Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN TIMUR (no sara)

PEJANTAN TIMUR
BAB 2: KEMBALI

Flashback



Kemudian ia mencabut batang kontolnya dan langsung mengarahkan cairan keperkasaanya di pintu Liang senggama buk tisa sembari menggesekkan kontolnya di sana. Akhirnya mereka ambruk di lantai yang tidak terlalu bersih itu. Dimana tangan Victor menjadi bantal untuk kepala buk tisa.

Tampa bicara sepatah katapun bibit mereka saling melilit penuh gairah.

.............


Selepas pergumulan panas antara manusia beda jenis kelamin dan beda ras yang sangat menggairahkan itu,
Buk tisa merasakan sesuatu yang beda. "Tidak ini terlalu nikmat untuk dilewatkan begitu saja" Ucapnya Dalam hati. Hampir 5 tahunan lamanya ia tidak lagi di sentuh oleh suaminya yang mengalami impoten semenjak anak terakhirnya mulai beranjak kelas 3 sekolah dasar. Tak terhitung berapa ratus malam dan beberapa ratus gairah harus ia lewati hanya dengan bermasturbasi ria. Sangat menyedihkan. Karena ia memang bukan tipe orang yang mudah tertarik untuk selingkuh.

Walaupun ia mengakui banyak laki-laki tertarik dan suka rela ingin memberikan kenjantanannya untuk ia coba, namun ia tipe wanita yang sangat percaya diri dan pemilih. Namun entah, melihat perawakan Victor yang tinggi besar dan hitam membuatnya sedikit bergidik ngeri. Beda dengan kawannya ambri yang pendek dan buncit serta baunya yang tidak begitu ia sukai, Victor jauh berbeda.

Pria jantan itu jauh lebih sopan dan lebih menyenangkan serta menghibur untuk diajak berbicara. Entah hingga pagi ini ia tidak lagi bisa berpikir jernih ketika ia melihat Victor hanya memakai celana bola tampa baju. Kemaluannya tambah kian banjir ketika mencium aroma keringat Victor yang bercampur dengan keringat ketika ia membantunya membereskan gudang terbengkalai di samping rumahnya itu.

Melihat tindakan anak itu yang tidak terlalu gegabah dalam memberikan pelayanan berlendir, seolah kembali membuka dan melepas jiwa liar yang selama ini ia pendam sedemikian rupa. Di umurnya yang sudah menginjak kepala 4, nafsu dan libidonya kian meledak. Sayangnya itu tak di imbangi dengan pejantannya yaitu suaminya sendiri. Namun, pagi ini bersama Victor ia kembali menemukan jati dirinya yang binal dan tersembunyi di balik jilbab dan baju-baju seragam PNS nya yang terhormat.

Ia tak kuat membayangkan bagaimana ketika tadi batang papua legam hitam dan panjang serta tak berkhitan itu mengaduk Liang kenikmatannya. Terhitung hampir satu jam mereka bersenggama dan hampir 4 kali juga ia dibuat kejang oleh brutalnya batang asli Papua itu.



(Mulustrasi victor)


Sementara itu, selesai pergumulan panas beralas kardus dengan wanita berumur 40an seorang perempuan berjilbab dengan body yang masih kencang dan Liang yang sukses memerah semua isi cadangan spermanya itu Victor mandi dan setelah itu ia tidur.

Tak terbayangkan sebelumnya, bagaimana ia bisa memberikan pelayanan ekstra lendir untuk apem basah milik buk tisa. Tapi apapun yang sudah terjadi ia tak pernah sesali. Karena menurutnya kadang keberuntungan datang pada momen paling kotor sekalipun. Asal tak kriminal saja menurutnya akan ia sikat. Filosofi macam apa itu ujarnya dalam hati sembari tertawa sendiri.

.....


......................

Jam 5 sore ia terbangun setelah ambri masuk untuk mengambil baju dan berpamitan bahwa ia akan menginap di rumah abangnya karena ada pekerjaan. Ia mengajak Victor namun di tolak dengan malas oleh Victor karena Victor sudah hafal kegiatan apa saja yang akan terjadi bila ia susah bertandang ke kediaman saudara Victor itu.

Bahkan ia bisa mencium bau tak sedap seperti bekas minuman keras dari mulut ambri. Ia pun memutuskan untuk mandi dan membersihkan kamar kostnya itu.
Victor bukanlah tipe pria jorok. Ia tipe orang yang tidak bisa melihat tempat kotor. Bertolak belakang dengan ambri yang jorok dan sembarangan.

Entahlah kenapa mereka bisa menjadi seorang kawan baik. Mengingat latar belakang hidup mereka yang sangat jauh berbeda.

Setelah selesai semua kegiatan mandi dan membereskan kamar, ia keluar depan gang untuk mencari makan. Lalapan ayam dan tempe pengetahuan adalah makanan favoritnya ketika ia berasa di luar papua. Bedanya kali ini ia si Jakarta. Semuanya serba cepat dan pastinya lebih mahal timbang biaya hidupnya di jogja dulu.


........

"Dek victor sudah tidur?" Sebuah pesan masuk di whatsapp Victor saat ia tengah membaca email yang memberitahukan bahwa is mendapat panggilan interview di salah satu perusahaan yang ada di kawasan Jakarta Selatan sebagai seorang office boy. Ya iya memutuskan mencoba peruntungannya sebagai office boy mengingat ia adalah seorang yang getol menjaga kebersihan, ia percaya diri bisa menjalani pekerjaannya dengan baik.

"Tidak ibuk saya belum tidur. Masih jam 11 kurang ini. Saya biasa tidur diatas jam 1 malam" balasnya dengan cepat.

"Hem bagus deh, saya lagi sendirian, anak sudah tidur dari jam setengah 9 tadi. Sedangkan bapak belum pulang sepertinya akan menginap. Karena ia sedang ada lomba burung di daerah garut" balas buk tisa dengan diselingi emotikon sedih.

"Kalau mau ibu bisa cerita-cerita kita duduk di depan kamar saya" balas victor.

"Arghh sepertinya akan dapat asupan lagi malam ini kau rocky"

ujarnya sambil mengelus kejantanannya yang kembali tegak mengingat pertempurannya dengan buk tisa pagi tadi.

"Hem oke deh kebetulan ibuk punya kripik kentang enak banget. Dek victor harus coba deh ini buatan ibu loh." Ujarnya dengan emotikon malu-malu.

"Ah maaf jadi merepotkan lagi ibuk. Tapi tidak apa-apa, saya senang juga haha" balas Victor.

Ia kemudian bergegas untuk keluar dan mengenakan kaos singlet bergambar "bung karno"warna hitam senada dengan warna kulitnya. Tak lupa ia kembali menhemprotkan parfum refil yang ia beli dari toko parfum pinggir jalan itu.

Tak lama kemudian buk tisa datang dengan jilbab coklat serta baju lengan panjang ketat yang biasa digunakan untuk gym dan legging warna hitam dengan garis putih di sisinya.



(Mulustrasi buk tisa)

"Sepi banget ya akhir-akhir ini" Ucapnya membuka obrolan. Victor yang melihat penampilan buk tisa hanya menghela napas karena baru melihat siluetnya saja sudah membuatnya konak.

"Iya mungkin karena malam senin kali orang-orang pada tidur lebih cepat" ujarnya sambil melirik bush dads buk tisa yang sedari tadi seolah memanggilnya untuk meminta di jamah.

"Ah kayanya iya. Tapi lingkungan kost ini memang tenang dan jarang ada keramaian. Karena mayoritas pekerja pabrik jadi mereka pulang sudah dalam keadaan lelah kali ya" ujar buk tisa menatap kosong kearah depan.

"Dek coba deh matiin lampu terasnya. Gak enak di liat orang dari luar gerbang" ujarnya hawatir orang menganggapnya yang tidak-tidak. (Padahal mah emang iya)

"Baik buk" Victor langsung masuk kedalam kamarnya untuk mematikan lampu.

Maka samarlah keadaan mereka kini dari luar. Sebab lampu penghuni kost juga kebanyakan mereka matikan agar menghemat uang listrik. Dan mereka jam 10 kebanyakan penghuni kost sudah pada di dalam kamar dan sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Victor dan buk tisa bercerita banyak mengenai kehidupan mereka masing-masing. Sampai pada momen dimana Victor merangkul dan menyadarkan kepala buk tisa di bahunya. Buk tisa tengah menangis menceritakan bagai mana kegalauan hatinya sendiri mengingat perlakuan suaminya yang seolah tak pernah peduli dengan kehidupannya..

Suaminya tipe yang royal dengan uang. Tapi buk tisa mengatakan bahwa tak semua hal bisa di beli dengan uang. Misalnya nafkah batin yang tidak lagi ia dapat beberapa tahun kebelakangan ini.

Victor dengan berlagak bijak memberikan nasihat yang membuat buk tisa semakin nyaman berada dalam dekapannya malam ini. Victor membelai bahu buk tisa dengan lembut sembari memberikan kecupan kecil di puncak kepala buk tisa yang menggunakan kerudung berwarna coklat itu.

"Kamu wanginya enak dek" ujar buk tisa mendongak menatap victor. Navasnya mulai menderu dengan halus.

Victor tak menjawab perkataan buk tisa ia memagut bibir buk tisa dengan lembut sembari tangannya memeluk dan mengelus punggung buk tisa.

Buk tisa tak mau kalah. Ia mememjamkan mata dan membelit dengan ganas lidah laki-laki beda ras dan agama yang sedari tadi pagi berhasil membuatnya mengalami badai orgasme yang dahsyat itu.

Ciuman mereka tidak lagi lembut. Keciplak suara lidah mereka kian nyaring di depan terus kostsan Victor. Tangan Victor sudah masuk kedalam baju buk tisa da memelintir puting susunya yang sudah mengeras.

"Cepet kunci gerbang kita pindah ke gudang aja takut ada apa-apa." Ujarnya terengah disela ciuman brutal mereka. Victor bergegas mengunci gerbang dan menyusul buk tisa yang sudah lebih dulu masuk kedalam gudang.

.
.
.
.
.
.

Continue....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd