Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TETANGGA YANG BAIK (NO SARA)

Ikhbee

Senpai Semprot
Daftar
3 Jan 2021
Post
830
Like diterima
6.213
Bimabet
Selamat malam para suhu besar..

Di sela kesibukan RL Lebah yang akhir akhir ini tidak terlalu sibuk dan di akibatkan seringnya Lebah melamun dan berimajinasi, akhirnya tercetus lah sebuah ide untuk menuangkan imajinasi Lebah ini dalam sebuah cerbung..

Mohon ijin kepada para staf, moderator dan admin untuk Lebah ikut berkontribusi dalam sub forum cerita..

Page 1: part 1 membantu tetangga
page 4: part 2.1 - 2.4 genteng jatuh
page 9: part 3.1 - 3.3 malam yang indah
page 11: part 4.1 - 4.4 sebuah pengalaman baru
page 17: part 5.1 - 5.5 bala bantuan
page 22: part 6.1 - 6.2 dua pasang bola mata
page 23: part 7 sebuah permintaan
page 28: part 8.1 - 8.2 alasan lain
page 31: part 9.1 - 9.2 berkah silaturahmi
page 34: part 10 mini update
page 37: part 11 don't judge a book by the cover
page 43 : part 12 sebuah kejutan (+ mulustrasi real pict)
page ??: part 13

DISCLAIMER:
Cerita yang Lebah buat ini murni hanya sebatas khayalan dan imajinasi Lebah saja..
Dan jika ada kesamaan nama tokoh dalam cerita itu ataupun kesamaan lokasi dan kejadian, Lebah mohon maaf.
Semua murni hanya imajinasi..

Oh ya, dikarenakan ini pertama kali nya Lebah mencoba menulis, tentunya akan terdapat banyak koreksi dari segi alur cerita, penulisan dan sebagainya..
Jadi jika ada dari para suhu yang ingin memberikan kritik dan saran, Lebah akan sangat terbuka menerima kritik dan saran tersebut...

Baiklah, mari kita langsung ke ceritanya.. semoga menghibur.. :lebah:


TETANGGA YANG BAIK


part 1 membantu tetangga

Di Kamis siang, terduduk seorang pria di kursi kantornya yang sedang sibuk dengan laptopnya memeriksa semua laporan mingguan yang rutin dia terima dari semua manager bagian yang dia percayai..

Harun Widjaya, pria berusia 35 tahun itu adalah pemilik dari perusahaan PT Berkah Keluarga.

Dimana perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha tapi dengan satu konsep ekonomi syariah..

Di rintis 7 tahun lalu saat Harun Widjaya masih lajang bermodalkan uang pesangon yang dia terima saat dirinya terkena PHK di tempat dahulu dia bekerja.

Ya, Harun merintis usaha awal berupa sebuah showroom motor bekas kecil kecilan, dan pada akhirnya saat ini perusahaannya berkembang dengan sangat pesat dengan memiliki 6 anak usaha.

Selesai memeriksa semua laporan, Harun pun menerima telpon dari salah satu managernya dan melaporkan kondisi dan kendala yang terjadi di lokasi proyek.

"Baik pak Irfan, tolong di handle ya untuk apa yang terjadi. Dan tolong di hitung estimasi kerugian yang kita alami dari insiden ini. Mungkin malam ini saya meluncur ke lokasi proyek" jawab dan perintah Harun setelah mendengar dengan seksama akan kendala yang di laporkan oleh sang manager.

Tuuutt tuutt tuuutt

"Aaaahh, ada saja insiden di lokasi proyek" keluh Harun setelah mengakhiri panggilan dari manager konstruksi kepercayaannya.



POV HARUN


Oh iya perkenalkan, namaku Harun Widjaya.
Saat ini usiaku 35 tahun dengan tinggi 168cm.


Di usiaku saat ini, aku sangat amat bersyukur atas semua pencapaian ku.
Bagaimana tidak, di usia 35 tahun aku sudah bisa dikategorikan sebagai pengusaha sukses dengan memiliki satu perusahaan yang aku rintis 7 tahun lalu..


Keberuntunganku tidak hanya sampai disitu, 5 tahun lalu aku mempersunting seorang wanita cantik, cerdas, Sholehah dan tentunya seksi menurutku.


Wanita yang kala itu berusia 27 tahun, seorang tenaga medis yang berprofesi sebagai ASN yang saat itu masih menjabat sebagai staf di dinas kesehatan yang awalnya aku kenal saat aku konsultasi perihal perijinan apotek.


Ya, dia bernama Sherly Novianti.


Meski saat ini kami tergolong sukses dalam finansial dan karier, tapi aku dan Sherly belum beruntung dalam hal mendapatkan keturunan.


Ya meski kami dinyatakan sehat secara medis saat kami melakukan pemeriksaan, tapi sampai saat ini kami belum mendapatkan rejeki berupa buah hari..


Dan karna itu pula, aku tidak melarang istri ku untuk bekerja dan berkarier sesuai dengan cita-cita² nya menjadi ASN.


dan setelah 3 tahun menikah, istriku pun mendapat promosi menjadi kepala dinas kesehatan di kota kami tinggal.


Meski kami belum memiliki momongan, tapi Kami sangat bahagia dengan pernikahan kami.


Ya selain karna ekonomi kami mapan dan hampir tidak pernah kekurangan, aku pun sangat beruntung memiliki istri yang satu frekuensi dalam banyak hal.


Salah satu nya dalam hal sex.



Ya, aku dan istri cukup terbuka soal sex. Dan istriku pun tipikal wanita yang liar saat di ranjang tapi kalem dan alim di luar.


Sehingga kami hampir tidak pernah bosan dengan aktifitas sex kami.


istriku sehari² nya baik saat kerja atau keluar rumah jalan² atau jalan bersamaku selalu mengenakan jilbab meski bukan jilbab lebar.


Kembali ke cerita ku di kantor


"Sepertinya aku harus menghubungi pak Rasyid untuk menginformasikan perihal kendala dalam pembangunan rumahnya" gumamku dalam hati


Tuuuttt tuuuttt tuuuttt


Tuuuttt tuuuttt tuuuttt



Setelah beberapa detik ku coba telpon akhirnya diangkat oleh pak Rasyid.


"assalamualaikuum pak Rasyid" salamku ke clientku


"waalaikuumsalam pak Harun. Bagaimana kabarnya pak? Ada yang bisa saya bantu?" Jawab pak rasyid


"Alhamdulillah kabar baik pak. Semoga pak Rasyid juga dalam keadaan sehat ya pak. Begini pak, mohon maaf sebelumnya, saya ingin menginformasikan perihal proyek pembangunan rumah pak Rasyid" lanjutku mencoba menginformasikan


"aamiin. Oh iya bagaimana pak? Apakah ada kendala? Kembali pak Rasyid bertanya


"mohon maaf pak Rasyid, betul pak.
Hari ini saya dapat informasi dari manager konstruksi saya bahwa ada sedikit insiden di lokasi proyek, dimana terjadi kerusakaan pada bangunan yang sudah kami kerjakan
" aku mencoba menjelaskan lebih detail


"tapi bapak tidak perlu khawatir, saat ini manager saya sedang lakukan evaluasi penyebab terjadinya insiden tersebut. Lanjut ku menenangkan


"innalillahi. Lalu apa yang bisa saya bantu pak?" Tanya dan tanggap pak Rasyid


"oh tidak ada pak. Saya hanya ingin menginformasikan perihal ini saja. Dan ingin menginformasikan juga bahwa bapak selaku client kami tidak perlu khawatir akan adanya penambahan biaya, karna semua menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya. Jelas ku kembali menenangkan pak Rasyid


"alhamdulillah. Syukurlah klo begitu. Lalu untuk perihal waktu pengerjaannya apakah akan molor dari target yang sudah ditentukan pak? Lega dan Tanya pak Rasyid


"kami akan usahakan deadline pengerjaan sesuai dengan estimasi yang sudah kita sepakati pak. Maka dari itu saat ini team saya sedang lakukan evaluasi. Dan insyaAllah malam ini saya juga akan meluncur ke lokasi untuk cek secara langsung" aku meyakinkan clientku


"baiklah pak kalau begitu. Tidak salah kami memilih bapak dan perusahaan untuk melakukan proyek ini" puji pak Rasyid atas tanggung jawab ku sebagai pemilik perusahaan


"terima kasih atas kepercayaannya pak, kami akan usahakan semaksimal mungkin agar tidak mengecewakan bapak dan keluarga" jawab ku dengan semakin lega


"oh iya pak, apakah bapak besok sore ada waktu untuk bisa ikut meninjau bangunan yang sedang dalam pengerjaan? Tanya dan ajak ku ke pak Rasyid


"sepertinya bisa pak, tapi besok siang saya informasikan kembali ya pak. Khawatir ada acara dadakan di kantor saya" jawab Pak rasyid


"baik pak, besok siang saya hubungi bapak kembali. Sekali lagi terimakasih banyak atas kepercayaannya.. setuju ku


"sama² pak" jawab pak Rasyid singkat


"baiklah kalau begitu, saya ijin tutup telponnya pak. Assalamualaikum" ijin ku dibarengi dengan mengakhiri


"baik pak. Waalaikuumsalam" jawab pak rasyid


Tuuuttt tuuuttt tuuuttt


"Alhamdulillah untung pak Rasyid bisa paham dan gak ngotot" lega ku setelah mengakhiri pembicaraan dengan pak Rasyid.


"Waduuuuhh udah jam 14.30. si umi bentar lagi balik. Mana udah janji mau makan malam bareng" sesal ku saat ingat janji ngajak makan malam sherly di luar.


"Ya udah aku telpon dulu deh" inisiatif ku untuk telpon sherly


Tuuuttt tuuuttt tuuuttt


"assalamualaikum umi". Salamku


"waalaikuumsalam Abi. Abi masih di kantor? Jawab dan tanya Sherly


"iya umi ini masih di kantor. Tapi maaf umi, sepertinya makan malamnya gak jadi ya. Soalnya tadi pak Irfan telpon ngabarin ada kendala di proyek yang di cianjur. Aku mencoba menjelaskan


"keluar kota lagi? Batal lagi makan malamnya? Gak maaauuu. Pokoknya hari ini harus jadi makan malamnya. Umi gak mau tau. Lagian kan bisa besok pagi Abi cek lokasi proyeknya. Cerocos sherly dengan kesal


"tapi umi....." Belum sempat aku lanjutkan sudah di potong oleh istriku


"gak ada tapi tapian, pokoknya jangan malam ini berangkatnya. Titik" sherly semakin kesal.


"lagian emang Abi gak kangen sama empotan memek umi, gak kangen nampar toket umi ini? Hihihi. Rayu istriku yang tau kelemahan suaminya


"asstagfirrullah umi, enteng banget itu mulut. Mana umi masih di kantor, kalau ada yang denger gimana coba" aku sangat terkejut dengan kalimat dari istriku.


"biarin, lagian udah dua hari loh istri mu ini gak di ganjot kontol gede Abi. Hihihi. Emang gak mau ambil jatah malam Jumat nih." Sherly makin memancing


Aku yang mendengar Sherly yang semakin binal pun jadi bimbang untuk pergi ke lokasi proyek karna terbayang akan liar dan binalnya dia memberikan service padaku. Dan tentunya pancingan dari Sherly membuatku menjadi horny.


"asstagfirrullah" suara Sherly terdengar kaget


"ada apa mi? Umi gak kenapa² kan? Khawatir ku


"abiiii, umi maluuuu ih. Hiks" sesal Sherly


"malu? Malu kenapa? Ada apa emang? Tanya ku dengan penuh penasaran


"hiks hiks, ternyata barusan di belakang umi ada Bu ustadzah Bi. Sumpah umi malu banget dia denger umi ngomong kotor. Hiks" Sherly terdengar berbisik dengan malu


"hahahaha, syukuriiiiinn. Lagian jadi istri kok binal banget sih hahaha. Ejekku


"aaabiiii iiihh udah cepetan jemput umi. Asli umi malu banget ini" kesal sherly


"iya bentar lagi Abi jalan ke kantor umi. Ehh tapi Abi penasaran, ustadzah yang umi maksud itu ustadzah mana? Heranku soal ustadzah yang Sherly maksud


"ustadzah tetangga kita loh Bi, yang rumahnya no 8. Jawab Sherly


"lahh, kok bisa Bu ustadzah ada di kantor umi? Tanyaku


"nanti lah umi ceritain, buruan jemput umi. Abi kesini nya pake ojek online ja biar cepet. Mobil Abi simpen di kantor ja. Nanti kita cari makannya pake mobil umi ja" perintah Sherly


"yowess lah klo gitu. Siap boss laksanakan. Setujuku


Setelah mengakhiri pembicaraan dengan istriku lewat telpon, aku pun berpamitan ke beberapa karyawanku.
Tentu tak lupa menitipkan mobil beserta kuncinya kepada kepala security di perusahaanku.



30 menit kemudian akupun sampai di kantor tempat kerja istri ku dengan di sambut oleh sapaan dari beberapa staf istriku yang tentunya sudah mengenalku.


Akupun langsung menuju lantai dua dimana kantor istriku berada.
Dan saat setelah membuka pintu kantor istriku, aku langsung mengejek dan menggoda dia


"hahahaha. Ada yang keciduk ya binalnya" ejekku saat sudah di depan Sherly


"aaaabiiii iiiiihhh.. datang datang tuh salam dulu bukannya malah bikin istri nya makin malu. Huuuufftt. Kesal sherly


"hehehe. Assalamualaikum istri binalkuh. Hehehe. Lanjutku kembali menggoda


"aaaabiiiii iiiihh udah Napa godain aku nya. Huuuuhhh. Jawab Sherly dengan bibir cemberut


"waalaikuumsalam suamikuh yang mesum. Weeewww" lanjut Sherly membalas salamku


"tapi suka kan sama suami mesum ini? Hahaha. Aku yang masih tetap menggodanya


"ehh udah jam 15.16, umi udah shalat ashar?" Tanyaku


"belum bi, aku mau beres² berkas dulu. Abi duluan gih ke mushola bawah" jawab istriku


"ya udah Abi duluan ya ke mushola, nanti umi nyusul ya klo udah beres. Perintahku


"ehh iya, tadi gmn cerita nya umi bisa sampe kedengeran Bu ustadzah pas kita lagi telponan? Tanyaku yang teringat akan cerita istriku akan kejadian tadi


"Abi ih, udah ah jangan di bahas lagi. Umi malu tau. Udah shalat sana" kesal sherly dengan manja


"hehehe. Abisnya Abi penasaran. Hehehe. Ya udah Abi shalat dulu.


Lantas akupun bergegas kembali ke bawah menuju musolah..


Sesampainya di mushola


Eehhh


"Maaf pak Harun saya gak sengaja"
Ucap sang wanita bercadar setelah tidak sengaja menyenggol lengan Harun karna jalan menunduk.


Aku sempat kebingungan karna si wanita tahu namanya pun menjawab

"oh iya gak apa² Bu. Hati² kepeleset Bu"


"Tadi siapa ya? Kok bisa tahu namaku?

Tanya ku dalam hati sambil jalan ke tempat wudhu


"Apa itu Bu ustadzah ya tetanggaku? Lanjut ku dalam hati


Bu ustadzah ini memang jarang sekali bergaul dengan tetangga pria di lingkungannya, di tambah beliau memang mengenakan cadar sehari² nya, jadi saat bertemu di luar lingkungan cluster pasti gak akan ada yang mengenali, begitu pun dengan ku.


Beberapa saat setelah aku dan istriku menunaikan shalat ashar, di parkiran kami pun bertemu kembali.


Aku yang terlebih dahulu selesai shalat, aku menunggu istriku di parkiran sambil menghisap rokok kesukaanku..


"udah selesai mi shalatnya? Mau langsung berangkat? Tanyaku saat sherly sampai di samping mobil kesayangannya


"udah bi. Yuk lahh cuss kita jalan." Jawab Sherly dengan semangat


"tapi makan apa ya Bi enaknya?" Tanya Sherly


Aku yang tahu betul kebiasaan istriku ini yang akan jawab terserah ketika di beri pilihan, aku pun langsung memutuskan untuk makan dimana.


"kita makan di warung ayam penyet langganan kita ja yuk mi. Udah lama kita gak makan disana" ajakku


Sherly yang tidak akan bisa nolak saat di tawari ayam penyet yang dari zaman pacaran sudah mereka tahu pun menjawab


"wah boleh tuh bi, iya kita udah ada kali ya dua bulan gak makan disana.. yuk gasss lah bi" jawab Sherly dengan semangat


Saat kami hendak keluar parkiran, terlihat dua wanita bercadar sedang berdiri di pintu keluar parkiran.


"ehh Bi, itu Bu ustadzah ngapain ya berdiri disitu? Tanya Sherly


"yak Ndak tau kok tanya saya" jawabku dengan canda


"berhenti dulu bi, umi mau tanya dulu"

ucap Sherly seakan sudah lupa akan malu nya setelah Bu ustadzah mendengar kata kata vulgarnya saat telponan denganku.


Lalu Sherly pun menekan tombol power window untuk membuka kaca mobil..


"Bu, Bu ustadzah lagi apa? Kok berdiri disini" tanya Sherly ke ustadzah


"ehh Bu Sherly, ini Bu lagi mau pesen taksi online. Mau pulang" jawab ustadzah


"oohh begitu, ya sudah bareng kami saja Bu." ajak Sherly


"gak usah Bu Sherly, makasih. Gak enak ngerepotin" tolak ustadzah


"ngerepotin apa sih Bu? Orang rumah kita satu cluster kok. Iya gak bi? Jawab Sherly sambil meminta ijin padaku


Aku yang dari tadi hanya menyimak tanpa melihat ke samping pun lantas menjawab..


"iya Bu ustadzah, gak ngerepotin kok Bu. Lagian saya gak enak sama pak ustadz klo beliau tahu saya biarin Bu ustadzah pulang naik taksi online" aku menjawab dan meyakinkan Bu ustadzah


"makasih banyak Bu Sherly, pak Harun. Tapi......" Jawab Bu Ustadzah yang langsung di potong oleh istriku


"gak ada tapi tapian Bu ustadzah, ya udah yuk masuk Bu" potong Sherly


"baiklah klo begitu Bu. Saya ikut pulang ya Bu, pak.. permisi ya Bu, pak.
Akhirnya Bu ustadzah setuju sambil buka pintu belakang


"mari Bu silahkan" Sherly mempersilahkan


Beberapa saat setelah mobil yang ku kendarai melaju, aku pun kembali membuka obrolan.


"maaf Bu ustadzah, kita mampir makan dulu gak apa² kan ya Bu? Kebetulan saya memang sudah janji ke Sherly untuk makan bareng sore ini" ijin ku kepada Bu ustadzah


"oohh begitu pak. Tapi maaf kami hari ini sedang puasa Sunnah. Kalau sekiranya bapak dan ibu mau makan dulu gak apa² kami turun di depan saja pak. Biar nanti kami naik angkutan umum atau taksi online" jawab dan jelas Ustadzah yang merasa tidak enak


"MasyaAllah, mohon maaf Bu ustadzah saya gak tahu. Gimana mi? Jawab ku sambil bertanya ke istriku


Sherly yang sedang memainkan gadgetnya pun langsung menoleh ke arahku


"gimana kalau take away saja bi? Kita makan di rumah? Istriku memberi saran


"Bu ustadzah gak apa² kan kalau kami beli makan dulu? Gak jauh kok lokasi rumah makannya" lanjut Sherly meminta ijin kepada Ustadzah


"mohon maaf Bu, kalau boleh tahu lokasi nya dimana ya? Soalnya kami belum ijin sama pak ustadz." Tanya dan jelas Bu ustadzah


"di depan Bu, sekitar 500 meter dari sini depan mesjid agung" jawab Sherly


"oooohh iya saya tahu Bu, rumah makan ayam penyet pak kumis ya Bu? Bu ustadzah kembali bertanya.


"betul Bu. Bu ustadzah suka makan disana juga? Imbuh istriku


"pernah beberapa kali kami makan disana. Dan suami saya suka banget dengan rasa dan sambelnya." Jelas Bu ustadzah


"iya Bu gak apa², kalau begitu saya juga sekalian mau bungkus buat makan malam pak ustadz" Bu ustadzah mengiyakan ajakan istriku


"Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu. Ternyata rumah makan itu bukan cuma kita saja ya mi yang suka, pak ustadz dan Bu ustadzah juga suka. Hehehe" timpal ku


"iya bi." Jawab Sherly singkat


Akupun tersadar bahwa selain Bu ustadzah, ada satu wanita bercadar lain yang berada di dalam mobil dan aku yang memang belum mengenal akan sosok wanita itu pun bertanya..


"oh iya Bu ustadzah, maaf, yang di samping ibu siapa ya? Saya sampe lupa tanya". Tanyaku


"oh iya saya juga lupa memperkenalkan putri saya pak. Ini Azizah putri tunggal saya pak. Kebetulan lagi maen nengokin Abi dan umi nya." Bu ustadzah menjawab dan memperkenalkan wanita yang ada di sampingnya


"ooohh putri Bu ustadzah yang menikah tahun lalu ya?"

Aku teringat akan undangan dari Bu ustadzah dan suaminya saat mereka mengundangku ke acara pernikahan putrinya


"Saya mohon maaf ya Bu waktu itu saya dan istri tidak bisa hadir pada acara pernikahan putri Bu ustadzah" lanjutku meminta maaf


"iya betul pak. Iya pak tidak apa apa. Pak Harun dan Bu Sherly kan emang sibuk" jawab ustadzah


Setelah percakapan itu tidak banyak obrolan lain yang terjadi saat perjalanan sampai tempat makan, dan memang jaraknya tidak jauh dari kantor istriku.


saat di tempat makan sambil menunggu pesanan yang sudah kami pesan tentunya saat kami sampai di lokasi, akupun tidak duduk dekat dengan tiga wanita yang bersamaku.


Aku lebih memilih duduk berjauhan dan merokok di bangku berbeda.


Sedangkan Sherly mengobrol dengan Bu ustadzah yang duduk di depannya.


Tapi entah setan dari mana yang tiba² membuat ku harus melirik ke samping dimana Bu ustadzah duduk di depan istriku.


Saat aku melirik, aku sepintas melihat tonjolan yang cukup menonjol di dalam gamis hitam sang Ustadzah.


"Hhhmmmm kek nya gede juga itu toket ustadzah. Hampir sama sih kek nya dg toket Sherly. Hehehe" gumam ku dalam hati


"Asstagfirrullah, kok gw malah mikir yang aneh² gini sih. Bini nya pak ustadz loh itu"

seketika aku merasa bersalah dengan fikiranku lalu aku kembali menghisap batang asap beracunku sambil memindahkan lirikanku


Beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan kami pun sudah siap dan langsung di antar oleh pemilik rumah makan tersebut.


"pak Harun pesanannya sudah siap pak" pak kumis datang dengan membawa pesananku


Oh ya, pak kumis ini memang sudah kenal denganku dan Sherly.

Bagaimana tidak, dari 6 tahun lalu kami sudah sering makan di rumah makan ini saat aku dan Sherly masih berpacaran sampai sekarang.


"Alhamdulillah, terima kasih pak. Jadi berapa totalnya? Tanyaku ke pak kumis


"jadi 200ribu pak" jawab pak kumis


"ini pak, lebihnya saya titip seperti biasa ya pak" ucapku sembari memberikan uang 500ribu.


Aku memang sudah terbiasa memberikan uang lebih saat kami makan disini, karna kami tahu rumah makan ini sering bersedekah membagikan makanan kepada warga yang membutuhkan.

Apalagi besok adalah hari Jumat, pasti pak kumis akan membagikan makanan yang sering disebut dengan istilah Jumat berkah.


"MasyaAllah, makasih pak. Amanahnya InsyaAllah saya sampaikan seperti biasa pak. Saya terima ya pak.

Ucap pak kumis sambil mengambil uang dari ku.


"sepertinya pak Harun dan Bu Sherly sibuk banget ya sampe sampe lama gak mampir kemari. Dan tumben makannya gak disini" lanjut pak kumis bertanya


"biasa pak nyari sesuap nasi dan sebongkah berlian. Hahaha. Iya pak kami lagi pengen makan di rumah saja pak, biar gak telat malam jumatan. Hehehe" jawab ku dengan canda


Sherly yang sedari tadi hanya mengobrol dengan Bu ustadzah pun kaget mendengar candaan ku dengan pak kumis..


"abiii apa sih ih becandanya" timpal Sherly dengan malu


"hhaallaaahh bisa saja si bapak mah. Hehehe. Jawab pak kumis


"baik pak, kalau begitu kami permisi ya pak" aku mengakhiri obrolan kami dan pamit ke pak kumis


"silahkan pak, buk.. sekali lagi makasih udah mampir kesini" pak kumis mengiyakan


"sama sama pak" jawabku singkat


Kami pun akhirnya beranjak dari rumah makan pak kumis dan kembali melanjutkan perjalanan pulang ke cluster tempat kami tinggal..


Sesampainya di cluster Berkah


"terima kasih Bu Sherly, pak Harun atas tumpangan dan traktiran ayam penyetnya. Mohon maaf jika kami merepotkan". Ucap ustadzah saat setelah keluar dari mobil.


Sedangkan Azizah sedari tadi memang hampir tidak bicara dan hanya sibuk dengan gadgetnya pun ikut turun bersama ibu nya.


"sama² Bu ustadzah." Jawab Sherly dengan senyum

"sama² Bu ustadzah, tidak merepotkan kok Bu." Sambung ku


"Alhamdulillah kalau begitu. Mari Bu, pak. Assalamualaikum" Bu Ustadzah berpamitan


"Waalaikuumsalam" aku dan Sherly serentak menjawab salam

.......

.......

.......



POV SHERLY

"Aaaaarrrgghhh malu banget aku, kenapa aku sembrono banget sih gak lihat ke belakang dulu. Mana vulgar banget kata kataku.. pasti Bu ustadzah denger dg jelas kata kataku. Hiks" kesal dan sesal ku dalam hati


"Gara² si Abi sih ini mau batalin rencana makan malam hari ini dan harus aku pancing dengan kata² vulgar biar dia gak jadi keluar kota lagi"
umpatku mencari pembenaran


"Udah biarin ja ah, nanti juga pasti lupa itu Bu ustadzah dengan kata²ku. Dan yang terpenting si Abi gak jadi keluar kota nya dan malam ini aku bisa merasakan lemas plus puas lagi dengan genjotan kontol si Abi. hehehe. Hiburku dalam hati


Oh ya, namaku Sherly Novianti. Wanita Sunda Jawa yang saat ini berusia 32 tahun dengan tinggi 159cm dan BB 52kg.


Ya postur tubuhku cukup ideal dan menurut suamiku Harun Widjaya bahwa aku tergolong seksi apalagi di tunjang dengan ukuran payudaraku yang berukuran 36B dan dengan pantat membulat yang kata suamiku banyak laki laki yang mengidamkan sosok wanita sepertiku.


Tentunya pujian dari suamiku selalu membuatku bangga dan bahagia, bukan karna banyak laki laki yang kadang melirik dan menatap tubuhku, tapi bangga dan bahagia karna bisa memberikan kebanggaan untuk suamiku.


Dan ya, aku sangat amat mencintai suami ku yang bukan hanya tampan dan mapan, tapi memiliki onderdil yang pasti di idamkan oleh banyak wanita.


Ya, suami ku di anugerahi penis dengan ukuran yang besar menurutku dengan panjang 23cm dan lingkar 6cm dan daya tahan yang sering membuatku harus kewalahan menghadapi serangannya setiap kami berhubungan intim.


Mungkin betul yang sering di bicarakan orang bahwa tuhan memberikan jodoh sesuai dengan cerminan diri kita.


Dan itu yang aku rasakan.


Aku yang tergolong hyper sex, yang mudah birahi dan mudah terpancing meski hanya dengan kata kata vulgar di berikan suami yang tergolong hyper juga, yang selalu bisa memuaskan ku dalam setiap hal, khususnya sex.


Kembali ke ceritaku.


Sore itu setelah aku menahan malu setelah kata² vulgarku terdengar oleh Bu ustadzah yang saat itu selesai konsultasi perihal perijinan klinik dan apotek, aku memutuskan untuk menunggu suami ku di ruangan kantorku.


Setelah beberapa lama menunggu akhirnya suamiku pun datang dengan ejekan thd kejadian tadi saat kami telponan.. huuuufft


Setelah selesai mengejekku, suami ku bergegas untuk shalat ashar yang nantinya di susul olehku.


Gak banyak yang bisa aku ceritakan dari parkiran menuju tempat makan, ya pastinya sudah di ceritakan juga oleh suamiku kan. Hehehhe


Singkat cerita sampailah kami di tempat makan favorit kami bersama Bu ustadzah dan anaknya yang kami ajak untuk makan bareng dan ternyata mereka sedang puasa Sunnah.


Walhasil kami putuskan untuk take away.


Selama menunggu pesanan kami matang suami ku tidak duduk satu meja karna seperti kebiasaannya saat nunggu pasti menghisap batang asap beracunnya dan aku hanya duduk berhadapan dengan Bu ustadzah dan anaknya.


selama menunggu itu pun tidak banyak obrolan antara aku dan Bu ustadzah, ya hanya obrolan ringan soal rencana pembangunan apotek dan kliniknya saja..


Lalu pak kumis pemilik tempat makan pun datang membawa pesanan kami dan terlibat sedikit obrolan dan candaan khas bapak bapak dengan suamiku.


Sampe akhirnya suamiku berdiri hendak pamit ke pak kumis, dan disitu aku melihat mata ustadzah beberapa detik melirik ke arah tonjolan di selangkangan suamiku lalu di barengi dengan ucapan istighfar dari beliau..


Dalam hati aku berkata "hadeeehh ini Bu ustadzah sempet² nya lirik kontol suamiku. Sebegitu menarikkah tonjolan suamiku sampe² seorang ustadzah saja meliriknya?


Kesalku yang entah kenapa membuatku bangga. Dan membuatku merasakan gairah yang kuat dan ingin segera sampe rumah untuk bercinta dengan suamiku.


Lalu sampailah kami di cluster Berkah tempat kami tinggal.


Setelah menurunkan ustadzah dan anaknya, kami pun masuk ke dalam rumah...


"Bi, sebelum makan Abi mandi duluan ya. Biar umi angetin lagi ayamnya, sepertinya udah agak dingin deh bi" ucapku ke suamiku


"mandi bareng ja yuk mi" goda suamiku


"gak ah, mandi bareng sama Abi mah yang ada dua jam baru kelar. Weeeww. Tolakku karna tahu kebiasaan mas Harun


"bener nih gak mau mandi bareng? Katanya tadi kangen genjotan kontol Abi di memek umi? Hahahaha.
Goda suamiku semakin menjadi


"weeewww.. ya itu mah nanti atuh bi. Kan umi juga perlu isi tenaga dulu biar bisa bikin Abi KO dengan goyangan umi" ucapku menimpali kemesuman suamiku


"asiiiiikk aku mau di bikin KO. Jadi gak sabar Abi. Hehehe. Lanjut suamiku


"ya udah buruan mandi di kamar mandi belakang. Biar umi mandi di kamar mandi di kamar kita" ucapku


"tuh kan mandinya tetap bareng juga. Ya udah kita mandi bareng ja di kamar mandi kamar kita" kembali suamiku merayuku


"ngeyel ih Bi, buruan mandi sana terus kita makan bareng sebelum maghriban" sanggahku


Akupun langsung beranjak ke dapur untuk menghangatkan ayam penyet yang sudah kami beli lalu setelahnya bergegas untuk mandi..


Setengah jam setelahnya, setelah kami selesai mandi lalu kami makan bersama di selingi dengan obrolan dan cerita kegiatan dan kerjaan kami.


Mungkin suamiku masih penasaran dengan apa yang terjadi yang membuat aku malu di kantorku.


"ehh mi, omong² itu Bu ustadzah dan anaknya kok bisa ada di kantor umi. Ngapain mereka kesana? Tanya suamiku


"oh itu, rencananya anaknya Bu ustadzah mau buka apotek dan klinik di kampungnya di Ciamis. Kebetulan anaknya lagi maen kesini dan Bu ustadzah tau aku kepala dinas kesehatan, makanya mereka ke kantor dan konsultasi perihal regulasi pembuatan apotek dan klinik" jawabku menjelaskan


"ooohh begitu." Jawab singkat suamiku


"ehh terus gmn cerita nya bisa sampe kedengeran Sm Bu ustadzah waktu umi telponan sama Abi?

Tanya suamiku lagi yang membuat aku tersendak dan kembali merasa malu


"uuuhhhuukk uuhhuukkk. Abi ih, kenapa nanya itu lagi sih. Bikin umi jadi malu lagi ja. Huuuuhhh. Kesalku


"minum dulu mi" .

tawar suamiku sambil menyodorkan gelas minum


"abisnya aku penasaran kok bisa tiba² dia ada di belakang umi. Hehehe" penasaran suamiku


"waktu terima telpon dari Abi kan umi emg lagi di loby mau anterin Bu ustadzah dan anaknya ke depan. Pas terima telpon itu umi ijin ke mereka untuk terima telpon dulu sambil jalan ke depan. Aku menjelaskan kronologisnya


"terus mi?" Cecar suamiku


"nah pas sampe depan emang gak ada orang bi, makanya umi fikir aman untuk ngomong vulgar dan mancing Abi dengan kata² vulgar umi. Hehehe. Ehh tau nya ternyata Bu ustadzah ada di belakang umi dong. Huuuufftt. Jelasku lebih lanjut


"hahahaahaha. Terus ekspresi Bu ustadzah gmn mi pas umi tau klo dia di belakang umi? Ledek suamiku


"lohh kok malah nanya ekspresi Bu ustadzah sih Bi? Bukannya nanya ekspresi umi gitu. Huuuuhhh. Kesalku


"ya klo ekspresi umi sih Abi udah bisa nebak, ini pipi yang gemesin ini pasti merah banget kek bibir umi. Hehehe." Goda suamiku sambil mencubit pipiku


"au ah bi, bikin malu pokoknya. Mudah²an dia lupa ya bi klo tetangga depan rumahnya ternyata binal. Hahahaha" .
jawabku dengan bangga


"nah gitu dong harus bangga jadi binal. Istri Abi gitu loh" suamiku ikut bangga


"weeeewww istri binal malah bangga dia mah" godaku dengan manja


"ya pasti bangga dong.. asal binalnya sama Abi ja, jangan sama laki² lain. Weewww" jawab mas Harun


"weeeeww.. ya iya dong bi, sama Abi ja. Kan Abi yang ngajarin umi jadi binal, dan Abi juga suka sama istri yang binal. Hehehe. Lanjutku menimpali obrolan mesum suamiku


"oh iya Bi, tau gak tadi di tempat makan si Bu ustadzah kan sempet lirik tonjolan Abi tau"

ucapku sambil mencolek penis suamiku yang berada di dalam celana boxernya pake tangan kiriku.


"iiiihhh gak pake Cd ya bi? Ampuuun dah mesum banget sih suami ku ini" godaku


"ya di rumah ini mi, ngapain juga pake Cd. Toh nanti juga kontol Abi bakal umi pake. Hahahaha. Balas suamiku semakin mesum


"ehh seriusan mi Bu ustadzah ngelirik kesini? Umi salah lihat kali" .

tanya suamiku sambil pegang penisnya yang terlihat menegang


"lohh kok bangun sih Bi? Masa cm di ceritain gitu doang langsung ngaceng itu kontol. Huuuuuhh. Jangan bilang Abi nafsu sama Bu ustadzah. Huuuufftt. Curiga dan kesalku


"asstagfirrullah mi, jauh amat mikirnya. Mau nafsu dari mana coba, orang pakaiannya ketutup banget gitu. Yang nafsuin mah umi, apalagi klo pake baju dines yang ketat. Uuuuuuhhh pasti bakal bikin semua cwo yang liat umi jadi sange. Hehehehe.
Jawab mas Harun dengan rayuannya.


"lagian itu kontol kok langsung bangun ja. Huuuufftt " kesalku


"dari tadi siang juga udah ngaceng terus kali mi setelah kamu godain dan pancing Abi dengan kata² vulgar umi. Weeewww" sanggah suamiku


"iya deh iya, awas ja klo sampe sange sama cwe lain. Weeeww. Tapi beneran sih Bi, tadi umi lihat dia beberapa detik sempet lirik ke arah tonjolan Abi tapi gak lama dia langsung istighfar. Hehehe"

aku kembali menceritakan kejadian yang aku lihat di tempat makan


"ya udah, mungkin dia gak sengaja kali mi. Lagian klo sengaja juga gpp kali mi, kan tetap cm umi yang bisa make dan nikmatin kontol ini. Hahahaha. Gak usah cemburu gitu ah. Rayu suamiku


"cemburu dikit sih Bi, tapi......." Aku tidak lanjutkan kalimatku


"tapi apa?" Penasaran suamiku


"tapi bangga punya suami yang kontolnya gede kek kontol Abi. Hahahaha. Jawabku dengan canda


"weeeewww. Abi juga bangga punya istri kek umi, udah cantik, pinter, Solehah dan toket dan pantatnya gede. Hehehe.
Kembali suamiku merayuku sambil remas payudara sebelah kananku


"udah ah Bi, bentar lagi Maghrib. Nanti keburu sange lagi kamu. Beresin dulu makannya terus siap² berjamaah di mesjid" perintahku


"siiiiaapp Bu boss. Tapi malam ini service yang maksimal ya sayang" pinta suamiku


"iyaaaa suamiku yang mesum, yang di lirik ustadzah" godaku


"hahahahah" balas suamiku dengan tawa

Ya begitulah aku dan mas Harun, kami memang terbuka dalam hal sex termasuk obrolan saat berdua. Kami gak canggung untuk ngomong kata² vulgar.

Lanjut part 2 ya...

Yang ingin memberi kritik dan saran di persilahkan..
Salam sengat dari lebah :lebah:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd