Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan Asmara Aji

Aji, Ratih dan Tania

“Jangan diangkat mbak. Nanti di-WA aja, bilang sudah dijemput aku, lalu mau ke kosnya,” kata Aji.

Ratih dan Aji pun segera bergegas dari penginapan tersebut, menuju kos Tania. Mereka tak mau Tania curiga.

Setelah di dalam mobil bersama Aji, Ratih WA anaknya, sudah di perjalanan menuju kos Tania.

“Maaf tadi nggak tahu kalau ada telpon, nak. Ini otw ke kosmu, sama Mas Aji,” Ratih menghubungi anaknya.

“Iya ma, aku udah di kos,” jawab Tania.

Setelah mengantar Ratih ke kos Tania, Aji segera pamit untuk kembali ke penginapannya. Tubuhnya sudah lelah malam itu. Ia butuh segera istirahat dan besok pagi sudah harus mengantar Tania ke wisudanya.

***

Wisuda Tania berjalan lancar. Tania dan Ratih berterimakasih kepada Aji yang sudah bersedia mengantar dan hadir pada wisuda Tania.

“Selamat ya Tan. Sudah menjadi sarjana,” kata Aji.

“Terimakasih om,” jawab Tania.

Aji kemudian mengantar Tania ke kosnya bersama Ratih.

“Travelnya berangkat jam berapa ma?” tanya Tania ke ibunya.

“Pukul 3 sore,” jawab Ratih.

“Bentar lagi mama harus berangkat dong?” tanya Tania.

“Iya nak, kamu kapan pulang?” tanya Ratih.

“Ini masih ada beberapa hal yang masih harus diurusi. Setelah beres, nanti aku pulang ma,” jawab Tania.

“Segera pulang, jangan betah di sini,” Aji nyeletuk.

“Iya om, pinginnya buru-buru pulang,” jawab Tania.

***

“Tan, mama pulang dulu ya. Hati-hati di sini, nanti kalau pulang hubungi mama,” kata Ratih berpamitan ke anaknya.

“Iya ma, om tolongin anterin mama ya ke titik penjemputan travelnya,” pinta Tania.

“Siap, aku juga mau sekalian balik ke Surabaya,” jawab Aji.

Aji dan Ratih pun bergegas pergi dari kos Tania. Sikap Aji dan Tania biasa-biasa saja, seolah tidak pernah ada hubungan khusus. Begitu juga Aji dan Ratih, bersikap biasa-biasa saja, tidak mau Tania curiga.

***

“Di mana lokasi penjemputannya mbak?” tanya Aji pada Ratih di dalam mobil.

“Sebenarnya mobil travelnya berangkat nanti jam 4 sore. Kita masih ada waktu satu jam, ayo ke penginapan kamu dulu. Hehe,” kata Ratih.

“Ah, mbak pinter banget. Itu yang ku mau,” kata Aji.

“Sengaja tadi aku bohong pada Tania. Soalnya jika nggak sekarang, kapan lagi kita bisa kayak gini lagi,” ucap Ratih genit.

“Wah, sekali kena punyaku langsung ketagihan ni mbak. Haha,” jawab Aji.

“Kamu nih, emang jahat Ji. Berani banget. Haha. Jadi sudah terlanjur kejadian, ayo sekalian diulangi lagi,” ucap Ratih.

“Nanti pas aku pulang emang gak bisa ketemu mbak?” tanya Aji.

“Kayaknya sulit Ji, aku sibuk ngurusi Mas Husen,” jawab Ratih.

“Jadi ini bisa jadi yang terakhir ya mbak? tanya Aji.

“Ya, kalau ada kesempatan nanti bisa kan Ji,” jawab Ratih.

***

Sesampai di kamar penginapan, Aji langsung beringas. Ia melucuti semua pakaian Ratih. Ia membabi buta mencumbunya.

“Karena nggak tahu kapan lagi kita bisa beginian, akan aku puasin kamu mbak,” kata Aji.

“Ahhh. Iya Ji, ayo terusin,” desah Ratih.

Aji mencium Ratih penuh nafsu. Ratih ikut meresponnya dengan penuh nafsu juga. Bibir keduanya beradu tak terbendung.

Tangan Aji tak ada hentinya meremas payudara Ratih. Lalu mengobok-ngobok vagina Ratih.

“Aduh Ji, langsung becek ya,” kata Ratih.

“Akan kubuat lebih becek lagi mbak,” Aji menurunkan kepalanya ke selangkangan Ratih. Ia menjilati kemaluan Ratih dengan rakus.

“Aduhh, Ji,” Ratih menggelinjang tak karuan.

“Udah Ji, langsung masukin aja,” ucap Ratih.

Tanpa basa-basi, Aji langsung memasukkan penisnya ke vagina Ratih.

“Blesss,” penis Aji masuk sepenuhnya ke dalam vagina Ratih.

“Ahhhh,” rintih Ratih.

“Ji, kamu lupa pakai kondom ya? tanya Ratih.

“Gak ada kondomnya mbak. Tenang aja, nanti aku keluarin di luar,” ucap Aji.

“Awas ya, kalau keenakan. Lupa nyabut,” kata Ratih.

“Tenang aja mbak,” ucap Aji.

Keduanya pun menikmati dosa besar sore itu, sebelum Ratih kembali pulang. Keduanya mencoba berbagai posisi. Ratih benar-benar terbuai, ia mengikuti semua gaya permintaan Aji. Ratih yang sudah lama tak melakukan hubungan, tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

“Aji, kamu adalah pria kedua yang tidur dengan aku, setelah Mas Husen,” ucap Ratih sambil terus menikmati sodokan Aji.

“Wah, mbak wanita yang setia ya. Maaf mbak, aku merusak kesetiaan mbak,” kata Aji.

“Ini udah terlanjur Ji. Sudah cukup, kamu dan Mas Husen yang bisa menikmati tubuhku. Tak boleh ada pria lainnya,” kata Ratih.

“Kalau Mas Husen sudah nggak bisa, berarti cuma aku aja dong mbak? tanya Aji.

“Iya Ji, aku akan menunggu kesempatan lagi dengan kamu,” jawab Ratih.

“Wah, makasih banget mbak. Jadi merasa spesial aku. Hehe,” kata Aji sambil terus menggenjot vagina Ratih dari belakang. Ratih yang menungging, pasrah dan terus menikmati genjotan Aji.

Aji melepas penisnya dari vagina Ratih. Ia kemudian mengarahkannya ke lubang pantat Ratih.

“Mbak, pernah merasakan ini sebelumnya?” tanya Aji sambil menggesekan penisnya ke anus Ratih.

“Kalau dimasukkin lewat situ nggak pernah Ji. Mas Husen nggak pernah melakukan itu,” kata Ratih.

“Jadi akan saya berikan pengalaman pertama,” kata Aji berusaha menerobos lubang anus Ratih.

“Sakit Ji,” jerit Ratih.

Aji kemudian memberikan air liurnya ke anus Ratih, agar penisnya mudah meneorobos. Pelan-pelan Aji mencoba memasukkan penisnya lagi. Kepala penis Aji sudah masuk.

“Aduh Ji, jangan. Sakit,” Ratih kembali menjerit.

Aji tak peduli hal itu. Ia terus memasukkan penisnya. Hingga tenggelam habis.

“Ajiiiiii, sudah,” kata Ratih.

Aji masih tak peduli. Ia kemudian memaju-mundurkan penisnya. Lama-kelamaan, anus Ratih mulai longgar.

Aji kini membalik tubuh Ratih agar kembali terlentang. Ia kembali menghujam anus Ratih.

“Ahhhh,” Ratih mulai menikmati pengalaman anal pertamanya. Meskipun masih ada sedikit nyeri.


“Ahhhh. Mbak aku mau keluar,” kata Aji sambil mempercepat genjotannya.

“Saya keluarin di dalam sini ya mbak, kan nggak mungkin hamil kalau di sini,” ucap Aji.

“Terserah kamu Ji,” suara Ratih lemas. Ia sudah pasrah.

“Crot… Crot… Crot….” Aji menyemburkan spermanya di dalam anus Ratih.

“Ahhhh, enak mbak, memek dan anus mbak sama-sama enaknya,” kata Aji.

Ratih hanya diam saja. Tubuhnya kemudian tergeletak lemas di atas kasur. Disusul Aji yang ambruk, setelah mencapai puncak kenikmatan.

Aji kemudian mengeluarkan uang seratus ribu sebanyak 10 lembar dari dompetnya.

“Mbak, ini buat bayar travelnya ya,” kata Aji sembari menyerahkan uang itu ke Ratih yang masih telanjang.

“Kok banyak Ji?” kata Ratih.

“Nggak apa-apa mbak, sisanya buat kebutuhan mbak lainnya. Nanti kalau ada rezeki lebih, aku transfer mbak,” kata Aji.

“Makasih banyak Ji,” kata Ratih.

“Aku yang terimakasih banyak mbak. Dan minta maaf ya mbak, atas kejadian ini. Hehe,” ujar Aji sambil sedikit tertawa.

“Apaan sih Ji, pakai minta maaf segala,” ujar Ratih.

Tak berselang lama, ponsel Ratih berdering. Tania video call.

“Aduh, gimana nih Ji, tania video call. Aku belum pakai baju,” ucap Ratih kebingungan.

(Bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd