Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Akibat males ronda

Haji Piobang membawa pedang,
Banyak perempuan menjadi janda...
Walau hari masih siang,
Ane dah siap-siap ronda...
 
menunggu ukhti bercadar nya nongol lagi hu, hehe

boleh shifa atau yg lain, tp jangan ada adegan buyatak nya lagi ya, wkwkkw
 
ijin nitip sendal hu... barang x di ajakin ngeronda juga ..
 
Cerita baru, suasana baru dan fantasi baru, semoga bisa menghibur dann jadi bahan yang mantap. Selamat membaca :Peace:

YANG MALES RONDA

Prolog

“Pak Adi kemana?”

“gak ada dia gak pernah ikut ronda, dia kan kerja di luar kota, balik seminggu sekali”

“Lalu Pak Tomi?”

“dia pelaut, pulang 3 bulan sekali”

“Si Ujang?”

“kerja shift malam, gak bisa katanya”

“halah, kalo pas kerja pagi dia alesan terlalu kecapean tetap aja gak ikut ronda”

“Pak Amir?”

“beliau sudah meninggal seminggu yang lalu pak”

“eeeeh,.. lupa saya”

“Kalo Pak Aldi ini?”

“dia alergi angin malam pak, dulu pernah sekali ikut langsung bentol bentol besar, semenjak itu gak pernah ikut lagi”

“waduh jadi 5 orang ini gak pernah ikut ronda ya!? Gimana nih gak bener ini”

“sebenarnya bukan cuma mereka pak, ada beberapa lagi yang sering mangkir, misal pak Jono, Bang Herman, Mas Miun dan ada beberapa lagi, banyak kalo di sebutin pak”





Sekilas percakapan bapak bapak yang sedang meronda malam di salah satu komplek perumahan di pinggiran kota bandung, kebetulan saat itu ada pak RT yang ikut menemani ronda bersama 3 orang yang hadir, yang seharusnya adalah 8 orang/ malam. Walaupun pada prakteknya sedari awal jadwal di buat tidak pernah sampe 5 orang untuk setiap malam nya. Berbagai hal dan alasan selalu di jadikan alat buat mangkir, walaupun mereka yang mangkir tetap mematuhi kewajiban mereka dengan cara menggantinnya dengan uang kopi sebesar 30rb/orang. Karena kondisi itu pula lah yang membuat Pak Rt harus selalu ikut ronda tiap malam walaupun tidak sampe tuntas, tapi sudah cukup untuk sekedar menambah personel.



Komplek perumahan tersebut memang belum lama di bangun dan baru tersedia 3 blok saja, lokasinya yang juga cukup jauh dari pemukiman sekitar memaksa mereka untuk membuat tim ronda sendiri. Akan tetapi kondisi warga nya yang ogah ogahan buat ronda memaksa mereka yang masih rajin untuk kerja ekstra. Kegiatan ronda ini sendiri awalnya di lakukan karena sebelumnya sering terjadi insiden kehilangan barang atau pencurian di komplek tersebut. Pak Rt pun mengeluhkan terkait kondisi warganya yang malas. Dia bahkan sampe harus cekcok sama istrinya hanya karena kurang pelukan di malam hari karena Pak Rt selalu terpaksa ikut meronda.



“Kalo terus di biarkan seperti ini, kita yang repot pak, mereka enak enakan tidur di rumah kita yang gempor disini” ujar pak Bambang salah satu peronda yang hadir malam itu. “Nah bener itu, hanya karena mereka udah bayar 30rb mereka udah merasa ikut berpartisipasi, bilang nya udah ada uang kopi lah, uang rokok lah. Lama lama kita yang diabetes kebanyakan ngopi” timpal Mas Mul yang juga salah satu peronda yang hadir. “beuh, lagi lagi mereka cuma kasih duit duit duit, di kira kita gak punya duit apa, padahal ini kan buat keamanan mereka sendiri, sekali sekali boleh lah kalo seperti ini sama aja seperti mereka membayar kita buat ronda jagain mereka yang lagi bobo nenen sama istri istrinya, sedangkan kita kedinginan disini, tau sendiri lah kota bandung ini udaranya” ujar bang Robert kesal. Mereka berempat terus saja mengeluhkan masalah ronda tersebut sampe pada akhirnya tercetus lah ideu ideu liar.



“kalo terus di biarkan seperti ini mereka akan makin ke enakan, ada yang punya solusi?” ujar Pak Rt, semua yang ada di sana tampak merenung, dan tiba tiba lampu menyala di atas kepala bang Robet. “saya ada ide nih” ujar bang robet memecah keheningan dengan gaya bicara khas orang medan. “wah ideu apa pak coba di utarakan siapa bisa kita terapain” ujar pak Rt. “jadi gini pak gimana kalo ada yang berhalangan hadir buat ronda, atau gak bisa datang, biar istri/anak mereka yang gantiin!?” ujar bang robert antusias. “waduuuuh” serentak bapak bapak yang lain kaget dengan ideu bang robert. “wah kalo anak sih mungkin aja bisa pak, tapi kalo istri apa mereka mau?” ujar bambang ragu. “dan lagi di komplek kita ini yang punya anak laki cukup dewasa buat ronda, cuma pak Dedi galon. Yang lainya masih pada kecil kecil, tau sendiri kebanyakan yang tinggal disini sama kaya bang robert pengantin baru yang baru punya anak 3-5 taunan. Ada juga kang Bahri anak nya udah remaja tapi anak gadis, mana mau dia” ujar mas Mul. “iyah pak ideu itu terlalu absurd, saya gak yakin mereka setuju” timpal Pak Rt. “tenang dulu bapak bapak, ide ini justru adalah sebagai bentuk ancaman halus, gamblang nya kalo kalian gak mau ronda yang serahin istri istri kalian, dengan keadaan sepeti itu mereka akan di hadapkan sama pilihan sulit, anatara memaksakan diri ikut meronda, atau merelakan istri istri mereka ikut ronda” ujar bang robet menjelaskan.



“okelah katakan kan kalo ternyata mereka benar benar tidak bisa hadir, karena sedang kerja atau berada diluar kota, itu berarti istri istri mereka mau tidak mau yang mesti gantiin, masalahnya buat apa juga pak, para ibu ibu itu ikut ronda, kalo ada malingpun emangnya mereka bisa ikut ngejar?” ujar pak Rt. “waduh pak Rt ini jangan naif lah, justru kalo memang situasinya seperti itu, itu akan jadi ke untungan buat kita pak” ujar bang robert dengan senyum aneh nya. “keuntungan?” ujar mereka bertiga pak Rt, mas mul dan pak bambang kebingungan. “jadi gini bapak bapak.......................”. bang robert pun menjelaskan dengan nada sedikit berbisik maksud terselubung dari ideu nya itu, setelah mendengar penjelasan bang robet para bapak bapak tersebut serempak menjawab. “SETUJU” mas Mul, Pak Rt, dan Pak Bambang menjawab dengan kompak.



Singkat cerita rapat warga pun di adakan di rumah pak Rt, ideu gila bang robert pun di utarakan dengan penyampaian yang baik dari Pak Rt sehingga dapat menutupi maksud terselubung dari ideu gila tersebut. Akan tetapi wlaupun di sampaikan dengan bahasa sebaik mungkin, penolakan keras justru di datang dari para warga yang ironisnya justru dari mereka mereka yang malas ronda. Terutama dari pak ujang yang paling vokal menolak dengan tegas ideu tersebut, jelas saja dia rela kalo istrinya harus ikut ronda, istri pak ujang ini memang terbilang wanita yang lumayan cantik, asli mojang bandung. Mendengar hal itu Pak robert pun ikut angkat bicara “kalo emang kalean tidak setuju ya udah kita bubarin aja kegiatan ronda ini, jangan mau enaknya doang kita yang babak belur, jangan karena sudah ngasih uang kalian sudah bisa bebas dari tanggung jawab. Sudah bubarin aja kegiatan rondanya, biar maling kembali kliaran disini, yang dulu kehilangan motor siapa sampe minta di buatkan jadwal ronda” ujar bang Robert dengan nada tinggi khas orang medan yang juga secara tidak langsung menyindir pak ujang dan dulu pernah kehilangan sepeda motor di rumahnya. Hal itu pula lah yang kemudian mencetuskan ideu di buatkannya jadwal ronda.



Pak Ujang yang mendengar itu hanya bisa terdiam, jelas dia sadar betul kalo sampe kegiatan ronda ini di bubarkan, motor yang baru dia beli kemarin akan kembali was was takut di gondol maling. Penolakan lain pun datang dari para istri yang suaminya kerja di luar kota, “bagai mana dengan kami pak yang suaminya kerja di luar kota, itu berarti kita harus selalu ikut ronda menggantikan suami suami kita. Masalahnya, apa yang bisa kita lakukan kalo memang kita harus ikut meronda, mau lari ngejar maling pun gak seberapa kencang” ujar salah seorang wanita yang suaminya memang kerja diluar kota dan jarang pulang di ikuti riuh para ibu ibu lain yang merasa dalam kondisi yang sama. “tenang ibu ibu jadi gini, khusus untuk ibu ibu yang berpartisipasi dalam meronda, kita beri kebijakan, itu maksimal hanya sampe jang 12 malam saja. Ada pun yang perlu ibu lakukan, ya hanya sebatas ikut saja, kumpul di pos ronda, kalaupun nanti nya ada maling atau apa pun itu, ibu ibu tidak perlu ikut lari, biar untuk bagian itu tetap urusan laki laki. Jadi yang saya harapkan disini ya ibu ibu ini minimalnya berperan ikut membantu mengawasi sekitar, berparti sipasi mewakili kehadiran suaminya, menyiapkan snack / kopi, ya seperti itu aja bu, biar yang ronda makin ramai sehingga maling pun akan berpikir 2 kali kalo mau beraksi, coba bayangin kalo yang jaga cuma 2 orang. 3 orang, maling juga pasti akan lebih berani melancarkan aksinya disini. Mohon pengertianya aja” ujar Pak Rt cukup panjang menjelaskan.



Setelah debat yang cukup alot, kesepakatan pun akhirnya tercapai, para warga setuju dan aturan baru ini akan mulai di laksanakan malam ini juga. Apa yang akan terjadi dengan para istri saat ronda nanti?? apa maksud terselubung dari ide Pak Robert??



nantikan kelanjutanya, kalo ramai peminat di usahakan update secepatnya. :ampun:
wahhhhhhh......pasti bakalan ada ronda gangbang nihhh...kkkk
 
DIBALIK SEMUA KESENANGAN (BAPAK-BAPAK)







Kita kesampingkan dulu urusan ronda meronda nikmat pak Rt dan kawan kawan, kembali ke waktu setelah rapat warga selsesai, banyak keresahan dikalangan warga terutama ibu ibu yang suaminya sudah terindikasi malas ronda ataupun yang benar benar tidak bisa ikut ronda, bagaimana bisa mereka harus ikut ngeronda, walaupun sebelumnya sudah dijelaskan denganbaik oleh pak rt tapi masih saja para ibu ibu tetap merasa khawatir, berbagai pertanyaan dan keluhan pun mereka sampaikan ke bu rt yang saat ini mendampingi mereka, untung saja bu rt cukup sigap dan mampu menjelaskan dengan baik kepada ibu ibu tersebut, walaupun masih ada di antaranya yang masih kurang puas dengan penjelasan Bu rt, tapi mayoritas yang lainya sudah mulai paham dan mengerti sehingga tidak protes lagi.



Bu rt jelas sangat mendukung aturan baru tersebut dengan harapan suaminya gak harus selalu ikut ronda tiap malam dan bisa lebih memanjakan apemnya yang kering karena jarang terjamah. ibu ibu pun pamit pulang, diperjalanan pulang mereka masih saja membahas aturan baru tersebut, “bu rt tuh gimana sih ya, malah bela suaminya, bukanya belain kita perempuan, dia sih enak suaminya ngeronda terus, lah saya kan suami pulang gak tetntu, sekarng suruh ikut ronda juga. Padahal iuran 30rb sering ko saya ngasih kalo pas suami jadwal ronda, dasar kesel saya” ujar Mbak Yuni, yang sedari tadi ngedumel terus karena merasa jengkel dengan ulah bu rt. “ya mau gimana lagi bu, dari pada kegiatan ronda nya di bubarin, kita sendiri ntar yang repot” ujar teh Syifa berusaha menenangkan Mbak Yuni, “halah, kamu mah sama aja syifa kaya bu rt, senang ya kamu ada aturan baru ini, dasar” ujar mbak Yuni makin ngerasa jengkel dan jalan lebih cepat meninggalkan rombongan ibu ibu. “jadi malam ini ada gak ibu ibu yang ronda?” tanya bu syalwa, “saya bu” ujar teh Yasmin yang sebenarnya masih kurang sreg dengan aturan baru ini. “wah mudah di tunggu testi nya, kalo asik ntar saya ikutan, kbetulan jadwal suami kita barengan teh” ujar bu syalwa. “lah kenapa nunggu testi dulu, udah sekarang bu syalwa ikut aja malam ini, temenin saya bu” ujar teh Yasmin yang berusaha membujuk bu syalwa buat ikut ronda, “hehe gak bisa Yas, suamiku masih getol ronda nya” jawab bu syalwa. “yaaaaaah” seru yasmin lesu, ibu ibu pun satu persatu undur diri. Pulang kerumahnya masing masing.



Seminggu telah berlalu sejak mulai di berlalukannya aturan baru tersebut, dan malam tadi adalah puncak dari rencana pak rt dan bang robert, mereka berhasil menaklukan sinta, bang robert dan yang lainya memang sengaja mengincar sinta karena memang ingin menjaili kang ujang, mereka kesal karena sebagai orang pencetus kegiatan ronda, justru dia sendiri malah jarang hadir, semua kekesalan itu mereka lampiaskan pada memek sinta, mereka ini rahim sinta dengan sperma mereka sampe luber, tidak hanya itu di pengujung acara kang aceng bahkan berhasil menjebol pintu belakang teh sinta, kali pertama anal membuat sinta kewalah, rasa perih bercampur nikmat bergantian sinta rasakan saat di anal kang aceng. dan lebih dari itu mereka pun akhirnya melihat sisi lain dari teh sinta yang selama ini biasa mereka kenal sebagai wanita berjilbab yang selalu sopan santun dan ramah kepada setiap orang, sekarang sudah seperti wanita yang hyper dan tidak gampang puas, gak cukup satu batang untuk dapat menjinakan memek sinta, perlu setidaknya, 5 batang bergiliran untuk membuat sinta tepar.



POV Sinta







malah ini terasa sangat lelah sekali, setelah kejadian naas itu pak rt mengantarku pulang, sebelum aku masuk rumah, pak er sempat sempatnya mengangkat baju yang ku kenakan dan langsung mencaplok payudaraku, dihisap dan di pilinnya kedua puting ku, membuatku kembali terangsang, karena terdengar suara dari dalam rumah, pak rt pun melepaskan payudaraku, “sampai ketemu lain kali ya teh” ujar pak rt dengan nada mesum, sesampainya di dalam rumah aku lihat suamiku masih terlelap, aku pun terduduk di ruang tamu, pikiranku mulai fokus dan kini aku tak bisa lagi membendung air mataku, tidak kusangka mereka akan berbuat seperti itu, tidak hanya yang ronda, bahkan kang aceng dan boim pun ikut menikmati memekku. Dan parahnya lagi aku justru menikmati itu semua. Aku jilati kontol dan anus mereka yang bahkan belum pernah aku lakukan pada suamiku, aku selalu menolak kalo dia minta di kulum kontolnya, tapi kenapa saat itu aku mau maunya di suruh seperti itu!?, Karena pusing memikirkan apa yang sudah terjadi tadi di pos ronda, akhirnya kuputuskan pergi mandi mandi untuk menenangkan fikiran sekaligus membersihkan badanku yang memang sudah sangat lengket, dan lalu bergegas tidur disamping suamiku.



Pagi hari, menjelang subuh, aku merasa ada yang melepas cd ku, daster yang ku kenakan sudah tersingkap ke atas, rupanya suamiku hendak meminta jatah, karena sudah terlalu lelah aku pun hanya pasrah dan membiarkannya berbuat sesuka hati, kembali ku pejamkan mataku, sesaat kemudian aku merasa geli nikmat disekitar memek ku, lumayan terasa enak, baru mulai aku menikmati permainan itu tiba tiba saja suamiku mengerang dan menghujamkan kontolnya dalam dalam, dia orgasme banyak sekali, setelah itu dia lalu mencabut kontolnya dan kembali berbaring di sampingku, tidak lama terdengar dengkurannya dia pun kembali terlelap. “aah belum puas” batin ku, memek ku udah terlanjur basah karena sudah dia obok obok suami tadi. Sesaat teringat betapa besar dan panjang nya kontol pak rt dan kawan kawan, belum lagi daya tahan mereka cukup untuk membuat lutut ku leas ke enakan, “pengen lagi” ucapku pelan sebari jemari ku asik menggesek lubang kenikmatan ku. “dasar papah payah mmmmmch” sebari menahan erangan, tanpa sengaja aku mengumpat suami ku sendiri. “mamah butuh pisang ambon, bukan cau muli paah” racauku pelan sebari mulai kembali terlelap karena sudah terlalu letih.



Pagi hari aku dibangunkan suamiku yang hendak berangkat kerja, dia tampak girang pagi itu, dia bilang “wah mamah kecapean ya abis di gempur semalam sama papah, ampe lupa gak pake baju lagi gitu, mana sampeh basah tuh sprei nya pasti mamah menikmatin banget ya, ya udah papah brangkat krja dulu, mamah istirahat aja, ntar malam kita maen lagi, siapa tau bisa jadi dedek bayi”.

Dalam hati aku berkata “emang ngerasa ya bikin aku keluar tadi malam? Yang ada udah keluar duluan langsung tepar” tapi aku gak berani mengatakan nya langsung aku takut dia kesinggung dan mrasa insecure, aku hanya mengganguk dan tersenyum manis menjawab ucapanya. Dia pun berlalu pergi, aku masih rebahan dikasur dengan kondisi masih telanjang bukat. Kembali teringat kejadian tadi malam, kini pikiran ku sudah benar benar sehat dan jernih, “astaga apa yang sudah terjdi tadi malam” ucap ku yang kembali tidak percaya dengan apa yang sudah berlalu tadi malam, entah bagaimana jika aku kembali bertemu dengan mereka, itu pasti bakal canggung sekali, mereka sudah melihat sisi liar aku yang bahkan suamiku pun tak tahu, sudah pasti imej wanita berjilbab yang lugu dan supel sudah berganti menjadi wanita liar yang doyan kontol dimata mereka. Rasanya aku gak ingin bertemu mereka lagi.



Saat masih merenung meratapi nasib ku, tiba tiba ada notif wa masuk di hp ku, terlihat itu pesan dari jeny, “astaga Jeny, aku sampe lupa dengannya, bagaimana kondisi sekarang, semalam samar samar aku ingat tentang pecah perawan, apa mungkin jeny masih perawan!?” akupun bergegas mengambil hape ku dan membuka pesan dari jeny. Kami pul lalu berbalas pesan.



Jeny: “Teh?”

Sinta: “iyah Jeny, kamu gimana kondisinya sekarang? Semalam teteh liat kamu diantar pulang sama boim”

Jeny: “iyah teh, aku hancur teh, teteh bisa kesini gak aku butuh seseorang buat bercerita”

Sinta: “ya udah Jeny sebentar ya, teteh siap siap dulu, nanti teteh ke rumah kamu”

Jeny: “iyah teh, jeny tunggu di rumah, makasih ya teh”



Sepertinya Jeny juga mengalami hal buruk sama sepertiku dan tidak lain pelakunya adalah mang aceng dan boim yang memang saai itu menghilang bersama jeny. Aku pun bergegas bangun dari tepat tidur dan langsung pergi mandi, anus ku masih terasa sedikit perih akibat dari ulang mang aceng yang nyasar malah nyodok lubang belakang. “dasar mang aceng, kenapa juga harus lubang ini yang dia tusuk” umpat ku sebari mandi. Saat sudah rapih dan hendak pergi ke tempat Jeny, aku teringat kalo persediaan bahan mkanan sudah habis, “ah kalo aku beli sayur di mang aceng, aku bakal ketemu dia, astaga malu banget rasanya” yang terus terngiang dikepalaku adalah saat aku merangkak berjalan menghampirinya, lalu menjilati anus dan terus sampe ke ujung kontolnya, bisa bisanya aku mau di suruh seperti itu tadi malam. Tidak banyak kang sayur yang berjualan disini, satu satunya tempat terdekat selain mang aceng ada di kampung sebelah, Karena tidak ada pilihan lagi akupun memberanikan diri berbelanja ke mang aceng.



Setibanya di tempat mangkal mang aceng sudah banyak ibu ibu yang asik memilah milah sayur, mang aceng sendiri sibuk meladeni ibu ibu yang mau membayar, aku sendiri berusaha bersikap senormal mungkin dan berharap mang aceng tidak mengungkit ungkit masalah semalam. Aku sendiri sudah bisa kembali fokus, aku pilih pilih sayur yang hendak ku beli, sedang asik memilah milih tiba tiba kurasakan sesorang meremas pantatku “aaach” jerit ku kaget, ternyata itu mang aceng, dia menatap kearahku dengan senyum mesumnya, tidak kusangka dia akan senekat ini, tanpa pikir panjang aku segera pergi dari sana, saking kesal nya aku sampe lupa masih memegangi sayuran yang aku pilih tadi, mang aceng sempat menegorku dan bilang kalo aku belum bayar, karena kesal kutaruh kemabli sayuran tadi ke atas gerobaknya dan tidak jadi berbelanja disana. Aku tidak mau kalo dia sampe berbuat tak senonoh ditempat umum, apa lagi disana ada mbak yuni si biang gosip, bisa bisa yang dia lihat A sampe ke telinga warga bisa jadi Z.



Aku kembali teringat Jeny, ku urungkan langkahku untuk pulang dan putar arah pergi ke rumah Jeny, setibanya di tempat Jeny aku lihat matanya sebab, sepertinya dia baru saja habis menangis. Kucoba peluk dia dan berusaha menenangkannya, dia kembali menangis, ku coba kembali menenangkannya, ku ajak dia duduk dan ku coba tanyakan apa yang tejadi, Jeny awalnya hanya diam lalu dia berkata sambil sesenggukan “aku udah diperawani boim teh hiks hiks”. “hah ko bisa sih kamu diperawani boim, kamu kan udah nikah jen, emang kamu belum di apa apain sama suami kamu?” tanya ku heran. Dengan susah payah dan menahan tangis Jeny berusaha meneritakan semuanya padaku, dan terungkaplah fakta yang membuatku kaget, rupanya benar Jeny sama sekali belum di sentuh oleh suaminya, dan pada akhirnya dia harus diperawani oleh kang antar galon dekil jelek kumel ada tatoan bernama boim. Dan pintu belakangnya lagi lagi di jebol oleh si aceng, doyan banget dia lubang belakang cewek umpatku dalam hati pada si perjaka tua kang sayur bernama aceng itu.





POV Jeny







Kembali beberapa bulan sebelum aku pindah ke komplek ini, saat itu aku sedang ngaggur karena baru saja habis kontrak, saat itu sama sekali aku tidak kepikiran untuk menikah ataupun berumah tangga, jangankan nikah pacar pun aku belum ada, entah kenapa tidak ada satupun dari mereka yang mendekatiku yang bisa membuat ku tertarik, sampai akhirnya tiba tiba saja ada keluarga pak Rojak datang ke rumah bersama berserta istri dan seorang pemuda yang belakangan ku ketahui nama nya tomi, rupanya dia adalah anak pak rojak yang baru saja pulang dari pelayaranya, aku sendiri tidak tau persis bagaimana pekerjaannya yang ku tahu dia jarang pulang, malah aku sendiri lupa kalo ada dia di kampung ini, rupanya kedatangan pak rojak kesini adalah hendak melamarkan anaknya untuk ku. Aku sempat kaget dan bingung tiba tiba saja ada pemuda datang hendak melamar, ku coba perhatikan wajahnya, ternyata kalo diperhatikan wajahnya cukup manis dengan kulit yang sedikit eksotik, dan dia sendiri sepertinya menaruh rasa suka padaku.



Singkat cerita aku menerima lamaranya, selama tiga minggu ini dia sering main ke rumah, akupun mulai nyaman dengannya, sampai tiba lah saat kami mulai membicarakan mahar untuk pernikahan ku nanti, ternyata bapak meminta mahar yang cukup besar pada keluarga a tomi, dengan alasan ibu ku dulu juga di beri mahar dengan nilai segitu, maka akupun sebisa mungkin paling tidak menyamai ibu ku, aku sempat khawatir a tomi bakal keberatan dengan permintaan bapak tersebut, tapi rupanya a tomi menyanggupi permintaan bapak, tapi sebelum itu saat kamu mengobrol berdua, dia sempat menanyakan keperawananku, “maaf nih dek bukanya aa gak sopan atau gak pecaya, sebelum aa menyanggupi permintaan bapak adek, aa mau tanya dulu apa adek masih perawan?” tanya a tomi padaku, “kenapa aa bertanya seperti itu, apa hak aa bertanya seperti itu? Kalo aa gak sanggup aa boleh mundur, dan tidak perlu sampe menanyakan hal semacam itu” jawab ku sedikit emosi, a tomi hanya terdiam dan meminta maaf, aku paham dia tidak ingin seakan membeli kuciang dalam karung, apalagi mengingat mahar yang bapak minta memang cukup tinggi, diatas standar orang sini pada umumnya. “adek masih perawan ko, aa gak perlu hawatir adek jamin dengan mahar sebesar itu aa bakal mendapat yang sebanding dengannya. Tapi adek gak membuktikanya sekarang, nanti kalo sah aa juga bakal buktiin sendiri, tapi kembali lagi terserah aa kalo aa ragu silahkan mundur” aku pun belalu pergi meninggalkan a tomi, tapi belum jauh aku pergi dia pun kembali berucap “aa siap, aa yakin kamu masih segelan, masih terbungkus dengan baik, aa bakal sanggupi permintaan bapak adek” ucap a tomi. Konyol sekali pikirku mendengar dia berucap sepeti itu, tapi aku juga senang itu artinya kita benar benar akan melangkah ke pelaminan.



Singat cerita aa tomi pun kembali berlayar dan baru akan pulang enam bulan lagi, saat itulah pernikaha kamu akan dilaksanakan. Enam bulan pun berlalu begitu cepat, sepeti biasa a tomi hanya di beri jatah cuti 3 minggu sebelum akhirnya harus kembali melaut, 2 minggu kami habiskn untuk mempersiapkan segala keperluan acarra resepsi pernikahan, dan di minggu ke 3 aku dan a tomi pun akhirnya resmi menjadi suami istri, tersisa 5 hari sebelum waktu keberangkatan kembali a tomi, sial bagi suamiku disisa waktu yang mepet ini aku justru malah menstruasi tepat sehari setelah acara resepsi pernikahan, sehingga aku dan a tomi pun belum sempat belah duren nikmat. Aku pun lalu di ajak tinggal di sebuah koplek perumahan yang memang sudah lama di beli oleh a tomi hanya saja belum sempat di tinggali. Tiba lah hari dimana dia harus kembali berangkat berlayar, sampai saat itu pun aku masih dalam masa menstruasi, sehingga suamiku sama sekali belum melihat apem legit yang udah dia miliki sekarang. “sabar ya suamiku, nanti kamu puas puasin deh kalo udah pulang lagi” ucapku manja. “iyah sayang, bakal gak sabar nih pengen cepetan balik lagi, kamu hati hati ya, jaga rumah baik baik” ucapnya sebari berlalu pergi.



Seminggu berlalu sejak aku tinggal di komplek ini, penghuninya cukup ramah dan baik, rata rata masih pada muda, para orang tua baru ataupun pengantin baru sepertiku, walaupun kadang kesepian karena tinggal sendirian, aku cukup bahagia tinggal disini, tapi semua berubah saat benda itu menyerang, benda besar panjang dan keras yang menerobos masuk kedalam memekku, rasanya sangat perih, kontol itu merobek keperawan ku. Namun aneh nya saat itu aku sama sekali tidak bisa melawan, alih alih berotak, aku justru seperti memberi jalan lebih pada si pemilik kontol durjana itu untuk lebih leluasa menghujam keluar masuk memek ku, semalaman memek ku terus di jejali kontol besar itu, aku terus di genjot olehnya di rumahku ,tempat tidurku, di ranjang yang harusnya jaadi tempat suamiku mendapatkan kenikmatan duniawi nya. Justru sekarang malah di nodai oleh si jelek mesum kang antar galon. Apa yang harus ku katakan pada suamiku nanti kao dia tau apem miliknya sudah di koyak orang. Apem yang bahkan dia sendiri belum pernah lihat. Apa aku harus jujur saja?





POV Narator



Jeny pun akhirnya menceritakan semau yang terjadi pada sinta sekaligus alasan yang membuatnya sangat sedih dan stress, bagai mana tidak apem segar yang dia janjikan pada suaminya kini justru menjadi santapan gratisan warga 2 orang bejat. “apa kita laporin aja masalah ini ke polisi teh?” tanya jeny, “jangan Jen, kalo kaya gitu yang ada kita bakal menanggung malu yang besar nanti, ya memang para pria bejat itu pasti akan di hukum tapi yang tersisa adalah berita kalo kita pernah di setubuhi oleh mereka, itu pasti bakal jadi bahan gunjingan warga” ujar sinta berusaha mencegah jeny membawa masalah ini ke jalur hukum. “lalu aku mesti bagaimana teh, apa yang harus aku katakan pada suamiku nanti kalo dia tau aku sudha tidak perawan?” ujar Jeny sedih dan kalut, “kita pikirkan itu nanti, sekarang kamu tenangin pikiran kamu aja dulu, dan perlu kamu tau juga jeny, bukan cuma kamu yang semalam di setubuhi jeny, teteh juga sama, teteh di gilir oleh pak rt dan lainya, bahkan bukan cuma disetubuhi, tapi teteh juga disodomi oleh mereka” ujar sinta yang mulai ikut sedih karena kembali mengingat apa yang sudah menimpa dirinya. “eh teteh juga jadi korban?” tanya Jeny kaget, rupanya semalam saat Jeny dipapah dan di antar pulang oleh boim, dia tidak sempat memperhatikan sinta yang sedang asik menjilati kontol mang aceng. “jadi kita berdua ini korban teh?” tanya Jeny, “iyah Jen, makanya teteh juga bingung harus bagai mana, terlalu banyak yang di korbankan kalo kita mau coba coba lapor, termasuk pernikahan kita” ujar sinta, jeny pun akhirya mengundurkan niatnya untuk melapor setelah mendengar penjelsan sinta.



Disaat sinta dan Jeny masih merenungi nasib mereka yang malang, tiba tiba pintu rumah Jeny ada yang mengetuk, “siapa Jen? Kamu ada janji sama ssorang?” tanya sinta kaget. “nggak teh, gak tau juga siapa, coba bntar aku lihat dulu” ucap Jeny sebari pergi membuka pintu rumahnya. Jeny tampak kaget ternyata yang datang itu adalah mang aceng, “mau apa kamu, pergi!!” ucap Jeny sedikit membentak, “sabar neng, amang kesini bukan mau ada urusan sama neng, tapi mau ke teh sinta ini pisang ambon nya ketinggalan” ucap mang aceng. Tiba tiba sinta datang dari dalam, wajahnya terlihat pucat dan seperti ketakutan, Jeny pun sedikit heran melihat teh sinta yang seperti takut dengan mang aceng, “teh ini...” belum smepat jeny menyelesikan perkataanya, tiba tiba mang aceng menyela “ini saya bawain pisang ambon kesukaan teh sinta, tadi kelupaan, ayo sini ambil sendiri aja teh”. Sinta sedikit mundur dan menggelengkan kepala, sinta sepeti hendak menangis, tapi dari kode kode mang aceng sinta pun akhirnya maju dan berlutut di hadapan mang aceng, “teteh mau ngapain?” tanya jeny heran, sinta tidak menghiraukan pertanyaan Jeny, dia lalu tanpa ragu menarik turun kolor mang aceng sekaligus dengan cempaknya, terlihatlah kontol mang aceng yang mengacung tegak “teh sinta apa yang kamu lakuin teh?” tanya Jeny semakin panik setelah melihat besarnya batang kontol mang aceng. semalam dia dieksekusi di semak semak sehingga tidak memperhatikan batang boim dan mang aceng, Jeny baru sadar kalo kontol mang aceng cukup besar, tidak sakah emang kalo dia barusan bilang pisang ambon, memang seperti ittulah kontol mang aceng.



Tidak lama setelah itu sinta segera mengecup kontol mang aceng, di ciuminya batang kontol itu dan kemudian sinta mulai memasukan kontol tersebut kedalam mulutnya, sinta mulai mengoral kang aceng, semua yang dia bisa dia praktekan disana. Sementara Jeny terduduk lemas menyaksikan teman nya yang sekian detik lalu mengatakan dirinya sebagai korban, justru sekarang tanpa ragu mengulum kontol kang sayur itu, dengan lihainya sinta mengoral kontol mang aceng, karena sudah sangat bernafsu mang aceng pun mulai memegangi kepala sinta, dia paju mundurkan kepala sinta. “berhenti!! cukup pergi kalian semua, dasar manusia manusia bejat” bentak Jeny yang mengira sinta juga sama aja dengan mereka. “eiist tunggu dulu neng, nih mamang kirim saksiin bener bener ya” ucap aceng sebari mengirimkan pesan wa pada Jeny. Jeny tampak pucat pasi setelah melihat isi dari pesan mang aceng, pesan itu berisi video pendek sekitar 2 menitan yang memperlihatkan Jeny sedang bercumbu mesra dengan boim, terlihat jelas dalam video itu Jeny sedang menggenjot boim dari atas, terlihat seakan Jeny yang mengendalikan situasi, dan yang membuat Jeny makin kaget itu adalah kejadian tadi malam di kamar nya bersama boim, tanpa Jeny tau ternyata boim merekam semua kejadian itu. “paham kan sekarang? Kalo udah paham diem aja. Atau kamu mau saya kirim itu video ke grup wa komplek?” bentak mang aceng.



Jeny pun makin terududuk lemas, dia sangat takut dengan ancaman mang aceng, kalo video itu sampe tersebar itu akan jadi skandal yang besar fikir Jeny. “heh sinta, sekarang lucutin baju kamu semua tanpa terkecuali ayo cepat!! sambil tetep kamu isep kontol saya” bentak aceng, sinta sempat menggelengkan kepala, tapi lagi lagi aceng terus mengintimidasinya membuat sinta makin ketakutan, perlahan sinta melepas semua bajunya, di mulai dari celana dan kaos yang dia kenakan, lalu dengan sedikit ragu ragu dia lepas celana dalam dan Beha miliknya, kini sinta sudah dalam kondisi bugil dengan hanya tersisa jilbab di kepalanya, terlihat dengan jelas lekuk tubuh sinta yang memang agak montok, pahanya yang gemol dengan apem tebal berselimut bulu tipis terawat toked yang masih membusung karena belum pernah menyusui, benar benar membuat aceng birahi tinggi, di malam hari sebelumnya aceng tidak begitu tertarik saat melihat desi karena saat itu tubuh desi sudah sangat lusuh dan memek yang luber oleh sperma, tapi kali ini beda, sinta masih terlihat sangat segar dengan makeup tipisnya. Bibir yang terlihat menggoda membuat aceng makin belingsatan, karena sudah tidak sabar aceng segera memeluk sinta, menarik dan mengajaknya untuk bergumul di sofa ruang tamu Jeny. Kali ini sinta tidak berada dalam pengaruh obat apapun sehingga dengan kesadaranya dia sempat menggeliat dan berontak, tapi lain di hati lain di bibir, khususnya bibir memek, sinta yang sedari tadi memegang menjilat mengulum kontol mang aceng tanpa sadar sudah membuatnya bernafsu, memeknya sduah mulai rembes dan basah, “halah, kamu pura pura nolak aja kan!? Buktinya ini memek kamu sudah becek gini?” ujar aceng yang mulai merogoh memek sinta.



Dimainkanya memek sinta oleh aceng, diusap di raba, di gesek sesekali ditusukan jarinya kedalam memek sinta, mulai dari satu jari perlahan sampe masuk 3 jari, memek sinta semakin becek, kini dia sudah di landa birahi hebat, tidak luput dada sinta yang membusung langsung saja di lumat oleh aceng, hisap nya puting sinta begantian. Kini aceng mulai ambil posisi, kaki sinta dia buka lebar lebar memperlihatkan memek nya yang merekah, aceng pun perlahan memasukan kontolnya kedalam memek sinta, dengan sengaja aceng memasukan nya sangat perlahan, baru masuk kepalanya, ditarik lagi, di masukin lagi semakin dalam, terus berulang kali membuat sinta makin gelisah, tanpa memperdulikan Jany yang saat ini sedang menyaksikanya sinta mulai memegangi pinggul aceng, di tariknya pinggulk aceng sehingga membuat kontolnya masuk sepenuhnya ke dalam memek sinta, “oooouch gede banget” desah sinta sebari matanya terpejam. “hahaha baru diginiin aja udah ke enakan” tawa aceng yang merasa bangga karena buruanya sudah takluk, aceng pun mulai menggenjot sinta “oouch ooouch mang pelan mang, pelaaaa....n, gede banget aduh ooouch oouch enak” desah sinta saat di genjot oleh aceng, berbeda sekali dengan sat dia main bersama suaminya, yang sinta rasakan lebih seperti gelitikan nikmat di memeknnya sedangkan ini sinta benar benar merasakan benda besar padat mengobok obok memeknya, “ouuch mang nikmat mang.....” tanpa sadar sinta terus saja terbawa nafsu birahinya yang memang tadi subuh belum tertuntaskan. Aceng merasa sangat gemas saat melihat sinta dalam kondisi bugil sepeti itu, di tariknya kini jilbab sinta membuat sinta benar benar sudah telanjang bulat. Sebari terus menggenjot sinta, aceng mulai melumat bibir sinta, di ciuminya seluruh wajah sinta, kedua payudaranya diremas kuat membuat sinta makin blingsatan dalam kenikmatan. “heh neng Jeny dari pada bengong mending kamu telanjangin tubuh kamu sekarang dan mainkan tuh memek pake jari kamu” perintah aceng pad Jeny.



https://www.imagebam.com/view/ME5IH8M][/URL]



Sinta



https://www.imagebam.com/view/ME5IH8O][/URL]



Jeny



Jeny yang ketakutan akhinya hanya bisa menurut dan mulai menanggalkan satu persatu pakaianya. Aceng lalu berganti posisi, kini dia duduk di sofa dengan sinta berada diatas pangkuanya, saling berhadapan, aceng kembali melumat bibir sinta, “gimana kontol aa kamu suka kan?” tanya aceng. Sinta hanya menggangguk lalu berkata “ kontol aa gede banget aku gak kuaat.... gak kuat nahan nikmatnya” tanpa di perintah sinta mulai menggenjot aceng. Sinta sangat bersemangat karena ingin menuntaskan hasratnya yang tertunda tadi pagi, sinta sudah tidak peduli lagi dengan siapa dia bercinta sekarang, yang ada di pikiranya hanya ingin kontol beras terus menghujam memeknya. Sepertinya kejadian tadi malam sedikit banyakanya sudah memperngaruhi fikiran sinta, kini dia sudah tau kenikmatan senggama yang sebenanrnya dan bagai mana mencapainya. Jney yang melihat itu semakin bingung, sinta yang tadi sempat menolak kini justru sedang semangat menggenjot kontol yang menusuk memeknya. Tanpa sadar seperti naluri melihat adegan panas sepeti itu membuat Jeny ikut birahi, tangannya mulia menyentuh payudara dan memeknya sendiri, dimainkanya kedua putingnya dengan jari jari lentik miliknya. Begitu juga dengan kacang kecil di sela sela memeknya, dia gesek dan usap. Saat meraskan kenikmatan colmek seperti itu Jeny justru tuba tuba teringat bagai mana nikmatnya tadi malam berasama boim. Jeny berusaha mengelak dan mencoba mengalihkan pikiranya, tapi bayang bayang kontol boim saat menghujam memeknya makin membuatnya lembab dan basah, tanpa bisa dia kenadalikan Jeny mulai memasukan jari jemari lentiknya itu, mengaduk aduk memeknya sendiri dan membayangkan itu adalah kontol boim yang dengan kasar menghujami memeknya, sinta kembali menunjukan sisi liarnya, goyaanganya makin agresip dan makin keras seakan akan dia ingin kontol itu menghujam keras memeknya. Sinta pun mulai merasakan dennyutan pada memeknya, ia merasa akan mecapai puncak kenikmatanya kembali seperti tadi malam, begitu juga jeny yang sudah tidak lagi memperhatikan aceng dan sinta, melainkan sibuk mengejar kenikmatanya sendiri. Disaat mereka hendak sampai..... tiba tiba. “GUBRAK,, suara pintu di dorong paksa Aceng Sinta dan Jeny tampak kaget. “SEDANG APA KALIAN?”







lanjut lagi nanti lah ya. Gak bisa nulis tuntas sampe begadang karena harus dinas pagi.. Malam minggu atau malam senin pasti di lanjut lagi. Karakter baru muncul di update berikutnya. Mohon maaf kalo update sekarang adegan eksenya kurang. :ampun: :ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd