Terdengar angin berhembus kencang menerpa tubuhku, aku terduduk di pinggir pantai sambil menikmati indahnya pemandangan laut. Mendengarkan suara ombak yang bersautan membuatku sangat nyaman untuk duduk disini sambil merenung sendiri. Aku tinggalkan Kyoko yang masih terbaring telanjang disampingku. Entah apa yang dia lakukan padaku setelah aku kelelahan kemarin malam.
Apa ada yang salah denganku ini? Setelah melihat mama bercinta dengan sesama jenis, sekarang aku yang mengalaminya atau mungkin boleh dikatakan menikmatinya. Orgasme dengan nyaman tanpa ada ketakutan di benakku seperti bercinta dengan mantanku. Takut jika hamil, takut jika aku ditinggalkan, takut jika hanya dimanfaatkan sesaat, semuanya tidak ada saat aku bercinta dengan Kyoko tadi malam. Semuanya aku rasakan dengan nyaman, aku merasa kami sangat menikmati semua itu dan karena memang kami saling membutuhkan untuk memenuhi hasrat kami, walaupun aku masih belum mencoba untuk memuaskan Kyoko. Ya, hanya dia yang aktif untuk membuatku mencapai orgasmeku tadi malam.
Aku tidak tahu harus berbuat apa, pengalaman seksku dengan mantanku ku pun tidak banyak, aku bahkan juga tidak sering menonton film porno, apalagi yang memiliki genre lesbian. Lalu apa yang harus aku lakukan?? Apakah aku harus “membayar” utang ku ke Kyoko tadi malam?? Ataukah harus pura-pura bego saja??
“selamat pagi Inne” Kyoko dengan logat Jepangnya menyapaku dengan bahasa Indonesia yang aku ajarkan kemarin
Aku terkejut dan tidak berani untuk menatap paras cantik Kyoko, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku masih terlalu canggung untuk menghadapi situasi ini. Aku hanya menyapa singkat dan tersenyum seadanya. Apakah aku sekarng sudah menjadi “kekasih”nya dan kita akan berjalan bergandengan tangan dan berciuman selayaknya pasangan?? Aku masih tidak tahu.
“Bagus kan pantainya?” tanya Kyoko
“Iya bagus pantainya disini” jawabku sekenanya
“Aku dengar di Bali juga memliki pantai yang bagus ya?”
Aku mencoba mencairkan suasana dan mencoba terlihat biasa saja dengan menunjukkan beberapa fotoku di Bali bersama teman-teman waktu lalu. Aku juga bercerita bagaimana adat di Bali lalu tarian-tariannya dll.
“Wahhh bagus yaaaa, jadi kepingin pergi ke Bali, hahahhaa” ketawanya dengan sangat lepas
“Boleh deh kapan kalau ke Indonesia kita ke Bali”
Setelah itu kami jalan-jalan mengelilingi pulau tersebut menyusuri pantai dengan obral random tanpa ada yang menjurus dengan kejadian tadi malam. Kyoko juga tidak menggandeng tanganku dengan mesra atau memelukku seolah-olah kami sudah ada kesepakatan untuk menjadi kekasih. Bahkan aku sudah lupa dengan kejadian tadi malam. Sampai hari sudah sore kami sudah kelelahan untuk berjalan-jalan lagi, Kyoko berhenti di depan Massage Spa hotel yang berada di lantai dasar. Bangunan dengan mayoritas kayu dengan papan tulisan hitam di depan. Tampak tidak ada orang yang masuk ataupun keluar dari ruangan ini. Cahaya terlihat redup dari luar membuat tempat ini sepertinya nyaman untuk bersantai.
“sepertinya kita butuh ini deh Inne” kata Kyoko
“Iya nih sudah capek banget sepertinya massage juga enak” jawabku
Lalu kami masuk dan Kyoko berbincang-bincang dengan resepsionis yang ada di depan menggunakan bahasa Jepang tentunya. Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tetapi dari senyum Kyoko dan resepsionis tersebut sepertinya mereka menemukan apa yang diinginkan. Sepertinya ada diskon yang membuat harga semakin murah sehingga Kyoko tampak senang
“ayok kita masuk ke dalam” sambil tersenyum Kyoko mengajakku masuk sambil menarik tanganku
Sambil kami melewati meja resepsionis itu, aku tersenyum ke resepsionis sambil mencuri pandang ke kertas yang dia tulis, aku penasaran dengan apa yang dicatat di kertas itu.
All in Massage
Begitu tertulis di kertas tersebut
To Be Continue
Apa ada yang salah denganku ini? Setelah melihat mama bercinta dengan sesama jenis, sekarang aku yang mengalaminya atau mungkin boleh dikatakan menikmatinya. Orgasme dengan nyaman tanpa ada ketakutan di benakku seperti bercinta dengan mantanku. Takut jika hamil, takut jika aku ditinggalkan, takut jika hanya dimanfaatkan sesaat, semuanya tidak ada saat aku bercinta dengan Kyoko tadi malam. Semuanya aku rasakan dengan nyaman, aku merasa kami sangat menikmati semua itu dan karena memang kami saling membutuhkan untuk memenuhi hasrat kami, walaupun aku masih belum mencoba untuk memuaskan Kyoko. Ya, hanya dia yang aktif untuk membuatku mencapai orgasmeku tadi malam.
Aku tidak tahu harus berbuat apa, pengalaman seksku dengan mantanku ku pun tidak banyak, aku bahkan juga tidak sering menonton film porno, apalagi yang memiliki genre lesbian. Lalu apa yang harus aku lakukan?? Apakah aku harus “membayar” utang ku ke Kyoko tadi malam?? Ataukah harus pura-pura bego saja??
“selamat pagi Inne” Kyoko dengan logat Jepangnya menyapaku dengan bahasa Indonesia yang aku ajarkan kemarin
Aku terkejut dan tidak berani untuk menatap paras cantik Kyoko, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku masih terlalu canggung untuk menghadapi situasi ini. Aku hanya menyapa singkat dan tersenyum seadanya. Apakah aku sekarng sudah menjadi “kekasih”nya dan kita akan berjalan bergandengan tangan dan berciuman selayaknya pasangan?? Aku masih tidak tahu.
“Bagus kan pantainya?” tanya Kyoko
“Iya bagus pantainya disini” jawabku sekenanya
“Aku dengar di Bali juga memliki pantai yang bagus ya?”
Aku mencoba mencairkan suasana dan mencoba terlihat biasa saja dengan menunjukkan beberapa fotoku di Bali bersama teman-teman waktu lalu. Aku juga bercerita bagaimana adat di Bali lalu tarian-tariannya dll.
“Wahhh bagus yaaaa, jadi kepingin pergi ke Bali, hahahhaa” ketawanya dengan sangat lepas
“Boleh deh kapan kalau ke Indonesia kita ke Bali”
Setelah itu kami jalan-jalan mengelilingi pulau tersebut menyusuri pantai dengan obral random tanpa ada yang menjurus dengan kejadian tadi malam. Kyoko juga tidak menggandeng tanganku dengan mesra atau memelukku seolah-olah kami sudah ada kesepakatan untuk menjadi kekasih. Bahkan aku sudah lupa dengan kejadian tadi malam. Sampai hari sudah sore kami sudah kelelahan untuk berjalan-jalan lagi, Kyoko berhenti di depan Massage Spa hotel yang berada di lantai dasar. Bangunan dengan mayoritas kayu dengan papan tulisan hitam di depan. Tampak tidak ada orang yang masuk ataupun keluar dari ruangan ini. Cahaya terlihat redup dari luar membuat tempat ini sepertinya nyaman untuk bersantai.
“sepertinya kita butuh ini deh Inne” kata Kyoko
“Iya nih sudah capek banget sepertinya massage juga enak” jawabku
Lalu kami masuk dan Kyoko berbincang-bincang dengan resepsionis yang ada di depan menggunakan bahasa Jepang tentunya. Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tetapi dari senyum Kyoko dan resepsionis tersebut sepertinya mereka menemukan apa yang diinginkan. Sepertinya ada diskon yang membuat harga semakin murah sehingga Kyoko tampak senang
“ayok kita masuk ke dalam” sambil tersenyum Kyoko mengajakku masuk sambil menarik tanganku
Sambil kami melewati meja resepsionis itu, aku tersenyum ke resepsionis sambil mencuri pandang ke kertas yang dia tulis, aku penasaran dengan apa yang dicatat di kertas itu.
All in Massage
Begitu tertulis di kertas tersebut
To Be Continue
