Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah Suami Fuji Akan Tahu Perbuatan Tomi ke Istrinya ??


  • Total voters
    106
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
2nd Sex

Foto yang mulai memudar itu terpasang rapi di sebuah bingkai sederhana. Bingkai yang dihiasi sedikit debu dibeberapa sisinya. Foto yang diambil lebih dari 20 tahun yang lalu itu menunjukkan sepasang insan yang berbahagia. Baju pernikahan adat jawa dipakai pasangan yang baru menikah itu.

Saat ini bingkai foto itu tergeletak di lantai dingin kamar. Biasanya dia berada rapi di atas meja samping kasur. Beberapa menit lalu seorang pemuda mengambilnya dari atas meja dan meletakkanya di bawah lantai. Permukaan bingkai foto itu perlahan mulai basah ditetesi air dari atas. Bukan air hujan dari atas atau air yang biasa digunakan untuk mengelap bingkai tersebut. Melainkan air yang mulai deras menetes dari kelamin wanita yang tersenyum di dalam foto pernikahan itu.

“Ahhhhhhh...... Memmmeeekkkk Tante Tambah Enaaaaaakkkkkk”
“Tomiiiiii.... Arrrgggghhh... Urrgghhh.... Ahhhhh”
“Srrrrrttt.... Cppaaakkk.... Cppoookkkk..... Plakkk.. Plokkkk....Cepleeesssssss......Uuhhhhhhh....”
Terdengar jelas persetubuhan dua insan lawan jenis di kamar tidur yang sepi di siang bolong itu.
“Srrrtttttt....... Ssssrrrrrrr......Aaaakkkkhhhhh” Cairan bening kembali deras membasahi bingkai foto dan lantai kamar......




Flashback POV Fuji



Kakiku gemetar saat membuka pintu belakang rumah, dadaku terasa sesak bergemuruh karena emosi. Air mataku kembali menetes perlahan. Aku segera membuka pintu menuju kamar mandi. Kulepas perlahan satu persatu pakaianku. Kubuka hijabku dan hidungku mencium bekas bau ludah mulut orang lain. Perlahan kutarik ke bawah celana dalamku yang penuh bercak mengering.

Kunyalakan keran air untuk mengisi bak dan aku perlahan terduduk di bawah pancuran shower. Kembali aku meratapi nasibku hari ini. Baru saja aku dilecehkan habis-habisan oleh tetanggaku. Kehormatanku yang kujaga untuk suami tercintaku hari ini dinodai secara paksa. Makin deras air mataku yyang samar terguyur air hangat dari shower. Kulampiaskan emosi sambil menangis terisak-isak. Beberapa saat aku larut dalam emosi dan aku ingat. Anak gadisku sebentar lagi pulang, aku harus bersikap biasa saja seakan-akan aib yang baru saja menimpaku tidak terjadi. Aku tidak ingin juga video bugil anak kesayanganku itu tersebar luas.

Anak bajingan itu sudah berjanji kepadaku untuk tidak menyebarkan video tidak senonoh itu jika aku melayani nafsu binatangnya. Jika sampai dia macam-macam akan kulaporkan langsung ke orang tuanya. Begitu tekadku dalam hatiku. Akupun segera melakukan mandi wajib seperti biasa setelah bercinta dengan suamiku. Kuambil shampoo untuk keramas. Kuraih sabun sirih, kubersihkan bekas-bekas kelamin Tomi di sekitar selangkangan. Kucoba mengorek-ngorek lubang vaginaku agar sisa-sisa sperma yang baru saja dengan tidak sopan masuk, segera keluar. Kusemprot pelan lubang vaginaku dengan air untuk mengakhiri ritual mencuci kemaluan. Jujur aku masih bisa merasakan sensasi penis Tomi yang baru saja mengaduk-aduk seisi vaginaku.

Penis yang ukurannya lebih panjang dan gemuk dibanding punya suamiku. Terasa penuh dan sesak ketika dengan penuh nafsu dia menunggangiku di posisi telungkup. Aku yang berbulan-bulan merindukan belaian suamiku hari ini malah tertimpa kesialan. Bermili-mili sperma hangat anak tetanggaku mengisi penuh lubang rahimku. Diantara pikiran yang berkecamuk kuselesaikan mandi besarku di hari yang sudah menjelang sore ini. Kuambil handuk dan mulai mengeringkan tubuh basahku.

Aku mencoba berpikir, apa yang membuat Tomi begitu bernafsu kepadaku. Apa memang tubuhku masih menarik bagi pria muda sepertinya ? Aku yang sempat minder karena ukuran payudaraku yang tidak besar, mengingat-ingat lagi saat beberapa jam yang lalu Tomi meremasnya penuh nafsu meskipun masih tertutup baju dan bra. Ironisnnya dia sudah menyentuh langsung bagian tubuhku yang paling sensitif. Tapi payudaraku yang lebih mudah diraih malah belum tersentuh kulitnya secara langsung. Bahkan terakhir sebelum aku melompati tembok belakang, dia sempat kembali meremas dan menjawil garis vaginaku yang masih tertutup pakaian.

Setelah selesai mengeringkan tubuh aku segera menuju lemari untuk berganti baju. Tidak lama lagi anakku pulang. Kudengar handphoneku bergetar, ada pesan masuk. Handphone yang kutinggal di kamar ketika aku berjalan ke ruang eksekusi tadi. Kulihat ada 2 pesan dari nomor Tomi. Kucoba membukanya diantara chat tagihan hutang suami yang juga masuk ke nomorku. Aku menghela nafas, kulihat fotoku yang sedang tertidur diatas kasur dan gamisku tersingkap hingga bagian vaginaku terekspos bebas. Tak kubalas pesan ucapan terimakasihnya. Aku bertekad menjalani sisa hari ini dengan memendam perasaan malu dan marah akibat perbuatan Tomi.




Sore itu setelah mengantar Fuji melewati tembok belakang, kuselesaikan pekerjaanku hingga petang. Setelah mandi dan bersih-bersih aku ingin menghilangkan pegal-pegal di badanku. Segera kuambil kunci mobil dan tancap gas ke tempat pijat langgananku. Setelah 45 menit menembus jalan, aku sampai ke lokasi thematic massage yang lumayan sering aku kunjungi. Aku sudah kenal akrab dengan 2 GRO cantiknya bahkan pernah juga menelanjangi mereka diluar jam kantor. ( Akan kuceritakan di beberapa part kedepan )

Kubuka pintu utama dan berjalan santai ke arah resepsionis, salah satu GRO bernama Ella tersenyum menyambutku. Setelah cipika-cipiki dan basa-basi sebentar aku langsung memesan room untuk massage. Aku minta yang ada kamar mandi dalam. Kutanyakan apa terapis idolaku available saat itu. Ella mengiyakan dan langsung memberi isyarat untuk langsung naik ke room sementara di memanggil terapis yang kuorder. Kutunggu di depan room dan tidak lama muncul sosok cantik yang beberapa kali sudah kutemui. Anggun namanya, wanita bertubuh bertinggi badan 160 cm dan tubuh langsing proporsional. Sudah lebih dari 5 kali aku RO dengan Anggun. Pijatannya yang cenderung medium dan suaranya yang lembut saat mengobrol di tengah sesi massage membuatku nyaman. Bahkan aku pernah mengajaknya “break SOP” di dalam room. Asal tahu saja, disini SOP maksimalnya hanya HJ dan pijat vitalitas. Tapi kenakalan dan kenekatanku membuatku beberapa kali melanggar kebijakan di dalam room, bahkan hingga sampai diluar room.

Singkat cerita sore itu kuhabiskan dengan pijatan lembut Anggun dan diakhiri ledakan cairan kelamin di masing-masing mulut. Kusedot-sedot lembut vagina Anggun saat cairan bening terpercik keluar. Di waktu bersamaan penisku mengeluarkan isi kantongnya di dalam sedotan bibir sensual Anggun.

Mulustrasi Anggun






Badanku yang sudah terasa ringan membuatku bisa pulang dengan santai. Esok paginya setelah sarapan dan membereskan beberapa pekerjaan penting. Aku mulai mengedit hasil rekaman kamera yang kupasang di kamar. Beberapa adegan yang dengan jelas merekam persetubuhanku dengan Fuji kemarin siang, mulai kurapikan dan kuedit seperti agar adegan film porno yang mau dijual. Setelah selesai dan menunggu proses render selesai, aku melihat jam yang menunjukkan sudah hampir pukul jam 11 siang.

Kubuka CCTV rahasiaku yang masih berfungsi normal di rumah Fuji. Kulihat sosok Fuji keluar kamar dan menuju pintu belakang. Segera aku bergegas berdiri dan menuju pintu belakang rumah. Kuminum sebentar ramuan rahasiaku yang membuat staminaku tetap terjaga. Aku berjalan pelan ke halaman belakang sambil diam-diam kutengokkan kepala ke rumah Fuji. Kulihat dia memakai daster biru muda tanpa lengan sedang merapikan jemuran yang sedang digantung. Aku segera melompati pagar dan langsung menyapanya.

“Selamat siang Tante Sayangg..”
Fuji yang kaget segera menoleh ke arahku sambil menunjukkan raut khawatir. “Mau apa lagi kamu ?”
“Aku cuma mau tahu keadaan Tante saja kok”
“Khawatir tante sedang kenapa-kenapa karena tidak membalas chatku dari kemarin”
“Kamu kirim foto itu apa maksudnya ?” Tanya Fuji
“Untuk koleksi pribadi saja Tante.” Balasku sambil tersenyum
“Kecuali kalau tante macam-macam cerita ke orang lain tentang hubungan kita, cukup dengan jentikan jari foto tante yang kecapekan ngentot akan jadi konsumsi publik”

“Stooopppp!!! Jangan lagi siksa aku dan keluargaku Tomi”
“Kamu sudah janji kemarin” Fuji mulai menghardik
“Ya aku bilang kan kalau aku puas hutang tante Tomi anggap lunas. Sekarang Tomi belum puas, masih ingat kan kemarin Tomi masih ngaceng sebelum tante keluar kamar. Itu tandanya Tomi belum puas te...” Ujarku sambil terkekeh.

“Memang bajingan kamu Tomi” tangan kanan Fuji mengambil ancang-ancang untuk menampar wajahku. Kutahan tangannya sebelum mendarat ke pipiku dan segera kupelintir ke belakang. Tangan kiriku segera melingkari lehernya dan sedikit kutekan dengan keras. Suara Fuji tertahan karena himpitan lenganku di lehernya. Kuseret tubuh mungilnya ke dalam kamar tidurnya dan kudorong hingga dia terjermbab ke kasur. Kututup pintu kamar dan dengan penuh nafsu aku mulai menyerbu tubuh indah Fuji.

Sedikit kutarik dasternya hingga sedikit robek di bagian pundak. “Sreekkkk” suara robekan kain dan rintihan kesakitan Fuji ketika lengannya kembali kutekuk dengan keras terdengar. “Awwww sakiitttt!!!!”
“Sudah tante tenang dulu ya, kalau tante teriak dan ada orang yang dengar nanti kita bisa digerebek karena berbuat mesum” Bisikku di telinganya.
“Biar.... Biar semua orang tahu kelakuan bejatmu” kata Fuji penuh amarah
“Ya kalau mau tante silahkan, tapi aku jamin setiap orang yang masuk ke rumah akan melihat tubuh bugil tante yang sedang kuentot. Mungkin aja mereka malah ikutan gabung ngentotin tante bareng-bareng bukan malah menggerebek kita berdua” Hihihihi....
Raut wajah Fuji berubah.

Aku mengambil inisiatif segera menyibak dasternya keatas, kulihat lagi pantat langsing yang tertutup CD putih polos. Tanpa pikir panjang dengan kasar kutarik segitiga pelindung kemaluannya itu ke bawah. Langsung kuhunus kontolku yang sudah tegang, tanpa pemanasan aku segera menindih tubuhnya dalam keadaan telungkup dan menjejalkan kembali kontolku diantara pangkal pahanya yang semakin mengatup. Sedikit kesulitan aku menemukan lubang kencingnya, setelah beberapa detik kurasakan ada celah di antara daging lembut yang sedikit terbelah dan langsung kuhentakkan pinggulku keras-keras.

“Arrrrrgggggghhhhhhhh Sakit..... Toolooooonggggg” Fuji melolong pilu
Jika ada orang lain di dalam rumah, dia pasti bisa mendengar suara kesakitan Fuji.
Sayangnya siang itu hampir tidak ada aktifitas di deretan blok pinggir sawah itu. Para penghuninya sedang kerja di luar rumah atau sibuk dengan kegiatan masing-masing di dalam rumah.

Kamar tidur yang merupakan ruang pribadi Fuji saat ini dipenuhi kombinasi suara deritan ranjang, tubuh manusia yang beradu, nafas berat memburu penuh nafsu dan erangan wanita.
“Dritttt...... Dritttt..... Drittttt..... Drittttt........ Drittttt.....”
“Plokk.....Plokkk..... Cplookkkk..... Cplookkkkk...”
“Nggghhhhh...... Nnggghhhhh.... Nggghhhhh”
“Ahhhhh...... Ahhhhhhh....... Haaaaahhhhhhh...... Ahhhhhhhh...... Ahhhh.... Ahhhhh”

Setelah beberapa saat bergesekan, memek Fuji secara alami mulai mengeluarkan cairan pelumas. Meskipun hatinya menolak, kontol keras yang sedang dengan kasar menumbuk lubang intimnya tanpa ampun itu membuat syaraf-syaraf sensitifnya mulai terangsang. Dan perlahan membasahi relung-relung daging lembut yang mulai malu-malu menjepit dan memeluk mesra benda tumpul panjang yang sedang keluar masuk.

Setelah mulai kurasakan memek Fuji terangsang, kucabut kontolku secara tiba-tiba. Aku bangkit melepas semua pakaianku. Kutarik tubuh Fuji dan mulai kutelanjangi juga tubuhnya yang mulai basah berkeringat. Kulepas daster dan bra kecilnya. Kuhempaskan dengan posisi telentang. Ahhh akhirnya aku bisa menyaksikan tubuh bugil impianku dalam jarak sangat dekat. Aku tidak terburu-buru langsung memasukkan kembali kontolku. Kubuka perlahan pahanya, kutindih tubuh mulusnya dan mulai kugesek-gessekkan kontolku diluar bibir memeknya. Bibirku memburu bibir Fuji dan mulai menlumat dengan penuh nafsu. Saat ini dia mulai pasrah tanpa perlawanan.Sepertinya dia mulai merelakan tubuhnya kembali dijamah oleh pria yang saat ini sedang menggunulinya penuh gairah.

Kumasukkan lidahku ke dalam bibir Fuji, kuraih lidahnya dan kuputar-putar di dalam mulutnya. Tanganku kiriku menahan lehernya agar diam tidak menghindar sementara tangan kananku mulai memainkan puting payudara Fuji. Puting yang mulai menggelap karena usia, terlintas dalam benakku andai saja aku bisa menikmati tubuh Fuji 20 tahun yang lalu. Puting susunya masih berwarna pink dan menggairahkan. Sama seperti puting milik Sukma anak kandungnya.

Setelah puas melumat bibir dan bersilat lidah, Bibirku perlahan semakin ke bawah. Kujilati leher Fuji dan ketinggalkan bekas cupangan di leher bagian kiri. “Ccccppppoooookkkk” Suara bibirku yang perlahan lepas dari kulit lehernya disambut dengan suara rintihan “Awwwww......”
Kutelusuri lagi tubuhnya semakin kebawah, kulihat sepasang payudara mungil yang mulai mengendur. Putingnya sedikit menegang karena dari tadi sudah kurangsang pemiliknya. Aku mulai memainkan bibir dan jari-jariku secara bergantian. Kusedot dan kupelintir kecil puting payudara Fuji. Kedua tangannya tanpa sadar mulai mengelus dan meremas rambut di kepalaku. Rupanya wanita paruh baya ini mulai terangsang dan menikmati cumbuanku. Bibirnya juga terus mengeluarkan suara desahan.

Setelah beberapa saat bermain-main di payudaranya, bibirku semakin turun ke arah pusarnya dan bertemu rimbunan rambut yang dicukur rapi. Kuhirup dan kuresapi aroma vagina favoritku. Lidahku mulai menjilati kedua sisi labia mayora milik Fuji sambil jempol kiriku menekan-nekan ujung klirotisnya. “Srrrrpppppp...... Mmppphhhh.... Lick...Lick..Lick..Srrrrppppp” Lidahku berputar-putar disekitar klitoris Fuji bergantian dengan jempol kiri yang aktif mengusap-usap titik rangsang perempuan yang dikenal alim ini.
Bibirku bergantian menjilat, menyedot dan mengecup vagina Fuji. Jari kiriku juga bergantian mengelus, memutar dan keluar masuk ke lubang intim tetanggaku ini.

“Aaargggggghhhh.... Aaaaahhh.... Ahhhh..... Aahh.... Ahhhhhh.....” desahan Fuji semakin intens. Pinggulnya mulai terangkat dan mengejang. Tak lama kemudian cairan bening kembali berebutan keluar dari vagina Fuji. “OOOOOOOOHHHHHH...... Crrrrruuutttttt...... Serrrrrrr......” Kubuka mulutku sambil sedikit menutup mata dengan jarak 5 cm dari lubang yang menyemburkan cairan cinta itu. Beberapa semprotan air mengenai wajah, alis, pipi hingga daguku. Mulutku sengaja menganga untuk merasakan air surgawi yang keluar drai kelamin Fuji.

Setelah semburan mereda kembali kusedot kencang-kencang lubang memek Fuji. Tubuhnya yang baru saja terhempas ke kasur kembali menegang menerima serangan bibirku di daerah intimnya. Kupuas-puaskan bermain dengan memek Fuji. Kujilati juga paha dalam Fuji yang masih terasa mulus dan lembut. Setelah 5 menit berjarak dari orgasme yang diraih Fuji, aku mulai bangkit mengambil posisi misionaris.

Kutekuk kedua lututnya ke arah samping. Kubuka lebar-lebar selangkangan Fuji hingga labia mayoranya yang masih basah terpampang jelas. Kuarahkan kembali kontolku dan dalam waktu singkat “Jlebbbbb..... Ahhhhhhh” kembali kejantananku bersarang di memek yang sedang terangsang berat ini.



Kembali kelaminku beradu dengan kelaminnya. Jika beberapa saat yang lalu masih banyak penolakan dari diri Fuji. Saat ini ditengah suara riuh persetubuhan kami, bahasa tubuh Fuji seakan pasrah. Dia sudah ikut merasakan kenikamatan seksual dan seperti ingin terus merasakannya.

“Ahhhhh Enak Tooommmmm vagina tante kamu apakan tadi.... Aaahhhhhh”
“Ohhhhhhh Memekkk tante habis aku buat mainan tante..... Kapanpun tante mau Tomi siap bikin memekk tante enak kayak tadi..... Hahhhhhhh”
Pinggulku terus menghujam kebawah dengan ritme stabil. Kadang-kadang kuselingi dengan hentakan tajam dan dalam. Kadang kugoyang dengan cepat dan dangkal seperti serangan blitzkrieg. Desahan Fuji bertambah nyaring, dia mulai lupa sedang bercinta dengan pria selain suaminya di kamar tidur pribadinya.

Sprei kasur yang sebelumnya tertata rapi mulai berantakan, beberapa bagiannya basah kuyup oleh campuran keringat, cairan kelamin hingga ludah dari kedua orang yang sedang beradu nafsu turun membasahinya. Aku mengambil posisi setengah duduk, agar bisa kusaksikan tubuh Fuji yang bergerak-gerak dihujami kontolku. Aku mencoba mencari ujung memeknya yang terdalam ternyata ketika terasa mentok ujung palkonku menabrak mulut rahim Fuji. Masih ada sisa bagian kontollu yang belum masuk. Fuji mengerang keras ketika aku memaksa menekan kontolku ke dalam memeknya. “Ahhhhh.... sudah... mentokkkk...”

Kutarik lagi kontolku keluar masuk, kembali kurasakan dinding memek Fuji mulai meremas-remas benda tumpul yang sedang menjelajahinya. Tubuh Fuji bergetar, giginya gemeretak. Bibirnya mengaduh “Arrgggghhhhhhh Nggak Tahan.... Nggak Tahan... KELUARRRRR” Tubuh Fuji mengejan, pinggulnya bergetar tak beraturan, dari sela-sela kontolku ada cairan yang mengalir deras berusaha keluar. Andai saja lubang itu tidak tersumpal, maka sprei ini akan kembali terkena cipratan-cipratan birahi seperti beberapa menit yang lalu.

Hampir 30 detik tubuh Fuji bergetar tak beraturan, matanya memutar hingga hanya terlihat bagian putihnya saja. Aku yang sudah terasa di ujung sama sekali tidak menghentikan hujaman kontolku. Kupegang erat-erat kedua sisi pinggul Fuji sambil terus bergoyang mengejar kenikmatan. “Stooppp...... Stoppppp... Dulu... Tom” Suara parau keluar dari bibir Fuji. Kuhiraukan permintaan Fuji, aku juga ingin segera meraih kenikmatan duniawi, sel-sel kejantanku sudah mulai ingin berebut keluar dari markasnya.

“Ohhhhh Fuji.... Memekmu Enakkk..... Ohhhh Fuji Memekmu Ssseeeddaaaappp.....” Pantatku menegang, kontolku mulai mengeluarkan berjuta sel sperma di lubang hangat yang baru saja membanjir. Kembali aku orgasme sambil menyebut nama Fuji, kali ini sambil meremas erat payudaranya dan tangan kiriku memegang erat paha Fuji. Kurasakan satu.... dua.... tiga.... empat..... lima..... enam..... pejuku menyembur puas di dalam kehatngatan memek Fuji. Kubiarkan kontolku melemas sebentar di liang peranakan yang banjir ini. Kutarik kontolku perlahan, daging lembut memek Fuji seakan sedikit menahannya keluar.



Suara nafas Fuji mulai mereda, posisi tubuh bugilnya masih lemas telentang di atas kasur. Pahanya terbuka lebar. Dia masih menikmati sisa-sisa ledakan orgasmenya yang disusul semburan cairan kejantanan laki-laki pasangan zinanya. Dan perlahan suara di dalam kamar mulai sunyi setelah hampir satu jam dipenuhi suara hawa nafsu.




Setelah nafsuku terlampiaskan, aku bangkit dan melepas tindihanku dari tubuh Fuji. Karena terasa haus, aku beranjak keluar kamar sambil bilang “Aku ambil air minum di kulkas ya te” “Emmmmpphh...” Fuji hanya membalas dengan bergumam. Kubuka pintu kamar dan langsung menuju lemari es, kuambil botol air dan kuteguk isinya. Setelah dahagaku terpuaskan, aku melangkahkan kaki ke arah pintu depan dan mengunci pintu depan rumah Fuji. Aku tidak mau tiba-tiba ada yang mengganggu ketika sedang enak-enak dengan Fuji.

Setelah lubang kunci kuputar menutup, aku kembali ke kamar sambil membawa gelas dan botol air. Selama mondar-mandir di dalam rumah Fuji aku masih dalam posisi telanjang bulat. Kontolku yang belum sepenuhnya lemas terangguk-angguk mengikuti langkah kakiku. Ketika kembali ke kamar Fuji masih tergeletak lemas. Kubantu tubuhnya untuk duduk dan memberikan minum air dingin.

Samar-samar terdengar suara panggilan ibadah di siang hari. Aku mencari handphone yang ada di dalam kantong celanaku. Kubalas beberapa chat yang masuk. Setelah itu, nafsuku yang masih bergelora ingin melanjutkan ronde kedua hari itu. Kuletakkan hpku di atas meja samping ranjang. Kulihat foto pernikahan Fuji dan suaminya yang terbingkai rapi oleh pigura. Terlintas pikiran isengku, aku ingin menghiasi foto itu dengan cairan hasil persetubuhanku dengan Fuji.

Kuambil pigura itu dan kutaruh di samping kepala Fuji yang matanya masih terpejam. Kumulai kembali jamahan dan remasan tanganku di tubuh telanjangnya. Mulai terdengar suara desahan lembut dari bibir Fuji. “Emmmppphhhh..... Uuuhhhhh..... Masih Capekkk Tom.....” Tangannya mencoba menarik tanganku agar tidak lebih jauh menjelajah tubuhnya.

“Ke kamar mandi dulu yuk te... biar lebih seger....” Aku segera menggendong tubuh Fuji ke arah kamar mandi. Kontolku yang mulai tegang bergesekan lembut dengan belakang pantat Fuji. Kubantu dia meraih shower, kusiram bekas-bekas persetubuhan kami. Fuji meraih sabun sirih dan mulai membersihkan area kewanitaannya. “Wah dapat memek fresh lagi nih” Senyumku girang. Aku juga ikut membersihkan batang penisku dengan sabun dan menyiram beberapa bagian tubuhku. Setelah 5 menit saling membersihkan diri di kamar mandi. Kuambil handuk untuk mengeringkan tubuhku. Kubantu juga Fuji dengan mengelap tubuhnya yang basah. Sambil menghandukinya, kumanfaatkan beberapa momen untuk menyentuh dan meremas bagian-bagian sensitif tubuh Fuji.

Setelah selesai kulempar handuk ke bak kotor. Kugamit pinggang Fuji dan kubawa lagi ke dalam kamar tidur. Fuji hanya pasrah saja mengikuti semua perbuatanku. Kusuruh dia naik keatas ranjang. Sprei yang masih berantakan sisa-sisa perzinahan tadi tidak kurapikan. Mulai kembali kutindih tubuh yang baru saja terbilas air itu. Langsung kujilati lagi puting yang masih setengah basah. Kueksplorasi lagi tubuh Fuji dengan bibir dan lidahku, kembali desahan Fuji mengalun keluar. “Mmmmpphhhhh..... Ahhhhh...... Ehhhhh......”

Kembali kukecap vagina yang baru dibersihkan dengan sabun sirih. Terasa campuran air dan bekas-bekas sabun di mulutku ketika kusedot-sedot lubang intim Fuji. Setelah puas kuputar tubuh Fuji ke posisi menungging. Kutekan kepalanya seperti orang sedang sujud. Pantat Fuji yang mengarah keatas terlihat menggiurkan. Tanpa menunggu lama segera kuselipkan kontolku ke lubang memek yang masih beraroma sabun itu. “Uuuggghhhhhhh..... Enakkk Te....”
Langsung kugoyang maju mundur pinggulku dalam posisi doggy style.
“Ppakkk.... Pakkkkkk.... Pppaaakkk... Paaakkkk”
“Ahhh.... Ahhhh..... Ahhh.... Ahhhh.... Ahhhh.... Ahhhhh...” Fuji mengerang-erang merasakan kontol keras yang sedang lancar keluar masuk di tengah jepitan daging sensitifnya.



Sensasi menuju orgasme mulai terasa merambat ke organ vital Fuji. Kenikmatan yang beberapa bulan tidak pernah dirasakannya tapi dalam waktu 24 jam terakhir lebih dari 5 kali sudah memeknya berkedut dipuaskan pria berusia 20 tahunan.

Ketika Fuji hampir meraih orgasme, kucabut kontolku dari memeknya. Fuji mendesah ketika orgasme yang hampir dicapainya tiba-tiba batal. Getaran tubuhnya yang intens tiba-tiba berhenti. Kuambil bingkai foto pernikahan Fuji dan kuletakkan di lantai kamar yang dingin. Kutarik tubuh Fuji yang masih menungging, kugeser kakinya hingga menginjak lantai. Posisi tubuh Fuji saat ini setengah membungkuk dengan lengan masih bertumpu diatas kasur. Kupaskan posisi pinggul Fuji hingga tepat berada diatas pigura foto yang tergeletak di lantai. Kembali kulesakkan kontolku merasakan daging lembut memek Fuji. “Arrrgggghhhhh”

Terulang lagi peraduan kelamin antara Fuji dan aku. Kutarik pundaknya hingga posisi tubuhnya seperti setengah berdiri. Kupegang erat lengan bagian belakang, kutahan tubuh Fuji agar tidak jatuh ke depan saat pinggulku terus aktif mendorong-dorong tubuhnya. Suara benturan tubuh telanjang kami semakin jelas. Kedua tubuh yang baru saja beberapa menit yang lalu dibasuh air, kini kembali berpeluh ria.

“Ahhhhhhh...... Memmmeeekkkk Tante Tambah Enaaaaaakkkkkk”
“Tomiiiiii.... Arrrgggghhh... Urrgghhh.... Ahhhhh”
“Srrrrrttt.... Cppaaakkk.... Cppoookkkk..... Plakkk.. Plokkkk....Cepleeesssssss......Uuhhhhhhh....”
Terdengar jelas persetubuhan dua insan lawan jenis di kamar tidur yang sepi di siang bolong itu.
“Srrrtttttt....... Ssssrrrrrrr......Aaaakkkkhhhhh” Cairan bening kembali deras membasahi bingkai foto dan lantai kamar......


Orgasme yang sempat tertunda tadi akhirnya dicapai Fuji. Kembali rongga memeknya membanjir mengeluarkan percikan cairan kewanitaan. Sensasinya sama seperti ketika buang air kecil hanya saja cairan yang keluar saat ini dibarengi kenikmatan yang berkali-kali lipat. Memeknya terus aktif menyemprotkan cairan ke arah bawah membasahi lantai. Matanya yang terpejam sambil kepalanya menengadah keatas tidak memperhatikan kondisi lantai kamar. Tanpa sadar cairan kenikmatan dari memeknya membasahi bingkai foto pernikahan yang sengaja ditaruh oleh laki-laki yang kini tengah telanjang di belakangnya.
Setelah orgasme yang bertubi-tubi dirasakan Fuji, tubuhnya kudorong pelan kearah ranjang. Kubalikkan badannya kembali ke posisi misionaris sambil kuangkat tinggi kedua pahanya di tepian ranjang. Kakiku masih menginjak lantai kamar dan langsung kuarahkan kontolku ke lubang yang menganga menunggu ada yang memasukinya.
“Sleebbb.... Plokkkk.....” nafsuku yang sudah memuncak membuatku langsung tancap gas kembali mengentoti Fuji

Kutekan bagian belakang lutut Fuji dan kuposisikan hingga memeknya seperti menengadah keatas.
Terasa lututku menubruk ranjang berulang kali ketika dengan nafas menderu aku terus melampiaskan libido di tubuh Fuji yang semakin pasrah
“Ahhh” “Uhhh” “Ahhh” Uhhh” Arrgghhh” “Aww....” Mulut kami bergantian mendesah menikmati perzinahan ini
Hingga akhirnya ketika terasa puncak kenikmatanku mau meledak cepat kucabut kontolku dari memek Fuji dan kuarahkan ke mulutnya.
Kujejalkan kontolku yang penuh lendir kenikmatan ke dalam mulut Fuji dan kukocok keras.
“Akkhhhhhhhh..... Haaaaaaahhhhhhhh....... Akkkkhhhhhh...... Haahhhhhhh....” Kukeluarkan pejuku di dalam mulut Fuji.

Matanya mendelik kaget ketika dengan tidak sopannya ada kelamin pria yang mengeluarkan cairan di dalam mulutnya.
Fuji ingat beberapa kali permintaan suaminya untuk oral seks selalu ditolaknya dengan halus. Saat ini malah penis pria lain yang menjajah mulutnya hingga mengeluarkan cairan hina dengan deras.
Cairan yang tidak biasa dirasakan oleh lidah itu membuatnya mual, Fuji ingin muntah. Tapi ada daya saat ini kepalanya tidak bisa bergerak. Penis anak tetangganya tengah menyemprot-nyemprot rongga mulutnya. Dirasakan juga hidungnya dipencet oleh tangan pemuda yang sedang orgasme itu. Sehingga terpaksa dia membuka lebar mulut dan cairan hina itu masuk mengaliri tenggorokannya. Setelah tuntas, penis panjang dan gemuk yang baru saja menghantam-hantam organ intimnya pelan-pelan ditarik keluar. Fuji langsung terbatuk-batuk dan banyak sisa-sisa sperma yang belum tertelan berusaha di keluarkan dari mulut. Air matanya mulai menggenang di ujung kelopak. Antara sedih karena kembali dia dinodai oleh anak tetangga atau karen penis Tomi tadi yang dirasa terlalu dalam masuk ke rongga mulutnya.

Setelah 2 kali finish, kontolku mulai tenang. Efek vitamin vitalitas yang rutin kuminum setiap hari terkadang membuat diriku pusing mencari pelampiasan. Kutundukkan kepalaku dan berbisik ke telinga Fuji. “Makasih tante.... pertemuan keduanya benar-benar nikmat” Sambil kukecup lembut pipi mulusnya. Aku segera bangkit memakai pakaian dan mengambil handphoneku diatas meja. Kutinggalkan Fuji di kamar tidurnya yang sepi.
Kulompati tembok belakang dan berjalan kearah kamarku. Ketika baru 2 langkah menaiki tangga terdengar suara pagar rumah yang digeser terbuka dan disusul kendaraan ibuku memasuki carport. Uh untung tidak sampai “telat cabut” hari ini. Sambil tersenyum dalam hati aku kembali ke kamar dan melanjutkan rutinitas harianku setelah bebersih di kamar mandi.




Mohon maaf jika ada typo dan salah ketik :D
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd