vaginanya yang basah.. lalu klitorisnya kupilin perlahan dengan dua jari..
Niki mengerang dan berusaha naik ke pangkuanku.

Saat itulah waitress datang memanggil untuk massage..
–Waiter dan waitress yang mengantar juice sempat memergoki tanganku merayap di dada Niki.

Saat kami lewat ke tempat massage.. sempat kulihat waitress itu digerayangi oleh teman lelakinya dari belakang.
Ia menolak.. tapi nampaknya bukan penolakan yang serius..–

Sesuai pesananku.. kami ditempatkan di ruang massage dengan dua ranjang khusus yang pakai lubang buat kepala.
Kedua wanita yang melayani menyambut dengan ramah.

"Pasangan Pak..?" Salahsatunya bertanya.
"Iya.. dong..!" Niki yang menjawab.

Lalu Kami naik ke atas ranjang. Mereka memijat dengan profesional..
Kaki.. punggung.. tangan.. kepala.. sampai akhirnya diinjak sambil gelantungan di palang besi.

Pijatan seorang akhli membuatku jadi rileks.. sayangnya birahi yang telah bangkit pelan-pelan tidak juga turun.
Aku seperti melayang dalam kenikmatan.

Akhirnya.. “Mbak, boleh aku bantu nggosokin istriku..?" aku nekat.
"Oo.. silakan Pak, udah selesai kok."

Aku turun dan menghampiri ranjang Niki.
Ia dalam posisi telentang saat aku membantu mengurut pahanya.. tapi Niki menolak.

"Apa-apaan sih..!? Malu dong sama Mbak ini..” kata Niki.. melotot sambil menepis tanganku.
Tapi wanita yang memijat Niki tersenyum manis..
“Silakan saja Bu. Nggak usah malu.. biasa kok suami istri di sini..” katanya.

"Kami tunggu di sebelah. Tapi maaf.. suaranya jangan keras-keras.. nanti kami ditegur supervisor..”
Ia meneruskan.. lalu menarik gorden yang menyekat kedua ranjang dan menunggu di ranjangku.

Akhirnya Niki hanya tersenyum melihat kelakuanku.
"Dasar nakal.. nggak sabaran banget..” bisiknya.. tapi dengan hangat ia membalas ciumanku.

Saat jariku meraba kemaluannya ternyata masih tetap basah.. maka aku tidak membuang waktu lagi.
Langsung kulepaskan celananya.. juga celanaku.

Lidahku mulai menyusuri lututnya perlahan.. menuju ke pangkal paha.
Saat lidahku mencapai gundukan yang merekah ditumbuhi bulu halus..

Paha Niki merenggang dan klitorisnya yang keras segera kujilati.
Foreplay-nya sudah lebih dari cukup..! Niki langsung menarik tubuhku ke atas ranjang.

Sambil berciuman dalam posisi konvensional.. tubuhku menindih Niki.
Dadanya yang kencang menekan hangat dadaku.

Seluruh tubuhnya merinding.. kasar berbintik terutama di dada dan pangkal paha.
Niki melebarkan pahanya memudahkan penisku yang tegang meluncur di belahan bibir vaginanya yang menggunung.

Penisku yang berada pada puncak kekerasannya..
Dibimbing tangan Niki menjelajahi celah itu yang dibanjiri cairan kenikmatan.. berputar-putar menyapu klitoris.

"Hmfhh.. teruss.. Mass.. masukk..!"
Di sela-sela ciuman Niki mengerang.. mengarahkan genggamannya ke mulut vagina.

Dengan bertumpu kedua tangan.. penisku menempel di mulut vaginanya..
Slebb.. pelan-pelan kudorong. “Nghhhhh..”

Niki melenguh saat aku menerobos ke dalam lorongnya.. menggesek dinding-dindingnya yang kenyal.
Masuk kira-kira sepertiga.. batangku kutarik perlahan.

Saat itu kemaluanku serasa digenggam oleh lipatan daging yang liat.. berlipat-lipat.. dan basah berdenyut.
Sampai batas mulut vagina kudorong lagi perlahan.. Sebbb.. blessepp..

"Ngghhh.. HHHhh.." dengan mengerang Niki menggeliat..
Ia menyorongkan pinggulnya agar penisku cepat tertelan jepitan liang vaginanya.

"Acchh.. uuffhh..!" Desah Niki ketika seluruh penisku masuk ke dalam vaginanya.
Kedua pahanya melingkar di badanku agar batangku tetap membenam.

Slepp.. Kucoba menarik keluar.. lalu jlebb.. kutancapkan dalam-dalam..
Kutarik lagi.. kumasukkan lagi dengan ritme membuat Niki mengerang-erang keenakan.

Nikmat yang dirasakan membuat ia hanya sanggup mengelinjang-gelinjang.
"Mass.. egghh.. aacchh.. puassin aku dulu ya..!" Pinta Niki.

Tanpa menunggu jawaban ia membalik ke atas tubuhku.. membuat penisku terlepas dari jepitannya.
Lalu penisku yang makin keras itu dituntunnya ke liang vaginanya dan.. “Aagghh..”

Dengan jeritan kecil Niki.. seluruh batang penisku kini amblas masuk ke dalam vaginanya yang sudah banjir.
Dengan tangan bertumpu di dadaku.. ia memintaku meremasi buah dadanya yang besar menggelantung di wajahku.

Kini ia sepenuhnya bebas menguasai permainan. Dengan berjongkok ia menaik-turunkan pinggul..
Menggeliat seperti penari hula-hoop membuat batangku seperti digiling-giling.

Ughhhh.. sedapnyaa..! Tak mampu kulukiskan dengan kata-kata.. beneran nikkmaaattt..!!
Pegal.. linu.. tapi nikmatnya tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Kini ia menggesek-gesekkan vaginanya maju-mundur..
Mencari posisi sentuhan yang paling nikmat pada klitorisnya..

Sementara aku menggerakkan pinggulku..
Membuat gesekan maksimal kepala penisku pada otot mulut vaginanya.

Akhirnya.. “Ougghh.. Yaang.. Gila..!" Dengan mata terpejam ia mengejang-ngejang..
Sambil menggigit bibirnya.. merasakan nikmat yang tiada tara itu.

Ia terkulai di atas tubuhku beberapa saat sebelum akhirnya aku berbalik.. kembali di atas.
Kurasakan desakan kuat yang akan menyembur keluar dari penisku..

Kutekuk kedua paha Niki ke atas.. dan dengan memusatkan perhatian pada ujung kemaluan..
Clebb-crebb-crebb-clekk-clekk-clekk-crekk-crekk.. kugenjot liangnya dengan irama cepat.

Niki mengerti kalau aku mau keluar.. ia mengejan-ejan meremaskan vaginanya. Nyutt.. nyutt.. nyutt..
Otot vulvanya yang seperti cincin mengurut penisku mulai dari pangkal..

Pelan bergerak ke ujung.. meremas.. memilin dan mengisap kuat.
Aku tidak kuat lagi menahan rasa nikmat ini hingga akhirnya aku orgasme.

"Nikii.. akuu.. errghhh..” Crett.. crett.. crett.. crett..
Cairan kenikmatanku menyembur deras di vaginanya yang meremas-remas.

Kedua pemijat yang habis mengintip dari sebelah.. membantu kami membersihkan sisa-sisa kenikmatan.
Terpaksa aku memberi tips agak banyak buat menghilangkan malu..

Lha dia malah ngomong.. "Lain kali pesan saya aja Bu..
Nama saya Ketty.. teman saya Neni. Kita kan udah kenal.. jadi bisa bantu Ibu.."

"Tapi lain kali dibantuin beneran yaa..!" Aku nyeletuk.
Niki menyikutku sambil melotot.. "Dasaar..!" Ia mengomel.

Dalam perjalanan pulang kami tertidur di taksi. Aku turun di jalan.. dan Niki langsung ke kantor.
Tidak lama kemudian hape-ku bunyi.. ternyata Niki.. mengabari bahwa ia langsung pamit pulang.

"Nggak bisa kerja. Nggak kuat lagi. Lemeess..!" Katanya.
"Samaa..” E N D
-----------------------------------------------------------------

END OF CERITA 30.. :pandapeace:

Sampai Jumpa di Lain Cerita.. C U All..!!
 
Seperti ny happy ending, biarpun tak bersatu dalam buku nikah, tapi kelamin tetap bersatu selama ny.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd