Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG AGUS, Sang Pemijat Wanita

Bab 6.



Sekali lagi, Bu Shinta bergerak. Tuhan, teteknya sepintas aku lihat, mantaps banget.
Keduanya menggantung montok, walau cuma sebentar, engga sampai sedetik Gan.
Putih, montok, menggantung, pentilnya merah cerah.
Ampunnn!
Sumpah, anjir, toketnya pentilnya kaya di video bokep, Gan.


Bu Shinta berusaha menutupi teteknya dengan BH merah, tapi karena tidak dikancing otomotis tidak tertutup. Apalagi BH itu kayaknya tau bener keinginan gue.
Udah diajak kompromi kayanya, jadi malah agak kebukanya kebanyakan.

Tapi Bu Shinta santai banget, Gan. Dia cuek banget. Ya anugrah untuk aku juga, hahaha.
Lalu Bu Shinta sudah tidur terlentang ditutup kain.
Aku mulai memijat kembali kaki bawah Bu Shinta dengan minyak sampai bagian betis kiri dan kanan.

Aku berdoa semoga Bu Shinta kembali berkenan menaikkan kainnya. Aku memijat mulai naik dikit dikit ke atas paha.
Kok Bu Shinta diem aja.
Agak ragu aku naikkan kainnya sedikit. Kembali aku mulai memijat paha Bu Shinta.
Tidak lama, eng ing eng,
tangan Bu shinta menaikkan kain penutup bawah. Terus terus terussss perlahan, apakah ini disengaja. Sepertinya iya.

Alamakkkkkk, sumpahhh
Celana dalam mini merah terlihatttt guys!

Pemandangan terindah, Gan.
Tembem banget.
Bulu bulunya membayang berbentuk segi tiga. Sumpah, ya Tuhan, baik banget.
Apakah ini rejeki anak soleh?

Otongku makin keras dan pasti ada mules mules nie pelir aku.
Gundukan bulu bulunya mana tahan, membakas di celana dalam tipis banget guys.

Boleh sambil ngocok enggak yaa? Pikiranku makin liar, tapi kembali kusadari aku harus tetap sopan, sadar-sadar Gus, kuatkan imanmu

Semua engga merasakan sih?

Aku kembali memijat, kali ini aku engga boleh aneh aneh. "Jangan gussss jangan, belum saatnya!" Aku mencoba menenangkan diri.

Sudah stop, aku kembali menutup bagian kainnya ke posisi semula.
"Tahan ya Gus." Aku berusaha berdamai dengan keadaan yang tidak damai untuk otongku.

Aku pindah ke sisi kiri untuk memijat lengan Bu Shinta.
Tapi beberapa kali tidak sengaja waktu aku menarik jari jari Bu Shinta dan memijat lengannya, kain penutup atas agak terbuka.

Sekarang Gan.
BH merahnya keliatan
Gunungnya mulai keliatan guys, montok kaya mangkok kuah baso.
Putih bersih.
Anjirrrr, godaan lagi
Bu Shinta cuek banget, matanya masih terpejam.
Setelah beres tangan kiri aku pindah ke sebelah kanan
Lagi lagi kain penutup sedikit bergerak, aku iseng pijatannya aku gerakkan sedikit.

"Yaaaa, horeee, kainnya turun,
Sekarang buah dada Bu Shinta hanya ditutup cup BH saja."

Anjir, Gan, montok banget
Bulatan teteknya makin jelas, keliatan putih, montok sexy banget!

Pijatan tangan sudah beres.

Aku pindah ke belakang Bu Shinta bagian kepala untuk memijat pundaknya.

Aku tuang lotion di telapak tangan lalu mulai aku memijat.
Astaggaaaaaaaaaa, sumpahhhhh, Tuhan!
Dari sini aku bisa liat yang di bagian puncak tetek Bu shinta.

Kecoklatan pink, pinggirnya pentil Gan. Edan sumpah!
Pengen rasanya coli langsung.
Aku harus fokus, bahaya nih!

Aku mulai memijat pundak,
tapi khan ada tali BH.
Aku geser , lalu mulai memijat sambil memejamkan mata.
Bisa kaga tahan bahaya ini.

Tali BH makin ke geser ke samping, aku buka mata.

Anjir Gan!
Dari tempatku sekarang aku bisa melihat pentilnya.
Runcing kecil pink tua, Pinggirnya ada hiasan.
Sumpah!
Ini pengalaman terindah dalam hidup gue! Tadi gundukan kemaluan yang dihiasi bulu bulu, aku ngerasain langsung Gan!
Sekarang ane liat langsung itu pentil tetek, Persis di film bokep.
Tapi ini lebih indah, Gan!
Kecil runcing, Anjir!
Gue tetep fokus memijat pundak sambil sesekali ujung jari-jariku menggapai toket Bu Shinta, walaupun tidak sampai pentilnya.
Anjirr emboi-emboi gitu, empuk banget sumpah!

Dalam hati gue membatin, Mak, pulang, yuk, anakmu ini udah kaga tahan pengen ngocok!

Dan beberapa saat kemudian, pijetan sudah kelar.
Buru buru Bu Shinta langsung menahan BH dan kain penutupnya dirapihkan.

"Gus kamu ganti baju sana."

"Ita, baik Bu."

Aku disuruh ganti pakaian,
sebelum menutup pintu kamar mandi, aku masih sempat melihat bu Shinta membetulkan BH-nya tanpa kain penutup.

Payudara kanannya tergantung sempurna. Pentil kecilnya.
Paling indah sedunia

Pulang ke rumah aku ngocok.
Dan itu menjadi coli tercepat dalam hidupku, hasilnya banyak banget crotnya, Gan.

***


Hampir sebulan lamanya tidak ada panggilan pijat sama sekali, sedangkan Ibu enggak di rumah udah beberapa hari.
Saat pulang sekolah aku langsung membeli makanan di warung depan, dan mulai menyantapnya. Aku menepuk perutku pelan karena kekenyangan, dan merebahkan diriku di atas tikar tempat alasku makan tadi. Saat sedang asik memandangi langit-langit rumah, aku tiba-tiba saja ketiduran. Tepat pukul 3, kudengar HP ku berdering. Aku mengucek mataku dan melihat siapakah yang mengganggu tidurku kali ini?

"Gusss, kamu pijat sana Bu Shinta," ucap si penelpon itu, aku langsung melek dan bingung.

Sumpah aku kaget banget, sampek susah ngeluarin kata-kata. Jelas aku syok, Bu Shinta itu memiliki body yang wow, dan itu ngebuat aku … ah, pokoknya enak deh.

"Gusss, Agusss, kamu bisa engga? Ini beneran loh, gak mau nunggu nanti-nanti."

Aku baru sadar pas denger si penelpon manggil namaku. Emang ya, bu Shinta mengalihkan duniaku. Ahhhhh, kangen banget sama bu Shinta yang semlehoy itu.

"Bisa, bisa Bu, aku berangkat sekarang," jawabku, langsung bergegas ganti pakaian. Mana mungkin aku menolak, ibaratkan aku dikasih pilihan antara roti dikasih selai atau polosan, jelas aku milih yang pakai selai lah! Ngapain aku milih yang kurang enak kalau ada yang enak. Ya gak guys?

Langsung aku kebut bawa motorku sambil pikiranku sudah engga karuan, memikirkan tubuh bu Shinta yang benar-benar semlehoy.

Sampai di rumah Bu Shinta, langsung ku ketok pintunya dengan semangat 45, bak siap kuajak perang wanita itu.

Tidak lama pintu dibuka dan terpampanglah sosok yang kunantikan, aku meneguk ludahku, hanya dengan menatap wajahnya saja sudah mampu membuatku seperti mati kutu. Cantik, satu kata itu mampu membuatku terdiam. Diam-diam kualihkan mataku ke bawah dan terlihatlah lekukan tubuh bu Shinta yang memang diidamkan semua lelaki, contohnya kayak aku ini.

"Hayu masuk Agus." Bu Shinta mempersilahkan aku buat masuk ke rumahnya, "Aku ganti pakaian dulu di kamar mandi ya Gus, sekalian cuci kaki dan tangan juga." kata Bu shinta lagi. Aku hanya nganggukin kepala karna bingung mau nanggepin gimana lagi.

"Anjirrrr ... Bu Shinta, engkau cantik dan sexy sekaliii. Aku bener-bener terpesona denganmu bu, andai aku bisa langsung menyodokmu." Batinku bergemuruh.

Bu Shinta keluar kamar mandi dengan mengenakan kimono warna merah tua dan Ya Tuhan ...
talinya agak kendor jadi BH-nya terlihat warna biru muda, aku kembali meneguk ludahku lagi, emang gila bu Shinta ini, membuatku horni lagi.

Kayak sadar sama arah pandang mataku, buru buru Bu Shinta menutup kimono yang agak terbuka tadi.

Aku hanya cengengesan sambil garuk kepala sendiri.

"Liatin apa sih kamu ini, Gus?"

"E … eh, enggak Bu. Tadi ngelamun aja."

"Oh, ngelamun, kirain liatin Ibu."

Suasana pun terasa awkward seketika karna ucapan bu Shinta.

"Gila, aku kaget BH nya kok kaya kekecilan ya? Apa emang itunya yang gede? "

Aduhhh otakku bener-bener traveling ke mana-mana ini, gak bisa banget aku jaga pandangan mata ini. Pengen kuremas dan kupilin-pilin, ahhhh memanglah otak lelaki.

"Gus, kamu juga ganti baju sana."

Gileee gan, suara biasanya mendayu-dayu bikin otak gue tambah gila. Kayak lagi didesahin cewek, tapi emang pikiranku aja yang udah traveling ke mana-mana jadi susah ngontrolnya.

"Iya, Bu. Agus ganti baju dulu ya."

Aku langsung ke kamar mandi lalu melepas celana panjang dan jaket yang aku kenakan, sekarang aku pakai boxer putih dan kaos biru tua doublean jaketku tadi.

Deg deg an aku gengs, mana pikiranku masih ke mana-mana. Ditambah suasana yang sangat mendukung, apalagi ini tanpa Ibuku dan aku gak lihat suaminya dari tadi. Apa suaminya emang ke luar ya?

Aku ke luar dari kamar mandi. Dengan mata yang linglung, bu Shinta seolah memberikan tatapan yang menghipnotis bagiku.

"Sini Gus langsung," kata Bu Shinta seraya melambaikan tangannya untuk memanggilku.

" I … iya Bu," jawabku masih malu-malu dan gugup.

Bu shinta membelakangiku lalu melepas kimononya, bagaikan gerakan yang slow aku memandangnya.

Aku jelas kaget setengah mati, pasalnya kali ini siang hari, bahkan sangat terang dan jelas di dalam rumahnya. Tapi apa? Bu Shinta justru seolah menggodaku dengan melepaskan kimononya dengan santai di hadapanku. Ah … entahlah, ini emang disengaja atau emang bu Shinta yang polos.

"Wowww pantatnya itu Buuu, anjirrrr bulat banget, montok, sexy dan mulus putih, Buuu. Mungkin jika aku diijinkan, aku akan mengeluarkan air liurku saat melihat pemandangan tersebut. Mulutku udah kebuka tapi kalau sampek ngeluarin air liur, masih bisa kutahan.

Benar dugaanku tadi, bu Shinta mengenakan BH biru dan celana dalam super mini yang berwarna senada. Mungkin model seperti baju renang di majalah dewasa yang beberapa kali kulihat.

Aku mengeluarkan HP ku dan mencari kembali nama panties yang dikenakan bu Shinta. Ah, sejenak aku terdiam saat mengetahui jika model yang dikenakan oleh bu Shinta adalah G-string. Sangat seksi dan membuat pantatnya terasa kenyal jika kugenggam.

Sexy amat, kaya engga pake celana dalam. Aku menggelengkan kepalaku dan kembali menyembunyikan ho ku lg.

Langsung Bu Shinta berbaring dan tanpa kain penutup lagi. Ya Tuhannn, astaga godaannya berat bangettt Gann. Aku bener-bener lemes tapi ada yang tegak dan bersemangat banget.

Ingett guss hanya mijett.

Hanya mijettt.

"Jangan sampai rusak kamu Gus,
Harus siap mental, iman dan imin inimah. Gak boleh traveling lagi pikirannya."

Pas aku lagi asik nyadarin pikiranku sendiri, tiba-tiba bu Shinta ngomong dan yang bikin lebih kaget lagi bu Shinta bilang dengan enteng banget kayak aku ini gak bakalan ngelakuin hal aneh-aneh gitu.

"Mulai Gus engga usah malu dan takut yaah, kan bulan lalu udah pernah pijat Ibu. Ibu tungguin kok tangan kamu gak nyentuh-nyentuh ibu sih? Ibu dah kangen sama pijitan kamu nih."

Aku meneguk ludahku lagi, oh … ayolah … udah gak keitung ini aku neguk ludah berapa kali, dari awal sampek rumah bu Shinta sampek sekarang. Aku nyoba netralin pikiranku bentar dan proses pijat akhirnya dimulai.

Seperti sebelumnya mulai dari telapak kaki kanan tanpa minyak.
Perlahan diurut dengan telaten. Ku elus juga sesekali karena refleks merasakan kulit mulusnya bu Shinta. Ah … rasanya ingin segera ku eksekusi wanita di depanku ini. Setelah selesai berlanjut ke telapak kaki kiri, dan pikiran yang tadi kujernihkan pun sama sekali tak gak bisa jernih. Tapi apa mau dikata, ini udah tugasku dan aku harus tanggung jawab.

Waktu talapak tanganku mulai merambat ke betis, bu Shinta ngomong, "Langsung pake oil aja Gus, lebih nyaman untuk sayanya."

Waduh! Lebih nyaman begimana bu? Yang ada licin, ntar kalau nyusruk gimana?

"Baik Bu," langsung ku jawab walau agak kaget dna sempet ngebatin juga, tapi balik lagi kalau ini pekerjaanku dan gak bisa diganggu gugat mau segenting apa pun permintaan customer tetaplah nomer satu.

Kutuangkan minyak ke telapak tangan, digosok, lalu mulai aku urut betis kiri Bu Shinta perlahan. Dan kulihat bu Shinta mejamin matanya. "Wahhhhh kesempatan nih," pikirku.

Setelah beberapa saat proses pindah ke betis kanan, aku udah gak tahan ngeliat wajah ayu bu Shinta.

Aku kembali menuang oil ke telapak tanganku lalu paha kiri Bu Shinta, diurut perlahan, naik sampai batas g string Bu shinta balik lagi ke bawah, naik lagi perlahan, balik lagi perlahan.

Tiba-tiba aku punya niat iseng buat terus ngelakuin hal itu berulang kali, ngeliat ekspresi keenakan dari bu Shinta ngebuat aku tambah semangat.

Kali ini kucoba jariku mengenai g-string Bu shinta. Aku lirik, bu Shinta seperti menahan sesuatu.

Mukanya makin lucu gitu kalau lagi nahan sesuatu, aduhhhhhhh gak tahan Agus makkkkk.

Aku makin penasaran dan ingin melakukan hal lebih. Seolah dapet ide, sekarang telapak tanganku pindah ke paha kanan.

Seperti paha kiri, diurut perlahan naik naik ke atas, kembali berulang kembali naik turun perlahan, aku coba Jari telunjukku mengenai g-string Bu Shinta. Kadang sengaja kutarik dan telunjukku kuselipkan di talinya. Tapi tak ada penolakan dari bu Shinta.

Aku coba berulang mengenai celana dalam bu shinta
Aku merasakan paha bu shinta mengeras seperti menahan sesuatu. Aku heran, karena pahanya menegang gitu tiap telunjukku nyentuh tali g-stringnya.

Balik aku pijat paha Bu Shinta. Aku masih nyoba nahan diri dan berusaha keras buat ngelakuin hal yang sama kayak tadi, aku kayak dapet mainan baru dan entah kenapa aku seneng. Kayak ada kepuasan tersendiri gitu.

Aku garuk kepalaku sendiri. Aku mau memijat pantat Bu Shinta, tapi bingung, mau dilepas takut disangka kurang ajar.

Tiba tiba, "Agus tolong celana dalam Ibu bantu diturunkan."

Jlegerrrrrr, horeeeeeee. Kayak kesambar petir tapi seneng, karena gak gosong sama sekali.

"Iyaaa Buu," jawab ku nyaris tidak terdengar saking kagetnya. Tapi seneng juga sih kayak bu Shinta tahu isi hatiku, hehe.

Tangan ku perlahan menurutkan G-String Bu Shinta,
Bu Shinta menaikan sedikit pinggulnya seolah memberikan celah bagiku untuk menurunkannya.

"Cukup Gus," katanya.

Waktu G String diturunkan dari pinggul Bu Shinta terlintas rambut-rambut kemaluan Bu Shinta.
Aku diem karna mandangin itu, bagus dan … ah, sulit untuk kujelaskan.

Inikah namanya ciptaan Tuhan yang terindah?

Sumpahhh, ini merangsang sekali.
Bulat, montok, putih, bersih, mulus ya ampunnn pengen rasakan meremas lanjut menusuk nyaa. Ahhhh, kayaknya otakku udah gak bisa dikondisikan ini.

"Kenapa gak dilanjut Gus?" ucap bu Shinta dengan menatap ke arahku yang masih menatap area bawahnya, sambil tersenyum Bu Shinta memperhatikanku.

Aku kaget setengah mati gann, dan langsung lanjut menuangkan oil ke tanganku, saking gugup, sepertinya oil sedikit jatuh di pantat Bu Shinta dan langsung turun melewati belahan pantat, karena saking takut diomelin, aku berusaha melap luberan oil tersebut tanpa memikirkan resikonya.

Ya ampunn.

Tanganku tidak sengaja menahan oil di belahan pantat Bu Shinta, tanganku … ah, tangankuuuu.







Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd