PandaEyes
Semprot Kecil
Selamat datang di Thread pertama wa, ini cerita pertama di forum ini.
mohon maaf sebelumnya bila kedepannya minim SS.
This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events, locales, and incidents are either the products of the author's imagination.
Ketika pulang kerumah, kubuka pintu dan kulihat adikku, Dila sedang tidur di sofa. Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam dan tv yang masih menyala sedang menyiarkan wawancara khusus, tentang game VR terbaru, ARCADIA . Sebenarnya bukan tanpa alasan, aku pulang selarut ini, hanya untuk membeli game tersebut dari kota. Banyak orang yang mengatakan bahwa game VR bisa dijadikan ladang untuk mencari uang dengan mudah, senjata langka atau equip bagus bisa dijual ratusan ribu di internet.
Mereka bilang jika game ini benar-benar berbeda dari game VR lainnya, jadi aku memutuskan untuk duduk sejenak menyaksikan acara wawancara tersebut.
"Apa yang membedakan ARCADIA dengan game VR lainnya ?" Tanya si Host.
"Sangat simple sekali, ini bukanlah game VMMORPG"
"Apa maksud anda dengan bukan game VMMORPG?, bukankah jaman sekarang VMMORPG itu sangat populer dikalangan para pencinta games?"
"Itu benar sekali, tapi kami menawarkan konsep yang sangat berbeda dengan game VR lainnya."
"Apa itu?, penonton di studio dan di rumah pasti sangat penasaran.?"
"Sama sekali tak ada sistem kenaikan level."
"Apa? kalau begitu ini sama sekali tidak menarik, benarkan penonton ?"
Seluruh penonton di studio mengangguk dan tampak kecewa dengan pernyataan si nara sumber, tapi dengan tenang si nara sumber tersenyum dan kembali menjelaskan.
"Jadi begini, kami ingin menghilangkan diskriminasi antara pemain Pro dan pemula. Walaupun sebenarnya, game ini akan dibuka Besok pagi, jadi tak perlu menghawatirkan hal seperti itu. Tapi, untuk kedepannya akan ada hal seperti itu. Apakah yang anda rasakan ketika terus menerus diejek pemula pada saat pertama kali bermain game VR.?
"Tentu saja itu sangat menyakitkan."
"Tepat sekali, itulah yang ingin kami hapuskan."
"Woow.. menarik, menarik sekali. Benarkan penonton.?" Seluruh penonton terlihat berdecak kagum dan memberikan tepuk tangan.
"Tapi, bagaimana permainan akan berjalan jika sistemnya seperti itu. Maksudku, bagaimana kau akan mengalahkan naga dengan kekuatan yang dahsyat dan HP yang tinggi?"
"Itulah tantangannya, ARCADIA adalah game VR yang dibuat senyata mungkin. Tak ada kenaikan level, tak ada HP, MP, JOB ataupun status lainnya. Kekuatan fisikmu akan sama layaknya manusia biasa."
"Apa..?" Tak hanya host yang terlihat terkejut, seluruh penonton di studio sama terkejutnya. Mereka seperti tersambar petir, disaat itu juga antusiasme mereka mulai menurun.
"Kalau begitu apa menariknya game ini jika hal-hal tersebut sama sekali tidak ada?" Tanya si host.
"Kami menyebut game ini sebagai kenyataan kedua, dimana seluruh kemampuanmu di dunia nyata bisa diaplikasikan kedalam game ini."
"Maaf aku sama sekali tidak mengerti, tolong jelaskan lebih rinci lagi. Penonton di rumah dan di studio pasti berpikir demikian juga kan.?"
"Jadi begini, jika di dunia nyata anda adalah seorang ahli bela diri maka seluruh kemampuan bela diri itu bisa digunakan di dalam game untuk melawan monster atau hewan buas. Begitupun seorang pemburu, kemampuan mereka dalam membuat jerat dan jebakan bisa di gunakan sesuka hati mereka. Aku sudah bilang bahwa game ini di buat senyata mungkin, artinya kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Semua tergantung pilihan, mau jadi petualang, pedagang, seniman, pandai besi, dokter ataupun koki semuanya bisa dilakukan.”
"Woow, aku tidak pernah berfikir bahwa game VR bisa seperti itu."
"Tentu saja bisa."
"Lalu bagaimana dengan Quest dan tujuan utama dalam game ini."
"Quest tetap ada dan jumlahnya mungkin jutaan. Tujuan utamanya pun tetap sama yaitu kebaikan melawan kejahatan, semua game memiliki konsep seperti itu."
"Lalu bagai mana dengan skill?"
"Skil tetap ada, tetapi bukan didapat. Skil harus dipelajari dan dilatih, jadi kemungkinan tidak semua orang bisa memilikinya. Kau harus mencari NPC yang mau mengajari dan melatihmu, jadi kemungkinan besar skill setiap player akan sangat berbeda, tergantung dari siapa kau mempelajarinya."
"Astaga, aku mulai merasa game ini bukanlah untuk anak rumahan."
"Sama sekali tidak begitu, semua game ini tentang bagaimana kau mau belajar dan berusaha."
"Woow, ini sungguh luar bisa."
-Biiip......!! Karena informasi yang didapat kurasa sudah cukup, aku mematikan TV lalu tersenyum dan melihat kelangit-langit. Game ini sangat cocok untuku, sejak pekerjaanku sebagai pemburu tak mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga, aku rasa aku bisa berburu di dunia virtual, mengumpulkan item-item langka dan menjualnya di internet.
"Via... Ayo lekas bangun, mau sampai kapan tidur terus? lihat hari sudah terang, Ayah dan kakak mu sudah siap di meja makan. sekarang bukan waktunya malas-malasan, hari ini kamu ada ospek. Ayo nak kamu bukan anak sekolahan lagi.
kepalaku agak berat, mataku silau akibat cahaya matahari yang begitu terang, ditambah ibu ku yang sedari tadi membangunkanku dari balik pintu kamar. kugosok-gosok kedua mataku dengan punggung tanganku. Aku duduk di ujung kasur sambil berusaha mengumpulkan serpihan jiwaku yang berhamburan dari alam mimpi. Sambil menguap aku menjawab ocehan ibuku, dan mengiakannya. Lalu bersegera keluar dari kamar dan membuka pintu. Di balik pintu ibu tersenyum manis kemudian mengangguk lalu kami turun ke lantai bawah menuju Ruang makan.
"tch... pantas saja tak ada lelaki yang suka dengan mu via,bangun pagi malas dan tidurnya mendengkur" ejek kakakku yang sedang menyantap nasi goreng yang sepertinya masih hangat, terlihat dari kepulan asapnya. wajahnya yang menyebalkan itu membuat pagi hariku jadi tidak mood.
"cerewet... " tak ku indahkan lebih dari itu, aku duduk di sebelah kakak, dan di sebrangku ada ayah yang sedang menikmati teh buatan ibu.
"sudah makan dulu, bertengkarnya dilanjut nanti saja. Via kamu berangkat pakai motor kakak, kakak biar pakai mobil ayah." perintah ayahku.
setelah kakakku selesai sarapan, ia berpamitan pada kami lalu dengan buas dia mangacak-acak rambutku. ku tepis namun ia dapat menghindar. kemudian tertawa mengejekku, lalu pergi begitu saja. kenapa hari ini begitu kesal padahal seharusnya ini jadi hari yang ku nantikan. Hari pertama aku masuk dunia perkuliahan, sebagai mahasiswa.
ini semua gara-gara aku bergadang, mengantri membeli sebuah game VR yang baru saja rilis hari ini. butuh usaha ekstra, karena game ini digadang-gadang sebagai game fenomenal tahun ini. ya aku ini sebenernya Gamer, dimasa kini Gamer wanita adalah hal yang lumrah. Setelah ku habiskan sarapanku, kemudian aku pergi mandi karena Ospek Mahasiswa baru akan dimulai pukul 10 pagi dan sekarang sudah pukul 7 pagi.
Sebelum aku masuk ke kamar mandi aku membawa handphoneku untuk men-stel musik kesukaanku. Ya aku terbiasa mandi sambil mendengarkan musik, dan tak jarang bersenandung ria. kadang ibu suka memarahiku karena aku terlalu lama di kamar mandi. Saat hendak memilih playlist aku melihat ada pesan dari sahabatku Dila.
"Via sayang, nanti jemput aku di rumah ya, aku gak bawa mobil nih hari ini"
dasar selalu saja mendadak seperti ini batinku. Aku tersenyum sambil membalas.
"Oke tapi pake motor ya, jangan lupa bawa helm" balasku
kemudian lantunan lagu daybreaks bell - l`arc~en~ciel terdengar.
Mohon maaf atas kekurangannya, dan semoga terhibur.
Selanjutnya akan diupdate bila banyak respon positif.
mohon maaf sebelumnya bila kedepannya minim SS.
This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events, locales, and incidents are either the products of the author's imagination.
Prolog
Ketika pulang kerumah, kubuka pintu dan kulihat adikku, Dila sedang tidur di sofa. Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam dan tv yang masih menyala sedang menyiarkan wawancara khusus, tentang game VR terbaru, ARCADIA . Sebenarnya bukan tanpa alasan, aku pulang selarut ini, hanya untuk membeli game tersebut dari kota. Banyak orang yang mengatakan bahwa game VR bisa dijadikan ladang untuk mencari uang dengan mudah, senjata langka atau equip bagus bisa dijual ratusan ribu di internet.
Mereka bilang jika game ini benar-benar berbeda dari game VR lainnya, jadi aku memutuskan untuk duduk sejenak menyaksikan acara wawancara tersebut.
"Apa yang membedakan ARCADIA dengan game VR lainnya ?" Tanya si Host.
"Sangat simple sekali, ini bukanlah game VMMORPG"
"Apa maksud anda dengan bukan game VMMORPG?, bukankah jaman sekarang VMMORPG itu sangat populer dikalangan para pencinta games?"
"Itu benar sekali, tapi kami menawarkan konsep yang sangat berbeda dengan game VR lainnya."
"Apa itu?, penonton di studio dan di rumah pasti sangat penasaran.?"
"Sama sekali tak ada sistem kenaikan level."
"Apa? kalau begitu ini sama sekali tidak menarik, benarkan penonton ?"
Seluruh penonton di studio mengangguk dan tampak kecewa dengan pernyataan si nara sumber, tapi dengan tenang si nara sumber tersenyum dan kembali menjelaskan.
"Jadi begini, kami ingin menghilangkan diskriminasi antara pemain Pro dan pemula. Walaupun sebenarnya, game ini akan dibuka Besok pagi, jadi tak perlu menghawatirkan hal seperti itu. Tapi, untuk kedepannya akan ada hal seperti itu. Apakah yang anda rasakan ketika terus menerus diejek pemula pada saat pertama kali bermain game VR.?
"Tentu saja itu sangat menyakitkan."
"Tepat sekali, itulah yang ingin kami hapuskan."
"Woow.. menarik, menarik sekali. Benarkan penonton.?" Seluruh penonton terlihat berdecak kagum dan memberikan tepuk tangan.
"Tapi, bagaimana permainan akan berjalan jika sistemnya seperti itu. Maksudku, bagaimana kau akan mengalahkan naga dengan kekuatan yang dahsyat dan HP yang tinggi?"
"Itulah tantangannya, ARCADIA adalah game VR yang dibuat senyata mungkin. Tak ada kenaikan level, tak ada HP, MP, JOB ataupun status lainnya. Kekuatan fisikmu akan sama layaknya manusia biasa."
"Apa..?" Tak hanya host yang terlihat terkejut, seluruh penonton di studio sama terkejutnya. Mereka seperti tersambar petir, disaat itu juga antusiasme mereka mulai menurun.
"Kalau begitu apa menariknya game ini jika hal-hal tersebut sama sekali tidak ada?" Tanya si host.
"Kami menyebut game ini sebagai kenyataan kedua, dimana seluruh kemampuanmu di dunia nyata bisa diaplikasikan kedalam game ini."
"Maaf aku sama sekali tidak mengerti, tolong jelaskan lebih rinci lagi. Penonton di rumah dan di studio pasti berpikir demikian juga kan.?"
"Jadi begini, jika di dunia nyata anda adalah seorang ahli bela diri maka seluruh kemampuan bela diri itu bisa digunakan di dalam game untuk melawan monster atau hewan buas. Begitupun seorang pemburu, kemampuan mereka dalam membuat jerat dan jebakan bisa di gunakan sesuka hati mereka. Aku sudah bilang bahwa game ini di buat senyata mungkin, artinya kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Semua tergantung pilihan, mau jadi petualang, pedagang, seniman, pandai besi, dokter ataupun koki semuanya bisa dilakukan.”
"Woow, aku tidak pernah berfikir bahwa game VR bisa seperti itu."
"Tentu saja bisa."
"Lalu bagaimana dengan Quest dan tujuan utama dalam game ini."
"Quest tetap ada dan jumlahnya mungkin jutaan. Tujuan utamanya pun tetap sama yaitu kebaikan melawan kejahatan, semua game memiliki konsep seperti itu."
"Lalu bagai mana dengan skill?"
"Skil tetap ada, tetapi bukan didapat. Skil harus dipelajari dan dilatih, jadi kemungkinan tidak semua orang bisa memilikinya. Kau harus mencari NPC yang mau mengajari dan melatihmu, jadi kemungkinan besar skill setiap player akan sangat berbeda, tergantung dari siapa kau mempelajarinya."
"Astaga, aku mulai merasa game ini bukanlah untuk anak rumahan."
"Sama sekali tidak begitu, semua game ini tentang bagaimana kau mau belajar dan berusaha."
"Woow, ini sungguh luar bisa."
-Biiip......!! Karena informasi yang didapat kurasa sudah cukup, aku mematikan TV lalu tersenyum dan melihat kelangit-langit. Game ini sangat cocok untuku, sejak pekerjaanku sebagai pemburu tak mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga, aku rasa aku bisa berburu di dunia virtual, mengumpulkan item-item langka dan menjualnya di internet.
***
Via POV
"Via... Ayo lekas bangun, mau sampai kapan tidur terus? lihat hari sudah terang, Ayah dan kakak mu sudah siap di meja makan. sekarang bukan waktunya malas-malasan, hari ini kamu ada ospek. Ayo nak kamu bukan anak sekolahan lagi.
kepalaku agak berat, mataku silau akibat cahaya matahari yang begitu terang, ditambah ibu ku yang sedari tadi membangunkanku dari balik pintu kamar. kugosok-gosok kedua mataku dengan punggung tanganku. Aku duduk di ujung kasur sambil berusaha mengumpulkan serpihan jiwaku yang berhamburan dari alam mimpi. Sambil menguap aku menjawab ocehan ibuku, dan mengiakannya. Lalu bersegera keluar dari kamar dan membuka pintu. Di balik pintu ibu tersenyum manis kemudian mengangguk lalu kami turun ke lantai bawah menuju Ruang makan.
"tch... pantas saja tak ada lelaki yang suka dengan mu via,bangun pagi malas dan tidurnya mendengkur" ejek kakakku yang sedang menyantap nasi goreng yang sepertinya masih hangat, terlihat dari kepulan asapnya. wajahnya yang menyebalkan itu membuat pagi hariku jadi tidak mood.
"cerewet... " tak ku indahkan lebih dari itu, aku duduk di sebelah kakak, dan di sebrangku ada ayah yang sedang menikmati teh buatan ibu.
"sudah makan dulu, bertengkarnya dilanjut nanti saja. Via kamu berangkat pakai motor kakak, kakak biar pakai mobil ayah." perintah ayahku.
setelah kakakku selesai sarapan, ia berpamitan pada kami lalu dengan buas dia mangacak-acak rambutku. ku tepis namun ia dapat menghindar. kemudian tertawa mengejekku, lalu pergi begitu saja. kenapa hari ini begitu kesal padahal seharusnya ini jadi hari yang ku nantikan. Hari pertama aku masuk dunia perkuliahan, sebagai mahasiswa.
ini semua gara-gara aku bergadang, mengantri membeli sebuah game VR yang baru saja rilis hari ini. butuh usaha ekstra, karena game ini digadang-gadang sebagai game fenomenal tahun ini. ya aku ini sebenernya Gamer, dimasa kini Gamer wanita adalah hal yang lumrah. Setelah ku habiskan sarapanku, kemudian aku pergi mandi karena Ospek Mahasiswa baru akan dimulai pukul 10 pagi dan sekarang sudah pukul 7 pagi.
Sebelum aku masuk ke kamar mandi aku membawa handphoneku untuk men-stel musik kesukaanku. Ya aku terbiasa mandi sambil mendengarkan musik, dan tak jarang bersenandung ria. kadang ibu suka memarahiku karena aku terlalu lama di kamar mandi. Saat hendak memilih playlist aku melihat ada pesan dari sahabatku Dila.
"Via sayang, nanti jemput aku di rumah ya, aku gak bawa mobil nih hari ini"
dasar selalu saja mendadak seperti ini batinku. Aku tersenyum sambil membalas.
"Oke tapi pake motor ya, jangan lupa bawa helm" balasku
kemudian lantunan lagu daybreaks bell - l`arc~en~ciel terdengar.
Mohon maaf atas kekurangannya, dan semoga terhibur.
Selanjutnya akan diupdate bila banyak respon positif.
Terakhir diubah: