Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A dance with misery

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Totalled

Sekarang, aku sudah terlanjur melakukannya. Aku sudah terlanjur meremas remas payudara Frieska, meski aku sadar dibangku belakang Melody masih tertidur pulas. Frieska, yang awalnya menantangku dengan ucapan dan tatap matanya, sudah diam tak berdaya. Dia menutup mulutnya rapat rapat saat tanganku mengelus dan meremas payudaranya, tatap matanya juga seperti seekor anak anjing yang sudah pasrah.

“Ja...ngan,” bisiknya.

Aku hanya mengelengkan kepalaku, aku tak mungkin mundur sekarang. Aku harus menyelasaikan ini semua, atau akulah yang akan hancur. Jika nanti Frieska ingin menyalahkan seseorang, salahkanlah dirinya sendiri yang sudah mengodaku. Janganlah menganggu seekor ular, kalau kau tak ingin dipatuk.

“Kak...Mel...kak Melody,” ucap Frieska, kali ini dia menunjuk kearah Melody yang sedang tertidur dikursi belakang. Mungkin dia berharap aku akan membatalkan niatku karena takut ketahuan Melody, meski itu sedikit mengkhawatirkan bagiku, itu tak cukup untuk membuatku membatalkan niat jahat yang ada didalam hatiku.

“Emang kenapa?” ucapku berusaha terdengar tak peduli. ”Kalo Melody bangun, gue ajak aja gabung, jadi kita bisa mainnya bertiga. Gue aja bisa kok ngerayu dia buat ngasih perawannya ke gue, apalagi cuma ngerayu dia soal ngentot bertiga.” Aku mengucapkan itu semua dengan berusaha terdengar seyakin mungkin, aku juga menatap Frieska langsung ke matanya agar aku terlihat penuh percaya diri tanpa ada keraguan.

Kau tak akan percaya ekspresi Frieska saat aku mengucapkan itu semua, awalnya dia kelihatan terkejut, lalu berubah menjadi tatapan orang yang putus asa. Mungkin kata kataku berhasil membuat seluruh harapannya hilang. Aku sedang berusaha membuat Frieska takut dan berdaya sekarang, karena aku tak ingin niatku gagal. Meski sebenarnya itu sebuah niatan yang buruk.

“Gue....nggak mau bang, tolong.”

“Gue nggak peduli lu mau atau nggak Fries, gue udah sange.”

“Tapi bang....akhhhhhh....”

Aku yang tak ingin mendengar lagi penolakannya, langsung meremas payudaranya yang besar itu, dan Frieska berusaha keras tak berteriak, digigitnya bibirnya keras keras berusaha tak bersuara. Frieska berusaha mendorong tanganku menjauh dari payudaranya, tapi tenagaku yang lebih besar tak mampu dia lawan. Lalu kuangkat kausnya itu dan kuremas payudaranya yang masih tertutup bra.

“Jangan....” ucapnya memohon sambil berusaha menurunkan lagi kaosnya. Aku pukul tangannya karena merasa itu menganggu usahaku.

“Lu nurut aja gue bakal buat lu teriak keenakan, tanya aja sama Melody, atau mungkin lu juga suka dikasarin kayak dia ya?” ucapku sambil menunjuk Melody yang masih tertutup selimut.

Frieska mengelengkan kepalanya dengan cepat, entah dia tak setuju dengan ideku untuk membuatnya keenakan atau dikasari seperti kakaknya kemarin. Yang manapun, aku tetap akan mendapatkan memeknya itu.

Aku naikkan bra putih yang masih menutupi payudara Frieska, hingga terlihatlah putingnya yang masih berwarna merah muda. Frieska yang mungkin tak suka kupandangi putingnya, kembali berusaha menurunkan kembali branya, tapi sekali lagi kupukul tangannya.

“Nurut nggak lu,” ucapku sambil menarik puting merah muda milik Frieska kuat kuat.

Frieska terlihat berusaha keras untuk tak berteriak, dia sumpal mulutnya dengan kedua tangannya kuat kuat, aku rasa dia juga mengigit mereka, semua agar tak ada suara yang keluar dari dalam mulutnya. Dan setelah ku tarik dan kupelintir putingnya, Frieska langsung menganggukan kepalanya kuat kuat, mungkin berharap siksaanku segera berakhir.

“Udah nurut?” tanyaku lagi.

Sekali lagi Frieska menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dari raut mukanya aku bisa melihat dia kesakitan. Mungkin begitu kesakitan hingga air matanya mulai mengalir membasahi pipinya. Aku yang sudah merasa cukup pun melepaskan tanganku dari putingnya, mengakhiri siksaan kecilku padanya.

“Masih ngelawan?”

Frieska mengelengkan kepalanya kali ini, sepertinya aku berhasil membuatnya takut.

“Sekali lagi lu ngelawan, bukan jepitan kertas yang gue taro di tetek lu, tapi jarum jahit atau gue bakar sekalian.” Ucapku berusaha mengancamnya. Sebenarnya aku tak serius untuk bagian membakar putingnya, tapi aku sedikit berimprovisasi setelah melihat pemantik api di dashboard mobilku.

Frieska tak menjawab, dia tak mengeleng atau mengangguk, dia hanya memandangiku dengan tatapan tak percaya dan mulut yang terbuka lebar. Ya, dia pasti sedang shock. Aku tak membiarkannya bersantai, aku langsung melanjutkan usahaku dengan meremas remas payudara Frieska yang tak lagi tertutup apapun. Dia tetap berusaha tak bersuara dengan menutup mulutnya, dia sumpal mulutnya kuat kuat dengan tangannya sendiri.

Aku menyukai rasa lembut dan kenyalnya payudara Frieska, ini payudara terbesar yang pernah dirasakan tanganku, dan aku menyukainya. Aku juga menarik narik dan memilin milin puting merah jambu miliknya, hingga akhirnya aku merasakan putingnya itu mulai mengeras. Aku alihkan perhatianku kewajahnya, dan tatapan mata Frieska telah berubah menjadi berbinar. Laju napasnya juga sudah berubah menjadi lebih cepat dan pendek, seperti Viny nampaknya payudara juga menjadi titik lemah Frieska.

“Enak?”

Frieska mengelengkan kepalanya, sepertinya dia masih menolak mengakui dia menikmati semua ini.

“Oh...lu masih mau bohong sama gue?” tanyaku sambil memberikan senyuman kepadanya, yang aku harapkan cukup untuk mengintimidasi Frieska, kau tahu seperti seorang psikopat di film yang tersenyum saat membunuh korbannya.

“Gue...gue....nggak....” Frieska kehilangan kata katanya, sepertinya dia tahu aku menyadari kebohongannya dan itu membuatnya takut hingga kehilangan kata kata.

“Jadi enak nggak?” tanyaku sekali lagi, dengan senyuman tentunya untuk efek intimidasi maksimal.

“I....iya enak.”

“Gitu dong ngaku, kalo enak bilang aja nggak usah malu.”

Frieska hanya mengangguk, lalu kembali menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya saat payudara dan putingnya kuremas dan kutarik lebih keras. Setelah cukup puas dengan payudaranya, tangan kiriku pun bergriliya masuk ke dalam rok pendek yang dipakainya, dengan sedikit usaha akhirnya celana dalam Frieska berhasil kulepaskan dan kutaruh diatas dashboardku seperti sebuah piala. Frieska mencoba mengambil celana dalamnya kembali, tapi sebuah tatapan ‘mengancam’ dariku cukup untuk membuatnya membatalkan niatannya itu.

Jari jariku pun kuarahkan masuk kedalam roknya, tanpa adanya celana dalam jariku tak terhalang apapun dan dapat langsung menusuk masuk kedalam liang memek Frieska. Itu terasa hangat dan langsung menghisap masuk jariku, mungkin mulutnya menolak tapi memek Frieska menerima perlakuanku dengan baik.

“Akh.....” desah Frieska yang buru buru dia tahan.

Aku percepat gerakan jariku pada liang memek Frieska, aku ingin merangsangnya, merangsangnya cukup untuk membuat memeknya basah untuk kutusuk dengan batang kontolku. Frieska mengelengkan kepalanya sambil terus berusaha menahan desahan yang keluar dari mulutnya. Air mukanya sudah berubah, pipinya memerah dengan mata yang berbinar. Aku yakin Frieska menikmati apa yang aku lakukan pada liang kewanitaannya, hanya bibirnya saja yang terus berusaha menolak.

“Udah...udah....AKHHHH......”

Frieska mendesah panjang, badannya menegang, dan jariku basah oleh cairan kewanitaannya. Frieska terlihat lemas, napasnya menjadi tipis dan pendek. Dari apa yang aku tahu, Frieska baru saja orgasme, tanda pasti bahwa dia menikmatinya.

“Apaan nggak, memek lu basah gini,” ucapku dengan nada mengejek, aku juga menunjukan jariku yang basah karena memeknya.

Frieska mengelengkan kepalanya, masih menolak mengakui bahwa apa yang kulakukan padanya itu membuat dia merasakan nikmat. Aku tahu dia hanya mempertahankan egonya sekarang, dan itu membuatku semakin ingin memperkosanya. Aku ingin membuat dia berteriak dan mendesah seperti apa yang dilakukan kakaknya, aku ingin dia mengakui kejantanan batang kontolku seperti apa yang dilakukan kakaknya.

Aku buka resleting celanaku, dan kukeluarkan batang kontolku yang sedari tadi sudah berdiri. Batang kontol yang sudah memiliki beberapa pengalaman memasuki liang memek para gadis idola, batang kontol yang telah berhasil membuat mereka mendesah keenakan, dan kali ini juga akan memberikan pengalaman yang sama kepada Frieska.

Entah untuk keberapa kali Frieska mengelengkan kepalannya, kali ini saat melihat batang kontolku mengacung tinggi, dia kembali mengeleng dengan kuat. Aku yakin dia sudah paham apa yang ingin kulakukan, hingga dia takut membayangkannya.

Kutarik tangan kanannya dan kuarahkan ke batang kontolku, meski dia sempat menolak, akhirnya aku berhasil membuat dia mengengam batang kontolku dengan tangannya. Tangan putih dan mulus itu bergetar saat menyentuh kulit batang kontolku, warna tangannya itu terlihat kontras dengan warna batang kontolku yang cenderung kehitaman.

“Kocok dong,” ucapku pelan.

Frieska mengeleng, dia menolak perintahku. Aku yang tak suka dibantah pun mengambil pemantik api dari atas dashboardku dan menyalakannya. Dengan sebuah senyuman yang masih terjaga diwajahku, aku dekatkan pemantikku ke payudaranya. Aku ingin mengertaknya, aku ingin Frieska takut dan menuruti perintahku.

“Kiri ato kanan yang gue bakar,” aku berusaha mengatakannya dengan nada sedatar mungkin, mencoba terdengar sejahat mungkin.

Frieska tak menjawab, dia hanya berusaha mundur sambil mengelengkan kepalanya.

“Jawab!!” ucapku sekali lagi, kali ini aku menaikan sedikit nada bicaraku. Aku mengintip ke kursi belakang dari ujung mataku, berharap Melody tak terbangun.

“Jangan, please.” Ucap Frieska yang berusaha melindungi puting merah jambunya.

Aku mematikan pemantikku, lalu sekali lagi kupaksa Frieska untuk mengengam batang kontolku.

“Kocok makanya.”

Frieska mengangguk kali ini, lalu perlahan mulai mengerakkan tangannya naik turun, mengocok batang kontolku. Aku bersyukur jalanan ini sepi, aku bersyukur jalanan yang tak ada seorang pun ini membuatku bisa menikmati handjob yang diberikan Frieska kepadaku.

Handjob yang diberikan Frieska itu buruk, dan batang kontolku tak butuh rangsangan lagi untuk berdiri. Aku menyuruh Frieska untuk melakukannya, hanya karena aku ingin mengerjainya. Membalasnya karena sudah menantangku.

“Sekarang hisap kontol gue.” Perintahku.

“Nggak bang, nggak mau.”

Tak mau dibantah, kujambak rambut Frieska memaksanya untuk menghisap batang kontolku, tapi Frieska masih terus berusaha menghindari kontolku. Aku yang kesal tanpa sadar menampar pipinya. Aku bisa melihat bekas tamparanku di pipinya, Frieska yang nampak terkejut memegangi bekas tamparanku di pipinya. Cepat cepat kututup mulutnya sebelum Frieska menangis keras, sebelumnya hanya tangis tipis yang dia lakukan. Aku tak bisa membiarkannya menangis sekarang, aku yakin suara tangisnya akan membangunkan Melody dan mengacaukan ini semua. Meski sebelumnya aku berkata tak peduli jika sampai Melody bangun kepada Frieska, kenyataannya aku takut jika itu terjadi.

“Fries, lu mau Melody ngeliat lu kayak sekarang? apa coba yang bakal dipikirin Melody? Lu lagi telanjang Fries, kontol gue juga lagi ngacung keluar, mungkin dia bakalan mikir kita habis macem macem.”

Aku berusaha mengucapkan itu semua seyakin mungkin, aku tahu situasiku sedang terjepit dan satu satunya harapanku adalah Frieska mau berhenti menangis. Aku berusaha mempengaruhi Frieska, berusaha meyakinkannya, jika Melody bangun maka dia juga akan kesulitan. Aku memasang poker face terbaikku, aku juga setengah berdoa agar Frieska terpengaruh ucapanku.

Tatapan mata Frieska perlahan melemah, tangisannya juga perlahan berhenti. Sepertinya kata kataku berhasil mempergaruhinya, dan itu cukup untuk membuat dia berpikir ulang untuk membangunkan kakaknya. Setengah bertaruh, kutatap matanya dan kulepaskan tanganku yang menutup mulutnya. Frieska diam, dia hanya memandangku dengan tatapan kosong. Dia nampaknya sudah pasrah atas ini semuanya, mungkin dia berpikir tak ada lagi jalan bagiku untuk lolos dari ini semua.

Aku harusnya merasa kasihan melihat dia sekarang, kau tahu, melihat seorang gadis yang sudah pasrah untuk diperkosa. Napsuku masih tinggi tapi keraguan mulai tumbuh dalam hatiku, dan itu cukup untuk mengembalikan akal sehatku. Petir tak akan menyambar dua kali ditempat yang sama, keberuntunganku tak akan terus datang dan aku bisa terus lolos dari semua hukuman jika tetap melanjutkan niatku untuk memperkosa Frieska.

Aku tak bisa melakukannya, aku tak bisa membiarkan diriku kalah oleh napsu sesaatku. Kuperbaiki celanaku, lalu berikan celana dalam Frieska kembali padanya.

“Sorry Fries gue udah kurang ajar, tolong maafin gue ya.”

Frieska terlihat bingung, dia hanya mengangguk sebentar lalu memperbaiki pakaian yang dikenakannya. Dia memandangku cukup lama, aku bisa melihat dia ingin bicara tapi memutuskan untuk membatalkan niatnya itu. Suasana kembali menjadi sepi setelahnya, tak ada satu pun kata yang terucap dari kami berdua, satu satunya suara yang terdengar adalah lagu it was a good day dari Ice cube yang diputar di playlistku. I don’t know dude, it’s probably not a good day for me.

Apakah kau tahu betapa akwardnya suasana disisa perjalanan itu? Bagaimana anehnya suasana saat pandangan mataku dan Frieska tak sengaja bertemu? Aku juga tak tahu apakah harus bersyukur karena Melody masih terlelap dikursi belakang, atau perjalanan ini yang memakan waktu cukup lama.

“Bang....” ucap Frieska yang akhirnya memecah keheningan antara kami berdua.

“I...ya?”

“Sorry ya,”

“Nggak Fries, gue yang salah, gue yang harusnya minta maaf.”

“Ya gue tahu lu ngerasa bersalah soal tadi, tapi gue juga mau minta maaf udah ngegodain lu tadi. Harusnya gue sadar kalo kucing garong kayak lu nggak bisa dikasih ikan asin, pasti gigitlah.”

Frieska mengucapkan itu semua dengan tatapan yang tak lagi kosong, ada kehidupan di tatap matanya sekarang. Aku merasa Frieska sudah mengumpulkan lagi perasaannya yang sempat pecah, saat aku mengancam dan memaksanya tadi. Meski begitu, apakah mungkin dia sudah secepat itu memaafkanku atas tindakanku tadi? Meski aku tak sampai melakukannya, tapi mencoba memperkosanya juga merupakan tindakan yang tak seharusnya secepat itu dimaafkan.

“Nggak Fries, lu nggak buat salah apapun, gue yang salah.”

Lalu dia tersenyum simpul, sesuatu yang tak kuharapkan muncul secepat ini. Meski ada perasaan senang dalam diriku saat melihatnya, tapi aku tak mengerti kenapa dia melakukannya. Kau tahu, aku baru saja mencoba memperkosanya jadi harusnya yang dia lakukan adalah marah, memukulku, atau hal lain yang menunjukkan bahwa dia tak terima atas perlakukanku, bukan malah tersenyum. Aku tahu dia gadis yang baik, tapi ayolah ini sudah keterlaluan.

“Ya kalo lu ngerasa bersalah, traktirin gue jajan dong. Lapar nih gue,” ucap Frieska dengan santainya, seperti tak ada sesuatu yang buruk baru saja terjadi padanya.

Aku hanya memandanginya untuk sesaat, sambil mencoba memikirkan alasan bagaimana dia sudah dapat memaafkanku sekarang. Aku cukup yakin dia sudah memaafkanku, jika tidak bagaimana mungkin dia bisa bertingkah seramah itu. Mengapa para gadis idola yang sudah dan hampir kuperkosa bisa dengan mudahnya memaafkanku? Seperti diperkosa oleh seorang lelaki yang baru kau kenal itu wajar bagi mereka. Aku mulai berpikir jika mereka semua benar benar kuperkosa, aku masih bisa menonton pertunjukan mereka di theater keesokan harinya.

“O...OK.” cuma itu yang bisa kuucapkan, sebagian besar karena aku masih memikirkan perubahan sikap Frieska yang begitu tiba tiba, juga bagaimana Viny, Melody, dan Manda juga melakukan hal yang sama.

Aku pun mengedarai mobilku dengan perasaan aneh yang mengelayut di kepalaku, tentang para gadis idola yang membuat hidupku aneh.

Faaaakkkkkk gajadi garap mpris
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wuanjayy ingin ku berguru sama babang Benji rasanya.... Kira2 ada planning buat ngews berjamaahnya gak hu? Minimal threesome gitu wkwkwkwkwk btw Vinynya kemana? Nice story hu mantap anjing yes! Ditunggu updatenya
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd