Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Akibat Merusak Gagang Pintu

Bimabet
Semoga bisa nikah ama ambar hu, biar lebih deket ama ibu riana.
 
Kentang nih ceritanya ...
Lanjutkan lg suhu.
 
ayo deketin ambar tapi jangan lepasin ibumu haha
 
Ya kentang abis deh mau exe mama malah mama tidur saling berpelukan sama papah.
Ih .... Kentang jadinya.
Ayo tembak ambar pacari ia walaupun ldr an.
Lanjut suhu.
 
Lanjutan
POV Andi
Tak terasa sudah lewat beberapa hari setelah peristiwa kencan dengan Ambar. Selama itu pula aku mencoba untuk mendekati Ibuku kembali. Namun kulihat respon Ibuku biasa-biasa saja seperti layaknya perhatian seorang Ibu kepada anaknya.

Oh ya belakangan ini kulihat ada perubahan pada Ibuku. Dia semakin rajin beribadah seperti shalat dan mengaji. Ibu juga mulai rajin menghadiri pengajian Ibu-ibu komplek rumahku. Bukan itu saja, belakangan ini kulihat Ibu juga mulai suka memakai jilbab walaupun tidak dipakai setiap hari namun karena jilbabnya itulah membuat sepasang anting-anting emas nan indah di telinganya menjadi tertutupi.

Aku berpikir apakah karena ini Ibu menjadi berubah terhadapku. Jujur aku belum mau kehilangan Ibu dan belum siap untuk mengakhiri hubungan ini. Ya aku harus kembali meluluhkan hati Ibuku.

Tepat seminggu setelah aku jalan bersama Ambar akhirnya hari Sabtu kembali tiba. Hari ini kondisi rumahku praktis hampir kosong. Ayahku seperti biasa ada proyek di luar kota dan baru akan kembali pada hari Senin. Kedua adikku Sekar dan Widya ada acara kemah pramuka di sekolahnya masing-masing dan baru akan kembali ke rumah pada Minggu siang. Mbok Yem pembantuku yang memang tidak menginap hanya masuk pagi sampai sore juga baru tertimpa musibah yakni sepupunya baru saja meninggal di Sukoharjo sehingga dari hari Jum'at dia sudah izin pada Ibuku untuk tidak masuk sampai hari Senin.

Sabtu sore ini sekitar jam 5 sore setelah pergi bermain di rumah temanku aku pun langsung memacu sepeda motorku meluncur ke toko jamu Ibuku. Disana kulihat suasana sudah sepi karena memang kalo hari Sabtu Ibuku hanya membuka toko sampai sore hari tidak seperti hari Senin sampai Jum'at yang terkadang bisa sampai jam 9 malam baru Ibu menutup tokonya.

Saat masuk kulihat Ibuku yang memakai baju lengan panjang warna putih dan rok yang panjangnya hampir semata kaki bermotif bunga-bunga berwarna merah sedang merapikan jamu-jamu yang ada di rak. Melihat kedatanganku Ibu pun tersenyum.
"Bu, Lastri sama Ningrum kemana? Kok gak keliatan?". Tanyaku tentang kedua pegawai yang bekerja di toko jamunya.
"Mereka berdua udah pulang Ndi, kan kamu tau kalo hari Sabtu Ibu cuma buka toko sampe sore". Jawab Ibu padaku.

Setelah itu aku pun berinisiatif membantu Ibu merapikan jamu-jamu yang ada di rak dan membawanya ke gudang penyimpanan jamu yang ada di pojok lantai satu. Setelah merapikan semua barang-barangnya saat aku dan Ibu masih di depan pintu gudang, secara reflek memeluk Ibuku dengan erat.
"Bu, aku kangen". Kataku pada Ibu sambil memeluknya erat-erat.
"Ibu sebenarnya juga kangen, tapi kamunya sibuk terus sih belakangan ini jadi Ibu pikir kamu udah bosen sama Ibu". Kata Ibu melepaskan pelukanku dengan nada kecewa sambil memperlihatkan wajah cemberutnya.
"Gak Bu, aku gak bosen sama Ibu, maaf ya kemaren karena aku sibuk UTS sama organisasi jadi gak sempet merhatiin Ibu". Kataku meminta maaf sambil memeluknya kembali dengan erat.
"Iya Ibu ngerti kamu punya kegiatan di kampus tapi mbok ya sesibuk-sibuknya jangan cuekin Ibu juga toh". Kata Ibuku yang juga membalas pelukanku sambil mengingatkanku.
"Iya aku janji, sesibuk apapun aku bakal tetep berusaha merhatiin Ibu, udah ya sekarang Ibu jangan marah lagi kayak kemaren-kemaren". Janjiku padanya.
"Iya sayang, Ibu gak marah lagi kok". Katanya sambil melepaskan pelukanku dan memperlihatkan senyum manisnya.

Setelah bercengkrama cukup lama dengan Ibuku, aku berinisiatif mengajaknya pulang ke rumah karena hari sudah semakin gelap. Namun Ibuku malah berkata lain.
"Bu, kita pulang yuk, udah gelap nih". Ajakku padanya.
"Udah pulangnya nanti aja, sekarang kita keatas dulu yuk". Ajak Ibuku sambil menarik tanganku ke lantai dua toko jamu kami.

Saat naik ke lantai dua Ibuku pun membuka pintu ruangan yang biasanya menjadi tempatnya beristirahat. Saat dibuka tidak disangka bahwa ruangan ini berubah total. Kamar ini sekarang sudah berubah menjadi lebih rapih dan juga dilengkapi AC dan juga spring bed plus lemari dan meja rias untuk Ibuku berdandan. Kamar ini juga sudah dicat ulang dengan warna merah yang membuat suasana menjadi romantis.

Ya sebenarnya sewaktu berhubungan intim dengan Ibuku sebulan yang lalu aku mengusulkan pada Ibuku untuk memperbaiki kamar tempatnya beristirahat di toko dengan menambahkan AC dan mengganti kasur lipatnya menjadi spring bed yang nyaman. Ya aku mengusulkan ini karena tahu bahwa jika kami terus melakukannya di rumah maka resiko untuk ketahuan baik oleh Ayah, kedua adikku dan Mbok Yem akan semakin besar.

"Wah Ibu, ternyata saranku kemarin Ibu turutin juga. Ini Ibu keluar uang berapa buat bikin kamar kayak gini?". Tanyaku padanya.
"Iya kira-kira habis sekitar 20 juta sayang". Jawab Ibuku sambil mengelus kepalaku.
"Kok mahal banget Bu?" Tanyaku kembali.
"Kan sekalian sama kamar mandi juga nak, coba deh kamu liat kebawah". Perintah Ibuku padaku.

Aku pun akhirnya turun ke bawah dan langsung menuju ke kamar mandi yang letaknya persis di sebelah tangga. Saat dibuka benar saja Ibu mengganti closet jongkok yang dulu ada menjadi closet duduk lengkap dengan shower kecil di sebelahnya. Saat kucek kondisi closet dan dan juga shower kecilnya menyala dengan baik. Untuk yang lainnya seperti bak mandi dan juga dindingnya relatif tidak ada perubahan karena kondisinya relatif masih bagus. Setelah itu aku pun langsung naik ke kamar atas dan memeluk Ibuku.

"Wah makasih ya Bu, aku jadi sayang deh sama Ibu". Kataku sambil memeluknya erat-erat.
"Iya sayang yaudah malem ini kita tidur disini ya". Ajak Ibuku.
"Tapi aku gak bawa baju Bu, gimana dong?" Tanyaku kebingungan padanya.
"Tenang aja, baju, celana sama handuk kamu udah Ibu siapin kok di lemari, sekarang kamu mandi ya, terus abis itu kita pesen delivery aja buat makan malem".
"Ok Bu". Jawabku pendek.
"Oh ya, sebelum mandi, motormu tak masukin aja ke dalem, kalo dibiarin diluar ntar dicuri orang lagi". Ujar Ibuku mengingatkanku.
"Iya Bu". Turutku padanya.

Aku pun segera memasukkan motorku ke dalam toko jamu Ibuku. Untung saja lintasan di depan pintu toko Ibuku didesain landai sehingga aku bisa memasukkan motorku ke dalam ruangan tokonya. Setelah memasukkan motorku aku pun bergegas untuk mandi.

Setelah mandi dan berganti baju, sembari menunggu Ibuku yang sedang gantian mandi. Aku menyalakan televisi mencari acara yang bagus untuk ditonton. Aku juga sudah memesan makanan berupa paket pizza daging dan minuman plus salad untuk mengisi perut kami berdua di malam Minggu ini.

Tepat jam 7 malam pesanan kami pun tiba. Saat itu Ibuku juga baru selesai mandi dan langsung bersantap malam bersamaku di atas meja toko sambil menonton TV. Malam itu Ibu memakai tank top merah dan celana pendek warna hitam menampakkan keseksian tubuhnya. Malam itu kami makan dengan lahap karena kelaparan.

Setelah makan aku dan Ibu lanjut nonton TV sambil bercengkrama tentang acara TV yang lumayan lucu di malam Minggu ini. Tak lama kemudian Ibu pun menawarkan jamu padaku.
"Mau minum jamu gak malem ini?" Tanya Ibuku.
"Jamu apa Bu?" Tanyaku balik pada Ibu.
"Ya jamu biar kamu seger mau gak?" Tawar Ibuku lagi.
"Yaudah deh Bu aku mau". Kuterima tawarannya.
"Yowis tunggu sebentar yo". Kata Ibuku.
Ibu pun langsung bergegas mengambil jamu bubuk yang ada dan langsung meracik dan menyeduhnya dengan air hangat. Setelah itu dia memberikannya padaku dan Ibuku juga meminum jamu yang dia racik sendiri.

Kurasakan jamu yang diberikan oleh Ibuku agak pahit namun aku tetap meminumnya sampai habis. Memang benar kata Ibu setelah minum jamu badanku terasa segar dan kuat. Namun ada efek lain. Rupanya jamu yang diberikan Ibuku membuat kontolku mengeras luar biasa dibalik celana pendekku. Nafsu seksku menjadi naik berlipat-lipat ganda. Aku sadar Ibuku sengaja memberikan jamu penambah vitalitas untuk menghabiskan malam ini bersamanya. Karena tak tahan aku pun langsung memeluk Ibuku dan mengajaknya bercinta malam ini.

"Bu, aku pengen". Ujarku padanya.
"Yaudah kamu tutup dulu rolling doornya ya". Perintah Ibuku padaku.
Aku pun langsung bergegas menutup rolling door toko sehingga tidak akan ada yang tahu aktivitas kami selama di dalam. Setelah menutup rolling doornya aku dan Ibu langsung bergegas naik menuju lantai atas tempat dimana kamar berada.

Saat sampai di kamar, aku pun langsung menutup pintu dan kami pun saling berpelukan dan berciuman mesra. Ya kami berciuman sambil meraba tubuh masing-masing. Tak lama kemudian kami saling melepaskan pakaian yang dikenakan hingga aku dan Ibu telanjang bulat. Setelah sama-sama tidak berpakaian kami pun berjalan bersama menuju ranjang.

Saat sampai di ranjang aku pun langsung menindih Ibuku dalam posisi 69. Kujilati memek Ibuku sementara Ibu mengulum kontolku. Malam itu kami saling mencumbu dan merangsang satu sama lain.
"Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp". Begitulah bunyi hisapan mulut Ibuku pada kontol besarku.

Setelah 15 menit saling bercumbu membuat kontolku mengeras seperti batu. Karena sudah tidak tahan aku pun meminta Ibuku untuk tidur terlentang. Aku pun langsung menindih tubuh Ibuku menciumi wajah, leher, dan anting-antingnya. Kuarahkan kontolku ke depan pintu memeknya. Menyadari kontolku sudah berada di depan pintu memeknya, Ibuku pun menggunakan tangannya memegang kontolku dan memasukkannya ke dalam memeknya.
"BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET BLESS OHH OHH OHH OHH!" Desahku saat kontolku mulai memasuki memek Ibuku yang lembut nan menjepit ini.
"OHH OHH OHH OHH!" Begitulah bunyi desahan Ibuku.

Selanjutnya aku pun mulai menyodok memek Ibuku dengan kencang. Setelah hampir 10 hari tidak bersetubuh akhirnya aku bisa kembali menikmati tubuh mulus Ibuku.
"Plak Plok Plok Plak Plok Plak Plok Plak!" Begitulah bunyi sodokan kontolku pada memek Ibuku.
"Ohh Ibu nikmat Ohh Ohh Ohh!" Racauku padanya.
"Ohh sayang Ibu juga nikmat Ohh Ohh Ohh!"

Setelah 10 menit dalam posisi misionaris aku pun meminta Ibu menungging. Ibu pun menurutinya lalu melepaskan kontolku dan menungging menghadap ranjang membelakangiku. Tanpa waktu lama aku pun segera memegang pantatnya yang montok lalu kuarahkan kontolku menembus memeknya dari belakang "BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET!" Kontolku pun kembali masuk ke dalam memeknya. Aku pun kembali menyodoknya dengan kencang. Sambil menyodoknya dari belakang aku pun menciumi punggungnya yang mulus dan anting-anting emasnya dari belakang. Oh sungguh nikmat sekali malam ini.

Setelah 10 menit dalam posisi menungging, aku meminta Ibuku kembali ke posisi misionaris. Dengan senang hati Ibu pun menuruti kemauanku. Akhirnya kami pun kembali ke posisi awal dimana aku menindih Ibuku dari atas. Kupercepat sodokanku sambil menikmati payudara montok dan anting-anting emasnya yang indah. Tak terasa 10 menit kemudian aku merasa akan klimaks. Kupercepat sodokan kontolku pada memeknya hingga saat akan keluar kutekan dalam-dalam kontolku hingga menyentuh mulut rahimnya.
"Bu, aku mau keluar! Terima ini Ohh Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!" Kusemprotkan spermaku sebanyak 15 kali ke dalam rahimnya dan membuat mata Ibuku terbelalak kaget karena merasakan semprotan spermaku yang sangat banyak, kental, dan panas ke dalam rahimnya.
"Ahh banyak banget spermamu Andi! Ibu juga keluar Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Teriak Ibuku yang juga sudah mencapai orgasmenya.
Setelah pertempuran itu aku pun ambruk menindih tubuh Ibuku. Seperti biasa aku pun mengusel-uselkan kepalaku ke payudaranya yang montok sambil kedua tanganku memainkan anting-anting indahnya.
"Udah puas belum sayang?" Tanya Ibuku manis.
"Belum Bu, nanti aku pasti minta nambah lagi". Kataku manja padanya.
"Spermamu banyak banget toh le, emang udah berapa lama gak dikeluarin". Kata Ibuku sambil mengusap-usap kepalaku dengan penuh kasih sayang.
"Udah hampir 10 hari Bu, ini juga berkat jamu Ibu makanya spermaku jadi berlimpah". Kataku memeluknya dengan erat.
"Dasar kamu ini". Ujar Ibuku membalas pelukanku.
"Oh ya, kamu minggu lalu jadi jalan sama Ambar?" Tanya Ibuku lagi.
"Iya Bu". Jawabku padanya
"Pergi ngapain?" Tanya Ibuku lagi.
"Ya jalan sama nonton Bu, hehehehe". Kataku sambil tertawa kecil.
"Hhhmmm gitu ya, pantesan dari kemaren kamu cuekin Ibu, jadi udah asyik sama gandengan barunya". Ujar Ibuku sambil mencemberutkan wajahnya.
"Ih enggak Bu, sampe sekarang Ibu tetep nomor satu buat aku kok CUPP". Kataku membujuk dan mencium keningnya.

Tak lama kemudian nafsuku pun kembali bangkit. Aku pun kembali melanjutkan ronde kedua dengan Ibuku dalam posisi misionaris.
"Ohh Ibu cantik pake anting-anting Ohh Ohh Ohh!". Desahku menyodok-nyodokkan kontolku ke dalam memeknya sambil menciumi anting-anting emasnya.
"Ohh Ohh Ohh pelan-pelan nak, punya Ibu ngilu Ohh Ohh Ohh!"
Ronde kedua ini berlangsung cukup lama karena aku sudah keluar sebelumnya namun walaupun begitu tidak mengurangi rasa nikmat menyetubuhi Ibuku.

Setelah bermain dalam posisi misionaris selama 10 menit, aku pun meminta Ibu untuk pindah posisi ke atas alias Women On Top. Ibu pun menurutinya dan sekarang dia dalam posisi menindihku.
"Ohh Bu nikmat Bu Ohh Ohh Ohh Ohh". Kataku sambil meremas-remas payudaranya yang super montok.

15 menit dalam posisi tersebut rupanya membuatku mendekati orgasme. Kubalikkan tubuh Ibuku kembali dalam posisi misionaris dan kusodok memeknya dengan kecepatan penuh. Tak lama kemudian kusodok dalam-dalam memek Ibuku sampai menyentuh mulut rahimnya.
"Ohh Ibu aku mau keluar Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!" Kusemprotkan spermaku sebanyak 12 kali ke dalam rahim Ibuku sambil berteriak kencang.
"Ibu juga keluar Andi Ahh Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Desah Ibuku yang juga orgasme menyirami kontolku yang terkunci di dalam memeknya.

Aku pun ambruk menindih tubuh Ibuku. Kami beristirahat mengambil nafas sambil berciuman. Setelah tenaga sedikit pulih aku pun mulai membuka pembicaraan.
"Bu, belakangan ini aku liat Ibu mulai suka datang ke pengajian Ibu-ibu komplek, biasanya kan Ibu gak pernah ikutan pengajian. Ucapku pada Ibu.
"Sebenarnya Ibu dari dulu udah sering diajak pengajian sama Ibu-ibu komplek cuma ya gak pernah ada waktu karena sibuk ngurusin toko. Tapi karena gak enak nolak, terus ya akhirnya Ibu ikutan deh. Ya hitung-hitung biar gak dikira sombong sama tetangga". Kata Ibuku sambil mengelus-elus rambutku.
"Oh ya, aku liat semenjak Ibu ikut pengajian, baju Ibu kok makin kesini makin tertutup terus kadang-kadang pake jilbab segala. Emangnya Ibu udah mau pake jilbab ya?" Tanyaku kembali padanya.
"Ya Ibu ngerasa umur segini udah kurang pantes kalo pake baju seksi makanya Ibu sekarang pake baju yang agak tertutup, lagian kamu sendiri tahu kan kalo Ibu kadang suka digodain sama pengunjung toko". Terangnya secara sabar padaku.
"Tapi Ibu beneran udah mau pake jilbab?" Kembali kutanyakan pertanyaan yang belum terjawab tadi.
"Ya Ibu kemaren cuma coba-coba aja sih pake jilbabnya. Awalnya sih ngerasa gerah tapi lama kelamaan ya nyaman juga hehehehe. Oh ya kalo nanti Ibu pake jilbab kamu ngebolehin gak sayang?" Terangnya santai sambil bertanya padaku.
"Enggak Bu". Tolakku.
"Lho, kenapa emangnya sayang?" Tanya Ibuku lagi.
"Nanti kalo pake jilbab, Ibu gak pake anting-anting lagi dong". Kataku sambil memegang anting-anting di kedua telinganya.
"Ih kamu nih, pikirannya cuma anting-anting terus. Ya tetep dipake sayang cuma ya ditutupin jilbab aja anting-antingnya". Terang Ibuku sabar sambil mengusap wajahku.
"Ah gak mau, pokoknya aku gak mau Ibu pake jilbab sekarang". Rengekku sambil memeluknya erat-erat.
"Yaudah Ibu tunda deh pake jilbabnya sampe kamu nikah nanti, tapi mulai sekarang kamu rajin shalat ya terus harus bisa jaga sikap di depan Ayah sama kedua adikmu". Nasihatnya padaku.
"Iya iya Bu Ustadzah". Kataku cemberut dan karena gemas dengan sikap kekanak-kanakanku akhirnya kepalaku pun diremas- remas oleh Ibuku.

Tak lama kemudian Ibu memintaku untuk turun dari tubuhnya. Karena merasa kebelet pipis, aku pun langsung turun ke bawah dan masuk kamar mandi untuk pipis. "Ah nikmat sekali pipisku malam ini". Saat keluar kamar mandi ternyata Ibuku juga kebelet pipis dan kami bergantian masuk ke kamar mandi untuk pipis. Saat Ibuku kamar mandi aku pun langsung naik ke atas kembali ke kamar.

Selama menunggu Ibu, aku merenungi obrolan kami tadi sambil terduduk di tepi ranjang. Sungguh aku tidak rela jika Ibu mau berpakaian tertutup dan memakai jilbab sekarang. Aku ingin Ibu kembali seperti dulu yang selalu memakai pakaian seksi nan menggoda. "Ahh Ibu, pake jilbabnya nanti aja ya Ahh Ahh". Kataku sambil mengocok-ngocok kontol besarku.

Tak lama kemudian Ibuku pun kembali masuk ke kamar. Ibuku tersenyum melihatku mengocok-ngocok kontolku. Dia pun langsung mendekatiku dan bersimpuh menyingkirkan tanganku dan sekarang gantian tangannya yang halus itu mengocok-ngocok kontolku dengan lembut. Selain mengocok dia juga menjilat dan menghisap-hisap kontolku.
"Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp Ahh gede banget manuk anak Ibu ini".
"Ahh Bu terus Bu terus Ahh Ahh!".
"Ini manuk nakal yang suka ngeres ya kalo ngeliat Ibu pake anting-anting". Katanya sambil meremas-remas dengan kuat hingga kontolku terasa sakit.
"Ahh maaf Bu, jangan diremes-remes nanti jadi sakit punyaku Ahh Ahh". Kataku menahan sakit.
"Biarin lagian salah sendiri, masak ngeliat Ibu kandung sendiri pake anting-anting aja bisa ngeres, pokoknya Ibu mau tak hukum manukmu ini". Kata Ibu dengan nada pura-pura marah.
"Ahh maaf Bu maaf Ahh Ahh".
Tak lama kemudian aku merasa akan keluar. Aku meminta Ibu untuk menghentikan kocokannya namun rupanya permintaanku tak digubris olehnya. Dia tetap meneruskan kocokannya pada kontolku. Saat akan keluar aku pun berteriak pada Ibu.
"Bu, aku mau keluar Ahh Ahh Ahh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!" Keluarlah spermaku sebanyak 9 kali semprotan mengenai wajah, leher bahkan sampai mengotori anting-anting emasnya. Setelah membersihkan kontolku aku pun tiduran karena lemas sedangkan Ibu pergi ke meja rias untuk membersihkan wajahnya.

"Ihh Andi kamu jorok banget sih, ini spermamu kena anting-anting Ibu nih hhhh". Kesal Ibuku sambil membersihkan wajah, leher dan anting-antingnya dengan tissue basah. Aku yang sedang kelelahan pun hanya bisa terdiam mendengar ocehan Ibuku.
Setelah membersihkan wajahnya dari ceceran spermaku, Ibuku pun naik ke atas ranjang dan berbaring di sampingku.
"Andi kamu nakal banget ya, masak anting-anting Ibu kena semprot pejuhmu". Katanya sambil memanyunkan bibir pura-pura marah.
"Maaf Bu aku gak sengaja".
"Tapi kan pejuh kamu bau nak, anting-anting jadi kotor nih".
"Ya maaf deh Bu, jangan marah".
"Yaudah Ibu besok mendingan pake jilbab aja, biar anting-anting Ibu gak disemprot lagi sama pejuh kamu".
"Kok gitu sih Bu, katanya make jilbabnya ditunda sampe aku nikah".
"Biarin, daripada anting-anting Ibu nanti kotor sama pejuh kamu mending pake jilbab aja sekalian weeekk". Katanya manja sambil menjulurkan lidahnya seraya mengejekku.

Karena kesal aku pun bangkit menindih tubuh Ibuku dan menggerayanginya. Ibuku pun meronta-ronta dengan tingkahku ini.
"Ahh Andi, jangan perkosa Ibu sayang Ahh Ahh". Kata Ibuku pura-pura meronta
"Biarin, soalnya Ibu nakal, aku mau hukum Ibu". Kataku terus menggerayangi tubuhnya.
Tak lama kemudian karena sudah sangat bernafsu, aku pun memasukkan kontolku ke dalam memeknya "JLEBB JLEBB JLEBB". Kusodok memeknya kuat-kuat, entah kenapa di ronde ketiga ini aku begitu bernafsu seakan-akan seperti memperkosa Ibuku sendiri.
"Ahh Andi kamu jahat udah perkosa Ibu Ahh Ahh!" Teriaknya pura-pura meronta.
"Ohh Ohh abisnya Ibu udah cantik, montok, pake anting-anting lagi Ohh Ohh"
"Pak polisi tolong, saya lagi diperkosa sama anak saya hiks hiks hiks".
"Percuma lapor polisi Bu, yang ada polisinya juga ikutan nafsu sama Ibu Ohh Ohh Ohh".
"Jahat kamu Andi Ahh Ahh Ahh".

Aku pun terus menyodokkan kontolku dengan keras dan dalam. Selain itu aku juga menjilati lehernya yang jenjang dan putih mulus dan payudaranya yang besar nan montok. Ya ini adalah pemerkosaan ternikmat yang pernah aku lakukan.

20 menit sudah berlalu, rupanya spermaku juga sudah mulai mendidih minta dikeluarkan. Aku pun kembali menyodoknya dengan keras dan saat akan klimaks kumasukkan kontolku dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya.
"Ohh Ibu aku keluar lagi Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!" Keluarlah spermaku sebanyak 6 kali semprotan mengisi rahimnya yang subur.
"Ahh Andi kamu jahat Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Ibuku pun juga keluar sambil memukul-mukul punggungku.
Tak lama kemudian aku pun ambruk menindih tubuhnya. Sembari mengambil nafas aku pun juga mencium lehernya yang putih mulus dan anting-anting emas di telinganya. Setelah nafas kami teratur Ibu pun membuka percakapan.
"Dasar anak nakal, Ibu sendiri malah diperkosa". Katanya sambil mencubit pipiku.
"Yang penting aku puas bisa nikmatin wanita ningrat Solo yang cantik malem ini". Kataku asal padanya
"Dasar anak nakal". Katanya sambil menjambak rambutku pelan.

Kami pun saling berpelukan dan berciuman meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan ini. Tak lama kemudian Ibu pun membuka percakapan denganku.
"Ndi, kamu beneran cinta sama Ambar". Tanya Ibu padaku.
"Sebenarnya sih gitu Bu, cuma aku belum berani ngomong, lagian dia juga baru putus sama pacarnya di Semarang". Terangku padanya.
"Ohh gitu". Jawab Ibuku pendek.
"Kenapa Bu? Kok kayaknya Ibu cemburu sama Ambar.
"Kalo mau jujur sih iya Ibu emang cemburu sama Ambar, tapi ya apa daya Ibu ini Ibu kandungmu. Sampai kapanpun kita gak mungkin menikah, apalagi hubungan incest ini kan sebenarnya dosa di dalam agama sayang". Kata Ibuku sambil berkaca-kaca.
"Tenang Bu, pokoknya sebelum aku nikah aku gak bakal ngelepasin Ibu karena aku sayang banget sama Ibu. Kalo masalah dosa biar Allah aja yang menilai".
"Makasih ya sayang udah mau nemenin Ibu selama ini". Kata Ibuku sambil memelukku erat-erat.
"Sama-sama Bu". Jawabku pendek.
"Yaudah sekarang kamu turun dong, Ibu mau tidur nih".
"Gak mau Bu, aku mau tidur sambil nindihin Ibu kayak gini biar bisa bebas ciumin leher sama anting-anting Ibu". Rengekku padanya.
"Aduh kamu ini, yaudah kamu bebas deh ciumin leher sama anting-anting Ibu tapi abis itu kita tidur ya, Ibu udah capek banget ini". Kata Ibuku sambil mengusap-usap kepalaku.
Akhirnya aku pun tidur sambil mencium leher dan anting-antingnya. Saat sudah benar-benar kelelahan aku pun akhirnya tertidur sambil mulutku mencium anting-anting Ibuku sembari kontolku masih terhunus di dalam memeknya.
 
Terakhir diubah:
POV Ratna
giwo-rubianto-wiyogo-014.jpg

Ibuku R.Ay Ratna Kusumaningrat

Setelah festival jamu berakhir akhirnya kami kembali ke rutinitas awal dimana Andi sibuk dengan kuliahnya sedangkan aku sibuk dengan toko jamuku. Hubungan seksual antara kami berdua menjadi agak jarang karena harus berhati-hati agar tidak ketahuan suamiku, kedua anak Perempuanku ataupun Mbok Yem pembantuku.

Sewaktu Andi mengusulkan untuk merenovasi kamar tempat aku biasa beristirahat di lantai atas toko jamuku, aku mulai menghitung besaran pengeluarannya. Ya walaupun agak mahal namun daripada harus melakukan secara sembunyi-sembunyi di rumah, maka aku putuskan untuk mengabulkan permintaan Andi.

Akhirnya aku pun memanggil tukang untuk mengecat ulang dan memasang AC di kamar istirahat yang ada di tokoku. Aku pun juga mengganti closet jongkok yang ada di kamar mandi tokoku menjadi WC duduk lengkap dengan shower kecilnya. Aku juga membeli spring bed berukuran besar dan juga meja rias plus lemari untuk menyimpan pakaian. Total ada sekitar 20 juta rupiah uang yang aku keluarkan untuk merenovasi tokoku.

Setelah merenovasi kamar mandi dan kamar tidur di tokoku, aku sengaja tidak langsung memberi tahu Andi dan akan membuatnya sebagai kejutan untuknya. Kedua pegawai tokoku Lastri dan Ningrum awalnya mempertanyakan untuk apa aku melakukan ini semua pada tokoku karena sebenarnya mereka cukup nyaman dengan keadaan tokoku yang adem dan bersih. Kukatakan pada mereka bahwa aku ingin kenyamanan dan juga tempat istirahat yang bagus karena harus melayani pembeli dari pagi sampai malam seringkali membuat badanku capek sehingga membutuhkan istirahat yang cukup. Mereka pun mengerti dengan alasanku.

Belakangan ini jika sedang tidak sibuk buka toko aku juga menghadiri pengajian Ibu-ibu komplek yang ada di masjid dekat rumahku. Sebenarnya dari dulu sudah ada ajakan untuk menghadiri pengajian tersebut namun karena sibuk akhirnya aku pun tidak kunjung menghadirinya. Karena sudah sering tidak menghadiri pengajian Ibu-ibu komplek membuatku jadi sungkan untuk menolak terus. Akhirnya setelah ada waktu luang akhirnya aku pun menghadiri pengajian tersebut.

Setelah beberapa kali menghadiri pengajian Ibu-ibu komplek perumahanku, aku pun mulai merenungi apa yang telah aku perbuat selama ini. Ya aku tahu di dalam agama, incest adalah perbuatan terlarang. Namun aku tidak bisa menghentikannya begitu saja. Ya tidak mudah menghentikan semua perbuatan ini walaupun Andi sendiri pun mengatakan dia akan tetap begini sampai nanti dia menemukan jodohnya namun tetap saja sebagai Ibu aku merasa sangat berdosa.

Pengajian itu pelan-pelan mulai merubahku. Aku mulai kembali rajin shalat dan mengaji. Sebenarnya sebelum aku melakukan hubungan terlarang itu dengan Andi aku termasuk orang yang rajin beribadah, namun kuakui kesibukanku dan keterlenaanku dengan kenikmatan seks membuat ibadahku sedikit kendor.

Bukan itu saja, aku juga belakangan ini mulai memakai pakaian yang lebih tertutup tidak seperti sebelumnya yang cenderung terbuka. Terkadang aku juga mulai mencoba memakai jilbab walaupun tidak kupakai setiap hari namun kuakui aku cukup nyaman dengan memakai jilbab.

Hubungan seks dengan Andi yang mulai jarang menjadi buah simalakama bagiku. Sebagai wanita dengan kebutuhan seks yang tinggi aku masih membutuhkan kenikmatan itu. Namun di dalam agama aku sadar ini adalah perbuatan yang salah. "Ya Allah maafkan hambamu ini yang penuh dosa" lirihku dalam setiap doaku.

Setelah beberapa hari dalam kegalauan, tak terasa hari Sabtu pun tiba. Keadaan rumah begitu sepi karena suamiku sedang ada proyek di luar kota, kedua putriku sedang ada kegiatan kemah Pramuka di luar sekolah, sedangkan Mbok Yem sedang ada musibah yaitu sepupunya meninggal di Sukoharjo jadi dia minta izin padaku hari Jum'at kemarin untuk melayat kesana.

Aku berpikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk melakukannya dengan Andi. Namun aku tak mau melakukannya di rumah. Aku tak ingin mengotori rumah kami dengan perzinahan antara Ibu dan anak lelakinya apalagi jika harus dilakukan di atas ranjang pengantinku dengan suamiku. Diam-diam aku mengambil beberapa baju dan celana yang ada di kamar Andi lalu kubawa dan kusimpan di dalam kamar peristirahatanku di lantai 2 toko kami. Ya aku memperkirakan bahwa nanti sore pasti Andi pergi ke tokoku untuk menjemputku pulang ke rumah.

Perkiraanku ternyata memang tepat. Hari Sabtu ini Andi memang datang menjemputku ke toko. Saat dia datang memang hanya tinggal aku sendirian karena kedua pegawaiku Lastri dan Ningrum sudah pulang karena hari Sabtu aku memang hanya buka sampai sore hari. Andi pun membantuku merapikan jamu-jamu yang ada di toko dan menaruhnya di gudang penyimpanan.

Tak kusangka setelah menaruh barang-barang ke dalam gudang dia pun memelukku erat-erat. Andi bilang sangat kangen denganku dan minta maaf kalo belakangan ini dia sibuk jadi agak kurang perhatian denganku. Aku pun memaafkannya dan menasihatinya agar jangan terlalu cuek walaupun punya kesibukan.

Tak lama kemudian Andi pun mengajakku pulang. Aku mencegahnya dan menyuruhnya untuk pergi ke kamar di lantai atas. Setelah melihatnya dia begitu terkejut dan senang dengan perubahan di kamar itu. Selain itu aku juga menunjukkan closet kamar mandi yang sudah kuganti dengan closet duduk.

Setelah memperlihatkan semuanya aku mengajak Andi untuk tidur di toko malam ini. Kujelaskan bahwa aku sudah membawa baju dan celana ganti untuknya. Dia pun mengangguk setuju lalu memasukkan motornya ke dalam toko agar lebih aman. Setelah itu aku dan Andi pun mandi secara bergantian.

Setelah mandi kami pun makan pizza dan salad yang sudah dipesan lewat aplikasi online. Kami makan dengan lahap karena malam itu. Setelah makan aku dan Andi pun menonton TV dan bersantai sejenak. Setelah itu aku pun menawarkan kepada Andi untuk minum jamu. Dia pun mengiyakan dan memintaku untuk membuat jamu untuknya. Tak butuh waktu lama, aku pun langsung menyiapkan jamu penambah vitalitas untuknya dan aku juga membuat jamu penambah tenaga untukku sendiri. Setelah selesai membuat jamu, aku pun langsung memberikannya pada Andi dan kami pun meminumnya sampai habis.

Tak lama setelah meminum jamu, kulihat wajah Andi memerah dan penisnya mengeras dibalik celana pendeknya. Dia pun langsung memelukku erat-erat mengajakku untuk berhubungan intim. Aku menyuruhnya untuk menutup rolling door toko kami supaya aman dan kami pun naik ke atas.

Selama di atas aku dan Andi bermesraan dan berhubungan intim layaknya suami istri. Setelah ronde pertama selesai aku pun menanyakan padanya soal dia dan Ambar pada minggu lalu. Andi pun menjawab bahwa dia dan Ambar pergi nonton bioskop dan makan malam. Mendengar itu aku merasa sedikit cemburu padanya. Sewaktu dia jalan denganku kami hanya makan malam berdua tanpa menonton namun dengan Ambar dia pergi makan dan nonton juga. Walaupun begitu aku pun maklum kalo mereka itu masih anak muda sedangkan aku adalah Ibunya. Ya kurasa Andi beneran jatuh cinta dengan Ambar. Sepertinya Andi memang akan memilih Ambar untuk menjadi penggantiku.

Tak lama Andi pun meminta untuk ronde kedua. Aku pun dengan senang hati melakukannya. Kami melakukannya dengan posisi misionaris dan WOT. Setelah selesai bercinta di ronde kedua ini, Andi pun menanyakan mengenai perubahanku belakangan ini. Ya dia sadar aku belakangan ini memang suka datang ke pengajian Ibu-ibu komplek. Aku pun menjelaskan bahwa aku memenuhi undangan pengajian karena tidak enak kalo harus menolak terus dan juga hitung-hitung untuk sosialisasi agar tidak dicap sombong. Andi pun mengerti dengan penjelasanku.

Selanjutnya dia menanyakan mengenai perubahan gaya berpakaianku yang lebih tertutup dan juga kegemaranku memakai jilbab belakangan ini. Aku pun menjelaskannya dengan hati-hati dan bilang aku tidak ingin berpakaian terbuka karena faktor umur dan juga sudah bosan sering digoda oleh pengunjung tokoku.

Sewaktu dia menanyakan apakah aku akan memakai jilbab di waktu dekat ini aku merasa dilema untuk menjawabnya. Ya kuakui aku cukup nyaman memakai jilbab walaupun belum berfikir untuk memakainya secara permanen. Kukatakan padanya aku cukup nyaman dengan memakai jilbab dan bertanya pada Andi apakah dia berkenan jika nanti aku memakai jilbab secara permanen.

Ternyata Andi menolakku untuk memakai jilbab. Dia takut kalo aku pakai jilbab maka aku tidak akan memakai anting-antingku lagi. "Aduh dasar kamu kekanak-kanakan hihihihi". Kataku dalam hati. Kujelaskan padanya jika pun aku memakai jilbab bukan berarti aku akan melepas anting-antingku, hanya lebih tertutup. Namun walau kujelaskan panjang lebar dia tetap tidak terima dan menolak jika aku memakai jilbab.

Sebenarnya tujuanku meminta izin kepadanya untuk mengenakan jilbab adalah supaya kami bisa mengakhiri hubungan terlarang ini secara perlahan. Ya hanya dengan cara itulah, hubungan terlarang ini bisa diakhiri pelan-pelan. Namun rupanya Andi sudah begitu kecanduan seks denganku sehingga dia malah menolaknya. Untuk meredakan emosinya aku katakan bahwa aku tidak jadi memakai jilbab di waktu dekat ini namun kuminta dia untuk menjaga sikap di depan Ayah dan kedua adiknya dan juga lebih rajin beribadah. Dia pun hanya mengiyakan nasihatku dengan malas hingga membuatku gemas dan meremas-remas kepalanya.

Malam itu kami pun kembali melanjutkan hubungan intim sampai tertidur pulas. Saat menjelang tidur kutanyakan kembali apakah dia serius dengan Ambar. Dia menjawab bahwa dia serius mencintai Ambar namun dia masih belum mau melepaskanku. Aku pun tersenyum mendengar ucapannya dan saat kukecup keningnya kulihat dia sudah tertidur pulas sambil posisinya menindihku dan penisnya masih terbenam di vaginaku. Karena kelelahan akhirnya aku pun juga ikut tertidur.

Paginya sekitar jam 4 pagi aku terbangun, kurasakan vaginaku disodok-sodok oleh batang keras. Saat membuka mata kulihat Andi sedang menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam vaginaku. Melihat itu aku pun tersenyum manis.
"Aduh anak Ibu pagi-pagi udah nafsu aja".
"Ohh Ibu, jangan pake jilbab dulu ya Ohh Ohh Ohh, Ibu tetep pake baju seksi ya Ohh Ohh Ohh". Desah Andi padaku.
"Iya sayang Ahh Ahh Ahh". Jawabku asal.

Andi pun terus menyodok vaginaku dengan keras. Sepertinya ini adalah ronde terakhirnya karena kekuatan sodokannya kurasakan tidak sekuat ronde pertama maupun kedua. Walaupun begitu aku tetap meladeninya dengan sabar.

15 menit kemudian, kurasakan sodokan Andi makin lama makin menggila. Sepertinya dia akan mencapai klimaksnya. Dia pun menyodokku lebih dalam hingga menyentuh mulut rahimku. Tak lama kemudian dia pun mengerang keras.
"Ohh Ibuku yang cantik aku mau keluar Ohh CROOT CROOT CROOT!" Keluarlah sisa-sisa cairan spermanya yang hanya 3 kali semprotan ke dalam rahimku.
"Ibu juga keluar nak Ahh Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT". Aku pun juga keluar sambil memeluknya erat-erat. Setelah itu tubuh Andi pun ambruk menindih tubuhku.

Setelah selesai ronde terakhir ini, Andi masih mengenyot-ngenyot puting susuku dan tangannya kembali memegangi anting-antingku.
"Ibu, jangan pake jilbab dulu ya, aku masih pengen liat Ibu pake anting-anting sama baju seksi CUPP CUPP!" Katanya masih menindih tubuhku mengenyot-ngenyot puting susuku lalu mencium anting-anting di kedua telingaku dan menaruh kepalanya di samping leher kananku.
"Tapi kalo Ibu sesekali pake jilbab buat dateng ke pengajian gak apa-apa kan?" Tanyaku padanya. Dia pun tak menjawab pertanyaanku.

Saat kuangkat lehernya ternyata Andi sudah tertidur karena kelelahan. Walaupun sudah ada AC namun tubuh kami tetap berkeringat karena persetubuhan yang kami lakukan cukup panas sehingga membuat energi kami terbakar habis. Aku pun hanya mencium keningnya dan memeluknya erat-erat.
"Andi, Ibu sayang kamu". Kataku sambil memeluknya yang sedang tertidur.

Tak lama kemudian azan Subuh pun berkumandang. Karena ingin shalat aku pun membalikkan tubuh Andi hingga terlentang. Ingin rasanya kubangunkan Andi untuk Subuh bersama namun karena kulihat dia sangat kelelahan akhirnya kubiarkan dia tidur untuk memulihkan tenaganya. Aku pun mengambil handuk dan bergegas turun ke bawah untuk mandi wajib dan menunaikan shalat Subuh di pagi ini.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd