Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku dan Putri

Sundul.lagi ah biar cepet pindah k P24. Penasaran bakal.pingsan ga yah neng Putri.. hehhee
 
PART 15 Kecanggungan Membawa Birahi 1

POV Putri

Aaaahhhh kenapa rasanya nikmat sekali. Serasa ada benda lunak pada selangkanganku dan aku yakin itu pasti lidah. Yap. Aku yakin sekali. Dan dari permainan lidahnya itu pasti lidah Andre. Aaahh Andre memang paling jago dalam menggunakan lidahnya untuk memainkan memekku.

Perlahan kubuka mataku. Ingatanku terkumpul kembali pada pertempuran semalam dengan Andre. Namun tidak berselang lama aku melupakan ingatan tersebut dan menikmati jilatan lidah Andre pada memekku.

“Aaaahhhh sssshhhh kammu laggiii apaa sayaaang?” tanyaku mendesah dengan menekan kepalanya lebih dalam ke selangkanganku.

Melihatku telah bangun tidur lantas Andre bangkit dari cumbuannya di memekku. “Selamat pagi sayang, lagi sarapan lendir kamu nih. Enaaaakkk heheheh” Kata Andre dengan mengusap memekku yang telah basah. Entah itu air liurnya sendiri atau cairan kenikmatanku.

“Kamu mah masih pagi udah bikin aku horny aja, harus tanggungjawab loh” Ucapku dengan wajah cemberut. Rasa lemas sehabis bangun tidur langsung hilang seketika berganti dengan birahi.

“Nggak mau ahhhh, udah kenyanggg hahahah” Bangkit Andre dari selangkanganku dan mengarahkan kontolnya ke wajahku.

Sehabis pertempuran semalam kami memang tidur tanpa sehelai benang pun. Jadi sudah dipastikan saat ini kami sudah auto telanjang bulat.

“Eh eh eh apaan nih diarahin ke aku segala. Ini apa coba maksudnya?” Tanyaku pura-pura nggak tahu.

Kontol Andre kini tepat berada di depan mulutku, malah sesekali sudah saling bersentuhan dengan bibirku.

“Sekarang kamu yang sarapan Put hehehe.” Ujar Andre dengan nyengir.

“Nggak mau ah, aku lagi diet. Jadi kayaknya nggak sarapan dulu.” Ucapku dengan bercanda namun tidak berusaha mengalihkan wajahku dari kontolnya Andre.

Andre hanya diam menatapku dan kontolnya tetap berada di depan bibirku. Aku terpaku melihat kontolnya yang perlahan-lahan membesar itu.

Hhhhh kalo dipikir-pikir sepertinya aku tidak pernah melihat kontolnya Andre sedetil sekarang. Biasanya kontol tersebut langsung masuk begitu saja ke dalam mulutku.

Terlihat jelas urat-urat yang menonjol, kontolnya seperti berotot. Masih dalam keadaan setengah ngaceng saja sudah terlihat besar. Aku pun terus melihat kontol tersebut. Jadi benda ini lah yang sering mengaduk-aduk vaginaku. Perlahan cairan vaginaku seperti merembes keluar. Aku basah.

Aku yang tujuannya mau mempermainkan Andre, malah pertahananku yang jebol duluan. Entah lah, mungkin karena aku yang sudah horny, tanpa dapat kucegah mulutku terbuka mengeluarkan lidah. Lalu kujilat lubang kencingnya secara perlahan. Andre masih diam saja. Kemudian aku buka mulutku perlahan, dan memajukan wajahku. Lalu kumasukkan kontol tersebut.

“Katanya lagi diet?” Tanya Andre dengan senyum penuh kemenangan.

Aku tidak menjawab. Aku hanya fokus menghisap kontol ini. Slluurrpp sslluurrppp mmmhhh mmmhhhh

Andre selalu menjaga kebersihan dirinya, terutama kontolnya ini jika sehabis bersenggama denganku. Jadi kontol yang berada di mulutku saat ini tidak berbau sedikitpun. Malah terbilang cukup wangi, sehingga membuatku semangat untuk mengulumnya.

Tanganku yang tadinya diam kini mulai bergerak ikut mengocok batang kontol yang tidak dapat masuk ke mulutku. Kulirik Andre yang hanya diam setengah tersenyum menatapku dengan napas yang memburu.

“Sssshhh sssshhhh sssshhhh” desah Andre tertahan.



Kemudian tangannya Andre bergerak menjambak rambutku. Aku yang tahu maksud Andre segera berhenti mengulum kontolnya. Setelah itu gantian pinggul Andre yang bergerak menyodokan kontolnya dalam mulutku.

Aaaarrrrggg aaarrrrgggg aaaaarrrgggg suara mulutku yang disodok kontolnya Andre.

Hari masih pagi, namun aku sudah di deep throat oleh kontol Andre. Untungnya hanya sekitar 5menit saja Andre mendeep throatku. Lalu Andre melepaskan kontolnya.

“Hhhh hhhh hhhh udah Put, udah cukup buat hari ini.” Kata Andre.

Tiba-tiba Andre mengangkatku dari kasur. Aku pun lantas mengaitkan tanganku pada lehernya. Andre tanpa berkata-kata membawaku masuk ke dalam kamar mandi.

*

Kami saat ini sedang berendam dalam bathup. Posisiku berada di atas Andre. Tadinya kukira kami bakal melanjutkan persetubuhan di dalam kamar mandi. Ternyata Andre memang benar-benar ingin mandi. Sial dia membuat aku kentang pagi ini. Tapi untungnya aku tidak terlalu mempermasalahkan. Di atas bathup kami hanya mengobrol ringan.

“Sayang, kakak aku sekarang lagi ada di kampung juga loh. Lagi liburan bareng keluarganya.” Ucapku pada Andre.

“Teruuuuss?” Tanya singkat Andre dengan tangannya mengelus-elus lenganku.

“Ya jadi kayaknya di rumah aku bakal rame.” Jawabku seadanya.

“Maksud kamu apa sih Put? Aku nggak ngerti.” Ujar Andre.

“Eee..eee...emangnya kamu nggak panik atau grogi Ndre mau ketemu sama keluarga aku?”

“Emangnya aku sama kayak kamu, yang sepanjang jalan mau ketemu orang tua aku panik terus.” Kata Andre dengan mencubit kedua pipiku.

“Aduhh aduhh, ih tapi kan sesudah itu aku nggak panik lagi yaa. Kamunya aja yang lebay.” Kataku mencoba mencari alasan.

“Udah kamu tenang aja Put, aku nggak apa-apa kok. Aku malah semangat pengen ketemu keluarga kamu. Soalnya aku serius sama kamu.” Kata Andre yang kini malah mencubit puting payudaraku.

“Aaaawww kamu itu serius sama aku apa sama toket aku sih?” Kataku dengan cemberut.

“Kan udah sepaket hahaha.” Jawab Andre bercanda.

Aku semakin merebahkan kepalaku pada dada Andre. Kemudian kami berdua hening.

“Aku pengen kamu jadi milik aku Put.” Lanjut Andre dengan dagunya diatas kepalaku.

“Aku udah milik kamu kok Ndre. Kan semua tubuh aku udah kamu jamah. Hihihi” Ucapku dengan bercanda.

“Kayaknya ada satu yang belum Put.” Sahut singkat Andre.

“Apaan? Bukannya dari ujung kaki sampe kepala semuanya udah kamu rasain.”

“Aku belum ngerasain lubang pantat kamu.” Jawab Andre sambil berbisik di depan telingaku.

“Ndre punya kamu itu gede banget, bisa robek lubang anus aku nanti.”

“Kamu kan belum coba, kali aja nanti ketagihan. Gimana mau?” Ucap Andre asal-asalan.

“Nggak tau ah.” Aku hanya menjawab singkat dan semakin memendam kepalaku pada dada Andre.

Sejenak aku berpikir bila anusku di tembus oleh kontol besarnya Andre. Kata teman-temanku bersenggama lewat anus memang menyakitkan diawal, namun akan terasa nikmat nantinya bila sudah terbiasa. Tapi apa teman-temanku pernah merasakan kontol besarnya Andre? Mungkin akan berbeda ceritanya bila mereka sudah merasakannya. Hhhhh sudahlah, membayangkannya saja sudah membuatku pusing. Yang ada jika aku semakin penasaran malah aku yang minta sekarang juga.

**

POV Andre

Setelah melakukan kegilaan dan menginap semalam dengan Putri. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju selatan pulau jawa, tepatnya Pangandaran. Untungnya lalu lintas tidak begitu padat sehingga mobil bisa gua kebut.

Dari hotel sekitar jam 11 pagi, dan masih ada kurang lebih empat sampai lima jam perjalanan yang harus kami tempuh. Dari hotel semenjak kami berangkat, Putri terlihat semakin lengket ke gua. Dia selalu memegang lengan kiri gua. Mungkin benar kata Bokap, sehabis melakukan kegilaan semalam, akan menjadikan hubungan lebih harmonis bersama pasangan.

Jalur menuju Pangandaran cukup sulit. Walaupun lalu lintas terbilang sepi, namun kontur jalanan yang berbelok-belok membuat gua harus extra hati-hati, terutama bila ingin menyalip kendaraan lain. Terlebih cukup banyak kendaraan besar seperti truk dan bis yang melintas di jalur ini.

Sepanjang perjalanan kami sering melewati hamparan sawah. Walaupun bukan termasuk dataran tinggi, namun kami dapat melihat bukit-bukit hijau karena memang jalur ini menanjak dan menurun.

Sepanjang perjalanan yang kami lewati, kami habiskan dengan obrolan ringan.

“Kakak aku udah punya anak satu laki-laki, umur dua tahun. Dia itu lucu banget Ndre. Namanya Taufan, jadi dia itu kalo lagi ngambek sukanya lari ke orang yang nggak dikenal, terus minta gendong. Kan lucu ya hahaha.” Ujar Putri yang menceritakan tentang anak Kakaknya.

“Hahaha iya Put. Umur segitu kan emang lagi aktif-aktifnya. Tapi lucu juga ya, dimana-mana anak kecil itu kalo liat orang asing malah takut, ponakan kamu malah seneng hahaha.” Kata gua sambil memainkan persneling.

“Tapi dulu waktu ada gempa sama tsunami di Pangandaran, keluarga kamu kena juga nggak?” Tanya gua ke Putri.

“Oh itu, iya waktu itu aku masih SD. Kalo keluarga sih nggak kena tsunaminya, cuman gara-gara gempa genteng rumah aku banyak yang rusak. Nah kalo yang kena dampak tsunami itu kerabat Ayah aku, soalnya emang banyak yang tinggal di pesisir pantai.” Jelas Putri ke gua.

“Serem juga ya, tapi kamu ikut ngungsi kan sekeluarga?” gua kembali bertanya.

“Iya lah Ndree, kan takut ada gempa susulan. Tapi sekarang Pangandaran udah balik kayak dulu lagi kok. Malah semakin maju semenjak jadi kabupaten sendiri. Jadi banyak pembangunan di sana.” Ujar Putri dengan penuh semangat.

Dan tak terasa perjalanan kami sudah hampir tiba. Rumah Putri memang melewati pantai, ya kira-kira masih setengah jam perjalanan mungkin.

“Eh Ndre, kita ke pantai dulu yuk. Udah mau senja juga, pasti keren banget view di sana.”

Putri terlihat sangat antusias sekali. Gua pun menjadi ikut senang rasanya. Maka mobil gua arahkan ke gerbang wisata pantai. Setelah masuk, kami mencari spot yang cukup bagus untuk melihat sunset dan pastinya tempat parkir yang enak.

Putri mengarahkan gua ke tempat favoritnya di pantai. Tempat ini memang cukup sepi dari pengunjung, dan mobil pun dapat parkir di area dekat pantai. Langit sudah menampakkan warnanya yang jingga. Kami pun segera turun dari mobil.

“Ayo sayang cepetan viewnya bagus banget nih.” Teriak Putri dengan bahagianya. Tangan gua sampai ditarik-tarik.

“Iya iya Put kamu nggak sabaran banget sih.” Kata gua dengan tangan yang ditarik oleh Putri.

“Ah kamu payah nih, masa diranjang doang semangatnya.” Sela Putri.

Mendengar dia berbicara seperti itu, gua langsung menggendong dia dan berlari secepat mungkin ke arah pantai.

“Hahahaha iya iya Ndre terus lari yang cepet ayooo.” Kata Putri dengan lengannya melingkar di leher gua.

Setelah sampai di pinggir pantai gua turunkan Putri. Lantas Putri langsung melepas sepatunya dan berlari ke arah laut.

“Aaaaaahhhhh kangen banget aku sama laut. Rasanya udah lama banget aku nggak ke pantai Ndre.” Katanya sambil menendangkan kakinya ke arus ombak di pinggir pantai.

Gua pun ikut melepas sepatu, namun hanya berdiri melihat Putri menari bahagia di pinggir pantai dengan langit yang berwarna jingga. Tenang sekali melihat Putri seperti sekarang ini.

“Sayang, kesini dong ayoo.” Ajak Putri dengan kembali menarik lengan gua. Kini telapak sampai mata kaki gua telah basah terendam oleh arus ombak.

“Put hati-hati Put, nanti basah tuh celana kamu.” Kata gua pada Putri yang berlari menerjang ombak kecil di pantai. Rasanya kami mendadak masuk ke dalam adegan scene film yang mana sepasang kekasih sedang berlari-larian di pantai dengan arus ombak yang kecil, tidak lupa ditambah matahari senja yang indah.

Setelah kami puas bermain air hingga membuat celana kami basah sampai paha, kemudian kami duduk di pinggir pantai.

“Dulu waktu aku SMA sama temen-temen sering main ke sini Ndre. Tuh di sana dulu ada saung gitu. Tapi sayang sekarang udah nggak ada, udah dibongkar.” Kata Putri dengan tangan menunjuk ke tempat yang dimaksud.

Putri kembali menceritakan apa saja yang pernah dilakukan dulu semasa masih sekolah disini bersama teman-temannya.

“Berarti kamu sama mantan kamu pernah juga dong kesini.??” Tanya gua ke Putri.

“Hm? Oh nggak pernah Ndre. Tempat ini khusus cewek-cewek doang. Jadi dulu aku sama temen-temen itu membuat semacam perjanjian lucu. Isinya kalo kita kesini itu jangan pernah bawa cowok, harus cewek hahaha. Namanya juga masa SMA ya wkwk.” Jelas Putri.

“Aku kan cowok Put, berarti kamu udah langgar perjanjian itu dong hehe.” Ucap gua.

“Hahaha biarin lah. Aku yakin temen-temen aku yang masih disini juga lebih dulu ngelanggar perjanjian itu. Hihihi.”

Sesudah itu kami berdua diam menikmati sunset yang indah di pinggir pantai. Putri menyandarkan kepalanya di bahu sebelah kiri gua dan gua balas dengan merangkulnya erat.

Dan setelah menikmati matahari tenggelam, kami melanjutkan perjalanan. Rumah Putri tidak jauh dari pantai Pangandaran. Tidak sampai 30menit kami sudah sampai di rumahnya. Rumah Putri berada di pinggir jalan. Dan begitu kami sampai, ternyata benar kata Putri jika rumahnya saat ini sedang ramai.

“Bundaaa Putri pulanggg..” Kata Putri yang langsung memeluk Bundanya.

“Aduh anak Bunda makin gemuk aja hahah.” Ujar Bunda Putri.

“Bunda ini Putri bawa jagoan Putri kesini.” Kata Putri dengan menunjuk ke arah gua.

“Eh sini Nak, ini dia si ganteng yang udah jagain anak Bunda.” Kata Ibunya Putri.

Gua langsung menghampiri dan salim pada Bunda Putri.

“Ah nggak kok, Andre mah nggak ngapa-ngapain, orang juga nggak ada yang mau deketin Putri. Hehehe.” Ucap gua mencoba sedikit bercanda dan mengakrabkan diri.

Setelah itu kami bersalaman dengan semua orang yang ada di rumah ini termasuk Ayahnya dan kakaknya Putri yang datang bersama suami beserta anaknya. Kakaknya terlihat mirip dengan Putri dari bentuk matanya. Hanya saja kakaknya memakai hijab, mungkin bila melepas hijab akan terlihat lebih mirip lagi. Suaminya adalah seorang karyawan, namun dia bekerja di luar pulau, alesannya sih karena ingin karirnya naik cepat makanya dia memilih di mutasi di luar pulau. Jadi dia pulang menemui istri dan anaknya hanya sebulan sekali saja. Dan anaknya yang bernama Taufan benar seperti yang diceritakan Putri, dia sangat lucu sekali. Dia melekat dalam gendongan bapaknya, mungkin kangen karena sudah lama tidak bertemu.

Karena hari telah mulai gelap kami semua pun segera beranjak untuk makan malam. Kami makan malam lesehan berkumpul di ruang tamu. Menu makanan malam ini terasa sekali khas sundanya dengan ditemani oleh sambal terasi, sayur asem dan lalapan. Makan malam kami habiskan dengan obrolan ringan dan menyenangkan. Dan pastinya gua lah tokoh utama dalam obrolan itu.

“Gimana Ndre kalo Putri ngambek pasti susah banget ya kamu ngatasinnya? Putri mah dari masih kecil udah biasa ngambekan.” Ujar Kakaknya Putri.

“Hhm justru malah gampang Teh (teh; panggilan kakak perempuan biasanya dalam adat sunda), tinggal Andre bawain martabak juga udah baikan lagi hahah, makanya kan makin gemuk aja sekarang.” Jawab gua pada kakaknya.

“Ye apaan sih kamu Ndre, buka aib aku aja hahaha.” Kata Putri dengan menyikut lenganku. Putri duduk disebelahku.

“Ceritain dong Ndre sewaktu kamu pertama kali ketemu Putri.” Kata Ayahnya Putri.

“Ih Ayah apaan sih, malu tau masa ceritain begituan.” Sela Putri mencegah Ayahnya wkwk.

“Ya nggak apa-apa Put, sekalian Ayah mengenang masa Ayah deketin Bunda dulu.” Ujar Ayah Putri sambil merangkul istrinya.

“Ciieee ciieee.” Kata gua meriuhkan suasana makan malam. “Kalo saya mah deketinnya sedikit Om, kebanyakan Putri yang deketin saya hahaha.” Lanjut gua sambil mengambil lalapan.

“Ih bohong bohong, jelas kamu yang deketin aku terus.” Ucap Putri.

“Aduh romantisnya pasangan muda ya Maa, jadi kangen masa kita dulu.” Kata Bang Haris (suami kakaknya Putri).

“Iya yang dulu kamu nungguin di depan kosan aku sampe dua malem, kamu kan daridulu udah tergila-gila sama aku.” Ucap kakaknya Putri.

“Hahahaha” kami semua tertawa bahagia.

Gua cepat sekali akrab rasanya dengan keluarga Putri ini. Rasanya sudah seperti keluarga sendiri. Dan tanpa terasa makan malam sudah selesai. Semua orang telah masuk ke kamar masing-masing. Namun gua dan Putri masih duduk berdua di depan teras rumah. Sembari ngadem.

“Emang kamu pernah ya bawain aku martabak waktu lagi ngambek?” Ucap Putri membahas obrolan sewaktu makan malam tadi.

“Nggak sih kayaknya.” Jawab gua singkat.

“Terus tadi kenapa ngomong begitu? Ih dasar.” Kata Putri sambil menoyol kepala gua.

“Ya masa aku bilang ‘tinggal bawain kontol juga udah baikan lagi’ kamu kan kalo ngambek harus dikasih kontol.” Ujar gua dengan berbisik pada Putri.

“Hahahah apaan sih kamu jelek ah bercandanya.” Kata Putri yang malah tertawa ngakak.

“Tapi emang bener kan?” Tanya gua.

“Hhhmm bener nggak ya? Hihihi.”

Setelah itu kami berdua tidur. Pastinya di kamar masing-masing. Tidak mungkin gua dan Putri untuk tidur sekamar wkwk. Gua tidur di kamar tamu. Ya lumayan lah kondisi kamarnya. Setelah memeriksa hp sebentar dan membalas semua chat dan email yang masuk gua pun tidur.

Saat sedang mulai masuk ke alam mimpi, gua terbangun ketika waktu lewat tengah malam. Kebelet buang air. Mungkin karena sebelum tidur gua lupa untuk buang air terlebih dahulu. Maka gua memutuskan untuk segera ke kamar mandi.

Menuju kamar mandi gua melewati semua ruang kamar tidur rumah Putri. Semua dalam keadaan gelap, pasti lagi pada mimpi dan cuman gua aja yang bangun karena kebelet buang air kecil. Sialnya saat gua udah di dalam kamar mandi kontol gua lagi ereksi. Kalian yang cowok pasti sering jika habis bangun tidur kontol akan ereksi. Rasanya sangat sulit untuk buang air kecil jika kontol lagi ereksi. Maka gua terus berusaha perlahan.

Tiba-tiba tanpa gua sadari pintu kamar mandi terbuka karena gua lupa mengunci pintu... Ternyata yang masuk adalah Teh Ratna (Kakaknya Putri). Dan lebih sialnya lagi, dia melihat kontol gua yang lagi ereksi berusaha untuk buang air. Sempet ada beberapa detik dia terpaku melihat kontol gua sebelum akhirnya bereaksi.

“AAAHH maaf Andre Teteh kira tadi nggak ada orang, maaf Andre.” Kata Teh Ratna dan langsung keluar kamar mandi.

Gua pun kaget dan akhirnya air seni gua bisa keluar juga walau sedikit berhamburan ke dinding. Setelah cebok gua lantas langsung keluar kamar mandi, yang ternyata masih ada Teh Ratna yang menunggu untuk giliran buang air.

Perasaan canggung pun langsung terasa di antara gua dan Teh Ratna.

“Maaf ya Ndre tadi langsung nyelonong masuk nggak ketok pintu dulu.” Kata Teh Ratna dengan menundukkan kepalanya. Namun gua lihat matanya sedikit melirik ke arah selangkangan gua. Aduh gua jadi salah tingkah.

“Ngg..nggak kok Teh, Andre juga salah tadi lupa ngunci pintu.Yaudah Teh Andre balik ke kamar dulu ya.” Ucap gua yang langsung pergi kembali ke kamar.

Setibanya di kamar gua langsung mengutuki diri sendiri yang lupa mengunci pintu kamar mandi tadi. Pasti besok pagi gua bakal canggung banget sama Teh Ratna. Udahlah gua nggak mau ambil pusing, mending lanjut tidur aja.

*

Putri telah merencanakan acara jalan-jalan pagi ini sekeluarga. Ya nggak jauh-jauh pasti ke pantai hehe. Karena mobil Bang Haris jenis mobil sedan dan hanya muat sedikit penumpang, maka kami memutuskan untuk menggunakan mobil gua jadinya biar dapat masuk semua.

Dan pagi itu saat sarapan, Putri semangat sekali dengan rencananya hari ini.

“Ndre Ndre nanti kamu harus naik perahu ke pasir putih, itu pantainya lebih bersih dan banyak karang yang bagus juga.” Kata Putri dengan mulut yang sedang mengunyah sarapannya.

“Iya deh aku ngikut aja, kamu jadi tour guidenya kan? Hahaha” Balas gua ke Putri.

“Emang kamu belum pernah ke Pangandaran Ndre?” Kata Bang Haris kepada gua.

“Pernah sih Bang, cuman kan udah lama. Udah lupa juga, terakhir waktu SMP kayaknya waktu study tour.” Ujar gua.

“Yah itu mah udah lama banget Ndre, udah banyak yang berubah disini.” Kata Bang Haris. “Kamu kenapa Maa kok diem aja, kayaknya kemaren cerewet banget. Kamu nggak enak badan?” Lanjut Bang Haris pada Teh Ratna.

Gua sudah menduga pasti Teh Ratna canggung sama gua gara-gara kejadian semalam. Aduh gimana nih, nggak demen gua kalo ada situasi canggung begini.

“Teh Ratna sakit?” Tanya Putri.

“Nggak kok, Teteh nggak apa-apa. Cuman kurang tidur aja semalem sakit perut soalnya.” Jawab Teh Ratna.

“Tapi hari ini Teteh tetep ikut kan?” Kembali tanya Putri.

“Iya Put, Teteh ikut kok. Kan sekalian ngajak Taufan juga.” Ujar Teh Ratna.

Setelah sarapan selesai, kami semua mandi dan segera bersiap-siap untuk berangkat. Mungkin karena weekend jadinya cukup banyak bus pariwisata yang melintas di jalan. Namun tetap jalanan lancar jaya tanpa banyak halangan.

Pantainya masih pantai yang sama saat kemarin gua dan Putri menghabiskan senja bersama. Hanya saja berbeda lokasi. Lokasi kali ini lebih banyak orang. Disini dapat kita temui penjual asongan yang berkeliling menjajakan dagangannya. Dan juga bisa menyewa ban pelampung untuk bermain air di pantai.

Kami mencari spot yang cocok untuk duduk bersantai, akhirnya kami menemukan tempat dibawah pohon yang cukup adem. Dari rumah kami sudah membawa tikar sendiri, jadi tidak perlu menyewa tikar untuk duduk.

“Ndree main air yuuuk.” Ajak Putri.

“Yah aku baru mau duduk santai Put.” Kata gua yang mau duduk di tikar namun tidak jadi.

“Udah sono deh Ndre, daripada ngambek Putri.” Kata Bang Haris sambil mendorong punggung gua.

Akhirnya gua turutin Putri. Setelah melepas sandal, dengan telanjang kaki gua berjalan ke arah pantai sambil di gandeng oleh Putri. Disana juga lebih dulu ada Ten Ratna dan Taufan yang sedang bermain bola plastik.

Gua pun ikut bersama Putri bermain bola plastik bersama Taufan. Mereka terlihat sangat bahagia sekali. Tak lupa Putri merekam kegiatan hari ini dalam media sosialnya.

“Ndre say hai dong.” Kata Putri dengan memegang hpnya.

“Halooo.” Gua pun menuruti Putri untuk say hai ke kamera hpnya.

Saat gua dan Putri sedang asik bermain bersama Taufan, Teh Ratna pergi kembali ke tempat kita istirahat diawal, dibawah pohon. Teh Ratna terlihat sedang mengobrol dengan Bang Haris.

Dan tak lama kemudian Teh Ratna kembali menghampiri gua, Putri dan Taufan.

“Put, Teteh titip Taufan sebentar ya. Mau balik ke rumah dulu, Teteh lupa bawa obat asmanya Bang Haris, takut nanti kumat asmanya.” Kata Teh Ratna pada Putri. Gua pun yang berada di samping Putri ikut nimbrung mendengar pembicaraan mereka berdua. Gua baru tahu ternyata Bang Haris ada penyakit asma.

“Teteh naik apa ke rumah?” Tanya Putri.

“Naik angkot aja Put.” Jawab Teh Ratna.

“Jangan atuh Teh, mending dianterin sama Andre aja. Kalo naik angkot mah kelamaan di jalannya.” Ucap Putri.

Aduh mendengar nama gua disebut ada sedikit perasaan tidak enak muncul dengan tiba-tiba.

“Ndre.. kamu anterin Teh Ratna ke rumah nggak apa-apa? Mau ngambil obat asmanya Bang Haris.” Kata Putri kepada gua.

Gimana ya.. sebenarnya saat ini keadaan gua dengan Teh Ratna lagi canggung-canggungnya. Bisa mati kutu gua kalo semobil dengan dia doang berdua.

Namun dengan alasan ‘tidak enak’, akhirnya gua pun menyetujui perintah Putri.

“Iyaudah Put, nggak apa-apa.” Ucap gua....


To Be Continue
 
bakal ngerasain tongkol keras nih sih teteh..hihihihi
 
Lanjut Gan, gangbang Putri ama Ratna nya.. ., diperawanin anus nya barengan ...
Saat Putri diperawanin anusnya Putri dirangsang Ratna, trs gantian ...
Jd sakit2x enak ...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd