Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT 55 Days Later: Part 2 (Tamat)

Status
Please reply by conversation.
Ijin nyimak, btw ini mirip kayak walking dead: the game ya?
 
Terakhir diubah:
"Sebaiknya kita pergi dari sini, daerah ini terlalu berbahaya."
"Tapi kemana tujuan kita?"
"Aku tak tahu."
------------------------------
"Kak"
"Ajarin aku bertahan hidup"
------------------------------
"Amunisi kita menipis untuk melawan mereka."
"Jadi apa rencana kita?"
"Pagi besok, kita keluar dari sini. Kita hadapi resiko yang ada."
--------------------------------
"Mayat hidup memang berbahaya, tapi ada satu lagi yang lebih berbahaya, kita sendiri."
"Apa maksudmu?"
"Manusia jika mempunyai senjata, dia bisa melakukan apa saja"
Episode 03 : A New Day
Apdet abis MotoGP Jerez
 
Terakhir diubah:
3. A New Day

Seminggu kemudian.....

"Hei Din, tolong ambilkan palu disana" kata si Dani.

"Ok bro" balasku.

Sudah seminggu aku dan Citra berada disini bersama mereka. Kami dengan cepat bisa akrab dengan mereka. Bahkan bisa dibilang mereka seperti keluarga sendiri.

Citra juga memiliki teman baru. Gracia, Aya, dan Anin. Mereka benar-benar sangat dekat. Citra juga diajarkan cara memakai pistol yang benar oleh Galang, yang ternyata seorang akademi polisi. Sedangkan Dani adalah seorang mahasiswa tingkat akhir, Aji seorang kasir di sebuah minimarket. Yang aku kagumi adalah Anin, dia sangat handal dalam menggunakan senjata, katanya dia adalah seorang youtuber gamer sebuah game battle royale yang sangat populer, aku sendiri pernah main walaupun gak pernah merasa jago hehe.

Gracia adalah seorang mahasiswi semester empat, sama dengan Aya. Gracia walaupun cantik, dia orangnya cukup lelet, kadang sifatnya itu yang bikin aku ketawa. Sedangkan Aya, seperti memiliki sifat keibuan, dia pintar meracik makanan yang terbatas seperti makanan kalengan dia bisa mengubahnya menjadi makanan yang enak.

Dan yang terpenting, Aya dan aku memiliki interest yang sama, suka motorsport.

"Oi Gre, kenapa ngeliatin kak Dino mulu?" celetuk Anin yang sedang membawa beberapa balok kayu. Sedangkan aku sedang membantu Dani membuat semacan pagar kayu.

"Entahlah, Nin. Aku suka aja"

"Naksir ya?" kata Anin.

"Heh, engga ya" balas Gracia.

"Mendingan bantu bawain kayu ini Gre" balas Anin. Gracia tetap aja masih memperhatikanku.

Aku hanya tertawa saja.

"Kak, ini minum" Citra menghampiriku sambil membawa gelas berisi minuman.

"Makasih Cit"

Hari ini seperti biasa seperi hari-hari yang lalu, Citra tetaplah Citra, cantik seperti biasa. Aku melihat dia sejenak.

"Kenapa kak?"

"Cantik"

"Ihh, bantuin kak Dani gih. Aku mau bantuin Aya dulu" kata Citra sambil tersenyum kearahku. Ah. Senyumannya bikin aku pengen nyubit pipinya haha.

Malam ini kami menyalakan api unggun, kami menyantap hidangan malam racikan Aya. Ya seperti kemarin-kemarin makanannya hanya itu-itu saja namun kami tetap asyik menyantapnya.

"Enak banget sumpah" kataku.

"Oh jelas, masakan Aya selalu enak hahaha" kata Aya.

"Tapi jangan nambah ya, udah cukup buat kita berdelapan" kata Galang.

"Haha biasanya Gracia nambah mulu"

"Eh siapa bilang, ini aku gak nambah kok" balas Gracia.

"Udah gendut gitu nambah" celetuk Anin.

"Ihh Nin, bukannya kamu juga gendut?"

Kami tertawa bersama.

"Eh ada yang bisa gitar gak? Ini kebetulan ada gitar tapi gak ada yang bisa main haha" kata Aji.

"Aku bisa" balasku.

Aku mengambil gitar itu, hmmmn gitarnya masih dalam kondisi bagus. Aku coba memetik senarnya, suaranya masih bagus.

"Ada yang mau request lagu?" Kataku.

"Emhhh, lagu apa ya haha" kata Citra.

"Aku punya lagu bagus" kataku sambil mulai memetik senar gitar.

There are love ones in a glory
Whose dear forms you often miss
When you close your earthly story
Will you join them in a bliss?

Will the circle be unbroken
By and by, by and by?
Is a better home awaiting
In the sky, in the sky?

You remember song of heaven
Which you sang with childish voice
Do you love the hymns they taught you
Or are songs of earth your choice

Will the circle be unbroken
By and by, by and by?
Is a better home awaiting
In the sky, in the sky?


(Will the circle be unbroken)


"Wahh keren-keren" mereka bertepuk tangan.

"Bagus banget kak" Citra memujiku, entah rasanya bahagia banget haha.

"Ini jangan-jangan Dino anggota band ya wkwk"

"Waktu kuliah dulu pernah masuk grup akustik hehe" balasku.

"Oalah pantes"

Setelah itu, kami mulai bernyanyi beberapa lagu. Aku terkejut ternyata Citra mempunyai bakat menyanyi, suaranya sangat merdu.

"Cempreng banget suara lu Gre" kata Dani.

"Gak apa-apa kak penting nyanyi" balas Gracia. Kami tertawa mendengar Gracia menyanyi yang memang suaranya cempreng banget wkwk.

GLUDUK JEGERRRR

Tiba-tiba suara gemuruh disertai kilat menghiasi langit yang mendung, pertanda hujan segera tiba.

"Kayaknya mau hujan"

"Ayo masuk, kehujanan nanti" kata Galang. Kami masuk ke rumah.

---------------------------

Benar saja, hujan turun sangat lebat disertai dengan angin kencang dan kilat yang menyambar. Aku berada di dekat jendela menyaksikan hujan bersama Citra.

"Kak, dingin"

"Iya"

"Pakai jaket ini" aku memberikan jaket itu pada Citra.

"Makasih kak" kata Citra sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya yang manis itu. Entah kenapa saat melihat Citra aku teringat dengan peristiwa empat tahun yang lalu. Saat bersama wanita yang pernah mengisi hatiku.


"Eh Dino, cara megang gitarmu salah. Harusnya kayak gini"

"Oh gitu ya hehe"

"Sama ini kerah bajumu kurang rapi, sini aku rapihin."

"Emhhh, biar aku...."

"Gak apa-apa"

"Bagus deh, nah gitu kan keliatan cakep kalau pas manggung nanti"

"Haha aku gak cakep"

"Kalau dimataku kamu cakep kok"

"Makasih hehe"

Cupp

"Semangat buat manggung nanti, jangan kecewakan aku sayang"



"Kak...."

Aku tersadar dari lamunanku, memutus flashback empat tahun yang lalu itu.

"Eh iya Cit hehe"

"Aku ngantuk, tinggal tidur dulu ya kak" kata Citra.

"Oke"

Kembali aku menikmati hujan lebat ini, aku memang pencinta hujan. Hujan membuat hati menjadi tenang dan damai.

---------------------------

Pagi itu, aku bersama Galang berada di atas bangunan, melihat-lihat kondisi sekitar. Kulihat tidak ada mayat hidup di setiap sisi yang aku lihat. Tampak aman-aman saja.

"Jadi, kamu tetap akan bertahan disini?" tanyaku ke Galang.

"Iya, sampai ada militer yang menjemput kita" balas Galang.

"Aku hanya bisa berharap"

"Iya, aku juga......"

DOR DOR DOR

Kudengar ada suara tembakan menuju ke arah kami.

"Sembunyi!"

Aku mengikuti Galang bersembunyi di bawah jendela. Suara tembakan itu terdengar jelas sekali.

"Apakah itu militer?"

"Gak mungkin militer langsung nembak ke orang biasa"

"Apa yang terjadi?" Anin dan Dani menghampiri kami yang bersembunyi.

"Ada yang menembak"

"Orang itu lagi?" kata Dani.

"Mungkin" balas Galang.

"Orang itu? Siapa?" tanyaku bingung.

DOR DOR DOR

Desingan peluru kembali menghujani bangunan ini. Siapa orang itu?

"Tetap sembunyi, aku akan kebawah" kata Dani.

"Sialan memang, mereka benar-benar mengganggu."

"Siapa orang itu Galang?" tanyaku.

"Orang brengsek yang ingin menguasai tempat ini" balasnya.

Aku teringat peristiwa saat dijebak oleh orang tak dikenal, yang menyebabkan tewasnya Jaka dan Jono. Apa mungkin orang itu?

"DASAR PENGECUT! KALIAN TAK MAU KELUAR HAH!!"

"KALAU KALIAN TAK KELUAR, KAMI AKAN TERUS MENGGANGGU SAMPAI KALIAN KELUAR!"

"INGAT ITU!!"

Suara tembakan terhenti. Aku mencoba untuk mengintip dari jendela. Ada enam orang membawa senapan ringan di dekat pintu masuk.

"Dino, awas hati-hati" kata Galang tegas.

"Iya tahu" balasku.

Tak lama kemudian orang itu pergi.

"Galang, orang itu udah pergi" kataku.

"Tetap waspada, mereka bisa saja datang lagi."

------------------------------------

Setelah kejadian tadi, Galang mengumpulkan kami di ruangan. Muka Galang tampak serius.

"Bagaimana kalau mereka balik lagi?" tanya Dani sambil meminum sebuah botol minuman.

"Aku tak tahu, tapi yang pasti daerah sini sudah gak aman" kata Galang.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanyaku.

"Tak ada pilihan lain, kita harus keluar dari sini"

"Tapi mau kemana kita? Disini persediaan makanan banyak" bantah Anin.

"Bukannya kamu yang bikin rencana untuk stay disini sampai militer menjemput kita?" tambahnya.

"Keadaannya seperti ini Nin, lagian amunisi kita sangat terbatas untuk melawan mereka, tak ada pilihan lain. Kita harus keluar dari sini." kata Galang.

Anin hanya mengangguk tanda setuju, kita mengikuti instruksi Galang.

"Kita pergi dari sini besok pagi, aku harap kita bisa bekerja sama dengan baik oke?"

Aku melihat Citra tampak khawatir.

"Kamu gak apa-apa?" tanyaku

"Kak, aku takut" balasnya.

"It's okay Citra"

"Kita harus siap hadapi ini semua, jangan khawatir aku akan lindungin kamu" kataku sambil membelai pipinya.

"Kak"

"Ajarin aku bertahan hidup" kata Citra lembut sambil tersenyum kearahku.

--------------------------

"Jadi?"

"Cara menembak kak" kata Citra

"Bukannya kamu sudah bisa? Wong dulu kamu bisa selamatin aku gitu kok" kataku heran.

"Hehe pengen biar mantep aja kak" balasnya.

"Okelah" balasku sambil membawa pistol tanpa peluru. "Baiklah, coba kamu pegang pistol ini".

Citra mengambil pistol itu dari tanganku.

"Hmmn cara memegangmu salah sepertinya"

Aku mengajari Citra cara memegang pistol yang benar, kupegang tangannya

"Nah seperti ini harusnya, tangan kananmu harus mantap saat menembak untuk meredam recoil (hentakan saat menembak)"

"Oh gitu ya kak" kata Citra.

"Nah sekarang coba praktekan"

Kuperhatikan Citra yang sedang mengambil sikap menembak setelah aku ajarkan. Dia langsung mengerti, Citra adalah seorang yang cepat belajar.

"Bagus Cit, sekarang kamu coba isi ulang (reload) pistolnya"

Dengan cekatan Citra langsung melakukan reload pistol itu, dia menekan tombol pelepas magazine dan memasukkan magazine yang berisi peluru dan mengokangnya.

"Sudah kak hehe"

"Wahhh mantap, kamu benar-benar sudah paham" kataku memuji. Citra tersenyum.

Aku mengambil sebuah kaleng dan menaruhnya diatas meja.

"Coba kamu tembak kaleng itu"

Citra mengambil sikap menembak, aku perhatikan tangannya seperti bergetar.

"Citra, tanganmu bergetar"

"I..iya kak, entah kenapa"

"Kamu rileks dulu, ambil napas panjang sebelum menembak" kataku.

Citra menghela napas panjang dan kembali mulai memposisikan diri. Aku lihat tangannya sudah tak bergetar.

"Nah sekarang, tembak"

DOR

Meleset.

"Tembakanmu meleset Citra. Coba kamu fokus ke targetnya." Kataku sambil mengarahkan tangan dia.

Dia kembali mengarahkan pistolnya, dan siap dengan posisinya.

"Tembak"

DOR

Peluru itu melesat dan mengenai kaleng itu hingga terjatuh.

"Yeeeesss kena" girang Citra setelah dia berhasil menembak kaleng sasaran.

"Mantep gan wkwk" balasku.

"Boleh aku coba lagi?" kata Citra.

"Boleh, berlatihlah sampai kamu merasa bisa"

---------------------------------------

Malam ini langit terlihat mendung, rintik-rintik hujan mulai jatuh membasahi tanah. Aku sedang berada di ruangan atas sambil melihat-lihat sekitar. Aku ditugaskan untuk menjaga tempat ini jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan, dengan santai aku duduk di kursi kayu yang menghadap jendela, kucek senapan ringan yang tinggal tersisa dua magazine ini.

"Kak Dino"

Aku menoleh ke sumber suara. Gracia hmmmn.

"Eh Gre, kok disini?"

"Temenin kakak hehe"

"Kamu harusnya istirahat, besok kan kita pergi dari sini"

"Kamu harusnya istirahat, besok kan kita pergi dari sini"

"Lagi gak bisa tidur" balasnya datar.

"Ohhh oke deh"

Aku dan Gracia saling berpandangan. Wajahnya lucu juga, setara dengan Citra dan Aya, oh tunggu kalo Aya malah gak nahan haha.

"Gak bosen kak liatin jendela mulu?" kata Gracia memulai obrolan.

"Gak apa2"

"Padahal ada cewek disini, harusnya diajak ngobrol dong"

"Hahaha mau ngobrol apaan?" tanyaku ke Gracia.

"Hmmm apa ya, bingung haha" Gracia memasang muka lucu. Ah jadi gak tahan.

"Kakak deket banget ama Citra, naksir yaa?"

"Haahh? Emhhh gimana ya?"

"Jawab aja kak, aku bisa jaga rahasia kok hehehe, aku dikenal sebagai penyimpan rahasia cowok looh"

"Really? Hmmmn gimana ya?" jawabku sambil garuk-garuk kepala. Gracia ngomongnya langsung to the point banget dah.

"Gre, beneran bisa jaga rahasia?" tanyaku heran.

"Iya dong, tapi ada harganya" dia tersenyum.

"Anjirr dah, ternyata ada harganya"

"Hahaha. Gimana?"

"Emang apa harganya?"

"Nanti setelah Kak Dino ngomong ke aku, nanti tak kasih tau harganya, gak pakai uang kok hihi"

(Gracia's Theme)

"Baiklah. Iya naksir dikit" jawabku.

"Naksir dikit lama-lama bisa jadi bukit hahaha" kata Gracia sambil tertawa. Gila dah makin cantik aja nih bocah.

"Emang si Citra menurut kakak gimana, kok kakak bisa naksir ke dia?" tanyanya seakan-akan menginterogasi.

"Dia menarik" balasku.

"Masak sih? menariknya kayak gimana hayoo?"

"Ya menarik aja sih hahaha"

"Kalau menurut kakak, aku menarik ya?"

"Iya kamu juga menarik kok" spontan aku menjawab.

"Hehe gendutan ya?"

"Engga"

"Kata Anin aku gendutan padahal, jujur aja kak hihi" balasnya.

"Halah kan pendapat orang beda-beda Gre. Kalau menurutku gak gendut sih...."

"....tapi gembrot wkwkwk" balasku sambil memasang muka aneh.

"Ihhh kak Dinooo" Aduh, dia mencubit pipiku.

"Eh maaf kak, sakit ya?" kata Gracia.

"Gak apa-apa hehe, cubit lagi kalo boleh hehehe"

"Maunya" balasnya. Kami tertawa bersama. Gracia benar-benar lucu orangnya. Kami mulai mengobrol bermacam-macam, mulai dari kehidupannya saat masih kuliah, hal-hal favoritnya dan kehidupan asmaranya yang ternyata tak terlalu baik. Sedangkan aku memberinya beberapa masukan untuk Gracia. Dia tampak senang.

"Jadi kakak pernah punya pacar?"

"Udah lama sih, sekarang menjomblo wkwk"

"Haha samaan dong" tawa Gracia. "Terus kalo boleh tau udah berapa lama pacaran?"

"Emhhhh sekitar dua tahun, waktu awal-awal kuliah dulu"

"Ohh gitu ya hehehe"

GLAARRRRRRRRRR

"AHHHHH" Gracia kaget karena suara petir yang tiba-tiba. Tanpa sadar dia memeluk perutku kencang sekali. Tanpa sadar juga kemaluanku otomatis mengeras dan menekan perutnya karena pelukan Gracia.

Sialnya, dia menyadarinya.

"Ehhhh kak, kok tegang sih?" tanya dia.

"Emhhh maaf Gre, aku gak bermaksud...."

"Ah gak apa-apa kak, hahaha" tawa Gracia. "Aku tahu kok itu normal kalau cowok haha"

"Tegang sendiri haha" balasku kikuk. Kami tertawa bersama.

"Gede juga ya"

"Hah? Apanya yang gede?"

"Itu kilatnya, gede banget tadi" balasnya. Hmmn kirain yang lain hehe.

"Ohh"

"Kak Dino tak tinggal gak apa-apa? Aku udah mulai ngantuk" kata Gracia sambil menguap.

"Gak apa-apa kok, tidur aja sana" balasku.

"Oke deh, met malam ya kak" Gracia meninggalkanku sendiri. Aku tersenyum melihat kelucuan dia. Aku kembali menatap jendela, malam semakin larut dan air hujan mulai banyak yang turun, aku mengambil sebatang rokok dan menghidupkannya. Kuhisap dalam-dalam batang rokok itu.

Besok adalah hari yang berat.

----------------------------------

"Kalian sudah siap?" kata Galang sambil membawa sebuah ransel besar berisi beberapa perlengkapan.

"Aku siap" balasku.

"Aku juga" kata Anin sambil membawa senapannya.

"Oke, aku harap rencana ini berjalan lancar" balas Galang.

"Kamu siap Citra?" kataku sambil menatap Citra yang membawa tas dan sebuah pistol.

"Iya kak" balasnya.

"Ayo ikuti aku, tetap berada di posisi dan jangan sekali-kali terpisah"

Kami berjalan menuju pintu besi besar, pintu masuk bangunan ini. Galang perlahan membuka kunci dan membukanya. Dengan seksama dia keluar dahulu untuk melihat-lihat situasi.

"Aman, ayo keluar"

Aku yang berada di belakang Galang mulai keluar dari pintu, bersamaan dengan yang lainnya. Dani dan Aji berada di belakang sedangkan Aya, Anin, Citra dan Gracia berada di belakangku. Tak lama kami sudah keluar dari bangunan itu.

"Oke sekarang kemana tujuan kita?" kata Anin.

"Kita ikuti saja jalan ini, dan cari kendaraan yang masih bisa berjalan....."

SWINGGGG DORR DORRR.

Suara tembakan!

"Lari!!!"

Kami berlari menghindari desingan peluru

"Sialan! Bangsat! Mereka menembaki kita" kata Dani.

"Berlindung disana!"

Kami bersembunyi di sebuah bangunan rumah yang sudah hancur. Aku mengintip melihat sekelompok orang bersenjata lengkap, ada lima orang!

"DASAR PENGECUT! NGAPAIN KALIAN LARI?? KAMI CUMA NGASIH UCAPAN SELAMAT TINGGAL DOANG HAHAHA"

"Apa mau kamu??" teriak Galang. "Kami sudah mengalah, silahkan tempati bangunan itu, dan jangan ganggu kami lagi!"

"KITA TAK BODOH KAWAN, KALIAN SUDAH PASTI MEMBAWA SEMUA MAKANAN DAN PERLENGKAPAN YANG KITA BUTUHKAN, PERCUMA KITA KUASAI BANGUNAN ITU TANPA MAKANAN" teriak orang itu.

"SERAHKAN SEMUA MAKANAN ITU, DAN KALIAN BOLEH PERGI DARI SINI TANPA TUMPAH DARAH"

"Itu tidak mungkin Galang, kita tak boleh kasih makanan ini" kata Anin.

"OH IYA, KAMI JUGA BUTUH WANITA BUAT SENENG-SENENG HAHAHA"

"Maunya apa sih orang-orang itu?" kata Aya.

"Kak, aku takut" Citra mendekatiku.

"Tetap disampingku"

DOR DOR DOR

Kembali desingan peluru menghujani tempat persembunyian kami.

"Bangsat dah, kita harus lawan" Anin mengokang senapannya dan mulai membalas tembakan orang itu.

"Anin, jangan....."

DOR DOR

Anin menembaki orang-orang itu. Kulihat mereka langsung lari bersembunyi. Tak berapa lama kontak senjata terjadi. Aku membantu Galang, Dani dan Anin menembaki orang itu dan bersembunyi saat mereka kembali menembak.

"Dino, amunisi pistol" teriak Dani.

"Ini" aku melempar amunisi itu ke Dani.

"AHHHHHH"

Aku menoleh, Gracia berteriak. Sialan ada mayat hidup!

DOR DOR. Aku menembak mayat hidup yang nyaris menerkam Gracia tepat di kepalanya. Mayat hidup itu tewas.

"Sialan! Pasti mayat hidup itu menuju kemari"

Benar saja, aku melihat beberapa mayat hidup mulai menuju ke arah kami dan orang-orang itu. Jumlahnya cukup banyak! Aku mendengar teriakan dari orang-orang yang menembaki kami, sepertinya mayat hidup itu menyerang mereka.

"Ini kesempatan kita, ayo kita pergi dari sini" teriak Galang.

KRAKKKK KRAKKKK

GRAAAAHHHHH

Mayat hidup mulai masuk ke tempat persembunyian ini. Kami berusaha untuk keluar dari tempat ini.

"Citra awas" teriakku. Mayat hidup itu menyerang Citra.

"Tembak!"

DOR

Citra menembak mayat hidup itu. Tapi sial! Mahkluk itu masih bergerak! Aku menembaki kepala mahkluk itu hingga pecah kepalanya.

"Ayo lari"

Kami berhasil keluar dari tempat ini. Aku mengikuti Galang berlari bersama yang lainnya. Teriakan demi teriakan menghiasi telingaku. Teriakan dari orang-orang itu.

DOR DOR DOR

"AAGGGGHHHH" Dani terjatuh. Dia tertembak. Aku berusaha membantu Dani, dia sepertinya tertembak di bagian kakinya.

"Ayo Dani aku bantu" Aji membantuku membawa Dani. Dia meringis kesakitan.

"Dani kenapa?" kata Aya menghampiriku.

"Dia tertembak" balasku.

Kami mengikuti Galang yang sepertinya bingung berlari kemana. Akhirnya Galang berhenti.

"Sepertinya mobil ini masih dalam kondisi baik. Eh Anin, buka pintunya pakai ini" Galang mengambil sebuah alat seperti kunci serbaguna dan melemparkannya ke Anin.

Mobil ini cukup besar, setipe dengan mobil yang pernah aku kendarai dulu. Aku melihat dari kejauhan, segerombolan mayat hidup menuju kemari dengan jumlah sangat banyak.

"Mahkluk itu menuju kemari!"

"Anin! Gimana, mobilnya bisa dihidupkan?" teriak Galang.

"Tunggu sebentar"

Sementara mayat hidup itu semakin dekat.

BBBRRRMMMMM

"Ayo masuk ke mobil" Aku membawa Dani masuk ke mobil, aku harus hati-hati karena luka di kakinya.

"Ayo Galang, kita pergi dari sini!" kataku kepada Galang yang berada di depan. Dia menginjakkan gas.

BRRRUMMMMM BRRUUMMMMMM

"Sepertinya gak ada peluru di lukanya" kata Aya sambil menuangkan air ke lukanya Dani. Tentu saja dia berteriak kesakitan.

"Nyerempet doang berarti" balasku.

"Punya kain?"

"Ini"

Aya langsung merobek kain itu dan mengubahnya menjadi seperti tali, lalu dia mengikat kaki Dani dengan erat.

"Biar darahnya gak keluar terus" kata Aya.

"Ada yang punya perban? Atau semacam penutup luka gitu?" tanyanya. Aku bingung harus ngapain.

"Ini kayaknya bisa dipakai" kata Citra sambil membawa sesuatu.

Pembalut

Really?

"Ah iya, pembalut" kata Aya.

Aya membuka bungkus pembalut itu, mengambilnya sepasang dan menutup luka di kakinya Dani. Kulihat wajah Dani tampak masih mengerang kesakitan.

"Nah selesai, semoga aja darahnya cepat berhenti" kata Aya.

"Darimana kamu tahu pembalut bisa jadi perban darurat?" kataku ke Citra.

"Aku pernah ikut relawan PMI, memang bisa kok kak" balasnya.

"Benar kata Citra, eh samaan dong aku pernah jadi relawan juga" kata Aya.

"Wah mantap juga ya, baru tau aku" balasku.

"Iya sih aku juga" kata Gracia dan Anin bersamaan.

"AWASSSS"

Galang nyaris saja menabrak sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan.

"Hufft hampir saja"

-------------------------------

Mobil ini masih berjalan, kami berhasil lolos dari kejaran mayat hidup. Galang dengan santai menyetir mobil dengan ditemani Aji di depan. Aku berada di tengah bersama dengan Aya menemani Dani yang sedang tertidur. Kulihat lukanya, tampaknya baik-baik saja. Sedangkan Gracia, Citra dan Anin sedang mengobrol entah apa yang mereka omongin.


"Aku harap dia baik-baik saja" kata Aya.

"Iya aku harap juga"

"Dani gak apa-apa kan?" kata Galang.

"Dia tidur kok haha" balasku.

"Baguslah"

Galang menghidupkan radio mobil.

"Selamat sore kawan-kawan, kembali lagi ke Small Hope Radio bersama Mr.Hope. Bagaimana kabar kalian? Belum tergigit kan? Hahaha. Oke kami punya beberapa berita. Militer berhasil mengusir gerombolan mayat hidup di Cirebon, walaupun banyak korban jiwa di pihak militer. Berita lain, militer juga berhasil membombardir kota Yogyakarta yang sudah tak bisa dikuasai balik"

Kami hanya terdiam mendengar suara radio itu.

"Dan untuk menemani sore ini, Mr.Hope punya sebuah lagu, lagu klasik sangat pas untuk sore hari ini, La Mer, mungkin kalian pada tahu? Hahaha, selamat mendengarkan lagu ini, tetap waspada dan selamat sore"


(La Mer - Django Reinhardt)


Benar juga kata si penyiar radio, lagu ini cukup enak didengar walaupun cuma instrumen doang.

"Aku belum pernah dengar lagu ini" kata Aya.

"Sama, tapi enak ya didengar haha"

"Berasa kayak di tempat-tempat klasik gitu haha"

Mobil ini terus melaju, kami tak tahu tujuan kita kemana, tetapi yang penting kita selamat.

Untuk kali ini.......




Credits rolll.....
 
Sedikit Trivia

- Soundtrack yang ane pasang berasal dari game Bioshock (ada yang pernah maen?)
- Marc Marquez menang di GP Jerez tadi, peforma yang bagus juga buat Alex Rins
- Dah gitu doang
- Iya gitu doang

Haah sinyal jelek disini, jadi maaf telat haha. Jadi mungkin untuk episode selanjutnya agak lama karena puasa + masih diketik hehe, mohon masukannya juga haha.

And, selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan
 
Duo petronas juga bagus tadi diawal2, kalo gak gara2 motor mungkin salah satu bisa podium tadi..

Kalo udah anin sama gracia pasti empuk2 ena ntar ehehe
 
Mantap suhu.. Selalu menunggu cerita dengan tema post apocalypse kayak gini. Klo boleh usul mohon keterangan untuk setting tempat, senjata dan strategi bertahan hidup lebih diperdalam lagi suhu biar lebih terasa survivalnya. Best regards..
 
Duo petronas juga bagus tadi diawal2, kalo gak gara2 motor mungkin salah satu bisa podium tadi..

Kalo udah anin sama gracia pasti empuk2 ena ntar ehehe
Pengennya Quartararo yg menang ato minimal podium dulu lah wkwk, mantep lo bisa kalahin tim pabrikan

Mantap suhu.. Selalu menunggu cerita dengan tema post apocalypse kayak gini. Klo boleh usul mohon keterangan untuk setting tempat, senjata dan strategi bertahan hidup lebih diperdalam lagi suhu biar lebih terasa survivalnya. Best regards..
Terima kasih atas masukannya, awalnya ane mau settingannya kyak alien invasion ala film war of the worlds, tapi kok dipikir jadi kurang pas gitu, dan akhirnya pkai tema zombie appocalypse (oh iya di "dunia" cerita ini gak ada kata2 "zombie" haha)
 
Pengennya Quartararo yg menang ato minimal podium dulu lah wkwk, mantep lo bisa kalahin tim pabrikan


Terima kasih atas masukannya, awalnya ane mau settingannya kyak alien invasion ala film war of the worlds, tapi kok dipikir jadi kurang pas gitu, dan akhirnya pkai tema zombie appocalypse (oh iya di "dunia" cerita ini gak ada kata2 "zombie" haha)

Kalo masalah istilah beberapa novel juga ga pake kata mereka kok, bahkan di walking dead pun pake aja Walkers, or "they" aja. Sukses terus suhu. Ditunggu update berikutnya.
 
Pengennya Quartararo yg menang ato minimal podium dulu lah wkwk, mantep lo bisa kalahin tim pabrikan
kalo motornya ga bermasalah pasti podium dia, tapi kalo menang susah, yg dikejar alien soalnya wkwk, si Morbidelli juga liat temennya mogok langsung main aman, yg penting finish, kalo 22nya mogok kan ga lucu wkwk
 
Wah ada cerita bagus nih numpang naro tenda suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd