Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG AKU BUKAN DILAN ATAU RANGGA

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Part 2

Rutinitas sebagai pelajar sekolah kembali aku jalani. Aku tidak sabar menanti jam pulang sekolah. Sebab di rumah menanti segala keindahan yang membuatku kecanduan. Baru dua hari Fauziah tinggal di rumahku dan dua hari itu kumanfaatkan sepenuhnya untuk memuaskan mataku menikmati keindahan tubuhnya. Pelajaran sekolah seolah menjadi terlewatkan begitu saja karena bayangan-bayangan tentang tubuh Fauziah.

Waktu istirahat tiba. Aku dengan teman sebangkuku Fikar dan Tari pacarnya jalan ke kantin sekolah. Kami memilih tempat yang strategis dan nyaman buat makan sambil ngobrol. Tempat yang kami pilih adalah bagian pojok. Segera kami memesan makanan dan minuman. Fikar memesan semangkok baso dan segelas es jeruk, sedangkan Tari memesan semangkok mie ayam juga segelas es jeruk. Aku memesan gado-gado dan air putih saja.

“Fik, temenin gua ke pesta ya entar malam?” Tari memulai percakapan.

“Pesta ? ih malas ah.. lo kan tau gua paling males pergi ke pesta!” kata Fikar.

“Iya sih tapi please... kali ini temenin gua dong ”Bujuk Tari.

Tak lama kemudian pesanan kami pun datang.

“Neng,.. ni pesanannya ya.. selamat menikmati.” Kata mba susi pedagang di kantin sekolah.

“Makasih mba…” kompak Fikar dan Tari.

Aku hanya diam saja sambil menatap ke meja depan tempat kami makan. Di sana ada Putry dan teman-temannya. Jarang-jarang bisa dapat posisi seperti ini di kantin. Duduk tepat di depan Putry gadis cantik yang jadi pujaan dalam hatiku. Gadis yang sering aku jadikan bahan inspirasi untuk onani aliasn coli.

“Fik, jadi gak nemenin gua ke pesta entar?” tari kembali bertanya sembari mengaduk-aduk mie ayamnya.

“Hm,.. gimana ya? “ kata Fikar yang kemudian menyeruput es jeruknya.

Aku tidak terlalu menghiraukan percakapan temanku ini aku fokus menatap Putry yang berada tepat di depanku. Wajah cantik yang selalu ada dalam khayalanku. Wajah yang sering aku semprot saat muncul di layar monitor laptop. Hmmmmmmm. Begitu mempesona. Aku terpaku tak berdaya oleh pesonanya. Harusnya aku berdiri berjalan kedepanmu kusapa dan kunikmati wajahmu. Atau kuisyratkan cinta. Namun semua tak kulakukan. Kata orang cinta meski berkorban.

“Prang.....”

Aku yang sedang terpana jadi begitu kaget. Sebuah mangkok dibanting kelantai berserta isinya. Dan yang lebih mengagetkan adalah itu dilakukan oleh gadis yang sedang aku tatap dengan penuh rasa suka. Kekagetanku ternyata belum cukup.

“Hey bangsat.. ngapain lo ngeliat gua hah? Lo udah ngaca? Lo pikir lo kecakepan ?”

Putry berkata kasar dan keras. Dan itu di tujukan kepadaku. Kemalanganku belum berakhir karena tak berapa lama datang Biyan dan kawan-kawan. Ini adalah malapetaka. Siapapun di sekolah tahu Biyan suka sama Putry. Bahkan katanya mereka pacaran. Ini benar-benar malapetaka bagiku. Bukan karena soal Biyan dan Putry pacaran tapi soal nama Biyan sendiri adalah nama yang disebut dengan perasaan takut oleh adik-adik kelas. Bahkan kami yang seangkatan dengan dia sama-sama kelas 3 juga takut berurusan dengan dia.

“Ada apa ini?” tanya Biyan dengan dingin sambil menatap ke arahku dan Putry. Saat matanya tertuju ke arahku terlintas sebuah api amarah yang sangat mengerikan.

“Ngapain lo ikut campur. Ini urusan gua.” Putry membentak Biyan.

“Kalau ada yang ngeganggu lo jadi urusan gua juga.” Sahut Biyan.

“Gua gak butuh.”

Putry langsung pergi meninggalkan kantin setelah sebelumnya memberikan selembar uang kepada mbak susi yang hanya bisa diam menerima uang itu karena shok.

“Lo entar siap-siap aja. Ini urusan belum kelar.” Ancam Biyan padaku sambil ngeloyor pergi.

Aku hanya bisa melongo. Kejadian ini benar-benar membuat aku seperti terpuruk tanpa daya. Makanan yang aku pesan belum habis dan aku tidak punya nafsu menghabiskannya. Aku segera membayar pesananku itu dan berlalu tanpa kata meninggalkan Fikar dan Tari yang juga terdiam. Apakah menyukai seseorang harus seribet ini. Bahkan resikonya benar-benar berat. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi saat pulang sekolah nanti.

Aku harus menyiapkan fisik dan mental menghadapi Biyan sebentar. Bukan Biyan saja tapi Biyan dan kawan-kawan.

“Sombong bener si Putry itu ya Jok. Masak cuma lo liatin kayak gitu aja sampe ngamuk.” Kata Tari saat sampai di kelas.

“Iya. Terus si Biyan sampe ikut campur bisa gawat lo entar. “ Fikar ikut menimpali.

“Gua juga gak nyangka.” Sahutku.

“Sorry ya Jok gua gak bisa bantu kalau urusan sama Biyan.” Ujar Fikar.

“Oh gapapa. Ini resiko gua. Masak gua ngelibatin elu. Hehhehehe.” Kataku dengan getir.

Ini memang resiko mungkin aku telah berdosa menjadikan Putry bahan coli. Akibatnya aku harus menganggung semua sendiri. Sebentar aku bakal jadi bulan-bulanan Biyan cs. Kepalang tanggung aku harus melawan sebisa mungkin. Aku akan tunjukan bahwa aku bukan cowok lemah kepada Putry. Ini semua gara-gara kesombongan gadis itu. Tiba-tiba harga diriku bangkit. Aku bertekad akan melawan sekuatnya. Habis-habisan.

Jam pelajaran berlalu dengan cepat. Terasa singkat padahal aku berharap ini akan lama. Saat pulang sekolah tiba. Aku berkemas dengan hati berdebar. Seakan hendak menuju medan pertempuran. Aku kuatkan hatiku. Teman-teman sekelas hanya bisa prihatin melihatku. Fikar dan Tari terlihat begitu sedih karena tidak bisa membantu aku.

Aku melangkah dengan gontai ke arah pintu sekolah. Aku berharap semua ini cepat terlewati dan aku sampai di rumah. Terbayang Fauziah. Pikiran soal gadis cantik sepupuku itu sempat terputus karena kejadian dikantin tadi. Tak terasa aku sudah di pintu gerbang sekolah. Biyan dan gerombolannya dengan cepat mengepung aku agar tidak bisa meloloskan diri. Mereka menggiring aku ke arah samping kanan sekolah. Sebab mereka sadar menghajarku di depan pintu gerbang bukan pilihan yang tepat.

Aku segera terbayang latihan-latihan beladiri yang aku lakukan secara otodidak dengan mengikuti video-video latihan beladiri dari youtube. Olahragaku di rumah memang Cuma olahraga beladiri otodidak. Selain olahraga tangan alias coli. Aku tersenyum kecut.

Setelah lumayan jauh dari gerbang sekolah kini saatnya. Biyan langsung melancarkan pukulan ke arahku diikuti terjangan kawan-kawannya. Semampunya aku menangkis dan menghindar beberpa pukulan mereka. Tapi karena lawan banyak beberapa pukulan telak menghantam tubuhku. Kalau caranya begini aku tidak mungkin lolos. Segera aku menerkam Biyan dan sedapat mungkin menguncinya dengan kuncian ala juijitsu. Berhasil aku mendapatkan Biyan dan segera membanting tubuhnya sekaligus aku ikut menggelindingkan tubuhku. Sehingga kawan-kawan Biyan ragu melakukan serangan karena akan kena Biyan juga.

Aku segera bangkit sambil mengunci tangan Biyan kebelakang punggungnya.

“Kalian maju aku patahkan tangannya Biyan.” Bentakku.

“Akhhhh... kalian mundur.” Seru Biyan.

Teman-teman Biyan yang mengepungku berhenti melakukan serangan. Aku menyeret Biyan menjauhi teman-temannya. Tapi mereka tetap mengkutiku. Sekali lagi aku menggertak mereka.

“Kalau kalian masih ngotot ikut, gua patahin beneran nih tangan.” Teriakku kesal.

“Akkkkkkk... mundur kalian bangsat.” Teriak Biyan.

Teman-teman Biyan kemudian berhenti mengikuti aku. Setelah lumayan jauh jarak antara aku dan kawan-kawan Biyan segera aku melepas lelaki pengecut sok jagoan itu. Tidak lupa aku kasih tendangan sebelumnya. Kemudian lari sekencang mungkin menjauh. Aku yakin Biyan dan teman-temannya pasti mengejarkaku. Tiba-tiba sebuah mobil menghalangi jalanku untuk lari dan berhenti saat tepat dihadapanku. Aku menghentikan lariku. Pintu mobil terbuka dari dalam mobil itu terlihat seorang cewek.

“Lekas naik “ Teriak cewek itu.

Tanpa perlu bertanya aku langsung naik. Dan mobil itu langsung melaju. Ku tengok kearah belakang mobil terlihat Biyan dan kawan-kawannya menatap kesal melihat aku lolos.

“Makasih ya.” Ujarku saat aku mulai tenang.

“Iya sama-sama.” Balas cewek itu.

Aku lantas ingat nama cewek ini. Dia adalah Diandra. Pernah sekelas waktu kelas 1. Tentu saja aku sangat ingat karena aku pernah nembak dia juga dan aku sukses ditolak oleh Diandra karena dia waktu itu ngomong belum mau pacaran.

“Tapi apa kamu gak takut kalau si Biyan marah karena kamu nolong aku.”

“Kenapa mesti takut ? kalau dia macam-macam aku lapor ke guru. Lagian apa dia gak malu macam-macam sama cewek?”

“Iya juga sih. Eh di depan sana aku turun ya.”

“Emang rumah kamu dekat situ ya?”

“Gak juga sih. Tapi aku maunya turun di situ aja. Gak mau ngerepotin.”

“Oke deh.”

“Makasih ya.”

‘Sama-sama, sampe ketemu di sekolah besok ya.”

Akupun langsung turun. Kemudian menyetop angkot ke arah rumah. Hari ini memang hari paling apes dalam hidupku. Tapi di tolong Diandra adalah keberuntungan ditengah kemalangan. Aku tidak sabar untuk sampai rumah. Terpikir untuk onani sambil melihat foto-foto Diandra di Facebook. Aku tertawa dalam hati. Sambil senyum dalam hati aku memaki diriku sendiri. Dasar aku memang otak mesum. Tapi senyumku langsung menghilang mengingat apa yang akan terjadi besok. Ah yang terjadi besok biarlah menjadi urusan besok sekarang pikirkan dulu soal Diandra yang rela menolongku. Gadis yang cantik itu mau menolongku disaat genting. Aku jadi makin suka.

Sampai rumah belum ada orang. Joan belum pulang. Padahal biasanya dia yang duluan sampai rumah karena sekolahnya lebih dekat. Terus ibu pulangnya nanti jam 5 sore. Ayah juga pulang sekitar jam itu. Fauziah juga demikian. Ingat Fauziah aku jadi semangat lagi. Tapi bukankan aku pengen onani sambil memelototi foto Diandra yang tidak kalah cantik dari Putri. Terpikir Putri aku kembali kesal. Aku masuk ke rumah dengan kunci yang memang aku bawa.

Segera aku makan dan mencoba melupakan kejadian tadi siang. Setelah kenyang aku menonton TV. Terus istirahat sambil berbaring menghayalkan Diandra. Aku buka Facebook lewat smarphone buatan lokal miliku. Aku ketik nama FB Diandra. Aku cari fotonya yang paling cantik. Lihat-lihat lama kelamaan aku ngantuk dan memilih untuk tidur saja.

Aku bangun saat waktu sudah menunjukan pukul setengah 5 sore. Wah lumayan lama juga aku tertidur. Mungkin karena kecapaian habis berantem tadi siang. Energiku cukup terkuras. Apalagi sebelumnya energiku juga selalu terkuras akibat onani sambil ngintip Fauziah.

Saat keluar kamar aku lihat Joan dan temannya sedang nonton TV. Tapi aku lihat temannya itu masih pakai baju seragam sekolah.

“Hai kak...” Sapa teman Joan.

“Hai juga..” balasku.

“Kak ini teman aku waktu SMP dulu, Indah. Dia sekarang sekolah di SMAnya sama dengan kakak loh.”

“Jadi kamu adik kelas aku. Pantas seperti pernah lihat.”

“Ya iyalah waktu SMP dia sering main ke sini kok.”

“Eh tadi aku lihat kakak ribut sama kak Biyan loh.”

“Oh ya...”

“Iya makanya aku bela-belain kesini. Pengen lihat apa kakak baik-baik saja.”

“Seperti kamu lihat aku kan jagoan. Biyan mah gak ada apa-apanya. Hehehehehe.”

Aku ngomong seperti itu tapi dalam hati aku membayangkan apa besok aku masih bisa selamat.

Indah orangnya cantik juga. Dasar aku mata keranjang.

“Kak entar temenin Indah pulang ya. Kasihan dia udah bela-belain kesini.” Kata Joan.

“Wah mau banget ngaterin cewek cantik kayak kamu.” Jawabku.

“Ih kak Joko gombal ah.”sahut Indah.

“Hehehehhe...Entar ya nunggu bokap pulang. Aku anterin pake motor bokap.”

“Oke kak.”

Aku kembali ke kamar menantikan Fauziah pulang. Rencana mau onani lagi sambil ngintip dia. Tapi aku teringat Diandra. Segera saja aku buka lagi FB gadis itu kali ini lewat laptop. Kupilih foto dia yang paling cantik dan menggoda. Setelah kudapat aku langsung melepas celanaku dan celana dalam sekalian. Mulailah ritual coliku.

“Oh Diandra kamu begitu sexy. Aku pengen ngejilat memekmu yang wangi. Please Diandra izinkan aku mencicipi kemaluanmu. Oh buka baju kamu Diandra. Cepat aku mau kontolku masuk ke memekmu yang sempit.”

Aku terus mengocok kontolku sambil mengucapkan kata-kata kotor. Diandra terlihat begitu sexy dengan pakaian tanktop yang dia kenakan di foto itu.

“Joko...Joko... buka . lagi ngapain?”

Sial sedang asik coli ganggu saja. Eh tapi itu suara Fauziah. Oh iya aku menyapa dia Fauziah saja tidak pakai embel-embel. Meski dia umurnya tiga tahun lebih tua. Aku buru-buru memakai celanaku.

“Lama amat sih, hayooo lagi ngapain?”

“Ada aja. Kamu ganggu aja. Mau ngapain sih?”

“Kamu bisa ngebenerin keran gak. Tuh keran kamar mandi rusak.”
“Oh itu bisa sih.”

Aku segera menuju ke Kamar mandi di ikuti oleh Fauziah. Aku baru sadar fauziah hanya mengenakan singlet sedang bawahannya di tutup handuk. Astaga mungkin dia mau mandi dan sudah telanjang tapi karena keran rusak dia pake singlet dan handuk doang. Aku menoleh kebelakang untuk mencuri lihat apa dia pake BH dibalik singletnya atau tidak. Ternyata benar dia gak pakai BH lagi. Kontolku kembali ngaceng berat. Aku segera memeriksa keran di kamar mandi. Ternyata yang rusak bukan keran tapi mesin pompa airnya ngadat lagi. Aku mattin dulu kemudian aku nyalakan lagi terus aku pancing biar mesinnya mutar. Jadi deh.

Lekas-lekas aku kembali ke kamar tidurku terus lompat jendela dan menuju ker arah kamar mandi dari samping rumah. Kembali ngintip Fauziah yang lagi-lagi membuat aku ngaceng berat. Aku tidak mau kehilangan momen dia yang melepas pakaiannya. Kalau langsung bugil serasa ada yang kurang. Eh tapi kan dia emang sudah bugil sebelum minta tolong soal keran tadi.

Benar saja momen dia melepas pakaian sudah lewat. Fauziah sudah bugil sekarang. Tapi tidak masalah toh yang utama itu bisa melihat dengan sejelas-jelasnya tubuh polos sepupuku itu. Payudara yang lumayan besar dengan puting coklat kemerahan. Memek yang begitu indah dengan lekuk yang sangat menggoda. Oh betapa mempesona. Aku segera mencopot celanaku dan kembali onani sambil memelototi tubuh bugil yang tersaji dari dalam kamar mandi itu.

Aku mulai mengucapkan kata-kata kotor dalam hati. Andai kontol ini bisa masuk kedalam liang kemaluan sepupuku itu. Atau sekedar menjilat memek dan itilnya saja aku sudah puas. Kocokanku semakin cepat. Bagaimana caranya bisa mencicipi tubuh cantik Fauziah. Apa dia mau memberi aku izin untuk mencicipi tubuh sexy ini. Dengan cara bagaimana semua ini terwujud. Atau aku hanya bisa terus onani saja.

“Ohw...owh .... memek Fauziah...!” crot. crot... crot....

Tuntaslah sudah onaniku hari ini.


Bersambung.

alamak ... semangat joko hajar semua cewek yang jadi obesesimu....:semangat::Peace::beer:
 
Mudah2an saat Joko mau mengintip Fauziah, yang terintip malah Joan. Ayo, hu, jadikan Joko pejantan tangguh, semuanya kena garap Joko: Fauziah, Joan, Diandra, Putry, Indah, semuanya jadi ketagihan konti Joko...:pandaketawa:
 
Nggak tau, nama menentukan nasib percintaan bener atau nggak.. Tapi banyak yang pake nama alias biar terlihat keren.. Joko jadi Jack
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd