begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 607
- Like diterima
- 10.618
•••••
Di Panti Jompo
MEMPERINGATI setahun Mami meninggal dunia, Papi mengejutkan kami anak mantunya.
Papi minta menikah. Papi bilang ia sudah punya calon, seorang janda berumur 40 tahun, kami lebih kaget lagi, selain kami geli ingin tertawa.
Masalahnya Papi sudah berumur 60 tahun. Apakah Papi masih sanggup membahagiakan istrinya yang baru berumur 40 tahun?
Dilain pihak kami juga bisa memaklumi kenapa Papi ingin menikah. Papi tidak tahan hidup sendiri.
Jika alasannya seperti ini, bisa kami terima. Karena dari ketiga anak Papi, aku dan adikku sudah menikah. Kami sudah punya rumah masing-masing.
Di rumah, Papi tinggal dengan adik laki-lakiku yang masih kuliah dan seorang pembantu yang sudah tua. Selain itu, aku tahu bahwa Papi sangat mencintai Mami. Setelah Mami meninggal, Papi pasti merasa sangat kehilangan.
Semasa Mami masih hidup, kemana-mana mereka selalu berdua meski tidak jarang mereka juga bertengkar.
Lalu aku mengajak adikku, suamiku dan suami adikku berembuk bagaimana sebaiknya Papi.
Kami lebih suka kalau Papi tinggal di panti jompo. Di panti jompo, Papi pasti mempunyai banyak aktifitas, dan banyak teman sehingga bisa menghilangkan kejenuhan Papi.
Papi bisa ngobrol dengan teman-temannya sesama lansia, Papi bisa berolahraga, dan makan terjamin.
Kami akan mencarikan Papi panti jompo yang lumayan. Yang premiumlah, istilah sekarang.
Kamar tidur sendiri, kamar mandi di dalam kamar tidur dan mempunyai fasilitas televisi serta pendingin ruangan, juga fasilitas periksa kesehatan oleh dokter.
Memang tidak murah untuk mendapatkan fasilitas seperti ini, tetapi demi kenyamanan dan untuk menyenangkan Papi kami rela merogoh kocek lebih dalam.
Lalu bagaimana kami merayu Papi supaya mau tinggal di panti jompo?
Adikku menyarankan aku supaya mengajak Papi jalan-jalan ke panti jompo, tetapi jangan ngomong pada Papi mau ke panti jompo, tetapi ke mall.
Ternyata Papi tertarik. Keinginan kami agar Papi tinggal di panti jompo pun terwujud.
#####
Seperti biasa Sabtu sore aku janjian dengan adikku untuk menengok Papi. Ternyata Sabtu itu adikku dengan suaminya dan anaknya berlibur keluar kota.
Aku datang ke panti dengan suamiku dan anakku yang berumur 4 tahun pengen ngajak Papi makan di luar.
Papi segera pergi mandi. Rupanya Denis lapar duluan, lalu papinya mengajak Denis pergi mencari makanan.
Setelah sekian menit suamiku pergi dengan Denis, kringgg... kringgg.... kringgg... handphoneku berbunyi.
“Kita nggak usah keluar makan aja ya, Mi.” kata Johan padaku.
“Kenapa?” tanyaku.
“Denis ngajak Papi makan di sini. Mami sama Papi mau makan apa, nanti Papi belikan...”
Di Panti Jompo
MEMPERINGATI setahun Mami meninggal dunia, Papi mengejutkan kami anak mantunya.
Papi minta menikah. Papi bilang ia sudah punya calon, seorang janda berumur 40 tahun, kami lebih kaget lagi, selain kami geli ingin tertawa.
Masalahnya Papi sudah berumur 60 tahun. Apakah Papi masih sanggup membahagiakan istrinya yang baru berumur 40 tahun?
Dilain pihak kami juga bisa memaklumi kenapa Papi ingin menikah. Papi tidak tahan hidup sendiri.
Jika alasannya seperti ini, bisa kami terima. Karena dari ketiga anak Papi, aku dan adikku sudah menikah. Kami sudah punya rumah masing-masing.
Di rumah, Papi tinggal dengan adik laki-lakiku yang masih kuliah dan seorang pembantu yang sudah tua. Selain itu, aku tahu bahwa Papi sangat mencintai Mami. Setelah Mami meninggal, Papi pasti merasa sangat kehilangan.
Semasa Mami masih hidup, kemana-mana mereka selalu berdua meski tidak jarang mereka juga bertengkar.
Lalu aku mengajak adikku, suamiku dan suami adikku berembuk bagaimana sebaiknya Papi.
Kami lebih suka kalau Papi tinggal di panti jompo. Di panti jompo, Papi pasti mempunyai banyak aktifitas, dan banyak teman sehingga bisa menghilangkan kejenuhan Papi.
Papi bisa ngobrol dengan teman-temannya sesama lansia, Papi bisa berolahraga, dan makan terjamin.
Kami akan mencarikan Papi panti jompo yang lumayan. Yang premiumlah, istilah sekarang.
Kamar tidur sendiri, kamar mandi di dalam kamar tidur dan mempunyai fasilitas televisi serta pendingin ruangan, juga fasilitas periksa kesehatan oleh dokter.
Memang tidak murah untuk mendapatkan fasilitas seperti ini, tetapi demi kenyamanan dan untuk menyenangkan Papi kami rela merogoh kocek lebih dalam.
Lalu bagaimana kami merayu Papi supaya mau tinggal di panti jompo?
Adikku menyarankan aku supaya mengajak Papi jalan-jalan ke panti jompo, tetapi jangan ngomong pada Papi mau ke panti jompo, tetapi ke mall.
Ternyata Papi tertarik. Keinginan kami agar Papi tinggal di panti jompo pun terwujud.
#####
Seperti biasa Sabtu sore aku janjian dengan adikku untuk menengok Papi. Ternyata Sabtu itu adikku dengan suaminya dan anaknya berlibur keluar kota.
Aku datang ke panti dengan suamiku dan anakku yang berumur 4 tahun pengen ngajak Papi makan di luar.
Papi segera pergi mandi. Rupanya Denis lapar duluan, lalu papinya mengajak Denis pergi mencari makanan.
Setelah sekian menit suamiku pergi dengan Denis, kringgg... kringgg.... kringgg... handphoneku berbunyi.
“Kita nggak usah keluar makan aja ya, Mi.” kata Johan padaku.
“Kenapa?” tanyaku.
“Denis ngajak Papi makan di sini. Mami sama Papi mau makan apa, nanti Papi belikan...”