Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Akibat Merusak Gagang Pintu

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
tetep sedarah hu, sama ibu nya terus aja cukup sama ibunya tpi dengan fantasi2 yg lebih liar kaya di tempat2 umum kaya mall2 atau toilet umum gitu hehe
 
POV Ratna
Setelah selesai bersiap-siap kami berenam pun segera menuju Lapangan Simpang Lima Kota Semarang untuk mempersiapkan pembukaan acara. Sampai disana kami mempersiapkan stand Kota Solo serta peralatan yang akan digunakan untuk meracik jamu.

Selesai berbenah, tepat pada jam 3 sore, Festival Jamu se Jawa Tengah pun resmi dibuka oleh Bapak Gubernur. Acara berlangsung begitu meriah. Dalam sambutannya Bapak Gubernur berharap bahwa festival jamu ini bisa mengangkat lagi popularitas jamu terutama di kalangan generasi milennial yang saat ini sudah mulai meninggalkan jamu karena dianggap ketinggalan zaman. Aku pun mendengarkannya dengan khidmat.

Hari pertama festival jamu ini kami semua memakai baju tradisional Jawa. Aku sendiri memakai baju kebaya warna merah dengan kain batik khas Solo dengan rambut disanggul rapi dibantu oleh dua rekanku Jeung Riana dan Jeung Mariska secara bergantian. Selama acara berlangsung banyak laki-laki yang mencuri-curi pandang ke arahku. Aku pun senang bahwa di usia yang menginjak kepala empat ini aku masih menarik perhatian banyak lelaki.

Selama acara entah kenapa aku begitu merindukan Andi. Terakhir sebelum acara dimulai aku mendapat kabar dari Andi bahwa kondisi kesehatannya sudah baikan dan akan berangkat dari Solo sekitar jam 5 sore. "Oh Andi cepetan kesini nak Ibu udah kangen sama kamu". Kataku dalam hati.

Saat sedang memikirkan Andi, tiba-tiba stand kami kedatangan seorang wanita muda yang kira-kira seumuran dengan Andi. Dia langsung menghampiri Jeung Riana dan memeluknya dengan erat.
"Mama aku datang". Kata anak itu.
"Eh sayang kamu jadi toh dateng kesini?" Tanya Jeung Riana.
"Iya Ma, soalnya tadi udah gak ada jam kuliah, makanya aku bisa langsung nyamperin Mama kesini hehehehe". Katanya sambil tertawa kecil.
"Barang-barangmu mana kok gak dibawa?
"Ini ada di tas aku"
"Kok ringan amat tas kamu?"
"Kan cuma nemenin Mama sampe Minggu ya aku bawa baju secukupnya aja lagian kebaya aku kan udah Mama bawa dari Solo".
"Yaudah kalo gitu kamu salim dulu gih sama dua temen Mama dari Solo ini. Oh ya Jeung kenalin ini anakku Ambar yang aku ceritain tadi. Nah Ambar yang pake kebaya merah itu namanya Tante Ratna, terus yang pake kebaya ijo namanya Tante Mariska".
"Halo Tante aku Ambar". Katanya sambil mencium tanganku dan Jeung Mariska.
Jika kuperhatikan memang tidak salah yang dibilang Jeung Riana tadi bahwa Ambar ini memang cukup cantik. Tinggi badannya sama denganku namun badan Ambar jauh lebih ramping, payudaranya juga lumayan besar. Hari itu dia memakai kemeja putih dipadu dengan jeans ketat dan rambut yang dikuncir kuda membuat pesona gadis muda ini cukup menggetarkan hati banyak laki-laki.

Saat sedang sibuk-sibuknya tiba-tiba sekitar jam 8 malam aku mendapat WA dari Andi bahwa dia telah sampai di hotel Dafam Semarang dan belum bisa masuk ke dalam kamar. Aku pun bilang padanya untuk meminta kunci kamar yang sudah kutitipkan pada resepsionis hotel sebelum berangkat tadi. Untuk meyakinkan resepsionis hotel aku pun langsung menelepon Andi dan meminta untuk berbicara dengan pihak hotel.
"Halo Mas ini saya Ratna penghuni kamar No XXX, itu anak saya Andi tolong dikasihkan kuncinya ya soalnya tadi sebelum berangkat kuncinya sudah saya titipkan di meja resepsionis hotel".
"Baik Bu Ratna". Kata sang resepsionis.
Selesai berbicara dengan resepsionis Andi langsung mengambil kembali HPnya. Aku pun mulai berbicara kembali padanya.
"Nak, kamu udah makan belum?"
"Belum Bu, oh ya acaranya selesai jam berapa?"
"Ya sekitar jam 9 sih nak"
"Wah tinggal bentar lagi dong, yaudah aku gak usah kesana ya Bu, langsung masukin barang aja ke kamar terus cari makan sambil nungguin Ibu pulang".
"Iya sayang kamu gak usah kesini. Sekarang kamu taroh barang aja di kamar terus cari makan".
"Ok Bu". Andi pun menutup telponnya.
 
Terakhir diubah:
POV Andi
Sekitar jam setengah 8 kereta yang aku tumpangi pun tiba di stasiun Tawang Semarang. Dari stasiun Tawang aku langsung memesan taksi online menuju Hotel Dafam. Suasana jalanan ketika itu cukup ramai karena besok adalah akhir pekan.

Tepat jam 8 malam akhirnya aku sampai juga di hotel tempat Ibu dan rombongan menginap. Aku pun langsung mengabari Ibu lewat telepon WA dan dia langsung meminta dihubungkan kepada resepsionis hotel dan meminta pihak hotel untuk memberikan kunci kamar yang dia titipkan sebelum berangkat ke tempat acara tadi. Setelah mendapatkan kunci aku pun langsung menuju kamar tempat Ibu menginap dan menaruh barang-barangku disana. Setelah itu aku memilih untuk pergi keluar mencari makan keluar hotel sembari menunggu Ibuku pulang. Aku pun memilih makan sate kambing di rumah makan yang tak jauh dari hotel. Aku makan dengan lahap karena perutku sudah sangat lapar dari tadi. Setelah selesai makan aku pun kembali ke hotel dan menunggu Ibu di ruang lobby.

Setelah menunggu hampir satu jam disitu, akhirnya aku melihat Ibu bersama rombongan telah pulang dari tempat acara. Aku pun langsung menyalami Ibu dan dia pun mengenalkanku pada semua anggota rombongan.
"Bapak-bapak dan Ibu-Ibu sekalian, kenalkan ini Andi anak saya yang kuliah di UNS Solo". Kata Ibuku mengenalkanku pada anggota rombongan. Aku pun langsung menyalami mereka semua. Saat itu aku tahu bahwa ada 6 orang yang bersama-sama dengan Ibuku. Ada 3 orang dari Pemkot Solo yaitu Pak Bardi, Pak Isman, dan Bu Tuti lalu ada Tante Riana dan Tante Mariska. Eitss ada wanita muda seumuranku. Aku sepertinya tidak asing dengan wajah wanita ini tapi siapa ya? Dia pun juga memandangku dengan penasaran.
"Andi ini kenalin anak Tante namanya Ambar dia kuliah di Undip Semarang". Katanya padaku. Oh tidak dia kan Ambar temanku waktu SMA dulu. Wah dia berubah sekali dibandingkan waktu SMA dulu.
"Ambar, kamu kuliah disini? Ya ampun kemana aja kamu gak pernah keliatan". Kataku padanya.
"Lho kalian ternyata saling kenal toh". Kata Tante Riana.
"Ya jelaslah lah Ma, aku sama Andi kan teman satu SMA waktu di Solo dulu. Iya Ndi aku kuliah disini, ternyata dunia sempit ya hahahaha!" Kata Ambar sambil tertawa. Kulihat Ibuku dan Tante Riana pun tersenyum melihat keakraban kami.

Ya tidak salah lagi dia adalah Ambar temanku waktu SMA dulu. Kulihat penampilannya jauh berubah dibandingkan waktu SMA dulu. Dia sekarang jauh lebih cantik dan terlihat lebih langsing. Bahkan dibandingkan dengan pacarku Nita sekalipun dia masih jauh lebih cantik. Kami pun memisahkan diri dan mengobrol tentang kabar teman-teman SMA dulu.
"Wah gak nyangka nih aku bisa ketemu kamu disini Ndi. Ternyata orang tua kita saling temenan ya hehehe". Kata Ambar dengan gayanya yang ceplas-ceplos tak pernah berubah dari dulu.
"Iya ya aku juga gak nyangka kita ketemu disini. Oh ya berapa orang dari sekolah kita yang kuliah di Undip selain kamu?" Tanyaku pada Ambar.
"Ada banyak sih Ndi. Ada Rita, Joni, Andri dan lainnya cuma ya aku beda jurusan sama mereka". Jawab Ambar padaku.
"Wah lumayan banyak juga ya hehehehe". Kataku sambil tertawa kecil.
"Eh ada yang lagi asyik ngobrol nih hehehe. Yaudah kalo gitu Mama sama yang lain tinggal ke kamar dulu ya, Andi tolong jagain Ambar jangan sampe ilang hehehe". Kata Tante Riana pamit pada kami
"Beres Tante".
"Ih apaan sih Mama ini urusan anak muda tau, udah deh mendingan Mama ke kamar aja duluan nanti kalo udah selesai ngobrol aku nyusul".
"Yowis kalo gitu maumu". Kata Tante Riana sambil tersenyum.
Saat itu kulihat wajah Ibu seperti tersenyum terpaksa sambil menatapku tajam. Apakah Ibu cemburu denganku? Saat meninggalkanku terlihat ada guratan kecemburuan di wajahnya. Entahlah mungkin nanti aku harus bicara padanya.

Setelah semua rombongan masuk kamar, aku tetap melanjutkan obrolanku dengan Ambar. Kami mengobrol seru mengenai masa SMA dulu dan kesibukan kami masing-masing saat ini. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Karena takut kesiangan aku dan Ambar pun menyudahi obrolan kami lalu kami naik ke atas menuju kamar masing-masing. Saat sampai di depan pintu kamar kami yang bersebelahan aku dan dia pun melambaikan tangan dan masuk ke kamar kami masing-masing.

Saat masuk ke kamar kulihat Ibuku sudah tertidur pulas karena kelelahan tadi. Saat itu dia memakai kimono warna ijo dimana kaitannya sudah terlepas dan menampakkan payudaranya yang montok. Ingin rasanya kugauli Ibuku malam ini namun karena melihat dia yang sedang kelelahan maka kuurungkan niatku lalu kuikat kembali kaitan kimono tidurnya. Setelah mengganti bajuku dengan kaos putih dan celana pendek aku pun tidur sambil memeluk Ibuku dari samping.

Pagi harinya sekitar jam 4 pagi aku pun terbangun. Karena kebelet kencing aku pun langsung menuju kamar mandi untuk menuntaskan hajatku. Setelah selesai kencing aku kembali ke ranjang dan kulihat Ibuku masih tertidur dalam posisi terlentang dan kaitan kimononya kembali terlepas sehingga payudara montoknya pun terlihat. Melihat keadaan Ibuku otomatis kontolku pun kembali berdiri. Aku langsung membuka bajuku hingga telanjang bulat lalu kutindih dan kuciumi tubuh Ibuku.
"Cupp Cupp Cupp Cupp Ohh Ohh Ohh Cupp Cupp Cupp". Desahku menikmati tubuhnya.
Kunikmati tubuh montoknya pagi itu dengan begitu bernafsu. Aku pun menjilati vaginanya yang merah merekah itu selama beberapa menit hingga keluar cairan pelumas dari situ. Setelah lumayan basah tanpa menuggu lama kumasukkan kontolku ke dalam memeknya.
"BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET Ohh Ohh Ohh Ohh!" Kataku mendesah saat kontolku masuk ke dalam memek Ibuku.

Selanjutnya aku menggenjot Ibuku secara cepat karena sudah begitu bernafsu dengan tubuhnya. Kuciumi payudara, leher, dan anting-antingnya sembari menyodok Ibuku. Sepanjang persetubuhan itu Ibuku hanya memejamkan mata dengan desahan pelan sembari meneteskan air mata di pipinya.

"Ohh Bu nikmat Bu Ohh Ohh Ohh!" Kataku mendesah.
"Ibu cantik pake anting-anting kontolku jadi keras Bu Ohh Ohh Ohh Plak Plok Plak Plok Plak Plok Plak Plok!" Lanjutku mendesah. Mendengar desahanku air mata Ibuku tambah deras membasahi pipinya.

Setelah 20 menit menyodok Ibuku kurasakan spermaku sudah mendesak ingin keluar. Kupercepat sodokanku pada memek Ibuku untuk mengejar klimaks. 5 menit kemudian aku pun tak tahan lagi. Kumasukkan kontolku sampai menyentuh mulut rahimnya lalu aku pun orgasme.
"Ohh Ohh Ohh aku mau keluar Bu terima ini Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!" Jeritku sambil menyemprotkan spermaku 8 kali ke dalam rahimnya.
"Ohh Ohh Ohh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Kata Ibuku mendesah pelan.
Setelah klimaks aku pun ambruk diatas tubuh Ibuku. Kupeluk tubuhnya sambil kuciumi lehernya yang mulus dan anting-antingnya yang indah itu. Tak berapa lama kemudian kulihat Ibuku mulai membuka matanya dan menatapku dengan tatapan sayu. Karena penasaran akhirnya aku mulai membuka percakapan dengannya.
"Bu, kok Ibu nangis terus dari tadi Cupp Cupp Cupp". Tanyaku sambil mencium kening, bibir, dan pipinya.
"Gak apa-apa kok sayang, Ibu baik-baik aja kok". Kata Ibuku menyangkal.
"Ibu cemburu ya sama Ambar?" Tanyaku padanya. Ibuku pun terdiam dan kembali menangis.
"Tuh kan bener Ibu cemburu".
"Hiks hiks hiks hiks iya nak, Ibu emang cemburu sama Ambar tapi Ibu sadar kalo kita gak mungkin selamanya kayak gini terus. Suatu saat Ibu harus ngerelain kamu nikah sama perempuan lain hiks hiks hiks". Tangis Ibuku.
"Bu aku belum mau nikah, aku masih pengen ginian terus sama Ibu".
"Iya sayang Ibu ngerti, tapi kan kamu tahu sendiri kalo Ibu juga udah berumur. Ibu gak mungkin ngedampingin kamu terus. Suatu hari nanti Ibu harus siap untuk nyerahin kamu ke perempuan lain yang seumuran kamu sebagai pengganti Ibu". Kata Ibuku sambil mengelus wajahku.
"Iya Bu aku ngerti kok maksud Ibu, tapi sebelum nikah sama perempuan lain aku punya satu permintaan sama Ibu".
"Kamu mau minta apa sayang".
"Aku mau punya anak dari Ibu".
"Ihh kamu, masak mau punya anak dari Ibu hihihi". Kata Ibuku sambil tertawa kecil.
"Ya sebelum aku nikah aku mau kasih kenang-kenangan sama dulu sama Ibu".
"Masak kenang-kenangannya anak sih le". Kata Ibuku tersenyum manis
"Ya sebagai pengingat kalo kita pernah bersama Bu hehehehe". Kataku tertawa.
"Yowislah kalo gitu maumu. Tapi cuma sekali aja ya abis itu ya kamu cepetan cari jodoh buat nampung spermamu yang over produksi ini hihihi". Kata Ibuku sambil tertawa.
"Bu aku mau nambah". Pintaku padanya.
"Tuh kan baru dibilangin udah langsung minta".
"Abisnya Ibu cantik, montok terus pake anting-anting lagi Ohh Cupp Cupp Cupp". Kataku menciumi kening, bibir, dan anting-antingnya.
"Ihh kamu nih isi otaknya cuma anting-anting Ibu aja yang dipikirin. Yaudah buruan gih tuntasin nafsumu tapi yang cepet ya soalnya jam 7 kita udah harus siap". Kata Ibuku mengingatkan.
Akhirnya kami pun melanjutkan kembali persetubuhan tersebut. Kali ini kami melakukannya dengan lebih panas dari biasanya. Mungkin Ibuku cemburu dengan kedekatanku dengan Ambar maka dia melayani permainanku dengan bersemangat.
"Ohh Ibuku yang cantik aku mau hamilin Ibu Ohh Ohh Ohh".
"Ohh iya sayang ayo hamilin Ibu dulu sebelum hamilin orang lain Ohh Ohh Ohh". Desah Ibuku.
Kami pun bermain dengan berbagai macam gaya pagi itu. Ibuku berpesan agar tidak mencupangnya supaya tidak dicurigai oleh teman-temannya. Aku pun mengerti dan hanya mencium dan menjilati tubuhnya saja.
Setelah 30 menit rupanya spermaku sudah terasa mendidih ingin dikeluarkan. Kupercepat sodokanku pada memek Ibuku dan saat akan keluar kumasukkan kontolku dalam-dalam sampai menyentuh mulut rahimnya dan spermaku pun menyemprot.
"Ohh aku keluar Bu, terimalah benihku ini Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!" Teriakku sambil menyemprotkan spermaku sebanyak 6 kali tembakan ke dalam rahimnya.
"Ohh Ohh Ibu juga keluar sayang Ohh Ohh CREETT CREETT CREETT CREETT!" Jerit Ibuku sambil memelukku erat-erat.
Akhirnya aku pun ambruk menindih tubuh Ibuku dari atas. Kami pun berciuman dan berpelukan mesra pagi itu.
"Gimana udah puas belum anak Ibu hihihihi". Kata Ibuku sambil mencubit hidungku.
"Hhhmmm, kalo sekarang sih puas Bu, gak tau deh kalo nanti". Kataku sambil tersenyum
"Ihh kamu hiperseks banget sih nak". Senyumnya padaku.
"Biarin kan sama Ibuku sendiri". Balasku padanya.
Pagi itu kami pun saling bercengkrama mengenai acara hari ini. Sesekali kami saling berciuman dan menggelitik tubuh masing-masing hingga merasa geli. Karena merasa harus siap-siap Ibuku pun mengajakku mandi.
"Nak mandi yuk, badan kita udah lengket semua nih ntar kita kesiangan lagi".
"Sebentar Bu, aku masih pengen mainin anting-anting Ibu dulu". Kataku sambil memainkan anting-anting Ibuku.
"Ihh Andi kamu kok kolokan banget sih. Kan dari awal tadi kamu udah mainin anting-anting Ibu emangnya belum puas apa?".
"Ihh Ibu sebentar aja kok maininnya Cupp Cupp". Kataku sambil mencium anting-anting di kedua telinganya.
"Aduh kamu ini manja banget, yaudah tapi mainin anting-antingnya sebentar aja ya abis itu kita mandi bareng biar cepet". Kata Ibuku pasrah menuruti kemauanku.
Akhirnya aku tetap menindih tubuhnya sambil memainkan anting-anting emasnya yang cantik. Aku pun juga memeluknya erat-erat sembari mencium leher dan payudaranya yang montok itu. Setelah 10 menit berlalu akhirnya aku dan Ibu pun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mandi bersama di pagi itu.

Di dalam kamar mandi kami pun bermain sekali lagi di bawah guyuran shower. Seakan belum puas aku pun meminta Ibu untuk mengocok kontolku di sewaktu mandi hingga cairan spermaku menyemprot membasahi wajah dan payudaranya. Sehabis mandi bersama kami pun keluar lalu bersiap-siap untuk berpakaian.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd