Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Aku Masih Hijau

begawan_cinta

Guru Semprot
Daftar
27 Oct 2023
Post
548
Like diterima
9.350
Bimabet


Aku Masih Hijau



DARI sejak kecil aku hidup bersama pembantu. Mandi, dimandikan pembantu. Makan, disuapi pembantu. Tidur, bersama pembantu. Buang air besar, diceboki oleh pembantu. Main, bersama pembantu. Antar jemput sekolah dilakukan oleh pembantu, dan yang tidak bersama pembantu hanya belajar atau mengerjakan PR, karena aku cukup pintar di sekolah.

Seperti diketahui, pembantu juga bisa resign dan pindah bekerja di tempat lain. Demikian juga pembantu di rumahku.

Entah berapa kali sudah aku pindah tangan diurus oleh pembantu, dan yang sekarang ini sewaktu aku sudah sekolah di SMA kelas 12, adalah pembantu yang bernama Listi, umurnya 25 tahun yang dibawa oleh nenek, karena pembantu sebelumnya minta keluar berhubung suaminya yang diabetes harus nginap di rumah sakit.

Penyakit suaminya sudah cukup parah. Ginjalnya sudah rusak dan suaminya harus cuci darah (hemodialisa, istilah kedokterannya).

Aku terpaksa harus menyesuaikan diri dengan pembantuku yang baru ini. Tetapi berhubung aku sudah dewasa dan sudah bisa hidup mandiri, aku sudah tidak terlalu banyak menggantungkan hidupku pada Mbak Listi, demikian aku memanggilnya.

Di kamarku aku bisa nonton video porno. Tidak usah hidup sok sucilah teman, apalagi hidup tanpa pengawasan orangtua. Cuma saja aku belum berani mempraktekkan apa yang aku tonton. Aku melampiaskannya hanya dengan onani.

Pagi itu aku bangun tidur ingin kencing, tetapi kamar mandi sedang dipakai oleh Mbak Listi.

Lalu aku pergi ke dapur ingin masak mie instan. Mbak Listi yang sudah selesai mandi datang ke dapur. "Sini, aku yang masakin, Ko." kata Mbak Listi memanggil namaku, karena aku bukan keturunan priyayi yang harus dipanggil dengan 'Den', apalagi hidup di zaman sekarang ini yang sudah serba 'instan' panggilan 'Den' sudah tidak berlaku.

Aku melepaskan pekerjaanku memasak mie instan pada Mbak Listi, kemudian aku pergi ke kamar mandi.

Masuk ke kamar mandi, mataku langsung menabrak BH dan celana dalam Mbak Listi yang tergantung di kapstok.

Mula-mula aku biasa-biasa saja melihatnya, tetapi sambil kencing terbayang olehku video porno yang pernah kutonton.

Seorang laki-laki bertelanjang bulat menjilat vagina seorang wanita cantik yang juga bertelanjang bulat. Slupp... slupp... slupp... betapa nikmatnya vagina itu dijilat.

Akupun ingin mengetahui bagaimana sebenarnya aroma vagina itu. Pasti aroma vagina Mbak Listi ketinggalan di celana dalamnya.

Selesai kencing, aku turunkan celana dalam Mbak Listi dari kapstok. Celana dalam Mbak Listi jelek dan sudah kumal.

Di selangkangannya terdapat warna kecoklatan dan basah. Yang basah itu ternyata lendir dan baunya, hmmm... begitukah bau vagina?

Baunya amis, bercampur bau pesing dan bau asem.

Kenapa laki-laki suka dengan bau vagina seperti itu, atau vagina sesudah dibersihkan baru dijilat? Beribu pertanyaan timbul di pikiranku waktu itu...

Beberapa hari kemudian Mami sakit, Mami tidak masuk kerja. Sepulang aku dari sekolah, setelah aku meletakkan tas sekolahku di kursi ruang tamu, aku langsung pergi ke kamar Mami, dan aku langsung terkejut melihat punggung Mami yang sedang dikerik oleh Mbak Listi.

Mami tidak memakai BH, dadanya telanjang. Ohhh... astagaaa... meskipun aku berdiri di depan pintu kamar, Mami tidak menutup teteknya yang telanjang. Inilah pertama kali aku melihat payudara wanita secara nyata dan real.

Penisku tegang, aku terangsang. Maka itu aku tidak ingin cepat-cepat pergi dari depan pintu kamar Mami.

"Kalau sudah lapar, makan sana..." suruh Mami. Mami bukan mengusir aku. "Mami sakit gara-gara telat makan kemarin..." kata Mami.

Malah aku melepaskan sepatuku dan kaos kakiku, masuk ke kamar Mami, duduk di depan Mami, Mami tidak menutupi teteknya yang telanjang.

"Sakit nggak sih Mi, dikerik begitu?" tanyaku, karena belum pernah dikerik. Jika aku sakit, biasanya aku dibawa ke dokter, bukan dikerik.

"Nggak..." jawab Mami sambil kucuri pandang teteknya yang montok, putingnya besar berwarna hitam, sehingga membuat aku semakin terangsang saja, karena aku duduknya cukup dekat di depan Mami kira-kira hanya sekitar 1 meter.

"Tapi gak parah kan sakitnya, Mi...?"

"Nggak, sayang. Mudah-mudahan besok Mami sudah bisa kerja lagi..." jawab Mami. "Sana, tukar pakaian..."

Aku pergi dari kamar Mami untuk menukar pakaian seragam sekolahku.


♡♡♡♡♡
 

Selesai aku menukar pakaian dengan celana pendek dan kaos oblong, aku pergi lagi ke kamar Mami. Mami sudah selesai dikerik, tetapi Mami tidak langsung memakai pakaian, walaupun Mbak Lesti sudah pergi dari kamar.

"Mami jangan kerja lagi..." kataku. "Cari duit kan nggak ada habis-habisnya..."

"Ya, sayang... kamu rindu sama Mami, ya..."

"Iyalah Mi, masa setiap hari sama pembantu sejak aku masih kecil...?" jawabku.

"Kasihan anak Mami..." kata Mami. "Sini, Mami peluk..."

Mami memeluk aku dengan bertelanjang dada. Hmmm... teteknya yang menindih dadaku... membuat irama jantungku berdetak nggak karuan-karuan... aliran darahku berdesir-desir... dari jantung ke ubun-ubun, dari ubun-ubun ke jantung, begitu cepat alirannya terasa.

Cupp...

Mami mengecup bibirku. "Sudah ya, sayang... Mami pakai baju dulu..." kata Mami.

Kemudian Mbak Lesti masuk ke kamar membawakan jamu yang sudah diseduh untuk Mami.

♡♡♡♡♡

Aku menunggu Mami memakai pakaian. Mami memakai kimono, lalu celana pendek dan celana dalamnya dilepaskan. Setelah itu, Mami minum jamu.

"Mau ikut Mami baring, sayang?" Mami bertanya padaku.

Mami berbaring duluan di tempat tidur. Aku berikutnya.

Lalu Mami mendorong kepalanya ke ujung ranjang. Mami memeluk aku, dan sewaktu aku memiringkan tubuhku menghadap Mami, wajahnya berhadapan tepat dengan belahan payudaranya.

Aku mencium belahan payudara Mami.

"He.. he..." Mami tertawa. "Mau nenen ya, sayang? Dulu waktu kamu masih kecil, kamu gak minum ASI Mami, kamu anak sapi..." kata Mami sambil mengeluarkan sebelah teteknya dari balik kimononya. "Nih..." ujar Mami menyodorkan puting susunya ke depan mulutku.

Aku yang sudah hampir meninggalkan bangku SMA beberapa bulan lagi bukan belum bisa berpikir logis. Menurutku, sewaktu Mami mendorong kepalanya ke ujung ranjang, itu sudah merupakan kesengajaan supaya puting payudaranya gampang diraih oleh mulutku, apalagi aku mencium belahan payudaranya, merupakan kesempatan bagi Mami untuk memberikan susunya padaku.

Aku yang masih hijau tentang masalah seks ini, langsung saja menghisap puting susu Mami yang terasa keras-keras kenyal di mulutku.

"Sssttth... mmhhh... pelan-pelan saja, sayang..." kata Mami sambil tangannya mengelus rambutku. "Sssttth... oohhh.... mmmhh..."

Tak berapa lama kuhisap susu Mami, Mami menurunkan tangannya menggaruk pahanya dan pada saat yang sama, tangan Mami terasa menyenggol penisku yang tegang di dalam celanaku.

"He.. he.. keras, sayang... kamu terangsang, ya?" tanya Mami.

"Ya Mi." jawabku dengan puting masih berada di dalam mulutku.

Lalu Mami menurunkan celana pendekku bersama celana dalamku hingga penisku terpental keluar, kemudian penisku dipegang Mami.

Setelah itu kepala penisku seperti diselipkan Mami ke sebuah belahan. "Balik..." suruh Mami mendorong tubuhku. "Kamu di atas..."

Aku menurut, tanpa membantah. Setelah aku berada di atas tubuh Mami, dengan kaki Mami mendorong pantatku, slleeppp...

Saat itu aku baru sadar sewaktu aku merasa penisku masuk ke sebuah lubang yang basah. "Mi... kenapa begitu?"

"Maaf sayang, Mami minta. Boleh kan?"

Tadi aku sudah bilang bahwa aku masih hijau, apalagi kemudian penisku masuk ke lubang vagina Mami rasanya hangat-hangat nikmat, apakah aku masih sanggup menolak permintaan Mami dan lagi pula Mami menguluarkan kedua teteknya di depanku?

Sewaktu kaki Mami mendorong-dorong pantatku sehingga penisku keluar-masuk menggesek-gesek lubang vaginanya membuat aku semakin melayang tinggi dalam kenikmatan birahi, tidak terbendung lagi, otomatis kutekan penisku dalam-dalam ke lubang vagina Mami, "Oooohhh.... Miii...iiii... ooohh..." erangku.

"Keluarkan semuanya, sayang... jangan ditahan..." suruh Mami sambil kedua kakinya memeluk pantatku dengan erat, sementara air maniku keluar di dalam vahinanya.

Crrrooottt.... crrrooottt... crrrooott... sungguh nikmat, kalah semua kenikmatan yang sudah pernah kurasakan selama ini di hidupku, crroottt... crrottt... crroott.... crroottt.... crroott...

Aku seperti dibawa melayang terbang tinggi, meskipun akhirnya aku harus malu mendapati tubuh Mami yang telanjang di depanku dengan penisku yang masih menyumbat di lubang sanggamanya.

Bermimpikah aku?

Rasanya tidak!

"Lain kali boleh lagi, Mi...?"

"Boleh, tapi jangan cerita sama Listi, ya...?"

Hari-hari selanjutnya membuat aku semakin sering nonton video porno untuk mempelajari cara-cara bersetubuh meski 2 bulan lagi aku harus menghadapi Ujian Nasional dan Test Masuk Perguruan Tinggi yang telah kupilih jurusannya, yaitu jurusan Tehnik Geologi.

♡♡♡♡♡
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd