Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .

Ichbineinbuch

Semprot Holic
Daftar
21 Jun 2017
Post
348
Like diterima
3.889
Bimabet
PROLOGUE

POV 3rd

TING! TING! TING! TONG!

Suara speaker pengumuman menggema di penjuru ruang tunggu sebuah bandara. Terdengar pula riuh ramai dari banyak manusia yang ada di dalamnya. Banyak dari mereka yang bercakap-cakap, berdiri menunggu seseorang, duduk dengan mata terpaku pada gawai mereka, ataupun kegiatan-kegiatan yang lainnya.

Satu dari antara banyak manusia tersebut adalah seorang remaja laki-laki. Ia terlihat mendorong sebuah troli yang berisikan tiga buah travel bag dan dua buah koper. Wajahnya terlihat jengkel dan sesekali ia mendengus kesal.

"WOI ADIK KAMPRET!" seru seorang gadis belia yang kisaran umurnya tidak jauh dari remaja laki-laki tersebut.

Maka remaja itu pun mendorong trolinya menghampiri gadis tersebut. Kemudian gadis tersebut pun langsung memeluk dirinya disertai pula dengan seorang bocah laki-laki yang turut memeluknya.

"Kakak Ricky, aku sudah besar loh," kata bocah tersebut dengan nada yang khas seperti anak kecil pada umumnya.

Remaja yang bernama Ricky Mahendra tersebut hanya tersenyum sekilas. Lalu ia pun menyeret sebuah koper dengan sebuah travel bag ditaruh di atas koper tersebut. Sementara tangan kirinya mengangkat sebuah travel bag lagi. Ia berjalan mengikuti gadis tersebut yang turut membantunya membawa sebuah koper dengan travel bag di atas koper tersebut.

Mereka pun tiba di sebuah parkiran mobil. Terlihat mereka kelelahan karena menempuh jarak dari ruang tunggu yang cukup jauh dari parkiran. Maka setelah memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil tersebut, mereka pun duduk di dalam sejenak sambil meneguk air dari botol masing-masing.

"Gimana, senang gak bisa pulang ke rumah?" tanya gadis tersebut setelah menghabiskan setengah isi botol tersebut.

"Actually, I don't want to be home. It sucks you know," kata Ricky dengan dongkol.

"Dihh, sok-sok ngomong inggris lu."

"Aku lebih nyaman di Amerika, Kak. Gak kayak di Indo, barbar semua orangnya."

"Termasuk kamu dong?"

"Ye, aku kan pengecualian."

Gadis tersebut bernama Kimi Marcella. Ia pun kemudian menyalakan mesin mobil keluarga pabrikan Jepang yang berinisial T. Sepanjang perjalanan, bocah laki-laki yang duduk di samping Ricky terus mengajaknya untuk ngobrol. Ricky yang risih dengan tingkah anak kecil tersebut hanya acuh tak acuh sambil memainkan ponselnya.

Sementara gadis yang mengemudikan mobil tersebut hanya menggelengkan kepala melihat tingkah adik pertamanya itu. Masih seperti dulu, pikirnya. Ia pun kemudian kembali fokus menyetir mobil tersebut di tengah jalan tol yang menghubungkan bandara menuju ke kota.

Selang 30 menit kemudian, mereka pun akhirnya tiba di rumah mereka. Setelah memarkirkan mobilnya ke dalam garasi, Ricky dan kakaknya tersebut bahu membahu dalam mengangkut seluruh barang bawaan Ricky.

Beres sudah urusan angkut-mengangkut barang. Ricky dan kakaknya kemudian terduduk di sebuah sofa, dengan wajah yang sama-sama memerah berkeringat.

"Huft… capek banget, ah!"

"Lemah banget lu, Kak."

"Dihh, emang lu juga gak capek?"

"Aku kan baru turun dari pesawat, wajar dong."

"Au ah, mendingan Kakak mandi dulu. Itu kunci kamarmu di meja ya."

"Sip, Kak."

Puas beristirahat selama beberapa menit, maka Ricky pun beranjak dan mengambil kunci tersebut. Kemudian ia membuka pintu kamarnya. Ricky pun menghirup sekilas aroma kamarnya. Khas sebuah kamar baru yang belum pernah ditempati sebelumnya.

Ricky pun kemudian membaringkan tubuhnya ke kasur berukuran double size. Cukup besar untuk ukuran tubuh Ricky yang tak kelebihan lemak sedikitpun. Bagi Ricky rasanya mubazir membeli sebuah kasur double size jika hanya ia sendiri yang akan tidur di kasur ini.

Karena empuknya kasur yang belum pernah ditiduri sebelumnya selama beberapa bulan, Ricky pun mulai merasakan jika kantuk menjalari tubuhnya. Kombinasi dari pendingin ruangan, kasur baru nan empuk, dan rasa lelah dalam perjalanan pesawat jarak jauh membuat mata Ricky menjadi berat dan perlahan kedua kelopak matanya pun menjadi tertutup seutuhnya.

~~~~~​
POV Kimi

Ye, molor dah tuh anak. Aku pun kemudian menutup pintu kamar adik laki-lakiku ini. Setelah itu, aku segera ke ruang tamu dan mengajak Billy, adik bungsu kami untuk pulang ke rumah orang tua kami.

"Bil, yuk pulang ke rumah Mama," seruku memanggilnya sambil mengambil kunci mobilku yang terletak di atas lemari ruang tamu.

"Bentar, Kak. Udah mau chicken nih."

"Kebiasaan kamu ah, main game mulu," ujarku sambil menggelengkan kepala.

Setelah mengunci pagar rumah, aku pun menjalankan mobilku. Sepanjang perjalanan, aku terus fokus mengemudi hingga akhirnya kami pun sampai di rumah orang tuaku.

Oh ya, kami dibelikan rumah oleh orang tua kami beberapa bulan yang lalu. Alasannya karena orang tua kami menganggap jika aku dan Ricky sudah mulai dewasa dan bertanggung jawab. Kata mereka lagi, kami harus terbiasa hidup di tengah liarnya kehidupan perkotaan dan hasilnya rumah tipe 45 yang syukurnya berada tak jauh dari pusat kota.

Meskipun udah dibeli beberapa bulan yang lalu, aku baru nempatin rumahnya dua minggu belakangan. Sebenarnya aku maunya nempatin rumah itu pas Ricky dah pulang dari Amerika. Tapi karena orang tuaku terus mendesakku buat hidup mandiri, akhirnya aku memberanikan diri tinggal seorang diri dan gak ada apa-apa untungnya.

Sementara Billy, adik ketiga sekaligus adik paling bungsu masih dirawat oleh orang tuaku. Karena kesibukan orang tuaku pula, kadang Billy harus dititipkan ke pamannya setelah pulang sekolah dan baru dijemput pas orang tuaku pulang kerja.

Hari ini ia memaksa buat ikut bersamaku menjemput Ricky. Padahal abangnya tersebut enggak suka dekat-dekat sama Billy. Tapi gak tahu kenapa, Billy sayang banget sama abangnya itu. Kalau aku sih, kubuang jauh-jauh kalau jadi Billy.

Setelah bercengkrama bentar di rumah orang tuaku, maka aku pamit untuk pulang ke rumahku karena takutnya Ricky perlu apa-apa lagi. Berpamitan udah, maka aku langsung tancap gas.

Untungnya hari ini hari minggu, jadi jalanan relatif lenggang dan aku bisa membawa mobilku agak cepat dari biasanya. Entah kenapa untuk seorang cewek sepertiku, aku lebih suka membawa mobil dengan cara barbar ketimbang selow-selow aja. Aku juga bukan tipe orang yang suka kena macet, walaupun akhirnya itu juga menjadi rutinitas harianku.

Setelah 10 menit, aku pun sampai ke rumahku untuk kedua kalinya. Selesai parkir mobil, aku langsung berjalan menuju ke dalam rumah. Kulihat pintu kamar Ricky masih tertutup. Artinya Ricky belum bangun juga dari tidurnya. Sebagai kakaknya, aku sudah tahu kalau dia gak bakal bangun untuk beberapa jam lagi.

Tipikal hari minggu seorang cewek kuliahan. Kalau gak nonton drakor atau baca novel, ya nyicil tugas. Untung tugasku dah selesai semua, jadi bisa lanjut nontonin oppa-ku Cha Eunwoo lagi. Duh andai aja suamiku nanti mukanya kayak cowok Korea, bakal bahagia banget hidupku.

Setelah nonton sekitar 5 episode, akhirnya lapar mulai datang ke perutku. Kuputuskan untuk rehat sejenak dan mencari makanan di dapur. Ternyata pas di dapur, aku melihat Ricky sedang memasak mie instan yang semakin menggoda nafsu makanku.

"Dah bangun, Kak?"

"Ihh, emang macam lu yang tidur terus, aku ngedrakor kali."

"Suka kok sama cowok plastik," cibir Ricky sambil terus memantau rebusan mie instannya.

"Awas kamu ya, tak buang loh semua koleksi pemain bolamu," kataku dengan kesal karena aku orang yang tak suka idolaku dihina pakai kata plastik.

"Iya deh, mau aku masakin mie gak sekalian?"

"Nah gitu dong sebagai adik yang baik."

"Wani piro?"

"Sakarepmu, dah pulang dari Amerika gak ilang juga mata duitannya."

"Justru di Amerika duit semakin berharga, Kak."

"Serah kamu deh, yang penting cabenya lima telornya dua. Titik gak pake koma."

"Iya deh, Kakak kampret."

Sambil menunggu mie instan spesialku jadi, aku pun mengambil ponselku dan membuka playlist lagu kesayanganku. Tak lupa, aku juga ngebuka chat WA-ku. Tak aku sangka, ternyata pacarku si Andra udah ngebalas chatku semalam.

Dengan perasaan yang sumringah, aku pun membalas chat itu secepat kilat. Asal kalian tahu saja, Andra ini cowoknya cuek sama kayak si Ricky. Aku heran kenapa laki-laki yang ada di hidupku pada cuek banget, termasuk juga papaku.

"Nih mie spesial buat Kakak yang suka senyum sendiri kayak orang gila."

"Rese kamu ah, kayak gak pernah dichat cewekmu aja."

"Oh, I see. Kirain gak ada cowok yang mau sama Kakak."

"Lu pikir muka kayak Kim Jisoo gini kagak laku di kampus? sorry lah ya," ujarku sambil menyibakkan rambut belakangku.

"Kim Jisoo palakmu peyang."

"Ihh, kasar banget dah mulutmu."

"Biarin, tuh makan cepat biar gak keburu dingin."

Sembari memakan mieku, aku terus berharap jika Andra akan merespon pesanku dengan cepat. Tapi harapan cuma jadi harapan. Gak bakal ada ceritanya Andra ngebalas chat dengan cepat.

"Tuh cowoknya juga males sama Kakak," timpal Ricky.

"Ngasal kamu ah, orang dia emang sibuk," bantahku dengan rasa percaya pada Andra dalam hatiku.

"Sibuk sama cewek lain," seloroh Ricky.

"Rese ah punya adik macam kamu."

"Aku juga gak mau pulang dari Amerika dan tinggal seatap dengan Kakak kampret."

"Ya udah, ambil lagi sana koper lu lalu angkat kaki."

"Emang Kakak sanggup tinggal sendiri? kata mama juga Kakak mau nunggu aku pulang baru tinggal sini."

Perkataan Ricky kemudian membuatku terdiam. Dalam hatiku aku berjanji akan membalas dendam pada adikku yang kampret ini. Pas Ricky pergi ke Amerika, rasanya tenang banget gak ada dia di rumah. Walaupun begitu, sejujurnya kadang aku juga rindu sama ketengilan dia, apalagi pas lagi kesepian dan gak ada teman.

Kadang-kadang dia memang keterlaluan, tapi entah kenapa aku gak bisa membenci dirinya. Kadang kami berantem seharian layaknya Tom & Jerry, tetap aja pas malamnya pasti baikan. Mungkin begitulah akibat dari pertalian darah di antara kami.





9483d21336789772.jpg
[/URL]
 
Terakhir diubah:
Hi Semproters :)

Selamat datang di cerita pertama ane. Izinkan pemula semprot ini mencurahkan imajinasi ane yang nakal ini. Update cerita tergantung sikon, tapi ane usahakan untuk update paling gak sebulan sekali. Enjoy :)

Prologue : Page 1
Part 1 : Page 2
Part 2 : Page 3
Part 3 : Page 4
Part 4 : Page 5
Part 5 : Page 6
Part 6 : Page 7
Part 7 : Page 8
Part 8 : Page 8
Part 9 : Page 8
Part 10 : Page 10
Part 11 : Page 11
Part 12 : Page 12
Part 13 : Page 13
Part 14 : Page 14
Part 15 : Page 15
Part 16 : Page 16
Part 17 : Page 17
Part 18 : Page 18
Part 19 : Page 18
Part 20 : Page 19
Part 21 : Page 20
Part 22 : Page 20
Part 23 : Page 21
Part 24 : Page 22
Part 25 : Page 22
Part 26 : Page 23
Part 27 : Page 24
Part 28 : Page 25
Part 29 : Page 25
Part 30 : Page 26
Part 31 : Page 26
Part 32 : Page 28
Part 33 : Page 28
Part 34 : Page 28
Part 35 : Page 29
Part 36 : Page 30
Part 37 : Page 31
Part 38 : Page 31
Part 39 : Page 32
Part 40 : Page 33
Part 41 : Page 34
Part 42 : Page 36
Part 43 : Page 36
Part 44 : Page 36
Part 45 : Page 38
Part 46 : Page 40
Part 47 : Page 42
Part 48 : Page 42
Part 49 : Page 43
Part 50 : Page 44
Part 51 : Page 45
Part 52 : Page 47
Part 53 : Page 49
Part 54 : Page 50 (Tamat)

PART 34a : Page 30
Hanna's Side Story Part 1 : Page 39
Hanna's Side Story Part 2 : Page 40

Part 1 : Page 54
Part 2 : Page 55
Part 3 : Page 56
Part 4 : Page 57
Part 5 : Page 58
Part 6 : Page 59
Part 7 : Page 60
Part 8 : Page 60
Part 9 : Page 61
Part 10 : Page 62
Part 11 : Page 63
Part 12 : Page 64
Part 13 : Page 65
Part 14 : Page 66
Part 15 : Page 67
Part 16 : Page 69
Part 17 : Page 69
Part 18 : Page 71
Part 19 : Page 72
Part 20 : Page 73
Part 21 : Page 74
Part 22 : Page 75
Part 23 : Page 77
Part 24 : Page 79
Part 25 : Page 80
Part 26 : Page 81
Part 27 : Page 83
Part 28 : Upcoming
Part 29 : Upcoming
Part 30 : Upcoming

WARNING : CERITA INI MINIM AKAN SEX SCENE!

PS: SEMUA NAMA PERSONAL, LEMBAGA, ATAU TEMPAT BERSIFAT FIKTIF HASIL KARANGAN ANE.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd