Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG 80% KISAH HIDUP SAYA - TERJEBAK DALAM PERKUMPULAN IBLIS

Update 30.04.24.

80% KISAH HIDUP SAYA - TERJEBAK DALAM PERKUMPULAN IBLIS
Bagian Kesepuluh: Kisah Dina dan Pantai Orgy


Masih kisah ditahun 2023 lalu, seminggu setelah hari hukuman itu, sekitar pertengahan Maret adalah awal bulan puasa, dimana saya merasa inilah bulan tenang buat saya, saya benar-benar ingin istirahat dan fokus ibadah. Meskipun bulan puasa saya tetap melakukan hubungan suami istri dimalam hari yang tentunya ada jeda sekitar 1 Minggu dari hari saya di-gangbang dirumah waktu itu, lagi-lagi tak ada komentar dari suami, yang menandakan semua baik-baik saja, tak ada perubahan berarti dengan organ keintiman saya, tentu jamu kewanitaan dan olahraga poundfit itu benar-benar membantu. Tapi yang menjadi perubahan adalah justru dari segi nafsu dan psikis saya pribadi, jujur saja saya jadi merasa kurang puas dengan suami, yg sudah pasti saat ejakulasi maka selesailah semua, beda saat saya di-gangbang, dimana saat ada yang ejakulasi yang lain menggantikan, belum lagi saat proses double penetrasi yang sensasinya tidak saya rasakan jika berhubungan dengan suami.
Hal ini saya coba iseng tanya dengan suami saat kami sedang bersetubuh,
" Pah, pernah bayangin fantasi aneh-aneh ga pas lagi main, misal membayangkan apa gitu, kaya mama disetubuhin orang lain, atau main threesome gitu pah? "
" Mmmmm gmn ya.. "
" Hayo ngaku papah pernah bayangin mamah gimana? "
" Ga lah biasa aja, paling bayangin apa "
" Sini pah kita coba hal baru, coba papah duduk dikursi ".
Suami bingung dan hanya mengikuti, saya duduki suami ke kursi kayu, terus saya iseng ikat kedua tangannya kebelakang pakai tali, kedua kakinya juga saya ikat di kaki kursi, lucu lihat suami yang masih telanjang itu duduk dengan penis yang masih berdiri. Kemudian saya ambil dildo, kebetulan saya ada dildo, sebenarnya ini jarang banget dipakai. Dildo tadi saya tempelkan di kaca lemari dekat meja makan, lalu saya posisikan tubuh nungging dengan dildo saya masukkan kevagina dan kedua tangan saya memegang lutut dan paha suami, kemudian saya maju mundurkan tubuh saya seolah sedang disetubuhi dari belakang.
" Pah bayangin pah, mamah lagi disetubuhi dari belakang pah sama orang lain pah, ooohhh pah, penisnya gede banget pah, ugghhh ssssshh gimana pah kalo ini bener kejadian pah oohh sssshh.."
" AH GILA KAMU MAH!! MANA MUNGKIN INI TERJADI !! "
" Klo ini bener kejadian gimana pah, papah tambah terangsang apa gimana ? "
" MANA BISA TERANGSANG, YANG ADA LANGSUNG PAPAH HAJAR ORANGNYA ! "

Tapi apa benar begitu pikirku? Pada kenyataannya saya menyaksikan sendiri penis suami tambah keras dan berurat, saya meyakini dia malah terangsang hebat. Berarti benar apa yang dikatakan orang yang gangbang saya kemarin, suami malah makin terangsang melihat istrinya disetubuhi pria lain, membuat saya membayangkan sejenak, apa jadinya kalau kejadian gangbang kemarin benar-benar terjadi dihadapan suami saya.
Tiba-tiba suami berontak dan terbuka ikatan tali tangannya, dan langsung saya ditarik ke sofa, dia hujamkan penis sejadi-jadinya sampai terasa mentok dan langsung diikuti semburan hangat sperma, terlihat suami ngos-ngosan napasnya, sambil berkata:
" Apa itu tadi mah, dapat fantasi dari mana kamu? "
" Hihihi, kenapa papah setubuhin mama jadi kayak kesetanan gitu, terangsang banget ya pah... "
Suami tetap tidak mengakuinya, hanya menggeleng kepala dan berbaring ke sofa disebelahnya menandakan birahinya sudah terpuaskan. Selesai persetubuhan itu saya coba bicara ke suami untuk izin keluar kota habis lebaran, saya beralasan acara halalbihalal kantor sekalian gathering.
" Mamah izin beberapa hari pah ada acara kantor, boleh ya.., belum tau bulan depan atau bulan berikutnya, belum tau mau kemana tapi denger-denger katanya mau ke NTT ".
" Hah NTT, ga salah mah, jauh bgt itu, jangan ah.. Terus papah jaga anak sendirian dong? ".
" Ajak aja jalan-jalan pah atau nginep tempat kakeknya, diakan seneng banget kalau nginep disana, abis mau gimana, acara kantor pah, aman kok kan perginya bareng temen-temen. "
Untungnya anak tidak terlalu susah kalau ditinggal, asal diasuh sama nenek atau kakeknya juga dia lupa sama ibu ayahnya.
" Tapi kita belum pernah pergi sejauh itu ma...", pembicaraan pun berakhir dengan keadaan masih ngambang antara diizinkan atau tidak.

Semua berjalan seperti biasa, saat hari raya ied tahun lalu kami juga berkumpul bersama keluarga besar diLampung, tanah kelahiran saya, hingga akhir bulan April ada orang yang menghubungi saya untuk datang ke-perkumpulan tgl 18 Mei bulan depan dan sudah dikonfirmasi bahwa saya akan berkunjung ke salah satu pulau yang ada di NTT. Ada rasa tak enak hati meninggal anak dan suami, apalagi ini bukan untuk hal baik. Tapi kalau saya tak datang lagi, hukuman yang saya terima bakal lebih berat, saya akan di-gangbang didepan mata suami saya, jujur ada rasa ingin membayangkan itu, tapi saya tak tega dengan suami, apa kuat dia menyaksikan itu, meskipun kemarin saat bersetubuh saya memfantasikan itu, tapi ini lain, real nyata, saya takut dia tidak bisa terima hingga stress bahkan gila. Melalui perdebatan alot akhirnya suami mengizinkan, suami berencana ke rumah orangtuaku siangnya dan akan jalan-jalan bersama keluarga keesokan harinya membuat saya lega dan tenang meninggalkan anak, kebetulan itu long weekend dari Kamis sampai Minggu.
Hari itupun tiba, pagi itu saya diantar dengan suami naik motor keujung jalan bersama anak yang duduk didepan seperti kesukaannya. Ternyata disana sudah ada mobil Elf yang menunggu, diluar dugaan sebelumnya, saya kira dijemput sendiri, ternyata dimobil sudah ada perempuan lainnya, membuat suami jadi lega, suami mengira itu semua teman-teman kerja. Saya pun berpamitan ke suami dan anak, syukur anak tidak nangis saat saya pergi, terbersit dalam hati:
["maaf pah, ini semua demi keutuhan keluarga kita.."]

Kami kemudian berlalu menuju bandara, selama perjalanan kami ngobrol membicarakan tempat tujuan kami, entah bagaimana perasaan yang lain, walaupun disana katanya pemandangannya sangat indah, tentulah mereka tahu betul apa yang akan terjadi disana. Mungkin mereka sedang menghibur diri, jalanan masih lancar waktu itu karena hari masih cukup pagi. Sesampainya di bandara sudah ada orang-orang yang mengurusi hingga kami dengan cepat diarahkan ke pesawat, saya perhatikan ada sekitar belasan perempuan, ini lebih banyak dari waktu itu, ada beberapa wajah baru, perempuan yang barengan saya waktu itu juga ada. Butuh sekitar 3 jam kurang lebih penerbangan hingga kami mendarat di bandara El Tari Kup*ng. Hari sudah siang saat kami mendarat, inilah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kota ini. Kami istirahat duduk sejenak dan ke kamar mandi, kemudian melanjutkan penerbangan perintis ke pulau Rot*, turun dari pesawat itu kami melihat beberapa pesawat kecil lainnya dan ada juga pesawat jet pribadi, kami sudah dijemput mobil travel yang selanjutnya menuju bagian paling barat pulau, banyak mobil travel yang beriringan, apakah tujuan kami sama? Apakah mereka orang-orang perkumpulan ini? Jauh rasanya perjalanan ini, tapi menjadi tidak terasa karena disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Tiba di pinggir laut kami melihat sudah ada kapal pinisi besar, dan benar saja, kami diturunkan dan diarahkan naik kapal itu beserta orang-orang tadi, banyak laki-laki berjas hitam, kami tambah yakin merekalah orang-orang waktu itu.
Di kapal kami berada dalam ruangan berbeda, kami di bawah dan orang-orang berjas hitam tadi terlihat diatas, banyak dari mereka yang minum-minum dan beberapa ada yang memancing.

Akhirnya kami tiba disebuah pulau, pulau kecil ditengah-tengah lautan, seingat saya nama pulau itu Pulau Doo, ada diperairan NTT.
Hari sudah sore saat kami menginjakkan kaki di pulau itu, suasana langit senja berwarna oranye, gemuruh ombak yang biru, sepoy angin bertiup yang menggoyang daun kelapa, sungguh indah pulau itu, kami berdiri sejenak dipinggir pantai itu menyaksikan keindahan alam ini, ya hanya kami para perempuan, sementara para laki-laki yang lain tadi tidak terlihat karena sudah turun lebih dulu dan sepertinya diarahkan ke dalam pulau.
Kami pun tak lama diarahkan masuk lebih dalam, didalam rupanya ada banyak barak tenda, kami melewati sebuah tenda panjang, disitulah kami diarahkan untuk menaruh semua barang seperti tas, dompet, dan hp kedalam loker yang ada. Sebelumnya saya sempatkan untuk telpon anak dan suami, mengabarkan bahwa saya sudah sampai ditujuan. Anak rupanya sedang asik main dengan kakeknya, ya begitulah dia kalau sudah ketemu kakeknya, sedikit juga bicara dengan suami, yang mengingatkan untuk selalu hati-hati dan jaga kesehatan.
Itulah terakhir saya berkomunikasi karena setelah itu, semua barang ditinggal ditempat itu, ya semua barang, termasuk pakaian yang kami kenakan berikut kalung cincin semuanya. Ga kaget lagi kami akan hal ini, kami kemudian diberikan gaun untuk dikenakan, dibalik gaun ini kami tidak mengenakan apa-apa lagi, setelah kami mengenakan gaun itu kami berjalan kedalam, didalam ada barak yang lebih besar, didalamnya sudah disediakan bed untuk istirahat sepertinya, dan ada hidangan di sebuah meja. Kami disuruh makan dan istirahat sejenak sebelum malamnya kami harus berkumpul ditengah barak.

Malamnya, sebuah api unggun besar dinyalakan ditengah barak, kamipun diperintahkan untuk keluar dengan tidak memakai apa-apa lagi. Kami melepas jubah yang menjadi satu-satunya penutup tubuh kami, dan berjalan keluar barak. Beberapa orang mulai berkumpul ke tengah dekat api, rupanya hanya kami para perempuan yang bertelanjang, sedangkan laki2 lainnya menggunakan jubah dan topeng, walaupun banyak dari kami yang telanjang tetap saya masih ada rasa malu dilihat banyak laki-laki, sayapun berjalan ketengah sambil menutupi area kewanitaan dan dada saya, para perempuan didepan, sedangkan laki-laki lainnya dibagian belakang, kami mengitari api unggun dan membentuk barisan melingkar. Dibagian depan hanya ada 1orang berjubah hitam dengan obor ditangan, sepertinya dialah yang menyulut api tadi. Dibelakang kami tak kurang dari 50 orang laki-laki waktu itu, (saya sambil menghitung mereka).

Saat api bertambah besar ditabuhlah semacam gendang, yang bunyinya mendentum. Tak lama terlihat beberapa laki-laki tinggi tegap berjalan kedepan dan seorang perempuan bergaun merah ditengah-tengahnya, ya itu Sang Ratu, sosok kharismatik yang pernah kami lihat sebelumnya, dengan pakaian khas gaun merahnya dia berjalan melewati barisan kami, semua terlihat menundukkan badan, termasuk saya. Kamudian dimulailah ritual aneh itu, seorang pemimpin upacara ritual terdengar teriak mengucapkan mantra-mantra yang saya tidak paham, kemudian dalam posisi kami berlutut bahkan sampai simpuh dan sujud kami ikuti saja dan berharap saya tidak murtad karena melakukan hal yang saya tidak tahu ini.
Yang ngeri adalah ketika datang sosok laki-laki hitam besar dengan memakai topeng kepala kambing, sambil membawa seperti gayung kecil dan kendi, ia menyirami tubuh kami semua dengan air yang ada dikendi itu, bau anyir seketika merebak, saya pun terasa mual dan hampir muntah, itu darah asli, entah darah apa, waktu ritual dikastil puncak tidak ada seperti ini. Dengan segala mantra-mantra aneh dan genderang tabuhan gendang yang berlalu, selesailah acara itu, tapi ada yang aneh. Tak ada ritual persetubuhan seperti waktu itu, kami pun heran, kemudian mereka semua membubarkan diri, termasuk rombongan Ratu dan pendampingnya. Kami dituntun oleh beberapa perempuan belia kearah samping pulau, disana ada pancuran air untuk bilas, kami membasuh diri menghilangkan bau anyir darah tadi dengan air pancuran dan wewangian hingga tubuh kami bersih dan kembali harum. Kami kembali dipakaikan gaun, dan diarahkan kebarak tadi, dan dibarak pun tak ada yang menunggu, laki-laki yang banyak tadi seperti menghilang begitu saja. Tadinya kami pikir kami akan disetubuhi habis-habisan dibarak, ternyata tidak, akhirnya sebagian dari kami hanya ngobrol-ngobrol dan sebagian ada yang beristirahat.

Saya yang malam itu tidak bisa tidur sama sekali berniat ingin kepinggir pantai, saya berjalan menyusuri pantai kearah dekat batang kayu besar yang sudah rubuh dipinggir, kemudian saya duduk disitu. Indah betul pantai ini, langit juga cerah meskipun tidak terang bulan. Sambil melihat langit sambil saya berfikir dan melamun, bagaimana bisa hidup saya sampai sejauh ini, dipulau terpencil bersama para penggila birahi, bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan saya disini, tiba-tiba saya kepikiran anak dan suami dirumah.

--- Sedikit cerita kisah Dian ---
" Hai.... Sendirian aja... "
Sontak kaget dari lamunan, ketika ada perempuan yang menyapa dan menepuk pundak saya
" Boleh ikutan duduk? "
" Ya silahkan.. "
" Nama kamu Vera kan? Saya Dina.. "
" Iya saya Vera salam kenal " sambil saya menjabat tangannya.
" Kok melamun? Lagi kepikiran suami ya? "
" Ya gitu deh, kepikiran anak juga "
" Oh anaknya umur berapa Ver? "
" Baru 6 tahun kak masih sekolah PAUD "
" Wah lagi lucu-lucunya dong ya "
(sambil menghela nafas, dan diam sejenak)
" Beruntung kamu udah punya anak, mba udah nikah 7tahun belum dikasih anak, makanya mba kurang akur sama mertua, karena dikira mba mandul, padahal suami mba yang kurang subur kalau dari hasil periksa kedokter, tapi tetap aja mba yang disalahkan. "
" Berarti usia pernikahan mba Dina hampir sama dengan saya ya? " sekilas saya perhatikan tubuh mba Dina ini memang masih bagus.
" Maaf mba, kalau hubungan dengan suami bagaimana? "
" Mba sedang urus proses perceraian "
" Lalu bagaimana mba bisa ikut dalam perkumpulan ini? "
" Panjang ceritanya Ver......
berawal dari suami saya yang gila judi slot dan terjebak hutang "
Kemudian mba Dina ini menceritakan lebih jauh kisahnya.

Hari itu saat dia hanya berdua dengan suaminya dirumah, datang 4 orang berbadan tegap. Masuk rumah langsung menyergap suaminya, melakban mulutnya dan mengikatnya dikursi. Sedangkan mba Dina tidak sempat teriak karena sudah disekap mulutnya, ia ditelanjangi dan dipangku salah satu dari mereka. Suami Dina yang memang hobi judi slot meminjam uang kepada temannya, karena sudah kecanduan judi tak terasa hutangnya menjadi sangat besar hingga dibuatlah kesepakatan bahwa istrinya menjadi jaminan hutang jika dalam waktu tertentu gagal bayar, dan yang membuat Dina marah besar ini semua ada perjanjian tertulis. Dan betapa murkanya Dina saat surat perjanjian itu ditunjukkan didepan matanya oleh orang-orang tadi, dan surat perjanjian itu benar adanya tertulis bahwa:
"bersedia istrinya disetubuhi jika dalam waktu yang sudah ditentukan tidak bisa melunasi hutang" dan tertanda tangan suaminya dengan jelas diatas materai. Dina mengakui bahwa suaminya memang ada kelainan seksual fantasi cuckold, dimana orang itu akan lebih terangsang jika melihat pasangannya disetubuhi orang lain. Dina yang hanya bisa pasrah akhirnya benar-benar dieksekusi, di setubuhi bergiliran dan digangbang persis didepan mata suaminya yang sedang duduk disebelahnya.


Dina yang saat di-gangbang dipaksa menoleh ke wajah suaminya untuk saling berhadapan, belum lagi saat suaminya dijambak dan diperlihatkan keluar masuknya penis kedalam vagina istrinya tepat didepan matanya.
Saat semua selesai, surat perjanjian tadi disobek dan dianggap lunas kemudian orang-orang tadi pergi.
Pada akhirnya belakangan diketahui orang-orang yang meminjamkan hutang tadi adalah orang-orang dari perkumpulan ini, Dina yang merasa kecewa berat dengan suaminya, akhirnya memutuskan bergabung dengan perkumpulan. Sebenarnya dari awal orang perkumpulan iblis ini memang membidik Dina sebagai target, tapi memanfaatkan suaminya sebagai jalan masuk.
Berbeda dengan saya yang setengah terpaksa saat di-gangbang, kalau mba Dina ini mengakui bahwa dia sangat menikmati saat di gangbang sebagai kepuasan hati atas kekecewaan terhadap suaminya. Biadab nya orang-orang perkumpulan ini, mereka tidak pernah menyerang fisik, tapi pintar dalam menjebak dan menyerang psikis targetnya. Beberapa bulan terakhir suaminya ikut bergabung diperkumpulan dengan alasan masih mencintainya. Tapi perlakuan yang diterima suaminya berbeda, suaminya hanya seperti babu disini, ia tidak diizinkan sedikitpun melakukan persetubuhan walau dengan istrinya sendiri sekalipun, suaminya hanya diizinkan menyaksikan istrinya digangbang, dan membersihkan sisa-sisa sperma ditubuh istrinya serta membereskan tempat persetubuhan. Dina pun tidak ingin lagi disetubuhi oleh suaminya.
" Begitulah Vera, sampai saya bisa ada disini malam ini " Dina menutup kisahnya.

Saya benar-benar bergidik mendengar semua itu terlebih pada bagian dia di-gangbang didepan mata suaminya, tak terbayang kalau itu terjadi pada diri saya. Ternyata hidup yang ia jalani lebih berat dari saya.
Kami berdua kemudian beranjak kembali ke dalam barak karena malam semakin larut dan kamipun berniat untuk istirahat.

Di barak kami istirahat, dan paginya kami dikagetkan dengan sebuah rasa suntikan di pantat, firasatku mulai panik, suntikan itu sama seperti waktu itu, kami semua dibangunkan untuk mandi disamping pulau dan menuju pantai untuk sarapan pagi. Selesai kami mandi dan bersih-bersih kami menuju ke pantai dan tidak diizinkan mengenakan apa-apa lagi. Dipantai ternyata sudah tersedia meja beserta makanan dan botol-botol anggur, ada banyak kain digelar diatas pasir untuk berjemur, dan meja bakaran barbeque. Kapan mereka menyiapkan ini pikirku, kami yang semua telanjang ini kemudian duduk-duduk di kain sambil menikmati hidangan, suasana ini seperti dipantai nudis di luar negeri, belum terlihat laki-laki yang banyak semalam hingga kami akhirnya berbaring berjemur diatas matras, ini kali pertama saya berjemur dalam keadaan benar-benar telanjang bulat begini dipantai, persis bule-bule di Bali, yang bahkan merekapun kadang masih menggunakan bikini. Hangat rasanya tubuh disirami cahaya matahari pagi, sebagian yang lain malah ada yang sambil dipijit punggungnya. Suara debur ombak, angin sepoy-sepoy, dan pancaran matahari hangat, benar-benar suasana yang indah pagi itu.


Seketika dikagetkan saat tiba-tiba payudara saya diremas. Saya bangkit duduk menoleh dan dibelakang sudah banyak sekali laki-laki dalam keadaan telanjang bulat, sejak kapan mereka disini? Ohh tidak sepertinya akan segera dimulai, ya kejadian selanjutnya sudah tidak kaget lg bagi kami, tubuh saya sudah digerayangi, perut dan tengkuk dikecupi, payudara diremas-remas dan vagina dijilati. Dengan santainya mereka melakukan itu tanpa tau saya ini istri orang. Tak butuh waktu lama untuk membuat saya panas, karena memang jilatan divagina ini titik lemah dan membuat saya gelojotan ga tahan. Berdesir darah saya menyaksikan penis-penis besar itu, ukuran penis yang jauh lebih besar dari punya suami. Saya dibimbing untuk menduduki salah satu dari penis mereka, sepertinya tak ada jalan lain selain mengikuti, batinku yang masih berperang tak kuasa saya menahan, hanya bisa mengatup bibir dan memejam mata, saya kangkangi penis besar itu, saya masih ragu untuk duduki, tapi tiba-tiba pinggang saya ditarik kebawah dan masuk sudah penis itu, tenaga orang ini amat kuat, saya yang tubuh lumayan berat ini dinaik turunkan dengan mudah hanya dengan memegang pinggang, "maafkan aku pah", dan pada akhirnya terjadi lagi, kegiatan gangbang itu, punggung saya didorong kedepan hingga tangan saya bertumpu pada pasir, payudara saya sudah menempel kedada laki-laki dibawah saya ini, saya merasa ada penis lain yang ingin masuk, tapi tidak dianus, mereka mau melakukan double penetrasi, saat penis satunya lagi ditekan masuk paksa, saya hanya bisa mendesah dengan bola mata dan kepala yang mendongak ke langit, " OHHHHHH SSSSSSHHHH ", vagina dipompa dua penis sekaligus, yang lain berdiri didepan memaksa penisnya untuk dioral, dua laki-laki lainnya kesamping minta dikocok, posisi sandwich seperti ini membuat saya terangsang hebat dan langsung meledak orgasme, tapi tunggu dulu..., kalau sebelumnya waktu perkumpulan dipuncak saya diminumkan minuman perangsang makanya saya bisa terangsang hebat waktu itu, tapi kali ini tidak ada minuman itu, jadi apa artinya ini saya benar-benar terangsang sendiri? Apa ini artinya saya menikmati pergumulan ini? Merasa ingin mengutuk diri karena mengkhianati suami karena semua ini.
Saya melihat yang lain tak ada bedanya, ada yang sedang ajrut-ajrutan diatas penis dipinggir pantai, ada yang sedang di doggy bergantian, ada yang sedang disetubuhi dengan hebat diatas rumput agak jauh dari pantai,


ya perempuan yang cuma belasan ini digangbang bergantian oleh laki-laki yang lebih dari 50 orang, berarti tidak kurang dari 5 laki-laki yang meng-gangbang 1 perempuan.
Dipinggir pantai sebuah pulau kecil, deburan ombak dan hembusan angin yang menggoyang daun kelapa, diatas pasir pantai menghampar orang-orang yang sedang memacu birahi, semua digangbang dipantai ini, ya ini menjadi sebuah pantai Orgy.
Seperti biasa, dipuncak birahi laki-laki ini, mereka dengan santainya ejakulasi didalam, saat selesai dan saya mencoba berdiri, dari vagina saya meleleh sperma dari paha sampai ke betis, bisa dibayangkan banyaknya sperma yang dikeluarkan dari 5 penis besar itu.
Semua kegiatan orgy ini selesai menjelang matahari terik, setelah istirahat sejenak, saya dan yang lain kembali digangbang di barak, orang yang meng-gangbang saya di barak berbeda dengan dipantai pagi tadi, kami di swinger. Hari itu kami digangbang 2 kali, menjelang sore kami bersih-bersih dan ada beberapa orang muda yang membersihkan sisa-sisa sperma dibarak, disitulah saya melihat mba Dina masih berbaring telanjang di bed dan ada seorang laki-laki telanjang didepannya yang terlihat sedang mengocok penisnya. Laki-laki perawakan berbeda dengan yang lain, agak pendek dan putih, beda dengan yang tinggi tegap lainnya.
Kemudian terdengar seperti suara mba Dina berkata-kata agak kasar ke laki-laki itu, belakangan saya tahu itulah suaminya, rupanya suaminya ingin melampiaskan nafsu tapi hanya diizinkan beronani melihat tubuh bugil istrinya yang berceceran sperma habis digangbang.
Saya melihat suaminya dengan kasihan, dan membayangkan kalau itu suami saya.

Keesokan harinya hari Sabtu, kami kembali di-gangbang pagi dan sore harinya, sepertinya saya sudah melayani semua pria disini karena setiap pria di-swinger bergantian. Puncak perang batin saya saat malam Minggu dimana biasanya malam itu suami saya hadir dimajlis pengajian, disana suami mengaji dimajlis, disini saya sedang ajrut-ajrutan diatas penis laki-laki lain dan bergangbang ria, sungguh suasana yang kontras berbeda. Hingga hari Minggu pagi kami masih harus digilir, kami di-gangbang 5kali selama 3hari dipulau, hingga lecet dan ngilu vagina saya, belum lagi bekas cupang sana-sini di payudara dan leher, kami benar-benar seperti pemuas nafsu laki-laki disini, belum lagi kulit kami yang menghitam kemerahan karena terbakar matahari, bagaimana tidak, saya bertelanjang bulat 3 hari dan di-gangbang di alam terbuka saat matahari bersinar terang, kami hanya memakai gaun saat tidur malam, sampai Minggu menjelang siang kami baru dikasih baju setelan selesai bersih-bersih badan. Siangnya kami semua langsung bertolak pulang, selama diperjalanan pulang saya berpikir keras alasan apa yang saya bilang ke suami dengan kondisi tubuh seperti ini, kulit hitam dan lecet sana-sini. Dan seperti sebelumnya, perlengkapan kami semua sudah disiapkan, mulai dari oleh-oleh khas, dan beberapa photo bareng-bareng sebagai alibi yang diambil saat kami baru tiba dipulau beberapa hari lalu, mereka menyiapkan sampai sedetail itu, dan memberikan tip besar kepada nelayan dan penduduk sekitar mungkin sebagai uang tutup mulut, terlebih tip yang kami terima, waktu itu yang saya ingat saya mendapat sebuah amplop berisi uang dolar yang waktu itu jika dikonversi tak kurang dari 25jt. Diperjalanan saya baru bisa kembali menghubungi suami dan anak saya setelah beberapa hari tidak pegang Hp. Perjalanan terus berlanjut hingga saya tiba di Jak*rta dan sampai rumah tengah malam.
Saya yang kebetulan membawa kunci rumah masuk perlahan dengan harapan tak membangunkan anak dan suami yang sedang tidur. Saat menaruh tas dikamar seketika saya tertegun melihat mereka yang sedang tertidur lelap, saya menangis dalam hati atas apa yang saya lakukan beberapa hari ini...
(Bersambung...)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd