Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Aku penafsu dan keponakanku yang pemalu

UPDATE




Ivan terbangun, aku kikuk setengah mati. Aku langsung pura-pura sedang mencari sesuatu di dekat lemari bajunya. Ia keheranan melihatku. "Teh lagi ngapain?" Ia bertanya sambil mengucek-ngucek matanya. Lalu ia tersadar bahwa melhat tonjolan di boxernya. Lalu dengan reflek ia menutup dengan selimutnya. Aku tersenyum, sangat lucu sekali pikirku.

"Emh ini teteh lagi nyari baju teteh yang tadi distrika gak ada, siapa tahu kemasukkin ke lemari kamu". Ivan terbengong-bengong melihat tingkahku. Ia segera berdiri hendak membantu mencarikan baju ku yang hanya fiktif belaka.

Kami mengeluarkan beberapa tumpukan baju. Lalu sikunya menyenggol payudara ku tanpa sengaja. Muka Ivan terlihat memerah lalu dengan gugup ia meminta izin kepadaku untuk ke dapur karena haus. Aku dengan sengaja melihat jauh ke dalam matanya. Seolah aku berbicara untuk kesenangan dan nafsuku terhadap Ivan. Ia terus membuang mukanya dan melirik kan matanya kearah lain.

Aku masukkan kembali baju-baju Ivan yang telah kami keluarkan. Lalu ketika tumpukkan terakhir aku melihat seonggok kain yang agak lecek dan berwarna ungu muda terhimpit di antara baju dan celana Ivan. Kuperhatikan dan kuambil dan aku kaget sekaligus tersenyum bahwa itu adalah celana dalamku. Celana dalam bekas pakai ku lebih tepatnya. Masih terlihat noda selangkanganku dibagian memeknya, dan masih belum dicuci. Aku heran mengapa Ivan mencuri celana dalamku? Mungkinkah saking pemalunya ia hanya melampiaskan nafsunya terhadap celana dalam ku?

Selagi Ivan di dapur. Aku kembali mengubek-ubek lemarinya untuk mencari hal-hal lain yang ingin ku ketahui tentang Ivan. Tapi tidak kutemukan. Hanya celana dalam itu. Dan aku kembali simpan celana dalam itu. Kuambil keranjang kotor tempat Ivan menyimpan baju kotor nya, ku ambil celana dalam bekas Ivan sebagai gantinya kini aku yang mencuri celana dalamnya berwarna putih dan agak tipis. Ivan lumayan lama di dapur. Lalu aku pergi meninggalkan kamar Ivan.

Nafsuku harus selesai. Aku masih bingung menemukan cara agar Ivan mengerti menggunakan penisnya untuk mencocok memekku. Memenuhi memekku dengan batangnya yang berurat. Memeluk tubuhku dengan badannya yang tegap. Dan meremas kedua payudaraku dengan tangannya yang kekar. Aku tak tahan lagi. Aku harus menemukan cara agar ia tak lagi menjadi pemalu. Tetapi lelaki yang perkasa dan mau menindih tubuhku kala aku kesepian. Dan hal ini tentu cukup Ivan mau untuk jadi tidak pemalu lagi. Jika sudah menggunakan tubuhku untuk melampiaskan hasratnya, bukan pada celana dalam lagi.

Tetapi ternyata aku tak menemukan cara. Kuintip Ivan didapur tempat ia minum, kulihat ia sedang mengemil makanan ternyata. Kugenggam celana dalamnya di tanganku. Masih tak kutemukan cara. Kubuka celana dalam ku yang masih terlihat garis ditengah tempat memekku disimpan, noda dan air memekku sudah kumayan mengering. Ku buka lalu kusimpan diatas mesin cuci di lorong antar ruang tamu dan dapur. Kutinggalkan berharap Ivan dapat menemukannya.

"Van teteh tidur lagi ya, baju nya gak ketemu, entar aja, oiya celana dalam teteh kok ada di lemari mu? Kebawa ya? Entar balikkin lagi ke mesin cuci ya!" Aku berteriak seakan sara ku dari kejauhan. Nampaknya Ivan kaget dan menghentikan kunyahan cemilannya. Aku dengan sigap bersembunyi di kamar mandi dekat mesin cuci itu berasal. Ivan dengan buru-buru minum lalu menjawab "Iya teh tidur aja duluan, itu celana dalam teteh kemasukkin kali soalnya kecampur baju kotor sama bersihnya yang aku sama yang teteh". Ia terlihat canggung waktu melangkah. Aku mengintipnya dari pintu kamar mandi itu. Sengaja tak kujawab lagi teriakan Ivan. Kini aku fokus mengamati celana dalamku. Celana dalam Ivan masih kugenggam.

Kuperhatikan dalam gelapnya kamar mandi ini. Ivan sedang mematikan lampu dapur. Sedang lampu ruangan tamu masih menyala agak redup. Jadi bisa kulihat samar-samar ia sedang berjalan lalu membuka bajunya karena mungkin kegerahan. Ia perlahan berjalan menuju kamar mandi tempat aku mengintip. Aku semakin deg-degan mungkin ia hendak buang air kecil. Tapi kalau ia masuk? Habislah sudah rencanaku.

Ketika ia berhadapan dengan pintu kamar mandi. Ia tak langsung masuk, ia berdehem dan kembali mengambil air minum. Ya hari ini cukup panas sehingga orang gampang kehausan. Tetapi ketika melewati mesin cuci itu ia dengan mata celingukan mendekati celana dalam itu. Melihat kesekeliling lalu dengan sigap mengambil celana dalamku yang berwarna hijau muda dengan bunga dibagian tengahnya. Ivan menghirupnya dalam-dalam. Aku terangsang kembali. Ivan seolah menyiksaku. Atau aku yang menyiksa diriku sendiri? Karena sengaja mengintip adegan ini.

Aku sebagai wanita punya harga diri dan gengsi berlebih jika aku minta duluan pada Ivan untuk bersetubuh, aku jujur tak mau dianggap murahan dan tidak ingin dijadikan hanya pelampiasan Ivan saja. Aku biarkan ini berjalan dengan seperti ini sendirinya saja.

Ivan mendekatkan celana dalamku ke hidungnya sambil menghirupnya dengan keras, sehingga dengusan nafasnya terdengar olehku dibalik kegelapan ini. Lalu ia berjalan mendekati pintu kamar mandi. Jantungku berdebar semakin kencang. Selagi ada waktu aku menghindar dari pintu dan semakin bersembunyi ke dekat sumur yang ada dalam kamar mandi ini. Gelapnya ruangan semoga tak membuatku kelihatan. Ada tumpukkan ember dan macam-macam bak plastik yang dapat menyembunyikanku juga sumur yang lumayan tinggi dan lebar jaddi aku bisa bersembunyi disana.

Ivan masuk terdengar decitan suara pintu kamar mandi. Ia memegang celana dalamku, aku tak mau kalah kugenggam dan kuhirup juga celana dalam Ivan. Berbau menyenangkan dan menyengat sebab keringat dari lelaki dewasa. Aku semakin melonjak. Ia hidupkan lampu kamar mandi. Beruntungnya lampu yang redup. Jadi aku masih tidak kelihatan olehnya. Aku semakin ke pojok sumur besar ini.

Ia mulai menggosok penisnya. Ia menciumi celana dalam itu dibagian pantat dan memekku. Ia terpejam dan memanggil namaku. Aku heran sekaligus senang. Kulakukan hal yang sama aku menggosok memekku dan menghirup celana dalam Ivan. Aku colmek sambil melihat Ivan coli sungguh menyenangkan dan menegangkan sekali. Ia hampir sampai. Kuperlahan menggosok memekku supaya tak terdengar beceknya. Ia semakin kencang mengocoknya, semakin kencang, semakin kencang, lalu aku semakin tak tahan ku gosok terus itilku dengan hati-hati. Ivan menjerit "YUI!!!!!!!!" "Aaaaaaaaahhahhhhhhhhhhhh". Aku mengigt baju ku hampir sampai lalu ingin juga aku memanggil namanya. Ku jepit tanganku ku jepit itilku. Aku sampai. Lemas dan terasa melayang, lega rasanya.

"Ivan!" Bentak seseorang yang masuk melalui pintu kamar mandi. Agak gelap, Ivan kaget rupanya ia lupa mengunci pintunya. Seseorang masuk dan Ivan menghentikan aktivitasnya. Aku menutup mulutku ketakutan.
 
Bimabet
Akhir-akhir ini aku sering berkaca menampakkan diriku di kamar dan melihat lekuk tubuh ku dan lingkar dadaku. Aku mulai tumbuh dewasa dan senang nya melihat semua perubahanku semakin sempurna.

Namaku Yui Aku sudah lulus sekolah dan hendak mencari pekerjaan. Seiring bertambahnya usia. Aku sering menghabiskan waktu untuk membaca majalah porno dan buku stensil yang ku dapatkan dari tukang koran bekas, kubeli seusai pulang dari pasar dan kusimpan rapat-rapat kusembunyikan dibawah kasurku. Jika membelinya aku beralasan disuruh pamanku dengan kode "Membeli Unyil"

Aku tinggal di rumah bibi, adik dari ibu ku. Ia tergolong orang yang mampu untuk aku tinggali untuk sekadar menetap sementara untuk aku mencari kerja. Karena aku menumpang dirumahnya, aku bantu-bantu untuk mengurangi pekerjaan dirumah itu yang selalu sibuk sekali dengan urusan mereka masing-masing.

Aku masih tergolong polos untuk hal yang berbau seks, aku rasa ini terlalu tabu. Di kampung ku. Wanita menanyakan tentang edukasi dan bagaimana cara reproduksi adalah hal yang aneh dan tabu. Aku mulai membaca majalah porno dan stensil semenjak keinginan tahuanku tentang persetubuhan dan bagaimana menggunakan organ wanita ku ketika aku dewasa dan menginginkan kehangatan.

Selain bantu-bantu rumah. Aku menjaga keponakan ku yang hampir seumuranku. Bedanya ia masuk ke perguruan tinggi, aku hendak mencari kerja atau tidak melanjutkan sekolah lagi. dan lucunya meskipun ia sudah dewasa masuk ke semester 5 di kuliahnya. Ia sering minta nenen kepadaku. Karena dikira aku bisa menyusuinya. Mungkin karena kurangnya kasih sayang ibunya padanya ketika kecil. Dan tentunya aku malu dan melihat ia dewasa tapi masih berkelakuan anak kecil juga karena dada ku yang lumayan sedang tumbuh-tumbuhnya bagi seumuran ku.

Disuatu minggu aku sedang di kamarku membaca stensilan itu. Kubaca dalam posisi menelungkup. Cerita tentang hubungan sedarah Tante dan keponakannya. Aku terangsang sekali sampai ku sentuhkan bibir memekku ke kasur. Ku genjot perlahan kasur yang diotakku terus terlihat visual yang diceritakan buku tersebut. Aku sangat terangsang tapi tak tahu bagaimana cara menyelesaikan nya.

Aku menoleh ke belakang dan kulihat Ivan terdiam sedang melihat aku dan celana tidurku terbuka sampai paha dan menindih buku bergambar kemaluan laki-laki sedang ku gesek-gesek dan basah. Ia bengong.

"Heh sedang ngapain kamu kok gak gedor pintu?" Aku kaget. Ia menjawab "Teteh ngapain? Itu ih memeknya kelihatan"
Aku menutup pantat ku dengan bantal "Husss" untuk mengalihkan perhatian nya. Karena ivan sedang sakit dan ia hendak minta dilap badannya karena belum bisa mandi badannya masih lemas dan panas. Lalu aku mengelap badannya karena hari sudah sore.

Kulucuti pakiannya. Aku pun sama. Kututup dada dan vagina ku. Ivan memperhatikan ku dengan mata nanar. "Hey lihat apa kamu? Sini ambil gayung".

Karena aku gerah aku menyabuni badanku duluan. Ku pakai pembersih muka ku. Waktu hendak membilas nya. Kirasakan ada sesuatu yang hangat memelukku dari depan. Aku kaget ivan memelukku ternyata. Aku tak tahu apa maksudnya. Tapi kulihat penisnya bergerak-gerak di bawah sana.

Aku tersenyum. Lalu kumarahi "Gak sopan ya kamu sama teteh, mesum ya kamu hayoh bilangin mama". Ivan langsung mendudukan muka nya. Aku kasihan. Karena tadi pun aku sudah membaca stensil dan terasa masih terangsang. Aku pikir untuk melampiaskan kepada keponakanku yang kuperhatikan badannya sudah tegap berisi menuju kedewasaan yang sempurna.

Ivan sini teteh sabuni badan kamu.
Lalu aku menyabuni bagian tubuhnya terutama bagian sensitifnya. Tak kuduga membesar juga penisnya. Perlahan kukocok ia merem melek keenakan.

Memekku terangsang dan sangat gatal . Lalu dengan sikap seolah-olah menyabuni penisnya. Kutempelkan memekku ke punggungnya lalu ku gesekkan perlahan sampai benar-benar terasa nikmat. Ivan terlihat malu atau ketakutan tapi tidak berbicara apa-apa.

Bulu kemaluanku sedikit rontok karena terlalu keras menggosok punggungnya.

Kubalikkan tubuh Ivan kini lemas dengan penis kecil mengacung. Lalu kujepit dipahaku. Dan kumaju mundurkan. Ivan menutup matanya dengan kedua tangannya. Ketika ia membuka matanya ia lari dan membuka pintu. Mungkin ia malu dan gugup karena mungkin pengalaman pertamanya.

Aku masih dengan sisa-sia nafsuku menggosok memekku membayangkan apa yang barusan terjadi. Seandainya Ivan sudah semakin dewasa dan mengerti. Batinku dalam hati. Lalu aku melamun susah mencapai orgasme. Aku kembali ke kamarku lalu ku baca buku tadi dan kembali mengesekkannya lagi ke belahan memekku yang sudah mengembung. Aku harap Ivan segera bisa memuaskan hasratku. Lalu aku pun tertidur dengan pulas.
Semester 5 masih culun ? Kurang masuk akal ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd