Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Anak Ayahku

begawan_cinta

Guru Semprot
Daftar
27 Oct 2023
Post
613
Like diterima
10.652
Bimabet
Anak Ayahku


NAMAKU Reni. Usiaku hampir mendekati kepala tiga. Aku sudah menikah sejak 5 tahun yang lalu, namun belum diberikan momongan.

Kehidupan keluargaku bisa dibilang bahagia, bisa juga dibilang tidak. Segala usaha untuk mendapatkan momongan sudah kami lakukan, termasuk pemijitan rahim oleh seorang dukun beranak yang katanya mempunyai kemampuan spritual, dan dari tangannya sudah ada beberapa pasiennya yang dulu sulit mendapat keturunan, sekarang mereka sudah memiliki momongan.

Tetapi anak yang kami dambakan itu sampai hari ini tidak kunjung kami dapatkan. Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi keluarga kami. Aku merasakan hubungan intim kami menjadi hambar, tidak seperti tahun-tahun pertama pernikahan kami yang penuh semangat dan selalu menggebu-gebu.

Sekarang kami melakukan hubungan intim hanya sekedar kewajiban saja. Aku memenuhi kewajibanku melayani suami, suamiku memenuhi kewajibannya memberi nafkah batin pada istri.

Akhirnya kami sibuk masing-masing. Suamiku semakin gila kerja, bahkan ia mau menerima pekerjaan di luar kota untuk menjadi kepala cabang dari perusahaan yang baru dibuka itu.

Timbullah rasa kasihan dari ibuku melihat aku sendirian di rumah, sehingga ibuku jadi sering datang ke rumahku mengajak ayahku, apalagi ibuku sudah tidak ada anak kercil yang perlu diurus, adikku sudah menikah.

Ibuku berumur 55 tahun, ayah berumur 57 tahun. Tapi secara fisik mereka tidak kelihatan terlalu tua.

Inilah yang terjadi pada suatu malam sewaktu aku pulang mengerumpi dengan beberapa temanku di sebuah mall. Mungkin karena kedua orangtuaku terlalu asyik, sehingga mereka tidak mendengar aku membuka pintu rumah dengan kunci yang kubawa.

Lampu ruang tamu sudah dimatikan, karena sudah hampir jam 10 malam. Tetapi terdengar suara exhaust fan yang menderu-deru dari kamar kedua orangtuaku. Lampunya juga masih menyala terang terlihat dari pintu kamar yang ditutup seadanya, atau bisa juga karena angin nakal yang membukakan pintu itu.

Ternyata di tempat tidur ayah sedang menjilat vagina ibu. Keduanya bertelanjang bulat sehingga aku bisa melihat kontol ayahku yang tegang, sedang paha ibu terkangkang lebar dan matanya terpejam rapat menikmati sapuan lidah ayah pada kemaluannya.

Pantesan mereka tidak mendengar aku membuka pintu, dan bayangkan betapa bergeloranya napsuku saat melihat mereka bercinta dengan sarat napsu birahi karena sudah 3 bulan vaginaku tidak dinafkahi oleh suamiku, sehingga membuat aku tidak ingin pergi dari depan pintu kamar kedua orangtuaku dan aku mendengar suara ibuku menjerit-jerit nikmat saat ia orgasme.

Ayahku kemudian memasukkan kontolnya ke lubang vagina ibu, akkhh... sepanjang malam membuat aku tidak bisa tidur. Paginya aku melihat ibuku, aku cemburu, aku ingin menyingkirkan ibuku dari rumahku.

Tetapi beberapa hari kemudian, tanpa kusingkirkan, ibuku pergi sendiri dari rumahku. Tanteku sakit, ibu disuruh pulang, tetapi ayah diminta oleh ibu untuk tinggal saja di rumahku menjaga aku. Setelah Tante sembuh, ibu akan balik ke rumahku.

Namun setelah satu hari ibu pergi, pagi-pagi aku mandi di kamar mandi yang berada di kamarku.
Selesai mandi aku membuka pintu kamar mandi, aku menemukan ayah berada di dalam kamarku dan ayah segera datang menyambutku dan memelukku yang hanya mengenakan handuk pendek.

"Ayah...!" jeritku.

"Tenang..." jawab ayah. "Ibumu sudah berumur, tetapi seminggu sekali masih minta, apalagi kamu... sudah 3 bulan suamimu tidak di rumah, apakah napsumu tidak pernah bangkit? Ayah puaskan kamu, ya...?"

Terbayang kembali saat-saat ayah menyetubuhi ibu beberapa waktu yang lalu, membuat aku sulit menjawab ayah, apalagi bibirku sudah dilumat ayah.

Penolakan percuma saja kulakukan mengingat ayah lagi napsu begini jika aku menolaknya, bisa-bisa nyawaku terancam seperti terjadi banyak kasus pembunuhan di negeri ini. Aku jadi takut, serem dan ngeri.

Akhirnya aku melayani napsu ayahku, bahkan aku memasukkan kontol ayah yang keras ke dalam mulutku.

Edan...!!!

Teman-temanku bilang aku ini cantik. Beberapa jerawat batu berwarna kemerahan bernanah menghiasi keningku, kadang-kadang juga muncul di pipiku yang putih akibat dari hormon estrogenku yang tidak tersalurkan.

Payudaraku ukurannya besar tidak, kecil juga tidak, kalau digenggam dengan tangan lebih besar sedikit dari genggaman tangan orang dewasa dan rasanya kenyal seperti ongol-ongol. Putingnya mancung berukuran panjang sekitar 1,25 sentimeter berwarna coklat tua dialasi dengan dasar aerola besar yng juga berwarna coklat tua, sedangkan kemaluanku dimahkotai oleh sekelompok bulu kemaluan kasar keringting berwarna hitam.

Ayah menaikkan aku ke atas tubuhnya, lalu membuka lebar pahaku hingga selangkanganku menghadap ke mulutnya, lalu ayahku menjilat vaginaku. Lidah ayah terasa kasar di kelentitku seperti ayah sedang mengamplas biji kelentitku.

"Auuhh... auuhhh... Ayah...!" jeritku mana tahan.

Nikmat, geli bercampur gatel, apalagi sewaktu lidah ayah masuk ke dalam lubang vaginaku dan ujung lidahnya yang runcing menggelitik rahimku,

"Duh... duh... aduu..uhh... Ayah..." rintihku. "Ingin keluar rasanya Ayah... oohhh..."

Bibir ayah mengecup-ngecup vaginaku. Tak lama lagi kemudian, tubuhkupun mengejang hebat.

Ayah mencium bibirku, aku memeluk tubuh telanjang ayah erat-erat. Betapa bahagianya aku memiliki ayah yang bisa membahagiakan aku. Mimpipun tidak...

Lalu aku membiarkan lubang vaginaku dimasuki kontol ayah, bleeessss....

Lubang vaginaku terasa penuh seperti dimasuki sebatang terong ungu yang besar. Selanjutnya lubang vaginaku digenjot ayah, layaknya ayah menggenjot lubang vagina ibu seperti yang pernah kulihat.

Lubang vaginaku yang tergesek-gesek batang keras itu rasanya begitu nikmat, semakin ayah menggenjot sampai ujung kontolnya menghujam ke rahimku, cairan birahiku rasanya pengen tumpah lagi. Apalagi ayah menggigit-gigit kecil puting susuku, "Ahhh... Ayah...!!!" jeritku.

"Pengen tumpah lagi ya, sayang...?"

"Iya... Ayah..." jawabku manja.

"Tumpahkan saja sayang, keluarkan semua, jangan ditahan-tahan.... plokk... plokk... plokk..." ayah menggenjot lubang vaginaku aku semakin kuat.

Batang besar itu rasanya semakin besar saja di lubang vaginaku sehingga memaksa aku untuk memutar pantatku mengimbangi sodokan kontol ayah.

Tetapi ayah tetap bertahan, malah dengan kontol menancap ayah membalik aku ke atas, sehingga ganti aku yang memggenjot kontol ayah sementara kedua tangan ayah meremas-remas tetekku.

Ayah meminta aku ganti gaya lagi, lalu aku memasukkan kontol ayah ke lubang vaginaku dengan posisi membelakangi ayah. Aku menggenjot ayah lagi.

Selanjutnya ganti kontol ayah yang menyodok lubang vaginaku dari belakang dengan gaya kami bersama-sama berbaring miring. Dari suamiku aku tidak pernah disetubuhi dengan banyak gaya begini, tetapi dari ayah...

Sehingga aku memberikan ayah ngecrot di lubang vaginaku. Tidak hanya sekali ngecrot, karena sejak pagi itu, aku seperti istri kedua ayahku.

Tetapi ibuku senang sekali karena ibu akan segera mendapat cucu ketika pada suatu pagi aku muntah-muntah. Ibu segera menyuruh ayah pergi ke apotik membeli testpack.

Aku pisitif hamil setelah air kencingku ditest dengan testpack. Kini kandunganku sudah mau mencapai 6 bulan. Sedangkan suamiku mengetahui akan hal itu ia mengakui kegagalannya membina hubungan rumah tangganya dengan aku.

Ia malu. Ia minta cerai, aku meluluskan permintaannya.

Sampai di sini ceritaku dan sekarang anak dari hubunganku dengan ayahku sudah berumur 2 tahun, aku menjadi single mom untuknya dan anakku memanggil ayahnya tetap memanggilnya 'kakek'. (14052024)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd