Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Akibat Merusak Gagang Pintu

Cerita bagus tetapi alangkah baiknya Andi menjual mamanya ke teman kuliahnya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
POV Andi
Setelah mengantarkan Ambar sampai dirumahnya, aku pun langsung pulang ke rumahku. Sampai dirumah aku pun langsung naik ke kamar untuk mengganti baju. Selesai mengganti baju karena kebelet pipis aku pun turun ke bawah untuk pergi ke kamar mandi.

Selesai pipis aku pun membuka kulkas untuk minum dan mengambil kue-kue yang ada untuk mengganjal perut. Setelah mengisi perut aku pun berjalan menuju ke kamarku untuk istirahat.

Namun saat berada di depan kamar Ibu aku pun penasaran ingin melihat apakah Ibu sudah tidur apa belum. Akhirnya aku membuka kamar Ibu untuk mengetahui keadaannya. Saat kubuka kulihat Ibu tengah tertidur pulas terlentang sendirian memakai kimono tidur warna biru kesayangannya. Terlihat wajahnya yang cantik tertidur dengan damai plus kimono bagian bawahnya tersingkap sehingga pahanya yang putih mulus terlihat dengan jelas. Melihat hal itu sontak nafsuku pun naik ke ubun-ubun dan kontolku langsung mengeras seperti batu.

Karena sudah tidak tahan aku pun naik ke atas ranjang Ibuku lalu membuka ikatan kimononya hingga teteknya yang putih montok dan memeknya yang tembem itu terlihat jelas di hadapanku. Namun sebelum naik ke ranjang aku sudah mengunci pintu kamar supaya lebih aman.

Aku pun langsung menciumi tubuhnya mulai dari wajah, payudara, perut lalu turun ke paha sampai ke memeknya yang tembem itu. Kujilati memeknya terus-menerus hingga lumayan basah.

Setelah memeknya lumayan basah aku pun membuka baju dan celanaku hingga telanjang bulat. Kuelus-elus kontolku yang berukuran 18 cm dan diameter 4 cm lalu aku mulai menindih tubuh montok Ibuku sambil berusaha memasukkan kontol jumboku ke dalam memeknya dan akhirnya "BLESS BLESS SREETT SREETT BLESS" masuklah kontolku ke dalam memeknya yang sempit itu.

Saat itu kulihat ekspresi wajah Ibu yang agak mengernyitkan dahinya dalam mata yang masih tertutup. Aku berpikir mungkin Ibu sedang bermimpi makanya dia masih tertidur. Namun karena sudah sangat bernafsu, aku tetap menyodok memek Ibuku menikmati tubuh montoknya.

"PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK!" Begitulah bunyi sodokan kontolku pada memek Ibu. Entah kenapa malam ini aku merasa sangat bergairah sekali. Ya mungkin karena nafsuku tadi tidak tersalurkan dengan Ambar, maka malam ini Ibu kujadikan sarana pelampiasan hasrat seksualku.

Tak lama kemudian mata Ibuku pun mulai terbuka. Dengan tatapan sayu dia pun berbicara padaku.
"Kamu udah pulang nak AHH AHH". Tanyanya sambil menahan desahannya.
"OHH OHH OHH Iya Bu, maaf ya aku gak tahan ngeliat Ibu OHH OHH"
"Pelan-pelan sayang, Ibu lagi capek AHH AHH AHH!"

Malam ini kami hanya melakukan dalam posisi misionaris saja karena Ibu sedang kelelahan. Sebenarnya aku kasihan padanya melihat wajahnya yang kelelahan, namun karena kontolku sudah mengeras bagaikan kayu maka aku tetap menindih tubuhnya pada malam ini.

15 menit kemudian, kontolku sudah terasa gatal ingin menyemburkan benih-benihnya. Aku pun mempercepat sodokanku pada memeknya.
"PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK!"

Kulihat dibawah Ibuku hanya memejamkan mata dan diujung matanya terlihat berair seperti menahan tangis. "Oh maafkan aku Bu, tapi aku bener-bener gak tahan malam ini" kataku dalam hati.

Saat benar-benar mencapai klimaks, aku pun memasukkan kontolku dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya sambil melenguh kuat.
"OHH OHH OHH spermaku Bu spermaku OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!" Kusemprotkan spermaku sebanyak 15 kali semprotan ke dalam rahimnya. Mata Ibu pun sampai terbelalak merasakan semprotan spermaku yang sangat kuat pada malam itu.
"AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Ibuku berteriak saat mencapai klimaksnya.

Aku pun ambruk menindih tubuh Ibuku dengan nafas terengah-engah. Puas sekali rasanya malam ini bercinta dengan Ibu. Saat sedang menciumi pundaknya kurasakan tangan Ibu yang lembut membelai rambutku. Secara refleks aku mengangkat kepalaku dan kulihat Ibu dengan tatapan sendunya tersenyum padaku.
"Udah pulang kamu nak?" Tanyanya lembut.
"Udah Bu hah hah hah". Ujarku dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Nafsu banget kamu, baru pulang udah langsung gituin Ibu". Kata Ibuku sambil membelai rambutku.
"Abis aku gak tahan ngeliat Ibu tidur tapi kesingkap gitu kimononya CUPP!" Jawabku dengan mencium bibirnya. Ibu tersenyum mendengar pengakuanku.
"Yaudah kamu lepas dulu dong burung kamu dari lobang Ibu. Ada yang mau Ibu omongin ke kamu". Pintanya padaku. Aku pun menurut dan melepaskan kontolku dari lubang memeknya. Setelah terlepas, meluberlah cairan spermaku dari memeknya, Ibu pun langsung mengambil handuk kecil di atas meja untuk menampung spermaku agar tidak membasahi kasurnya.

Ibu duduk di samping ranjang sambil satu tangannya memegangi vaginanya dengan handuk kecil menahan aliran spermaku supaya tidak tumpah membasahi sprei. Ibu menggunakan satu tangannya membuka laci meja di samping ranjangnya lalu mengeluarkan alat seperti termometer dan memberikannya padaku. Aku pun bingung karena tidak tahu alat apa ini. Tapi yang jelas alat itu menunjukkan tanda plus atau positif.
"Bu ini apa? Aku gak ngerti".
"Itu test pack nak".
"Test pack itu apa?"
"Alat pengecek kehamilan"
"Lho emangnya Ibu lagi hamil?" Tanyaku kaget.
"Coba aja liat tandanya disitu ada tanda apa". Kata Ibu dengan tersenyum.
"Tanda plus lambang positif sih Bu"
"Nah itu tau". Kata Ibu
"Jadi Ibu beneran ha..." Aku kaget tapi perkataanku langsung dipotong oleh Ibu.
"Iya sayang, Ibu positif hamil". Katanya sambil mengelus-elus perutnya.
"Itu anakku atau anaknya Ayah?" Kataku bertanya dengan gugup.
"Ibu yakin ini anakmu Ndi. Soalnya gak ada yang senafsu kamu waktu gituin Ibu. Ayahmu aja kalo main paling seronde abis itu tidur. Kalo kamu sekali main minimal bisa 3 ronde. Udahlah keluarnya selalu di dalem, terus seringnya pas Ibu lagi masa subur lagi. Ya jadi dong anaknya". Terang Ibu padaku dengan tersenyum.

Aku tak tahu harus berkata apa lagi. Sebenarnya aku tidak ada niat kepikiran untuk punya anak dari Ibu. Kalo pun aku bicara soal keinginan punya anak, itu tak lebih dari ungkapan nafsu aja karena saking bergairahnya ketika bercinta dengan Ibu. Aku hanya mampu menyenderkan kepalaku ke bahu Ibu.
"Bu maaf, aku gak nyangka bakal kayak gini. Sebenarnya aku dulu pas bilang mau hamilin Ibu, itu cuma ungkapan nafsu aja. Aku gak kepikiran buat nanti kedepannya kayak gimana. Tapi ujung-ujungnya malah "jadi". Kataku pada Ibu.
"Iya Ibu tahu kok. Lagian mana mungkin Ibu nyuruh kamu tanggung jawab sekarang. Lha wong kamu masih kuliah terus sampe sekarang aja uang jajan masih dikasih sama Ibu, masa Ibu suruh biayain anak di dalam kandungan ini. Ibu cuma mau kasih tahu aja supaya kamu tahu kalo kamu sekarang udah punya anak dari rahim Ibu. Nanti kalo kamu udah kerja ya anak ini jadi tanggung jawab kamu". Kata Ibu menerangkan dengan sabar sambil mengelus-elus kepalaku dengan lembut.
"Bu, kira-kira anaknya cowok apa cewek ya Bu". Tanyaku padanya.
"Lha Ibu gak tahu nak, kan belum di USG. Emangnya kamu mau cowok apa cewek?" Tanyanya padaku.
"Cowok Bu, soalnya aku kan udah punya adik cewek 2. Biar ada temennya Bu".
"Yowis liat aja nanti".
"Kalo bisa kembar ya Bu. Biar seru"
"Ih kamu nih. Ngandung anak satu aja udah capek tahu. Apalagi kembar Mana umur Ibu bulan depan udah 45. Bisa lemes Ibu kalo ngandung anak kembar".
"Biarpun udah hampir 45, tapi masih cantik dan nafsuin kok Bu CUPP CUPP CUPP!" Kataku bangkit dan mengecup pipinya.
"Aduh kamu nakal banget ya, emangnya masih belum puas apa yang tadi".
"Denger Ibu hamil nafsuku naik lagi nih, tambah seronde lagi ya Bu". Pintaku padanya.
"Yaudah Ibu minum dulu sebentar ya". Katanya mengambil air minum botol berukuran besar yang ada di kamarnya dan meneguknya dalam jumlah banyak. Dia menyisakan airnya untuk diberikan padaku. Aku pun meminumnya juga untuk menghilangkan dahagaku. Setelah itu aku menelentangkannya badannya dan mulai ronde kedua.

Di ronde kedua ini Ibu terlihat lebih aktif dengan mengulum-ngulum kontolku terlebih dahulu
"SLURP SLURP SLURP SLURP"
"Oh Bu terus enak banget!" Kataku yang masih mengangkang menyodorkan penisku ke wajahnya.
Setelah penisku lumayan mengeras aku meminta Ibu untuk menghentikannya.
"Udah ya Bu, aku mau masukin ke punya Ibu"
"Yowis kalo gitu maumu, tapi cepet aja ya, soalnya Ibu udah capek banget".

Tanpa menunggu waktu lama aku pun langsung memasukkan kontolku ke memek Ibuku.
"BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET OHH OHH OHH" desahku ketika kontolku mulai menerobos memek Ibuku.
Dari sini aku mulai menyodoknya dengan lumayan kencang.
"PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK!"
Seperti kebiasaanku ketika bercinta dengan Ibu, aku selalu menciumi wajah, leher, anting-anting, lalu turun mengenyot kedua puting payudaranya yang super montok itu
"OHH OHH OHH CUPP CUPP CUPP OHH OHH!" Desahku sambil menciumi leher dan anting-antingnya.
"AHH AHH AHH AHH!" Rintih Ibuku pelan.

15 menit kemudian, aku merasa ujung kontolku mulai gatal-gatal. Aku tahu ini pertanda akan klimaks. Kusodok memek Ibuku dengan sangat brutal hingga Ibuku protes.
"AHH AHH AHH pelan-pelan Ndi, ada anakmu di rahim Ibu!" Teriak Ibuku mengingatkanku.
Untung saja aku masih memiliki sedikit kesadaran sehingga bisa menurunkan tempo sodokanku jadi lebih pelan. "Ah maafkan anakmu yang suka lupa diri ini Bu" kataku dalam hati.

Tak lama sesudah aku memang benar-benar sudah diujung tanduk. Kuciumi anting-anting emas Ibuku yang cantik ini lalu kusodok dalam-dalam kontolku hingga menyentuh ujung mulut rahimnya yang kenyal itu lalu
"CROOTT CROOTT CROOTT CROOTT CROOTT CROOTT CROOTT CROOTT CROOTT CROOTT CUPP CUPP!" Kusemprotkan spermaku sebanyak 10 kali semprotan menembak-nembak mulut rahim Ibuku yang telah terisi benih janin dariku.
"AHH AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Desah Ibuku yang juga telah mencapai klimaksnya.

Aku yang kelelahan seketika ambruk diatas tubuh Ibuku. Kucoba mengatur nafasku lalu kutaruh kepalaku di leher Ibuku dan kuciumi pundaknya yang putih mulus. Ibuku yang tadi nafasnya terengah-engah lama-kelamaan mulai teratur nafasnya dan mengangkat kepalaku lalu bilang
"Nak, kalo nanti Ibu udah hamil besar, mainnya jangan kayak tadi ya. Nanti Ibu bisa keguguran lho kamu cara mainnya kayak tadi". Kata Ibuku. Aku pun hanya mengangguk terdiam sambil kedua tanganku memainkan anting-antingnya yang indah.
"Terus juga kamu gak boleh lagi nindihin badan Ibu kayak gini. Bisa kasian nanti bayinya kejepit sama badan kamu". Terang Ibuku lagi.
"Lha nanti gaya mainnya kayak gimana Bu?" Tanyaku padanya.
"Ya bisa gaya nungging, gaya pangku atau gaya miring. Yang pasti gak boleh tindih-tindihan lagi kayak gini". Lanjut Ibuku lagi dengan nada tegas.
"Oh iya, mulai sekarang kamu juga harus ngertiin kondisi Ibu. Gak bisa lagi bebas minta jatah kayak kemaren-kemaren karena bakalan banyak yang lebih perhatian ke Ibu selama hamil mulai dari Mbok Yem, kedua adik-adikmu, terus Eyang kamu (Ibu dari Ayahku) dan yang lainnya. Jelasnya lagi
"Dan juga kamu harus mulai paham Ibu hamil di usia tua, jadi bakalan cepet capek. Mungkin minta jatah gituannya gak bakalan bisa sesering kayak biasanya". Pungkas Ibuku.
"Oh ya nanti setelah melahirkan, Ibu ada 40 hari masa nifas buat pemulihan pasca melahirkan. Disitu gak boleh ada seorang pun yang bisa gituin Ibu termasuk kamu dan Ayah kamu. Jadi setelah kamu harus siap-siap puasa minimal 40 hari". Terangnya dengan tegas.
"Aduh banyak banget sih peraturannya Bu". Keluhku padanya.
"Iya ini tanggung jawab kamu. Kan kamu yang udah hamilin Ibu. Sekarang ya tanggung akibatnya". Kata Ibuku dengan tatapan dingin sambil tetap membelai kepalaku.
"Kalo aku lagi gak tahan banget, boleh main sama yang lain gak Bu?" Tanyaku asal.
"Eh berani-beraninya ya kamu, mau tak potong toh manukmu biar jadi cewek sekalian!" Kata Ibuku dengan tatapan melotot.
"Abis itu kalo aku udah gak tahan banget gimana?" Tanyaku padanya dengan nada pura-pura merajuk.
"Ya ditahan toh nak, kalo gak tahan banget ya dikocok di kamar mandi kan bisa". Kata Ibuku.
"Gak mau Bu, kalo Ibu mau gak mau juga, nanti aku main sama Lastri atau Ningsih aja ya". Kataku sambil merujuk nama kedua karyawan perempuan yang bekerja di toko jamu Ibuku.
"Eh ngawur kamu, mereka berdua itu masih belum nikah, masih perawan tahu".
"Alah jaman sekarang cewek belum nikah juga banyak yang gak perawan Bu". Kataku sambil mulai menggerakkan lagi kontolku maju mundur di memeknya.
"Eh kamu udah dikasih jatah 2 kali kok masih mau lagi? Ibu udah lemes banget sayang". Pintanya memohon pengertianku.

Karena sudah terlalu aku tidak mengindahkan permintaannya dan mulai ronde ketiga. Di ronde ini Ibu benar-benar terlihat pasrah tanpa perlawanan. Tidak seperti di ronde pertama atau ronde kedua dimana Ibu masih terlihat aktif. Kali ini aku bekerja sendiri untuk mencapai kepuasanku. Ibu hanya menutup matanya berharap ronde ini akan cepat selesai.
"PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK!"
"OHH Ibu OHH OHH!" Desahku menikmati permainan ini walaupun Ibu tidak sama sekali menggerakkan pantatnya. Hanya menggerakkan otot-otot memeknya meremas kontolku dengan kuat berharap ini cepat selesai.

Karena sudah keluar 2 kali dan aku tidak menyodoknya dengan tempo kencang seperti biasanya. Alhasil baru 45 menit kemudianlah aku merasa akan klimaks
"OHH Ibu aku keluar CROOTT CROOTT CROOTT CROOTT CROOTT OHH OHH OHH!" Teriakku menyemburkan sisa-sisa sperma ke dalam rahimnya sebanyak 5 kali semprotan.
"Eugh Eugh Eugh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Desah Ibuku yang juga telah mencapai klimaksnya.

Kali ini aku benar-benar kehabisan tenaga dan ambruk menindih tubuh Ibuku dengan kepuasan yang tiada tara. Saking nikmatnya aku tak mampu berkata-kata dan hanya mampu menggerakkan kedua tanganku memainkan anting-antingnya.
"Nak, kamu gak boleh main sama orang lain ya. Kalo mau main tinggal minta aja sama Ibu. Kalo kebelet banget nanti Ibu kocokin aja pake mulut atau tetek Ibu. Pokoknya Ibu gak mau kamu sampe kena penyakit HIV gara-gara main sama cewek gak jelas diluar sana!" Katanya dengan sangat tegas. Aku hanya mendengarkannya dengan seksama.
"Ibu, aku sayang banget sama Ibu". Kataku memeluknya dengan erat.
"Ibu juga sayang sama kamu Ndi. Makanya jangan suka main sembarangan diluar ya". Katanya balas memelukku dengan tak kalah erat.

Akhirnya aku tertidur pulas pada malam itu dengan tetap menindih Ibuku dari atas dalam kondisi kontolku masih menancap kuat di memeknya dengan kepuasan maksimum.

BERSAMBUNG
Update suhu selalu dinanti
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd