Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------------------------

Cerita 147 – Hasrat dan Nafsu [Part 3]

Ooouuhhh.. remasan jemari tangannya membuat air madziku langsung mengalir deras.. keluar membasahi kepala penisku..
Namun tiba-tiba dengan cepat..
jari telunjuk tangan kirinya seolah membendung aliran air madziku yang kental itu..

Sampai menempel di jari telunjuknya. “Erghhhh..” sontak aku merintih nikmat.
Mbak Marisa tersenyum manis lalu membawa jari telunjuk kirinya yang sudah basah oleh cairan madziku yang kental itu..
ke mulutnya dan sambil memejamkan mata.. seolah begitu menikmati.

Clrupp..! Mulut dan bibirnya mulai mengisap nikmat cairan kentalku yang menempel di jari telunjuknya.
Astagaaa..!! Aku terperangah melihat tingkahnya yang menggemaskan itu..

“Oouuhh.. Marisaa.. perjakai aku sekarang.. oouhh..” bisikku gemetar tak kuat menahan nafsu.
Mbak Marisa membuka kedua belah matanya kembali sambil tersenyum manis memamerkan deretan gigi putihnya.
Duh.. begitu indah bibir merahnya yang menggemaskan itu.

“Aahhh..” aku kembali merintih nikmat ketika Marisa kembali meremas batang penisku.
“Alat vitalmu besar sekali Er..” bisiknya lembut.. lalu kemudian mbak Marisa mengangkat pinggulnya ke atas.. \

Lalu sedikit digeser ke atas pinggangku..
sehingga bukit kemaluannya yang besar merangsang itu tepat berada di atas batang penisku yang ngaceng.

Perlahan lalu ditempelkannya kepala penisku ke belahan bukit kemaluannya.. slebb.. dia diselipkan di situ.
Uuugghhhh.. begitu lunak dan hangat..!!

Jemari kedua kakiku seakan gemetaran menyaksikan pemandangan indah ini.
Sembari terus diremas-remas dan dikocok perlahan batang penisku yang ngaceng..

Diiringi rintihan halus.. mbak Marisa mulai menurunkan pinggulnya ke bawah.. Sslebbss..
Kurasakan ujung kepala penisku mulai memasuki sebuah lubang sempit di antara dua bibir labia mayoranya..

“Uuuugghh..” bibirku tanpa terasa bergetar menahan sejuta rasa.
“Mmmmm.. uuhhh.. Iiihh.. besar sekali penismu Er.. aww..!!”

Rintih mbak Marisa sedikit kesakitan ketika secara perlahan-lahan..
kulihat kepala penisku yang sebesar sawo manis itu mulai tenggelam..

Menguak dan membelah bibir luar.. lalu menembus ke dalam liang vaginanya.
“Aaahhhh.. Marisa.. ooouuhhhh..”

Aku mengerang merasakan kenikmatan saat liang vaginanya menjepit begitu ketat kepala penisku yang besar.
Seakan diremas dan diurut oleh daging hangatnya yang lunak itu.

“Aaahhhh terus mbak.. perjakai aku.. ouuuhh.. teruss.. yaaahhh.. eenaaknya Marisa.. oouuhh..!”
Aku menggeliat keenakan. Kupejamkan kedua mataku menikmati sensasi seks yang baru pertama kali kurasakan ini.

“Oowww.. Ery.. oouuhh.. besar sekali sayang.. mmmmhhff.. woowwww..”
Rintih mbak Marisa sembari kurasakan ia terus menekan pinggulnya ke bawah.

Seakan tiada hambatan dan begitu lancar selain rasa ketat dan hangat yang kurasakan..
pada separuh batang penisku yang telah berhasil memasuki lubang vaginanya.

“Aaaahhhh.. terus Marisa.. aaaaahhhh..!!” Pekikku semakin keenakan.
Mili demi mili kurasakan lubang ketat vaginanya semakin dalam menjepit batang penisku.

Seakan mencengkeram hebat saking sempitnya. Sekujur tubuhku seolah gemetaran menikmati sensasi seks ini.
Kukonsentrasikan seluruh perasaan nikmatku pada jepitan hangat lubang kemaluan mbak Marisa..

Yang secara terus menerus mili demi mili menenggelamkan seluruh alat vitalku.
“Uuuuuuh.. mmmm.. alat vitalmu keras sekali Er.. uuuuh..!” Lenguhnya perlahan.

Blesskk..!! Akhirnya dengan satu hentakan kuat..
Amblas sudah seluruh batang alat vitalku tenggelam ke dalam liang vaginanya yang sangat ketat dan hangat.

Selesai sudah penetrasi pertamaku ini.. dan hilang sudah keperjakaanku.. mbak Marisa telah merenggutnya dariku.
Aku merintih nikmat merasakan batang penisku sepanjang 16,5 centi itu terjepit begitu hebat.

Seakan diremas, diurut dan dikenyot oleh daging lubang vaginanya yang hangat.
“Woooowww.. Luar biasa sekali Er.. penismu benar-benar besar dan panjang sekali sayang.. Uuuuh..!”

“Ooouuhhh.. Marisa.. nikmaat sekali.. aaaahhhhh..” erangku keenakan.
Lutut dan sekujur kakiku sampai gemetaran menahan rasa nikmat yang baru pertamakali ini kurasakan.

Aku benar-benar tidak menyangka jepitan hangat liang vagina milik mbak Marisa ini..
sampai membuat jiwaku seakan melayang-layang ke awang-awang.

“Mmmmm.. kamu sudah bukan perjaka lagi Ery..” bisiknya lembut sambil dielusnya pipiku mesra.
“M..mbak..” bisikku gemetar keenakan.

“Nggak pa-pa Ery.. wajar untuk pertamakali.. mungkin air manimu akan cepat keluar..
Ehmmm.. kenapa sayang..? Sempit yaaa lubang vagina mbak..? Hik..hik..” bisiknya mesra setengah menggoda.
Aku tak sanggup menjawab lagi selain hanya meram melek keenakan.

Sambil setengah tertawa kecil direbahkannya tubuh bugilnya ke badanku..
sehingga kedua buah dadanya yang sebesar melon itu menekan dan menempel ketat di dadaku yang bidang.

Uugghhh.. Nikmat sekali rasanya. Kupeluk gemas tubuhnya yang mulus dan montok itu.
Wajahnya yang cantik menunduk ke arahku dan sejenak kemudian kami berdua kembali asyik saling bercumbu bibir.

Sementara itu kurasakan kedua paha mulusnya yang mengangkangiku kini menjepit pinggangku dengan ketat.
Aku menggelinjang keenakan merasakan otot-otot daging vaginanya yang menjepit batang penisku..
seakan memlintir dan meremas begitu ketat.

Kupejamkan kedua mataku dan sejenak kemudian kurasakan pinggulnya mulai bergerak turun-naik menyetubuhiku.
“Aaahhhh.. ahhh.. ahhhhh..!”

Aku mengerang-erang keenakan di antara cumbuan bibir mbak Marisa..
saat liang vaginanya yang sempit dan hangat itu mulai menggesek batang penisku keluar-masuk.

Woooowwwww.. rasanya membuat badanku adem panas saking ueeeenaknya.
“Ooouuuhh.. Marisa.. ooouuuuuhhhh.. yaaaaahhh.. ooouuuuhh..” erangku nikmat.

Begitu hebatnya mbak Marisa menggoyang pinggul turun-naik tanpa mengenal lelah sedikitpun.
Menit demi menit berlalu.. waktu serasa begitu panjang dan lama sekali.

Kami berdua bercumbu mesra sembari saling mendesah keenakan..
menikmati pergesekan luarbiasa pada alat kelamin kami yang telah menyatu.

Entah sudah tak terhitung berapa puluhkali liang vagina mbak Marisa menggesek keluar-masuk batang penisku..
yang seolah telah luluh lantak.. dijepit.. diremas.. dipilin-pilin dan dikenyot seperti permen.

Begitu hebatnya pinggul mbak Marisa bergerak naik-turun..
menghujam-hujamkan seluruh alat vitalku sepanjang 16,5 centi itu ke dalam lubang kemaluannya.

Terkadang cepat.. terkadang begitu lambat.. bahkan terkadang digerakkan memutar dari kiri ke kanan dan sebaliknya..
membuat batang penisku seolah diplintir-plintir tak karuan.

“Nnnggghhhh.. Marisa.. ooouuuuuhhhh.. nikmaat sekali.. aahhh..!”
“Uuuhhh.. Eryy.. nnnnggghhhh..!”

Semakin lama mbak Marisa bergerak semakin cepat menaik-turunkan pinggulnya..
membuat alat vitalku semakin hebat menggesek keluar-masuk ke dalam lubang kemaluannya.
Buah zakarku sampai terguncang-guncang saking kuatnya mbak Merisa menghentak ke bawah.

Aku merasa tak ada lagi batang penisku yang tersisa di luar.. karena begitu mbak Marisa menghentakkan pinggulnya ke bawah..
seluruh batang penisku serasa dicengkeram hebat.. oleh daging hangatnya sampai kandas.
Ahhhh..! Jiwaku seakan berkelojotan merasakan nikmatnya senggama yang sangat luar biasa ini.

Sambil saling berpelukan erat kurasakan mbak Marisa merintih dan mengerang semakin keras.
“Oooooouuuuuuhhhh.. Eryyyy.. oooouuuuuuuhhhhh.. oouuuuuuhhhhhh..!”

Aku menduga mbak Marisa sebentar lagi akan orgasme.. wooooowwwww..
Benar saja.. Semenit kemudian kurasakan otot-otot daging vaginanya tiba-tiba menjepit alat vitalku duakali lebih hebat..

Itu seketika membuatku sampe merem melek keenakan.
Sekujur tubuhku sampe gemetaran menahan rasa nikmat yang tak terkira.

Setengah menit kemudian tiba-tiba tubuh mbak Marisa terasa kaku..
dan kedua pahanya yang mulus itu diluruskan ke samping kiri dan kanan.. sambil mengejan kuat berulangkali.

Aku sendiri ikut-ikutan kelojotan seperti cacing kepanasan merasakan liang vaginanya bagaikan mesin penjepit yang luar biasa kuatnya..
seakan diremas-remas dan dikenyot habis-habisan alat vitalku yang sudah 'over heat' itu.

Mbak marisa mengerang panjang sambil mengejan-ngejan nikmat berulang-ulang.
Sejenak kemudian kurasakan seluruh batang penisku seperti disiram cairan hangat banyak sekali.
Wooowwww.. ambooi rasanya.

“Ooouuhhhh Eryyyyy.. oooouuuuuhhhhhh..!!” Pekiknya nikmat di puncak orgasme keduanya.
Beberapa detik kemudian mbak Marisa akhirnya terdiam kelelahan.

Lubang kemaluannya masih menjepit batang penisku sampai kandas.
Ughhh.. Panas rasanya alat vitalku dijepit dan digesek seperti tadi.

Kupeluk dan kubelai mesra pinggang dan punggungnya yang putih mulus menetramkan perasaannya yang baru terpuaskan.
“Kau puas Marisaku..?” Bisikku penuh kasih sayang.

Ia mengangkat wajahnya yang tampak basah berkeringat dan letih.
Bibirnya yang merah tersenyum manis penuh kepuasan yang tak terkira.

“Ery.. oohh.. kau kuat sekali Ery.. kamu sendiri belum juga keluar sayang..?
Oohhh.. kau hebat Ery.. mmm.. cupp.. cuppp..” katanya pelan sambil mengecup bibirku penuh kemesraan.

Aku tersenyum bangga.. aku sendiri juga tak mengira dapat mengimbangi bahkan lebih tahan lama saat bersenggama dengannya tadi.
Padahal jepitan dan gesekan liang vaginanya luar biasa ketat dan nikmatnya.

“Fiiiuuhhh.. Marisa.. ulangi seperti tadi lagi.. biar kusemprotkan air maniku ke lubang kemaluan.. mmbbfff..”
Mbak marisa membungkam mulutku yang ngeres itu dengan jemarinya yang lentik.

“Iiiiihh.. Kamu Ery.. ngomongnya kok kotor begitu..!!” Katanya protes.
“Eee.. tadi mbak Marisa khan juga ngomong jorok..” sahutku juga protes.
“Masa’ iya.. sayang..?” Bisiknya tak percaya.

Kami berdua ketawa cekikikan sampe akhirnya mbak Marisa kembali menggoyang pinggulnya turun-naik menyetubuhiku.
Menghujam-hujamkan kembali seluruh batang alat vitalku ke dalam liang vaginanya yang hangat dan sempit.

Aku kembali merem melek dan mengerang-erang keenakan.
Sebaliknya mbak Marisa yang sudah terpuaskan kini hanya tersenyum sambil memandangiku yang sedang mendesah nikmat.

“Uuuuhh.. Ery.. keras dan panjang sekali penismu sayang.. uuuuhhhh.. ayo sayang.. keluarkan air manimu.. uuuuhh..”
bisiknya penuh gairah nafsu.
Aku masih sempat tersenyum geli di antara desah kenikmatanku mendengar ucapannya.

“Aaaahh.. Marisa-ku.. teruss.. sayang.. ooohhhgg.. aaaahhh.. yaaaahhh.. terus.. Marisa-ku..
Ehmmmm.. oouuhhhgg.. nikmat sekali sayang.. mmm..” erangku keenakan.

Begitu sabar dan hebatnya mbak Marisa menggoyangkan pinggulnya naik-turun..
Berusaha memuaskan nafsu kelelakianku yang belum tuntas.

Digoyangkannya pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil dibawa turun-naik..
membuat alat vitalku seakan diisap.. dibetot.. dikenyot dan diplintir-plintir hebat oleh liang vaginanya itu.

Uughh.. Aku menggeram menahan rasa nikmat..
hingga kurasakan juga akhirnya air maniku yang mulai bergerak naik hendak muncrat keluar.

Sekujur tubuhku yang sedang disetubuhinya mulai menggelepar-gelepar..
pertanda puncak kenikmatan ejakulasi sudah dekat.

“Oooouuuhh.. terus Marisa-ku.. yaaahhh.. sedikit lagi sayang.. ngggggghhh.. ooooouuhhhh.. yaaahh..
Marisa-ku.. k..kau hebaat sayang.. nggghh.. Yaaahh.. sedikit lagi air maniku kek..ke.. luar sayang.. ooouuuhhhh..!”

Mbak Marisa semakin bersemangat melihatku mulai hendak ejakulasi, pinggulnya digerakkan semakin ganas..
naik-turun sambil digoyangkan memutar seolah hendak memlintir dan memerah alat vitalku yang sudah hendak muncrat.

Begitu hebatnya jepitan liang vaginanya mengocok batang penisku..
sampai-sampai aku sendiri tak sanggup menanggung rasa nikmatnya yang sangat luarbiasa.

“Uuuuuhh.. ayo Ery.. keluarkan air manimu sayang.. uuhhhh..” bisiknya genit sambil sesekali mengecup bibirku gemas.
“Ooouhhh.. yaaaahhhh.. mau keluar nih Marisaa.. aaaaahhhhh..!!” Teriakku keras sekali.

Segera kupeluk erat pinggul montok aduhai-nya yang masih terus bergerak turun-naik menyetubuhiku..
Lalu secepat kilat segera kugulingkan tubuhnya ke samping.. sehingga kini gantian badanku yang menindih tubuh montoknya.

Mbak Marisa memekik kecil kaget melihatku begitu perkasa dan ganti menindihnya.
Dengan mesra.. kedua pahanya yang sangat mulus itu diangkat ke atas dan menjepit pinggangku kuat.

Errgghhh..! Seluruh batang penisku seakan tertancap kandas ke dalam lubang kemaluannya yang masih menjepit dengan hebatnya.
“Uuuuhhhh kau kuat sekali Er.. mmm.. benar-benar laki-laki idaman.. uuuuuw..” bisiknya manja.

Mbak Marisa tidak tau kalo air maniku sebenarnya sudah berada dileher kepala penisku siap untuk kusemburkan keluar.
Namun aku sengaja masih menahannya sejenak sekuat tenaga.

“Aaaahhh.. Marisa-ku sayang.. kau ingin anak laki atau perempuan..?” Bisikku gemas menahan rasa nikmat.
“Iiiihhhh.. hik.. hik.. kau ini ngomong apa sih..?
Ehmmmm.. laki-laki saja Ery sayang.. supaya tampan seperti kamu.. mmm..” bisiknya mesra.

Aku mendelik nikmat saat tiba-tiba kurasakan liang vaginanya sedikit menyempit.
Alat vitalku yang sedang di ujung ejakulasi itu langsung collaps.. Dan Craatttttt.. crotttt.. crottttt..!!

“Aaaaaaaaaaaagggghhhh..!” Aku menggeram nikmat ke puncak ejakulasi.
Kukecup bibir mbak Marisa lembut lalu bersamaan dengan itu mulai kusemburkan air maniku..
ke dalam lubang kemaluannya yang menjepit nakal batang penisku itu.

Mbak Marisa memekik kaget saat dirasakannya air maniku menembak dengan kuat ke dalam rahimnya yang sangat terlarang.
Kedua jemari tangannya langsung mengusap-usap dan meremas-remas pantatku..
agar aku lebih nikmat memuntahkan air mani ke dalam lubang kemaluannya.

Craaattt.. cruuuuutttt.. Cratttt.. Crruutttt.. cruuuuutttttt..
Semburan demi semburan kuat air maniku mulai keluar memenuhi liang vagina mbak Marisa.

Sungguh tak terperikan rasa nikmat yang kurasakan.
Jiwaku seakan ditarik ke atas awang-awang terbang ke dalam sorga kenikmatan yang luar biasa.

“Ooowww.. Eryy.. iiihhh.. ooowww.. banyak sekali sayang.. mmmm.. uuuuuhhh.. terus sayang.. mmmm..
Aaaahhh.. kental sekali air manimu sayang.. ehmmmmm..” bisiknya penuh gairah.

Gantian kini pinggulku yang kugerakkan turun-naik menyetubuhi mbak Marisa.
Kuhujam-hujamkan secara perlahan alat vitalku yang sedang ejakulasi ke dalam lubang kemaluannya yang hangat dan sempit.

“Oouuhh.. Marisa-ku.. nggghhhhhggghhh.. nikmatnya sayang.. ngggggghh..” erangku melepas rasa nikmat yang tak terkira.
Begitu hebatnya liang vagina mbak Marisa menjepit alat vitalku.. memerah air maniku yang terus menyembur-nyembur tak henti-hentinya.

Saking banyaknya air maniku yang keluar sampai pergesekan batang penisku dengan liang vaginanya..
jadi bertambah licin dan mantap. Kukecup dan kukulum bibirnya yang merahnya sepenuh perasaan.

“Nnnnghh.. Ery.. banyak sekali air manimu sayang.. uuhhh.. yaaahhh.. terus sayang.. uuhhh.. semburkan lagi sayang.. uuuhh..”
Bisiknya manja menikmati tubuhnya yang sedang kusemai dengan bibit-bibit calon manusia itu.

“Oouuuuhhhh.. Marisaa..” keluhku nikmat merasakan alat vitalku masih juga terus menyemburkan air mani.
Crreeetttttt.. crrretttttttt.. cretttrrrrt.. Aku tak tau lagi sudah berapa semburan yang kutumpahkan ke dalam liang rahimnya.

Yang kurasakan hanyalah betapa kenikmatan yang sedang melanda tubuhku itu..
seakan membuat jiwaku seakan ringan saja terbang ke atas sorga.

Secara teratur dengan ritme tetap aku masih menaik-turunkan pinggulku terus menyetubuhi mbak Marisa.
Begitu nikmat mengeluar-masukkan alat vitalku yang masih memuntahkan cairan sperma itu menggesek daging liang vaginanya.

Begitu ketatnya lubang kemaluan mbak Marisa mengocok-ocok batang penisku dan menyedot spermaku keluar.
“Ooouuhhh.. sudah.. Marisa sayaang.. air maniku jangan disedot lagi..” bisikku di telinganya sembari meringis nikmat.

Marisa ketawa cekikikan.. “Iiiihhh.. nakal.. siapa yang nyedot.. penismu aja yang ngocor terus.. hik.. hik.. uuuhh..
Banyak sekali sih Er.. hik..hik.. kamu minum apa sayang bisa sebanyak ini..?” Sahutnya manja.

“Sperma Tarzan..” ujarku sekenanya.
“Iiiiihh.. jorok aahh..!! Hik.. hik..” pekiknya kaget.

Akhirnya kurasakan ludes juga air maniku disedot lubang kemaluan mbak Marisa.
Namun pinggulku masih terus bergerak turun-naik menyetubuhinya seakan tiada rasa puas dalam hatiku..
untuk terus menggeluti tubuh mbak Marisa yang montok dan bahenol ini.

Ia sampai merintih-rintih kecil melihatku seolah semakin bertambah ganas..
mengeluar-masukkan alat vitalku yang masih over voltage menggesek liang vaginanya sampai kandas.

“Aduuh.. Ery.. sudah ah.. berhenti dong.. masih belum puas juga sih.. mbak bisa pingsan nih.. kecapekan.. hik.. hik..”
Keluhnya manja.

Ejakulasiku berakhir sudah. Begitu luar biasa nikmatnya.
Perasaanku sekarang seolah begitu ringan. Seolah tiada beban. Begitu tentram dan damai.

“Nnnnngghhhh.. Marisaku.. Isteriku.. nnnggghh.. pinggulku nggak bisa berhenti nih.. remnya blong..” bisikku gemas.
“Iiiiihhhh.. Ery.. sudah ah.. hik.. hik.. nakal sekali kamu sayang.. aduuh.. kemaluanku sakiit Er..” rintihnya kesakitan.

Jemari tangannya dengan gemas mencubit pantatku yang masih bergerak turun-naik menyetubuhinya.
“Eryyyyy.. udah dong.. hik.. hik.. aawwww.. sakit sayang.. jangan cepat-cepat masukinnya sayang.. aaawwww..!”
Mbak Marisa semakin merintih kesakitan.

Aku tak peduli.. karena aku semakin gemas dan bernafsu mendengar rintihannya yang merangsang itu.
Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang kurang lengkap dalam tubuhku.

Alat vitalku terasa masih sedikit gatal-gatal dan masih ngaceng.. seolah masih menyimpan keinginan yang terpendam.
“Aduuuhh.. Eryyy.. iiiiihhhh.. udah ah sayang.. nnggggghhhhhhh..” bisiknya lirih.

Namun di akhir ucapanya itu aku merasa mbak Marisa mulai merasakan kenikmatan lagi.
Mmmmm.. Aku semakin bersemangat menggoyangkan pinggulku yang sebenarnya sudah 'letoy' itu turun-naik dengan mantap.

Bagaimana pun aku juga tak ingin terlalu terbawa ego-ku sendiri.
Kuatur gerakan pinggulku turun-naik dengan kecepatan sedang..

Sehingga hujaman alat vitalku ke dalam lubang kemaluannya yang sempit itu..
tidak terlalu membuatnya sakit namun sebaliknya memberinya rasa nikmat.

“Marisa-ku.. air maniku mau keluar lagi nih..” bisikku mulai merasakan kenikmatan senggama itu kembali.
“Ooouuhhh.. Ery.. k.. kau luar biasa sayang.. nnnggngggghhh.. terus sayang.. jangan berhenti.. oouuhhh..”

Bisiknya sembari menikmati genjotan alat vitalku yang mulai menggelitik clitorisnya ke sorga kenikmatan.
Kedua pahanya yang mulus kembali menjepit pinggangku erat.

Kedua tangannya memeluk tubuhku mesra dan jemari tangannya mengelus mesra punggungku yang berkeringat basah.
Bagaikan seekor kuda liar tanpa mengenal lelah sedikit pun..
aku terus menggoyang pinggul turun-naik menyenggamai bidadari cantik mbak Marisa.

Begitu nikmat dadaku yang bidang menindih kedua bulatan payudara raksasanya yang kenyal dan padat itu.
Kedua puting susunya terasa keras dan runcing menusuk kulit dadaku. Geli-geli rasanya.

Kami saling bercumbu bibir sembari menikmati rasa nikmat pergesekan alat kelamin kami..
yang saling beradu untuk mencari kenikmatan sorga dunia.

“Eryyy.. aahh.. cupp.. cuppp.. oouuhhhh.. terus sayang.. jangan berhenti.. sedikit lagi..
Oooouhhh.. yaaahh.. nggggghhh.. ooowwww..” rintih mbak Marisa nikmat.

Aku pun demikian.. aku mulai merasakan kenikmatan seks yang luar biasa. Dan kali ini ternyata berlangsung begitu lama.
Mungkin sekitar setengah jam-an lebih karena kami berdua sudah sama-sama terpuaskan tadi.. tetapi justeru terasa jauh lebih nikmat.

Kami berdua bisa sama-sama berkonsentrasi dan merasakan secara lebih mendalam dan lebih menjiwai persenggamaan ini.
Setiap mili alat kelamin kami saling menggesek.. kami bisa merasakan nikmatnya itu sampai ke tulang sumsum..

Sehingga tidak heran kalo persenggamaan ini berlangsung sangat lama..
karena mbak Marisa semakin keenakan bila alat vitalku kukeluar-masukkan secara perlahan ke dalam liang vaginanya.

Ia sampai melenguh panjang keenakan..
ketika kubenamkan secara perlahan batang penisku ke dalam lubang kemaluannya sampai kandas.

Begitupula ketika kutarik batang penisku itu pelan-pelan keluar dari lubang kemaluannya..
sampai-sampai ia menggigit pundakku karena gemas.

“Aaahhh.. Eryyyy.. nnggghhh.. nikmaatnya sayang.. terus sayang.. ulangi lagi..
Aaaaahh.. uuuuhhhh.. yyaaaaahhhh.. mmmm..” rintihnya.

“Marisa-ku.. aaahhh.. kita keluarkan sama-sama..”
bisikku menahan rasa nikmat yang sudah mulai memuncak.

“Nnnggghhh.. i..iyaaa.. sayang.. aaahhh.. aku sudah mau keluar.. nggghhh.. lekas Eryyyyy..”
Bisik mbak Marisa ke telingaku ketika dirasakannya puncak orgasmenya sudah sampai.

“Aaaaahh.. tung..gu sebentar Marisa.. eegggghhh.. aaaaaaahhhhhh.. ayo Marisaa.. sekaraaanngggg..”
Erangku nikmat ketika ejakulasi.. pun akhirnya terpuaskan untuk kedua kalinya.

Kali ini agak kupercepat goyangan pinggulku agar alat vitalku dapat menggesek liang vaginanya lebih hebat..
sehingga puncak kepuasan seks itu lebih terasa nikmat.

Dan.. sambil berpelukan mesra,
Akhirnya kami berdua saling mengerang-erang dan menggeliat-geliat melepas puncak kenikmatan itu bersama-sama.

Tubuh kami berdua saling mengejan saking tak kuatnya merasakan rasa nikmat yang luar biasa.
Otot-otot liang vagina mbak Marisa menjepit alat vitalku duakali lebih ketat..

Membuat air maniku sontak kembali menyembur-nyembur keluar dengan hebatnya.
Crrrettt.. cccrrrooot.. crreeeeettttt.. Crrreeeettttt..!!

“Marisaaaaaaaaaaaaa.. aaaaaggghhh “
“Eryyyyyyyyyyyy..!! Nnngggghhhhh..“

Kami berdua sama-sama memekik-mekik nikmat.
Seakan terbang saja jiwaku terhempas ke dalam pusaran kenikmatan yang tiada tara.

Cairan lendir mbak Marisa terasa menyembur lemah membasahi dan menghangati seluruh alat vitalku..
yang terbenam kandas dalam liang kemaluannya.

Cruuuoooottttttt.. crreeetttt..
Air maniku kurasakan mulai menyembur lemah dan akhirnya terasa ludes tak tersisa lagi.

Kantong zakarku seolah kopong karena isinya telah terkuras, disedot kemaluan mbak Marisa.
Tak terasa begitu cepat sekali rasa nikmat itu berakhir.. pinggulku terhempas lunglai di atas tubuh mbak Marisa.

Alat vitalku seakan terbenam dalam lautan air mani di dalam liang vaginanya.
Kurasakan batang penisku itu mulai bergerak menyusut di dalam situ. Loyoo.

Mbak Marisa menciumi bibirku dengan gemas. Berkali-kali mulutnya mengulum bibirku sampai lama sekali.
Dari wajahnya terbayang betapa sangat puasnya dia malam ini.

Begitu terlihat cantik dan alami meski tampak basah berkeringat.
Kedua matanya yang kelihatan sedikit letih memandangku mesra.

“Ooh.. Eryy.. aku benar-benar puass sekali.. kau jantan sekali sayang.. mmmbbff.. cupp.. cuupp..” katanya gemas.
“Aku juga Marisa.. begitu nikmat sekali.. mmm.. indah sekali Marisa..” bisikku letih.

Lima menit kemudian aku melungsur keluar dari tubuh mbak Marisa dan tergeletak lemas di samping tubuh bugilnya.
oOo

Malam itu aku menginap di tempat Mbak Marisa sampai pagi.
Namun sebelum tidur aku masih sempat mengintip lagi ke kamar si Agus.

Dan benar saja.. kulihat mereka memang sedang tertidur lelap kecapekan juga masih telanjang bulat.
Hanya edannya.. kulihat alat vital si Agus yang sudah loyo itu ternyata masih menancap di lubang dubur Farida.

Mungkin mereka sempat maen.. –sodomi..– lagi ketika kutinggal tadi.
Dari sela-sela paha Farida yang putih mulus kulihat leleran cairan kental berwarna putih.. –seperti buih..– banyak sekali.

Mungkin air mani si Agus yang tumpah keluar dari dalam liang kemaluan Farida.
oOo

Sampai sekarang hubungan seks ini masih tetap berlangsung.
Dan seperti yang telah aku duga sebelumnya mbak Marisa saat ini telah menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
Entahlah.. bagaimana selanjutnya aku masih bingung.

Hanya saja mbak Marisa mengatakan supaya aku jangan khawatir mengenai kehamilannya..
Karena ini katanya sudah menjadi tanggungjawabnya bersama suaminya nanti. –edaan nggak..!?–
Tapi entah bagaimana reaksi suaminya.

Ketika sahabatku Agus kuceritakan tentang hubungan seksku ini.. semula ia tak percaya sama sekali dan menuduhku ngayal.
Namun suatu malam yang telah kurencanakan.. ia kusuruh mengintipku..
Hingga dia baru benar-benar percaya ketika kusetubuhi mbak Marisa untuk ke-29 kalinya.

He.. he.. katanya ia sampai sempat onani segala melihat tubuh mbak Marisa yang begitu indah mulus dan montok.
Bahkan gilanya ia masih sempat merekam adegan persetubuhan kami itu dengan handycam-nya selama kurang lebih 10 menit.
oOo

Ada kejadian lucu pada beberapa hari yang lalu ketika suatu siang sehabis pulang dari kampus.
Aku benar-benar tak dapat menahan kerinduanku pada mbak Marisa..

Jadi.. sambil sedikit setengah memaksa.. aku meminta mbak Marisa memenuhi keinginan seksualku.
Meski pada mulanya ia menolak.. karena sikon yang tak memungkinkan di saat kegiatan salonnya yang sedang ramai.
Namun akhirnya ia mau juga.

Mbak Marisa mengajakku melakukannya di dapur saja daripada di kamarnya..
Lantas ia menyuruhku melakukannya dengan cepat.. karena khawatir ketahuan pegawai salon.

Ketika kami melakukan persetubuhan itu masih dengan pakaian lengkap.
Mbak Marisa hanya menarik turun celana jeans dan CDnya sebatas paha.
Begitu pula denganku.. hanya kuplorotkan sebatas paha pula.

Mbak Marisa menyuruhku agar melakukannya dari sebelah belakang..
Ia lalu berdiri agak setengah membungkuk membelakangiku di atas sebuah meja di dapur.

Slebb..! Alat vitalku yang sudah sangat ngaceng itu kuselipkan di antara kedua belah paha mulusnya..
kemudian menembus labia mayoranya yang tebal merangsang.

Blesskk..! Hanya kurang dari 10 detik.. seluruh batang penisku sepanjang 16,5 centi itu..
telah kubenamkan seluruhnya ke dalam liang kemaluannya yang hangat dan sempit.

Sambil kuremas gemas kedua belah payudara montoknya dari belakang..
Clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb. crebb.. aku mulai asyik menggoyang pinggul menyetubuhi mbak Marisa.

Namun kenyataan berkata lain.. 20 menit kemudian..
yang kebetulan sekali saat itu kami berdua sudah hampir sampai ke puncak kenikmatan secara hampir bersamaan.

Ketika tiba-tiba salah satu pegawai mbak Marisa yaitu Sherly nyelonong masuk ke dapur hendak mengambil gelas untuk minum.
Kami berdua terhenyak kaget, begitu pula dengan Sherly.

Begitu kagetnya mbak Marisa sampai lubang vaginanya mengerut mengecil..
Hingga menjepit alat vitalku yang saat itu sedang mendekati klimaks-nya..

Pprrttt..!! Rasanya jepitannya yang luarbiasa..
membuat alat vitalku langsung muncrat memuntahkan air mani ke dalam lubang kemaluannya.

“Eeeehhh.. mbak.. Maaf..!!” Pekik Sherly kaget setengah ketakutan melihat kami berdua sedang berhubungan intim.
“Sherlyy..!!!” Pekik mbak Mbak Marisa pula.

Sebaliknya aku malah meram melek keenakan..
merasakan air maniku yang menyembur-nyembur hebat ke dalam liang kemaluan mbak Marisa.
Rasa nikmatnya membuatku seakan tak peduli dengan kejadian mengejutkan itu.

“Ma.. maaf m.. mbak.. Aku mau ambil gelas..” kata Sherly masih kaget.
Sejenak mbak Marisa akhirnya dapat menguasai keadaan.

“Ya sudahlah.. Sherly.. lekas ambil sana..!” Ujar mbak Marisa setengah ketus.
Sherly langsung ngibrit keluar begitu benda yang dicarinya sudah didapat.

Kami berdua saling ketawa cekikikan mengingat kejadian lucu tadi..
lalu melanjutkan lagi permainan seks kami yang sempat terganggu 1 ronde lagi.
oOo

Sejak kejadian itu Sherly semakin berani menggodaku..
dan hampir tiap hari ia menelpon mengajakku pergi menemaninya ke diskotik.

Aku tau ia pasti punya hasrat lain selain hanya sekedar pergi ke diskotik.
Aku masih belum mengiyakan permintaannya.. berhubung sebenarnya aku sedang naksir pada Silvi.
Yaitu salah seorang pegawai mbak Marisa yang lain.

Orangnya setahun lebih tua.. tetapi masih imut-imut dan manis.. seperti Deyana Lomban..
–atlet badminton..– Dan saat ini pun hubungan kami sudah dapat dibilang pacaran.

Hanya saja sedikit ngeri juga.. mengingat kejadian ketika Sherly memergokiku sedang bersetubuh dengan mbak Marisa.
Aku khawatir Sherly mengadukan soal ini kepada Silvi.

Kadang terpikir olehku untuk mengiyakan saja kemauan Sherly menemaninya ke diskotik.. atau menggagahinya sekalian..
Untuk sekedar tutup mulut.. –kalo perlu..– ha.. ha.. CONTIECROTT..!!
------------------------------------oOo----------------------------------
 
-------------------------------------------------------------------------

Cerita 147 – Hasrat dan Nafsu [Part 4]

Seperti
yang telah kuceritakan sebelumnya.. kehamilan mbak Marisa olehku benar-benar membuatnya sangat bahagia.

Terkadang aku nggak habis pikir dengan jalan pikiran mbak Marisa ini.

Bagaimana mungkin ia bisa bersikap demikian..
padahal anak yang dikandungnya itu jelas bukan dari sperma suaminya yang sah.

Aku khawatir jika perut mbak Marisa semakin besar pasti akan terjadi geger seisi rumah.
Tak dapat kubayangkan reaksi suaminya nanti jika melihat isterinya dihamili orang.

“Kapan suamimu pulang.. Marisa..?” Bisikku letih kepadanya..
sejenak setelah hampir sekitar kurang lebih 1 jam aku menggeluti dan menyetubuhinya sebanyak dua kali.

Kami berbaring kelelahan di atas kasur kamarnya.
Kuelus-elus mesra bukit kemaluannya yang sedikit basah berkeringat sehabis kusenggamai.

Begitu tebal dan montok bukit kemaluan mbak Marisa ini.
Kucubit gemas berulangkali belahan bibir labia mayoranya yang empuk dan kenyal.

“Nggghhhh.. akhir bulan depan Er.. kenapa..?” Ujarnya setengah merintih menikmati elusanku.
“Apa katanya nanti Marisa..?” Tanyaku sedikit khawatir.

“Aahh.. selalu itu saja yang kau tanyakan Ery.. ngghhh.. dia harus tau diri karena ia sendiri yang mengusulkan ide ini..“
“Bisa-bisa aku dibunuhnya Marisa..?” Tanyaku masih tak puas.

Mbak Marisa membuka kedua matanya yang setengah terpejam lalu memandangku gemas.
“Ery.. bagaimana pun juga suamiku pasti ingin tau siapa bapak anak yang sedang kukandung ini..
setidaknya kamu mesti ketemu dengannya..”

“Suamimu benar-benar gila Marisa..?”
“Kita yang gila Er.. dan kau yang gila Ery..! Kamu sendiri khan yang nekat dan berani-beraninya merayuku..
sampai hamil begini.. ahhh..” bisiknya lirih masih kelelahan. Mulutnya tersenyum kecil.

“Kenapa kamu juga mau dirayu..?” Ujarku tak mau kalah.
“Bodo aahh..” sahutnya malas.

Kupandangi wajah cantiknya yang terlihat letih. Bibirnya yang sedikit tebal tampak basah.
Kupandangi tubuh bugilnya yang putih mulus dan begitu montok nan aduhai..

Kedua buah dadanya mengacung tegang bak buah melon..
dengan puting-putingnya yang keras berwarna coklat kemerahan.

Pinggulnya bundar padat dengan kedua paha serta kaki seksinya yang putih merangsang..
Bukit kemaluannya yang mulai tertutup dengan rerimbunan jembutnya yang halus..
dan kehitaman tampak basah merangsang birahi.

“Suamimu benar-benar menyia-nyiakanmu Marisa..” bisikku gemas.
Kuremas dan kukocok alat vitalku yang mulai menegang lagi.

Dalam sekejab rudal tomahawkku telah kembali perkasa. Kepala penisku membesar bak buah sawo manis.
Urat-urat di sekujur batang penisku mulai bertonjolan keluar menandakan ereksi-ku yang telah sempurna.

Mbak Marisa melirikku sekilas dan hanya bisa tersenyum letih.
“Aaah.. kadang kupikir aku sudah tak sanggup lagi melayanimu Ery..” bisiknya lemah.

Aku tersenyum menyeringai senang.
Dengan penuh gairah aku kembali menaiki dan menindih tubuh mbak Marisa yang telanjang.

Kupentang lebar kedua belah paha mulusnya. Dia hanya memekik kecil dan merintih panjang..
saat untuk kesekian puluhkalinya batang alat vitalku kembali menembus..
dan mengobok liang kemaluan hangatnya sampai mentok kandas.

“Aawww.. ooh.. Ery.. kau ini benar-benar hipersex..” bisiknya letih.
Aku tau mbak Marisa sudah tak sanggup lagi melayani nafsu seks ku lagi.. Sayang aku tak peduli.

Ia hanya bisa mengeluh dan merintih berulangkali ketika aku mulai mengayuh pinggulku..
turun-naik menyetubuhinya lagi beberapa saat lamanya..

Sebelum akhirnya air maniku kembali tersembur keluar dengan hebatnya memenuhi liang vaginanya..
menyebar benih-benih spermaku ke dalam rahimnya.
-----oOo-----

Perlu juga aku ceritakan sedikit tentang kelainan seks yang dimiliki mbak Marisa..
Selain ia senang menyuruhku meminum cairan lendir orgasmenya,
mbak Marisa juga suka melihat air maniku ditumpahkan ke atas kemaluannya.

Pernah suatu malam saat kami berhubungan badan yang biasanya paling tidak kami lakukan sebanyak 2 ronde..
Pada ronde pertama kami bersenggama ketika kurasa air maniku sudah hendak muncrat keluar..

Yiba-tiba mbak Marisa berbisik kepadaku.
“Eryyy.. keluarkan di luar sayang.. nnnggghh.. cabut dulu penismu Er..” erangnya manja.

Semula aku agak kaget juga mendengar permintaannya yang aneh..
karena biasanya bila air maniku hendak keluar kedua paha mulusnya langsung dijepitkan kuat-kuat ke pinggangku..
dan vaginanya langsung merapat ketat sekali sampai alat vitalku tak kuat lagi menahan rasa nikmat..

Namun kali ini mbak Marisa malah mendorong tubuhku yang sudah mulai meregang nikmat hendak ejakulasi.
Dengan cepat tubuhnya yang berada di bawah tindihanku langsung bergeser sedikit ke atas..
sehingga otomatis batang penisku langsung tercabut keluar dari dalam liang vaginanya.

Belum juga habis kagetku, jemari tangan kanannya menyambar alat vitalku..
Diremasnya kuat dan dikocok naik-turun dengan cepat..

Kepala penisku diarahkannya ke atas permukaan bukit kemaluannya yang besar montok..
ditumbuhi dengan bulu jembutnya yang mulai rimbun dan tebal..

Belahan kedua bibir kemaluannya masih setengah terbuka sehabis kusenggamai tadi tampak basah berlendir..
bekas cairan kewanitaannya yang bercampur dengan cairan orgasmenya yang berwarna keruh kekuningan.

Crraatttt.. crreeeettt.. Crrreeett.. Crrrettt t.. ccreeeeetttt..! Air maniku yang putih setengah kental langsung berhamburan keluar..
banyak sekali.. membasahi seluruh permukaan bukit kemaluannya yang merangsang.
Bulu jembutnya yang mulai tebal seakan tertutup oleh leleran air maniku yang putih seolah seperti sedang dikeramasi.

Saking kuatnya semburan spermaku itu sampai membentuk garis-garis putih dan panjang di seluruh bukit kemaluannya..
juga di sekitar perut serta pusarnya,,
Sebagian besar meresap masuk di sela-sela belahan bibir kemaluannya dan memasuki liang vagina merahnya yang setengah terbuka.

Kedua mata mbak Marisa tampak berbinar-binar melihat cairan mani kentalku yang begitu banyak melumuri bukit kemaluannya.
Ia mendesis gemas dan lidahnya setengah terjulur keluar menjilati bibirnya yang basah merekah.

"Mmmmhh.. pantas saja begitu cepat aku hamil Er.. Spermamu sebanyak ini..” bisiknya kagum.
Aku tersenyum bangga di antara rasa nikmat ejakulasiku..

Kuraih alat vitalku yang mulai sedikit lemas karena air maniku seakan terkuras habis..
dari remasan jemari tangan mbak Marisa..

Dengan gemas kuusap-usapkan alat vitalku yang masih setengah ngaceng..
ke seluruh permukaan bukit kemaluannya yang penuh leleran maniku sendiri..

Lalu dengan sedikit susah payah berusaha kubenamkan kembali kepala penisku yang sudah loyo itu ke dalam liang vaginanya.
Tapi sayang.. Alat vitalku terlalu lemas untuk memasuki liang vagina mbak Marisa yang sangat rapat..

Hingga.. meski aku berusaha menekan tetap saja hanya ujung kepala penisku yang bisa masuk sekitar 3 centi saja..
“Aaaahhhh.. Marisa..” bisikku gemas menyaksikan semua itu. Aku terkulai lemas di sampingnya.

Dengan mesra mbak Marisa mengusap lembut jidatku yang penuh keringat..
sebelum akhirnya ia mengusap-usap perut dan bukit kemaluannya sendiri yang penuh leleran maniku..
sampai berjatuhan dan membasahi sprei tempat tidurnya.

Beberapakali aku juga sering minta kepada mbak Marisa untuk mencoba merasakan senggama lewat lubang anusnya..
sebab sering aku melihat di film-film porno anal seks seperti itu kelihatannya sangat nikmat sekali..
karena lubang anus sudah pasti sangat sempit dan jauh lebih rapat dibanding liang vagina.

Namun dengan tegas mbak Marisa selalu menolak dengan alasan kotor dan takut sakit.
Untuk menghiburku biasanya ia menyuruhku agar menjepitkan batang alat vitalku di antara payudaranya yang memang sangat besar.

Aku sangat menyukainya karena rasanya juga nikmat.. empuk, kenyal dan hangat.
Dan bila air maniku sudah hendak tumpah keluar..
maka mbak Marisa akan memintaku untuk memasukkan penisku ke dalam liang vaginanya kembali.

Ia memang lebih senang kalo air maniku ditumpahkan di situ..
karena katanya 'sense of good'nya luarbiasa kalo liang senggamanya dialiri cairan hangat.

Namun selama kami berhubungan badan.. belum pernah sekali pun mbak Marisa mau mengulum..
dan atau mengisap batang penisku.. –blow job..– sebagai pemanasan.
Padahal aku sangat kepingin sekali bisa merasakan kuluman dan sedotan mulutnya yang menawan itu.

Pernah suatu kali ketika air maniku hendak tumpah keluar..
setelah kurang lebih 15 menit kujepitkan dan kugesekkan di antara kedua buah dadanya..
aku meminta mbak Marisa untuk mencoba merasakan dan meminum air maniku..

Pada mulanya dia menolak.. karena ia risih kalo harus mengulum dan mengisap batang penisku..
namun setelah kubujuk agar ia membuka mulutnya saja karena jemari tanganku sendiri yang akan mengocoknya..
akhirnya mbak Marisa bersedia meski setengah ragu.

Saat air maniku telah sampai di ujung leher kepala penis pertanda ejakulasiku telah sampai..
dengan cepat kusodokkan kepala penisku memasuki mulut mungilnya.. lalu crott.. crott.. crott..

Langsung kusemburkan air maniku dengan sekuatnya ke dalam kerongkongannya. Kurang lebih 3 semburan kuat.
Ia terperangah dan mendelik kaget dan kurasakan gigi-gigi mulutnya seakan menggigit penisku.

Sejenak kemudian mbak Marisa memalingkan mukanya lalu terbatuk-batuk sambil memuntahkan air maniku kembali keluar.
Aku sedikit kecewa karena ulahnya tersebut..

Sebagai pelampiasan.. kusemburkan sisa-sisa air maniku yang masih ada ke atas pipi dan rambutnya sampai basah semua.
Akibatnya.. ia juga kesal atas ulahku.

Selama 4 hari mbak Marisa tak mau kutemui sama sekali. Aku sangat menyesal sekali.
Namun kejutan ketika di hari kelima.. tiba-tiba ia muncul di tempat kostku sambil meminta maaf telah mengabaikanku.

Sebagai gantinya ia mengajakku rekreasi dan menginap di Klub Bunga kota Batu.
Di sana kami berdua melampiaskan semua nafsu birahi kami yang serasa mau meledak karena 4 hari tak ketemu.

Kalo kupikir heran juga kami saat itu.. masa’ dalam 1 hari 1 malam di hotel..
aktifitas terbanyak kami hanya di atas ranjang.

Siang sewaktu kami tiba di hotel.. langsung masuk kamar untuk berhubungan badan.
1 ronde selesai kami turun untuk makan.. lalu 1,5 jam kemudian kami berdua masuk kamar lagi dan berhubungan badan lagi..

Setelah itu tidur selama kurang lebih 3 jam.. ketika bangun kami bercumbu lagi dan diteruskan dengan bersetubuh lagi..
setelah selesai dan mandi kami turun untuk makan malam..

1 jam kemudian masuk kamar lagi bercumbu lalu berhubungan badan lagi.. selesai kami tidur sejenak sampai pukul 9 malam..
ketika bangun kami nonton TV tetapi malah kebetulan sedang memutar film bertema romantis..

Kami jadi terpengaruh lalu bercumbu dan bersenggama lagi..
selesai kami tidur lagi sampai hampir pukul 2 malam.. aku terbangun karena haus sekali.

Bersenggama berkali-kali membuat tubuhku sangat lemas kurang cairan.
Aku membangunkan mbak Marisa untuk minum bersama-sama.

Semula ia ogah-ogahan karena ngantuk namun begitu aku menggodanya..
dengan meremas gemas buah dadanya yang montok dan kenyal ia jadi terpengaruh.

Disibakkannya selimut penutup tubuhnya..
Mbak Marisa masih setengah telanjang karena ia memang hanya mengenakan celana dalam saja.

Dengan perlahan ia lalu memelorotkan dan melepas kain penutup tubuh satu-satunya itu..
lalu dengan manja ia memintaku untuk menyetubuhinya lagi.
Edaan.. kupikir. Tapi itulah kenyataannya malam itu mbak Marisa sangat hipersex..

Kuminum separuh gelas anggur putih dan separuhnya kuberikan padanya..
sebelum akhirnya aku menaiki tubuh bugilnya lagi untuk kusetubuhi sampai ia merintih keras mereguk puncak kepuasan sex.

Benar-benar 1 hari yang tak kan pernah terlupakan.. capek tapi membawa nikmat..
-----oOo-----

9 Nopember..
Siang itu setelah salon tutup.. aku bersiap hendak mengantar Silvi pulang.
Perlu pembaca ketahui.. Silvi sudah resmi jadi pasanganku sejak seminggu lalu.. meski masih dalam taraf penjajakan.

Dengan mesra kucium dahinya yang putih dan halus sebagai tanda sayang.
Silvi tertunduk malu.. ia benar-benar polos sekali.

Kadang kupikir benar juga kata Agus.. Silvi ini belum pernah dijamah laki-laki.
Atau mungkin malah belum pernah pacaran sama sekali.
Aku tak pernah menanyakan hal tersebut kepada Silvi.. karena itu bukan masalah penting buatku.

“Vi.. aku pipis dulu yaa..” ujarku padanya mesra.
“Iiih ada aja sih kamu.. cepetan dong..” bisiknya tak kalah mesra.
Kadang lucu juga ia memanggilku dengan sebutan 'mas' padahal usianya setahun lebih tua dariku.

Dengan penuh semangat aku bergegas ke kamar mandi belakang rumah mbak Marisa.
Kulihat mbak Diana.. Erna.. Santi dan juga mbak Marisa masih asyik memberesi peralatan salon.

“Hai.. everybody..!!” Sapaku gembira kepada mereka semua.
“Hai juga.. mau nganter Silvi pulang Er..?” Tanya mbak Marisa sembari tersenyum penuh arti padaku.

Kelihatannya mbak Marisa masih terkenang dengan keganasanku semalam ketika menyetubuhinya.
“Iyaa.. mbak.. but kencing dulu nih..” ujarku sambil ngibrit ke belakang.

Setengah berlari aku menuju ke kamar mandi belakang dekat dapur.
Karena sudah kebelet aku langsung membuka pintu dan masuk ke dalam dan.. Astaga..!!

Ternyata Sherly ada di situ sedang buang air kecil juga.. kebetulan kulihat ia masih berjongkok mengeluarkan air kencingnya..
Currr.. currr.. currrr..! Bunyinya mendesis-desis seperti suara ular.

“Eehh..!?”
“Eeehh..!?”

Kami berdua sama-sama kagetnya. Karena kebetulan saat itu Sherly sedang mengangkat roknya ke atas..
Sehingga dapat kulihat jelas kedua belah pahanya yang seksi dan putih mulus.. begitu juga bagian terlarangnya yang lain.

Wiiiihhh..! Mataku sampai mendelik kagum..
menyaksikan keindahan bukit kemaluan Sherly yang cukup besar.

Bulu jembutnya yang merangsang tidak terlalu lebat sekali..
sehingga aku dapat melihat jelas celah bibir vaginanya yang ternyata masih menutup rapat.
Namun dari sela-sela celah sempitnya itu kulihat sebuah air mancur kecil sedang menyembur-nyembur dengan hebatnya.

Sherly dengan wajah merah padam segera menutup bagian bawah tubuhnya dengan rok pendeknya..
Lalu ia langsung berdiri. Setengah terburu-buru ia segera membalikkan badan karena malu.

Celana dalamnya yang masih tersangkut di antara kedua pahanya yang putih mulus segera ditarik ke atas dan dipasang kembali.
Wooww.. indahnya bentuk pinggulnya itu.

Baru kali ini aku menyadari betapa indahnya bentuk tubuh mbak Sherly ini.
Tak kalah dengan Marisa. Bokongnya terlihat bulat mekal dan padat.. menandakan ia termasuk cewe yang nikmat untuk disetubuhi.

Mukanya masih merah padam ketika dengan cepat Sherly menghampiriku dan Plakk..!!
Tiba-tiba saja pipiku terasa panas dan pedih. Aku benar-benar maklum kenapa ia menamparku.

“Maaf Sherly.. aku nggak sengaja.. kenapa pintunya nggak dikunci..?” Ujarku pelan sembari meraba pipiku yang panas.
“Aku bukan cewe murahan yang bisa kau pandangi seenakmu Ery.. kamu sengaja khan mengintipku..?”
Katanya dengan pandangan berapi-api.

“Astaga.. swear Sherly.. untuk apa aku mengintipmu..!?” Ujarku membela diri.
“Ery.. kau bisa saja mempermainkan mbak Marisa tetapi itu bukan berarti kau juga bisa mempermainkanku..” katanya ketus.

Aku tersenyum melihat kemunafikan di wajah cantiknya.
Aku tau Sherly sedang berpura-pura menutupi rasa malunya sendiri.
Bagaimana pun juga aku tau ia punya hasrat kepadaku.

“Maaf Sherly.. aku nggak perlu berdebat denganmu lagi.. aku ingin kencing..” ujarku rada jengkel juga.
Aku membalikkan badan memunggunginya.

Setengah memancing sengaja setengah kuplorotkan celana jins dan celana dalamku.
Ingin kulihat seberapa jauh reaksinya.
Kalau ia keluar berarti ia punya konsekuensi tersendiri.. jika tidak berarti ia bohong dan menginginiku.

Alat vitalku yang masih lemes segera kuluruskan agar air kencingku tak sampai mengotori dan membasahi celanaku.
Benar saja.. beberapa saat kemudian ketika air kencingku mulai mengalir keluar..
kurasakan sebuah dekapan lembut memeluk pinggangku..

Aahh.. aku sedikit terlena merasakan desakan dua gumpalan bulat yang lunak.. kenyal menempel..
dan menekan punggungku ketat sekali.

Seraut wajah cantik muncul dari sebelah pundak kananku seakan mengintipku yang sedang buang air kecil.
Aku tersenyum penuh kemenangan.

“Aku tau kau menginginiku Sherly.. kau tidak bisa membohongi itu dariku..!”
“Maafkan aku Ery.. maafkan kemunafikanku..” bisiknya lembut.

Aku mendesah nikmat saat jemari tangan kanannya yang halus lentik menggantikan jemariku..
yang sedang memegangi alat vitalku.
“Aaahhh.. Sherly.. awas tanganmu kecipratan..” bisikku mulai bergairah.

Hanya 5 detik saja, alat vitalku langsung menegang dalam genggaman jemari tangannya yang halus.
“Iiihh.. punyamu besar sekali Ery..!” Bisik Sherly lirih di sebelahku.

Jemari tangannya mulai mengurut batang alat vitalku yang mulai ngaceng..
Air kencingku masih menyembur beberapa saat.
Sedikit kerepotan juga kencing dalam keadaan ngaceng seperti ini. Seperti ngganjel.

"Sini aku cucikan punyamu Er..” kata Sherly perlahan. Diambilnya secebok air..
lalu pelan-pelan disiramkannya membasahi kepala penisku sampai ke tengah-tengah batang penisku yang ngaceng.

“Kau ereksi sekali Ery..?” Katanya lagi begitu lembut..
seolah alat vitalku yang sedang ngaceng ini hanya sekedar barang mainan anak-anak.

Diusapnya lubang saluran kencingku dengan ujung jemari telunjuknya beberapakali sampai bersih..
membuat tubuhku sampai menggeliat kegelian. “Sudah Sherly.. aaaahhhh.. geliii..” bisikku keenakan.

Dengan perlahan penuh kelembutan Sherly lalu melepaskan genggamannya pada batang penisku yang ngaceng.
Kubalikkan badan dan dengan segera kuraih tubuh Sherly dalam pelukanku.

Dalam 2 detik bibir kami sudah saling bertautan mesra.
Kunikmati bibirnya yang hangat merekah dan kuisap dengan penuh nafsu.

Begitu hangat dan lembut bibirnya membalas cumbuanku seakan kekasih yang memendam rindu.
Sementara itu dengan terampil kedua jemari tanganku telah berada di atas dadanya..
lalu dengan gemas dua bulatan payudara Sherly yang cukup besar itu kuremas-remas berulang-ulang.

Ooouhh.. Begitu kenyal dan padat. Sherly merintih pelan di antara cumbuan bibirku.
Namun hanya sebentar.. 2 menit kemudian Sherly melepaskan ciumanku.
Ia hanya memandangku dengan gemas penuh dengan sejuta keinginan.

“Sudahlah Er.. jangan diteruskan.. bagaimana pun juga kau milik mbak Marisa khan..” bisiknya sedikit memburu.
“Tapi Sher ..” bisikku setengah kecewa.

Ia tak menjawab hanya kedua jemari tangannya segera meraih celana dalamku..
kemudian ditariknya ke atas menutupi alat vitalku yang masih ngaceng.

Seakan masih bingung dengan pikiranku.. Sherly
dengan cepat telah memasangkan kembali celana jinsku dan mengancingkannya sekaligus.

“Aku menginginimu Sher..” bisikku bernafsu.
Aku segera memeluknya hendak mencium bibir merahnya sekali lagi.

“Eryy.. sudahlah nanti ada yang lihat..” katanya setengah memberontak. Namun jemari tanganku lebih cepat..
Dalam sekejab tanganku itu telah memasuki roknya dan menyelip liar ke dalam celana dalamnya.

Kurasakan rerimbunan lebat bulu jembutnya menggelitik telapak tanganku.
Aaah.. bukit kemaluan Sherly yang montok dan berbulu lebat itu telah berada dalam genggaman telapak tanganku..

Aku meremasnya gemas karena kehangatan dan keempukan daging kemaluannya itu.
“Eryyy.. lepaskan tanganmu..!! Ja..jangan..” pekik Sherly setengah gugup.

Tiba-tiba.. Krrriieeeeetttt..!! Mbak Marisa telah berada di depan pintu kamar mandi.
Kami berdua langsung mendelik kaget setengah mati. Apalagi mbak Marisa pula.

“Haaiiii.. apa yang kalian lakukan di sini.. Eryy..!? Sedang apa kamu..!?” Seru mbak Marisa kepada kami.
Perlahan-lahan segera kutarik kembali tanganku dari sela-sela selangkangan kemaluan Sherly.

Ada rasa kecewa juga. Sherly segera merapikan pakaiannya yang awut-awutan.
"M.. mm.. mbak.. Maafkan kami mbak..” ujar Sherly begitu gugupnya.

“Keluaaar kamu Sherly..!” Pekik mbak Marisa setengah marah. Sherly kelihatan ketakutan sekali.
Setengah tergopoh-gopoh ia segera menyingkir, namun dengan sigap kuraih pinggangnya lebih dulu.

“Eryy.. lepaskan..” bisik Sherly padaku setengah memohon.
“Sher.. kamu jangan khawatir soal mbak Marisa..!”

“Ery.. apa yang kamu lakukan..?” Gertak mbak Marisa makin marah. Aku menyuruh Sherly untuk segera pergi..
Lalu sejenak kemudian kuhampiri mbak Marisa yang masih setengah melotot ke arahku.

Secepat kilat kukecup bibirnya yang merah merekah. Cuppp.. cupp.. mbak Marisa memekik kaget.
“Eryy..!?”

“Marisa.. bagaimana kalo dia membongkar rahasia kita..?”
Ujarku sambil meninggalkannya pergi menemui kekasihku Silvi yang mungkin sudah lama menunggu.

“Erryyyy.. aku belum selesai bicara..” kata mbak Marisa sekali lagi ke arahku.
“Apa sayang..!?” Wajahnya yang cantik memandangku gemas.

“Kamu khan yang memulai tadi..?” Katanya setengah marah.
“A..aku memang terangsang tadi Marisa..” kataku terus terang.
“Jangan berbuat gila Eryy..!”

Aku mendekatinya lagi. “Marisa.. kalo boleh.. ehm.. tapi kalo mbak melarangnya aku akan menjauhinya..”
Ujarku pelan penuh arti sambil mengedipkan mata.

Sekali lagi ia hanya memandangku gemas. Lama sekali.. sampai akhirnya ia mengatakan.. “Oke.. oke.. Er.. kalo itu juga maumu..
Hehh.. Kamu ini memang maniak.. mm.. oke.. Tapi satu hal.. aku tidak ingin mendengar nanti ia sampai hamil olehmu..”
Katanya pelan seolah mengingatkan. Aku tersenyum puas mendengar jawabannya
---oOo---

Sore itu di rumah Silvi yang kebetulan sedang ada arisan RT.. membuat kesempatanku berkencan dengan Silvi jadi tertunda.
Padahal aku sudah merencanakan untuk mencumbunya.
Maklum.. semenjak jadian baru sekali saja aku menikmati kelembutan bibir manisnya.

“Ramai ya Mas.. aduuh harus ngebantu ibu nih mas..!” Katanya setengah kecewa juga.
“Ya udah deh Vi.. Nanti malem aja aku ke sini lagi.. salam aja deh sama mama-mu..” bisikku kesal.

“Jangan marah dong mas..” Cuppp..!! Kata Silvi gemas sembari mencium mesra pipi kananku.
“Eeeh.. Silvi ntar ketahuan mama-mu berabe kita..!”
“Biarin biar kita dinikahin aja sekalian..” katanya manja.

Sepeninggal situ.. aku kembali balek ke tempat mbak Marisa untuk menemui Agus.
Sengaja aku lewat pintu samping tempat kost.. agar kedatanganku tak terlihat mbak Marisa atau oleh yang lain.

Di depan pintu kamar Agus kulihat ada 4 pasang sendal cewe yang sangat kukenal.
Aku sedikit kaget karena di situ terdapat juga sandal Mona..
Cewe kost paling cantik yang menurut Agus belum pernah disentuhnya.

Gilaa.. entah kenapa aku jadi cemburu melihatnya. Ingin rasanya kudobrak saja pintu kamar si Agus ini.
Sudah begitu gilanya kah si Agus sampe ia langsung menggilir 4 cewe sekaligus.. dan kenapa harus Mona ikut serta.

Kuberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar itu, aku benar-benar tidak rela kalo Mona sampe digarapnya.
Kuhajar dia karena mestinya dia tau kalo aku menyukai Mona.

Tok.. tok.. tok..! “Masuk Gus..!!” Terdengar sahutan suara cewek dari dalam kamar. Itu suara Yeni.
Kletek.. Daun pintu dibuka dan kulihat wajah menawan Mona telah berada di depan pintu.

Aku terhenyak kaget begitu juga dia.
“Eh.. mas Ery.. si.. silakan masuk Mas..” katanya sambil hendak berlalu keluar.

“Lhoh.. kamu mau ke mana Mona..?”
Tanyaku heran setengah menyelidik melihatnya terlihat agak pucat. Jangan-jangan ia sudah digarap..

“Nnngg.. kepala aku pusing mas..” katanya lagi sambil berlari masuk kamar.
Setengah bingung kulongokkan wajahku ke dalam kamar.

Kulihat si Agus tak berada di situ, pasti dia masih di kampus pikirku lega.
Di dalam hanya ada Farida.. Nani dan Yeni yang kini terlihat sedikit kaget melihat kedatanganku.

“Eehh.. mas Ery.. Masuk mas..” sahut mereka hampir berbarengan.
Rada heran juga aku dengan keadaan pakaian mereka yang sedikit awut-awutan.

Mereka semua mengenakan kaos longgar dengan celana pendek ketat..
Sehingga terlihat jelas betapa mulus dan seksinya paha dan kaki mereka.

Ya.. ampuun.. pantes.. pikirku..
Setelah kutau mereka semua ternyata sedang menonton film porno lewat laserdisc milik Agus.

Gila.. karena sempat kulirik film yang mereka tonton sedang memperlihatkan seorang gadis bule muda belia..
sedang digarap bergantian oleh empat orang pria. 2 orang bule dan 2 orang negro.

Entah bagaimana ceritanya.. tiba-tiba saja aku sudah duduk bergabung bersama Farida.. Nani dan Yeni.
Menurutku gadis di film itu masih sangat muda sekali.
Mungkin sekitar 14-17 tahun karena kulihat garis wajahnya yang masih imut-imut.

Begitupula dengan bentuk payudaranya yang masih kecil dan kencang dengan puting susunya yang berwarna kemerahan.
Bodi tubuhnya pun masih terlihat mungil dengan bentuk pinggul dan kedua pahanya yang masih kecil.
Kasihan juga gadis kecil itu yang menjadi bulan-bulanan keempat laki-laki kekar itu.

Yang negro dengan alat vitalnya yang begitu besar dan panjang berwarna hitam legam..
tampak begitu buas dihujamkan ke dalam lubang vaginanya yang terlihat sempit sekali.
Daging vaginanya sampai tertarik keluar saking besarnya alat vital pria negro itu.

Gadis itu menjerit histeris.. namun sembari menggeram nikmat..
cowo negro itu menghentak-hentakkan pinggulnya maju-mundur..
membenamkan alat vitalnya yang segede terong itu sampai kandas ke dalam lubang kemaluannya.

Sementara itu.. ketiga pria lainnya tampak antre menunggu giliran..
sambil mengurut alat vitalnya masing-masing yang rata-rata sangat panjang dan besar. Mungkin sekitar 18-19 centian.

Aku melirik ke samping kiriku.. dan kulihat Yeni sedang asyik mengusap-usap selangkangannya..
sampai celana pendek yang dikenakannya jadi semakin tertarik ke atas.

Duh.. putih mulus sekali kedua belah pahanya itu. Mau tak mau batang penisku jadi ikutan ngaceng.
Aku jadi semakin blingsatan karena kulihat Farida dan Nani juga melakukan hal yang sama.
Astaga.. mereka ini rupanya korban kebejatan si Agus. Mereka jadi maniak seks semua.

Kualihkan perhatianku kembali ke layar TV 21 inchi di depanku.
Kini kulihat pria negro itu dengan cepat mencabut alat vitalnya yang sebesar terong..
dari dalam lubang kemaluan gadis kecil itu.. lalu sedetik kemudian terjadilah banjir lokal yang luar biasa banyaknya.

Air mani pria negro itu disembur-semburkan dengan nikmat menyirami alat kelamin gadis itu..
Sampai meresap di sela-sela bibir kemaluannya yang mungil.

Belum tuntas pria negro itu ejakulasi.. Jlebb..!
Kembali dibenamkannya lagi alat vitalnya yang masih memuntahkan air mani itu ke dalam liang vaginanya lagi.
Tampaknya ia ingin memuntahkan air mani kentalnya itu ke dalam kemaluan gadis kecil itu.

Gila.. gadis kecil itu menjerit dan merintih kesakitan.. sampai akhirnya kulihat negro itu tampak puas sekali.
Begitu kontol raksasanya dicabut dari jepitan liang vagina si gadis kecil..
ketiga temannya yang sudah antre di belakang langsung berebutan ingin ganti menyetubuhi gadis kecil itu..
oOo

Aku tak tahan lagi.. segera kuberdiri hendak keluar dari kamar bejat itu.
Namun sebuah jemari halus menarik lenganku. “Mau ke mana mas Ery..?”

Aku menoleh, ternyata Yeni yang menarikku tadi. “Kepalaku pusing Yen.. aku menunggu di luar saja..”
“Di sini saja mas.. Yeni ada obatnya kok..” katanya dengan pandangan sedikit aneh.

“O..obat apaa..?” Tanyaku semula tak curiga.
Yeni menarikku ke dalam kembali lalu langsung menutup pintu. Aku mulai curiga melihat sikapnya.

Benar saja begitu kulihat ia menutup pintu, tanpa ragu-ragu dan tanpa kuduga sama sekali.
Yeni langsung menarik kaos ketatnya ke atas sampai lepas..

Sehingga kedua buah dadanya yang sama sekali tak mengenakan BH langsung mencuat keluar dengan indahnya.
Woow.. aku mendesah pelan terpesona dengan keindahan tubuh Yeni yang setengah telanjang.

Kedua buah dadanya yang montok tidak terlalu besar dan terlihat kencang.
Puting-putingnya berwarna coklat kemerahan. Wajah Yeni yang cantik membuat hatiku berdebar tak karuan.

Lututku seakan goyah ketika dengan perlahan Yeni mulai menurunkan celana pendeknya.
Dan.. Aaaahhh.. Tanpa dapat kucegah lagi alat vitalku mulai menegang di dalam celanaku.

Masih dengan hanya mengenakan celana dalamnya yang berwarna merah muda..
Yeni berjalan menghampiriku sambil tersenyum sedikit malu. Aku pikir dia pasti nekat berbuat seperti itu di hadapanku.

"M..mas..” ujarnya pelan sedikit ragu melihatku masih bersikap pasif.
“Kau cantik sekali Yeni..” Ia tersenyum manis dan menunduk malu.

Aku tak mampu menahan diri lebih lama lagi.. kurengkuh tubuhnya dalam dekapanku..
Dan seakan pasrah.. Yeni membiarkanku mulai menciumi dan mencumbu bibirnya yang basah.

Kuremas gemas dua bulatan bokongnya yang padat dan mekal..
Lalu kuplorotkan celana dalam yang dikenakannya sampai ke lutut.
Aku seakan melupakan kehadiran Farida dan Nani yang masih berada di situ.

Yeni menjerit kecil ketika celana dalamnya kubetot ke bawah dengan kasar..
Selanjutnya ia hanya merintih pelan ketika bokongnya yang telanjang kuremas dan kupuntir gemas.

Cuupp.. cuppp.. aaahh..
“Aahh.. massss..” erang Yeni lirih begitu pagutan mulutku pada bibirnya terlepas.

Dengan cepat aku segera membuka seluruh pakaianku sampai telanjang bulat hanya dalam tempo 10 detik.
“Aaaaahhhh..!” CONTIECROTT..!!
------------------------------------------oOo--------------------------------------
 
Cerita lama favorit nih. Ini adalah cerita panas yg pertama kali aku baca waktu dulu wkwkwk
 

-------------------------------------------------------------------------------

Cerita 147 – Hasrat dan Nafsu [Part 5]

Mereka bertiga menjerit kecil bersamaan ketika celana dalamku kuplorotkan ke bawah sampai lepas..
sehingga batang penisku yang telah ngaceng
langsung meloncat keluar sambil manggut-manggut naik-turun.

Begitu ngacengnya.. sampai urat-urat di sekujur batang penisku bertonjolan keluar mirip saluran pipa air.
Kepala kontolku yang besar bak sawo manis tampak memerah dan keras sekali.

Farida dan Nani yang semenjak tadi juga ikut menonton kami berdua..
sampai melongo menyaksikan alat kejantananku yang sangat ngaceng dan berjembut lebat.

Bahkan Farida langsung muntah-muntah saking kagetnya melihat batang penisku yang tampak sangar.
"Hueeekk.. hueeekkkk..!!” Ia langsung lari keluar dan muntah di halaman.

Mungkin ia mules menyaksikan rerimbunan bulu jembutku yang mulai tumbuh subur..
dan awut-awutan karena sudah lama belum kucukur.. terlihat begitu menyeramkan.. hehe..

Aku menghampiri Nani yang masih duduk kebengongan di atas karpet.
Wajahnya yang manis sedikit takut-takut melihatku.

Dengan gemas aku segera menariknya berdiri.. lalu belum sempat ia berkata apa-apa..
dengan cepat kuplorotkan celana pendek yang dikenakannya sekalian celana dalamnya sekalian.

Sreeennggg.. bau khas alat kemaluannya langsung menyengat hidungku.
Emmmm.. Baunya enak juga.. Nani pintar sekali memelihara kebersihan alat kemaluannya.

Kulihat alat kelaminnya itu seperti baru saja dicukur..
sehingga terlihat jelas bukit kemaluannya itu sampai nonong ke depan saking besarnya.
Belahan bibir labia mayoranya yang tebal dan putih merangsang masih menutup rapat menyembunyikan celah liang vaginanya.

“M..mas.. E..ery.. jangan mas..” ujarnya ketakutan.
“Kenapa Nan..? Bukankah ini yang kau inginkan..?”
Sahutku gemas sambil berusaha mencopot kaos ketat yang masih dikenakannya.

“Ja.. jangan mas..” katanya ketakutan dan mulai memberontak.
“Dia masih perawan mas Ery..” tiba-tiba Yeni menyahuti dari sebelahku. Kini ia telah telanjang bulat sama sekali.

Celana dalamnya telah dilepas.. sehingga aku dapat melihat rerimbunan rambut kemaluannya..
Yang ternyata sangat lebat menutupi alat kemaluannya. Ck.. ck.. ck.. gilaa.. merangsang sekali.

“Be.. benarkah..!?” Tanyaku setengah kaget. Tapi kata Agus ..!? Pikirku rada bingung..
“Benar mas.. biarkan saja dia mas..” sahut Yeni kemudian.
Jemari tangannya menggamit lenganku diajak naik ke atas ranjang.

Setengah terisak Nani mulai memasangkan kembali celana dalamnya.. aku jadi tak tega melihatnya.
Seakan kerbau yang dicocok hidungnya.. manut saja aku..
ketika Yeni yang sudah polos telanjang bulat itu mengajakku beradu ke atas ranjang.

Dihempaskannya tubuhnya yang montok putih mulus di atas kasur.
Kedua buah dadanya bulat mekal dengan kedua puting-puting susunya yang kemerahan bergoyang lembut.

Tetapi seolah tersadar.. tiba-tiba saja aku teringat akan Silvi.. mbak Marisa atau pun Sherly.
Aku jadi bingung dan risih apa mesti harus kutambah lagi perbuatan gilaku.
Apalagi apa nanti kata Agus.. kalo sampai ia tau Yeni tidur bersamaku.

“Se.. sebaiknya jangan Yen..” bisikku padanya.
Ia menatapku heran. “Kenapa mass..?”

“Tidak.. tidak apa-apa Yen..” bisikku sambil menahan nafsu.
Ingin rasanya diriku menyentuh tubuhnya lagi yang kini masih terlentang pasrah dan bugil.

“Mas Er kenapa..?” Tanyanya mengejar.
“Aaaaahhh..!” Melihat kecantikan wajahnya dan kemolekan tubuh mulusnya aku jadi tak tahan.

Bagaimana mungkin aku bisa menolak hasrat keinginan Yeni kalo aku sendiri juga sangat mengingininya.
Kubuang jauh-jauh bayangan Silvi dan mbak Marisa.. toh ini hanya sekedar permainan seks suka sama suka.. bukan cinta.

5 detik kemudian Yeni telah berada dalam tindihan dan dekapanku.
Uuuhhh.. lututku seakan gemetar menikmati kemolekan.. kemulusan dan kehangatan tubuh Yeni.

Alat vitalku yang ngaceng menekan nikmat bukit kemaluannya yang berjembut lebat. Empuk.
“M.. mmass.. Kita lakukan cepat saja.. ntar mas Agus keburu datang..”
Bisik Yeni sedikit malu karena kejadian yang tak dinyana ini.

Aku tersenyum penuh nafsu. Mmmm.. tanpa pemanasan dan langsung bersetubuh. Uhuuiii..!!
“Masss Ery.. pake ini yaa mass..” bisik Yeni kemudian sambil menyerahkan sebungkus kondom su*ra.

Entah kenapa aku jadi semakin tegang karena birahi mendengar permintaannya itu.
Rupanya Yeni takut juga kalo sampai hamil.

“Nggak usahlah Yen.. nanti dikeluarkan di luar saja..” balasku sudah bernafsu.
Yeni tak menjawab dan hanya mengangguk pelan. Kuangkat pinggulku ke atas mulai mengambil posisi.

Seolah mengerti.. kurasakan sebuah jemari halus menggenggam batang penisku yang ngaceng..
lalu diarahkannya moncong kepala penisku ke rerimbunan kemaluannya sebelah bawah.

Perlahan.. Clebb..! Aku merasa bibir labia mayoranya telah menjepit ujung kepala penisku.
Yeni memandangku sambil mengedipkan mata pertanda aku sudah boleh menekan.

Srrrtt..! Slebbb.. Kutekan pinggulku ke bawah.. Blesskk..!
Dan perlahan aku merasa daging hangat dan sempit mulai mencengkeram kepala penisku.. ketat sekali.

“Aaawwww.. mass..” rintih Yeni seketika.
“Uhhhhh.. sakit Yen..?” Tanyaku kuwatir.
Sejenak ia menggigit kedua bibirnya lalu sambil tersenyum manis ia berujar.

“Eehhhh.. nggak papa mas.. Jangan kuatir Yeni sudah nggak perawan lagi kok..
Teruskan saja.. nanti juga terbiasa..” bisiknya setengah terbata-bata.

Aku semakin terangsang dan kembali menekan ke bawah perlahan-lahan.
Mili demi mili kurasakan batang penisku mulai memasuki liang vaginanya yang hangat.

Erghhhh.. Rasa nikmatnya terasa sampai ke tulang sumsum.
Kupikir liang vagina milik Yeni ini jauh lebih rapat dibanding milik mbak Marisa..
Mungkin karena usia Yeni yang masih muda sekitar 25 tahun.

“Ooouuhh.. Yeniii..! Sempit sekali sih..!?” Pekikku keenakan..
menikmati jepitan ketat liang vaginanya yang mulai terbuka menyambut kedatangan tamu istimewa.

“Nngghkkkkk.. nggghhhhh..” rintih Yeni lirih.. antara rasa sakit dan nikmat..
ketika sudah hampir seluruh batang alat vitalku telah memasuki dan mengoyak liang vaginanya.

Aku merasa begitu seretnya liang kemaluan milik Yeni ini.
Rasa.. hangat.. empuk.. kenyal.. dan basah seolah menjadi satu.

“Mass Er.. Aahhhhh.. nggghkkk..!!”
Pekiknya lirih ketika alat vitalku menembus semakin dalam ke liang kemaluannya yang sempit.

Ooouuuh.. begitu terasa nikmatnya cengkeraman ketat liang kewanitaannya..
Sampai-sampai lututku seolah gemetar.. ikut merasakan kenikmatan.. dan menopang tubuhku.

“Yenii.. aahhh.. Aku tekan lagi yaaa..” erangku nikmat sambil kuhentakkan pinggulku ke bawah..
Srrrtttt.. slllepppssss..! Jleghh..!

Akhirnya kurasakan ujung penisku mentok sampai menyentuh dan menekan liang peranakannya.
iNikmatnya sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Seluruh batang penisku seakan diremas lembut.. dikenyot-kenyot dan diurut-urut oleh daging hangatnya.

"Aaawwww.. masssssss..!” Pekik Yeni lirih. Kedua matanya dipejamkan..
Bibirnya yang merah terkatup rapat.. seakan menahan perih.

Sejenak kemudian.. matanya perlahan terbuka.
Ia memandangku mesra. Bibirnya malah tersenyum manis padaku.

“Yen.. Enak sekali yaaa..” bisikku nakal. Ia hanya mencubitku gemas.
Kedua tangannya memelukku mesra dan hangat.
Kedua pahanya yang mulus sekarang ditekuk ke atas dan diapitkan ke pinggangku kuat-kuat.

“Mas Er.. Yeni nggak akan melepaskan mas Er.. sebelum mas Er puas..” bisiknya manja.
“Oouuuhhh.. Yenii.. kau cantik sekali sih..” bisikku gemas.

Ia tersenyum senang lalu bibir merahnya yang hangat dan lembut mulai mengecupku dan mengajak bercumbu.
Aku membalasnya dengan tak kalah bernafsu.

Sejenak kubiarkan alat vitalku yang sudah seluruhnya terbenam di dalam liang vaginanya itu tak bergerak sedikitpun..
memberi kesempatan agar liang vaginanya itu terbiasa dengan ukuran alat vitalku.

Cukup lama juga kami bercumbu sampai akhirnya dengan bisikan nafsunya Yeni berbisik..
“Maasss.. mulai dong..” katanya manja.

Aku benar-benar terangsang mendengar permintaan nakalnya itu.
“Ooouhhh.. Yen.. kuhamili kau sayang..” bisikku gemas sambil kumulai mengayuh pinggulku turun-naik..
mengeluar-masukkan alat vitalku dari liang vaginanya.

“Iiiihhhh.. aaawww.. mass..!! Nngghhh..” pekik Yeni keenakan merasakan gesekan batang penisku..
yang mulai menghujam keluar-masuk liang kemaluannya.

“Kuhamili kau Yen.. aaahhhh.. kuhamili kau Yen.. aaahhhhh.. ngghhha aaaghhhh..
Kuhamili kau Yen..” erangku nikmat berulang-ulang.

“Mmmm.. mass.. ngggghhhh.. nnggghh..”
Sempat kudengar pintu kamar ditutup.. aku melirik sekilas ke samping kiri..

Kulihat Nani sudah tak berada lagi di situ.. mungkin ia risih melihat kami berdua berhubungan intim di depan matanya.
Aku tak peduli.. kembali mencumbu bibir Yeni dengan mesra.. sambil terus kukayuh biduk kenikmatanku berulang-ulang.

Turun.. naik..turun.. naik.. Makin lama makin cepat.. clebb-clebb-crebb-crebb-creb-crebb-crebb..
Membuat rasa nikmat senggama itu semakin terasa dan memuncak.

Ughhhh.. Begitu hebatnya liang vagina Yeni yang rapat dan hangat itu mengenyot.. menyedot..
Dan mengurut-urut batang alat vitalku di dalam liangnya sana..

Membuat jiwaku seakan melayang-layang ke pusaran kenikmatan sorga dunia.
Pinggulku yang tadi mengayuh lembut turun-naik.. kini menghentak-hentak kuat..

HIngga setiapkali aku menghentak ke bawah membenamkan alat vitalku ke dalam liang vaginanya..
buah zakarku yang menghantam pantatnya sampai menimbulkan bunyi keras.. plekk.. plekkk.. plekk..!

Tak kupedulikan lagi rintihan dan erangan Yeni, entah kesakitan atau keenakan..
Yang jelas aku sendiri merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.

Dan tak lama lagi pasti cairan kenikmatan itu akan kutumpahkan keluar.
“Mmm.. cup.. cup.. ahhh.. Yen.. ngghhh.. enak sekali sayanggghhhh.. oouhhh..” erangku keenakan.

“M..mas.. awwaaww.. ngghhhhh.. aauuuuuuwwwwwgghghghhhghghh..!”
Tiba-tiba ia mengerang keras.. Keras sekali.. sambil kurasakan pelukan kedua tangannya makin kuat..

Kedua pahanya pun menjepit makin kuat.. pinggulnya bergoyang-goyang lembut dan gemetaran.
Kuku kedua jemari tangannya seakan menembus kulit punggungku..

Dan terakhir.. kurasakan dinding vaginanya kian merapat.. menjepit alat vitalku kuat-kuat.
Aku serasa dipilin-pilin.. batang penisku terasa seolah 'melawan' .. berkedut merespons.

“Nnnggghhhh.. aahhh.. Yennn.. aahhhh.. enaaakk.. Yennnnnnngghhhhhhhh..!”
Sejenak kemudian aku merasa cairan hangat melumuri alat vitalku yang sedang berada di dalam kemaluannya.

“Maaassssssss.. aagghhhghnnngggghnnnngnggg..” Yeni merintih keras.
Tubuhnya mengejan beberapa saat sebelum akhirnya lemas kembali.

Kedua pahanya yang tadi mengapit pinggangku kini malah terkulai lemas.
“Yenniii.. kau orgasme sayang..?” Bisikku senang.

Aku jadi geram sendiri dan gemas melihatnya.
Kuselipkan kedua telapak tanganku kebalik bokongnya yang bulat dan kenyal.

Jlebb.. jlebb.. jlebb.. Lalu kuhujamkan turun-naik pinggulku beberapakali..
Sebelum akhirnya kuhentakkan sekuatnya pinggulku ke bawah.. Jleghh..!!
Sampai seluruh alat vitalku benar-benar tenggelam semuanya ke dalam liang kemaluan Yeni.

Aku merasa mentok.. lalu sambil kugoyang-goyangkan pinggulku memutar..
menikmati jepitan dan urutan liang vaginanya..

5 detik kemudian mulai kusemburkan air maniku yang kental di dalam situ.
Crreeet.. ccreeeetttttt.. crraaaaatttttttttttt..! Crott.. crott..!

Wuuuiiihhhhh.. Rasanya nikmat luar biasa. Aku mengerang-ngerang nikmat melepas ejakulasi.
Ruhku seakan terbang ke atas sorga. Kuresapi setiap mili jepitan daging liang kemaluan Yeni..
sambil kusemburkan nikmat air maniku di dalamnya sana berkali-kali.

“Oouuuhh.. Mass.. kok didalem mass..?” Rintih Yeni masih lemas.
“Ennghhhhggkkkkk.. y..y..ya.. sa.yang.. biar ka..kamu hamil..” erangku gemas di antara rasa nikmat ejakulasiku.

Aku merasa ia sama sekali tidak protes atas tindakanku..
mungkin ia senang melihatku bisa menikmati tubuhnya seutuhnya.

Jemari kedua tangannya yang halus memijit dan mengusap-usap mesra pantatku..
yang sedang gemetar dan berkedut-kedut melepas kenikmatan seksualku.

Crreeeett.. crrattttt.. crrreeettttttttt..!
“Oouuhh Yen.. enaaaknya sayaaaang.. nnggghhghghkkkkkk..” erangku masih keenakan.

Sebelum akhirnya kurasakan air maniku semakin habis dan terkuras keluar seluruhnya ke dalam liang vaginanya.
“Oouuuhhhh.. Masssss..” rintih Yeni senang melihatku sangat terpuaskan.

Aku terkulai lemas di atas tubuh bugilnya yang berkeringat.
Begitu nikmat terhempas di antara keempukan payudaranya yang kenyal.
Puting-puting susunya yang terasa keras menusuk tajam dadaku.

Kubiarkan alat vitalku yang baru saja menikmati ejakulasi itu tetap berada di dalam liang vaginanya.
Meresapi kehangatan dan kelembutannya serta sisa-sisa kenikmatan sex.

“Yen.. aaahhhhhhh.. Aku puas sekali sayangghhhh..” bisikku lemas.
“Ya.. masss.. Yeni juga.." Cup.. cup..! Ujarnya lirih sambil mengecup dahiku mesra.

10 menit kemudian kami lalu berbenah dan merapikan kamar Agus sebelum akhirnya aku juga pamit padanya untuk pulang.
Kami berdua bahkan berjanji untuk melakukan perbuatan itu lagi setiap saat.

Sampai sekarang.. walau pun aku dan Yeni sudah berulangkali berhubungan badan..
Namun rahasia ini tetap terjaga tanpa sepengetahuan Agus.

Karena biasanya hubungan seks itu lebih sering terjadi di tempat kostku..
atau kalo tidak kami terpaksa mencari tempat-tempat sepi di alam terbuka.
Seperti di Coban Rondo atau Lembah Dieng untuk sekedar dapat menikmati sorga dunia sesaat.

Untuk mencegah kehamilan aku selalu membawa tisu anti hamil.. –Female contraceptive film..–
Tak pernah lupa kuberikan pada Yeni sebelum kami melakukan senggama.

Dengan Yeni aku mendapatkan segala keinginanku akan fantasi seks..
yang selama aku bersama mbak Marisa tak pernah kudapatkan.
Bersama Yeni aku mendapatkan pengalaman pertama bersenggama lewat anus –sodomi..– .

Aku masih ingat.. saat itu hari Sabtu atau malam Minggu..
Kebetulan Silvi sedang ada acara bersama keluarga ke Singosari.. jadi hari itu aku cuti kencan.
Sebelumnya aku sudah mengontak Yeni untuk acara sambung raga.

Sore hari kami berdua berangkat ke kota Batu dan menyewa sebuah Villa kecil untuk menginap.
Sepanjang perjalanan kami berdua ngomong ngelantur..
karena membayangkan segala kenikmatan-kenikmatan seks yang akan kami lakukan nanti.

“Pasti enak ya mas kita bersenggama di udara dingin..?” Katanya padaku dengan tatapan penuh birahi.
Sampai di Villa yang kusewa, kami berdua langsung saling membuka pakaian sampai bugil.

Yeni dengan gayanya yang aduhai dan merangsang berjalan melenggang dan langsung tiduran tengkurap di atas sofa.
Bokongnya yang bulat mekal dan putih begitu mulus mempesona.

Belahan putih vertikal bibir kemaluannya yang tebal..
terlihat saling mengatup rapat dari belakang menyembunyikan liang vagina merahnya.

Yeni memang tau kegemaranku menyetubuhinya dari sebelah belakang..
karena ia tau aku sangat terangsang sekali dengan bagian tubuh belakangnya yang seksi..
terutama pinggul dan bokongnya yang bulat mekal.

Dan biasanya memang alat vitalku dalam posisi seperti itu tak sanggup dijepit terlalu lama dalam liang vaginanya..
karena Yeni selalu mengapitkan kedua belah pahanya rapat-rapat.. sehingga jepitan liang vaginanya sangat ketat sekali.
Paling lama cuman 15 menit air maniku sudah tumpah keluar. Itu juga kalo Yeni sambil mengajakku mengobrol.

Memang setiapkali kami berdua berhubungan badan kami selalu menyelingi dengan obrolan-obrolan kecil dan lucu..
agar kenikmatan bersenggama itu dapat berlangsung lebih lama.
oOo

–Oh yaa.. Semenjak setelah intercourse pertama..
Yeni telah mencukur rambut alat vitalku dengan shavernya sampai gundul dan licin.
Begitupula dengan rambut kemaluannya sendiri.

Katanya ia risih kalo harus bersenggama dengan rambut-rambut yang mengganggu kenikmatannya.
Mbak Marisa sendiri juga lebih bergairah dengan keadaanku sekarang.
Birahinya langsung naik dan menggebu bila melihat alat vitalku yang tampak bersih dan licin..–
oOo

Melihat Yeni sudah mengambil posisi siap untuk kusetubuhi..
tanpa dikomando alat vitalku langsung tegang dan ngaceng keras sekali.

Dengan gemas aku menyusulnya dan menindih tubuh mulusnya yang tengkurap..
Lalu dengan cepat kuselipkan penisku yang ngaceng di antara kedua belah pahanya sebelah atas..
persis sekitar 2 centi di bawah lubang anus

Slebb.. lalu kutekan perlahan-lahan sampai seluruh batang penisku memasuki liang vaginanya yang rapat.
Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. mulai kunaik-turunkan pinggulku.. menggesekkan alat vitalku dengan liang vaginanya.

Kami berdua mengerang-erang nikmat berulangkali..
sampai sekitar 10 menitan.. aku merasa tak mampu lagi menahan rasa nikmat jepitan liang vaginanya..

Crott.. crott.. crott.. kusemburkan air maniku dengan sejuta rasa nikmat yang tiada tara ke dalam rahimnya.
Nah.. saat itu Yeni sempat lupa memasukkan tissue anti hamilnya ke dalam liang kemaluannya.

Sewaktu aku selesai ejakulasi ia terpekik kaget.. cepat ia mendorong tubuhku ke samping..
Plepp.. alat vitalku yang sudah loyo tercabut dari dalam kemaluannya.

Ia ngibrit ke kamar mandi.. katanya mau kencing dulu.. sekalian ngeluarin spermaku..
yang sudah terlanjur bersemayam dalam kemaluannya. Aku hanya terkekeh geli melihat tingkahnya.
Gimana caranya ia bisa memuntahkan seluruh spermaku yang sangat banyak dan kental itu.

2 jam kemudian sewaktu kami berada di dalam kamar tidur sambil menonton TV..
aku nekat mengajak Yeni untuk mencoba berhubungan badan lewat lubang anusnya.

Semula ia kaget.. karena tak terpikir sama sekali baginya untuk mencoba melakukan anal seks seperti itu.
Namun karena melihatku begitu kepingin sekali.. Yeni akhirnya tersenyum dan mengiyakan permintaanku.

Waahh.. senengnya hatiku.
Alat vitalku langsung ereksi membayangkan nikmatnya memasuki dan menggesek lubang anusnya.

Aku langsung mengambil minyak 'baby oil' yang sudah kupersiapkan sejak dari rumah.
“Iiiihh.. mas Ery.. mmm.. rupanya udah siap-siap yaa..?” Katanya terheran-heran.

Aku hanya tersenyum-senyum sendiri menahan nafsu birahi.
Kulumuri batang penisku yang ngaceng dengan baby oil itu sampai rata dan terasa licin.

Kulihat Yeni sempat bergidik juga membayangkan alat vitalku yang besar dan panjang itu bakal memasuki lubang duburnya.
“M.. m..mass Er.. ka..kalo Yeni terasa sa..sakit.. jangan dipaksa yaa..?” Katanya sedikit gugup.
Aku tersenyum senang melihat ketakutannya.. entah kenapa sikapnya itu membuat birahiku semakin bergelora.

Kuraih tubuh bugilnya yang bahenol itu ke dalam pelukanku.. kucumbu nikmat bibir merahnya yang basah merekah..
sambil kuremas-remas gemas kedua buah dadanya yang kenyal secara bergantian beberapa saat.

“Mmmm.. cup.. jangan kuatir sayang.. aku tak akan sekasar itu..!”
Yeni tersenyum manis sambil membalas kulumanku.

“Mass.. nanti kalo spermanya mau keluar.. nggg.. itunya dicabut yaa..” ujarnya genit.
“Ouuh.. Yen.. ngg.. kau cantik sekali..” bisikku penuh nafsu.

Aku menyuruhnya untuk menelungkup di atas kasur dan di bawah perutnya kuselipkan sebuah bantal..
sehingga pantatnya yang bulat mekal dan seksi itu agak terangkat ke atas.

Kedua pahanya sedikit agak kurenggangkan agar posisiku lebih mudah saat menyodominya.
Yeni kelihatan sangat pasrah sekali dengan apa yang akan aku lakukan..
meski ini adalah pengalaman pertama anal seksnya.

Setengah berdiri aku mengangkang di atas kedua paha mulusnya lalu kuturunkan pinggulku ke bawah.
Kulihat belahan vertikal bibir kemaluannya yang menutup rapat sangat merangsang sekali..
menyembunyikan liang vagina merahnya yang basah.

Mau tak mau aku jadi terangsang juga kepingin menjepitkan alat vitalku ke dalam liang vaginanya.
Dan memang kulakukan.. dengan gemas kuselipkan kepala penisku di antara belahan bibir kemaluannya..
Slebb.. kutekan alat vitalku perlahan-lahan sampai seluruhnya masuk ke dalam liang vagina.

Uuuugghhhh.. nikmat sekali merasakan jepitan hangat dan basah kemaluannya itu.
Yeni tertawa kecil melihat ulahku.

Mukanya yang tadi disembunyikan di atas sprei setengah menoleh ke arahku sambil tersenyum geli.
“Aduuuhh.. nggak tahan ya masss..? Kok dimasukin ke situ lagi.. hi..hi..”

“Eehhhh.. habis itumu merangsang sekali sih Yen.. Aku khan jadi kepingin ngerasain jepitannya lagi..!”
Ia tertawa makin nyaring.. namun sejenak kemudian ia memekik kecil..

Ya.. ketika jemari kedua tanganku menyibakkan belahan pantatnya..
sehingga aku dapat melihat lubang duburnya yang berkerut dan berwarna coklat susu itu.

Wooww.. Benar-benar sangat menggemaskani.
Kelihatan begitu mungil dan rapat sekali, seolah-olah ujung jari pun nggak bakalan bisa masuk.

Aku jadi penasaran. Dengan telunjuk jemari kananku kucoba kuselipkan ke dalam lubang anusnya..
Ehmm.. rasanya rapat sekali namun empuk dan kenyal.

Sleppp.. Perlahan-lahan jari telunjukku mulai terbenam ke dalam lubang duburnya sampai ke pangkal..
Waahh.. rasanya sangat hangat dan lembek di dalam situ.

“Aaaahh.. mm.. mas Er.. geliii.. ahhh.. nggghhh..” rintih Yeni pelan.
Wajahnya kembali disembunyikan di atas sprei.

Kuputar-putar jari telunjukku di dalam situ secara perlahan-lahan. Yeni semakin kegelian.
Sambil kuputar telunjukku kutarik keluar-masuk seperti sedang senggama.

Waahh.. ternyata tidak terlalu susah juga..
meski terasa sangat sempit karena ternyata lubang duburnya bisa sedikit melar dan elastis.

Sampai di situ aku baru mengerti kenapa di film-film porno..
begitu enaknya bintang pria menyodomi yang cewe karena memang sangat elastis.

Slepp.. Kucabut jari telunjukku dari lubang duburnya dengan perlahan dan kulihat liang duburnya..
yang ternyata juga berwarna sangat merah itu tidak langsung mengatup rapat namun menutup dengan perlahan-lahan pula.

Yeni merintih kecil kegelian. Kugoyangkan pinggulku maju-mundur.
Beberapa saat kunikmati jepitan dan gesekan lembut liang vagina Yeni yang hangat dan basah.
“Oouuuuh.. mass.. Er.. nggghhh.. nnnnggghhh..” rintih Yeni keenakan.

2 menit kemudian kucabut alat vitalku dari dalam lubang kemaluannya..
lalu ganti kuarahkan ujung kepala penisku ke sebelah atas.. persis di mulut lubang anusnya.

Sambil kusibakkan belahan pantatnya dengan tangan kiri.. Clrebb..
aku mulai menekankan ujung kepala penisku yang besar ke mulut lubang duburnya.

Uugghh.. semula aku merasa seperti memasuki jalan buntu. Namun 5 detik kemudian setelah berulangkali kutekan..
akhirnya secara perlahan-lahan lubang anusnya itu mulai melar.. sehingga kepala penisku dengan cepat masuk ke dalam.

“Aaawww..!!” Yeni memekik kecil.
Sebaliknya aku malah meram melek merasakan jepitan lubang duburnya pada kepala penisku yang besar.
“Aaahhhnngghhh.. sakit Yen..?” Bisikku keenakan.

Kepala penisku telah tenggelam ke dalam lubang duburnya, rasanya sedikit kesat dan ketat luarbiasa.
“Oooohhhh.. It's so tight baby.. eehhhhh..” bisikku nikmat.

Aku menekan terus perlahan-lahan alat vitalku.. menembus ke dalam liang duburnya.. mili demi mili..
Sampai akhirnya separuh dari batang penisku berhasil masuk. Wuuuiiihh.. ketatnya luarbiasa sekali.

Lubang duburnya terasa berdenyut-denyut keras seakan meremas-remas batang penisku yang besar..
Terasa sangat hangat dan lembek di dalam situ.

Kulihat tubuh Yeni bergetar pelan seolah menahan sakit.
“Aaahhh.. Yen.. sakitkah sayang..?” Tanyaku cemas.
“Mmm.. ngggghhhh.. ssedikit mass.. teruskan saja mass..” rintihnya lirih menambah gairahku.

“Hheeekkkgghh..!” Aku menekan batang penisku kembali ke dalam lubang duburnya..
Dan srrtt.. perlahan-lahan alat vitalku terus menelusup ke dalam.. ke dalam.. ke dalam dan..

Aahhhhgghhhh.. aku merasa ternyata semakin ke dalam semakin rapat dan lembek.
Kepala penisku seakan diremat-remat hebat di dalam anusnya.

“Aaagghhh.. Yen.. nngghhhh..” erangku keenakan.
“Auuwwww.. mass.. udah mass.. jangan terlalu dalam.. Ngganjel nih.. auuww..” pekik Yeni pelan.

“Nnngghhhh.. tinggal sedikit lagi Yen.. aaahhhgghh..” erangku nikmat..
melihat batang penisku hanya tinggal sekitar 4 centi saja yang masih berada di luar.

Aku berusaha menekan lagi namun kulihat tiba-tiba tubuh Yeni meregang kecil seolah kesakitan.
“Sakit sayang..?” Bisikku setengah kaget.
Yeni tak menjawab namun kudengar mulutnya merintih-rintih pelan. Kasihan juga aku melihatnya.

Tak kupaksakan untuk menekan lebih jauh lagi. Karena dengan jepitan lubang anusnya yang sedalam ini saja..
sudah membuat batang penisku seperti diremat kuat sekali.

Apalagi aku merasakan liang anusnya itu juga berdenyut-denyut..
seperti mengurut-urut memberiku kenikmatan luar biasa pada alat vitalku.
Tak pernah kusangka sama sekali begitu nikmatnya bersenggama lewat jalan belakang.

“M..mmassss..” rintih Yeni tanpa arti.. entah kesakitan atau mungkin dia juga merasakan nikmat tersendiri.
“Sakitkah sayang..?” Tanyaku sekali lagi sambil menahan rasa nikmat.
“Nnnnggghhhh.. Ng.. nggak juga mass.. hanya sedikit ngganjel..” ujarnya pelan.

Aku tersenyum lega. Kutarik perlahan batang penisku dari dalam lubang anusnya..
Uuughghhh.. aku merasa seret dan kesat meski baby oil yang kulumurkan sudah cukup banyak.

Lubang anusnya itu seakan mencengkeram dan membetot seolah menahan laju gesekan keluar alat vitalku.
Aku mengerang nikmat.. kulihat batang penisku yang tertarik keluar seolah tergencet sampai mengecil..
saking kuatnya rematan liang duburnya.

“Nnnnnngggghh..!” Ketika sudah sampai leher..
–aku memang sengaja masih menjepitkan kepala penisku agar tetap berada di dalam liang duburnya..–

Slebb.. Segera kutekan lagi secara perlahan batang alat vitalku ke dalam lubang anusnya..
sampai kurasakan pinggul Yeni bergetar lagi pertanda agar aku menyetop sodokanku.
Ehmmmm.. nikmatnya tak terbayang.

Akhirnya aku mengambil posisi setengah menindih tubuh bugil Yeni yang menelungkup..
karena aku tak mungkin merapatkan tubuhku kepadanya..

Sebab bila itu kulakukan.. berarti aku harus menekan sampai mentok seluruh batang penisku ke dalam lubang duburnya.
Itu berarti menyakiti Yeni.. aku nggak bakalan tega melakukannya.

Setengah memeluknya kuciumi kulit punggungnya yang halus dengan lembut..
sementara pinggulku kugerakkan turun-naik dengan sangat perlahan sekali..

Naik-turun..naik-turun.. mengeluar-masukkan batang alat vitalku ke dalam anusnya.
Kuresapi setiap gesekan dan rematan daging tubuhnya yang hangat dan lembek itu.

Denyutannya yang lembut memberikanku rasa nikmat tak terkira.
“Mm.. mass.. ngggghhhh.. aawww.. nngghhhh..” rintih Yeni perlahan.

Kuremasi kedua buah payudaranya yang kenyal secara perlahan..
dengan gerakan memutar menambah rintihannya semakin menggila.

“Yeniii.. ooohhh.. Yeniii..” erangku keenakan. Brrruttt.. bbrrruuttttt.. bbrrrruuuurtttt..!!
Beberapakali terdengar bunyi yang cukup keras dari pantat Yeni..

Setiapkali batang alat vitalku yang ngaceng keras dan berlendir itu kubenamkan ke dalam lubang duburnya.
Persis seperti bunyi kentut.

Aku mengira mungkin karena udara di dalam lubang duburnya yang tertekan saat penisku masuk itu terdorong keluar.
Wuuiiihhhh.. bebunyian itu membuatku jadi makin terangsang dan bergairah.

Saat itu aku merasa begitu perkasa.. meski rasa nikmat pada alat vitalku sangat berlebihan..
namun aku mampu melakukan persetubuhan dengan timing yang cukup lama.. mungkin sekitar setengah jam-an bahkan lebih.
Ini adalah pengalaman pertama anal kami dan tak kan pernah terlupakan.

Ketika sampai akhirnya kenikmatan itu hampir mencapai puncaknya..
dan sengaja aku tak memberitahukannya kepada Yeni..

Setelah kutimbang dan kupikirkan sekilas dan berharap tak berakibat efek apapun..
kuputuskan untuk menumpahkan saja sekalian air maniku di dalam lubang duburnya.

Jlegh..! Kutekan sedalamnya batang alat vitalku di dalam situ..
Lalu sambil pinggulku kuputar perlahan.. crott.. crott.. crottt.. crott.. crott..

Air maniku menyembur keluar dengan diiringi sejuta kenikmatan yang tak terkira.
Tubuhku menggeletar dan meregang mencapai puncak ejakuasi.

Crrreetttt.. ccreeettttttt.. crreeetttttt.. crrrrrrrreeeeeeettttt..
Semburan demi semburan kutumpahkan dengan nikmat di dalam lubang duburnya.

"Akhhhh.. maasss..!!?" Yeni memekik kaget dan merintih pelan.
Tubuhnya tetap diam tak bergerak hanya sekali-kali bergetar pelan.

Ia seolah benar-benar pasrah dan mengizinkanku melakukan semua itu.
Lengkap sudah kenikmatan itu. Anganku seakan melayang tinggi terhempas dalam pusaran kenikmatan.

Air maniku masih mengalir sebanyak kurang lebih 4 semburan lagi..
sampai akhirnya kurasakan puncak kenikmatan yang sempurna itu berakhir.

Selama beberapa menit masih kubiarkan alat vitalku terbenam di dalam lubang dubur Yeni..
menikmati sensasi terakhir jepitan rapat dan hangat miliknya.

Aku merasa sperma yang kukeluarkan saat itu lumayan banyak karena kenikmatan yang kualami sangat luarbiasa.
Tak bisa kubayangkan di dalam saluran anusnya itu tergenang cairan mani. Wuuuiiihh..!

5 menit kemudian aku menggeletak lemas di samping kiri Yeni.
Meski dengan ekspresi letih sedikit pucat ia mencumbu bibirku dengan sangat mesra sekali..
seolah ia ikut merasakan kenikmatan yang sedang kualami.

Aku tau ia belum orgasme sampai saat itu.. sedangkan alat vitalku rasanya belum mampu untuk berdiri lagi.
Jadi.. malam itu kupuaskan dirinya dengan sapuan kenikmatan bibir dan mulutku pada alat kemaluannya.

Selama kurang lebih tiga perempat jam aku melakukan cumbuan pada belahan bibir kewanitaannya.
Kucium.. kuisap.. kujilat.. sampai akhirnya clitorisnya yang sensitif itu ganti kuremat dan kukenyot-kenyot..
tanpa pernah kulepaskan barang sedetikpun.. akibatnya sampai Yeni orgasme berulang-ulangkali.

Mulutku sampai terasa licin dan berlendir kecipratan cairan orgasmenya yang keruh kekuningan itu.
Setelah ia benar-benar sangat puas dan letih baru kuhentikan cumbuanku pada alat kemaluannya..
Selanjutnya kami berdua tertidur nyenyak kelelahan sampai pagi.

Pagi harinya ketika aku bangun mendahuluinya iseng sengaja kulihat bagian belakang tubuhnya yang tadi malam kusetubuhi.
Kulihat lubang duburnya yang berwarna coklat susu itu menutup rapat sekali..

Namun dari sela-selanya terlihat keluar leleran lendir berwarna putih kental banyak sekali..
sampai mengalir ke atas pantatnya dan jatuh ke bawah membasahi kain sprei tempat tidur. Agak sedikit mengering.

Rupanya tanpa Yeni sadari air maniku yang kutumpahkan di dalam lubang duburnya semalam terdesak keluar lagi.
Aku lega sekali melihatnya, bagaimana pun aku khawatir kalo sampai membawa efek jelek bagi tubuh Yeni.
oOo

Minggu siang sebelum kami kembali ke Malang. Dengan manja Yeni memintaku untuk menyetubuhinya sekali lagi.
Hanya saja kali ini penetrasi itu kulakukan melalui liang vaginanya.

Saat itu kami bersetubuh cukup lama sekali.. mungkin hampir 1,5 jam-an.
Karena kami melakukannya dengan diselingi obrolan-obrolan kecil dari soal seks sampai masalah politik.
Lucu juga.. tapi asyik dan nikmat bisa berlama-lama menyatukan alat kelamin.

Sampai detik ini.. itu adalah pengalaman anal seks pertama dan terakhirku.
Karena semenjak peristiwa itu Yeni tak pernah mau lagi diajak sodomi.

Karena menurut sepengetahuan yang pernah dibacanya..
anal seks seperti itu sangat tidak sehat dan bisa membawa penyakit.

Willy nilly aku membenarkan juga omongannya..
Dan sampai sekarang ini bila kami ingin berhubungan badan aku melakukan penetrasi hanya melalui vaginanya saja.
oOo

Dengan mbak Marisa sendiri.. rutinitas seksku juga tetap tak berkurang sama sekali.
Sebanyak seminggu 2-3 kali kami bersatu raga.. Begitupula dengan Yeni.

Ia sama sekali tak mengetahui perselingkuhanku dengan Yeni.
Mbak Marisa malah mengira aku sudah berhubungan dengan Sherly.

Padahal hingga saat ini malah aku belum berhasil mengajaknya tidur bersama..
Karena katanya ia sangat menghormati mbak Marisa yang dianggapnya seperti kakaknya sendiri.

Dengan Silvi sampai saat ini sama sekali belum pernah aku mengajaknya sampai begituan.
Hanya sekali duakali saja kami bercumbu bibir atau necking sambil meremasi payudaranya yang bulat kenyal.

But intercourse.. Not yet..! CONTIECROTT..!!
-------------------------------------oOo-------------------------------------
 
Bimabet
Wkwkwwk..farida ampe muntah-muntah karena ngliat otong gondrong punya si ery..

Makasih sudah diupdate suhu
:jempol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd