Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku Indira : Istri Ustadz Yang Haus

Om-crywool

Kakak Semprot
Daftar
21 Oct 2021
Post
163
Like diterima
2.074
Lokasi
Atas Perut
Bimabet
Cerita ini merupakan salah satu benang merah dari kisah Dewa Birahi. Saya membuat untuk menyelaraskan dan menuangkan kan dalam kisah yang berbeda. Yang pada nantinya akan bertemu dalam satu titik cerita.
Semoga para suhu disini berkenan dengan salah satu karya yang saya tulis dengan beberapa tambahan ide dari luar. Mohon maaf jika ada kesamaan nama dalam penokohan di kisah ini.

U24fmi4c_t.jpeg
[

Namaku Indira Farashita yang berumur 43 tahun. Aku merupakan istri dari seorang ustadz yang berumur 60 tahun. Haris Firdiansyah. Itu lah nama Suamiku. Usia kami terpaut jauh karena aku dijodohkan oleh kedua orang tua ku. Pada saat aku lulus SMA umur 19 tahun, aku langsung di jodohkan oleh pilihan kedua orang tuaku. Aku sekarang memiliki 2 putra, yang semua nya sekarang sedang kuliah di luar kota. Praktis dalam keseharian aku hampir selalu sendirian, karena suamiku sibuk mengurus pesantren nya dan beberapa kegiatan dakwah lainnya.

Sebagai penceramah dan guru agama yang sukses, suamiku membuka sebuah pesantren di kota kami sejak awal kami menikah, yaitu saat usiaku 19 tahun dan usia suamiku 36 tahun. Walaupun 1 kota tetapi jarak rumah kami dan pesantren cukup jauh. Dalam perjalanan menggunakan motor butuh waktu 1,5 jam. Di rumah kami hanya ada aku dan dua orang pembantu perempuan yang usia nya 50 tahunan.

Di seberang blok rumah kami ada seorang pemuda yang bernama Dewa. Ia saat ini berumur 36 tahun yang sudah berpisah dengan istrinya. Permasalahan berpisahnya mereka konon informasi yang aku dapatkan bahwa istri Dewa selingkuh dengan pria lain. Karena ditinggal kerja di luar pulau oleh Dewa. Permasalahan lainnya entah aku tidak terlalu peduli. Dewa dipekerjakan oleh suamiku untuk membantu pesantrennya dalam bidang IT.

Karena di pesantren ini sangat membutuhkan tenaga dan kemampuannya Dewa dalam menangani program aplikasi pesantren beserta perangkat jaringan internetnya. Tentu saja berlaku juga dalam penanganan hardware komputer dan server. Dewa sangat cerdas dan terampil dalam bidangnya. Dengan tampang yang menarik dengan di hiasi kumis tipis dan bercambang seperti perpaduan orang Arab dan India, bisa di bilang ganteng menurut ku dan ibu ibu di kompleks perumahaan ini atau para pegawai dan satriwati suamiku. Badannya sangat tegap dan kekar dengan tinggi sekitar 175 cm.

Setiap sebulan sekali, suamiku pulang ke rumah selama 1-2 hari. Jadi aku terpaksa tinggal sendirian di rumah ini bersama kedua pembantuku. Letak rumahku ada di pojok kompleks perumahaan ini berhadapan dengan tanah lapang luas yang di tumbuhi berbagai macam tanaman kebutuhan obat tradisional seperti jahe, bawang, pohon asam dan lainnya. Disamping rumah kami ada musholla kecil dan kompleks perangkat kelurahan mulai dari kantor kelurahan dan puskesmas. Sedikit jauh dari pemukiman penduduk lainnya. Tidak heran jika malam hari amat sepi dari kebisingan.

Suatu saat suamiku sedang ke Makassar untuk menghadiri undangan ceramah agama selama 7 hari. Terpaksalah aku tinggal dan ditemani kedua pembantuku lagi. Sebagai wanita normal, aku sebetulnya menginginkan pelukan dan cumbuan hangat dari suamiku. Malam itu, aku tidur sendiri di kamarku yang cukup luas. Aku tak bisa tidur. Gairahku menghentak-hentak. Aku menjadi pusing dan mencoba keluar kamar untuk minum, dengan harapan akan dapat menurunkan gairahku.

Saat sedang meneguk minuman dingin yang baru saja aku ambil dari kulkas. Tiba tiba handphone ku berbunyi. Segera saja aku raih handphone ku dan melihat sejenak siapa gerangan yang menelpon aku tengah malam ini. Dan ternyata Suamiku yang menelpon.

"Assalamualaikum Ma...." salam Suamiku di ujung telepon.

"Iya wallaikumsalam. Ada apa, Pa. Kangen ya ama Mama" rengekku manja.

"Kangennya nanti aja ya, Ma. Ini aku mau bilang kalau Dewa nanti mau ke rumah" ujar Suamiku.

"Ihhhh Papa jahat, koq kangennya nanti sih. Lagian ngapain sih Dewa disuruh ke rumah malam-malam" kembali aku merajuk.

"Iya Mama Sayangku. Kangennya ditahan dulu sampai Papa pulang ya. Dewa aku suruh untuk mengupload beberapa file di website. Lah file nya Papa lupa masih ada di komputer rumah. Besok sore Pengurus Pusat Kajian Dakwah mau lihat desain filenya. Kalau bagus akan menjadi proyek percontohan se Indonesia" kembali suara Suamiku diujung telepon.

"Loh artinya Dewa mau begadang di rumah kita gitu, Pa" sahutku sembari kurasakan puting susuku mengeras menyebut nama Dewa yang akan begadang di rumahku. Kembali gairahku tiba tiba memuncak.

"Iya, Ma. Sudah gitu aja Papa mau lanjut istirahat dulu, agar bisa tahajud nanti. Karena besok pagi Papa harus mulai ceramah lagi. Assalamualaikum" buru buru telepon ditutup oleh Suamiku.

"Waallaikumsalam" jawabku sambil meremas susu kiri dengan tangan kiriku. Dimana aku yang sedang mau tidur hanya mengenakan daster dan tanpa BH. Karena bagiku lebih nyaman tanpa BH. Bisa bebas bergoyang bebas dengan aduhai indahnya.

pxD1C4gc_t.jpeg
 
Cerita ini merupakan salah satu benang merah dari kisah Dewa Birahi. Saya membuat untuk menyelaraskan dan menuangkan kan dalam kisah yang berbeda. Yang pada nantinya akan bertemu dalam satu titik cerita.
Semoga para suhu disini berkenan dengan salah satu karya yang saya tulis dengan beberapa tambahan ide dari luar. Mohon maaf jika ada kesamaan nama dalam penokohan di kisah ini.

U24fmi4c_t.jpeg
[

Namaku Indira Farashita yang berumur 43 tahun. Aku merupakan istri dari seorang ustadz yang berumur 60 tahun. Haris Firdiansyah. Itu lah nama Suamiku. Usia kami terpaut jauh karena aku dijodohkan oleh kedua orang tua ku. Pada saat aku lulus SMA umur 19 tahun, aku langsung di jodohkan oleh pilihan kedua orang tuaku. Aku sekarang memiliki 2 putra, yang semua nya sekarang sedang kuliah di luar kota. Praktis dalam keseharian aku hampir selalu sendirian, karena suamiku sibuk mengurus pesantren nya dan beberapa kegiatan dakwah lainnya.

Sebagai penceramah dan guru agama yang sukses, suamiku membuka sebuah pesantren di kota kami sejak awal kami menikah, yaitu saat usiaku 19 tahun dan usia suamiku 36 tahun. Walaupun 1 kota tetapi jarak rumah kami dan pesantren cukup jauh. Dalam perjalanan menggunakan motor butuh waktu 1,5 jam. Di rumah kami hanya ada aku dan dua orang pembantu perempuan yang usia nya 50 tahunan.

Di seberang blok rumah kami ada seorang pemuda yang bernama Dewa. Ia saat ini berumur 36 tahun yang sudah berpisah dengan istrinya. Permasalahan berpisahnya mereka konon informasi yang aku dapatkan bahwa istri Dewa selingkuh dengan pria lain. Karena ditinggal kerja di luar pulau oleh Dewa. Permasalahan lainnya entah aku tidak terlalu peduli. Dewa dipekerjakan oleh suamiku untuk membantu pesantrennya dalam bidang IT.

Karena di pesantren ini sangat membutuhkan tenaga dan kemampuannya Dewa dalam menangani program aplikasi pesantren beserta perangkat jaringan internetnya. Tentu saja berlaku juga dalam penanganan hardware komputer dan server. Dewa sangat cerdas dan terampil dalam bidangnya. Dengan tampang yang menarik dengan di hiasi kumis tipis dan bercambang seperti perpaduan orang Arab dan India, bisa di bilang ganteng menurut ku dan ibu ibu di kompleks perumahaan ini atau para pegawai dan satriwati suamiku. Badannya sangat tegap dan kekar dengan tinggi sekitar 175 cm.

Setiap sebulan sekali, suamiku pulang ke rumah selama 1-2 hari. Jadi aku terpaksa tinggal sendirian di rumah ini bersama kedua pembantuku. Letak rumahku ada di pojok kompleks perumahaan ini berhadapan dengan tanah lapang luas yang di tumbuhi berbagai macam tanaman kebutuhan obat tradisional seperti jahe, bawang, pohon asam dan lainnya. Disamping rumah kami ada musholla kecil dan kompleks perangkat kelurahan mulai dari kantor kelurahan dan puskesmas. Sedikit jauh dari pemukiman penduduk lainnya. Tidak heran jika malam hari amat sepi dari kebisingan.

Suatu saat suamiku sedang ke Makassar untuk menghadiri undangan ceramah agama selama 7 hari. Terpaksalah aku tinggal dan ditemani kedua pembantuku lagi. Sebagai wanita normal, aku sebetulnya menginginkan pelukan dan cumbuan hangat dari suamiku. Malam itu, aku tidur sendiri di kamarku yang cukup luas. Aku tak bisa tidur. Gairahku menghentak-hentak. Aku menjadi pusing dan mencoba keluar kamar untuk minum, dengan harapan akan dapat menurunkan gairahku.

Saat sedang meneguk minuman dingin yang baru saja aku ambil dari kulkas. Tiba tiba handphone ku berbunyi. Segera saja aku raih handphone ku dan melihat sejenak siapa gerangan yang menelpon aku tengah malam ini. Dan ternyata Suamiku yang menelpon.

"Assalamualaikum Ma...." salam Suamiku di ujung telepon.

"Iya wallaikumsalam. Ada apa, Pa. Kangen ya ama Mama" rengekku manja.

"Kangennya nanti aja ya, Ma. Ini aku mau bilang kalau Dewa nanti mau ke rumah" ujar Suamiku.

"Ihhhh Papa jahat, koq kangennya nanti sih. Lagian ngapain sih Dewa disuruh ke rumah malam-malam" kembali aku merajuk.

"Iya Mama Sayangku. Kangennya ditahan dulu sampai Papa pulang ya. Dewa aku suruh untuk mengupload beberapa file di website. Lah file nya Papa lupa masih ada di komputer rumah. Besok sore Pengurus Pusat Kajian Dakwah mau lihat desain filenya. Kalau bagus akan menjadi proyek percontohan se Indonesia" kembali suara Suamiku diujung telepon.

"Loh artinya Dewa mau begadang di rumah kita gitu, Pa" sahutku sembari kurasakan puting susuku mengeras menyebut nama Dewa yang akan begadang di rumahku. Kembali gairahku tiba tiba memuncak.

"Iya, Ma. Sudah gitu aja Papa mau lanjut istirahat dulu, agar bisa tahajud nanti. Karena besok pagi Papa harus mulai ceramah lagi. Assalamualaikum" buru buru telepon ditutup oleh Suamiku.

"Waallaikumsalam" jawabku sambil meremas susu kiri dengan tangan kiriku. Dimana aku yang sedang mau tidur hanya mengenakan daster dan tanpa BH. Karena bagiku lebih nyaman tanpa BH. Bisa bebas bergoyang bebas dengan aduhai indahnya.

pxD1C4gc_t.jpeg
Lanjuuuut gass
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd