Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

1. Rumah Kami Surga Kami 2. Petualangan Hot 3. Langkah Langkah Jalang (TAMAT)

Bimabet
Kami teramat sangat bahagia dengan kenyataan ini. Bahwa Gina hanya membutuhkan waktu sebulan untuk latihan sedikit demi sedikit, sampai akhirnya benar - benar bisa berjalan seperti manusia normal lainnya.

Merry pun melaksanakan nazarnya, dengan membeli mobil yang semerk dengan jeepku. Hanya saja mobil yang akan dihadiahkan kepada Abah itu short chasis, sementara jeepku long chasis.

Bukan cuma itu. Merry pun mengeluarkan dana yang cukup banyak, untuk membangun rumah ibadah di dekat rumah Abah. Itu semua sebagai tanda kegembiraan dan kebahagiaan kami dengan sembuhnya Gina dari kelumpuhannya.

Dan yang paling membahagiakan kami adalah ... Gina sudah mulai hamil ... !

Aku merasa bersyukur dengan kenyataan baru ini. Bersyukur karena Gina hamil dalam keadaan sudah sembyuh dari kelumpuhannya. Karena kalau dia hamil pada saat masih lumpuh, mungkin banyak kesulitan yang harus dihadapinya.

Namun “tugas”ku belum selesai. Tugas yang terpaksa dipending dulu, karena aku “dibelokkan” ke arah Gina. Tugas untuk “mengikat” Anabella, sekretaris pribadi Merry yang sangat setia itu.

Aku tahu bahwa Anabella sering memperlihatkan sikap “caper” padaku, dengan lirikan dan senyum centilnya. Dengan sengaja menghidangkan minuman pada saat aku sedang berada di ruang kerja Merry.

Tapi, sebelum Merry menugaskan padaku untuk “mengikat” Anabella ke dalam lingkaran bisnisnya, aku cuek - cuek saja pada cewek manis dan berkulit sangat putih itu (untuk ukuran bangsa kita).

Setelah Merry berunding denganku di ruang kerjanya, Anabella pun dipanggil. Ruang kerja Anabella berdampingan dengan ruang kerja Merry.

Di depan mataku Merry berkata kepada Anabella, “Sebagaimana sudah kamu ketahui, aku ini istri keempat dari suamiku. Tapi aku dan ketiga istrinya kompak - kompak saja. Bahkan kami berempat seperti empat bersaudara yang saling menyayangi. Kami pun selalu ingin membahagiakan suami kami. Nah ... sekarang aku ingin membahagiakan suamiku ... sang Pangeran ganteng itu, “ Merry menunjuk padaku yang sedang duduk di sofa ruang kerja Merry.

“Aku gak usah ngomong bertele - tele ya, “ kata Merry lagi, “Suamiku bilang bahwa beliau suka sama kamu Bel. “

Anabella tersentak. Lalu melirik padaku dengan sikap malu - malu kucing.

“Karena baik suamiku maupun dirimu termasuk orang - orang yang paling kusayangi, aku akan mengijinkan kamu untuk mendampingi suamiku tanpa batas waktu. Pokoknya kalau suamiku menganggap kamu masih harus mendampinginya, kamu tidak usah masuk kerja dulu, “ kata Merry.

“Ja ... jadi saya ... “ Anabella tidak melanjutkan kata - katanya.

“Pokoknya kamu akan dimasukkan ke dalam lingkaran keluargaku, “ potong Merry, “Kamu mau dijadikan salah satu bagian dari keluargaku tidak ?”

“Siap, saya mau Bu Boss. “

“Kamu mengerti tujuan pembicaraanku ini ?”

“Siap mengerti Bu Boss. Bahwa saya harus mendampingi Pak Boss selama yang beliau inginkan. “

“Dan kamu mengerti apa saja yang akan terjadi dengan beliau kan ?”

Anabella mengangguk perlahan, “Me ... mengerti Bu Boss. “

“Kalau begitu, kamu ikut saja dengan beliau. Sekalian bawa pakaian untuk ganti selama sedang mendampingi beliau di dalam perjalanan bisnisnya. “

“Siap Bu. “

Merry tampak senang mendengar jawaban - jawaban Anabella itu. Lalu ia menoleh padaku sambil mengedipkan matanya. Pertanda bahwa aku bisa membawa Anabella sekarang.



Beberapa saat kemudian, Anabella sudah duduk di samping kiriku, dalam jeep long chasis yang sedang kukemudikan sendiri.

“Apakah semua ini pernah terbayangkan olehmu sebelumnya ?” tanyaku ketika mobilku sudah kularikan di atas jalan aspal.

“Sedikit pun saya gak pernah menduga kalau Pak Boss yang begitu gantengnya bisa suka sama saya. Tapi kalau melamun sih sering, “ sahut Anabella.

“Melamun apa ?”

“Hihihi ... melamun jadi pacar Pak Boss. “

Kupegang tangan kanan Anabella dengan tangan kiriku, “Kalau cuma berduaan begini, panggil aku Bang aja. Jangan pake boss - bossan. Supaya suasananya tidak kaku. Istilah saya pun buang aja. Kamu boleh menyebut dirimu dengan istilah aku aja, supaya lebih akrab. “

“Iii ... iya Boss, eh Bang. “

“Namamu Anabella. Biasa dipanggil Ana apa Bella ?”

“Bu Boss sih suka manggil Bella aja Bang. “

“Yang aku tau cewek - cewek bernama Bella kebanyakan cantik - cantik orangnya. “

“Tapi saya, eh aku jelek ya Bang. “

“Kamu ya cantik ya manis ya putih pula. Kalau tidak istimewa, aku juga takkan naksir kamu, Bel. “

“Iya Bang. Terima kasih. “

“Kita ngomong to the point aja ya. Kamu sudah punya prediksi apa yang bakal terjadi di antara kita berdua ?”

“Siap, sudah punya prediksi. “

“Apa prediksimu ?”

“Bahwa Abang akan memperlakukanku seperti istri Abang sendiri. “

“Dan kamu sudah siap untuk itu ?”

“Siap bang. “

“Kamu tentu punya alasan kenapa kamu menyatakan siap untuk kuperlakukan sepertgi istriku sendiri ?”

“Karena aku yakin masa depanku akan semakin terjamin. “

“Kalau soal itu sih jelas bakal terjadi. Masa depanmu akan lebih terjamin kelak. Tapi masa kamu gak punya alasan lain ?”

“Sebenarnya alasan utama sih kepribadian Abang sendiri. “

“Maksudmu ?”

“Abang ya ganteng ya simpatik. Dan mungkin aku bakal nyaman selama mendampingi Abang ini. Ohya Bang ... di depan ada belokan ke kanan. Rumah kontrakanku di situ. “

“Iya, “ sahutku samboil membelokkan mobilku ke kanan. Ke jalan yang agak kecil tapi tidak menyulitkanku untuk berhenti di depan rumah kontrakan Anabella.

“Boleh aku ikut ke rumah kontrakanmu ini ?” tanyaku.

“Tentu boleh Bang. “

“Sama siapa kamu tinggal di rumah ini ?”

“Sendirian aja Bang. “

Rumah kontrakan Anabella itu cuma rumah kecil. Mungkin type 45-an. Tapi bentuknya cukup elok dan artistik dan mengikuti mode zaman sekarang (minimalis).

Ketika aku masuk ke dalam rumah Anabella, terlihat rapi sekali penataannya. Semua diletakkan pada tempat yang semestinya, sehingga aku merasa kerasan tinggal di rumah kecil ini.

Anabella memegang tanganku sambil berkata, “Aku mau beresin dulu pakaian yang akan dibawa, ya Bang. “

“Kalau aku ikut ke dalam kamarmu boleh ?” tanyaku.

“Silakan aja. Tapi jangan diketawain ya Bang. Maklum semuanya barang murahan. Belum mampu beli barang bagus. “

“Aku juga hidup prihatin dulu. Pernah makan mie instant tiap hari. Berbeda dengan Bu Merry. Dia itu langsung kaya raya setelah menikah dengan konglomerat, “ sahutku sambil mengikuti langkah Bella ke dalam kamarnya.

Memang barang - barang ada di dalam kamar Bella bukan barang - barang mewah. Tapi semuanya tertata dengan rapi sekali, sehingga aku merasa nyaman setelah berada di dalamnya. Lebih nyaman lagi ketika aku bisa mendekap pinggang Bella dari belakang. Sambil berbisik, “Kamu sudah pengalaman dalam soal cowok ?”

“Ah, belum Bang, “ sahut Bella, “Pengalaman apa ? Pacaran aja belum. Cuma berteman dekat dengan banyak cowok, tapi semuanya kuanggap teman aja. “

“Berarti kamu masih perawan dong. “

“Masih lah Bang. Apa perlu dibuktikan ?”

“Kalau mentalmu udah siap, nanti kita buktikan. “

“Silakan. Kalau dengan Abang aku akan merelakannya. Karena aku yakin Abang akan menjamin masa depanku. “

“Iya Bel. Soal itu sih jangan takut. Bahkan sekali pun kamu hamil, aku dan Bu Merry akan membiayainya. Asalkan jangan minta kawin aja, karena istriku sudah empat. Gak bisa nambah lagi. “

“Gak apa Bang. Yang penting Abang jangan sia - siakan aku nanti. “

Kuputar badan Bella agar berhadapan denganku. Lalu kulingkarkan lenganku di lehernya sambil menyahut, “Aku bukan manusia kejam Bel. “

Lalu kucium bibirnya dengan segenap kehangatanku.

Setelah ciumanku terurai, Bella mendekap dadaku sambil berkata lirih, “Kalau Abang perecaya, baru sekali inilah bibirku dicium cowok. Aku memang cewek kuper, karena terlalu memusatkan pikiranku ke pendidikan dahulu. “

“Kalau dilihat dari biodatamu, kamu menyelesaikan es-satu di usia duapuluhdua ya. “

“Iya Bang. Aku tamat SMA dki usia tujuhbelas, lalu kuliah dan selesai di usia duapuluhdua. “

“Dengan predikat cumlaude pula ya ?”

“Iya Bang. “

“Kerja di Bu Merry sudah berapa lama ?”

“Sudah tiga tahun Bang. “

“Emangnya umur Bella sekarang berapa ?”

“Selawe Bang. “

“Apa itu selawe ?”

“Duapuluhlima Bang. “

“Oh iya ... sampe lupa. Selikur dua likur, tiga likur empat likur ... selawe. Hahahaaa ... “

“Ohya Bang, kata Bu Boss, kita mau ada perjalanan bisnis. Perjalanan ke mana ?”

“Ke Surabaya. Tapi anggap aja kita sedang liburan ke Surabaya. Karena semua perusahaanku di Surabaya sudah ada yang mengelola. AKu hanya mau inspeksi dadakan aja. “

“O, mau sidak ya. “

“Iya. Ayo mana pakaian yang mau dibawa itu ? Sudah diberesin ?”

“Sudah Bang. Aku kan selalu melipat dan menyimpan pakaian bersih di koper. Supaya kalau Bu Boss mengajak ke luar kota tinggal angkat kopernya aja. “

“Ayo ... kita berangkat sekarang. “

“Siap Bang. “



Sebenarnya ingatanku masih tertuju kepada Gina terus. Apalagi sekarang, Gina sudah mengandung janin yang berasal dari benihku. Karena itu untuk sementara aku harus melupakan Gina dulu, untuk melaksanakan tugas ena - ena ini. Tugas untuk “mengikat” Anabella yang tampak masih segar itu, laksana pucuk daun yang siap untuk dijadikan lalapan.

Dan aku tidak mau acara khususku terganggu. Karena itu kubawa Bella ke villaku yang pernah dijadikan tempat pertemuan dengan Mrs. Alana waktu datang untuk kesekian kalinya ke Indonesia. Bukan ke villa yang di puncak bukit itu.

“Kita santai dulu di villa ini. Setelah kenyang, baru kita terbang ke Surabaya. Oke ?” cetusku sebelum turun dari mobil.

Bella mengangguk sambil tersenyum. Mungkin dia sudah mengerti apa yang akan terjadi di villa yang hanya 5 kilometer di pinggiran kotaku. Jadi kalau mau makan, dengan mudah bisa mendapatkannya tak jauh dari villa ini.

Villa yang di puncak bukit itu sudah kujual. Dengan keuntungan yang lumayan banyak. Akju menganggap villa di puncak bukit itu tidak efektif. Karena membutuhkan perawatan terus, sementara dipakainya hanya sekali - sekali. Sebagai orang yang sering aktif di bidang properti, aku tidak sayang - sayang menjual rumah atau villa mana pun, asalkan ada untungnya. Lalu cari lagi rumah - rumah yang bisa kubeli, juga untuk dijual kembali setelah direnovasi menurut kebutuhannya masing - masing.

Villa yang tidak jauh dari kota ini pun, mungkin saja akan kujual kembali kalau harga jualnya bagus.

Tapi sebelum dijual, apa salahnya kumanfaatkan untuk “urusan” pribadiku dulu, untuk “menyantap” Bella yang masih segar ini ?

“Sudah bisa menduga apa yang akan kita lakukan di villa ini kan ?” ucapku setelah berada di dalam villa.

“Iya, “: Bella mengangguk, “Makanya aku jadi degdegan Bang. “

“Hahahaaa ... kenapa degdegan ? Memangnya aku mau menyakitimu ? Aku justru akan membuatmu merem melek ... “ sahutku sambil menjawil dagunya yang ada belahan di tengahnya. Dan dagunya itu salah satu keistimewaan Anabella.

Lalu aku duduk di sofa ruang depan, sambil menarik lengan Bella sampai terduduk di atas pangkuanku. Kedua lenganku pun mendekapnya sambil berbisik, “Setelah terbukti kamu benar - benar masih perawan, aku akan memanjakanmu Bel. “

“Iya Bang. Terima kasih. “

“Bagaimana perasaanmu sekarfang ? Masih degdegan ?” tanyaku sambil menyelinapkan tanganku ke belahan gaun merah hati bagian depannya.

“Masih. Tapi bukan degdegan takut Bang. Hanya karena belum tau aja apa yang harus kulakukan nanti. “

“Mungkin sama degdegannya dengan pengantin menjelang malam pertamanya ... ” ucapku dengan tangan yang sudah berhasil menyelinap ke balik behanya. Dan berhasil menggenggam toketnya yang masih segar dan mulai menghangat.

“Iya Bang. “

“Memekmu dicukur apa gondrong ?”

“Hihihiii ... nanti kan bisa Abang liat sendiri. “

“Kan biar ada tanya jawab dulu. “

“Dicukur bersih Bang. Sesuai dengan instruksi Bu Boss. “

“Bu Merry sampai nyuruh nyukur jembut segala ?”

“Iya. Biar sehat katanya. “

Aku menciumi tengkuk Bella. Tangan kiriku masih memegang toketnya, sementara tangan kananku menyelinap ke balik gaun bagian bawahnya, merayapi paha licinnya sampai menemukan celana dalamnya. Lalu kuselinapkan tanganku ke balik celana dalam Bella. Dan ... benar ucapannya barusan. Bahwa memeknya bersih dari bulu.

“Kalau bersih begini enak jilatinnya Bel, “ ucapku sambil mengusap - usap memek Bella yang masih bercelana dalam.

“Memangnya pake jilat - jilatan segala Bang ?”

“Kan biar lancar ngambil keperawananmu. Biar basah dan licin dulu. “

“Mmmm ... aku merinding Bang. “

“Biar jangan merinding, mendingan kita pindah ke kamar yuk. “

Bella mengangguk. Lalu berdiri dan mengikuti langkahku menuju kamar.

Villa ini memang kurenovasi abis - abisan. Karena aku menyediakannya untuk Mrs. Alana, taipan dari Macau itu.

Maka wajar saja kalau Bella berkata, “Viilla ini mewah sekali Bang. “

Yang kusahut, “Ya. Karena tamunya pun seorang gadis yang sangat istimewa di mataku. “

“Bang ... aku tidak bisa munafik. Sejak dibawa dari kantor Bu Boss tadi, aku sudah jatuh cinta kepada Abang, “ ucap Bella sambil membenamkan wajahnya di dadaku.

“Berarti aku tidak bertepuk sebelah tangan dong. Aku sudah terang - terangan bilang sama Bu Merry, bahwa aku suka kamu. Untungnya Bu Merry itu penuh pengertian orangnya. Lalu mempersilakanku membawamu ... “

“Iya ... aku juga kagum pada Bu Boss yang begitu sayangnya kepada Abang dan juga padaku sendiri. Sampai beliau mengijinkan kita bersama ... seperti sekarang ini. “

“Betul. makanya aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa aku takkan pernah meninggalkan Bu Merry sampai kapan pun, “ ucapku yang sebenarnya memancing Bella agar membuka isi hatinya, demi Merry tercinta.

“Sama Bang. Aku juga bertekad begitu. Takkan meningga;lkan Bu Merry sampai kapanpun, “ sahut Bella.

Ucapan Bella itu menggembirakanku. Karena tujuan utama misiku kali ini, adalah ingin “mengikat” Bella agar tetap setia kepada Merry sebagai sekretaris prfibadi. Karena Bella sudah banyak tahu rahasia perusahaan - perusahaan Merry yang banyak itu.

Mudah - mudahan saja Merry masih akan menugaskanku untuk “mengikat” sosok lainnya lagi. Biar aku bisa ena - ena lagi. Hahahaaaaaaa .... !



Kupegang kancing gaun berwarna merah hati Bella, sambil berkata, “Buka ya gaunnya. Biar gak kusut. “

Bella mengangguk sambil tersenyum pasrah.

Lalu kulepaskan kancing gaun yang berada di bagian punggungnya itu. Dan gaun itu langsung terjatuh ke kaki pemiliknya, yang lalu dilepaskan oleh Bella dan digantungkannya di kapstok.

Dalam keadaan tinggal berbeha dan bercelana dalam, keindahan tubuh Bella semakin jelas di mataku. Tubuh yang tinggi langsing tapi tidak kurus dan berkulit putih mulus sekali telah berdiri di depan mataku, dengan wajah canrtik dan manis yang telah bersikap pasrah padaku.

Hmm ... Merry ... sering - sering aja aku disuguhi cewek secantik dan semulus seperti Bella ini ... !

Supaya Bella tidak rikuh, kutanggalkan juga segala yang melekat di tubuhku, kecuali celana dalam yang kubiarkan melekat pada tempatnya. Lalu kuraih tangan Bella ke atas bed, dengan gairah yang sudah membara.

Bella p[un menelungkup di atas bed, membuatku punya kesempatan untuk melepaskan kancing kait beha yang berada di punggungnya. Lalu kucelentangkan tubuh yang sangat putih dan mulus itu.

Bella tampak malu - malu ketika aku menghimpitnya sambil memegang payudaranya yang berukuran sedang dan masih terasa kencang sekali ini.

Aku pun mulai memagut bibir Bella ke dalam ciuman dan lumatanku. Sementara tanganku mjulai meremas toket padat kencangnya dengan lembut. Tubuh Bella pun mulai terasa menghangat.

Terlebih setelah bibir dan lidahku mulai menggeluti leher jenjangnya yang harum parfum mahal. Di zaman sekarang, mahasiswi pun banyak yang sudah menggunakan parfum mahal, tapi tentu saja kalau orang tua mereka level menengah ke atas. Kalau beli parfum mahal tapi orang tuanya dari level menengah ke bawah, berarti maksain. Demi pencitraaan di tengah teman - temannya.





















Sex is more than an act of pleasure, it’s the ability to be able to feel so close to a person, so connected, so comfortable that it’s almost breathtaking to the point you feel you can’t take it. And at this moment you’re a part of them.
THOM YORK


Seks lebih dari sekadar kesenangan, itu adalah kemampuan untuk bisa merasa begitu dekat dengan seseorang, begitu terhubung, begitu nyaman sehingga hampir menakjubkan sampai pada titik yang Anda rasa Anda tidak bisa menerimanya. Dan pada saat ini Anda adalah bagian dari mereka.
THOM YORK










(Bersambung ke Bagian Berikutnya)
 
Kami teramat sangat bahagia dengan kenyataan ini. Bahwa Gina hanya membutuhkan waktu sebulan untuk latihan sedikit demi sedikit, sampai akhirnya benar - benar bisa berjalan seperti manusia normal lainnya.

Merry pun melaksanakan nazarnya, dengan membeli mobil yang semerk dengan jeepku. Hanya saja mobil yang akan dihadiahkan kepada Abah itu short chasis, sementara jeepku long chasis.

Bukan cuma itu. Merry pun mengeluarkan dana yang cukup banyak, untuk membangun rumah ibadah di dekat rumah Abah. Itu semua sebagai tanda kegembiraan dan kebahagiaan kami dengan sembuhnya Gina dari kelumpuhannya.

Dan yang paling membahagiakan kami adalah ... Gina sudah mulai hamil ... !

Aku merasa bersyukur dengan kenyataan baru ini. Bersyukur karena Gina hamil dalam keadaan sudah sembyuh dari kelumpuhannya. Karena kalau dia hamil pada saat masih lumpuh, mungkin banyak kesulitan yang harus dihadapinya.

Namun “tugas”ku belum selesai. Tugas yang terpaksa dipending dulu, karena aku “dibelokkan” ke arah Gina. Tugas untuk “mengikat” Anabella, sekretaris pribadi Merry yang sangat setia itu.

Aku tahu bahwa Anabella sering memperlihatkan sikap “caper” padaku, dengan lirikan dan senyum centilnya. Dengan sengaja menghidangkan minuman pada saat aku sedang berada di ruang kerja Merry.

Tapi, sebelum Merry menugaskan padaku untuk “mengikat” Anabella ke dalam lingkaran bisnisnya, aku cuek - cuek saja pada cewek manis dan berkulit sangat putih itu (untuk ukuran bangsa kita).

Setelah Merry berunding denganku di ruang kerjanya, Anabella pun dipanggil. Ruang kerja Anabella berdampingan dengan ruang kerja Merry.

Di depan mataku Merry berkata kepada Anabella, “Sebagaimana sudah kamu ketahui, aku ini istri keempat dari suamiku. Tapi aku dan ketiga istrinya kompak - kompak saja. Bahkan kami berempat seperti empat bersaudara yang saling menyayangi. Kami pun selalu ingin membahagiakan suami kami. Nah ... sekarang aku ingin membahagiakan suamiku ... sang Pangeran ganteng itu, “ Merry menunjuk padaku yang sedang duduk di sofa ruang kerja Merry.

“Aku gak usah ngomong bertele - tele ya, “ kata Merry lagi, “Suamiku bilang bahwa beliau suka sama kamu Bel. “

Anabella tersentak. Lalu melirik padaku dengan sikap malu - malu kucing.

“Karena baik suamiku maupun dirimu termasuk orang - orang yang paling kusayangi, aku akan mengijinkan kamu untuk mendampingi suamiku tanpa batas waktu. Pokoknya kalau suamiku menganggap kamu masih harus mendampinginya, kamu tidak usah masuk kerja dulu, “ kata Merry.

“Ja ... jadi saya ... “ Anabella tidak melanjutkan kata - katanya.

“Pokoknya kamu akan dimasukkan ke dalam lingkaran keluargaku, “ potong Merry, “Kamu mau dijadikan salah satu bagian dari keluargaku tidak ?”

“Siap, saya mau Bu Boss. “

“Kamu mengerti tujuan pembicaraanku ini ?”

“Siap mengerti Bu Boss. Bahwa saya harus mendampingi Pak Boss selama yang beliau inginkan. “

“Dan kamu mengerti apa saja yang akan terjadi dengan beliau kan ?”

Anabella mengangguk perlahan, “Me ... mengerti Bu Boss. “

“Kalau begitu, kamu ikut saja dengan beliau. Sekalian bawa pakaian untuk ganti selama sedang mendampingi beliau di dalam perjalanan bisnisnya. “

“Siap Bu. “

Merry tampak senang mendengar jawaban - jawaban Anabella itu. Lalu ia menoleh padaku sambil mengedipkan matanya. Pertanda bahwa aku bisa membawa Anabella sekarang.



Beberapa saat kemudian, Anabella sudah duduk di samping kiriku, dalam jeep long chasis yang sedang kukemudikan sendiri.

“Apakah semua ini pernah terbayangkan olehmu sebelumnya ?” tanyaku ketika mobilku sudah kularikan di atas jalan aspal.

“Sedikit pun saya gak pernah menduga kalau Pak Boss yang begitu gantengnya bisa suka sama saya. Tapi kalau melamun sih sering, “ sahut Anabella.

“Melamun apa ?”

“Hihihi ... melamun jadi pacar Pak Boss. “

Kupegang tangan kanan Anabella dengan tangan kiriku, “Kalau cuma berduaan begini, panggil aku Bang aja. Jangan pake boss - bossan. Supaya suasananya tidak kaku. Istilah saya pun buang aja. Kamu boleh menyebut dirimu dengan istilah aku aja, supaya lebih akrab. “

“Iii ... iya Boss, eh Bang. “

“Namamu Anabella. Biasa dipanggil Ana apa Bella ?”

“Bu Boss sih suka manggil Bella aja Bang. “

“Yang aku tau cewek - cewek bernama Bella kebanyakan cantik - cantik orangnya. “

“Tapi saya, eh aku jelek ya Bang. “

“Kamu ya cantik ya manis ya putih pula. Kalau tidak istimewa, aku juga takkan naksir kamu, Bel. “

“Iya Bang. Terima kasih. “

“Kita ngomong to the point aja ya. Kamu sudah punya prediksi apa yang bakal terjadi di antara kita berdua ?”

“Siap, sudah punya prediksi. “

“Apa prediksimu ?”

“Bahwa Abang akan memperlakukanku seperti istri Abang sendiri. “

“Dan kamu sudah siap untuk itu ?”

“Siap bang. “

“Kamu tentu punya alasan kenapa kamu menyatakan siap untuk kuperlakukan sepertgi istriku sendiri ?”

“Karena aku yakin masa depanku akan semakin terjamin. “

“Kalau soal itu sih jelas bakal terjadi. Masa depanmu akan lebih terjamin kelak. Tapi masa kamu gak punya alasan lain ?”

“Sebenarnya alasan utama sih kepribadian Abang sendiri. “

“Maksudmu ?”

“Abang ya ganteng ya simpatik. Dan mungkin aku bakal nyaman selama mendampingi Abang ini. Ohya Bang ... di depan ada belokan ke kanan. Rumah kontrakanku di situ. “

“Iya, “ sahutku samboil membelokkan mobilku ke kanan. Ke jalan yang agak kecil tapi tidak menyulitkanku untuk berhenti di depan rumah kontrakan Anabella.

“Boleh aku ikut ke rumah kontrakanmu ini ?” tanyaku.

“Tentu boleh Bang. “

“Sama siapa kamu tinggal di rumah ini ?”

“Sendirian aja Bang. “

Rumah kontrakan Anabella itu cuma rumah kecil. Mungkin type 45-an. Tapi bentuknya cukup elok dan artistik dan mengikuti mode zaman sekarang (minimalis).

Ketika aku masuk ke dalam rumah Anabella, terlihat rapi sekali penataannya. Semua diletakkan pada tempat yang semestinya, sehingga aku merasa kerasan tinggal di rumah kecil ini.

Anabella memegang tanganku sambil berkata, “Aku mau beresin dulu pakaian yang akan dibawa, ya Bang. “

“Kalau aku ikut ke dalam kamarmu boleh ?” tanyaku.

“Silakan aja. Tapi jangan diketawain ya Bang. Maklum semuanya barang murahan. Belum mampu beli barang bagus. “

“Aku juga hidup prihatin dulu. Pernah makan mie instant tiap hari. Berbeda dengan Bu Merry. Dia itu langsung kaya raya setelah menikah dengan konglomerat, “ sahutku sambil mengikuti langkah Bella ke dalam kamarnya.

Memang barang - barang ada di dalam kamar Bella bukan barang - barang mewah. Tapi semuanya tertata dengan rapi sekali, sehingga aku merasa nyaman setelah berada di dalamnya. Lebih nyaman lagi ketika aku bisa mendekap pinggang Bella dari belakang. Sambil berbisik, “Kamu sudah pengalaman dalam soal cowok ?”

“Ah, belum Bang, “ sahut Bella, “Pengalaman apa ? Pacaran aja belum. Cuma berteman dekat dengan banyak cowok, tapi semuanya kuanggap teman aja. “

“Berarti kamu masih perawan dong. “

“Masih lah Bang. Apa perlu dibuktikan ?”

“Kalau mentalmu udah siap, nanti kita buktikan. “

“Silakan. Kalau dengan Abang aku akan merelakannya. Karena aku yakin Abang akan menjamin masa depanku. “

“Iya Bel. Soal itu sih jangan takut. Bahkan sekali pun kamu hamil, aku dan Bu Merry akan membiayainya. Asalkan jangan minta kawin aja, karena istriku sudah empat. Gak bisa nambah lagi. “

“Gak apa Bang. Yang penting Abang jangan sia - siakan aku nanti. “

Kuputar badan Bella agar berhadapan denganku. Lalu kulingkarkan lenganku di lehernya sambil menyahut, “Aku bukan manusia kejam Bel. “

Lalu kucium bibirnya dengan segenap kehangatanku.

Setelah ciumanku terurai, Bella mendekap dadaku sambil berkata lirih, “Kalau Abang perecaya, baru sekali inilah bibirku dicium cowok. Aku memang cewek kuper, karena terlalu memusatkan pikiranku ke pendidikan dahulu. “

“Kalau dilihat dari biodatamu, kamu menyelesaikan es-satu di usia duapuluhdua ya. “

“Iya Bang. Aku tamat SMA dki usia tujuhbelas, lalu kuliah dan selesai di usia duapuluhdua. “

“Dengan predikat cumlaude pula ya ?”

“Iya Bang. “

“Kerja di Bu Merry sudah berapa lama ?”

“Sudah tiga tahun Bang. “

“Emangnya umur Bella sekarang berapa ?”

“Selawe Bang. “

“Apa itu selawe ?”

“Duapuluhlima Bang. “

“Oh iya ... sampe lupa. Selikur dua likur, tiga likur empat likur ... selawe. Hahahaaa ... “

“Ohya Bang, kata Bu Boss, kita mau ada perjalanan bisnis. Perjalanan ke mana ?”

“Ke Surabaya. Tapi anggap aja kita sedang liburan ke Surabaya. Karena semua perusahaanku di Surabaya sudah ada yang mengelola. AKu hanya mau inspeksi dadakan aja. “

“O, mau sidak ya. “

“Iya. Ayo mana pakaian yang mau dibawa itu ? Sudah diberesin ?”

“Sudah Bang. Aku kan selalu melipat dan menyimpan pakaian bersih di koper. Supaya kalau Bu Boss mengajak ke luar kota tinggal angkat kopernya aja. “

“Ayo ... kita berangkat sekarang. “

“Siap Bang. “



Sebenarnya ingatanku masih tertuju kepada Gina terus. Apalagi sekarang, Gina sudah mengandung janin yang berasal dari benihku. Karena itu untuk sementara aku harus melupakan Gina dulu, untuk melaksanakan tugas ena - ena ini. Tugas untuk “mengikat” Anabella yang tampak masih segar itu, laksana pucuk daun yang siap untuk dijadikan lalapan.

Dan aku tidak mau acara khususku terganggu. Karena itu kubawa Bella ke villaku yang pernah dijadikan tempat pertemuan dengan Mrs. Alana waktu datang untuk kesekian kalinya ke Indonesia. Bukan ke villa yang di puncak bukit itu.

“Kita santai dulu di villa ini. Setelah kenyang, baru kita terbang ke Surabaya. Oke ?” cetusku sebelum turun dari mobil.

Bella mengangguk sambil tersenyum. Mungkin dia sudah mengerti apa yang akan terjadi di villa yang hanya 5 kilometer di pinggiran kotaku. Jadi kalau mau makan, dengan mudah bisa mendapatkannya tak jauh dari villa ini.

Villa yang di puncak bukit itu sudah kujual. Dengan keuntungan yang lumayan banyak. Akju menganggap villa di puncak bukit itu tidak efektif. Karena membutuhkan perawatan terus, sementara dipakainya hanya sekali - sekali. Sebagai orang yang sering aktif di bidang properti, aku tidak sayang - sayang menjual rumah atau villa mana pun, asalkan ada untungnya. Lalu cari lagi rumah - rumah yang bisa kubeli, juga untuk dijual kembali setelah direnovasi menurut kebutuhannya masing - masing.

Villa yang tidak jauh dari kota ini pun, mungkin saja akan kujual kembali kalau harga jualnya bagus.

Tapi sebelum dijual, apa salahnya kumanfaatkan untuk “urusan” pribadiku dulu, untuk “menyantap” Bella yang masih segar ini ?

“Sudah bisa menduga apa yang akan kita lakukan di villa ini kan ?” ucapku setelah berada di dalam villa.

“Iya, “: Bella mengangguk, “Makanya aku jadi degdegan Bang. “

“Hahahaaa ... kenapa degdegan ? Memangnya aku mau menyakitimu ? Aku justru akan membuatmu merem melek ... “ sahutku sambil menjawil dagunya yang ada belahan di tengahnya. Dan dagunya itu salah satu keistimewaan Anabella.

Lalu aku duduk di sofa ruang depan, sambil menarik lengan Bella sampai terduduk di atas pangkuanku. Kedua lenganku pun mendekapnya sambil berbisik, “Setelah terbukti kamu benar - benar masih perawan, aku akan memanjakanmu Bel. “

“Iya Bang. Terima kasih. “

“Bagaimana perasaanmu sekarfang ? Masih degdegan ?” tanyaku sambil menyelinapkan tanganku ke belahan gaun merah hati bagian depannya.

“Masih. Tapi bukan degdegan takut Bang. Hanya karena belum tau aja apa yang harus kulakukan nanti. “

“Mungkin sama degdegannya dengan pengantin menjelang malam pertamanya ... ” ucapku dengan tangan yang sudah berhasil menyelinap ke balik behanya. Dan berhasil menggenggam toketnya yang masih segar dan mulai menghangat.

“Iya Bang. “

“Memekmu dicukur apa gondrong ?”

“Hihihiii ... nanti kan bisa Abang liat sendiri. “

“Kan biar ada tanya jawab dulu. “

“Dicukur bersih Bang. Sesuai dengan instruksi Bu Boss. “

“Bu Merry sampai nyuruh nyukur jembut segala ?”

“Iya. Biar sehat katanya. “

Aku menciumi tengkuk Bella. Tangan kiriku masih memegang toketnya, sementara tangan kananku menyelinap ke balik gaun bagian bawahnya, merayapi paha licinnya sampai menemukan celana dalamnya. Lalu kuselinapkan tanganku ke balik celana dalam Bella. Dan ... benar ucapannya barusan. Bahwa memeknya bersih dari bulu.

“Kalau bersih begini enak jilatinnya Bel, “ ucapku sambil mengusap - usap memek Bella yang masih bercelana dalam.

“Memangnya pake jilat - jilatan segala Bang ?”

“Kan biar lancar ngambil keperawananmu. Biar basah dan licin dulu. “

“Mmmm ... aku merinding Bang. “

“Biar jangan merinding, mendingan kita pindah ke kamar yuk. “

Bella mengangguk. Lalu berdiri dan mengikuti langkahku menuju kamar.

Villa ini memang kurenovasi abis - abisan. Karena aku menyediakannya untuk Mrs. Alana, taipan dari Macau itu.

Maka wajar saja kalau Bella berkata, “Viilla ini mewah sekali Bang. “

Yang kusahut, “Ya. Karena tamunya pun seorang gadis yang sangat istimewa di mataku. “

“Bang ... aku tidak bisa munafik. Sejak dibawa dari kantor Bu Boss tadi, aku sudah jatuh cinta kepada Abang, “ ucap Bella sambil membenamkan wajahnya di dadaku.

“Berarti aku tidak bertepuk sebelah tangan dong. Aku sudah terang - terangan bilang sama Bu Merry, bahwa aku suka kamu. Untungnya Bu Merry itu penuh pengertian orangnya. Lalu mempersilakanku membawamu ... “

“Iya ... aku juga kagum pada Bu Boss yang begitu sayangnya kepada Abang dan juga padaku sendiri. Sampai beliau mengijinkan kita bersama ... seperti sekarang ini. “

“Betul. makanya aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa aku takkan pernah meninggalkan Bu Merry sampai kapan pun, “ ucapku yang sebenarnya memancing Bella agar membuka isi hatinya, demi Merry tercinta.

“Sama Bang. Aku juga bertekad begitu. Takkan meningga;lkan Bu Merry sampai kapanpun, “ sahut Bella.

Ucapan Bella itu menggembirakanku. Karena tujuan utama misiku kali ini, adalah ingin “mengikat” Bella agar tetap setia kepada Merry sebagai sekretaris prfibadi. Karena Bella sudah banyak tahu rahasia perusahaan - perusahaan Merry yang banyak itu.

Mudah - mudahan saja Merry masih akan menugaskanku untuk “mengikat” sosok lainnya lagi. Biar aku bisa ena - ena lagi. Hahahaaaaaaa .... !



Kupegang kancing gaun berwarna merah hati Bella, sambil berkata, “Buka ya gaunnya. Biar gak kusut. “

Bella mengangguk sambil tersenyum pasrah.

Lalu kulepaskan kancing gaun yang berada di bagian punggungnya itu. Dan gaun itu langsung terjatuh ke kaki pemiliknya, yang lalu dilepaskan oleh Bella dan digantungkannya di kapstok.

Dalam keadaan tinggal berbeha dan bercelana dalam, keindahan tubuh Bella semakin jelas di mataku. Tubuh yang tinggi langsing tapi tidak kurus dan berkulit putih mulus sekali telah berdiri di depan mataku, dengan wajah canrtik dan manis yang telah bersikap pasrah padaku.

Hmm ... Merry ... sering - sering aja aku disuguhi cewek secantik dan semulus seperti Bella ini ... !

Supaya Bella tidak rikuh, kutanggalkan juga segala yang melekat di tubuhku, kecuali celana dalam yang kubiarkan melekat pada tempatnya. Lalu kuraih tangan Bella ke atas bed, dengan gairah yang sudah membara.

Bella p[un menelungkup di atas bed, membuatku punya kesempatan untuk melepaskan kancing kait beha yang berada di punggungnya. Lalu kucelentangkan tubuh yang sangat putih dan mulus itu.

Bella tampak malu - malu ketika aku menghimpitnya sambil memegang payudaranya yang berukuran sedang dan masih terasa kencang sekali ini.

Aku pun mulai memagut bibir Bella ke dalam ciuman dan lumatanku. Sementara tanganku mjulai meremas toket padat kencangnya dengan lembut. Tubuh Bella pun mulai terasa menghangat.

Terlebih setelah bibir dan lidahku mulai menggeluti leher jenjangnya yang harum parfum mahal. Di zaman sekarang, mahasiswi pun banyak yang sudah menggunakan parfum mahal, tapi tentu saja kalau orang tua mereka level menengah ke atas. Kalau beli parfum mahal tapi orang tuanya dari level menengah ke bawah, berarti maksain. Demi pencitraaan di tengah teman - temannya.





















Sex is more than an act of pleasure, it’s the ability to be able to feel so close to a person, so connected, so comfortable that it’s almost breathtaking to the point you feel you can’t take it. And at this moment you’re a part of them.
THOM YORK


Seks lebih dari sekadar kesenangan, itu adalah kemampuan untuk bisa merasa begitu dekat dengan seseorang, begitu terhubung, begitu nyaman sehingga hampir menakjubkan sampai pada titik yang Anda rasa Anda tidak bisa menerimanya. Dan pada saat ini Anda adalah bagian dari mereka.
THOM YORK










(Bersambung ke Bagian Berikutnya)
Mantab, pagi2 baca nya jadi tambah semangat hehe, makasih non nina
 
Baru tau hotel bintang 3 ada guest room dilantai 1 (dasar)???

Setauku sih yg ada guest room dilantai 1 itu hanya bintang 1-melati dan atau bentuk losmen (villa).

Yasudah mungkin aku yg kurang perkembangan. Klo di mamakota jelas gak boleh itu.
Suhu Yuri yth,
Dengan adanya komentar suhu tersebut di atas, nubie langsung kirim email kepada yang namanya disamarkan sebagai Sam atau Sammy dalam thread ini.
Berikut balasan email dari Sam

Mbak Neena yang baik,

Komentator itu benar Mbak. Saya juga baru sadar bahwa yang disebut lantai 1 itu adalah lantai 2, sedangkan lantai 1 disebut lantai dasar. Pada waktu mau ngedrop rombongan, mobil saya diputar dulu jalannya dan berhenti di “lantai 1” yang sebenarnya lantai 2.

Sebenarnya ini sudah banyak dilakukan orang, yang sebenarnya melanggar izin yang telah diberikan kepada ownernya. Misalnya di Bandung, ada mall 5 lantai. Tapi lantai 1,2 dan 3 pakai kode. FA, FB, FC dsb. Lalu pada lantai 4 barulah ada tulisan angka 1 di lift. Lantai 5 tulisannya 2. Mall tersebut dekat bandara, jadi sebenarnya tidak boleh membangun tinggi - tinggi.

Mungkin izinnya dikeluarkan untuk 2 lantai, tapi lalu direkayasa sedemikian rupa agar bisa membangun 5 lantai. Tentu ada kerjasama dengan pihak pemberi izin juga Mbak.

Buat komentator saya haturkan terima kasih

Sammy
 
Makasih sist updatenya

Ayo sam bikin ababella keenakan untuk memambah koleksi anak anak mu yang mungkin saat ini udah puluhab jumlahnya.

Langsung exe bella sore ini ya sisy. Ditunggu teta sehat .... Dan yang terpenting :
1. jaga jarak
2. Jangan bersentuhan dulu
3. Cucu memek sehabis di pakai .... Eee salah sist cuci tangangan habis pegang hp atau komputer ya.
Biar sehat dan cerita ini terus mengalir sampai di muaranya.

Thank sist @Neena .
 
Makasih sist updatenya

Ayo sam bikin ababella keenakan untuk memambah koleksi anak anak mu yang mungkin saat ini udah puluhab jumlahnya.

Langsung exe bella sore ini ya sisy. Ditunggu teta sehat .... Dan yang terpenting :
1. jaga jarak
2. Jangan bersentuhan dulu
3. Cucu memek sehabis di pakai .... Eee salah sist cuci tangangan habis pegang hp atau komputer ya.
Biar sehat dan cerita ini terus mengalir sampai di muaranya.

Thank sist @Neena .
Memek punya cucu juga ya ?:p
 
Suhu Yuri yth,
Dengan adanya komentar suhu tersebut di atas, nubie langsung kirim email kepada yang namanya disamarkan sebagai Sam atau Sammy dalam thread ini.
Berikut balasan email dari Sam

Mbak Neena yang baik,

Komentator itu benar Mbak. Saya juga baru sadar bahwa yang disebut lantai 1 itu adalah lantai 2, sedangkan lantai 1 disebut lantai dasar. Pada waktu mau ngedrop rombongan, mobil saya diputar dulu jalannya dan berhenti di “lantai 1” yang sebenarnya lantai 2.

Sebenarnya ini sudah banyak dilakukan orang, yang sebenarnya melanggar izin yang telah diberikan kepada ownernya. Misalnya di Bandung, ada mall 5 lantai. Tapi lantai 1,2 dan 3 pakai kode. FA, FB, FC dsb. Lalu pada lantai 4 barulah ada tulisan angka 1 di lift. Lantai 5 tulisannya 2. Mall tersebut dekat bandara, jadi sebenarnya tidak boleh membangun tinggi - tinggi.

Mungkin izinnya dikeluarkan untuk 2 lantai, tapi lalu direkayasa sedemikian rupa agar bisa membangun 5 lantai. Tentu ada kerjasama dengan pihak pemberi izin juga Mbak.

Buat komentator saya haturkan terima kasih

Sammy
Bahkan supaya lebih objektif nubie kirim WA ke seorang pemilik hotel berbintang.
Beliau menjawab, "Soal lantai 1 ada kamarnya atau tidak. tergantung designnya Mbak. Lagian tidak semua hotel five star itu bertingkat - tingkat. Coba lihat di Bali, banyak resort bintang lima yang gak bertingkat kan ? Yang menentukan tingkatan itu dari dinas parawisata dan asosiasi internasional. Meski kamarnya sedikit (minimal 100 kamar) kalau fasilitas dan pelayanannya sudah bintang 5, bisa aja diakui sebagai hotel bintang 5 oleh asosiasi.
Jadi yang penting kalau sudah memenuhi standard, hotel 2 lantai juga bisa aja diakui asosiasi sebagai hotel bintang lima. Standardnya itu banyak sekali Mbak. Nanti kalau kita ketemu akan saya bawa bukunya, biar jelas."
 
Bimabet
Bagian 05



B
elieve it or not, setelah berobat ke ahli spiritual itu, Gina mulai menunjukkan gejala - gejala kesembuhannya. Dia bisa merasakan ketika disentuh betisnya, lututnya mau pun pahanya. Padahal tadinya semua bagian itu sudah mati rasa.

Maka kami bawa lagi ke tempat Abah yang sangat kuhormati itu, karena aku percaya kalau beliau punya ilmu yang tidak banyak dimiliki oleh manusia lainnya. Bahkan di dalam perjalanan menuju rumah Abah, Merry berkata, “Waktu kita ke rumah Abah tempo hari, kulihat ada tiga ijazah doktor honoris causa dikeluarkan oleh universitas - universitas di luar negeri. Hebat sekali Abah itu ya. “

“Ya, “ sahutku, “menurut keterangan istri Abah, pemberian gelar itu diberikan karena rektor - rektor ketiga universitas itu disembuhkan dari penyakitnya yang sudah menahun, “ sahutku.

“Berarti beliau memang orang hebat ya. “

“Iya. Dan yang aku suka, Abah tidak pernah takabur. Beliau hanya bilang, iya atau insya Allah. Tidak pernah bilang yang melebihi kapasitasnya sebagai manusia. “

Merry mengangguk - angguk. Lalu berkata, “Aku punya nazar, kalau Mbak Gina sudah sembuh, aku akan memberikan sebuah mobil baru buat Abah. Di rumahnya tampak sudah ada mobil, tapi sudah tua sekali. “

“Mengingat medannya sulit, kalau mau ngasih mobil jangan sedan. Belikan mobil yang tinggi aja, seperti mobil ini, “ sahutku.

“Mobil dengan merek yang sama dengan mobil ini tapi yang short chasis aja gimana ?”

“Ya. Kalau gak salah yang short chasis jauh lebih murah. “

“Betul. Ayang setuju kalau ngasih mobil semerek dengan mobil ini tapi yang short chasis ?”

“Setuju. “



Kunjungan kami yang kedua ini harus ngantri, karena sudah banyak orang yang menunggu gilirannya. Sehingga kami baru kebagian dipanggil setelah hari menuju sore.

Agak lama Gina diperiksa oleh Abah. Sampai pada kesimpulan bahwa semuanya harus bersabar. Dan kalau Gina sudah benar - benar bisa berjalan, kami harus membawanya ke tempat Abah lagi.

Dalam perjalanan pulang dari rumah Abah, terdengar suara Gina di belakang seat-ku, “Aku yakin Abah bisa menyembuhkan kelumpuhanku. Sekarang juga aku mulai bisa menggerak - gerakkan jari kakiku nih. “

“Ohya ?!” Merry kaget lalu menoleh ke belakang. Memperhatikan jari kaki kakaknya. Lalu menepuk bahuku, “Betul Yang. Jari kaki Mbak Gina sudah bisa digerak - gerakkan. Padahal tadinya gak bisa ... !”

“Syukurlah. Nanti di rumah harus dilatih sedikit demi sedikit. Mudah - mudahan akan terjadi penyembuhan juga sedikit demi sedikit, “ sahutku.

Hari mulai malam ketika kami baru mencapai setengah dari perjalanan pulang ke kota kami. Aku pun mulai menguap - nguap, karena barusan keluar dari jalan yang berbatu - batu. Dan kini mulai menginjak jalan aspal yang mulus.

Tampaknya Merry memperhatikanku. Ia pun berkata, “Kalau capek atau ngantuk, istirahat aja di hotel. Besok baru kita lanjutkan lagi, “ kata Merry.

“Mungkin iya nih. Harus istirahat dulu. Sebentar lagi kita akan melewati kota yang ada hotelnya, “ sahutku.

“Ya udah. Istirahat aja dulu di hotel itu nanti. “

Tak lama kemudian, jeepku sudah melewati batas kota. Lalu mulai memasuki kota yang suasananya selalu nyaman itu.

Tak sulit untuk mencari hotel bintang tiga yang sering kujadikan tempat istirahat itu. Lalu kubelokkan mobilku ke depan pintu lobby. Merry dan Gina bersama kedua perawatnya turun di depan pintu lobby, sementara aku memarkirkan dulu jeepku di areal parkir. Kemudian turun dari mobilku dan melangkah ke arqah front office. Kuminta dua kamar yang bednya dua. Kemudian menghampiri Merry dan Gina yang duduk di kursi rodanya dikendalikan oleh kedua perawatnya.

Kebetulan kamar - kamar yang diberikan kepada kami terletak di lantai satu. Sehingga tak sulit membawa - bawa Gina tanpa harus memakai lift segala.

Aku, Merry dan kakaknya memakai satu kamar, sementara kedua perawat itu diberi kamar yang di samping kamar kami. Setelah berada di dalam kamar yang sudah kami booking, Merry berbisik ke dekat telingaku. “AKu tidur sendiri gak apa apa. Yang penting Mbak Gina temenin bobo, ya Sayang. “

Aku mengangguk. Lalu mengganti pakaianku dengan baju dan celana piyama. Lalu naik ke atas bed yang sudah direbahi oleh Gina.

Gina belum tidur. Dia sedang menggemari sesuatu. Menggerak - gerakkan jari kakinya.

Aku pun iseng, merayapkan ujung jariku ke betisnya ... ke lututnya ... dan merayap terus ke pahanya yang terbuka lewat belahan kimononya. “Terasa ?” tanyaku.

“Terasa, “ sahut Gina yang sedang duduk dengan menyelonjorkan sepasang kaki putih mulusnya.

Lalu aku iseng lagi. Menggaruk - garuk telapak kakinya.

“Hihihihihiiiii ... geli Sam ... geliii ... ! “ pekiknya dengan kaki menjauh dari tanganku.

“Haaa ?! Sudah bisa menggerakkan kaki Gin ?” seruku.

Merry pun melompat turun dari bednya. Ingin ikut menyaksikan perubahan yang telah terjadi itu.

“Iya Sam ... aku bisa menggerakkan kakiku lagi ... tuh lihat ... “ ucap Gina sambil menggerak - gerakkan kedua kakinya sambil menelentang.

Merry tampak senang sekali. Lalu mencium pipi kakaknya dengan sikap ceria.

“Sejak awal aku yakin bahwa Gina akan sembuh. Soalnya kedua kakinya tidak mengecil. Kelihatan normal - normal saja kan ?”

“Iya. Tadi Abah minta agar Mbak Gina dilatih jalan sedikit - sedikit. Nanti setibanya di rumah, Mbak harus mau dilatih jalan kaki sedikit - sedikit ya, “ kata Merry sambil membelai rambut kakaknya.

Sepasang mata bening Gina tampak berkaca - kaca. Lalu berkata lirih, “Semuanya ini berkat kalian berdua. Berkat kasih sayang Merry yang selalu mendukungku dari A sampai Z. Berkat kasih sayang Sam juga, yang telah memberikan petunjuk ke rumah Abah itu. “

“Aku dan Merry memang sayang Gina, “ kataku sambil mencium kedua pipi Gina.

Sementara itu Merry ngasih kode. Menyuruhku tidur bersama kakaknya.

Kemudian Merry pindah ke bed satunya lagi. Dan langsung tengkurap di balik selimutnya.

Aku mengerti, kalau Merry memintaku tidur bersama Gina, berarti aku dianjurkan untuk menyetubuhi Gina.

Karena itu aku merebahkan diri di samping Gina, sambil merayapkan tanganku ke balik kimononya. Dan seperti biasanya, kalau mau tidur Gina tak pernah mengenakan beha dan celana dalam. Maka ketika tanganku merayap ke arah selangkangan Gina, jemariku langsung menyentuh memeknya.

Gina melirik padaku sambil tersenyum manis. Manis sekali senyum Gina itu. Sepasang bola mata beningnya pun bergoyang perlahan. dan aku mulai memainkan tanganku untuk mengelus - elus kelentitnya yang sudah kuhafalkan di mana letaknya. Gina pun menggewliat. Dan ketika kuperhatikan dengan seksama, sepasang kakinya ikut bergerak, sesuai dengan irama elusanku di kelentitnya. Dan ini berarti bahwa sepasang kaki Gina sudah normal ... !

Ini membuatku jadi sangat bergairah. Bergairah untuk mempermainkan memek Gina dengan tanganku. Bergairah untuk menjilati memek Gina sampai basah. Dan semakin bergairah ketika kedua kaki Gina bergerak - gerak terus, diiringi oleh desah - desah nafasnya yang terdengar erotis sekali.

Maka pada waktu batang kemaluanku mulai membenam ke dalam liang memek Gina, terjadi sesuatu yang lain dari biasanya. Bahwa sepasang kaki Gina merenggang lebar. Ini pertanda normalnya Gina sekarang ... !

Dan kalau Gina sudah benar - benar sembuh, bisa berjalan kaki seperti manusia normal lainnya, ooo ... terbayang ... bahwa aku sudah memiliki wanita yang tercantik di antara wanita - wanitaku ... !

Setelah batang kemaluanku membenam amblas ke dalam liang memeknya, aku berbisik ke telinga si cantik, “Waktu aku mengentotmu ... gerakin pantatmu ya Cantik. Hitung - hitung latihan ... “

“Iya Sayang ... kayak gini ya gerakannya .... ?” tanya Gina sambil menggoyang - goyang pinggulnya yang membuat penisku serasa dikocok oleh liang memeknya. .

“Betul ... betul sekali ... !” sahutku sambil mulai mengayun penisku laksana gerakan pompa manual.

Gina menyambut keindahan ini dengan pelukan hangatnya di leherku. Dengan ciuman mesranya di bibirku.

Oooo ... bahagianya hatiku, karena merasa sedang menyetubuhi wanita muda yang sangat cantik dan normal pula. Padahal tadinya kalau aku menyetubuhi Gina, aku merasa seolah tengah menyetubuhi mayat. Karena kedua kaki Gina hanya tergolek mati. Kalau aku ingin kedua kakinya merenggang, harus aku sendiri yang merenggangkannya.

Tapi kini segalanya terasa hidup. Terasa normal. Betapa bahagianya hatiku ini. Karena merasa telah berhasil dengan usahaku untuk menyembuhkan kelumpuhannya.

Gina pun terasa jadi responsif. Ketika entotanku makin menggila, ia merintih -rintih dengan sepasang kaki yang gedebak - gedebuk, terkadang merenggang lebar, terkadang merapat, terkadang kedua kakinya melingkari pinggangku, sehingga aku bisa membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin ... sampai mentok di dasar liang memeknya dan membuat Gina terpejam sambil menahan nafasnya ... mungkin saking nikmatnya ... !

Rintihan - rintihan erotisnya pun mulai terdengar mewski perlahan sekali (mungkin takut membangunkan Merry yang tampak sudah tepar di pulau bantal). “Saaam ... ooo .... oooooh .... Saaaam .... ini ... ini luar biasa ... luar biasa enaknya Saaaaaam ... entot aku sepuasmu Saaam ... enak sekali ... ooooh ... enak sekali ... iyaaaa ... iyaaaa ... entot terus Saaaam ... entoooottttt .... entooooootttttt ... Saaaaam ... aku semakin cinta padamu Saaaaam .... “

Meski sedang asyik mengentot memek Gina, aku masih sempat menjilati telinganya, lalu membisikinya, “Aku juga semakin cinta padamu, Cantik .... !”

Dan permainan surgawi ini makin lama makin bergairah. Sehingga keringat kami pun mulai membasahi tubuh kami.

Sampai pada suatu titik ... ketika Gina berbisik bahwa ia sudah mau orgasme, aku pun mempercepat entotanku ... makin lama makin cepat ... sampai di titik puncak ini, ketika Gina terkejang - kejang, aku pun membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin. Tidak menggerakkannya lagi. Pada saat itulah terjadi sesuatu yang berbarengan. Bahwa ketika liang memek Gina berkedut - kedut kencang, moncong penisku pun menembak - nembakkan pejuhku ... crottt ... croooooootttttt ... crooottttttttttt ... croooootttttttttt ...crooooooooooooooooooooooottttttttttttttttt ... crottttttt ... crooooootttttt ... croooooottttttttttttttttttttttttttt ... !

Terasa banyak sekali air mani yang termuntahkan dari moncong penisku ini. Maklum sudah berhari - hari aku tidak menyetubuhi siapa pun.
Boleh minta alamatnya abah gak gan?6
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd