Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Bangus banget dahh ceritanya.. tapi terlalu cepet alurnya.. bisa diperpanjang ga huu per adegannya.. biar yg baca terbawa suasana..
 
cukur bulu duluah biar enak colinya wkwkwkwkwkwk....
 
PART 4



Sekitar jam 5 pagi aku terbangun dan Gilang masih selimutan disebelah ku. Aku berpikir kalau mas fajar pasti belum pulang karna gilang masih ada disini. Akupun beranjak dari ranjangku hendak melakukan rutinitas pagiku yaitu berolahrga. Tapi saat aku melangkah keluar kamar , aku merasakan di selangkanganku ada sesuatu yang lengket, aku menyadari bahwa itu adalah sperma anakku Gilang.

Kubatalkan niatku untuk berolahraga dan segera menuju ke kamar mandi yang ada di kamarku untuk membersihkan badanku yang ternodai sperma kering ini. Saat aku sedang mandi, tak sengaja mataku melihat kearah pintu, dan ternyata disana sudah ada sepasang mata yang mengintipku, siapa lagi kalau bukan anak kesayanganku Gilang.

Gilang sepertinya tidak menyadari kalo aku tau bahwa dia sedang mengintipku yang sedang mandi. Aku mandi sebagaimana biasanya tanpa merasa terganggu sedikitpun, malahan aku merasa senang karna Gilang mengintipku hihi.

Setelah selesai mandi, aku melilit tubuh sintalku dengan handuk dan segera keluar dari kamar mandi, aku masih melihat gilang yang pastinya lagi pura-pura tidur di ranjangku. Matanya menghadap ke arah lemari tempat aku mengenakan pakaian, aku bersikap santai saja dan tetap mengenakan pakaian tanpa memperdulikan keberadaan anakku,walaupun aku tau pasti dia akan mengintipku.

Setelah mengenakan pakaian aku membangunkan gilang yang masih pura-pura tidur itu.

"Gilang... Bangun yokk, ntar telat kesekolahnya" kataku sambil menggoyang goyangkan badannya.
"Egghmmmm...ntaran mah, 5 menit, masih ngantuk " katanya dengan nada yang manyun.
Akupun hanya tersenyum dan berjalan keluar kamar. aku tau gilang pasti bangun sebentar lagi karna dia pasti hanya pura-pura masih mengantuk.

Saat aku tiba diruang tengah aku lihat suamiku lagi berbaring diatas sofa. Aku terkejut karna aku pikir suamiku belum pulang dari kantornya, aku ingin membangunkan dan menanyakan kepadanya kenapa dia tidur di sofa, tapi aku batalkan niatku setelah melihat dia masih tertidur lelap sekali. Aku duduk di sofa single yang berada di samping sofa tempat suamiku tidur sambil memainkan gadgetku.

10 menit berselang aku beranjak ke meja makan untuk sarapan pagi. Saat ingin menuju ke meja makan aku melihat gilang yang sedang menuju kamar mandi utama. Aku bertanya kepadanya kenapa dia masih mandi di kamar mandi utama,dia pun menjawab kalau tukang benerin showernya gajadi datang kemaren dan rencananya datang besok minggu, Akupun hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan kecil.

Setelah itu aku meninggalkan gilang dan melanjutkan langkahku ke meja makan untuk sarapan. Diwaktu aku tengah sarapan, gilang datang dan duduk disampingku.

"Pagi sayang" sapaku

"Pagi maa"

"Gimana tidurnya tadi malem?" Tanyaku

"Enak banget mah,nyaman banget"
jawabnya dengan bersemangat,akupun hanya menjawabnya dengan senyuman.

"Nanti malam aku tidur sama mama lagi ya maa" dengan wajahnya yang penuh harap dia mengatakan itu kepadaku.

"Masa kamu mau tidur sama mama melulu si, Nanti malam kan papa tidur sama mama"

"ihhh biarin, papa aja tadi ngebolehin"

"Haa?ngebolehin gimana?"
Jawabku

"Tadi sebenarnya papa udah pulang sekitar jam 4an ma,pas papa buka pintu kamar aku kebangun"

"Trus?"

"Papa bilang lanjut aja tidurnya , papa diruang tengah aja katanya"

"Oalaa gituu, lagian masa kamu mau biarin papa tidur di ruang tengah terus sih nak"
jawabku.
Dia tidak menjawab dan meneruskan menyantap makanannya. Sebenarnya aku juga masih mau tidur bareng gilang setiap hari, tapi aku juga seorang istri yang setidaknya harus tidur satu ranjang dengan suaminya.

Jam sudah menunjukkan pukul 6:15 , suamiku masih tidur di sofa dan gilang pun pamit mencium kedua pipiku begitu juga aku yang balik mencium kedua pipi anakku itu, setelah aku mencium kedua pipi anakku tiba tiba gilang meminta aku untuk menciumnya di bagian bibirnya.

"Maa, kiss di bibir gilang kaya dulu dong"

"iihh kamu kan udah gede"

"Ahh mamaa,masa nyium anaknya aja gamau, mama ga sayang ya sama gilang"
dia menjawab dengan nada kesal.

"Kan dulu kamu sendiri yang gamau dicium dibibir lagi" balasku.

"ih yaudah" katanya kesal sambil meninggalkan aku. Dasar anak ini tau saja kelemahan ku, aku paling tidak bisa melihat anak kesayanganku yang manis ini cemberut karna perbuatanku sendiri.

"Yauda sini sini" kataku memanggilnya kembali, dia berlari balik kearahku dan langsung nyosor menciumku dibagian bibir. Aku terkejut karna dia langsung maen sosor saja ,tapi walaupun begitu juga ada perasaan senang dihatiku hihihi. Ciuman itu bertahan cukup lama sekitar 5 detik dan setelah itu dia pergi keluar rumah dimana pak taryo sudah menunggunya dimobil.

Tak lama kemudian aku bergegas ingin segera pergi ke rs tempatku bekerja, tak lupa aku mencium pipi suamiku yang masih tertidur pulas di sofa ruang utama.

Sesampainya di rs aku segera pergi keruangan pak direktur untuk meminta izin cuti dihari kamis nanti. Sebenarnya aku males banget bertemu dengan orang yang satu ini,karna dia adalah orang tua yang genit sekali, dia sering sekali menggodaku dengan candaan candaan mesumnya, tetapi demi anakku gilang apapun akan kulakukan.
Aku mempercepat langkahku karna takut orang tua itu pergi dari rs, karna biasanya dia selalu sibuk dan sudah pergi dari rumah sakit sekitar jam 8 pagi.

Setelah sampai aku langsung mengetuk pintu ruangannya.
"Masuuk" katanya.

"Ohh bu lisa, silahkan duduk" akupun duduk disofa yang ada diruangan itu. Oh ya , nama orang tua mesum yang ada didepan ku ini adalah Prasetyo Ahmad, biasa dipanggil pak pras oleh warga di rumah sakit dan usianya sudah menyentuh angka 53 tahun. Aku menyampaikan niatku langsung to the point kepada pak pras tanpa basa basi sama sekali.

"Jadi begini pak, perihal kedatangan saya kesini adalah saya ingin izin untuk mengambil cuti dihati kamis depan, karna ada urusan keluarga yang penting" kataku sesopan mungkin, karna walau bagaimanapun orang tua mesum ini adalah direktur di rumah sakit ini.

"Aduuh kok langsung to the point si bu dokter" balasnya sambil tersenyum

"Jadi bagaimana pak?"

"Sebelumnya saya mohon maaf bu dokter, ibu kan tau sendiri di rumah sakit ini cuman ada 2 dokter spesialis organ dalam, yaitu bu yanti dan ibu sendiri. Nah masalahnya adalah bu yanti kan sedang dikirim oleh rumah sakit ini untuk mengikuti seminar di luar kota. Kalo bu yanti saya beri izin cuti dan tiba-tiba hari itu ada pasien yang kritis dan harus ditangani saat itu juga gimana dong?"
Jawab pak pras panjang lebar dan lagi lagi dia tersenyum diakhir kalimatnya.

"Aduh gimana ya pak"

"Lebih baik jangan cuti bu, karna kalo ada pasien yang meninggal karna ibu ambil cuti gimana? Kan nama rumah sakit ini yang bakal jelek dan bisa saja ibu diberhentikan loh"
jawabnya, mendengar penjelasan pak pras yang memang masuk akal tersebut aku memikirkan Gilang yang pasti bakal kecewa sekali kalau aku nggak jadi datang.
Sepertinya orang tua mesum itu menyadari kalo aku sedang memikirkan sesuatu. Dia beranjak dari sofa singlen yang didudukinya dan berpindah duduk disebelahku.

"Saya sebenarnya bisa ngasih ibu izin, asalkan..." pak pras tidak melanjutkan kalimatnya yang membuat aku penasaran"

"Asalkan apa pak?" Sahutku dengan rasa penasaran.

"Asalkan ibu dokter mau puaskan saya" pak pras mengatakan itu sembari mengelus elus pahaku.
Sekitar 5 detik aku terdiam melamun memikirkan perkataan orang tua mesum itu yang masih mengelus pahaku, malahan sekarang dia mulai berani memasukkan tangannya ke dalam rokku untuk meraba paha bagian dalamku.

Aku tersadar dari lamunanku dan dengan cepat aku menghentikan kegiatan mesum bapak tua itu. segera aku beranjak pergi keluar ruangan meninggalkan pak pras yang masih terdiam di sofa tersebut. Aku berjalan cepat dengan wajah kesal menuju lift untuk turun kelantai tempat ruangan ku berada. Setelah turun dari lift aku masih berjalan cepat tanpa menghiraukan apa yang ada disekitarku sampai akhirnya aku terjatuh karna ternyata disitu ada bayu yang sedang mengepel lantai koridor.

Aku terjatuh dengan posisi lutut yang pertama menghantam lantai, aku teriak karna kesakitan, dengan cepat bayu langsung menolongku untuk berdiri.

"Aduhh, maaf bu maaf" kata bayu

"Ngga, ngga papa , saya yang salah" balasku sambil menahan sakit.

Bayu pun menjulurkan tangannya kepadaku, aku menyambar tangannya itu dan dia menarik tangan ku untuk membantu aku berdiri. Tanganku merangkul bayu untuk mempermudah dia membopongku menuju ruanganku. Saat merangkul bayu , aku merasakan payudaraku menyentuh bagian dada samping bayu, aku yakin dia juga merasakan payudara besarku menyentuhnya, tak apalah sebagai ucapan terimakasih pikirku, hihihi.

Setelah sampai diruanganku, aku duduk disofa dibantu oleh Bayu.

"Apa perlu saya pijitin bu ?" Kata Bayu

"Ngga perlu yu, buatkan saya kopi aja"

"Siap bu dokter"
balasnya

Ketika bayu keluar ruangan untuk membuat kopi, aku melamun kepikiran bagaimana nantinya kalau anakku gilang tau kalo aku nggak jadi datang di acara sekolahnya. Pasti dia kecewa berat dan mungkin marah kepadaku.

"Ini bu, kopinya" bayu datang memecahkan lamunanku.

"Makasih ya" kataku singkat

"Iya bu, saya permisi dulu, semoga cepat sembuh" balasnya sambil meninggalkan ruanganku. Saat bayu ingin menutup pintu ruanganku aku memanggilnya untuk kembali masuk kedalam.

"Eh bay, sini dulu"

"Ada apa bu?"

"Bantu saya ke ruangan pak pras dong"
mau tidak mau aku harus memenuhi permintaan orang tua mesum itu, aku terpaksa meminta bantuan gilang untuk menuju kesana karna kakiku masih belum kuat sekali untuk berjalan jauh.

"Ohh, baik bu" kata Bayu
Dia membopongku menuju lantai atas dimana ruangan pak pras berada. Selama perjalanan keruangan pak pras, payudaraku selalu menyentuh dada samping bayu, apalagi saat di lift, bayu dengan sengaja merapatkan tubuhnya kepadaku, hal tersebut membuat payudara besarku lebih tertekan ke dada bayu. Aku membiarkannya, hitung hitung pemanasan sebelum permainan sebenarnya hihi.

Aku diantarkan bayu sampai masuk kedalam ruangan orang tua mesum itu. Aku dibantu bayu duduk disofa tempatku duduk tadi, setelah itu bayu keluar dari ruangan itu.

"Wah wah ternyata ada yang pengen nih, hahaha" pak pras berbicara seolah melecehkanku sambil tertawa.

"Sini buruan" jawabku sok jutek padahal sebenarnya aku sudah horny sejak dari tadi karna dada bayu yang menyentuh payudaraku.

"Adduhh sabar dong bu dokter, udah ga sabaran aja nih mau digenjot kontol saya" katanya melecehkanku dengan seenaknya saja.

Dia mendekati ku dan langsung mengeluarkan senjatanya yang sudah ngaceng itu dari celana jeans nya. Aku kaget melihat penisnya yang sudah tegak berdiri itu. Bukan kaget karna besarnya, tapi aku kaget karna penis pak tua itu kecil dan pendek sekali. Aku menertawakan penis kecil itu dalam hatiku.

"Nafsu doang yang gede, penisnya kagak" batinku tertawa.

"Buruan isep" bentak pak pras menyuruhku.
Aku tanpa basa-basi mulai menjilati penisnya, kemudian memasukkan penis kecil orang tua mesum itu kedalam mulutku.

Ehmmmmm...ahhhhh...enakhhhh....
Gilaaaakk....enakhhh bangethhhh....
Isep terus dokter lonte....dasar dokter binall....bu dokter lebih cakep kalo lagi nyepong ginihh....ahhhhh...truss buuu dokter...dasar lonte.....nyepong kontol yang bukan suaminya.....ehmmmm


Aku tidak memperdulikan erangan-erangan pak pras yang sudah jelas menghinaku itu, malah aku makin bersemangat menyepong penis kecil itu.

Tak sampai 5 menit aku menyepong penis pak tua itu, dia sudah menunjukkan tanda tanda ingin memuncratkan spermanya.
Dia menghujamkan penisnya dalam dalam kemulutku sambil menahan kepalaku dengan tangannya agar aku tidak bisa melepaskan seponganku.

CROOTTTT......CROOOTTTTT.....CROOTTTT.....

"Telan lis telen"
kata pak tua itu.

Sekitar 4x semprotan spermanya masuk kedalam mulutku, sperma pak tua itu ternyata jumlahnya sangat sedikit sekali, bahkan saat aku menelan spermanya pun seperti tidak ada cairan yang ku telan, mungkin karna sangking sedikitnya sperma direktur rumah sakit itu.

Sesaat setelah memuncratkan spermanya, pak pras langsung tepar di sebelahku.

"walaupun nafsunya sebesar gajah, tapi kekuatannya hanya sekecil semut merah ,baru 5 menit udah tepar hihihi" kataku dalam hati.

Aku bergegas meninggalkan pak pras yang masih tepar di sofa itu, jujur saja saat aku mengoral penis pak pras, aku juga merasa horny, bisa saja aku sudah disetebuhinya jika pak tua itu tidak sangat cepat keluar, tapi apa mau dikata, pak tua itu keluar sangat cepat, bahkan nggak sampai 5 menit hihi.

Aku berusaha menahan dan membuang rasa horny ku jauh-jauh, dan akupun memaksakan diriku untuk berjalan meninggalkan ruangannya dengan masih sedikit terpincang-pincang, Beruntungnya saat keluar dari ruangan itu aku bertemu dengan suster violen yang langsung membantuku menuju ruanganku.

Saat aku didalam ruanganku, aku memijit lututku sendiri dengan minyak yang diberikan oleh suster violen secara perlahan-lahan, setidaknya bisa mengurangi rasa sakitnya, pikirku.
Hampir 30 menit aku memijit lututku, aku merasa sudah agak mendingan, aku sudah bisa berjalan walaupun masih ada pincang sedikit-sedikit.

Hari itu aku hanya memainkan gadgetku didalam ruanganku, sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu ruanganku.

"Masuk" kataku. Ternyata yang mengetuk pintu adalah galuh.

"Ada apa?" Tanyaku

"Pak dion sudah menunggu bu" katanya. Pak dion ini adalah tetangga sekaligus pasienku yang setiap bulannya selalu rutin melakukan check up di rumah sakit ini.

"Ohh, suruh masuk aja" balasku. Aku sedikit heran kenapa pak dion check up lebih cepat dari biasanya. Biasanya dia datang selalu setiap tanggal 18 tapi sekarang masih tanggal 14.

Tak lama kemudian pak dion masuk keruangan ku.

"Pagi bu" sapanya. Seperti biasanya pak dion yang bertubuh kekar itu selalu menyapaku ketika ingin check up, hal itulah yang kusuka dari pak dion, dibalik badan nya yang besar dan kekar pak dion memiliki sikap yang ramah dan tampang yang sedikit maco hehe.

"Pagi pak dion, tumben datengnya cepet"tanyaku

"Iya nih bu dokter, kan sebentar lagi hari kemerdekaan bu, komplek kita juga nantinya mengadakan lomba 17an di tanggal 18 bu ,kebetulan saya panitianya, jadinya saya putuskan dateng lebih cepat aja, gak ngaruh kan bu?"

"Oala komplek kita juga ada lomba toh, kalo kecepatan 4 hari sih ga ngaruh pak dion"
jawabku

'"Ya ada dong bu, bu dokter gimana sih hehe, ibu dokter bakal ikutan kan lomba nya?" Kata pak dion sambil membuka bajunya dan terlihat lah badan kekar nan atletis milik pak dion, walaupun sudah berumur 44 tahun tapi tubuh milik sangat mengagumkan.
Pak dion pun segera tidur di ranjang di ruanganku, karna pak dion sudah sering check up, jadinya tanpa diperintah pun pak dion tau apa yang harus dilakukannya.

"Saya usahakan ikut pak, gak janji loh tapi" jawabku

10 menit berselang check up pak dion selesai, dan dia pamit untuk pulang.

"Saya pulang dulu ya bu,mari" kata pak dion sambil tersenyum

"Iya pak, silahkan" jawabku

Hari itu tidak ada hal yang menarik lagi, dan aku pulang lebih cepat dari biasanya karna hari ini adalah hari jum'at.




BERSAMBUNG
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd