Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN TIMUR (no sara)

Marshal18

Semprot Baru
Daftar
14 May 2021
Post
32
Like diterima
551
Bimabet
tabik..
Selamat malam para suhu sekalian..
Setelah sekian lama menjadi silent rider, saya memutuskan untuk berbagi cerita hasil karangan saya yang jelek sekali ini. Maaf bila alurnya membosankan dan penuh dengan typo.
Selamat membaca..

BAB 1 : MENAKLUKKAN JAKARTA.




Author pov..

suasana pelabuhan di Tanjung priok malam ini cukup ramai dan sedikit berdebu. Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Namun tak ada jam tetap untuk kota yang kerap terlelap dalam mimpi besarnya ini.

Dari pintu sebuah kapal yang baru beberapa puluh menit sandar ini, seorang laki-laki berbadan tegap berkulit hitam dengan tinggi 187CM itu bak raksasa di tengah keramaian manusia yang juga berdesakan hendak keluar.

Ia mencari sedikit ruang untuk kembali mengecek hp di sakunya untuk menghubungi kawannya yang sudah lebih dulu menetap di Jakarta.

"Hallo Victor! Sa sudah tunggu di depan warung dekat tempat parkir. Ko pakai baju apa?" Ucap kawannya di dalam telpon itu.

"Sa pakai baju hitam kaka, pakai topi rimba dan ransel besar. Tunggu Sa cari ko pu lokasi dulu e"

"

(Oke larena saya tidak pandai menggunakan gimmick logat bahasa daerah, sebaiknya saya gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saja"

"Akhirnya sampai juga kamu ke jakarta ya" Ucap ambri kawan lama semasa SMA dulu.

"Iya ini semua gara-gara kamu. Kalau saya tidak ada kamu, mana berani saya datang ke kota sebesar ini"

Mereka terus berbincang mengenai masa sekolah mereka yang dilalui bersama. Hingga kemudian mereka berpisah saat telah lulus dari bangku SMA.

Yulius ambri pigai meneruskan langsung merantau menyusul kakaknya untuk menjadi mata elang di Jakarta. Jadi bisa di bilang kawan dari Victor ini acap kali kerap dekat dengan dunia hitam di ibu kota.
Badannya yang lumayan tinggi walau tak setinggi Victor tetap saja banyak membuat para klien nakal jadi keder.

Sementara itu, Victor memutuskan untuk meneruskan pendidikannya hingga ke bangku kuliah. Di salah satu universitas ternama kota yogyakarta. Menempuh jurusan akutansi, dan memiliki Nilai ipk superior membuatnya lulus dengan status cumlaude.

Sebenarnya, Jakarta bukan pertama kali ini saja ia kunjungi, namun sebelum ia sudah tiga kali mengunjungi Jakarta saat masih bersatu mahasiswa. Siapa lagi yang ia kunjungi kalau bukan si ambri yang liar namun baik hati itu?

.............

Sudah hampir 5 hari di Jakarta, Victor belum mendapatkan pekerjaan, terpaksa ia harus menumpang terlebih dahulu di tempat indekost ambri. Beberapa kali ambri mengajak ale untuk ikut dan menyaksikan ia bekerja, namun langsung di tolak menta-mentah oleh Victor. Bukan sok suci, tapi Victor sudah tau bagai mana gaya hidup yang di jalani kawan seperjuangannya di SMA itu.

Narkoba, sex bebas, dan minuman keras serta judi bukanlah suatu hal sulit untuk ambri. Ia tergabung dengan kelompok persatuan-persatuan anak dari timur. Maka semenjak itulah Victor berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak terjerumus dengan dunia semacam itu. Sebab akan sangat merugi jika gelar dan otaknya tidak ia gunakan dengan baik. Ia bertekad untuk merantau dan mencari uang dengan halal agar dapat membanggakan orang tuanya di kampung sana.

...............


Minggu pagi Victor baru saja beres mencuci pakaian dan sedang duduk santai dengan kopi dan kretek di depan indekost milik ambri. Suasana perkampungan padat khas Jakarta itu sangat beda sengan rumahnya yang masih asri dan di kelilingi pemandangan hijau perbukitan dan hutan.

"Halo dek victor, lagi nyantai aja nih? Gak ada acara atau jalan-jalan gitu? Mumpung masih muda biar bisa dapat teman lebih banyak lagi"



Ujar ibu kostnya dari lantai dua depan kostnya itu. Tisa maharani, perempuan berumur 40an tahun yang masih cantik dengan body padatnya.

Ia sudah memiliki 3 anak yang sudah besar. Paling besar sudah menempuh pendidikan di salah satu universitas di bandung. Dan yang nomor dua sudah SMA dan tinggal dengan omnya di salah satu daerah di bekasi. Serta yang paling kecil masih kelas 5 sekolah dasar.

Keseharian buk tisa adalah seorang guru PNS di salah satu sekolah dasar dekat rumahnya. Dan juga menjadi guru untuk anaknya juga. Sementara suaminya adalah seorang PNS juga di salah satu instansi pemerintahan daerah di kotanya saat ini.



Ilustrasi bu tisa maharani ibu kost dari Victor.

"Ah tidak buk saya belum terlalu hafal daerah sini. Takut nyasar juga." Ucap Victor ramah kepada bu tisa.

"Ya kalau hak keluar kemana-mana gak bakal pernah tau, mumpung masih muda banyakin bergaul dek"
Ucapnya lagi. Kali ini dia tengah menggantung jemuran BH nya yang berwarna hitam.

"Iya juga sih buk, tapi kapan-kapan sajalah kalau sudah bekerja. Lagi hemat-hemat kebutuhan hidup juga ini haha" balas Victor sembari tertawa kecil.

"Sekarang kamu gak ada rencana mau kemana kan?"

Tanyanya lagi sembari fokus menatap Victor yang hanya menggunakan celana bola klub liverpool sembari bertelanjang dada memamerkan perut dan badannya yang seperti atlet binaragawan itu.

"Tidak ada buk, mungkin kalau ngantuk sebentar lagi tidur aja sepertinya." Ucap Victor yang sedikit demi sedikit mulai berontak isi celananya melihat ibu tisa hang hanya menggunakan jilbab berwarna nanya dengan celana legging berwarna navy baju dengan warna yang sama itu.



"Oh iya deh selamat istirahat dek victor, saya kedalam dulu ya" ujar buk tisa sembari mengangkat ember kosong kedalam rumahnya.

"Oke bu lanjut" Ucapnya sembari memainkan hp menghilangkan pikiran mesumnya itu.

Victor bukanlah laki-laki polos juga. Ia pernah melakukan having sex dan perjakanya juga diambil oleh mantannya yang kemudian hubungan mereka berakhir setelah Victor memutuskan untuk merantau pergi kuliah. Sementara mantannya sudah menikah dengan aparat brimob di papua sana..

"Dek ini ibu bikin Pisang goreng. Lumayan makan sambil ngopi enak" Ucapnya berjalan ke teras kostan Victor.

"Ah tidak usah repot-repot ibu. Tapi terima kasih"
Ujarnya menerima piring dari ibu tisa.

"Adek kalau enggak sibuk ntar bantuin saya ya bersin gudang, nanti saya kasih uang rokok." Ucapnya sembari duduk lesehan di depan Victor.

Buk tisa bukannya tidak menyadari dari tadi dari semenjak kegiatan menjemur pakaian dalamnya beberapa kali melihat Victor mencuri pandang kearahnya. Melihat badan Victor yang tinggi besar buk tisa ngeri dan bergidik sendiri.

"Oh boleh buk. Gausah kasih apa-apa juga saya mau buk. Santai saja saya juga lagi tidak ada kegiatan" ujarnya sembari kembali memakan pisang goreng dari buk tisa.

"Enggak gitu yaudah kalau sudah selesai ntar panggil saya ya." Ucapnya bangkit dari duduk dan mau kembali ke rumahnya.

"Sudah selesai kok buk bisa sekarang" ujarnya ikut berdiri.

"Jangan habiskan dulu pisangnya" ia menoleh kearah Victor.

" tidak apa-apa, saya ambil baju dulu" is bergegas masuk kedalam kamarnya.

"Okelah kalau begitu dek" kali ini ia mengurungkan langkahnya untuk menunggu Victor.

Suasana kost yang pagi itu begitu sepi entah penghuninya sedang tidur semua atau pergi jalan-jalan karena hari ini hari libur. Dan mayoritas penghuninya adalah karyawan swasta yang bekerja formal. Ambri dan Victor adalah satu-satunya penghuni asal Papua di lingkungan itu. Mayoritas berasal dari bandung dan Jawa tengah. Dari 10 kamar hanya merekalah manusia ras Timur.

"Yuk bu saya sudah siap" ujarnya ia keluar dengan hanya menggunakan celana yang tadi ia pakai dan kaos singlet bergambar Bob marley.

"Oke yuk ikut" ujarnya berlalu mendahului Victor.

Victor yang berjalan di belakangnya hanya menelan ludah karena menyaksikan atraksi bokong ibu kostnya itu. Seolah ingin sekali ia terkam dan menamcapkan batang timurnya sedalam mungkin.

" ini dek rapihin dan pilihin yang masih bisa di simpan atau perlu buang. Ntar saya yang ngasih tau mana aja barangnya" kata buk tisa sambil menunjukkan jobdesc untuk Victor.

"Oh siap ibuk" Victor segera mengerjakan pekerjaan yang sudah di beri ibu tisa kepada dirinya.

Badan Victor yang hitam legam makin mengkilat akibat keringat yang sudah membanjiri tubuhnya. Dengan cepat dan lincah Victor melakukan semua perintah buk tisa. Hingga akhirnya gudang yang tadinya berserakan jadi mulai rapih.



"Ini dek victor minum dulu ibu bawakan es teh"
Ujarnya membawakan segelas es teh untuk Victor.

"Terima kasih buk. Merepotkan saya dari tadi"
Ujarnya menerima gelas dari tangan buk tisa.

Victor menggelar kardus bekas tempat kulkas. Disana mereka duduk dan bercerita panjang lebar. Victor merasa gerah jadinya ia melepas baju singletnya. Jarak mereka tidak terlalu jauh. Di lantai beralas kardus mereka bercerita banyak dari jaman muda hingga urusan rumah tangga, Victor terkejut awalnya ketika buk tisa seterbuka itu menceritakan kehidupan pribadinya bersama suami.

Dari hobi memancing suaminya, hingga deretan burung di depan rumah yang menurutnya mengganggu sekali karena berisik. Bahkan dia menceritakan kalau suaminya terkena impotensi yang membuatnya tidak lagi dapat melakukan hubungan intim. Semenjak anak ketiga mereka baru lahir.

Sudah berbagai tempat pengobatan tradisional mereka datangi. Namun tak sedikitpun usaha mereka membuahkan hasil. Buk tisa juga memuji sifat Victor yang cukup sopan dari anak Timur kebanyakan yang ia ketahui selama ini dari televisi. Bahkan dia mengatakan Victor tak seperti ambri yang bau badannya tidak terlalu suka.

Pergaulan Victor yang luas di jaman kuliah membuatnya sadar untuk merawat diri. Walau tidak tampan, setidaknya tidak bau badan. Dan prinsipnya dari jaman kuliah itu ia amat syukuri sekarang. Di puji oleh wanita bohay ini siapa yang enggak bangun rudalnya?


"Maaf buk, ibu masih muda. Saya yakin ibu pasti masih mempunyai nafsu untuk berhubungan badan. Kalau bapak sudah tidak sanggup, lalu bagaimana mana ibu menyalurkan hasrat ibu?" Tanya Victor terkejut sekaligus penasaran.

"Yah gak ada sih dek paling nyibukin diri sama pekerjaan dan ngurus anak. Nyoba resep masakan baru, dan beres-beres rumah. Tapi ya gak munafik ya ibu kadang masturbasi sih. Daripada ibu selingkuh kan?" Ucapnya sedikit malu-malu menjawab pertanyaan Victor.


"Wajar buk. Usia ibu kadang lagi panas-panasnya haha" Ujar Victor mencoba memahami permasalahan buk tisa.

"Ah ibu sudah tua gini dek. Mana ada muda. Dek victor tuh masi muda badan gagah. Kalau udah dapat pacar dan kerja yang bagus jangan lama-lama. Halalin aja langsung" Ucap buk tisa melirik sekilas kearah Victor yang kini menatapnya dengan penuh arti.

"Ah mana ada tua buk. Ibu masih menarik begitu masih kencang. Dan masih seperti perempuan usia awal 30an." Ucap Victor sedikit merayu.

"Ah bisa aja dek victor. Pinter ya kalau di suruh ngerayu perempuan"

Ucap buk tisa sedikit salting dengan rayuan Victor. Ia sedang tidak bisa tenang sekarang. Melihat gelembung di selengkangan Victor yang hanya berbalut celana dalam dan celana bola tipis, vaginya gatal bukan main seolah ingin di garuk oleh milik Victor yang sepertinya berukuran tidak pada umumnya itu.

"Memang ibu tidak pernah beli alat bantu sex semacam itu? Atau yang bisa bergetar semacam vibrator? Biar lebih praktis aja begitu" tanya Victor semakin penasaran.

"Udah pernah dek. Cuma ibu itu bak bisa bentar kalau main sama suami, kalau pake yang manual seperti silikon itu pegal tangan rasanya. Tapi kalau pakai vibrator jadi perih dan perut mual. Jadi lebih enak yang asli sebenarnya" Ucap buk tisa semakin terpenting dengan obrolan yang semakin intim itu.

"Wah sama berati kita buk. Saya paling gak bisa dan gsk pernah cukup kalau cuma satu jam dua jam" ujarnya percaya diri dengan apa yang dia miliki itu.

"Wah iya. Ang enak banget sih kalau lama begitu. Ujarnya" "ya tuhan vaginaku gatal sekali" Ucapnya dalam hati mulai merasa semakin tidak tenang.



"Tapi kalau cuma lama tapi kecil mana kerasa ya buk?" Tanya Victor semakin berani melihat respon buk tisa yang semakin gelisah duduknya.


"Iya dek ibu kadang liat di film porno gitu apalagi punya orang Afrika gede-gede banget. Mentok itu pasti. Kalau punya bapak mah standar lah ukuran orang indo. Tapi ya gitu cepet banget keluarnya. Baru nempel masukin tiga kali masuk udah" ujarnya mengingat kembali percintaannya dengan suaminya yang entah sudah kapan terakhir kalinya.



"Kalau saya sih gak sombong buk. Untuk ukuran saya menang. Durasi saya menang. Cuma lawannya aja yang belum ada saat ini" Ucap Victor dengan jumawa.


"Ah masa sih dek? Emang iya ya?" Tanya buk tisa makin larut dalam pembicaraan mesum itu.


Tampa aba-aba Victor bangun dan berdiri tepat di depan wajah buk tisa. Dirinya yanh sudah kepalanya tanggung terangsang sedari di luar tadi sudah nekat. Berjudul dengan keadaan dan siap dengan segala kemungkinan yang ada.

"Maaf buk tapi ini kalau ibu tidak percaya" Ucapnya menurunkan celana bola dan celana dalamnya. Hingga akhirnya muncullah batang khas papua yang gagah hitam dan berurat. Penis sepanjang 26 CM itu berdiri gagah congkak berdiri seolah menantang untuk di hisap.

"Aduh dek ngapain astaga besar banget lagi." Antara takjub, takut dan marah buk tisa memalingkan wajahnya.

"Sudahlah buk ibu bilang susahnya ibuk tidak merasakan rasanya bercinta. Saya siap membantu ibu tampa sekalipun mengharap bayaran" ujarnya semakin mendekatkan batang penisnya kearah wajah buk tisa.

"Ayolah buk coba pegang dan rasakan, saya yakin ibu tidak akan pernah bertemu dengan yang seperkasa ini di kehidupan nyata ibu" ujarnya.


Dengan ragu buk tisa pun meraih kontol hitam berurat itu dengan pelan. Victor membantu menggerakkan tangan buk tisa maju mundur. Kali ini buk tisa mulai aktif mengocok batang kemaluan Victor. Tak hanya itu,ia dengan sukarela membuka mulutnya ketika Victor mendorong kepalanya untuk dekat. Dengan mata terpejam dan keringat mulai menetes buk tisa menghayati sekali menghisap kemaluan Victor.


Dan kemudian Victor melepas sepongan mulut buk tisa di batang kemaluannya. Ia menarik celana legging buk tisa yang di bantu dengan buk tisa yang mulai merebahkan badan diatas kardus bekas kulkas itu.

Victor yang melihat kemaluan buk tida bersih tamoa bulu sehelai pun kian kalap. Tampa permisi mulutnya menjilati dan menggigit dengan gemas memek dan klitoris buk tisa.

"Arghhh saya keluar dek" ujarnya sembari menjambak dan menceritakan kepala Victor dengan kedua pahanya.

Nafas buk tisa terengah. Matanya memejam menikmati gelombang orgasme dhasyatnya. Ia pun membuka mata ketika benda timbul mulai memaksa masuk kedalam lubang kemaluannya yang sudah banjir sedari tadi.

"Arghhh pelan-pelan dek" ujarnya sedikit menahan perut Victor. Sungguh dua sosok beda kelamin dan ras itu nampak eksotis kali ini. Dimana dia yang seorang anak Timur hitam tinggi besar tengah menyetubuhi perempuan berjilbab dengan badan bak gitar Spanyol berkulit putih itu.


Lidah mereka kini saling melilit. Dimana Victor juga tengah menurunkan BH berwarna hitam milik buk tisa dan menyedot putingnya dengan begitu buas. Buk tisa di buat merem melek dengan keganasan permainan Victor. 40 menit berlalu tak ada tanda-tanda Victor akan keluar. Hingga akhirnya dia bangun dan menggendong buk tisa lidah mereka saling melilit. Batang Victor keluar masuk dengan lancar di Liang senggama buk tisa.


Kembali kali ini Victor menurunkan buk tisa dan menyuruhnya menungging berpegang pada jendela gudang, Victor mengahajar Liang kemaluan buk tida dari belakang sembari mencium lehernya dari samping.


Hingga akhirnya Victor merasakan bahwa sesaat lagi ia akan meledak.

"Buk keluarin dimana ini" tanyanya dengan suara menggeram keenakan.

"Arghhh di luar sayang keluarin di luar ya" ujarnya dengan mata masih merem melek.

Kemudian ia mencabut batang kontolnya dan langsung mengarahkan cairan keperkasaanya di pintu Liang senggama buk tisa sembari menggesekkan kontolnya di sana. Akhirnya mereka ambruk di lantai yang tidak terlalu bersih itu. Dimana tangan Victor menjadi bantal untuk kepala buk tisa.

Tampa bicara sepatah katapun bibit mereka saling melilit penuh gairah.



.




.


Terima kasih sudah membaca cerita yang tidak jelas ini semoga tehibur. Btw saya kurang tau caranya menambahkan gambar untuk mulustrasi para tokohnya. Cerita ini akan berlanjut dan akan ada beberapa part kalau rame hehe
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd