Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TETANGGA YANG BAIK (NO SARA)

Bimabet
Part 2.3 genteng jatuh

"assalamualaikum pak Rasyid. Mohon maaf, apakah hari ini bisa hadir untuk meninjau lokasi proyek pembangunan rumah bapak? " Tanya harun


Setelah beberapa menit terdapat balasan dari pak Rasyid.


"waalaikuumsalam pak Harun. Bisa pak. Tapi kemungkinan agak sorean pak setelah saya pulang kantor." Balas Rasyid


"kebetulan istri saya juga mau ikut cek pembangunan rumahnya" lanjut Rasyid


Mendengar notifikasi di hp nya, Harun yang sedang makan pun melihat notifikasi itu dan ternyata balasan dari Rasyid. Lalu Harun bergegas membalasnya.


"baik pak, tidak apa² pak. Saya juga kemungkinan akan menginap malam ini agar bisa segera menyelesaikan kendala yang ada"

balas dan jelas Harun


"baik pak, sampai ketemu di lokasi" balas Rasyid


Harun pun tidak membalas pesan itu dan kembali melanjutkan makan siangnya..


Setelah selesai makan siang, harunpun kembali ke lokasi proyek untuk kembali mengawasi pembangunan.


Tidak lupa Harun pun mengabari Sherly soal niatannya yang berencana untuk menginap semalam di Cianjur.
Udah kayak judul lagu saja, hehehe


Meskipun Sherly sempat kesal dengan rencana sang suami, akhirnya dia pun mengerti setelah mendapat penjelasan dari suaminya.


Pukul 15.47 pak Rasyid pun datang bersama istrinya.


"assalamualaikum pak Harun" salam Rasyid


"Ehhh pak Rasyid.. waalaikuumsalam pak" Jawab Harun


"Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk melihat proses pembangunan rumah pak Rasyid."

Lanjut Harun dengan hormat


"sama² pak. Oh iya pak perkenalkan ini istri saya, Nuraini biasa di panggil Bu nur"

Rasyid memperkenalkan istrinya.


"oh iya pak, salam kenal Bu nur saya Harun Widjaya. Terima kasih sudah ikut hadir"

Harun memperkenalkan diri sambil menjabat tangan Bu nur


"salam kenal juga pak Harun. Terima kasih juga sudah membantu pengerjaan rumah untuk putri kami"

sambut Bu nur ramah


"ooohh jadi rumah ini untuk putri pak Rasyid dan dan ibu toh." Tanya Harun


"betul pak, kebetulan putri kami baru menikah dua bulan lalu. Dan rumah ini kami persembahkan untuk kado putri kami" jelas Rasyid


"iya pak, biar Deket sama Abah dan Ambu nya". Hehehe."

Tambah Bu nur dengan ramah


"ooohh begitu, kalau begitu saya harus benar² serius dan tidak boleh mengecewakan bapak dan ibu dalam pembangunan rumah ini. Hehehe."

Jawab Harun dengan antusias


"kami percaya bahwa bapak akan memberikan hasil yang terbaik untuk kami dan putri kami" jawab Rasyid


"jadi begini pak, Bu....................."

Harun mencoba menjelaskan perihal kendala dan insiden yang terjadi.


"baik pak kami paham, pokoknya kami percayakan sepenuhnya kepada pak Harun. Dan kami percaya pak Harun tidak akan mengecewakan kami"

Rasyid menjawab


Setelah menjelaskan perihal kendala yang dimaksud, Harun mengajak pak Rasyid dan Bu nur untuk melihat seluruh bangun rumah yang saat ini sudah selesai sekitar 80% bahkan atap genteng pun sedang dalam pemasangan.


Saat sampai halaman belakang yang nantinya akan di buat taman kecil, Rasyid mendapat panggilan telpon.


"Ambu, Abah terima telpon dulu ya"

ijin Rasyid ke istri nya yang di balas dengan anggukan dan senyum dari istrinya pertanda setuju..


Tak lupa Rasyid pun ijin ke Harun untuk menerima telpon dan berjalan agak menjauh dari istrinya yang sedang bersama Harun..


Harun pun kembali menjelaskan kepada Bu nur perihal rencana taman belakang yang akan di buat.


Dan saat sedang asyik menjelaskan, tiba² beberapa genteng yang belum terpasang mendadak berjatuhan ke arah Harun dan nur.


Beruntung Harun dengan sigap mengetahui hal itu dan dengan reflek menarik Bu nur agar tidak terkena genteng yang jatuh.


Tapi naas, saking reflek dan paniknya menarik tubuh istri clientnya, Harun dengan tidak sengaja mendekap bagian dada Bu nur dengan tangan kanannya sampai mereka berdua terjatuh ke tanah..


Bagitupun dengan Bu nur, saking kagetnya dari tarikan Harun, saat terjatuh dia pun tidak sengaja menahan diri agar tidak terjatuh dengan menggunakan tangan kiri nya sebagai tumpuan, dan naas tangan itu pun malah menekan penis Harun yang membuat Harun sedikit kesakitan..


Gedeeebbuukkk


Suara saat mereka terjatuh.


"Aduuuuhhh"

suara Harun saat terjatuh dan saat penisnya tertekan oleh tangan Bu nur.


"asstagfirrullah, maaf pak saya gak sengaja"

ucap nur saat tersadar apa yang terjadi


"saya juga mohon maaf Bu, saya reflek menarik ibu. Dan saya mohon maaf atas kecerobohan pekerja saya."

Jawab Harun tak kalah menyesal


Sambil berdiri Harun mengumpat kesal atas kecerobohan pekerja nya.


Dan setelah dia berdiri, lalu dia membantu Bu nur untuk berdiri juga dengan memegang tangan kanan Bu nur.


"pak maaf pak kami tidak sengaja dan tidak tahu klo gentengnya tidak ada penahannya"

sesal pekerja sambil meminta maaf dari atas bangunan.


"kalian tuh kenapa ceroboh sekali, kecerobohan kalian itu bisa menyebabkan orang lain bisa terluka"

kesal Harun sambil memarahi pekerja nya


"sekali lagi kami mohon maaf pak"

lanjut salah satu pekerja


"sudah tidak apa² pak, gak usah di marahi lagi. Alhamdulillah kita juga gak kenapa²."

Nur coba menenangkan Harun


"tapi betul ibu tidak apa² kan? Tidak ada yang luka kan?"

Harun coba memastikan


"Alhamdulillah tidak ada yang luka pak, hanya gamis belakang saya kotor. Hehehe."

Jawab nur dengan ramah


"syukurlah kalau begitu, sekali lagi saya mohon maaf ya Bu.."

kembali Harun meminta maaf


"iya gak apa² pak. Saya juga mohon maaf karna....."

Nur menjawab tapi tidak menyelesaikan ucapannya


"minta maaf kenapa Bu, orang Bu nur gak salah" heran Harun


"gak apa² pak, saya minta maaf takutnya kejadian tadi saya membuat anggota tubuh pak Harun terasa sakit"

jawab Bu nur dengan menjaga kata katanya sambil tersenyum malu.


"hehehehe, gak apa² Bu. Tadi saya cuma kaget saja kok, gak sampe kesakitan. Hehehe.

Jawab harun meyakinkan istri clientnya.


Tak berselang lama pasca kejadian genteng jatuh, Rasyid pun kembali lalu berbisik ke istri nya.


"mbu, Abah sekarang langsung ke Bandung ya. Barusan Tini yang telpon dan ngabarin klo Dafa masuk rumah sakit"

bisik Rasyid yang masih samar² terdengar oleh Harun


"ehh kok gitu bah? Abah kan janji jadwal ke Bandung ya Minggu depan"

kesal Bu nur dengan muka yang mendadak cemberut dan terlihat kesal.


"iya mau gimana lagi atuh mbu, soalnya Dafa masuk RS. Dan Abah di minta untuk kesana" lanjut Rasyid


"terserah deh"

jawab Bu nur singkat dengan marah dan kesal


"ya udah Abah langsung jalan ya, nanti Ambu pulang naek taksi online saja ya"

ucap Rasyid dengan enteng nya..


"apaa bah? Ambu pulang sendiri dan naek taksi online? Tega banget sih bah. Klo udah soal Tini ja cepet banget dan gak peduliin aku"

Bu nur semakin emosi dengan intonasi semakin tinggi yang tentunya di dengar dengan jelas oleh Harun..


"bukan gitu Ambu, klo Abah anterin Ambu dulu kan harus muter jauh.. klo Abah berangkat dari sini kan udah tinggal lurus ke arah Bandung jadi Abah bisa lebih cepat sampe nya"

Rasyid mencoba menjelaskan kepada istrinya


"terserah deh, sesuka mu saja lah"

jawab Bu nur dengan marah dan pasrah.


Harun yang merasa tidak enak hati akan terjadinya pertengkaran pasutri ini pun perlahan berjalan memasuki bangunan rumah yang sedang dalam pengerjaan itu.


Sesampainya di halaman depan rumah itu, Rasyid berpamitan ke Harun dan menjelaskan bahwa dia mendadak harus ke Bandung.


Harun pun mengiyakan setelah clientnya menjelaskan.


Tapi Harun masih melihat istri clientnya masih berdiri di dalam bangunan sambil memainkan hp nya.


Setelah Rasyid dan mobil nya pergi, Harun pun menghampiri Bu nur mencoba meminta maaf karna sudah mendengar pertengkaran mereka.


"Bu nur, mohon maaf saya tadi sempat mendengar obrolan ibu dan suami" ucap Harun


"iya gpp"

jawab Bu nur singkat masih dengan kesal


"mohon maaf juga Bu, klo ibu gak keberatan, klo ibu mau pulang, biar saya saja yang anter Bu. Sekalian saya juga mau cari hotel untuk tempat saya menginap malam ini"

lanjut dan jelas Harun


"gak usah pak, biar saya pulang sendiri saja. Suami saya saja gak peduliin saya, masa saya di anter orang lain"

jawab Bu nur dengan muka sedih dan mata berkaca kaca seolah menahan amarah dan tangisnya.


"mohon maaf Bu, bukan saya bermaksud tidak sopan. Saya hanya mencoba menawarkan diri untuk anter ibu pulang. Ya sekalian mungkin ibu tahu dan ada rekomendasi hotel yang bagus daerah sini.. hehehee."

Ucap Harun sambil mencoba menghibur


"ya bapak kan bisa lihat di aplikasi booking hotel, pasti banyak rekomendasi hotel yang bagus"

jawab Bu nur dengan datar


"hehehe, iya sih bu."

Jawab Harun yang sebetulnya sudah ada pilihan untuk menginap dimana


"tadi sih saya Nemu satu hotel Bu dari aplikasi, hotel GF. Tapi saya belum tahu lokasi nya dimana. Maaf, mungkin Bu nur tahu?"

Lanjut Harun masih berusaha untuk mencoba mengantarkan Bu nur pulang


"hotel GF? " Tanya nur singkat


"iya Bu. Ibu tahu itu dimana?"

Kembali Harun bertanya


"hotel GF mah persis di belakang rumah saya atuh pak, cuma kehalang lapangan bola saja"

jawab nur yang mulai kembali tersenyum


"wah seriusan Bu? Klo gitu kebetulan banget atuh ya Bu. Jadi saya bisa sekalian anter Bu nur pulang. Hehehe"

jawab Harun dengan senyum dan canda


"bisa saja pak Harun ini. Atau jangan² memang sengaja ya mau nginep disana agar bisa anterin saya pulang? Ehh"

canda nur yang dia sendiri juga kaget dengan candaannya


"sengaja gimana Bu, orang saya tahu juga gak alamat pak Rasyid dan Bu nur dimana. Hehehe"

sanggah Harun masih dengan canda nya


"ehh iya juga ya. Hehehehe."

Jawab Bu nur sedikit malu.


"jadi gimana Bu, saya ijin anter ibu pulang gak apa² kan? Sekalian saya ke hotel."

Harun kembali minta ijin

masih penasaran kah??

Masih ada kok kelanjutannya di bawah . :Peace:
 
Terakhir diubah:
Part 2.4 genteng jatuh

"tapi gak ngerepotin pak Harun kan klo harus anterin saya?"

Tanya nur yang terlihat mulai hilang rasa kesalnya


"ya gak ngerepotin lah, orang searah kan. Lagian klo ada Bu nur kan nanti ada bisa bantuin saya.. hehehe" canda Harun


"bantuin gimana ya pak maksudnya?" Heran nur


"bantuin dorong mobil saya klo tiba² mogok di jalan. Hahahaha."

Canda Harun yang semakin cair


"Eehhhh, gak mau ah. Masa ibu² tua gini disuruh dorong motor. Tega banget ya."

Timpal Bu nur


"hehehee, becanda Bu. Maaf ya. Hehehe.


"iya pak saya juga tahu, lagian mana mungkin mobil bagus dan mahal kayak gitu bakal mogok.. hehehe".

Jawab Bu nur sambil melihat ke arah mobil harun


"bisa saja Bu nur mah, terlalu berlebihan. Ehh tapi maaf Bu, soal ibu bilang klo Bu nur itu ibu² tua saya kayaknya kurang sependapat deh. Maaf ya Bu."

Lanjut Harun dengan senyum


"gak sependapat gimana pak? Orang memang saya udah tua kok, udah punya cucu 3. Hehehe."

Jawab Bu nur menjelaskan


"ah masa sih Bu? Gak percaya ah saya, masa masih muda gini udah punya cucu 3. Hehehe."

Harun yang memang kaget dan tidak percaya kalau wanita cantik didepannya sudah menjadi seorang nenek.


"di kasih tau gak percaya, anak pertama saya saja udah umur 29 pak. Dan udah punya anak 3. Hehehe

Kembali Bu nur menjelaskan soal dirinya.

"oohh begitu, klo begitu nenek muda dong ya. Hehehe."

Harun kembali memuji Bu nur


"mana ada pak nenek² muda. Ada² saja pak Harun ini. Mata nya perlu di periksa itu pak. Orang usia saya saja udah mau setengah abad pak. Hehehe."

Jawab Bu nur dengan tersipu.


Harun yang kembali tidak menyangka pun cukup dibuat terkejut karna dari penglihatannya, Bu nur masih terlihat seperti wanita berusia 40tahun.


"MasyaAllah, saya fikir Bu nur masih umur 40 tahun loh. Soalnya masih terlihat muda banget. Hehehe. Maaf ya Bu klo saya salah."

Kembali Harun memuji dengan sopan


"tuh kan bener mata pak Harun harus segera di periksa deh. Hahahaha."

Timpal Bu nur dengan tersipu akan pujian Harun


"ehh dari tadi godain saya Mulu pak, jadi anterin pulang gak?"

Sambung Bu nur yang sudah kembali ceria..


"asstagfirrullah, maaf Bu sampe lupa Klo saya mau anterin ibu. Keasyikan soalnya ngobrol sama Bu nur. Hehehe. Maaf ya Bu."

Jawab Harun


"huuuhhh dasar, bukan keasyikan ngobrol tapi keasyikan goadin saya bapak mah.."

Sanggah nur dengan muka sumringah sembari menjulurkan lidahnya


"hehehehe. Klo gitu mari Bu kita jalan, takut kesorean" ajak Harun


"mari pak, maaf ya klo saya merepotkan" setuju Bu nur.


"tapi gak gratis loh Bu. Hehehe. Nanti traktir cilok ya di jalan. Hehehe." Canda Harun


"Eeeuuuyyy" jawab nur singkat


Mereka pun pergi meninggalkan lokasi proyek. Tak lupa Harun memberikan beberapa instruksi terlebih dahulu kepada seluruh pekerja berdasarkan hasil dari evaluasi yang dia terima dari managernya.


Bu nur pun cukup di buat kagum akan cara Harun memperlakukan pekerjanya, cara Harun memberikan instruksi dan cara Harun mengatasi masalah yang terjadi.


Sepanjang jalan tidak banyak obrolan berarti, hanya sekedar obrolan ringan saja antara Harun dan istri clientnya tersebut..


Ya meskipun Harun cukup penasaran akan urusan pak Rasyid yang terburu² sampai meninggalkan istrinya sendirian di lokasi proyek.


Tapi dia urungkan niat untuk bahas soal itu karna takut merubah mood Bu nur yang saat ini sudah kembali ceria, dan lagi bukan urusan dia juga untuk tahu lebih banyak. Fikir Harun


Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, mobil Harun pun berada di depan rumah Bu nur.


Dan karna merasa tidak enak hati dan juga karna Harun merasa lelah, dia pun langsung ijin pamit utk langsung ke hotel dan beristirahat.


Pukul 17.20 pun Harun sudah berada di kamar hotel suite room yang jadi pilihannya.


Tak lupa dia menelpon istrinya untuk memberi kabar kepada istrinya sekaligus menanyakan kabar dan kerjaan istrinya.


Ya karna kecintaanya Harun memang tidak pernah luput untuk selalu memberi perhatian thd istri nya, sampai hal terkecil pun selalu dia tanyakan.


Karna baginya Sherly merupakan harta paling besar dan berharga yang dia miliki.


Setelah bercengkrama dengan istrinya melalu telpon, tak terasa waktu sudah memasuki ibadah Maghrib.


Dan harun pun bergegas untuk melaksanakan kewajibannya.

Lalu apakah yang akan terjadi selanjutnya??

Lanjut ke part 3 ya 😁

:Peace:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd