Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY [ADAPTASI] Monster Tamers

aryosh

Semprot Lover
Daftar
29 Jan 2013
Post
272
Like diterima
20
Lokasi
Jarene sih Kota Pahlawan
Bimabet
monster_cover6.jpg



Cerita Ini adalah Cerita Adaptasi dari Novel Jepang Dengan Judul “Monster no Goshujin-sama” yang jika diadaptasikan ke dalam Bahasa Inggris berjudul “Monster Tamers”

Pengarangnya adalah “Higure Minto”

Saya Hanya Membantu mentranslate ke dalam Bahasa Indonesia.

Sumber : https://www.novelupdates.com/series/monster-no-goshujin-sama/?pg=3


-----------------------------------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
“Ini adalah cerita adaptasi keduaku setelah cerita Dungeon Seeker yang mangkrak.
Agar cerita ini tidak mangkrak, tolong dukung terus aku.”



Bab 01 - Insiden di Suatu Gua

sts77ba.jpg

Manusia........ mereka bukan apa-apa, mereka hanyalah sampah.

Aku meringkuk di kedalaman gua yang cukup dalam, terdiam bersandarkan dinding gua, dan terus kurasakan siksaan rasa sakit menyerang seluruh tubuhku, sembari terus kumuntahkan sumpah serapah.

Hanyalah itu yang bisa kulakukan.

Rasa lelah yang mendera dan kurangnya waktu beristirahat, membuat tubuhku sudah tidak dapat bergerak, aku sudah diambang batas kemampuan.

Rasa lapar terus menggerogoti tubuhku, kurasakan asam lambung mulai membakar perutku, mataku berkunang-kunang, kepalaku terasa pusing sekali, bahkan tarikan nafasku terasa panas dan sudah tidak beraturan.

Jika aku benar-benar jatuh tak sadarkan diri pada titik ini, berarti benar itu akan menjadi akhir bagiku.

Aku tidak mau mengakui bahwa aku telah terpojok.

Sial !! Sial!!

Sekarat lalu mati, sendirian tanpa ada yang tahu, serta di tempat yang tidak jelas seperti ini ...

Aku bertanya-tanya pada diriku, dosa apakah yang telah kuperbuat ? sehingga takdirku seperti ini.

Tidak !! itu tidak benar !!.

Aku belum pernah sekalipun melakukan suatu dosa besar.

Merekalah orang-orang yang melakukannya.

Yang ada aku selalu menjadi korban.

yLWbbQM.jpg
Itulah sebabnya aku terus mengeluarkan sumpah serapah.

Dengan mengeluarkan segala umpatan itu aku mencoba untuk menjaga kesadaranku agar tidak hilang.

Karena ketika rasa kebencian ini menghilang sepenuhnya ... aku berfikir bahwa kesadaranku mungkin akan hilang pada saat itu juga.

Tapi, seolah-olah untuk mengolok-olok upaya seseorang seperti diriku, kudengar semacam suara yang datang dari arah pintu masuk gua.

Suara sesuatu yang diseret di atas tanah.

Itu adalah suara gesekan yang tidak menyenangkan, seolah-olah itu memotong jiwaku.

Jangan datang !! Jangan datang !! Jangan datang !! Jangan datang!! Aku terus meracau tidak jelas

Aku menangis dalam hatiku berharap suara itu hanyalah ilusi semata, tetapi kenyataan berkata lain, suaranya terus mendekatiku dengan mantap.

Ini sudah berakhir.

Aku tidak bisa lepas darinya.

Dengan hatiku dipenuhi keputusasaan, aku mengalihkan pandanganku ke arah suara itu dalam keadaan masih terduduk bersandarkan dinding gua.

Aku melihat tepat didepanku berdiri di sana, dengan struktur tubuh semi-cair, adalah makhluk setinggi lebih dari dua meter.

"...Ah !!."

Monster !!

8jWdoWT.jpg

Itulah yang terucap dari bibirku ketika melihat makhluk itu.
Mereka, adalah musuh alami manusia.

Makhluk yang dengan mudah kami beri nama 'Slime', meskipun tidak memiliki mata, sepertinya telah menemukanku.

Dia mendekatiku dengan kelincahan yang tidak akan diharapkan dari penampilannya.

Aku bahkan tidak berpikir untuk melarikan diri. Karena aku sudah tidak memiliki kekuatan apapun untuk sekedar berdiri.

"Sial !"

Lenganku yang terulur adalah yang pertama dimakan oleh cairan itu, cairan itu mulai menyelubungi langanku. Alih-alih rasa sakit, bentuk mati rasa dan kehilangan perasaan ditransmisikan ke otakku yang kelelahan, rasanya seperti baju seragam yang kupakai meleleh.

Sepertinya hidupku akan berakhir di sini.

Tidak !! Tidak !! Tidak !!


Aku tidak menginginkan hal itu.

"Seseorang !! Tolong selamatkan aku!!"

Kata-kata menyedihkan itulah yang terakhir kali kuucapkan, dan aku pun kehilangan kesadaran.

Kejadian itulah yang kualami pagi hari tepat 3 hari yang lalu, ketika aku mulai putus asa pada makhluk yang disebut 'manusia'.
 
Bab 02 - Siswa yang ditransfer ke Dunia Lain (Bagian I)


Sekitar sebulan yang lalu, aku “Majima Takahiro” dibawa secara paksa ke dunia lain bersama dengan para siswa dan staf sekolah menengah atas tempatku bersekolah, Sekolah Menengah Atas XX No.1.

Tiba-tiba tubuhku dihinggapi rasa yang membuatku tak sadarkan diri saat di kelas, dan aku pun tersadar dalam keadaan dimana diriku dikelilingi oleh pemandangan aneh yang tidak kuketahui.

Hutan lebat. Udara lembab.

Itu jelas tempat lain yang belum pernah kulihat, bukan lagi Jepang modern.

Jujur, aku tercengang. Karena tidak dapat memahami situasinya, aku merasa bingung tak tahu apa yang harus kulakukan.

Tak lama kemudian, para guru dan beberapa siswa mulai mengumpulkan siswa-siswi yang kebingungan.

Salah satu guru mengatakan dia akan pergi mengintai, memeriksa kondisi sekitar lalu dia menghilang ke dalam hutan.

Menurutku apa yang dilakukan guru itu adalah sebuah aksi heroik.

Dia mengerti bahwa tugasnya untuk menjadi guru yang baik dengan rasa tanggung jawabnya. Namun sayangnya, karena dia mengajar di kelas atas yang tahunnya berbeda, aku tidak tahu namanya.

Tepat setelah itu, terdengar teriakannya, mungkin menjadi tanda akhir hayatnya.

Apa yang membuatku lebih takut adalah munculnya sosok menakutkan yakni dengan munculnya sesosok monster yang seperti biawak sepanjang lebih dari lima meter yang berjalan tegak di depan kami, seekor naga.

bq5MVnR.jpg

Di mulutnya, naga itu menggigit mayat sang guru yang tadi pergi mengintai, hal itu membuktikan bahwa dugaanku sebelumnya menjadi kenyataan.

Para siswa menjadi panik.

Di tengah-tengah kekacauan, aku didorong oleh seseorang dan jatuh ke tanah. Aku pikir aku benar-benar beruntung karena tidak menerima cedera yang serius, meskipun diinjak beberapa kali oleh entah siapa dan beberapa kali lengkingan keras keluar dari mulutku.


Selain itu juga, aku beruntung karena berada jauh dari naga.

Kulihat para siswa yang, tidak cukup beruntung seperti diriku, dimakan satu demi satu oleh naga itu.

Jika aku tak segera beranjak dari tempatku semula maka nasibku pun akan seperti mereka dan segera dimakan juga. Segala sesuatu dihadapan mataku menjadi gelap karena putus asa.

Aku pikir itu adalah orang ketiga yang kulihat akan menjadi korban naga itu.

Seorang siswa laki-laki terpojok oleh naga itu.

Karena aku pernah jatuh dan tidak dapat melarikan diri, aku menyadari kesulitannya.

Dia tidak dapat berdiri, dan sang naga berusaha untuk memakan tubuh bagian atasnya.

"Hi-hiyaaaaaaaaaa――!"

Dia mungkin tidak memikirkan apapun.
Murid itu berjuang sekeras yang dia bisa, mengayunkan kedua lengannya.

Dengan kecepatan mata tidak bisa mengikuti.
Dengan kekuatan yang tak terbayangkan.

Sesaat berikutnya, wajah naga itu tertiup angin.
Adegan itu mungkin seperti lelucon. Bahkan, orang yang paling terkejut mungkin adalah murid yang benar-benar membunuh naga itu.

Dan dengan demikian, kami mampu mengatasi ancaman pertama.
Dengan kekuatan yang diberikan kepada kita, kemampuan menipu “Cheat”.

---------------------------------------------------------------------------------------

Saya ingin tahu apakah Anda pernah membaca cerita tentang dipindahkan ke dunia lain?

Sangat disayangkan, tapi aku belum pernah sekalipun membaca cerita seperti itu.


Namun, menurut sebuah diskusi yang saya lakukan dengan seorang teman baik saya, “siswa dari Jepang modern yang ditransfer ke dunia lain atau bisa disebut juga dunia fantasi” adalah tema yang tampaknya populer di kalangan anak muda.

Meskipun Anda benar-benar mengalaminya sendiri, itu hanya kesialan.

Tapi mengapa cerita dari genre semacam itu menjadi populer? Ketika saya pertama kali mendengarnya, saya benar-benar tidak mengerti.

Yah, tidakkah kamu setuju?

Kami lahir dan dibesarkan di Jepang modern yang sama-sama berpuas diri dan cenderung damai, dan sebagai siswa tanpa kekuatan khusus, di dunia lain di mana pedang dan sihir ada, keberadaan kami hanyalah makhluk lemah yang siap untuk dimakan.


Bahkan jika Anda pergi ke dunia lain, Anda mungkin tidak dapat memainkan peran aktif di dalamnya. Paling-paling, Anda hanya akan bisa hidup sambil bersembunyi. Namun, itu tidak akan membuat alur yang bagus.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya itu adalah sesuatu yang disebut 'kemampuan menipu / Cheat Ability'.


“Cheat” pada mulanya adalah kata yang berarti ‘trick’ atau ‘deceive’, tetapi di Jepang sekarang ini digunakan sebagai istilah game dalam hal-hal seperti game net, di mana alat modding digunakan untuk melakukan manipulasi yang biasanya tidak mungkin.


<Alat modding : Alat yang digunakan untuk mengubah atau memodifikasi konten dari ‘permainan video untuk membuatnya beroperasi dengan cara yang berbeda dari versi aslinya’.>


Kita Akan Sebut Kemampuan itu adalah “Cheat”, agar lebih mudah dipahami pembaca.


Ini adalah semacam template dalam cerita di mana orang yang bereinkarnasi atau pindah ke dunia lain memiliki kekuatan yang kuat yang menentang akal sehat.


Itu mungkin mengapa kekuatan yang diperoleh seperti itu juga disebut 'Cheat'.

Meskipun demikian, saya masih tidak dapat memahami mentalitas sahabat saya yang berkata, "Bagi kami yang datang ke dunia ini, wajar untuk diberkati dengan kemampuan”cheat” itu".

Bagaimanapun, kami benar-benar mampu memperoleh kekuatan misterius.
Satu orang mampu menghancurkan tanah dengan menggunakan tangan kosong seseorang, dan yang lainnya mampu menggunakan kekuatan yang tak terlukiskan yang hanya bisa disebut sihir. Anehnya, mereka sepertinya tahu secara insting bagaimana menggunakan kekuatan mereka, dan mengendalikan mereka secara alami seperti bernapas.

Kemudian, tanpa pertimbangan lebih lanjut, kami menyebutnya ‘Cheat'.

Berkat kemampuan itu, dunia di mana kita biasanya tidak lebih dari korban dan selalu kewalahan saat bertemu dengan monster menjadi sangat mudah untuk ditinggali.
 
Terakhir diubah:
ayo semangat hu :semangat:
ditunggu updatenya, moga2 smpe tamat.
 
Bab 02 - Siswa yang ditransfer ke Dunia Lain (Bagian II)



Beberapa hari kemudian setelah menyadari adanya kemampuan “Cheat” kami membangun tempat penampungan sementara untuk kami tinggali, bersatu mengusir monster dan menyingkirkan segala ancaman.

Faktanya, kami menambahkan daging monster yang telah kami bunuh sebagai bagian dari persediaan makanan kami saat ini.

Namun selain itu, ada permasalahan lain yang muncul yakni tidak semua orang diberkati dengan kemampuan “Cheat”.

Menurut pengamatanku paling banyak, hanya sepertiga dari kami yang memiliki kemampuan “Cheat” kuperkirakan hanya sekitar tiga ratus orang memilikinya.

Mereka yang memiliki kemampuan “Cheat” mempunyai tugas pergi ke hutan untuk berburu dan melindungi tempat penampungan sementara.

Karena mereka melakukan eksplorasi hutan, kami menamai mereka “Scouting Corps”.


Mereka yang tanpa kemampuan “Cheat” terlibat dengan pekerjaan konstruksi tempat tinggal atau penampungan sementara. Berbeda dengan ‘Scouting Corps’, mereka disebut sebagai ‘Stay Behind Group’. Dan kami memberi nama tempat yang kami tinggali dengan nama 'Colony'.

Ngomong-ngomong, aku tidak memiliki kemampuan “Cheat”, dan teman otaku yang mengajariku tentang pengertian kemampuan “Cheat” juga tidak memilikinya juga. Ada orang-orang dengan kemampuan “Cheat” dan sebagian dari mereka yang tidak memilikinya. Mungkin ada beberapa teori di baliknya, tapi sayangnya, aku tidak tahu alasannya.

Sebenarnya selain kemampuan “Cheat", ada beberapa kemampuan lainnya, lebih tepatnya yakni ada beberapa peningkatan dalam kekuatan fisik, kekuatan berfikir dan lain sebagainya, yang dimiliki oleh sejumlah orang dari tujuh ratus orang yang tersisa, tetapi mereka terlalu sepele dan terkesan mengacuhkannya, karena kemampuan itu tidak sampai bisa dikatakan sebagai kemampuan “Cheat”.

Aku juga merasakan sedikit ketidaknyamanan dengan tubuhku, tetapi itu bisa saja karena aku berada pada tingkat stres yang tinggi dan mungkin tidak lebih dari ilusi atau perasaan stres yang menumpuk akibat kekacauan ini.

------------------------------------------------------------------------------------------

Seminggu kemudian…

Meskipun ada beberapa korban tambahan, para siswa yang dipindahkan ke dunia lain secara tidak langsung dan berkelanjutan mengalami gaya hidup yang agak stabil.

Pada saat itu, sesuatu hal seperti sistem pemerintahan, dijalankan oleh satu bagian dari siswa dan beberapa para guru dan orang tua, juga mulai berfungsi.


Karena ada hampir seribu orang, keberadaan sistem pemerintahan yang digunakan untuk menyatukan kami semua mutlak diperlukan, agar tidak terjadi kekecauan.

Setelah adanya sistem pemerintahan, hal berikutnya di benak kami adalah menemukan informasi terkait dunia seperti apakah ini.


Pada titik ini, tidak ada yang percaya bahwa ini adalah dunia asli kita lagi.



Jika kami bertanya kepada mereka yang memiliki kemampuan “Cheat” untuk mengendalikan sihir agar mereka mengajari kami, supaya bisa belajar menggunakan sihir / “magic”.

Jawaban mereka tidak pernah memuaskan kami, selain itu hanya mereka yang sudah memiliki kemampuan “Cheat” diberi kesempatan untuk belajar “magic”. Mereka harus berjuang demi mata pencaharian kami, dan seperti yang aku takutkan orang-orang itu tidak punya waktu luang untuk mengajarkan sihir kepada mereka dari ‘Stay Behind Group’ yang tinggal di tempat tinggal sementara “Colony” yang dibangun dari segala jenis pohon yang ditebang dan dibentuk menjadi rumah-rumah kayu.

Bagaimanapun, kami sedang mencari pengetahuan tentang dunia ini.

Apakah ada manusia seperti kita di sini?

Apakah ada peradaban lainnya di sini ?

Apakah ada cara supaya kami bisa kembali ke dunia kami semula ?

Pertanyaan seperti itu sering terbersit dibenak kami.

Apabila memang ada, maka kami bisa melarikan diri dari hutan ini dan bisa menemui mereka.

Dengan pertimbangan itulah, Unit “First Expedition” dibentuk. Tujuan dari dibentuknya unit ini adalah adalah untuk melarikan diri dari hutan ini, mengetahui informasi-informasi yang bermanfaat untuk kami dan memikirkan cara kembali dari dunia ini.

Namun sayangnya aku tidak bisa menahan perasaan ironi terhadap nama itu. Karena Unit “Second Expedition” tidak akan pernah ada dan dikirim untuk meneruskan tugas Unit “First Expedition” selama-lamanya.

Satu minggu setelah Unit “First Expedition” pergi, tempat tinggal sementara kami “Colony” dihancurkan.

Beberapa orang dengan kemampuan “Cheat” melakukan kudeta.

Aku baru saja terbangun dari tidurku di sebuah rumah yang kami bangun dari kayu, akibat mendengar suara bising di luar dan adanya asap tebal mengepul masuk kedalam rumah.

Nh3TutT.jpg

"Astaga !" saat aku keluar dari rumah kulihat banyak mayat bergelimpangan, bangunan banyak terbakar dan beberapa orang sedang bertarung dan beberapa lainnya mencoba menyelamatkan diri mereka.


Dapat aku simpulkan bahwa didorong dari sifat mereka di dunia yang lama, mereka seperti memperoleh kebebasan karena berada di tengah hutan dunia lain di mana hukum tidak ada, sulit bagi siswa untuk mempertahankan moral baik mereka. Bahkan lebih bagi mereka yang mendapatkan sesuatu seperti kemampuan “Cheat”. Kekuatan itu mendorong seseorang menjadi gila, dimana muncul istilah “para pemuda yang tersesat”.

Mereka mengambil kesempatan dengan tidak adanya Unit “First Expedition” yang mana berisikan sebagain besar dari orang-orang berpengaruh di “Colony” , sekelompok orang ambisius, yang menamai diri mereka “Revolt Group”, mengumpulkan “para pemuda yang tersesat” dan menggelar kudeta.


Pertempuran sengit terjadi antara para siswa yang mencoba menjaga ketertiban atau sisa pemerintahan “Colony” yang tidak ikut unit “First Expedition” dengan para siswa dari “Revolt Group”.

Kemampuan “Cheat” adalah kekuatan yang dapat dengan mudah membunuh siapapun dengan mudah bahkan untuk membunuh sekumpulan naga sekaligus.


Karena adanya konflik antara mereka yang ingin memegang kekuasaan, para siswa tanpa kemampuan “Cheat”, termasuk aku sendiri, hanya bisa berlari menghindari pertempuran dan mencoba melarikan diri kerusuhan itu.

Masih akan lebih baik jika mereka hanya berlari, mencoba melarikan diri, namun kenyataannya para siswa tanpa kemampuan pun saling menjatuhkan siswa tanpa kemampuan lainnya agar tetap hidup dan bertahan.

Itu bukan hanya sebagian dari orang-orang dengan kemampuan menipu yang kehilangan akal. Bahkan para siswa tanpa kemampuan “Cheat” membuang moral dalam diri mereka dan memilih menggunakan cara kekerasan yang digunakan oleh Revolt Group.

Di tengah-tengah situasi ini, aku diserang dengan kejam oleh sesama siswa dari “Stay Behind Group”.

UOs3nsy.jpg


Jika aku harus mengatakan apa yang salah, aku pikir itu hanyalah nasib buruk. Memang ada korban yang lain sepertiku, mereka juga korban keributan itu. Namun mereka tidak ada yang datang untuk saling membantu.

Aku kira tidak ada yang punya waktu luang untuk melakukan sesuatu seperti itu. Semua orang putus asa, mereka hanya tahu satu tujuan saja yakni cara untuk bertahan hidup. Sebuah alasan yang logis dari naluri manusia.

Namun, aku berbeda aku ingin membantu mereka yang lemah untuk bertahan hidup, aku tidak ingin kehilangan naluri alami ku sebagai seorang manusia.

Kenyataan berkata lain, apalagi ketika melihat banyak siswa menyaksikanku diserang, namun mereka berpura-pura tidak tahu dan terus melarikan diri, membuat hatiku hatiku terluka sampai hancur.

sFel0bY.jpg

Satu-satunya alasan aku selamat adalah karena aku beruntung.


llRSp6B.jpg

Saat itu, pertarungan antara pengguna kemampuan “Cheat” pecah di dekat kami, dan semua orang terkena gelombang kejut yang dihasilkan.


Para siswa yang melakukan kekerasan terhadapku semua berubah menjadi abu hitam.


Hanya aku, korban dari penganiayan mereka yang selamat, karena kondisku terjatuh telungkup di tanah, sebuah nasib baik untuk seorang sepertiku.

Itu semua tentang keberuntungan. Tidak ada yang aneh tentang mati atau terbunuh.

Saat aku menganalisanya kejadian yang kualami ini, hatiku yang terluka terasa seolah-olah itu menjadi sangat kosong. Aku mulai kehilangan naluri alamiah ku sebagai manusia.

Memaksa tubuhku yang cedera parah, untuk segera melarikan diri ke kedalaman hutan, dan berkeliaran di dalamnya selama beberapa hari guna menyelamatkan diriku.


Kemudian, pagi ini, aku menemukan sebuah gua dan berlindung di sana.

Meskipun aku telah menemukan tempat aman untuk berlindung, kenyataan bahwa aku yang baru saja melarikan diri dengan mengabaikan hidup orang lain yang membutuhkan bantuan membuat hidupku serasa tidak berguna, tidak dapat berbuat apa pun di saat orang lain membutuhkan bantuan membuat diriku dipenuhi rasa penyesalan dan bersalah.


Setelah pertempuran sengit itu, aku yakin akan ada banyak monster yang berkeliaran dan merajalela di hutan ini karena mengendus darah dari korban pertempuran, dan tanpa kemampuan “Cheat” atau kemampuan bertarung, semakin menguatkan alasanku untuk tidak meninggalkan gua.

Jika aku benar-benar ingin bertahan hidup, mungkin seharusnya aku mengambil risiko dan mencari orang yang dapat kupercayai sebelum meninggalkan “Colony”.

Namun, di tengah kebingungan yang kualami dalam menghadapi situasi kacau seperti itu, aku tidak dapat melakukan pemikiran sejernih itu.

Tidak, bahkan jika bukan dalam situasi seperti itupun, aku yakin di mana Anda tidak tahu apa yang akan terjadi di menit berikutnya, aku pikir tidak mungkin bagiku, untuk membuat pilihan baik semacam itu.

Setelah beberapa kejadian yang kualami aku sudah tidak bisa lagi mempercayai manusia.

Karena manusia hanyalah sampah.


Keyakinan itu mungkin adalah satu-satunya hal yang aku dapatkan setelah datang ke dunia ini.

Atau mungkin aku telah kehilangan sesuatu yang penting sebagai manusia.
 
thx updatenya hu :mantap: :mantap:
gk sabar nunggu lnjutanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd