Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

A FLOATING LOTUS CH.1 (NTR)

astoriaa21

Semprot Kecil
Daftar
11 Jul 2017
Post
67
Like diterima
215
Bimabet
The Floating Lotus



Story by: Zerowhite​

Perkenalkan namaku adalah Ricky, saat ini sedang bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta. Aku dikenal orang yang ramah, baik dan dermawan di lingkungan kantorku, akan tetapi sebenarnya aku orang yang cukup introvert. Aku tidak tampan dan tidak kaya, aku adalah orang biasa saja yang mencoba untuk hidup normal.. normal? Yah.. normal. Ada sesuatu kejanggalan apabila aku mencoba memikirkan kata normal, karena ada sedikit ketidaknormalan yang terjadi di lingkup hidupku. Aku memiliki seorang kekasih, sebut saja namanya Rere. Dia sangat mengagumkan bagiku, dia adalah sumber semangat dan harapanku, bagiku dia adalah kekasih yang sempurna. Dia adalah keturunan chinese, sama denganku.
Aku bertemu Rere saat aku sedang magang di salah satu perusahaan di Jakarta, kebetulan dia juga magang di tempat yang sama. Dia sangat mempesona, hidungnya mancung, bibirnya tipis dan seksi ditambah lagi dengan matanya yang bulat mempesona, rambutnya digerai, ia memiliki bodi yang semok, pantatnya kencang, didukung dengan kedua payudaranya yang terlihat masih kencang juga dengan ukuran cukup besar sekitar 34B, hal itu yang membuatku semakin deg-degan ketika berpapasan dengannya. Seiring berjalannya waktu puji Tuhan aku berhasil berpacaran dengan cewek yang kutaksir di tempat magangku ini.

Aku sudah berpacaran dengan Rere sudah lebih dari dua tahun, kita berdua saling percaya dan mencintai satu sama lain. Jika ada masalah kita selesaikan bersama-sama, saling membantu dan memeluk sebagai pasangan. Dia adalah pialaku yang sangat berharga, karena dia adalah piala dan kepunyaanku yang sangat berharga maka orang-orang mulai ada rasa tertarik dengan pacarku ini. Dari yang biasa saja sampai ke nyeleneh kemana-mana. Karena hal itu akupun juga semakin terbawa dengan mereka, aku mulai menyuruh Rere untuk mengenakan pakaian yang lebih terbuka apabila kita sedang berjalan-jalan atau keluar, mulai dari yang agak terbuka sampai ke sangat terbuka. Benar saja hal itu benar-benar ada pengaruhnya kepadaku, Rere pacarku selama inipun tidak ada kecurigaan sama sekali terhadapku karena ia hanya berpikir ia hanya berbusana karena hanya pacarnya suka melihatnya mengenakan busana itu, dan ia sangat suka sekali apabila mendapat pujian manis dariku, Rere pacarku.. sungguh polos. Motifku menyuruhnya mengenakan pakaian yang terbuka adalah karena aku ingin melihat apa orang-orang yang memperhatikan Rere, terutama para pria yang memandang pacarku yang terkadang seolah ingin melihat isi tubuhnya Rere. Aku sangat merasa aneh dan berdesir, tetapi perasaan ini sangat menarik seolah aku semakin bangga memiliki Rere karena bukan hanya aku yang mengagumi tubuhnya melainkan orang lain juga yang melihatnya.


Selama berpacaran, Rere sudah kukenalkan dengan berbagai pengetahuan akan seks, mulai dari foreplay, oral seks dan seks yang sebenarnya. Kami rutin melakukan seks, selama tiga kali seminggu, bisa kurang atau lebih, tergantung dengan kondisi dan kesibukan kami. Selama pengenalan akan seks Rere sangat terbuka sekali orangnya, sifat keingin tahuannya yang membuat dia semakin mempesona. Berbeda dengan mantanku sebelumnya yang sangat udik sekali apabila kukenalkan akan hal ini, ada yang jijk lah, malu lah, marah, ifil dan lain sebagainya. Berbeda dengan Rere, pacarku sangat terbuka sekali, apabila kusuruh kulum penisku dan kuarahkan, ia melakukannya dengan sangat baik sesuai dengan arahanku. Kulumannnya juga makin lama makin terasa enak, karena dia berhasil melakukan improvisasinya sendiri yang membuat dia semakin istimewa.
Selama kita melakukan seks juga Rere dengan baik menurut dan melakukan sesuai dengan yang aku kuajarkan, dia tampak menikmati dan suka akan seks yang kuajarkan. Selama ini posisi missionary adalah posisi favoritnya karena menurutnya posisi itu sangat romantis karena aku bisa menghujam vaginanya dari atas sambil mencium bibir manisnya Rere. Kehidupan seks kami sejauh ini tidak mengalami masalah, hanya saja aku takut apabila Rere tidak terlalu menikmati permainan seks ku karena aku hampir tidak pernah membuatnya orgasme, saat kita melakukan seks malah aku duluan yang selalu orgasme dan itupun tidak lama, aku hanya bisa bertahan paling lama tujuh menit saat bersetubuh dengan Rere. Apa karena ukuranku? Ah sudalah, Toh selama ini Rere tidak pernah protes akan hal itu, aku sangat bersyukur sekali.
Suatu hari aku pergi untuk menemui teman lamaku, Joshua. Semasa SMA aku dekat sekali dengan Joshua, dulu saat semasa sekolah aku kerap kali dijadikan bahan bulian oleh temanku, dan ketika Joshua pindah ke sekolahku kitapun berteman baik, dan dia selalu membelaku dari orang yang suka menggangguku. Aku sebenarnya berhutang banyak dengan Joshua. Tapi aku senang dia tidak mempermasalahkan hal itu, justru dia bilang apabila ada yang menggangguku lagi jangan sungkan untuk meminta bantuannya. Siang ini aku akan bertemu dengannya lagi, sudah lebih dari lima tahun aku tidak bertemu dengannya, aku harap dia masih mengenalku dengan baik seperti lima tahun lalu. Aku bertemu dengannya di salah satu kedai kopi modern yang ada di jakarta, sesampainya disana aku langsung memarkir mobilku dan menuju ke dalam kedainya. Kulihat didalam sudah ada orang mengenakan jaket kulit hitam, dengan jam tangan yang terlihat mahal, dengan rambut cepak rapih. Tidak salah lagi, pasti itu Joshua, akupun langsung menghampirinya.


(Siang hari, di kedai kopi..)


Ricky : “Oi.. Udah lama lu?” (sapaku sambil menoel pundak Joshua dari belakang dan sambil tersenyum)

Joshua : “Weh anjay Rik.. udah lama yee? Apa kabar braderku?” (sambil brofist dia kembali menyapaku dengan senang.)

Ricky : “Hahaha.. bae lahh, gimana lu udah pesen belum kopinya?”

Joshua : “Udah udah, lagi dibikin.. lu pesen aja dulu gih..”

Ricky : “Oke, tunggu bentar ya gue pesen dulu.”


(Akupun bergegas menuju kasir untuk memesan kopi,dengan posisi hpku kutinggalkan di meja kedai itu.)


POV Joshua


((*cling cling cling*) suara ringtone handphone milik Ricky, ada notif pesan masuk. Layar hpnya menyala dan terpampanglah wallpaper hp Ricky dengan foto Rere yang mengenakan tanktop ketat yang begitu seksi.)



Joshua : (*melihat hp Ricky*) “Wah anjir, montok amat nih cewek.. ni anak pake wallpaper selebgram mana bangsat? Toketnya mengkel amat.. bangke Ricky gue dibuat ngaceng tiba tiba.. foto ah, lumayan buat ritual gua malem sebelum bobo ehehe.."


POV Ricky



Ricky : “Iyah, Less sugar yah mas. More milk boleh deh.. tambah croissant nya satu boleh.”

Mas kasir : “Okeh.. saya ulangi, vanila latte nya less sugar dengan tambahan more milk sama croissant nya satu.. jadi total 62.500.”

Ricky : (membuka dompet, dan memberikan debit ke mas kasir.) “Nih mas.”

Mas kasir : “ Silahkan pinnya..”

Ricky : (memasukan pin, sambil melihat ke arah Joshua yang tampak melihat sesuatu di meja.) “Ngapain tuh orang?”

Mas kasir : “Baik nanti minuman sama rotinya diantar ke meja yah kak.. Terimakasih” *sambil menyerahkan debit Ricky

(Ricky lalu berjalan menuju meja Joshua lalu duduk.)

Ricky : “Jadi gimana brader lu sekarang? Gawe apa gawe.. hahaha.”

Joshua : “Gue? Gue ngegrab sekarang rik.. sambil main main saham gitu juga, lu ngapain sekarang gawenya?”

Ricky : “wih mantap, jalan jalan terus nih kerjanya. Gue biasalah kantoran, konsultan gitu, lumayan lah gajinya.”

Joshua : “Bulan depan jalan kuy, ada rencana ngga lu?”

Ricky : “Oia, long week end ya bentar lagi. Nggak ada sih, kenapa memang?”

Joshua : “Puncak yuk, ajak cewek lu aja tuhh... haha..”

Ricky : “ooh boleh boleh.. tunggu, lu tau darimana gue ada cewe?”

Joshua : “Yah ketauan.. tadi pas lu mesen kopi layar hape lu di meja nyala, ada notif gitu.. Pas gue liat bohay mantab amat nih cewek, gue kira awalnya selebgram gitu lu jadiin wallpaper. Tapi gue mikir lagi lu orangnya ngga suka sama selebgram-selebgram gitu sih, jadi ya pasti itu cewek lu sih.”

Ricky : “Owala, begitu.. jadi gimana..?”

Joshua : “Gimana? Maksudnya gimana apanya?” (sambil seruput kopi)

Ricky : “Cewek gue... gimana menurut lu?”

Joshua : “Owala.. hahahahah. Bohay abis rik, gokil lu bisa dapet cewek sebohay itu.. ajak aja ke villa bulan depan.. suruh bawa baju baju seksi, baju renang juga.. kan ada kolam disana.. biar adem vibesnya kalo ada cewek lu..”

Ricky : (“Sial ternyata Joshua.. sangat tertarik dengan Rere, agh.. mengapa aku sangat terangsang sekali mendengar hal itu dari mulutnya? Apakah aku harus menawarkan hal itu? Agh.. tidak tidak.. jangan dulu..”)

Joshua : “Rik? Ngape diem? Ngopi dulu la bre...”

Ricky : “I-iya sori sori.. Jos, gini.. lu tertarik yah sama Rere, cewek gue?”

Joshua : “Yah karena penampilannya menurut gua bohay sih.. semok, tertarik kok.. cuman kan itu cewek lo, gue ngga ada hak ngedeketin lah..”

Ricky : “L-lu mau liat dalemnya nggak? Gue ada beberapa foto naked dia sih..”

Joshua : “WAHH ANJIR.. boleh bangett, kalo lu bolehin sih....”

Ricky : “Jangan sekarang, nanti gue line aja fotonya yah.”

Joshua : “Wihh siapp... tapi kenapa lu pengen kasih liat gua rik? Gue penasaran.”

Ricky : “Yah gimana ya bilangnya.. anggep aja ini bayaran utang waktu dulu lu sering bantu gue di sekolah. Jadi yah gapapa kok.”

Joshua : “Yehhh... santai aja kali itu mah, nggak usah dipikirkan rik.. itu udah lalu kok.. tapi kalo lu tetep mau kasih, gue dengan senang hati menerimanya kok hehehe.. lumayan tambahan bahan.”

Ricky : “Kan kan kan.. gue udah tau lo orangnya gimana, demen banget nih sama yang beginian.. hahaha sial emang, yaudah nanti malem ya.”

Setelah beberapa lama membahas tentang hal itu, kita akhirnya membahas hal lain seputar pekerjaan, sekolah dan lain lain. Tidak terasa waktu sudah lewat dua jam, akupun menyudahkan pembicaraanku dengan Joshua di kedai itu, lalu kita berdua berjalan menuju parkiran dan memasuki mobil masing-masing sambil mengucap pamit. Sial, ternyata memang dia menyukai tubuh pacarku, mengapa aku begitu terangsang? Mungkin karena baru ini ada orang yang secara terang-terangan bilang kepadaku kalau dia mengagumi tubuh Rere, karena selama ini aku hanya memperhatikan orang-orang yang memandangi tubuh Rere secara langsung saja.

(Percakapan Line, malam hari.)

Joshua : “Uy.. mana fotonya si bohay ini? Gue udah mau ritual nih... hahaha..”

Ricky : “Haha.. bajingan.. demen banget ya lu sama cewek gua?”

Joshua : “Bodinya tipe idaman gua banget sih.. montok seksi begitu.. mukanya juga nyangein gua rik.. parah.. enak banget kayanya disepong sama dia sambil dia ngeliatin gua.. eh sori nih, halu gua.. haha..”

Ricky : “kan kan kan.. mulai si bangsat ini hahaha..”(“ugh dia sudah membayangkan sejauh itu? Sial....” *perlahan penisku mengeras*)

Joshua : “Soalnya emang enak banget nih bayangin cewek lu rik...sori sori aja hahaha.. udah pernah lu genjot belom?”

Ricky : “Udah beberapa kali.”

Joshua : “Wah sial hoki banget luu.. entar bagi dong waktu di Villa... canda canda..”

Ricky : “hahaha.. awas aja lu yaa bajingan, haha.. nih nih.. (*mengirim foto bugil Rere*)







Joshua : “wahhhhh fuck.... sumpah lo hoki banget dapetin nih cewek rik. Toketnya sekel banget anjing, ngaceng keras gua rik.”

Ricky : “hahaha.. ya kan cewe gue gitu lho.. (“Sial kenapa aku harus ikutan ngaceng juga..” *ngaceng*)

Joshua : “Gila gila gila, gua izin pake foto cewek lu buat bahan coli gua malem ini ya rik.. semoga gua bisa pake beneran juga kapan kapan.. hahahaha.. ughh rere sayang..”

Ricky : “Ya ya ya.. suka suka lu lah bangke hahaha.. (“Dasar bajingan itu.. dia benar benar sudah kehilangan kesadaran ketika ku kirim foto naked Rere.. agh fuck.. mengapa ini sangat mendesir sekali?”)


Semenjak saat itu aku sering berbagi-bagi foto Rere kepada Joshua, karena sebenarnya aku semakin tertarik akan hal ini. Walau sebenarnya aku sering bilang dia berengsek dan bajingan, sebenarnya aku juga suka apabila pacarku Rere difantasikan oleh si Joshua ini. Satu bulan pun berlalu semenjak aku sharing foto Rere ke Joshua, tibalah saat kita ke pergi puncak bersama. Kita kesana menggunakan mobilku, pertama-tama ku jemput Rere dahulu lalu setelah itu kujemput Joshua dirumahnya.


(Sesampai di rumah Rere)


Ricky : “Sayang aku udah di depan ya. (Line message)”

Rere : “Okey sayang bentar lagi pake lipstik. (Line message)”

Ricky : “Siap sayang, aku tunggu. (Line message)”


(Rere buka pintu gerbang rumah.)



Rere : “Haiiii, lama yaa lama yaa? Maap dandan dulu tadi akuu.. hehee..”

Ricky : (“Wah cantik sekali pacarku ini, ia menggunakan tanktop dengan jaket jeansnya dan dilengkapi hotpants, padahal kita ingin ke puncak tetapi ia berbusana terbuka seperti ini. Yah tak apalah..”)

Rere : “Sayang? Mikirin apa hayo? Hayu jalan.. keburu macet disananya nanti..”

Ricky : “M-mikirin kamu dong sayang.. kamu cantik sekali sih pagi ini, jadi makin sayang..” muah *kucium kening Rere

Rere : “Ehehe.. Makaciiii... kan biar cantik buat kamu.. hihi..”

Ricky : “Ih gemes. Yaudah deh yuk, kita jemput temenku dulu.. soalnya ini Villa kakeknya temenku, yah sebagai ucapan terimakasih kita anterin aja kesananya.. kamu nggak keberatan kan?”

Rere : “I see hmm... Okey, nggak kok sayang.. yuk jalan.”


Lalu kujalankan mobilku menuju rumah Joshua, rumahnya ternyata lumayan jauh kalau jalan dari rumah Rere. Selama di jalan kita kena macet, tidak parah sih tapi akhirnya sampai juga ke rumah Joshua. Sesampainya di rumah Joshua, kulihat gerbang rumahnya sudah terbuka. Rumahnya lumayan besar, Joshua sedang nyebat sambil menunggu di dalam dengan sudah berkemas dan siap untuk pergi.


Ricky : “Uy, ayo jo.. takutnya macet dipuncaknya..”

Joshua : “Iye iye bentar..*matiin rokok*”


Setelah selesai merokok dia pun lalu bersiap-siap, mengunci gerbang lalu masuk ke pintu belakang mobilku. Lalu mulailah perjalanan kita menuju Villa puncak milik kakek Joshua ini. Di tengah perjalanan kita pun ada sedikit ngobrol-ngobrol.


Joshua : *noel pundak Rere dari belakang* “Ceweknya riki yah? Kenalin gue, Joshua. Kakak angkatnya riki hahaha..”

Ricky : “Ah bacot apaan kakak angkat.. sini lu gua angkat gua cemplungin ke kali hahaha.”

Rere : “E-eh iya.. hai, gue Rere...” (Jawabnya sambil tersenyum sebentar menghadap Ricky)

Joshua : “Enak ngga pacaran sama riki re?”

Ricky : “Paan sih kepo si bangke ini luh..” (Jawabku sambil menoyor kepala Joshua dari depan)

Joshua : “Yeee, lu bawa mobil aja sih setdah. Orang gue ngomong sama Rere..”

Rere : “Iya sayang.. kamu fokus bawa mobil aja, nggapapa kok, riki baik selama ini sama gue jos.. kelewat baik malah hihi..”

Joshua : “ududuh..manis banget sih pake sayang-sayang, semoga langgeng deh kalian yah.. semoga sampe ke pelaminan dengan selamat.. hehehe..”

Joshua : “Iya serah lu aja dah yak.”

Rere : “Iyaaa makacih.. “

Dua jam perjalanan sudah berlalu karena terjebak macet, karena 400 KM lagi kita sudah sampai tujuan, akupun singgah sebentar ke SPBU dekat sini untuk isi bensin dan buang air kecil. Ku lihat Rere sudah tertidur pulas, mungkin karena ia bergadang semalaman nonton dengan adiknya.


(Sesampainya di SPBU)


Ricky : “Bangsat.. wc umum aja antri. Jos, lu yang isiin dong bensinnya, Gue mau ke wc udah kebelet. Nih, lu bawa aja, ini duitnya.. fulltank ya..”

Joshua : “Oke oke, gih sana. Gua titip aqua juga dong di Indomaret, mobil lu gua aja yang isiin, sekalian mau nyebat juga nih gua.”

Ricky : “Yaudah iye.” *keluar dari mobil*

Setelah keluar dari mobil akupun langsung masuk antrian WC umum di SPBU itu, Sial sekali pakai acara antri segala pikirku. Lima belas menit berlalu akhirnya giliranku tiba, masuklah aku wc tersebut. Bajingan, ada yang masturbasi disini, kulihat di tembok ada bekas muncratan pejuh yang belum tersiram. Mana WCnya kotor lagi, sungguh menjijikan. Setelah sudah buang air akupun langsung keluar dari WC itu dan menuju ke Indomaret di sampingnya.


POV Joshua

(10 menit lalu di SPBU)

Joshua : “Mas Full tank yah..” (memberikan uang seratus ribu)

Mas SPBU : “Baik pak..”

Joshua : “ oshiete oshiete yo.. (bersenandung tiba tiba melihat Rere yang sedang tertidur) ANJING gede banget..”

Mas SPBU : “Iya pak memang gede harganya.. kan full tank..”

Joshua : “Lho, bukan mas. Ini lho, masnya liat aja ke dalem.”

Mas SPBU : “Ada apa toh pak? (sambil melihat ke dalam mobil) oala iya gede amat itu pak kaya pepaya mateng..” (menelan ludah)

Joshua : “Selesain dulu ngisinya mas.”

Mas SPBU : “Oh oke oke pak.. oala rejeki nomplok ngga kemana ya... haha”

Joshua : “Terima kasih ya mas..”

Mas SPBU : “Sama-sama pak.. monggo silahkan.”


Setelah selesai kuisi mobilnya Ricky, lalu kuparkirkan mobilnya dekat jalan keluar SPBU supaya nanti jalan keluarnya lebih cepat. Setelah itu aku berpikir mau keluar dan nyebat, tiba tiba ku lihat Rere yang sedang tertidur, dadanya sangat menonjol sekali pada tanktop yang dikenakannya. Kulihat lagi di samping Ricky masih mengantri di WC itu. Lalu kuurungkan niatku untuk merokok dan sekarang aku lebih ingin meraba dada Rere yang besar ini, ugh penisku mengeras seketika karena melihatnya lagi. Tanpa berpikir lama aku langsung menyentuh toketnya Rere, uhh lembut sekali, sangat empuk dan mudah bergoyang apabila ku goyangkan dengan jariku. Setelah puas kuraba raba dadanya yang dilapisi, aku memikirkan ide gilaku lagi.
Aku ingin melihat dalamannya Rere secara langsung, mumpung Rere sedang tertidur pulas aku tidak akan menyianyiakan kesempatan ini. Dalam posisi sambil merekam, kutarik perlahan uneck tanktopnya Rere kebawah sampai nampak kedua branya Rere, untung saja elastis jadi mudah ku tarik. Wah lezat sekali toketnya, lalu perlahan kuraba dan kusingkap pelan pelan bra yang dikenakan Rere. Dan tampaklah kedua bukit kembar Rere dari balik Bra dan Tanktopnya, kuraba raba sekitar toketnya, aku sungguh ingin menyentuh dan menghisap puting Rere yang mencuat itu tetapi aku takut Rere terlalu sensitif dan bangun. Jadinya kuraba saja sekitaran toketnya, ughh sungguh halus dan wangi sekali toketmu Re.


POV Ricky



(Setelah selesai dari Indomaret)

Ricky : “Ah sial panas sekali sih disini.. padahal kan sudah didaerah puncak, masih aja panas.”

Selagi sedang berjalan aku melihat Ricky masih ada di kursi depan mobilku. Loh bukannya katanya mau sebat? Sudah selesai kah? Cepet sekali, biasanya dia sekali sebat dua batang kalau sempat. Lagi ngapain tuh dia ngadep kesana? Aku berjalan semakin mendekati mobilku, setelah hampir dekat aku bersembunyi di belakang mobil jeep yang letaknya empat meter dekat mobilku. Ngapain dia megang hp ke Rere? Dia lagi moto Rere? Buat apa? Setelah kuperhatikan lebih detil lagi, dia seperti sedang menggenggam sesuatu didepannya, tetapi aku penasaran dan semakin deg-degan. Perasaan apa ini? Kenapa aku panik? Sial.. Setelah kuperhatikan lagi memang benar dia sedang menggrepe tubuh pacarku yang sedang tertidur, sungguh bajingan sekali, apa jangan-jangan ia rekam sambil melakukannya? Bajingan.. Setelah aku menarik nafas dalam-dalam,kusiapkan diriku untuk kembali ke mobil. Dengan berusaha memasang raut wajah yang normal aku berjalan menuju pintu depan mobilku, tak lama Joshua pun menyadari kedatanganku.

Ricky : “Keluar lu, buruan panas.”

Joshua : “Wes si bos udah dateng..” (keluar dari mobil lalu menuju ke belakang)

Ricky : “Ini Villanya jalan Edelweis berapa ya?” (sambil menyalakan mobil menuju jalan lagi.)

Joshua : “Oia, jalan Edelweis 3.. Patokannya indomaret, lu lurus aja ke pertiga-” *fade out*


Aku berusaha untuk bersikap biasa saja seolah tidak tidak terjadi apa-apa sewaktu aku datang ke mobil itu tadi. Sejujurnya aku kecewa dengan temanku ini karena hal semacam ini termasuk pengkhianatan secara tidak langsung, disisi lain aku juga pun sedikit mendesir dan tertarik melihatnya.. Rasa tertarik dan penasaranku ini tidak bisa kuhilangkan dan mungkin sudah bisa dibilang kecanduan. Disisi lain juga aku sungguh marah dalam hati melihat teman baikku melecehkan pacarku sendiri. Aku sungguh paham maksudnya dia menggunakan rekaman itu nanti, ia akan mencoba untuk mengancam Rere untuk mengikuti kemauannya. Kalau Rere menolak Joshua ada rekaman itu untuk mengancam dan menyebarkannya ke media sosial. Haruskah ku terus terang? Haruskah ku jujur? Tidak bisa sepertinya ini terlalu sulit, rasa penasaranku juga besar. Aku sungguh pacar yang buruk untuk Rere.
Kami sampai di Villa pukul 20.00 malam hari, yah harusnya kita sampai jam enam sore sih dikarenakan macet saja kita jadi sampainya lumayan malam. Villa milik kakeknya Joshua lumayan besar, terdapat kolam berenang di bagian halaman belakang rumahnya. Begitu sampai kita langsung disambut oleh pak Samsul dan pak Tri penjaga Villa kakenya Joshua, setelah memarkirkan mobil Joshua lalu mengarahkan kita kedalam Villanya, memberikan tour singkat dan mengarahkan ke kamarku dan Rere. Ya, kita akan tidur berdua di Villa ini. Selesai mandi akupun langsung tepar di ranjang, karena kelelahan seharian mengendarai mobil.
Begitu aku bangun, waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Kepalaku terasa sangat sakit, perutku keroncongan. Ku lihat disampingku tidak ada Rere, apa yang sedang ia lakukan tengah malam begini? Tiba-tiba aku merasa panik dan dag-dig-dug tak karuan. Lalu aku bangkit dari tempat tidur, membuka pintu kamar.

“Hmmmhh...ahhnnn...mmmhm....agh......agh..aghh..” *DEG* kepanikanku perlahan menjalar ketika mendengar suara rintihan yang mirip sekali dengan suara Rere.

Ricky : “Sial.. bangsat.. bajingan... kenapa malam malam begini aku mendengar suara rintihan Rere? Sedang apa dia? Arghh..... mengapa dia tidak tidur bersamaku, mengapa dia malah diluar yang sedang apa disana...”

Suara itu jelas sekali berasal dari bawah tangga kamarku, arahnya dari ruang tamu. Bajingan pasti ini ulah si Joshua lagi. Aku lalu memberanikan diri untuk turun tangga lagi. Sekujur tubuhku merasa tersengat listrik, darahku mendesir deras, hatiku deg-degan tak karuan melihat pacarku Rere yang jelas sekali sedang memberikan blowjob pada pak Tri. Dengan keadaan topless Rere memberikan kuluman kepada pak Tri. Pak Tri berumur sekitar 50 tahun, sudah beruban tetapi badannya masih tegap dan sehat.. dan lagi penisnya terlihat sangat jauh berbeda dengan punyaku. Ukurannya dua kali lipat dari ukuran penisku, berwarna coklat dengan urat-urat disekujur batangnya yang keras. Terlihat Rere begitu lahapnya mengulum penis pak Tri, baru kali ini kulihat Rere tampak bersemangat mengulum penis, kepalanya maju mundur dengan gemulai tapi tampak presisi dan semangat. Apa karena ia tertegun dengan ukuran penis pak Tri? Kepalaku sakit melihatnya, terlihat juga dari samping Joshua sedang bertelanjang dada duduk di sofa sambil nyebat menyaksikan aksi beauty and the beast di depannya.


POV Joshua

(Di ruang tamu)

Joshua : “duh pak Tri udah lama nggak disepong bini jadi kelojotan begini nih... gahahaha..”

Pak Tri : “Ah anu pak jo.. memang enak ini atuh isepannya neng Rere.. ah..ah... uh..”

(sambil membelai rambutnya Rere yang sedang mengulum kontol pak Tri.)

Joshua : “Hahaha.. memang kan enak? Saya saja udah dua kali dibikin crot sama Rere.. padahal baru kenal hari ini.. memang efek amer memang luar biasa ya pak.. Tuh liat aja Rere baru dicekokin tiga gelas udah merem melek begitu..”

Pak Tri : “Ah ah..ah.. aduh neng.. pelan pelan aja ngga usah buruburu.. bapak nggak kemana mana kok neng.. Pacarnya diatas kan pak? Bangun nggak tuh entar? Kalo tiba-tiba bangun celaka kita pak.. ahhh.. ahh..”

Joshua : “Tenang aja pak, bapak nikmatin aja sih Rere ini. Si Ricky mah udah bawa mobil seharian gitu, percaya saya dia nggak bakal bangun sampe pagi, santai aja pak tri.. hehehe..”



Setelah sepuluh menit pak Tri dikulum oleh Rere tubuh pak Tri mengejang kuat karena sudah mau keluar ejakulasi, mungkin karena terlalu enak dihisap kemaluannya oleh Rere,



Rere : “hmmm sclopp sclopp...phhuahh.... slurp srrupp srupp...” (Rere mempercepat ritme hisapannya.)

Pak Tri : “Arhhhh neng.... enak tenann neng.... ahh, bapak sudah mau keluar ouhh....”

Rere : “mmmmhhh.....hmmmmm ahhh....srluppp....slurppp ahmmmm...”

Pak Tri menekan kepala Rere dalam dalam, karena sudah mau keluar.

Pak Tri : “Ouhhhh.... neng... bapak keluarrr......... ahhhhhhhh... ahh..... *CROT CROT CROT CROT*

Pak Tri keluar dengan jumlah pejuh yang tidak normal banyaknya, karena mungkin sudah lama tidak dikeluarkan jadinya sekali keluar sangat banyak sekali. Pak tri sesekali mengelus kepala Rere sambil Rere membersihkan kontol pak Tri.

Pak Tri : “Sudah pak.. kasihan neng Rere, kasih istirahat saja dulu.. sudah lemas sekali dia.”

Joshua : “Hmmm, padahal mau kupake lagi sih.. yaudah pak, nanti Rere saya yang bawa ke kamarnya. Bapak tidur saja.”

POV Ricky

Sial.. aku malah masturbasi melihat pacarku mengulum kemaluannya pak Tri, karena pak Tri dan Rere terlihat saling menikmati dan aku sangat terangsang melihatnya. Kulihat setelah pak Tri kembali ke kamarnya, Joshua tampak memakaikan baju tanktopnya ke Rere yang sudah teler karena mabuk. Lalu bersiap menggendong Rere ke atas, ke kamar kita. Melihat hal itu aku langsung menuju ke kamarku dan pura-pura tidur, tak lama kudengar suara Joshua membuka pintu sambil menggendong Rere. Lalu ia secara pelan-pelan menidurkan Rere disampingku. “Besok kita main lagi yah, sayang.. *muah* “ Ucap Joshua sambil menidurkan Rere dan mengecup keningnya, lalu tak lama ia meninggalkan kamarku secara pelan pelan.

Kulihat kesamping, memang Rere sudah terlelap mungkin karena kelelahan bermain dengan mereka, sungguh bajingan. Haruskah kuhentikan? SIAL, mengapa aku harus ragu? Apa yang sebenarnya kumau? Kepalaku sangat pusing, tapi tak lama mataku terasa berat kembali dan aku kembali tertidur.

(Keesokan paginya di ruang tamu.)


Ricky : “Enak nih uduk, beli dimana jos?”

Joshua : “Tuh di deket warung, biasa pagi buka. Istrinya pak samsul yang jual.”

Ricky : “Wih, pak Samsulnya mana? Pak Tri? Kok nggak ikut makan?”

Joshua : “Ohh, mereka lagi nyari bahan buat barbeque nanti malem.. Pakek mobil Villa. Pak Tri yang bawa.”

Ricky : “Ohh, iya tadi Rere ada bilang juga sih pagi mau izin keluar sama pak Tri, cuman guenya masih tidur.. samar samar gitu, Yaudah kalo gitu, gue pinjem kolam lo ya.. abis makan gue mau berenang lah, udah lama..” (“sial lagi lagi Rere pergi sama pak Tri. Ah tidak tidak, kemarin kan Rere karena mabuk saja dia makanya mau disuruh begitu. Tidak, tidak, tidak.. jangan panik.. semuanya akan baik baik saja.”)

Joshua: “Rik? Oi? Melamun aje dah, kalau mau berenang berenang aja.. gue abis nyebat ikut berenang juga kok.”

Setelah sarapan pagi akupun lalu bersiap-siap untuk berenang dan berusaha untuk berpikir rileks, melupakan permasalahan itu sejenak.




POV Rere



(unknown location)

Rere : “Aghhh...aghh......pakk....masih pagiiiiiii.....aghhhhhh....”

Pak Tri : “Maap neng... saya justru makin semangat kalau masih pagi heheheh.... nyamnyammmm...slsrupppphhh..”


Setelah belum lama keluar dari Villa kakeknya Joshua, tadinya aku pak Tri dan Pak Samsul ingin mencari bahan-bahan untuk bakar bakar nanti malam. Tetapi pak Tri malah membawaku ke jalan yang agak masuk ke daerah hutan. Kupikir mereka akan mencari kayu bakarnya disini, tetapi mereka malah berniat lain. Sesampainya disana, pak Tri memberhentikan mobilnya.


Rere: “Lho pak kenapa berhenti disini? Mau cari kayu bakarnya disini?”

Pak Tri: “Iya neng..biar pak Samsul aja yang cari.. Tolong ya pak Samsul.”

Pak Samsul: “Oke pak. Siap.”

(Pak Samsul keluar dari mobil dan mulai mencari kayu bakar di sekitaran hutan itu.)

Rere : “Kenapa pak Tri nggak ikut?”

Pak Tri: “Waduh ndak bisa neng.. nanti kalau neng Rere kenapa-napa disini saya yang kena masalah.. disini masih rawan orang-orang jahat neng..”

Rere : “Ah.. nggak apa apa kok pak, aku kan di mobil. Aman..”

Pak Tri : “Tetep aja neng.. perlindungan kan lebih baik luar dalam.. hehehehe...”


Tak lama kemudian pak Tri memulai mengelus pahaku.

Rere : “Maaf.. bapak ngapain yah..?” (Sambil menepak tangan pak Tri.)

Pak Tri : “Aduh neng galak amat.. kan cuman elus aja, saya keinget anak saya yang lagi ngerantau di jakarta. Seumuran sama neng Rere.. “

Rere : “Tapi nggak usah sampe begitu juga pak.. saya juga nggak nyaman...”

Pak Tri : “Neng... semalam sadar nggak?

Rere : “Maksud bapak? Sadar?”

(Pak Tri lalu mengeluarkan hp, membuka gallery dan menunjukan sebuah video.)

Pak Tri : “Semalem neng Rere liar banget.. nih liat..”


(Aku terkaget sejenak, samar samar pikiranku sebenarnya rada ingat semalam aku minum anggur merah dari Joshua.. dan aku kurang sadar diri dengan kejadian setelah itu..)


POV Joshua


(Kejadian kemarin malam di Kolam renang, Villa)

Setelah kusodorkan beberapa gelas anggur merah di kursi kolam, terlihat muka Rere memerah matanya merem melek. Wah dia sudah hangover, apa langsung kubawa saja kekamarnya? Wait tunggu..

(aku melihat Rere yang mengenakan bikini pink dengan celana jeans.) *menelan ludah*

Joshua : “JIR GEDE, Wah sorry Rick.. gue izin pake cewek lo lagi yah.. parah nyangein banget Rere pas make bikini begini..”

Tak lama setelah kucekokkan lagi, dia makin tak karuan hangover nya.. Rasa horniku pun tidak dapat kubendung, langsung kulumat bibir lembutnya Rere, uhhh lembut sekali. Terdapat aroma dan rasa amer di mulutnya yang membuat pagutanku ke Rere semakin nikmat, akupun kaget karena Rere juga membalas pagutanku dengan ganas, ia memegang kepalaku seolah ingin dihisap terus bibir mungilnya itu. Tanganku meraba bawahannya Rere, kucoba memasukan jariku ke celana pendek jeansnya itu. Wow, ternyata sudah berlendir sekali vaginanya Rere.. padahal baru saja kita berpagutan, apa gara gara efek viagra yang kumasukkan ke amernya Rere? Wah ternyata memang sungguh bekerja ya. Kukocok-kocok klitorisnya Rere dengan jariku, ternyata bunyinya sudah sangat becek sekali. Aku jadi makin semangat menusukkan jariku ke klitorisnya.


Rere : “aahhhhhh....agghh... ouhhh ouhhh ouhhh ahhhhnnnn...”

(*clek clek clek clek clek*)

Joshua : “Kan kan enak kan lu... mantab kan.... hahaha.” (kupercepat permainan jariku.)

Rere : “agghhhh.... Jos......ahhh...s...t..oopp...ahhh..”

Joshua : “Apasii sayang..... “ *smooch* (aku mencium Rere sambil memainkan klitorisnya)

Setelah cukup lama kumainkan memeknya dengan jariku, lalu kuloloskan hotpants jeansnya. Lalu kubenamkan seluruh wajahku ke selangkangan Rere, kujilat jilat dan kugigit halus klitorisnya Rere itu.

Rere mendesah tak karuan sambil menjambak rambutku, tetapi dia tidak menarik malah menekan kepalaku ke memeknya yang basah itu. Rasanya sungguh nikmat, wangi memeknya Rere membuatku makin terangsang dan ingin cepat cepat memasukan kontolku ke memeknya Rere.

(Aku lalu mengambil posisi tiduran di kursi santai kolamku.)

Joshua : “Rere sayang.. isepin dong?” (sambil mengeluarkan kontolku yang sudah mengeras.)

(Tanpa basa-basi Rere menggerai rambutnya, mengambil posisi bersimpuh,lalu perlahan menggenggam batang kontolku. Ia kecup ujung kepala kontolku, ia jilat perlahan dan mulai memasukan mulutnya.. Sungguh cantik sekali.)

Joshua : “Wisss hokinya gue disepongin bidadari lonte cantik.... ughhh...” (Sambil kubelai rambutnya Rere.)

Rere : “uuhmmmnn....ahhnn....slruppphh ahh....mmnnn..sluruuppph ahh..”

Joshua : “Wih nyebat ah, enak nih ngerokok sambil dirokok’in cewek.. memang mantab..” (Menyalakan rokokku dan mulai nyebat.)

Rere : “ssclloppphhh...sluppphhh ahhh....ahhhhnnn...sluppphhh slupphh sluph..”

Joshua : “ahhh enak Re..” (jawabku sambil menepok pantat Rere)

Setelah sepuluh menit aku disepong Rere, kumatikan rokokku, dan kubimbing Rere untuk naik ke atas tubuhku. Wow Rere dengan mudahnya mengikuti bimbinganku tanpa tolakan sedikitpun.

Joshua : “sini sayang naik...pelan pelan aja..” (kubuka celana dalamnya Rere yang modelnya skirt, kuloloskan dan kulemparkan. Sekarang Rere sudah telanjang total tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Kuarahkkan kontolku ke memeknya Rere dari bawah, perlahan lahan.. dan bless, kontolku masuk dengan mudahnya ke memek Rere yang sudah basah.)

Rere : “Aghhh... jos....ahhhh.. ahh...mmmhmmn hmm...” (Desah Rere sambil menggigit bibirnya karena keenakan)

Joshua : “Wow... (Melihat tubuh Rere naik turun menunggangku, Rere begitu cantik.) ahhh.... wuhh.... yeah... baby....”

Rere : “uuummmhhm...ammmhhh.... *smooch* (Rere menciumku tiba tiba ketika menunggangku dengan posisi WOT ini.)

Joshua : “ummmhhh....ammhh....sluurpphhh .. *smooch* ahh.. gue ga nyangka lu bakal nyium gue re... sayangg...ahh....”

Rere : “ahhh....d-diem .... ahhhnn.... uhhhh...”

(Kusingkap BRA pink yang dikenakan Rere, kini kedua bukit kembarnya menonjol di hadapanku, langsung kulumat dan kuhisap kedua toketnya Rere selagi dia masih menunggangku.)

Joshua : “hmmm enak sekali toketmu Re..” (Sambil kuremas dan kuhisap toketnya)

Tak lama Rere mempercepat genjotannya, dia naik turun dengan tempo lebih cepat tak karuan karena kehorniannya yang meluap-luap. Dia menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan sesekali mengikat kedua rambutnya keatas, supaya rambutnya tidak acak-acakan ketika menggoyang kontolku. Sambil menggigit bibirnya ia menggoyangkan tubuhnya, meliuk-liukannya dengan erotis. Wah kalau begini aku bisa keluar duluan, aku memutuskan untuk berganti posisi lagi.

Kubangunkan Rere, kusuruh dia berposisi bertumpu di lantai, dengan kedua tangan menopang lantai. Ya, tentu saja aku akan entot Rere dengan posisi doggeh style. Setelah bertumpu langsung, kumasukan kontolku dari belakang sambil meremas toketnya Rere. Dengan posisi ini kuhentakan dengan kencang kontolku untuk masuk ke vaginanya Rere, ia semakin mendesah tak karuan karena hentakanku yang keras.

Joshua : “ahhhhh enak kan lu lonte gua entot kenceng begini... ahh... yeah fuck....”

Rere : “aaahhhh ahhhh uuhh.....ughhhhh....ahhh... ahh...ahh....”

Joshua : “hahaha.... enakan ngentot gua kan daripada si bangsat itu, haha, buktinya pas ngentot tadi lu nunggang gua sampe keenakan gitu.. ahhh..”

Rere : “Ahhhhh....diemmmm.....ahhhnnnn..mmmmh...”


(Aku lalu menjambak rambutnya Rere, ku tarik kepalanya kudekatkan dengan kepalaku, sambil kupercepat entotanku pada Rere.)


Joshua : “AHHHH FUCKKK..........LONTE BANGGSAAT......AHHH AHH....”

(Tak tahan karena entotanku yang begitu kencang, aku mempercepat tempo genjotanku, selama kurang lebih lima menit. Aku tak kuasa menahan nikmatnya..)


Joshua : “AHHHH NGENTOT... ANJING....ARGHH......LONTE LU RE....AH..”

Kubangunkan Rere dalam posisi bersimpuh, kucabut kontolku dari memeknya Rere. Kukocok kontolku di depan Rere, dan... *crot crot crot crot* Aku keluarkan semua pejuhku di mukanya Rere, mukanya sangat manis dilumuri pejuhku. Tak lama pak Tri datang tanpa sepengetahuanku,


Pak Tri : “Aduh pak Joshua.. ena ena nggak ngajak ngajak nih, neng Rere ya? Bagus juga bodinya ya pak.. tak coba juga boleh?”


Joshua : “Biasalah pak, saya ajak mabok malah teler.. ya saya embat aja.. toh pacarnya lagi tidur ini. Hahaha.”


Pak Tri : “Owala... pacarnya mas ricky toh..”


Joshua : “Bapak mau? Nih saya suruh sepongin aja deh kalau gitu, jangan dientot lagi.. sudah lemes soalnya dia. Suruh sepongin aja, nanti biar kurekamin heheh...”



POV Rere

Sungguh tidak ada akhlak, ternyata memang benar.. kemarin malam aku dibuat mabuk sampai dibuat tidak sadarkan diri. Ah sial, aku ingat kemarin samar samar memang ada..... ah aku tidak mau mengingatnya..

Pak Tri : “Neng? Nanti bapak sebarin lho kalau neng nggak nurut.. saya cuman mau mimik susu aja kok sambil.. digenjotin.... hehehe...”

Rere : “Hihhh.... Dasar.....”


Aku sungguh tidak bisa apa-apa, mau marahpun sebenarnya tidak berguna karena aku sudah dikunci posisinya. Dan siapa yang bisa mendengar teriakanku di dalam mobil ini, mana lagi ini jalannya sepi sekali dan hampir masuk ke dalam hutan

Satu-satunya jalan adalah melayani nafsu bejat pak Tri, dan berharap bisa cepat-cepat selesai.


(Perlahan menuju pak Tri, menaikinya, dan sekarang aku sudah berada di pangkuannya.)

Pak Tri : “Wih mantab neng.. gitu dong nurut..”
Rere : “Saya cuman mau ini cepat selesai pak...jadi tolong cepat ya..”
Pak Tri : “Oke neng.. saya buka yah bungkusnya.. (Pak Tri menyingkap tanktopku.) Wah nakal nih.. nggak pake bra.. sedap... hahaha..”
Rere : “Aghhh...aghh......pakk....masih pagiiiiiii.....aghhhhhh....”

Pak Tri : “Maap neng... saya justru makin semangat kalau masih pagi heheheh.... nyamnyammmm...slsrupppphhh..”

Tak lama kemudian pak Tri membuka celananya dan menarik penisnya, ia meloloskan hotpantsku dan CDku. Sekarang aku di posisi tidak memakai dalaman apa-apa. Pak Tri mengambil Aqua gelas, ia menusuknya lalu menuangkan air ke tangan lalu diborehkan ke penisnya supaya basah bisa masuk ke vaginaku.


Pak Tri : “Yuk neng.. sudah tegang nih.. keburu pak Samsul balik...” (Memasukan penisnya ke vaginaku secara perlahan, dan akhirnya masuk.)

Rere : “Ahh.. Pak Tri... pelan...pelan...ahhh...ahh...” (Desahku tapi aku tidak terlalu merasa sakit dan rasanya sedikit enak.

Pak Tri : “Ahhh sayang..... enak nih memek kamu neng... hencet... ahhh.....” (Sambil menekan-nekan pantatku.)
Selama sepuluh menit aku berada diatas pak Tri, tubuhku terasa seperti tersengat listrik.. apa ini yang namanya orgasme? Enak sekali rasanya.. Pak Tri juga sepertinya sudah mau ejakulasi, dia daritadi menekan nekan pantatku sambil mencium telinga dan leherku. Sepertinya dia masih respect denganku dengan tidak langsung memagutku
Pak Tri : “Neng... saya sudah mau keluarr.. agh agh......”
Aku langsung bangun, tetapi Pak Tri tetap menahan pundakku seakan tidak mengizinkanku untuk bangun, dia langsung memeluk sambil memagut bibirku. Dia melenguh keenakan,mempercepat genjotannya, penisnya mengadut-ngadut di dalam vaginaku, sepertinya ia sudah mau meledak..Setelah ia mempercepat tempo gerakannya *crot crot crot* banyak sekali semen yang dikeluarkan pak Tri, aku merasakan kehangatan tiada tara di dalam rahimku.

Setelah selesai pak Tri langsung lemas dan mencium keningku. Aku lekas langsung bangun dari pak Tri dan duduk disebelahnya, Kuambil tissue dan kubasuh vaginaku yang tersiram banyak sekali semen spermanya pak Tri ini. Ini kualitas sperma yang bagus, aku pasti akan hamil jika sedang dalam masa subur. Sungguh tidak ada akhlak..
Tak lama Pak Samsul pun selesai mencari kayu bakar, ia memindahkan kayu bakar di bagian belakang mobil dan langsung masuk ke dalam

Pak Samsul : “Sarapan nggak pak? Lapar saya nih.. lontong sayur bu marni aja kali?”
Pak Tri : “Wah saya sudah sarapan pak... eheheh... saya temenin aja sambil ngopi.. ajak neng Rere juga sarapan nih..”
Pak Samsul : “Okeh siap, gas pak.”
Pak Tri : “Okeee meluncur..”

Kita langsung menuju ke tempat sarapan, aku sarapan dengan lahapnya. Aku makan banyak sekali, lontong sayur seporsi dan gorengan. Apa karena belakangan ini aku banyak aktivitas? Entahlah aku tidak terlalu ingat... dan tidak mau mengingatnya.. walaupun itu terasa... nikmat...







Bersambung..?













 
genre favorit ane niiii, apalagi kalau ada pov ceweknya. pov cowoknya pas ngintip tetap harus ada. hahahaha
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd