Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Aku Jadi Pengantin Muridku

Part 2
Awal Mula Menjadi Guru Les Pribadi​

Suatu hari, aku mendapat panggilan dari sebuah keluarga yang ingin agar aku mengajar les anak tunggal mereka. Mereka menawarkan gaji yang bagiku amat tinggi dan kurasa cukup untuk membiayai kehidupanku di Jakarta. Tanpa pikir panjang lagi, segera kuterima tawaran keluarga itu, dan kami setuju bahwa aku akan mulai mengajar anak mereka besok sore harinya sepulang kuliah. Esok harinya, aku pun datang untuk mulai mengajar murid baruku itu. Sesampainya di rumah itu, aku tertegun melihat arsitektur rumah itu yang seperti sebuah istana yang dilengkapi taman hijau dan dikelilingi pagar terali yang tinggi. Dibandingkan dengan rumahku di daerah yang hanya ¼ luas rumah itu, apalagi tempat kosku yang kecil dan sumpek, tentu saja memiliki rumah seperti ini sudah menjadi impianku sejak kecil.
DING-DONG!! Kutekan bel pintu di sebelah pagar rumah itu.
"Siapa?" terdengar suara wanita di Interkom yang terletak di samping bel pintu itu.
"Saya Erina, guru les privat anak anda yang baru!" jawabku
"Oh, Erina! Ayo, silakan masuk!"
Tiba-tiba, gerbang terali rumah itu terbuka. Aku pun segera masuk kedalam. Pintu garasi itu terbuka dan keluarlah seorang wanita paruh baya, usianya sekitar 40-an tahun. Dari penampilannya yang necis seperti seorang business-woman, sudah jelas bahwa ia adalah pemilik rumah ini. Wanita itu segera menyambut kedatanganku.
"Halo, Erina! Bagaimana kabarnya?"
"Baik-baik saja bu. Anda Bu Diana? Ibu Rendy?" tanyaku dengan sopan.
"Ya, betul! Ayo masuk, kita bicara didalam!" ujarnya mempersilahkanku masuk
Sambil menuju ke ruang tamu, kami berbincang-bincang sejenak. Dari situ aku tahu bahwa bu Diana adalah pemilik Bridal Studio ternama di Jakarta sekaligus seorang desainer gaun pengantin yang sering pergi ke luar negeri untuk melihat pameran-pameran di luar negeri. Bahkan, di rumahnya banyak terpajang piala penghargaan bagi desainer di pameran luar negeri. Sementara suaminya adalah kepala cabang sebuah bank multinasional yang saat ini tinggal di Jerman. Maka ia hanya tinggal berdua saja dengan anaknya di rumah itu. Seringkali anaknya dititipkan ke kerabatnya apabila bu Diana hendak pergi ke luar negeri. Aku pun dipersilahkan untuk menunggu di ruang tamu sementara bu Diana mengambilkan minuman untukku. Aku hanya terpaku melihat hiasan-hiasan indah di rumah itu. Rasa-rasanya, harga salah satu hiasan patung ataupun lukisan itu cukup untuk membiayai uang kuliahku untuk satu semester.
"Hayo, kok malah melamun?" aku dikagetkan oleh suara bu Diana yang segera menyajikan segelas es sirop untukku.
"Eh.. tidak.. maaf, Bu!" aku tergagap salah tingkah, namun bu Diana hanya tersenyum melihatku. Bu Diana segera duduk di sofa ruang tamu di depanku.
"Nah, Erina. Kamu akan mengajar Rendy mulai hari ini. Ibu harap kamu bisa memperbaiki nilai-nilainya di sekolah."
"Baik bu. Saya akan berusaha sebaik mungkin."
"Saya senang melihat semangatmu. Tapi apa kamu tahan menghadapi anak-anak nakal?"
"Memangnya ada apa, bu?" tanyaku penasaran
"Rendy sekarang duduk di kelas 3 SMA usianya tahun ini 17 tahun. Kamu tahu, itu masa yang rawan bagi anak remaja. Nilai Rendy terus menurun, ia lebih sering menghabiskan waktunya buat bermain dengan temannya atau menonton di kamarnya." Bu Diana tampak menghela napas.
"Tenang saja, bu. Saya akan berusaha untuk membuatnya belajar. Saya yakin, nilai Rendy pasti akan segera membaik."
"Bagus. Kinerjamu akan dinilai lewat nilai-nilai ujian semester pada Juni ini."
"Berarti, 5 bulan dari sekarang?"
"Benar. Tunggu sebentar ya, Erina? Ibu akan memanggil Rendy dulu."
Rendy
Aku mengangguk menyetujui. Bu Diana lalu beranjak pergi ke lantai atas. Tak lama kemudian, Bu Diana turun beserta seorang anak laki-laki. Wajah anak itu tidak bisa dibilang tampan, menurutku. Tubuhnya kurus dan termasuk tinggi untuk anak seusianya, bahkan lebih tinggi dariku. Tapi mukanya yang tampak masam saat melihatku yang duduk di hadapannya, dari wajahnya sudah terlihat ia seorang yang nakal dan bermasalah.
"Ayo, beri salam ke Kak Erina! Mulai hari ini dia yang akan menjadi guru privatmu!"
"Rendy." Anak itu tampak acuh dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman denganku.
"Erina, salam kenal!" Aku berusaha tersenyum sambil membalas uluran tangannya.
"Baiklah, ayo antar kak Erina ke kamarmu dan mulai belajar!" perintah bu Diana, yang hanya dijawab oleh gerutuan dari Rendy. Aku tersenyum dan mengikuti Rendy ke kamarnya. Sejak hari itu, aku mulai mengajari Rendy sebagai guru privatnya.
 
Cerita ini akan kita update tiap hari pada waktu malam hari,jika gak ada halangan yah gan,pantengin terus ceritanya dan nantikan update" seru lainnya
 
Terima kasih atas saran dan kritiknya semua,emang ini cerita lama tahun 2014 dan ini aku baru berkesempatan untuk melanjutkan tread ini... Nantikan terus kelanjutannya yah para pembaca yang setia :alamak:
 
Nyimak hu..
Selama part re-upload update tiap hari ya hu.. hekekek
Oiya, bila berkenan aku mau kasih masukan hu, penyajiannya sedikit diperbaharui, memenggal paragraf yang terlalu panjang dan memisahkan percakapan. Biar lebih syahdu dibaca sambil coli. Ehh
:bata:
:ampun:
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Nyimak hu..
Selama part re-upload update tiap hari ya hu.. hekekek
Oiya, bila berkenan aku mau kasih masukan hu, penyajiannya sedikit diperbaharui, memenggal paragraf yang terlalu panjang dan memisahkan percakapan. Biar lebih syahdu dibaca sambil coli. Ehh
:bata:
:ampun:
Ini aku copy dari cerita lama ajah,nanti di update" yang masih jauh berikutnya akan di perbagus lagi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd