Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Aku yang Tersakiti

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Aku segera bersembunyi. Mereka
keluar tergesa-gesa dari ruang
cucian. oh, Tuhan, aku mengintip
istriku sendiri berselingkuh.
Dadaku serasa terbakar karena
amarah yang meluap-luap.
Kepalaku terasa pening karena
pompaan darah yang begitu
cepat. Ingin rasanya aku segera
keluar dari negara ini,
meninggalkan wanita yang pernah
bersumpah setia kepadaku
selamanya. Tapi aku ingin melihat,
mengapa istriku sampai
berselingkuh dengan pria kulit
hitam itu. Mereka berjalan cepat-
cepat menuju lift tua,
bergandengan tangan. Aku
mengendap-endap membuntuti
mereka, seperti orang bodoh.
Mereka menuju apartemenku.
Tidak tahu malu! bisa saja
tetangga melihat peristiwa itu.
Ah, tetanggaku pasti tidak terlalu
peduli dengan hal-hal seperti itu.
Mereka berhenti tepat di pintu
apartemen, sambil istriku
berusaha membuka kunci pintu
apartemen. Usaha yang cukup
susah, karena Ty, berdiri di
belakangnya, dengan rajin
menjamah seluruh bagian tubuh
istriku sambil menempelkan erat
tubuhnya ke istriku. Bibirnya
menciumi leher istriku, kedua
tangannya meremas dada besar
istriku, dan kelihatan sekali,
penisnya digesek-gesekkan ke
pantat istriku. Akhirnya pintu itu
terbukalah. Sangat terburu-buru
mereka masuk, dan sempat kulihat
istriku berbalik dan dengan
bernafsu mencium bibir Tyrone.
Gemeretak gigiku.
Aku berjingkat mendekati pintu.
Sungguhpun aku tidak ingin lagi
melihat mereka berselingkuh, tapi
aku ingin tahu apa yang membuat
istriku berpaling kepada lelaki
hitam itu. Aku hanya berharap
pintu itu tidak sempat dikunci
istriku.
Aku benar. Kunci itu memang tidak
terkunci. Pasti istriku sudah
terlalu bernafsu. Tanganku
gemetaran ketika membuka knob
pintu itu. Entah ada pikiran apa
yang ada di benakku. Laki-laki lain
pasti sudah kalap dan mungkin
melakukan tindakan brutal.
Bagaimanapun, Aku ingin tahu
bagaimana perilaku mereka. Tak
ada suara ketika aku sampai di
ruang tamu. Aku melihat pintu
kamar utama, dan pintu itu
tertutup rapat. Mereka
melakukannya di ruang tidur
pribadi? Sebegitu rendahkah
istriku sampai-sampai berani
menodai tempat tidur kami?
Aku yakin bahwa pintu kamar
utama pun tidak dikunci oleh
istriku. Dengan sangat perlahan,
menyiapkan diriku untuk
pemandangan apapun yang hendak
aku saksikan. Tapi aku tak siap
ternyata melihat pemandangan
memuakkan itu …..
Tepat di atas kamar tidur kami,
aku melihat Novi, masih dalam
lingerienya yang sudah separo
sobek, payudaranya bergantung
bebas, menjilati, ya, Tuhan, penis
paling besar yang pernah aku
lihat. Penis itu ….
Penis itu hitam, menjulang dengan
gagah, paling tidak 2 kali lipat
ukuran penisku. Urat-uratnya
tampak jelas menghiasi batang
sebesar kaleng Pepsi yang
sekarang sedang dijilati dengan
penuh kesungguhan oleh Nova.
Dasar Pelacur ! Dia tidak mau
memberikan pelayanan itu kepada
suaminya, tapi memberikannya
dengan senang hati kepada orang
asing. Bibirnya menyusuri bagian
bawah batang penis itu mulai dari
zakar sebesar bola tenis, sampai
ke kepala penis berwarna ungu
legam itu. Bahkan mulutnya
mencoba mengulum kepala penis
besar itu. Suara menyeruput
terdengar begitu keras di kamar
kecil itu.
Aku jiijik sekali dengan apa yang
kulihat itu. Dan disini, lebih
menjijikkan lagi, aku hanya bisa
mengintip istriku yang sedang
bergumul dengan seorang lelaki
yang secara fisik jauh lebih
superior daripadaku.
Lenguhan lelaki itu, menikmati
sekali layanan istriku, mulai
terdengar. Kata-kata kotor yang
merendahkan sering sekali keluar
dari mulut lelaki, tetapi herannya,
istriku seperti dengan senang hati
menerima ucapan-ucapan itu.
“Bitch, it’s my turn now to suck
your clit! Now lay down …”
Orang itu turun dari tempat tidur,
dan mulai mengangkangkan paha
istriku lebar-lebar. Aku tahu
maksudnya. Giliran dia menjilati dan
memuaskan istriku. Dari posisiku
mengintip ini, hanya hanya bisa
melihat bagian belakang
kepalanya yang bergerak-gerak,
mungkin dengan ahlinya menjilati
vagina istriku. Rintihan, lenguhan,
atau apalah namanya, istriku
terdengar. nafasnya terengah-
engah. Rintihan itu tidak pernah
dia dengar selama beberapa
tahun mereka bercinta. Berarti
baru sekarang dia benar-benar
menikmati hubungan seks ……
Rintihan itu semakin sering
terdengar, temponya semakin
cepat, dan …
“aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh …
i’m…
cummmmmmmminnnnnnnnnngggg,”
Teriaknya keras-keras.
Tyrone berhenti menjilati dan
berdiri. Dia menikmati
pemandangan wanita sempurna di
depannya yang sedang menikmati
orgasme. Mungkin pertama kali
dalam hidupnya. Dan aku, suaminya
mengintip, memandangi dua tubuh
yang kontras itu …
Kontras. Novi dengan tubuhnya
yang mungil , putih, lekuk yang
sempurna, dan Ty, dengan tubuh
hitam yang berotot, tinggi besar.
Dan kini tubuh putih itu terengah-
engah dalam kenikmatan.
“Now, on your knees bitch, I want
to ram your pussy hard !” seru Ty
setelah sekian lama berdiri.
“Do it really slow, Ty hon, you’re
too big ….”
Lagi-lagi dia menyebut orang itu
Honey. Dibayar berapa dia?
Menjijikkan! darahku mendidih, tapi
aku sepertinya terpaku dengan
pemandangan itu.
Novi beringsut, dan menungging,
menampakkan kedua belahan
pantatnya yang bulat sempurna.
Kami, selama 4 tahun pernikahan,
belum pernah sama sekali terpikir
untuk melakukan posisi bercinta
seperti itu.
Ty mengambil posisi dan pelan-
pelan mengambil posisi di belakang
pantat Novi, dan mulai bergerak
memompa. Sepertinya hanya
menggoda saja.
“Ooooh, don’t tease me honey….
please put it in”
“What? I can’t hear you bitch!”
“Please, please, fish me hard with
your big black coooockk !”
“Here you go biiiiiiiiiiiitch !”
…..
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
uuuuuuuuuuuuuuuwwww,
goooooooood, it
hurtsssssssssssssss!”
Oh, Tuhan. Aku ingin segera
bergerak untuk menolong istriku.
Sudah pasti vaginanya tidak akan
mampu menerima penis sebesar
itu. Tetapi aku menunggu.
“I bet you husband’s little dick
didn’t fill your pussy nicely, did you
bitch?”
“ooh… ooh …. God, it hurts, pull it
out, pull it out …”
“Oooh, nooo, no, bitch, I won’t …
Damn, your pussy is so tight … I will
go very slow bitch …”
Kemudian tubuh hitam kekar itu
berhenti memompa. Aku tidak
sudah seberapa jauh penis
besarnya masuk ke dalam vagina
Novi.
“Do it now, Ty, …. I’m ready …”
Dan memompalah Ty. Teriakan Novi
membahana. Kemudian disusul
dengan teriakan putus-putus
seirama dengan nafasnya yang
terengah-engah. Kedua tubuh itu
mulai bergerak seirama. Tubuh Ty
sedikit membungkuk kedepan, dan
tangannya meraih kedua
payudara besar Novi.
“Ooooh, god, yess, yess …. oh oh”
Aku tertegun. Tidak percaya
dengan penglihatanku. Walaupun
aku tidak bisa melihat menyatunya
penis dan vagina mereka, aku
yakin penis itu ditelan habis, masuk
ke dalam vagina Novi tanpa sisa.
Air mata menetes di pipiku.
Ty terus saja memompa. Kadang-
kadang dia memperlambat
pompaan, dan hampir selalu diikuti
dengan teriakan kekecewaan
Novi. Novi benar-benar gila! sampai
pada suatu saat ….
“OOh, ohh, ooh, i’m…. i’m ….
cummmmmiinnnnngggg !!!!!!!!!!!!!!!”
Novi berteriak keras dan
menelungkup, tak tahan dengan
sensasi kenikmatan itu. Ty benar-
benar luar biasa. Belum sekalipun
terlihat tanda-tanda dia akan
ejakulasi. Tiba-tiba aku merasa iri
seiri-irinya ….
Ty menjatuhkan tubuhnya tidur di
samping Novi. Aku segera
menyembunyikan diriku di balik
pintu agar mereka tidak
melihatku. Dasar lelaki bodoh !
kakiku gemetaran. Tubuhku lemas.
Aku tidak bisa berpikir apa-apa
lagi.
Menit-menit berlalu dalam
keheningan. AKu masih duduk di
depan pintu kamar. Entah apa
yang mereka lakukan di kamar.
Tiba-tiba aku dengar suara Novi.
“Ty, …. ehm … can I … can I … ride …
I mean … me on top of you?”
“Sure bitch ..”
Aku mengintip lagi. oh, Tuhan,
istriku seperti binatang buas yang
terlepas …. tingkah lakunya
seperti seorang gadis binal yang
mencari kepuasan. Kembali mataku
berkaca-kaca.
Novi berdiri dan menempatkan
dirinya tepat diatas penis besar
menjulang itu, dan pelan-pelan
mulai menurunkan tubuhnya.
Jeritan kecilnya terdengar ketika
kepala penis itu bersentuhan
dengan mulut vagina Novi. Oh, tidak
mungkin! mustahil penis itu bisa ….
Tapi itu terjadi. Sekarang pantat
Novi sudah menduduki pinggul Ty,
tanda keduanya sudah bersatu.
Aku melihat buah zakar besar itu
sekarang bertemu dengan anus
Novi. Dan tubuh Novipun bergerak
…..
Tubuh putih mungil itu pun
bergerak maju mundur. Dada
besarnya berguncang keras, tak
lama karena tangan Ty segera
meremasnya sampai Novi menjerit.
Suara-suara nafsu itu kembali
terdengar. Novi mengangkat
tubuhnya, untuk merasakan
panjangnya batang penis itu
merangsang clitorisnya. Dan dia
melakukannya berkali-kali. Aku
melihat betapa penis itu sekarang
berkilat-kilat karena cairan Novi.
Tampaknya Novi hampir sampai
(untuk ketiga kalinya?) ketika
kudengar rintihannya semakin
cepat temponya. Dan juga Ty.
Teriakan mereka seolah membuat
paduan suara nafsu yang bisa
membuat orang manapun
tertegun.
Dan akhirnya mereka pun orgasme.
Bersama-sama. Dalam teriakan
panjang penuh kenikmatan. Ty
ejakulasi di dalam vagina istriku!
Aku tak tahan lagi.
****
Kami bercerai. Aku yang
mengajukannya. Dan herannya, Novi
tidak keberatan. Tidak ada
komentar apa-apa ketika aku
mengungkapkan hal itu.
Aku pulang ke Yogya. menyendiri.
Inan kubiarkan tetap bersama
kakek dan neneknya, setelah
terlebih dulu kuberitahu bahwa
ibunya sudah meninggal. Kakek
neneknya kularang, sampai
kapanpun, untuk memberitahu
kejadian yang sebenarnya.
Satu Tahun sejak peristiwa itu, aku
berkenalan dengan seorang
penulis muda. Kami bertemu dalam
sebuah pameran lukisan, tepatnya
pameran lukisan Joko Pekik di
Bentara Budaya. Namanya Miranti.
Seorang wanita sederhana yang
sangat manis. Kami langsung akrab,
karena dia sibuk mengapresiasi
lukisanku satu-satunya yang aku
titipkan di pameran itu, sebagai
sebuah lukisan wanita yang muram
dan gelap. Aku setuju, karena saat
itu aku sedang membayangkan
Novi.
Kami menikah 6 bulan kemudian.
Saat ini Miranti sedang
mengandung anak kami. Laki-laki
kata dokter. Adik Inan. Dan aku
sudah melupakan peristiwa kelam
itu.
The End.
 
Mantaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaappp... ceritanya mantaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaappp...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd