Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------------------------

Cerita 147 – Hasrat dan Nafsu [Part 6]

Akhir November - Awal Desember '98
Waktu
masih pagi sekali sekitar jam 6-an.. kebetulan waktu itu Yeni menginap di tempat kostku .
Seperti biasa bila menginap di sini pagi-pagi sekali Yeni selalu bangun terlebih dahulu..
lalu segera membangunkanku pula dan mengajak bercumbu lagi.


Aku sendiri agak heran dengan kegemarannya yang suka bercinta di waktu pagi.
Tapi bagiku hal itu tak menjadi masalah.. karena kapan pun ia menginginkan melakukan hubungan layaknya suami isteri..
aku selalu siap untuk menservis dan memberikannya kenikmatan.

Terkadang malah aku lebih mementingkan kepuasan dan kenikmatannya daripada kepuasanku sendiri.
Entah kenapa.. baik kepada mbak Marisa atau juga terhadap Yeni.. aku selalu berusaha untuk memberikan seks dan intimate..
sesempurna mungkin.. meski batasan dalam hal seperti itu mungkin relatif untuk setiap wanita.

Namun setidaknya aku berusaha sebaik mungkin.. baik lewat bisikan mesra dan belaian sayang..
atau melalui cumbuan pada setiap bagian-bagian tubuh mereka yang paling sensitif.

Mulai dari bibir.. dahi.. telinga.. leher.. puting payudara. Pusar.. paha.. kemaluan.. pantat.. betis..
sampai ke ujung jemari kakinya aku lakukan.. demi bisa melihat mereka senang sampai orgasme hingga berulangkali..
hati ini rasanya marem.. –orang jawa bilang..– dan sangat puas.. meski aku sendiri belum sampai orgasme dan ejakulasi.

Setelah puas menjilati seluruh lekuk tubuh mulusnya akhirnya aku mengakhirinya..
dengan mencumbu bibirnya selama beberapa menit..

Beberapa saat selanjutnya Yeni berbisik padaku untuk melakukan oral seks seperti biasanya.
"Mas ciumin ituku lagi dong..” pintanya manja tanpa malu-malu.

"Mmm.. cupp.. suka yaa itumu diciumin..” ujarku penuh gairah. Ia tertawa kecil sedikit malu.
Badanku menggesek tubuh mulusnya ke bawah.. dengan penuh gairah ia segera membuka kedua belah paha mulusnya lebar-lebar..

Emmffffhh.. kini mulutku ganti mencumbu bibirnya yang lain.
Yeni menjerit kecil kegelian saat bibir dan lidahku mulai menjalar liar di atas bukit kemaluannya.

Ia mengerang panjang merasakan kenikmatan yang tak terhingga sampai tubuhnya menggeletar..
dan meregang keenakan merasakan kecupan dan sedotan mulutku.

Terutama pada bagian clitoral hood berikut daging clit-nya..
yang menyumpil keras di sebelah atas belahan bibir kemaluan tebalnya yang rapat.

Khusus untuk bagian yang satu ini aku selalu konsen melakukannya, setiap sentuhan lidah dan mulutku sangat kuperhatikan.
Satu saat aku harus memalingkan mukaku hampir 45 derajat..

Agar aku bisa mencumbu dan mengecup belahanan labia majora-nya secara bergantian.
Sambil kuberikan elusan dan sedikit tekanan lembut pada bagian clit-nya.

Sekali duakali kuselipkan lidahku menggapai sedalam mungkin di dalam liang vaginanya yang mulai basah berair..
memberikannya sentuhan kenikmatan tersendiri.

Pinggulnya langsung gemetaran saat aku berbuat demikian.
Aroma kemaluannya yang khas kuhirup dalam-dalam dengan perasaan nikmat.

Sengaja kutunjukkan pada Yeni betapa aku sangat menyukai bagian tubuhnya yang paling vital tersebut.
"Aaaahh.. mass Ery..” rintihnya senang.

"Vaginamu wanginya enak sekali Yen..” bisikku gemas sambil terus mengecupi clitoral hood-nya.
oOo

–Pernah aku bertanya kepadanya kenapa bibir kemaluannya terutama liang vaginanya bisa seharum ini.
Tetapi toh dengan perasaan malu ia tak pernah mau mengaku. Namun akhirnya aku mengetahui juga rahasianya..

Sekali waktu.. tanpa sepengetahuannya karena penasaran aku menggeledah tas kantornya.
Hingga kutemukan sejenis ramuan/obat.. –'sari rapet swargoloka'..–
Yang ternyata berkhasiat untuk pengharum dan merapatkan vagina.

Pantass.. vagina mbak Marisa saja meski juga wangi.. tapi tak seharum seperti milik Yeni.
Apalagi kalo rambut kemaluan.. –jembut..– mbak Marisa sudah mulai tumbuh subur lagi.

Sering bila aku melepas celana dalamnya sebelum kucumbui pasti di sekitar bibir kemaluannya itu agak sedikit berkeringat dan bau..
Jadi biasanya sebelum aku menjilatinya kubersihkan dulu daerah forbidden-nya itu dengan tisu wangi.

Atau kalo tidak mbak Marisa pasti mandi terlebih dahulu..–
oOo

Yeni biasanya sampai menitikkan air mata melihatku begitu lama mencumbui bagian tubuhnya yang paling terlarang itu.
Kalo sudah begitu kuhentikan sejenak cumbuanku pada clit dan bibir kemaluannya..

Aku merangkak ke atas kembali dan mengecup mulut dan bibirnya yang merah tanpa lipstik.
Yeni merangkulku dan membalas kecupanku dengan sejuta perasaan sayang.

Terkadang saking gemasnya ia sampai menggigit bibirku dan berujar lagi..
"M..mas.. enak mas.. cumbui seperti tadi m...mas..” bisiknya setengah malu-malu memintaku.
Aku tersenyum senang dan kembali menggeser ke bawah ke selangkangannya.

Secara perlahan-lahan lidah dan bibirku mulai mengecup kembali.. menjilat dan mencumbui belahan bukit kemaluannya..
dari atas clit-nya terus ke perineum hingga liang duburnya yang berwarna coklat susu.

Sedikit kubasahi lubang duburnya itu dengan air ludah..
lalu kutekankan lidahku memasuki lubang anusnya yang sangat mungil dan rapat.

Tak kupedulikan rasanya.
Bagiku yang penting bisa melihat nya makin merintih dan gemetaran saking geli dan nikmatnya.

Aku merasa lubang anusnya sedikit membuka dan mengapit lembut ujung lidahku.
Berdenyut-denyut pelan seolah kegelian..
"Oouuhhh .. Eryy.. Ery.. Eryyyyyyy.. nnnggghh.. uuuhh..” rintihnya semakin keras.

Dari sela-sela bukit kemaluannya kulirik kedua matanya sedikit memerah seperti menangis saking keenakannya mungkin.
Kedua jemari tangannya mengerumasi rambut kepalaku gemas.

Beberapa saat kemudian secara keseluruhan kulumat habis-habisan kedua belah bibir kemaluan empuknya..
yang semakin basah oleh leleran cairan kewanitaannya bercampur liurku sendiri.

Slrupp.. clrupp.. Kuisap nikmat sepenuh perasaan aroma khasnya.
Sementara lidahku melesak bagaikan ular bergerak liar turun naik di sebelah dalam celah kemaluannya.

Kujilat secara perlahan labia minor mungilnya.. mulai dari liang vagina merahnya yang masih menutup rapat..
terus ke lubang kencing.. sampai ke clitoris dan clitoral hood-nya yang terasa mengeras.

Sampai di situ aku mulai mengisap menyedot dan mengenyot clit-nya..
pertama dengan sangat lembut semakin lama semakin kuat.

Pentil clitoris-nya kuisap kuat ke dalam mulutku sampai terbetot kuat ke belakang gigi depanku.
Tanpa menunggu lebih lama lagi.. dengan perasaan gemas daging clit-nya kugerus dan kugiling..
selembut mungkin dengan gigi-gigiku yang tajam.

Kubiarkan selama beberapa saat pinggul dan selangkangannya itu tergetar hebat.. semakin lama semakin keras dan kuat.
Salahsatu jemari tanganku kuselipkan masuk ke dalam vagina merahnya yang rapat dan hangat..
lalu kutarik keluar-masuk merangsangnya agar segera orgasme.

Dan memang berhasil..
"Hhhgggnnnnnnnggghhhh Eryyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy uuuuhhhhhgg..!!”

Yeni memekik sekuat tenaga. Pinggul dan pantatnya sampai diangkat ke atas.
Jemari kedua tangannya menekan kepalaku semakin dalam ke bukit kemaluannya.

Aku tak mampu bernapas, sementara bibir dan gigiku terus memilin dan menggiling daging clitorisnya.
5 detik kemudian.. Prrruttt.. prrrruuutttt..!! Wooowww..!!

Aaahh.. satu puncak kenikmatan tergapai sudah ketika cairan orgasmenya yang berwarna sedikit keruh kekuningan..
menyembur lemah dan merembes keluar dari sela-sela liang vaginanya yang merah merangsang.

Slluurrpp.. sluuurrppp..! Mmmm.. meski rasanya kadang sedikit aneh dan masam..
namun aku senang sekali bisa mengisap dan meminum cairan orgasmenya yang tak terlalu banyak itu sampai habis..
karena jarang sekali Yeni bisa memuntahkannya sampai keluar vagina.

1 menit kemudian.. secara perlahan kuhentikan sedotan dan kuluman mulutku pada clitnya.
Kukecup gemas berulangkali belahan bukit kemaluannya yang basah dan berlendir.

"Oohhh.. mas Er.. nggghhhh.. sepertinya aku nggak bisa hidup tanpa kamu kalo begini terus .. aahhh..”
Rintihnya lemas setelah puncak kenikmatannya mulai berlalu.

Aku memandangnya senang dengan perasaan bangga.
Bagaimana pun pengalamanku dalam soal seni bercinta dan bersetubuh sangat minim sekali.

Aku hanya melakukannya sesuai dengan instingku saja..
untuk memberikannya kejutan kenikmatan yang kadang tak pernah ia duga sama sekali.
oOo

–Sering sewaktu aku mencumbu dan mengulum clit-nya..
kadang aku selalu terangsang untuk ingin melakukan penetrasi lagi melalui lubang anusnya.

Aku selalu gemas jika berada di selangkangannya yang mulus seksi dan penuh daya tarik seksual yang luar biasa itu.
Kujulurkan lidah dan kujilati lubang duburnya yang berwarna merah kecoklatan dan rapat.
Dan tidak jarang dengan gemas kuselipkan jari telunjuk tanganku memasuki liang anusnya itu sampai sekitar 5 centi.

Yeni sontak menggeliat kegelian dan kadang memberontak.
Kalo sudah terpuaskan ia tak akan mengijinkanku berlama-lama lagi mencumbu clit dan bibir kemaluannya.

Ia seakan tau keinginanku untuk melakukan anal lagi.
Namun seperti yang pernah ia katakan, Yeni tak pernah mau melakukan anal seks yang seperti itu lagi.

Katanya dia ngeri dengan resiko 124 jenis penyakit kelamin akibat efek negatif hubungan sodomi..–
oOo

Sambil mencium dan melumat mulutku gemas.. dengan sedikit kasar ia lalu merebahkanku terlentang..
menaiki.. menindih dan mengangkangiku..

Selanjutnya.. batang penisku yang sudah sangat keras dan tegang digenggamnya..
untuk kemudian dia arahkan ke belahan bibir kemaluannya.

Clebb..! Ughhh..! Terasa begitu sempit dan rapatnya.. "Erghhhh..!" Aku mengerang nikmat
Dan dalam 5 detik.. blesekkk.. hampir seluruh batang penisku telah ter-penetrasi penuh ke dalam liang vaginanya.

Terkadang aku seolah tak percaya, meski sudah tak terhitung saking seringnya kami bersenggama..
namun liang vaginanya sama sekali tidak bertambah longgar sedikitpun.
Tetap saja terasa sempit dan rapat.. atau mungkin karena pengaruh obat sari rapet swargolokanya itu..
aku kurang tau juga.

Selanjutnya Yeni seolah ingin menunjukan seluruh kehebatannya padaku.
Dengan sedikit melakukan gerakan erotis yang aduhai di atas tubuhku..
seluruh kekuatan dan pesona seksualnya.. seakan difokuskan pada liang vaginanya..
yang merapat begitu kuat meremat dan membelai lembut seluruh permukaan batang penisku..
yang sedang berada dalam tubuhnya.

Daging vaginanya seakan berusaha menarik dan memompa air maniku agar segera keluar.
Pinggul seksinya digerakkan sangat.. sangat perlahan sekali.. naik turun menyetubuhiku ..
sambil sesekali digerakkan memutar untuk memilin dan mengurut batang alat vitalku dengan kenikmatan yang sangat luar biasa.

Kalo sudah begitu aku hanya bisa mendelik meram melek dan mengerang keenakan.
Sambil tersenyum dan tertawa kecil, wajahnya yang cantik memandangku dengan perasaan sayang dan gemas.
Kelihatan sekali Yeni begitu bahagia bisa memberikan kenikmatan surga dunianya ini padaku.

Kuremas dan kuputar mesra kedua buah payudaranya yang mengayun naik-turun..
seiring dengan gerakan tubuhnya yang gemulai bak seorang penari striptease.

Yeni sangat pandai membuatku terlena dalam waktu singkat.
Kekasih cantikku ini benar-benar menguasaiku sepenuh nya. Ia memegang komando pertempuran birahi ini.

Bila waktu persetubuhan indah ini sudah berjalan sekitar 15 menitan..
goyangan dan gemulai tubuhnya yang tadi terlihat begitu indah langsung berubah seketika.

Bagaikan seekor kuda betina liar ia sontak menunggangiku habis-habisan.
Ia benar-benar mengggempurku dengan anggur kenikmatan yang tak terlukiskan hebatnya.
Aku hanya bisa menatapnya pasrah dan menyerah bulat-bulat.

Selama hampir 20 menit lebih ia membuatku seakan hancur berkeping-keping dirajam kenikmatan..
sebelum akhirnya ia berteriak kegirangan dan tertawa puas melihatku meregang hebat di puncak kenikmatan.

"Oohh.. yess darling.. cum to me yessss.. yesss.. more darling.. more..!!” Pekiknya erotis kegirangan..
menirukan ucapan bintang film porno ketika air maniku mulai menyembur dengan hebatnya di dalam liang vaginanya.

Setiap urutan lembut daging liang vaginanya yang membelai batang penisku membuat air maniku seakan tersedot keluar tanpa ampun.
Aku menggeram keras dan meregang hebat ketika Yeni seolah menyetrum-ku dengan puncak kenikmatan surga dunianya.

Seteguk demi seteguk ia memberikanku anggur kenikmatannya yang luar biasa.
"Aaaaaaarggghhhhhhhhhh..”

Sambil memutarkan pinggulnya ke arah depan dan belakang Yeni seakan memompa cairan kenikmatanku sampai ludes.
Ia baru berhenti setelah spermaku terkuras habis dan kantung zakarku serasa kopong sesudahnya.

Jiwaku terasa tentram dan damai meski badanku lemas sekali.
Bercinta dalam waktu yang panjang memang selalu saja membuahkan kenikmatan yang luarbiasa.

"Nghghhhh Yen.. sudah sayang badanku lemasss sekali..” ujarku letih padanya.
"Mmmm.. uuuwwwhhh.. ssshhh.. that's my boy.. heerlijk darling.. hehh rasanya hangat dan kental sekali mas Er.. uuuww..” bisiknya manja.

Ia lalu memelukku dengan perasaan sayang. Sejenak kemudian ia mengangkat tubuh bugil montoknya yang berkeringat..
Lalu mengeluarkan alat vitalku dari dalam liang vaginanya selagi milikku itu masih setengah ereksi.

Hal itu biasa dilakukan nya bila posisinya berada di atas..
untuk menghindari air maniku yang sudah bersemayam di dalam tubuhnya tidak mengalir keluar lagi.

Karena pernah ia melakukannya setelah alat vitalku menyusut lembek di dalam liang vaginanya..
Akibatnya.. saat dicabut.. air maniku malah ikutan mengalir keluar banyak sekali..
bercampur dengan cairan kewanitaannya yang sedikit encer.

Berbeda dengan mbak Marisa yang senang melihat air maniku berceceran keluar..
Yeni sangat risih dan seolah jijik melihat air maniku yang kentalnya seperti cream susu itu membasahi bibir kemaluannya.

Yeni tersenyum-senyum puas telah membuatku terlena.. ia lalu merebahkan tubuh bugilnya di sebelahku.
Kelihatan sekali tubuhnya mengeluarkan keringat banyak sekali akibat pertempuran barusan.

Sambil memandangiku yang masih lemas.. jemari tangan kanannya mengelus-elus..
dan merapatkan kedua belah bibir kemaluannya seolah takut air maniku akan mengalir keluar lagi.

Aku tersenyum geli melihatnya. "Aahh sayang.. apaan sih pake ditutup segala..?” Ujarku geli..
melihat jemari tangannya menutupi bukit kemaluannya yang tebal dan putih montok..
tanpa sehelai jembut pun yang dibiarkan tumbuh di atasnya.

Yeni hanya tersenyum kecil.. lalu berseru kaget..
”Iiihh.. mas Er ya am pun Yeni lupa lagi deh.. pake tissue-nya..” katanya setengah mendelik.

"Oohh yaaa.. aahh ..biar saja sayang.. sekalian saja kamu hamil seperti mbak Marisa..” ujarku gemas.
oOo

–Aku memang telah menceritakan semuanya perihal hubungan gelapku dengan mbak Marisa.
Semula ia kaget dan tak percaya dengan ceritaku kalo mbak Marisa pernah tidur denganku. Malahan sampai kuhamili.

Kuperlihatkan kaset video rekaman persetubuhanku dengan mbak Marisa yang dulu sempat Agus 'shoot'.
Tapi ia masih kurang yakin juga. Karena katanya.. yang kelihatan jelas cuman punggung dan pantatku saja.

Namun akhirnya ia percaya juga ketika pada suatu malam yang telah kami rencanakan.. Yeni berhasil membuktikan omonganku..–
oOo

Seperti biasa setiap selasa malam adalah jatahku untuk tidur di tempat mbak Marisa.
Sekilas aku dapat melihat bayangan wajah Yeni di antara keremangan malam di balik jendela luar kamar..
saat sedang nikmatnya aku mendekap dan menggagahi mbak Marisa.

Keesokan harinya.. dengan wajah cemberut karena cemburu berat..
Yeni menginterogasiku untuk menyuruh menceritakan semuanya dengan jujur.

Pada dasarnya ia tak bisa menerima hal seperti itu..
karena baginya seks just for fun bukan untuk membuahkan seorang anak.

Sambil menangis ia meminta kepadaku agar jangan meneruskan hubungannya lagi dengan mbak Marisa..
setidaknya tidak di depan matanya secara langsung.. – alias Cemburu buta..–

Dari Yeni juga.. aku baru tau kalo Nani yang katanya sudah diperawani Agus itu..
ternyata memang benar-benar masih perawan.

Menurutnya.. Agus memang pernah mencengkeramainya beberapakali..
Tetapi Nani selalu menangis dan menolak bila Agus memaksanya untuk berhubungan badan.

Yeni tak menampik bila ia memang pernah tidur bersama Agus.. begitupula dengan Farida.
Namun semenjak bersamaku.. Yeni mengaku selalu menghindar bila Agus akan mendekatinya.

Hubungannya dengan Agus tidak lain karena ia sudah tak kuat lagi menahan nafsu biologisnya.
Entah benar atau tidak.. menurutnya Agus hanya sempat sekali saja menidurinya..

Selebihnya Yeni lebih banyak memuaskan birahinya lewat masturbasi.
Hal itu dilakukannya semenjak melihatku pertamakalinya kurang lebih setahun yang lalu.
Dan katanya.. ia sudah memendam perasaan suka padaku.. namun tentu saja ia malu untuk mengungkapkannya.

Peristiwa pertama di kamar Agus dulu adalah tindakan nekatnya.
Karena.. bila nafsu birahinya sudah tak mampu ditahannya lagi.. pikirannya langsung menjadi buntu dan suka nekat.

Menurutnya.. andai saja bukan aku tetapi Agus yang masuk ketika itu..
mungkin ia rela menyerahkan tubuhnya lagi kepada temanku itu.. demi kenikmatan sesaat yang sangat dibutuhkannya.

Semenjak itu ia bahagia sekali bisa membagi dan mereguk kenikmatan seksual bersamaku.
Bukan apa-apa.. cuman katanya aku sangat sabar dan jantan dalam memuasi seluruh fantasi seksnya.

Bagi Yeni aku adalah laki-laki ketiga dalam hidupnya yang pernah mereguk madu manis tubuhnya setelah Prawoto dan Agus.
Menurutnya Prawoto adalah laki-laki yang merusak semua kebahagiaan dan harapannya.

Dia yang pertamakali merenggut keperawanannya ketika di SMA dulu.
Prawoto adalah salah seorang guru les pembimbing belajarnya di rumah.

Suatu kesempatan Prawoto memperkosa Yeni ketika ibunya yang biasa menemaninya belajar..
kebetulan sedang mengantar Hendra adiknya yang terkecil mengambil rapor.

Dan perbuatan itu terulang dan terulang lagi.. karena Prawoto selalu ketagihan dan mengancam akan membunuhnya.
Akhirnya lama kelamaan Yeni tak tahan.. lalu nekat mengadu ke bapaknya.

Bapaknya sangat berang dan membunuh Prawoto tanpa ampun lagi.
Kehidupan keluarganya ikut berantakan karena sampai sekarang bapaknya masih dipenjara..
dan Yeni pindah ke sini untuk mencari kerja selepas SMA.

Kadang lucu.. sekali duakali Yeni selalu mengeluhkan nasib ayahnya yang sedang meringkuk di penjara..
padahal saat itu aku masih sedang menindih menyebadaninya.

Ia memang selalu begitu bila orgasmenya sudah tercapai lebih dahulu.
Sambil menungguku yang masih memompa menikmati kemontokan dan kehangatan tubuhnya..
ia mulai ngelantur ke sana ke mari.

Willy nilly meski harus sambil meringis menahan nikmat.. terpaksa kudengarkan juga semua keluhan dan masalahnya.
Yeni baru berhenti bercerita bila air maniku mulai menyembur dengan kuat ke dalam rahimnya berulangkali.

Ia akan mendekap dan mengusap tubuhku dengan perasaan.. sayang sambil merapatkan kedua pahanya yang mulus ke pinggangku.
Liang vaginanya ditegangkannya semakin rapat dan meremat kuat..

Hingga sampai berdenyut-denyut memberikan urutan lembut dan rasa nikmat luar biasa pada alat vitalku yang sedang ejakulasi.
oOo

Satu yang terkadang membuatku gemas padanya.
Seingatku sampai sekarang sudah 23 kali ini ia melakukannya.. –aku selalu menghitungnya..–

Yaitu terkadang menjelang berhubungan intim.. biasanya 1-2 jam sebelumnya ia meminumi-ku sejenis jamu..
yang katanya mengandung panax ginseng dan .. aku selalu penasaran untuk menanyakan khasiatnya..

Namun sambil senyam-senyum kecil.. ia hanya menyuruhku untuk melihat reaksinya.
Ia melepas celana panjang dan mengeluarkan batang zakarku tanpa melepas celana dalamku..

Sambil mengurut-urut kedua buah bola kelelakianku ia memandangi dengan seksama batang penisku..
yang dengan cepat meregang panjang ereksi.

Aku merasa batang penisku sepanjang kurang lebih 15,5 centi itu terasa lebih keras dan lebih tebal dari biasanya.
Kepalanya saja sampai memerah saking ereksinya. Sekujur penisku seperti batangan kayu pinus yang mengeras.

Kedua mata Yeni berbinar-binar melihat otot penisku yang mengurat keras dan panjang.
Aku tak tahan dan memohon padanya agar mau mengisap dan mengulum alat vitalku..

Sembari mengerling manja ia pun tak menolak.. lalu mulai mendekatkan mulutnya..
Uuuughhh.. sentuhan bibirnya yang basah dan lembut pada kepala penisku membuatku semriwing seakan kesetrum..

Sebelum akhirnya secara perlahan-lahan mulut mungilnya yang hangat lembut..
mulai menjepit dan mengisap batang penisku sampai separuh lebih atau sekitar 7-8 centi.

Lidahnya yang terasa panas dan basah mengelomoti alat vitalku dengan amat kuatnya..
menyedot dan mengurut keluar-masuk berbarengan dengan kedua bibirnya..
yang terus menjepit rapat menggesek batang alat vitalku.

Dengan sangat.. sangat perlahan sekali seolah sedang menikmati rasa nano-nano sosis panjang milikku yang atos..
Wajahnya yang cantik memandangku gemas melihatku mengerang keenakan.

Gigi-gigi mulutnya yang putih terawat terasa tajam menggelitik..
terkadang sampai membuat batang penisku seperti digerus dan digiling.

Pipinya yang putih mulus meski menyedot dengan sangat kuat..
namun tak terlihat sampai kempot.. seolah Yeni memiliki tenaga ekstra yang luar biasa.

Kurasakan ujung kepala penisku sampai menyentuh dinding kerongkongannya.
Kadang tidak jarang sambil mulutnya terus mengisap, lidahnya dengan nakal seolah mempermainkan batang penisku.

Digelontornya otot penisku tersebut dengan air ludahnya yang banyak dan terasa licin berlendir..
lalu dikocok-kocoknya di dalam mulutnya.

Jemari kedua tangannya yang halus mengusap mesra belakang pahaku yang gemetaran menahan nikmat.
Selama hampir 15 menit Yeni melakukan blow job nya yang luar biasa.

Dan bila kukatakan air maniku terasa sudah mau keluar.. biasanya ia hanya mengulum kepala penisku saja.
Ujung lidahnya yang terasa panas menggelitik daging leher penisku bagian bawah.
Yeni memang sangat hafal bagian-bagian vitalku yang paling sensitif..

Sementara jemari tangan kanannya mengurut batang penisku dengan cepat..
sampai rasanya mau lepas hingga akhirnya aku tak mampu lagi menahan rasa nikmat yang sangat luar biasa.

Sambil terus mengulum kepala penisku kurasakan lidahnya yang panas menjilati lubang kencingku..
yang sedang menyemburkan air mani ke dalam mulutnya.

Diremasnya secara perlahan pula kedua butir telur kesayanganku sampai membuatku menggelinjang makin tak karuan.
"Aaahhh.. sayaaaaaang..” erangku keenakan.
Aku mengejan sekuat tenaga agar air maniku menyembur lebih kuat menggelitik lidah dan kerongkongannya.

Namun sambil memejamkan kedua matanya..
begitu nikmat sekali Yeni mengelomoti kepala penisku dan makin bersemangat menyedot air maniku sebanyak mungkin.

"Aaaaaahh..” setengah kujambak rambut kepalanya yang terurai panjang dengan gemas.
Jiwaku bagai kapas melayang-layang ke surga kenikmatan.

Crrreeett.. ccrrrrrroooottt.. .ccreeeettttt.. Ccrrrrooooottttt..
11 semburan nikmat yang luar biasa, selanjutnya aku merasa plong.. begitu enteng.. Lemas.. sekaligus kopong terkuras..

Tubuhku terhempas lemas di atas ranjang.. selama beberapa detik..
kulihat Yeni masih asyik mengisap alat vitalku yang masih tegak dan ngaceng ..
membersihkan sisa-sisa spermaku yang menetes keluar dengan bibir merahnya yang basah.

Sejenak kemudian dengan cepat sambil memandangku mesra..
satu per satu Yeni melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya hingga polos telanjang bulat.

Buah dadanya yang montok tidak terlalu besar namun terlihat bulat dan kencang.
Pentil puting-puting susunya yang coklat kemerahan mengacung keras ke depan.

Tubuhnya begitu putih mulusnya tanpa cacat dan keriput.. terlihat begitu aduhai seksinya.
Pinggangnya kecil ramping.. perutnya juga terlihat kecil datar.. dan pinggulnya yang bulat tampak padat mekal..
Serasi dengan kedua belah paha dan kakinya yang panjang dan seksi..

Tak lupa.. sembari mempertontonkan pula lipatan indah bukit kemaluannya yang besar montok..
dengan belahan vertikal labia majoranya yang tebal merapat.

Tak hentinya aku selalu mengagumi keindahan tubuhnya yang terlihat sempurna.
Kupikir betapa sungguh beruntungnya aku dan Agus yang pernah merasakan kehangatan tubuhnya yang indah.

Dan sungguh beruntungnya aku yang sampai detik ini akhirnya bisa memiliki sekaligus menikmati kehangatannya..
meski untuk itu aku harus menyerahkan madu manis tubuhku sendiri.

"Uuugghhhh..” aku merintih letih ketika dengan cepat Yeni menarik lepas celana dalamku..
lalu dengan sigap melompat ke atas dan menindih tubuhku rapat.

Badannya yang telanjang bulat terasa hangat dan empuk dalam pelukanku.
Kedua buah payudaranya yang kenyal dan padat terasa mendesak dadaku.

Pentil puting-puting susunya yang keras seakan menusuk kulitku.
Wajahnya yang cantik begitu dekat sekali dengan mukaku.

"Aaaahhhh.. krrrrkkk.. kkrrrkkk.. kleg.. klegg..” tiba-tiba kekasihku itu membuka mulut mungilnya di depan mukaku..
sembari setengah menjulurkan lidahnya yang ternyata masih berlepotan air mani yang putih kental banyak sekali.

Rupanya Yeni menyisakan sisa air maniku di dalam mulutnya yang masih belum ditelannya.
"Astaga Yeniii.. apaan kamu sayang..?” Bisikku takjub melihat ulahnya yang luarbiasa itu.

Yeni tentu saja tak menjawab keherananku.. sambil mengatupkan mulutnya kembali..
terdengar lagi kemudian ia seperti sedang berkumur.. seolah sedang mengaduk air mani kentalku dengan air ludahnya.

Sejenak ia memperlihatkan sekali lagi padaku air mani kentalku yang sudah bercampur dengan air liurnya.
Putih seperti cream susu dan berbusa banyak sekali.

Setetes dua tetes.. adonan cream putih itu tanpa sengaja jatuh menetes di atas pipiku..
karena Yeni terlalu panjang mengeluarkan lidahnya. Aku tertawa kegelian.

Yeni segera mengatupkan mulutnya kembali.. lalu sejenak kemudian kulihat kerongkongannya bergerak perlahan..
seperti sedang menelan sesuatu.. lalu mendecap kerass..

"Aaaaahhhhh.. mmm.. enaak mass.. mmm..” ujarnya kemudian sambil menjilati kedua belah bibirnya yang masih belepotan sperma.
Kulihat rongga mulutnya sudah bersih, tak tersisa air maniku lagi.

"Mmmm.. cuup.. sluurrp..” kecapnya lembut saat lidahnya mengecup dan menjilati pipiku yang ternoda adonan air maniku sendiri.
"Ooouuuuhh .. sayang.. kau doyan sekali air maniku sayang..” bisikku takjub.

"He-emm maaasss.. enaak.. iihh mass.. masih lemes yaake atas..”
bisiknya pelan sambil menyunggingkan senyum yang teramat manis.

Kini wajahnya yang cantik memandangku semakin gemas seolah menuntut pemuasan.
Aku tersenyum maklum.

"Aduuh Yen.. mestinya tadi jangan dikeluarin dulu sayang..”
bisikku sedikit kecewa karena rasanya aku masih belum sanggup memuasinya saat ini.

Yeni tertawa kecil lalu mencium bibirku mesra.
"Iyaa.. mass.. abisnya.. enaak sih mas rasanya.. lagian khan itunya bergizi..” katanya tanpa malu-malu.

"Aaah.. Yen.. sebulan saja aku kau kuras seperti tadi.. bisa keropos tulangku sayang..” bisikku gemas.
"Iiihh.. masa’ sih mas..? Hi..hi.. Ehmmmm.. tapi itunya masih keras khan mas..” ujarnya bergairah.

Aku tersenyum geli campur gemas. Badanku masih lemas kehabisan air mani..
namun anehnya alat vitalku kurasakan memang masih keras dan ngaceng. Malah terasa lebih keras dan tebal dari biasanya.

Aku baru menyadari posisi tubuhnya di atas badanku yang setengah mengangkangiku itu seolah begitu pas..
membuat batang penisku yang masih ngaceng tepat berada di bawah himpitan daging kemaluannya..

Bahkan setengah menyelip masuk ke dalam lipatan labia majora-nya yang tebal dan empuk. Ahhh.. Hangat lagi.
"Aaah.. kau beri minuman apa tadi aku sayang.. ramuan Tarzan yaahh..?” Tanyaku masih sedikit lemas.

Yeni tak menjawab.. wajahnya yang cantik tetap hanya menyunggingkan senyum manisnya..
lesung pipinya semakin menambah kecantikan wajahnya yang memandangiku dengan penuh gairah.

Kupeluk tubuh bugilnya semakin erat dan mesra, bibirnya sekilas mengecup mulutku.
Sementara kurasakan sebuah gerakan lembut telah mempesona perhatianku.

Dari balik punggungnya yang putih kulihat pinggulnya yang bulat mekal dan mulus bergerak perlahan..
menggeser ke atas dan ke bawah..

Terkadang sedikit memutar dengan gerakan erotis yang amat mengundang birahiku sebagai seorang laki-laki.
Daging bukit kemaluannya yang empuk-empuk hangat semakin menekan lembut batang penisku yang masih tetap ereksi.

Uuuiiihhhh.. ueenaknya.. baru kali ini aku merasakan..
betapa nikmatnya sentuhan bagian tubuhnya yang paling terlarang itu di saat ejakulasiku telah tercapai.
Terasa lebih semriwiing dan geli-geli nikmat rasanya saat labia majora-nya itu mengelus bagian bawah otot penisku.

Kedua mata Yeni yang bulat indah memandangku sedikit redup seolah memohon dan menuntut pemuasanku.
Ooh.. sungguh menggairahkan melihatnya dalam kondisi seperti ini.. sedang dalam gejolak birahi yang menggelora.

Aku tersenyum senang, gairah kejantananku seolah bangkit kembali.
"Mmm.. kau ingin aku memuasimu atau apa sayang..” bisikku setengah menggodanya.

Yeni tersenyum malu-malu..
"Mass.. mmm.. pinjem itunya sebentar dong mas..” katanya manja.
Wooww.. aku semakin terangsang mendengar permintaannya yang vulgar itu..

Apalagi gerakan pinggulnya yang sedang menggesekkan daging kemaluannya makin kuat saja..
menekan otot kejantananku.. terasa semakin cepat dan menggila.. seolah sudah kebelet kepingin..
Uuhuuiiii..!! Mana tahaaaannn..

Kuremas gemas kedua bulatan bokongnya yang kenyal padat berisi.
"Pakailah sepuas-puasmu sayang.. sampai lecet pun aku nggak peduli sayang..” ujarku jadi geregetan.

Sambil tertawa kecil.. Yeni mengecup bibirku gemas. Sejenak kemudian wajahnya disembunyikan di balik bahuku..
Namun bokongnya yang sedang kuremas-remas gemas diangkat ke atas sedikit.

Lalu jemari tangannya yang halus dengan lembut kurasakan tau-tau telah menggenggam batang penisku..
dan menegakkannya ke atas bak tugu monas.

Sedetik kemudian ujung kepala penisku terasa menembus sesuatu yang empuk dan hangat..
Semakin lama semakin basah lembab.. dan ssrrtt.. seolah ada sesuatu yang menghalangi kenikmatan itu..

Terasa seperti ada daging lain yang lebih basah dan lebih panas namun sangat rapat..
dan mulai menekan ujung kepala penisku.

Ohhhh..!! Aku seperti tertekan dan tergencet. Uuughhh.. nikmatnya..
Daging hangat yang basah dan kecil rapat itu perlahan-lahan lalu seperti membuka..

Kemudian perlahan mulai menelan batang penisku sedikit demi sedikit.
Mmmm.. menakjubkan..!! Benar-benar sangat kunikmati sekali sensasi indah penetrasi yang sedang Yeni lakukan saat ini.

Aku benar-benar tak menyangka ternyata memuasi wanita setelah ejakulasi itu lebih menggairahkan dan nikmat.
Kudengar Yeni merintih kecil ketika batang penisku melesak semakin dalam ke dalam liang vaginanya.

"Aduuh Yen.. vaginamu sempit sekali sayang..” erangku keenakan.
Jlebb..!! Kutekan pantatnya ke bawah.. membantunya agar penetrasi itu cepat sampai.

"Aaaww.. mas.. iiihhh.. hi...hi.. sakiit masss..” erangnya manja pula.
"Mmm.. Yen .. kok daging vaginamu agak bergerigi dalamnya sayang..?” Tanyaku terheran-heran.

"Iiiiihh.. mas Er.. jorok aahh..” sahutnya kaget.
Sejenak kemudian bibirnya telah membungkam mulutku.. mengajak bercumbu.

Seiring dengan itu kurasakan pinggulnya menghentak kuat ke bawah.
Aku merasa diremat-remat hebat. Ujung kepala penisku terasa panas di dalam liang vaginanya saat menyodok keras cervix-nya.

"Oooouuuhh mmmmmmbbbbppphh..!” Aku merasa mentok.
Seluruh batang penisku seakan diremat-remat hebat.

Tanpa basa-basi sambil mulutnya terus mengulum bibirku..
Pinggulnya mulai menghentak lembut turun naik menyetubuhiku.
Wow.. kekasihku ini benar-benar seperti hendak ’memperkosaku’.

Kupeluk lebih erat lagi tubuh telanjangnya yang mulus dengan perasaan sayang..
sambil kuelus-elus mesra seluruh kulit punggung dan pinggulnya yang sedang bergerak perlahan turun-naik..
memompaku otot kejantananku.

Yeni mulai merintih dan mendesah panjang.. mereguk kenikmatan seiring dengan gesekan otot kejantananku..
yang terus menyodok dan mengoyak liang vagina rapatnya yang hangat lembut.

Kedua belah paha mulusnya yang mengangkangiku berusaha mengapit pinggangku erat sambil menekan ke bawah.
"Maasss.. aaahhhggh.. aaaaahhhgghh..” rintihnya berulangkali setiap pinggulnya menekan dan menghentak ke bawah.

Uuuggghh.. alat vitalku terasa panas.. digesek dan diremat-remat lembut dalam liang vaginanya.
Semua terasa begitu indah dan syahdu.

Desahan nafas kenikmatan yang keluar dari mulutnya seakan menambah gairahku..
untuk terus membiarkannya menguasai tubuhku sepenuhnya.. melampiaskan seluruh hasrat birahinya yang menggelora.

"Maasss.. aaahhh.. maaassssss.. aaauuuuwwwggh..!” Yeni merintih semakin panjang seperti akan menangis.
Seluruh tubuhnya bergetar lembut merasakan kenikmatan senggama yang indah ini. CONTIECROTT..!!
--------------------------------------oOo----------------------------------
 
Terakhir diubah:
---------------------------------------------------------------

Cerita 120 – Malam Pekat

"Besok
siang aja nagihnya, Ma, kan ini sudah malam..” Pak Chandra bersungut-sungut.
Ia berusaha bergeming dan mencoba menahan tubuhnya yang didorong keluar oleh sang istri.

Malam gelap gulita tengah menyelimuti desa itu. Hanya sesekali terdengar suara jangkrik dan anjing yang melolong di kejauhan.
Di sepanjang jalan, kabut menghalangi pandangan. Udara dingin menyusup sampai ke sumsum tulang siapa pun yang berani keluar rumah.

"Nggak..! Nggak ada besok-besok lagi. Pokoknya, malam ini harus ditagih. Titik..! Kan kemaren Papa sendiri yang bilang kalau Sari mau bayar hari ini..”
Wajah Pak Chandra menyiratkan keraguan. Kombinasi akan takut berjalan di kegelapan malam dan.. takut pada istrinya.
Matanya berputar-putar mencari alasan.

"Tapi.. ini kan sudah malam, Ma. Mungkin Sari malah lupa mengambil uang di Bank..” Mata Bu Chandra berkilat marah. Ada rasa curiga di sana.
"Oo.. jadi Papa membela dia..?” Perempuan itu memandang menyelidik ke arah suaminya yang separuh baya.

"Jangan-jangan, Papa ada main sama Sari..? Ayo, ngaku aja..!” Pak Chandra menelan ludah. Bisa bahaya kalau istrinya marah-marah begini.
Bisa-bisa tujuh hari tujuh malam ia tidur di ruang tamu kalau tidak dituruti apa maunya.

Terakhir Pak Chandra membuat kesalahan di bulan Maret yang lalu, ia lupa hari ulang tahun istrinya.
Dan sang istri pun tak henti-hentinya mengomel. Selusin gelas pun jadi sasaran: hancur berkeping-keping dilempar ke sana-kemari.

Belum lagi satu hal itu yang paling gawat untuk Pak Chandra. Ia dilarang tidur di kamar.
Terpaksa berteman nyamuk di ruang tengah dengan selembar kain sarung.

Sejak itu Pak Chandra kapok berbuat yang aneh-aneh. Semua hal yang berhubungan dengan pribadi istrinya dihapalnya luar kepala.
Jadi maklumlah jika saat ini ia agak gemetar melihat wajah istrinya yang mulai memerah menahan amarah.

"Ngaku apa, sih, Ma..? Papa kan hanya kasihan saja..” Bu Chandra tambah melotot.
Matanya yang bulat seolah mau keluar dari tempatnya. Suaranya pun makin meninggi..
"Oooh.. begitu..!? Jadi Papa lebih kasihan sama dia..!? Nggak memikirkan anak istri sendiri..?”

Waduh. Menyadari situasi yang sama sekali tidak menguntungkan baginya itu.. Pak Chandra segera tergopoh keluar dari dalam rumah.
"Iya, iya. Papa langsung ke sana..”

Tanpa peduli udara dingin dan suara anjing melolong di kejauhan, Pak Chandra menerobos gelap malam.
Bunyi pintu dibanting terdengar di belakangnya.. mengiringi langkah Pak Chandra menuju ke jalan setapak desa yang senyap.

Dengan bersungut-sungut, di sepanjang jalan, laki-laki setengah baya itu tak berhenti menirukan omelan istrinya.
Seolah-olah, dengan meniru omelan istrinya diam-diam seperti itu, hatinya yang kesal akan terobati.

Memang susah punya istri yang bawel setengah mati, batinnya berujar. Tetapi dulu, istrinya itu seorang kembang desa yang populer di desa ini.
Saat itu, Pak Chandra merasakan anugerah yang luar biasa karena mampu mendapatkan seorang kembang desa yang cantik dan jelita.

Kebanggaan itu membuatnya selalu bersedia dan siap memenuhi apa saja yang diminta sang istri.
Dia menyediakan semua harta benda, emas, dan permata sekalipun.

Bu Chandra tampaknya menyadari perasaan suaminya. Dia pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Dia langsung mengambil alih dan mengelola seluruh keuangan suaminya.. termasuk beberapa rumah kontrakan.
Rumah-rumah kontrakan itu menghasilkan dana yang mencukupi untuk kehidupan mereka sekeluarga.

Rumah kontrakan yang ditempati Sari agak besar meski tampak sederhana.
Dindingnya dicat warna putih dengan teras sempit berhiaskan beberapa pot bunga.

Ada ruang untuk menerima tamu yang terpisah dari ruang tengah yang tidak begitu besar.
Di ruang tengah itu terletak kamar Sari. Rumah itu terletak di tengah kebun yang tak diurus.. sehingga membuat rumah tersebut tampak menyendiri.

Di samping rumah, ada beberapa rumpun bambu yang tinggi dan setiap tertIup angin, rumpun-rumpun bambu itu mengeluarkan suara gemerisik.
Apalagi di malam hari yang dingin dan sunyi seperti ini.

Bunyi gemerisik daun-daun bambu yang tertiup angin menimbulkan kesan mistis yang mendirikan bulu roma siapa pun yang mendengarnya.
Ditambah lagi, suara lolongan anjing yang terdengar di kejauhan, seolah-olah menyayat hati.

Dengan terengah-engah, Pak Chandra sampai di depan rumah kontrakan Sari.
Tadi di sepanjang perjalanan, dia hampir saja sesak napas karena menahan emosi yang tidak tersalurkan pada istrinya.

Rumah Sari sunyi dan sepi, seperti rumah tak berpenghuni.
Pak Chandra menajamkan matanya, berusaha mengamati situasi sekitar rumah yang remang-remang.

Lampu di teras depan tiba-tiba menyala sebentar.. tetapi lantas mati kembali, nyala lagi, mati lagi..
begitu berkali-kali.. membuat pandangan Pak Chandra jadi tak begitu jelas.

Di samping rumah, ada sebuah lampu neon. Tetapi, itu pun hanya menyala remang-remang saja, seolah hidup enggan mati pun tak sudi.
Tok.. Tok.. Tok..! Pak Chandra mengetuk pintu depan. "Sari, Sari..?” Panggilnya berkali-kali. "Apa sudah tidur, ya..?” Dia bergumam sendiri.

SambiI menahan kuapan kantuknya, Pak Chandra mengulangi ketukan di pintu rumah kontrakan itu.
Kali ini, ketukannya lebih keras. Dia setengah berharap Sari lekas keluar dan menemuinya di teras.

Malam terasa semakin dingin dan Pak Chandra ingin segera pulang ke rumahnya yang hangat.
Dia tak ingin berlama-Iama di teras depan rumah kontrakan Sari yang suasananya sungguh tidak nyaman.
Namun, tetap saja tak ada jawaban dari dalam. Hanya hening yang menyiksa.

Pak Chandra menguap lagi, kali ini kuapannya lebih lebar dari yang pertama.
Ia kemudian meluruskan badannya, menyenderkan tubuh ke daun pintu.

Tiba-tiba, pintu terdorong ke dalam, terkuak lebar, seolah membuka rahasia kesunyian di dalam rumah kontrakan itu.
Pak Chandra tertegun sejenak. Apa mungkin Sari sengaja tak mengunci pintu rumahnya..? Tapi, mengapa..? Tanyanya dalam hati.

Kemudian.. laki-Iaki separuh baya itu tersenyum penuh arti. Wajahnya merona di kegelapan malam.
Mungkin Sari sengaja membukakan pintu ini untuknya, batinnya lagi.

Dia segera membayangkan wajah Sari yang cantik dan lebih muda. Lalu, dia membandingkannya dengan istrinya yang cerewet di rumah.
Mungkinkah..? Pak Chandra terus berharap dalam hati.

Memang sih, menurut kabar orang, Sari memang perempuan genit yang kerap mengganggu lelaki meski mereka sudah berkeluarga.
Maklumlah, perempuan yang suaminya entah di mana itu memang cantik dan seksi.

Pak Chandra berjalan mengendap ke dalam rumah setelah memastikan tak ada orang lain di luar rumah yang memerhatikannya.
Siapa yang mau malam-malam dingin begini berkeliaran di jalanan kalau bukan dirinya yang beristrikan seorang perempuan bawel itu..?

"Sari..?” Gelap. Pak Chandra melangkah hati-hati sambil terus memanggil nama Sari dengan perlahan.
Ia tak menyalakan lampu di dalam, hanya bergerak mendekati kamar utama yang menurutnya pastilah kamar Sari.

Di kejauhan, terdengar suara anjing yang menyalak, membuat hati Pak Chandra menciut.
Tak biasanya anjing di desa itu menyalak tengah malam begini. Biasanya, hanya ada lolongan panjang yang menyedihkan.
Itu pun hanya terdengar jika ada seorang warga desa yang meninggal dunia.

Pak Chandra menoleh ke sekeliling. Dia berada di ruangan tengah rumah kontrakan itu.
Saat matanya menoleh ke dinding, seketika ia terperanjat.
Napasnya berhenti dan matanya melotot mengamati sosok yang dilihatnya di dinding ruangan itu.

Ia bergerak ke kiri dan melihat sosok itu pun bergerak ke arah yang sama. Saat ia bergerak ke kanan, ia pun melihat gerakan yang sama lagi.
Pak Chandra mengamati dengan saksama sosok di dinding itu. Ternyata, di dinding itu terdapat sebuah cermin.

Dan, sosok yang sempat menakutkannya tadi hanyalah bayangannya sendiri.
"Huu.. kirain setan..!” Gerutunya sambil mengamati cermin yang tadi membuatnya takut.

Kemudian, Pak Chandra melangkah semakin perlahan, mendekati kamar Sari. Sesampainya di depan pintu kamar, dia mencoba mengetuknya .
Pikirannya dipenuhi oleh bermacam-macam khayalan dan keinginan yang tidak lagi beralasan.

Tangannya yang sudah mulai berkerut dimakan usia terjulur ke arah gagang pintu kamar.
Krieet.. Pintu kamar terkuak. Di dalam kamar, yang terlihat hanya kegelapan.

Pak Chandra mengerjapkan matanya, mencoba membiasakan diri melihat dalam gelap.
Sinar lampu di teras samping menerobos remang-remang ke dalam kamar melalui jendela yang terbuka.
Sinar itu berkedip-kedip membuat suasana kamar yang sunyi semakin mencekam.

"Sar ..” Mendadak,, lidah Pak Chandra kelu bukan main. Matanya melotot melihat apa yang berada di depannya.
Bibir tuanya gemetar, tak menyelesaikan panggilan nama Sari yang semula diucapkan berkali-kali.

Pak Chandra memegang daun pintu erat-erat, takut jatuh dan pingsan di sana.
Di hadapannya, sesosok tubuh perempuan mengenakan baju tidur tipis tergolek di atas pembaringan. Tubuhnya hampir polos.

Pak Chandra terperangah dan tersentak sejenak saat menyaksikan susu dan puting Sari yang menerawang jelas..
juga gundukan di selangkangannya yang berjembut sangat lebat. Seketika dia jadi sangat ngaceng, dan tak terasa mulai meneteskan air liur.

Beberapa ekor anjing terdengar menyalak di kejauhan. Pak Chandra menelan ludahnya.
Ia tergagap, jantungnya berdebar keras ingin menyaksikan pemandangan itu lebih lama..
tetapi pada detik berikutnya ia sudah buru-buru menyelinap ke dalam.. dan diam-diam bergerak menuju tempat tidur.

Sari masih pulas saat ia menguak baju perempuan itu, tubuhnya yang putih mulus terlihat bersinar dalam kegelapan.
Hati-hati Pak Chandra merangkak di antara kaki Sari yang kecokelatan.

Dengan hanya menunduk sedikit, ia sudah bisa melihat vagina telanjang Sari dalam segala kemuliaannya.
Pelan dia mulai menjilati bibir luar dan mencintai bagaimana rasa yang ia dapatkan.
“Hhmm..” Sari menggeliat dan memekik kaget.. sedangkan Pak Chandra hanya tersenyum saja.

“D-dari mana b-bapak masuk..?” Perempuan itu berusaha menutupi kemaluannya.. namun buah dadanya luput dari usaha itu.
Benda kembar yang sehari-hari terlihat menantang itu kini nampak semakin menarik karena sedikit bergoyang-goyang.

Sari hendak mengambil selimut untuk menutupinya..
Namun Pak Chandra lebih sigap dengan menariknya lebih dulu dan melemparnya jauh ke pintu.. sehingga Sari jadi mundur kembali.

“B-bapak mau a-apa..?” Tanyanya takut-takut.
“Ssst.. aku yakin kamu pasti sudah mengerti..” kata Pak Chandra sambil membuka celana.

Cetakan penisnya yang sudah membengkak terlihat jelas di balik celana dalam, yang kontan membuat mata Sari melotot.
Pak Chandra tersenyum.. matanya tak henti-henti memandang ke buah dada Sari yang terlihat sangat menggairahkan;
Besar, putih, dan sangat padat sekali. Putingnya juga nampak segar, mungil menggemaskan mengacung indah ke depan.

Kedua tangan Sari kelihatan repot saat mencoba untuk menutupi tubuhnya;
tangan kiri menutup ke kemaluan, dan tangan kanan menutupi kedua buah dadanya.

“Nggak usah ditutupi kayak gitu, Sar..” canda Pak Chandra sambil memelorotkan celana dalam..
Tuink..! Penisnya yang sudah mengacung keras langsung mencuat keluar dari sarangnya.

“Bapak jangan kurang ajar ya..! Berani-beraninya masuk ke rumah orang sembarangan..!“ Sari menghardik.
“Salah sendiri, punya pintu kok nggak dikunci..” Pak Chandra terkekeh.

“Dan ngomong-ngomong, ini rumahku. Karena kamu belum bayar uang sewa, jadi aku bebas-bebas aja masuk ke sini kapan saja..”
Sehabis berkata, Pak Chandra bergerak maju dan menarik tangan Sari yang menyilang di tubuh.

Kalah tenaga membuat Sari jadi pasrah. Pelan seluruh tubuhnya yang montok terpampang telanjang bulat di depan Pak Chandra.
Indah sekali. Lekak-lekuknya sangat menggairahkan; ukuran buah dada Sari yang besar sepertinya tak akan cukup dilingkari dengan satu tangan..
Belum lagi bentuk vaginanya yang ah.. sepertinya sempit sekali, dengan jembut yang lebat tapi tertata rapi.

“Kamu benar-benar wanita idaman, Sar..” Pak Chandra berdehem, lalu langsung menyerbu bibir perempuan itu.
Tangannya merangkul ke belakang, menahan kepala Sari agar tidak dapat bergerak.

“Emmph, Pak..!” Di Luar dugaan, Sari menyambut pagutan kasar itu. Dalam waktu singkat, mereka sudah saling melumat dengan sangat ganas.
Air liur mereka bertukar, dengan buah dada Sari yang membusung padat terasa menempal di dada berbulu milik Pak Chandra.

Putingnya yang sedikit kaku menggesek-gesek, membuat Pak Chandra jadi menggelinjang geli.
Tangannya dengan nakal menjamah, meremas buah dada Sari sepenuh hati sambil mereka terus bermain lidah.

Dibimbingnya juga tangan Sari agar turun ke bawah, mencapai batang penisnya yang menempel di belahan selangkangan.
“Ehmm, Sar..!” Pak Chandra menggeliat, merasa geli karena penisnya bertemu dengan jembut lebat milik Sari.

Tinggi tubuh mereka yang sejajar membuat penis Pak Chandra tepat terjepit di antara bibir vagina. Nikmat sekali.
Apalagi saat Sari mulai memegang-megangnya ringan. “Hsshh..” Puas Pak Chandra menikmati kuluman bibir Sari.

Salahsatu tangannya turun ke bawah untuk meremas-remas pantat, sementara tangan satunya tetap digunakan menyerang di buah dada.
Mereka tetap saling memagut dan memilin, sambil tangan Pak Chandra bergerilya di pantat Sari yang bulat padat.

Dia meremas-remasnya, sedang Sari melingkarkan jari ke batang penis Pak Chandra..
yang terlihat kian membengkak panjang; mengusap-usapnya pelan, memijit-mijitnya, sesekali juga mengocok-ngocok lembut.

Kuluman mereka terus berlanjut. Rakus Pak Chandra mencari-cari lidah Sari dan mengisapnya dengan penuh rasa nikmat.
Keduanya saling bertukar air liur.

Pak Chandra mengusap punggung Sari.. lalu tangannya mundur untuk beralih kembali ke depan..
menuju dada Sari yang sebelah kanan dan meremasnya dengan penuh perasaan.

Terus ia pijit-pijit benda yang terasa begitu empuk dan kenyal itu disertai dengan kuluman mesra yang dibalas antusias oleh Sari.
“Mmm.. mmh.. arrrgh..” perempuan itu mendesah dalam dekapan Pak Chandra, tubuh mereka saling memeluk erat.

Pak Chandra berhenti melumat dan berbisik.. “Kamu sengaja ya, Sar, nggak mengunci pintu rumahmu..?”
Sari hanya menunduk, lalu kemudian mengangguk. “Masa’ harus dikatakan sih, Pak..! Saya tau, Pak Chandra pasti datang malam ini..
dan saya masih belum punya uang. Mungkin dengan cara ini saya bisa melunasi hutang-hutang saya..”

“Oh.. kamu benar benar nekad, Sar..” ucap Pak Chandra gemas dan kembali meremas-remas buah dada Sari yang membusung indah.
“Tapi ya, aku akan menghapus semua tunggakanmu asal kamu bisa memuaskanku malam ini..”

Pak Chandra sedikit mundur ke belakang, tapi dia maju lagi karena Sari buru-buru menarik penisnya.
“Ini ya, Pak, yang pingin dipuaskan..?” Tanya perempuan cantik itu sambil tersenyum manis.

“Pintar kamu, Sar..” Pak Chandra melenguh keenakan. “Aku suka buah dadamu, Sar. Besar dan padat..!“
Katanya sambil memegangi buah dada Sari dan meremasnya perlahan; terasa sangat kenyal, empuk dan lembut sekali, juga hangat.

“Penis Bapak juga gedhe.. bisa masuk nggak ya ke punyaku..!?” Kata Sari dengan mata berbinar.
“Kita coba aja..” Pak Chandra tersenyum, lalu meminta Sari agar menjilati penisnya sebentar.

Rasanya seperti disetrum saat lidah basah Sari mulai menelusur ke sana.
Dan berikutnya Pak Chandra tidak ingat apa-apa lagi selain rasa nikmat dan geli ketika Sari mulai menghajar penisnya.

Dengan rakus Sari mengulum, dia mengisap-isap kuat, sesekali menjepitnya di antara gigi..
dan Pak Chandra hanya bisa mendesah tak karuan ketika Sari menggelitik ujungnya yang tumpul dengan ujung lidah.

Rupanya malam itu Sari sedang berada pada nafsu tertingginya.. sehingga jadi tak tanggung-tanggung dalam mengulum.
Malah dia membawa tangan Pak Chandra ke buah dadanya agar kembali meremas-remas.

“Mhhh.. pijit yang keras, Pak..!“
Sari meliuk-liukkan tubuh, sambil tangannya memegangi penis Pak Chandra yang terlihat mengkilap oleh air liurnya.

“Terus, Sar. Kulum lagi..! Ayo, rasakan betapa besar kontolku..!“ Dengan penuh nafsu Pak Chandra meremas-remas;
Dia merengkuh buah dada Sari dengan tangan kanan, sedang tangan kirinya merapikan rambut panjang Sari yang sedikit awut-awutan.

Sari kembali mengisap, semakin keras dan kuat. Pak Chandra jadi sedikit kewalahan menghadapinya.
Apalagi sambil mengisap.. Sari juga mengocok-ngocoknya lembut, sesekali diperas-peras, lalu dimasukkan lagi ke dalam mulutnya..
dalam posisi setengah membungkuk.

Pak Chandra hanya bisa mengerang sambil terus meremas-remas buah dada yang berada di dalam genggaman tangannya
“Diteruskan apa nggak, Pak..?” Sari menghentikan kulumannya dan memandang ragu. “Sepertinya Bapak sudah nggak kuat..”

Dia ingin melepaskan genggaman tangannya di selangkangan Pak Chandra.. namun gagal karena lelaki itu keburu meremas-remas buah dadanya gemas.
Pak Chandra memutar-mutar putingnya, lalu meremas lagi buah dada yang berukuran besar itu.

Pak Chandra merasa beruntung bisa menggauli dan menyebutuhi wanita secantik Sari, yang ternyata sangat haus dan lapar akan belaian lelaki.
“Ughh.. Sar..! Terus..! Jangan berhenti..!” Pak Chandra mendesis tak karuan karena Sari kembali asyik mengulum batang penisnya.

Tampak benda panjang itu memenuhi seluruh mulutnya, bergerak keluar-masuk..
sambil kadang-kadang dikocok lalu dimasukkan lagi.. bahkan buah zakar Pak Chandra juga tak lepas dari jilatan lidah nakal Sari.

Giginya yang sesekali menyentuh di ujung penis membuat Pak Chandra menengadah ke atas.
Dia hanya bisa merapikan rambut Sari yang hanya sebahu itu agar tidak menganggu.

“Kamu sungguh nafsuin, Sar..” erang Pak Chandra.
“Pelan-pelan aja ngemutnya, lakukan dengan penuh perasaan.. jangan terburu-buru begitu..”

Dia meremas buah dada Sari yang sebelah kiri, dan perempuan itu pun melenguh keras..
“Auhh.. Pak..! Hmm.. mmm..” rintih Sari dengan napas memburu.

Dia seperti penasaran ingin memaksa Pak Chandra agar lekas muncrat.
Dikeluarkannya penis lelaki itu dan dikocok-kocoknya gemas, setelah itu dimasukkan lagi dan disedot-sedot rakus.

“Ughh.. Sar.. Sialan kau..!” Erang Pak Chandra sambil mencoba untuk rileks. Dia menjatuhkan badannya ke belakang, sekarang telentang di atas kasur..
sementara Sari terus memacu batang penisnya dengan mengulum sangat buas.

“Aku nggak tahan, Sar! Terus! Oohh.. aku mau ..” pak Chandra merasakan penisnya serasa mau jebol.
Mengetahui hal itu, Sari buru-buru menghentikan kulumannya.

Dia memencet penis Pak Chandra kuat-kuat sambil berkata..
“Jangan dulu, Pak. Lebih baik masukkan ke dalam memekku, ntar keluarin di sana..” katanya sambil merangkak menindih.

Pak Chandra memberikan ciuman mesra di bibir Sari, sambil tangannya meremas gemas dada perempuan cantik itu.
“Aku suka bentuk buah dadamu, Sar. Padat dan besar sekali..” katanya memuji.

“Masa’ sih..?” Sari menggelinjang suka. “Emang punya Bu Chandra kecil..? Kayaknya juga besar deh..”
“Memang besar, tapi sudah turun..” Pak Chandra mendesah.

“Ayo, Sar, cepat adu kontolku sama memekmu..” desaknya tak sabar.
“Iya, Pak. Maksa amat..” Sari tertawa menggoda.

“Tapi sebentar ya..” Dengan genit dia berdiri dan berjalan keluar.
Masih dengan tubuh telanjang, Sari melangkah ke depan untuk mengunci semua pintu dan jendela, lalu balik lagi tak lama kemudian.

“Sudah siap, Pak..?” Tanyanya sambil memamerkan keindahan tubuhnya yang memang sangat menggairahkan.
Tanpa ragu Pak Chandra mengangguk mengiyakan.

Matanya menatap tak berkedip, jakunnya turun-naik, sementara batang penisnya terlihat semakin mengeras panjang.
“Ayo, Sar, cepetan..!” Lambainya penuh semangat.

Lagi-lagi Sari menanggapinya dengan tertawa genit. “Silakan nikmati tubuhku kalau memang Bapak suka. Malam ini menjadi milik kita berdua.
Pak Chandra akan kupuaskan, asal tiapkali orgasme ditukar dengan tunggakan satu bulan sewa rumah..”

“Terserah kamu, Sar. Pokoknya beri aku kenikmatan, dan apapun yang kamu minta pasti akan kupenuhi..”
Lengan Pak Chandra menggapai, meraih tubuh molek Sari dan menjatuhkannya ke dalam pelukan.

“Kupegang kata-kata Bapak..” ujar Sari sambil kembali mengocok penis.
Bisa dirasakannya benda itu sudah sangat ngaceng dan keras, malah lebih keras dari sebelumnya.

“Kok gede banget, Pak..?” Katanya dengan khawatir
“Iya, biar enak saat mengoyak memekmu..” jawab Pak Chandra sambil mengangkat badan telanjang Sari..
lalu menggulingkannya telentang, lalu ia tindih dengan gemas.

Bibirnya kembali memberikan ciuman, dan Sari membalas pagutan itu dengan tak kalah ganas.
“Eghh.. Pak..” rintihnya ketika tangan Pak Chandra bekerja meremas-remas gundukan buah dadanya.

Sari menggelinjang tak karuan, bibirnya semakin kewalahan melayani lumatan Pak Chandra..
sampai-sampai dia mendorong kepala laki-laki itu agar dapat sedikit bernapas.

Namun belum ada tiga detik lepas, Pak Chandra kembali menyerbunya, akibatnya Sari jadi benar-benar tak dapat bergerak.
Dia bernapas pendek-pendek.. sekedar memberi ruang pada paru-parunya..
sementara kakinya naik menjepit pinggul Pak Chandra hingga batang penis laki-laki tua itu terhimpit erat di antara selangkangannya.

Sari meraih dan memegangnya, mencoba untuk memasukkan, tapi lekas ditahan oleh Pak Chandra.
“Belum, Sar..! Sebelum aku menjilati memekmu, tak akan kumasukkan penisku ke lubangmu..“ kata Pak Chandra sambil kembali menyerbu bibir.

Dari bibir, kepalanya turun menciumi leher jenjang Sari. Dia memberi pagutan ringan di sana, lalu turun menuju buah dada Sari yang bulat besar.
Pak Chandra meremas-remasnya gemas, sebelum kemudian mulutnya mulai mengulum puting Sari yang berwarna coklat muda.

“Agghh.. Pak..!” Sari tentu menggelinjang, apalagi saat Pak Chandra menggigit pelan sambil sesekali mengisap-isap rakus.
Dari yang kanan, dia berpindah ke buah dada sebelah kiri, sedang tangannya terus meremas-remas kuat, mengusap dan memijiti keduanya tanpa henti.

“Pak.. Ooh.. enak sekali..! Oghh.. terus, Pak..! Remas yang keras..!“ Sari mengerang. Desahan dan lenguhannya terdengar memenuhi seluruh sudut kamar.
Pak Chandra masih bermain-main di buah dada itu selama beberapa saat, sebelum kemudian mulai turun ke perut.

Gemas dia menjilati pinggang Sari yang masih nampak langsing, juga ia tarik kedua kaki perempuan cantik itu agar lebih mengangkang.
Tak berkedip dipandanginya belahan memek Sari yang sudah sangat becek namun tertutup agak rapat.

Pak Chandra bisa melihat dengan jelas pintu gua yang dihiasi oleh jembut lebat..
yang walau begitu rimbun namun tak dapat menyembunyikan keindahannya.

Aroma khas kewanitaan tercium kuat, menyengat di hidung. Tapi Pak Chandra justru menyukainya.
Inilah yang ia cari, dan tanpa menunggu lama mulai ia jilati.

Lidahnya bergerak dari atas ke bawah, menyapu selembut mungkin, menyusuri belahan serta lorongnya yang terasa licin dan lengket.
“Aughh.. Geli, Pak..!” Sari menggelinjang ke sana kemari. Tangannya meremas sprei, sementara bibirnya digigit perlahan.

“Sshh.. aghh..” erangnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Pak Chandra menguak lubang mungil itu dengan menggunakan lidahnya..
Disingkapnya sedikit demi sedikit hingga terlihat lorongnya yang begitu sempit dan gelap.

Setiap lidahnya menerobos, tubuh molek Sari langsung mengejang hebat.. badannya meliuk-liuk..
sementara desahan serta rintihan tak kunjung berhenti keluar dari mulutnya yang tipis.

Pak Chandra terus menjilat dan mengisap-isap.. bahkan dia melakukannya dengan lebih keras agar dapat membuat Sari menjerit..
Dan harapan itu pun langsung terkabul. “Aaaaaaaah.. e-enaak, Pak..!!” Jerit perempuan cantik itu penuh rasa suka.

Sesekali Pak Chandra juga menyentil-nyentil permukaan klitoris Sari dengan ujung lidah..
dan akibatnya Sari kini menaikkan pinggulnya sambil tangannya meraih-raih mencoba mencari pegangan

"Arghh.. nghf.. sshh..” Sari menekan kepala Pak Chandra, namun tak lama kemudian melepaskannya saat Pak Chandra mencucup rakus.
Berpegangan pada bantal dan sprei, Sari hanya bisa menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri untuk mengimbangi.

“Ohh.. s-saya nggak tahan, Pak..! Ahh.. uuh.. hu-huhu..” mengerang kalut..
Sari segera menjepit kepala Pak Chandra dengan kedua pahanya yang putih mulus.

Dari lubang vaginanya memancar cairan orgasme yang sangat deras..
bahkan sampai menyemprot ke muka Pak Chandra yang masih terus mengisap nakal.

“Ughh.. hhh.. ahh..” sambil mengejan, Sari membiarkan Pak Chandra meremas-remas gundukan buah dadanya.
Dia hanya bisa menegang kaku, lalu tubuhnya yang lemas jatuh berdebam ke atas ranjang.

Pak Chandra tersenyum memandanginya, dengan tangan terus asyik meremasi buah dada. Dibiarkannya Sari menikmati orgasmenya sejenak.
Perempuan itu terpejam, dan saat membuka mata hanya terlihat warna putihnya saja.

Pak Chandra berbaring di sampingnya dengan bertelekan tangan miring.
“Enak, Sar..?” Tanyanya tanpa ragu. Sari hanya bisa menganggukkan kepala sebagai jawaban.

“Mau diterusin..?” Pak Chandra tersenyum menggoda. Sari mengangguk lagi.
“Tapi, kamu kudu janji..“

“Janji apa..?” Tanya Sari dengan dahi berkerut.
“Bilang kalau kamu suka kontolku..“ goda Pak Chandra mengerjainya.

“Ogah ah, Pak..” Sari menggeleng merajuk.
Pak Chandra tetap diam tak memberi rekasi, dia hanya memandang kesintalan tubuh Sari yang tanpa busana itu.

Karena lama tak memberi jawaban, akhirnya Sari membuka suara. “Baiklah, Pak..” desahnya lirih.
“Saya suka kontol Pak Chandra. Cepat masukin kontol bapak ke lubang memekku. Sodok yang keras ya..”
Ujarnya sambil mengangkangkan kaki, minta untuk dinaiki.

Pak Chandra segera memposisikan diri. Sambil memegangi penisnya, dia berjongkok di depan selangkangan Sari.
Diarahkannya benda hitam panjang itu ke lubang kemaluan Sari yang sudah merekah indah dan terlihat sangat becek.

Slepp.. Lubang itu sempit, dan Pak Chandra merasa kesulitan saat berusaha mengoyaknya.
“Iihh, kontol Bapak gedhe. Bikin sakit.. tapi, pasti nanti juga bikin ketagihan..” ujar Sari dengan nada genit.

“Aku pastikan, Sar, kamu akan selalu rindu sama kontolku..” sahut Pak Chandra sambil memajukan batangnya slebb.. terus menekan dan mendorong.
“Auw..! Pelan-pelan aja, Pak..” Sari meringis kesakitan ketika penis Pak Chandra mulai mendesak masuk.

“Ini kontol apa mentimun sih..?” Godanya.
“Hmm.. terserah kamu menyebut apa..” Pak Chandra ikut meringis merasakan penisnya yang seperti dijepit erat, padahal baru masuk kepalanya saja.

“Ngomong-ngomong, berapa sih kontol yang sudah masuk ke memekmu ini, Sar..?” Tanyanya sambil meremas buah dada Sari yang montok dan besar.
Ketika ditangkup, telapak tangannya terlihat tak cukup melingkupi semua bongkahannya.

“Ehm.. tiga..” Sari memandang mesra. “Eh, empat.. kalau suamiku ikut dihitung juga..”
“Berarti aku yang kelima, ya..?” Tanya Pak Chandra, tangannya perlahan mengelus paha Sari yang putih dan mulus.

“Kelima dan seterusnya.. karena saya sudah memutuskan kontol Bapak yang nantinya akan rajin keluar masuk di dalam memekku.
Bagaimana lagi saya bisa membayar uang sewa kalau nggak begini..?”

Sari berkata sambil mulai menggerakkan pantatnya, menjemput batang Pak Chandra agar menerobos lebih dalam lagi.
“Kamu memang nakal, Sar..” Pak Chandra membiarkan batang penisnya ditelan.

“Tapi nggak apa-apa. Aku suka ngeseks sama wanita berbuah dada besar seperti kamu..”
Dia meremas kembali bongkahan payudara Sari, lalu memilin-milin kedua putingnya..

“Ohh.. Pak..!” Sari menengadah menikmati remasan tangan itu. “Saya juga suka dengan kontol Bapak yang besar, meski susah masuknya..”
Rintihnya menahan ngilu karena penis Pak Chandra sudah tenggelam setengah.

“Ahh.. lubangmu aja yang terlalu sempit, padahal sudah sering disodok sama kontol..”
Pak Chandra berbisik gemas dan mulai menghujamkan pinggulnya naik-turun agar penisnya semakin amblas.

“Uugghh.. Paakkk..!!” Teriak Sari saat benda panjang itu meluncur, dan tak lama kemudian tenggelam seluruhnya.
“Ooh.. memekmu benar-benar menjepit keras, Sar!” pekik Pak Chandra takjub.

Ia peluk perempuan cantik itu, dan kemudian melingkarkan kaki kiri Sari ke arah pinggangnya.
“Pak..” Sari merintih berbinar. “Kontol Bapak benar-benar luar biasa, bukan sembarang kontol. S-saya suka..” ujarnya jorok.

Pak Chandra tersenyum bangga, tak tau kalau Sari berkata begitu hanya untuk menyenangkan hatinya saja.
“Ayo, Sar, bersiap ya.. mulai kugoyang sekarang..”

Dengan penis menancap nikmat, Pak Chandra meremas-remas buah dada Sari sebentar.
Ia tindih tubuh perempuan itu dan melumat bibirnya, dinikmatinya juga pijatan memek Sari pada batang penisnya..
yang terasa sangat lembut dan enak sekali.

“Ohh.. cepat lakukan, Pak.. S-saya sudah nggak tahan..”
Dia mengejar bibir Pak Chandra dengan rakus, membalas setiap lumatannya dengan desah napas memburu.

Sambil tangannya tetap bekerja di buah dada Sari bergantian, Pak Chandra mulai bergerak naik-turun menggenjotkan tubuhnya.
Dia nikmati tubuh Sari yang montok dan sintal, juga sedikit basah oleh keringat.

Rambut Sari yang berantakan malah semakin mempercantik penampilannya..
dan gelinjang perempuan cantik itu benar-benar bikin Pak Chandra kelimpungan.

Berpagut kembali, keduanya saling memuaskan dengan mengimbangi setiap genjotan.
Kepala Sari menggeleng ke kanan dan ke kiri, berusaha menahan serbuan Pak Chandra ke segenap penjuru tubuhnya.
Matanya merem melek, dan dia memekik saat Pak Chandra semakin cepat mengerjai buah dada dan lorong vaginanya.

“Pak.. S-saya.. nggg.. nggak t-tahan..!“ Sari menjerit. Tubuhnya yang montok nampak mulai kepayahan.
“Iya, keluarin aja, Sar..” bisik Pak Chandra.

“Oh, betapa bodohnya suamimu meninggalkan istri sebahenol kamu..”
Dan kembali tangannya mencubiti puting Sari satu per satu.

“Sshh.. jangan sebut-sebut dia, Pak..” Sari meminta. “Saya lebih suka Bapak yang menyetubuhiku.
Ughh.. kontol Pak Chandra duakali lipat lebih gedhe dari punya suami saya yang jelek itu..” kata Sari, kembali mengumbar kebohongan.

Tapi Pak Chandra sepertinya tidak tersadar.
Dia terus memacu pinggulnya dengan irama tak teratur; kadang cepat kadang lambat, sesekali juga memutar-mutar..

Dan Sari menjawab dengan gerakan yang sama.
Kedutan yang ia keluarkan membuat penis Pak Chandra serasa seperti diremas-remas, nikmat sekali.

“Ooh.. aku mau nyampai, Pak.. S-sebentar lagi..!” pekik Sari dengan tubuh menegang.
“Iya, Sar. Aku juga..” Pak Chandra buru-buru mempercepat genjotan.

Dipacunya tubuh bahenol istri orang itu sambil memegangi gundukan buah dadanya..
sampai vagina Sari jadi menjepit lebih keras dan tak lama kemudian tubuh perempuan itu pun menggelinjang kuat.

Kedutannya yang bertubi-tubi membuat Pak Chandra harus bersusah payah menahan diri agar tidak turut muncrat.
“Auww.. s-saya... aarghhh..!!” Sari menjerit. Tangannya meremas sprei, tubuhnya kelojotan saat memuncratkan lahar kenikmatannya.
Cairan itu membasahi penis hitam Pak Chandra yang masih terbenam jauh, geli sekali rasanya.

Pak Chandra terdiam di atas tubuh telanjang Sari, ia berikan ciuman mesra di bibir perempuan cantik itu.
Sari hanya bisa menutup mata menikmati orgasmenya, lemas tak dapat bergerak.
Mereka saling memeluk dengan posisi terus bertindihan selama beberapa saat.

“Pak, belum keluar ya..?” Ayo dong keluarin. Semprot lewat kontol bapak ya, keluarkan di dalam..”
Pinta Sari sambil mengelus-elus pipi serta mengelap dahi Pak Chandra

“Tapi janji ya.. kalo aku ngajak lagi, kamu nggak boleh nolak..” tawar Pak Chandra tersenyum
“Siap, Pak. Mana mau aku melepaskan kontolmu yang besar ini..” Mata Sari berbinar dan memberikan ciuman mesra.

Plopp..! Pak Chandra mencabut penisnya dan berguling ke samping, lalu ia duduk di samping Sari.
Digelimpangkannya tubuh molek perempuan itu ke depan.. sehingga posisi Sari sekarang membelakanginya.

Lalu ia angkat kakinya.. sehingga Sari jadi sedikit mengangkang. Indah sekali.
Kemudian pelan, Pak Chandra mulai mengarahkan penisnya ke lubang memek perempuan itu dari arah belakang.

Blessekk.. “Ughhh..” Rintih Sari saat penis Pak Chandra yang panjang dan berurat kasar masuk menembus ke dalam lubangnya yang becek.
Sekali lagi laki-laki itu berkuasa atas tubuh montok dan seksinya.

Dengan gaya menungging seperti ini, Sari jadi leluasa meremasi buah dadanya sendiri di saat Pak Chandra mulai menggoyang.
“Ohh, Pak.. panjang dan besar sekali kontolmu. Sodok terus, Pak.. sodok.. keluarkan manimu..” rintih Sari penuh nafsu.

Pak Chandra terus memaju-mundurkan pantatnya, genjotannya membuat Sari menggelinjang tak karuan.
Tangan Pak Chandra menjulur, dengan bebas dia meremas-remas buah dada Sari yang besar, padat, kenyal, dan bahkan cenderung keras itu.

“Pak, enak.. ngggggg.. auww..! Ooh.. kontol bapak.. kontol bapak memang hebat..!!” Jerit Sari keras hingga memenuhi seluruh sudut kamar.
Pak Chandra semakin kuat dan mantap menggenjotkan pinggulnya. Ia nikmati tubuh molek Sari yang sangat bahenol itu dengan penuh nafsu.

Diremas-remasnya bokong Sari yang indah dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya memegangi buah dada Sari yang menjuntai indah.
Mereka terus berpacu di malam yang dingin itu dengan napas tersengal. Pak Chandra masih merasa kuat, tidak mungkin muncrat duluan..

“Pak, penismu.. eh, kontolmu hebat..! Ayo, Pak, terus..!!” Ajak Sari sambil memandang genit dan menggoda.
Pak Chandra memacu pinggulnya lebih cepat... sehingga tubuh molek Sari jadi tergoncang-goncang..
buah dadanya ikut bergerak terpental-pental ke sana-ke mari.

Pak Chandra segera menangkap dan meremasnya lagi erat-erat.
Jepitan pada penisnya terasa semakin kuat saja, tanda kalau Sari sudah mau orgasme.

Wanita itu ternyata gampang sekali mencapai klimaks
“Ughh.. saya nggak kuat lagi, Pak.. saya mau keluar. Ayo..!“ Ajaknya dengan melawan gerakan maju-mundur penis Pak Chandra.

“Ohh.. auww..! Gila, saya bisa pingsan, Pak. Auww.. enak.. Enak..!“ Jerit Sari penuh kenikmatan.
Jepitan vaginanya pada penis Pak Chandra terasa semakin erat, yang dibalas oleh laki-laki itu dengan menggenjot semakin keras.

Penis Pak Chandra yang hitam dan berurat-urat terlihat keluar-masuk dengan lancar di lubang kemaluan Sari yang memerah basah.
“Pak, s-saya mau keluar.. Gimana d-dengan bapak..?” Ujar Sari terbata-bata.

“Keluarkan saja, aku belum..” sahut Pak Chandra.
“Aduh, Pak. Sudah, saya sudah capek.. Aowww.. s-saya sampai, Pak..!!” Dengan tubuh menegang, Sari mencapai orgasme.

Ssrrr.. srrr.. srrr.. srrr.. Cairannya yang hangat menyembur keluar, deras sekali, padahal belum ada sepuluh menit yang lalu ia klimaks.
“Sial.. basah sekali, Sar..!!” Dengus Pak Chandra.

“Iya. Kontol bapak terlalu besar.. jadi aku gampang keluar..” ujar Sari perlahan..
sementara Pak Chandra masih terus menggenjotnya dalam posisi menungging.

“Sudah, Pak. Cepat keluarin! Saya sudah capek..” rintihnya berbisik.
“Sebentar lagi, aku akan muncrat di memekmu..”

“Cepetan ya, Pak. Melawan kontol bapak butuh tenaga ekstra. Saya nyerah deh..”
“Ayo minta ampun..” kata Pak Chandra dengan senyum penuh kemenangan

“Iya, Pak. Ampuni aku! Tapi, ntar tambah lagi ya..” Sari menggangguk dan tersenyum nakal.
Jlebb.. clebb.. jlebb.. clebb.. jlebb.. jlebb.. jlebb.. jlebb.. jlebb.. Pak Chandra terus menggenjot kuat.
Tangannya juga terus bermain-main di gundukan payudara Sari yang mengkal dan indah.

Di luar, malam kian merambat, menyisakan pekat yang tak lagi hangat.
Suara salakan anjing di kejauhan dikalahkan oleh jerit nikmat Pak Chandra yang mencapai klimaksnya tak lama kemudian.

Spermanya menyembur kencang, memenuhi lorong memek Sari hingga ke sudut yang terdalam.
Dia menggelepar, dan akhirnya lemas. Dipeluknya tubuh telanjang Sari sambil diciuminya penuh rasa sayang.

Setelah puas, Pak Chandra membalikkan tubuh dan telentang. Sari terdengar masih terengah-engah di sebelahnya, lalu kemudian diam.
Kesunyian yang merambat membuat Pak Chandra terheran-heran.

Meski masih penat, pelan dia berusaha membuka mata, dan langsung terhenyak.
Tepat di depannya, tepatnya di ambang pintu, terlihat sosok yang menggantung lemas.

Mata sosok itu melotot dan lidahnya menjulur keluar.. ada tali yang membelit di lehernya.
Tanpa perlu melihat pun Pak Chandra paham itu adalah Sari.. kesintalan tubuhnya tak mungkin tidak ia kenali.

Lalu, siapa yang sekarang tidur di sebelahnya..? Tak ingin tau.. Pak Chandra langsung menjerit-jerit histeris.
Dia lari lintang pukang.. meninggalkan seonggok batang pisang yang barusan ia keloni.

Teriakannya membahana.. membangunkan seisi kampung. (. ) ( .)
---------------------------------------------------------------
Ngakak ending nya...semangat terus suhuu update nya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd