ropek
Semprot Lover
- Daftar
- 1 Feb 2013
- Post
- 232
- Like diterima
- 1.542
"Lakukanlah Tom, mama siap…”
Tommy menarik tangan mamanya lembut, mendudukannya di sampingnya, dengan agak gemetar tangannya mulai memegang tetek besar mamanya. Sangat teramat nyaman dia rasakan di tangannya, besar, lembut, kenyal dan kencang. Perlahan ia mulai meremas lembut lalu seiring nafsunya yang makin meningkat remasannya makin kuat dan kencang, kini tangannya yang satu mulai meremas pula, merasakan pentil mamanya yang makin mengacung. Tak sabar ia segera menghisap dan memainkan pentil kecoklatan yang besar itu, ditarik – tariknya dengan perlahan. Lena sedikit mendesah, tangannya mulai membelai tonjolan di balik celana Tommy, agak terkejut merasakan bahwa tonjolan itu agak besar. Tommy masih asik melampiaskan impiannya pada tetek mamanya. Lena sedikit terkikik karena Tommy amat agresif sekali melumat teteknya.
”Tom…berdiri, buka baju kamu dong….”
Tanpa banyak bicara Tommy segera berdiri, membuka dengan cepat baju dan celananya, Lena menatap dengan sangat bergairah pada kont01 Tommy. Besar dan panjang, melebihi perkiraannya. Perlahan ia julurkan tangannya, menggenggam kont01 anaknya itu, dibelai dan dielusnya dengan penuh sayang, sesekali dikocoknya ringan. Satu tangannya memainkan dan meremas lembut biji peler Tommy. Lena menyuruh Tommy berbaring. Ia mulai menjilati kepala kont01 Tommy dengan sangat erotis, menjilatinya dengan gerakan melingkar, menjilati lobang pipis anaknya. Sedikit tergelitik untuk bertanya, Lena mendongak ke arah Tommy dan bertanya…
”Tom…kamu sudah pernah melakukan hubungan seks…?”
”Ma…jangan marah ya…tapi ya sudah pernah.”
Lena hanya menggelengkan kepalanya, kembali menekuni kegiatannya. Lidahnya mulai menelusuri batang kont01 Tommy yang terasa sedikit asin dan gurih. Dia menjilati dengan gerakan yang erotis, menggelitik saraf – saraf kenikmatan anaknya. Tommy mendesah dengan sangat nikmat. Lidahnya mulai menjilati biji Tommy, merasakan tonjolan besar di kantongnya. Sambil tetap menjilat, mulutnya bergerak naik ke atas kembali ke kepala kont01 Tommy, mulutnya mulai membuka memasukkan kepala kont01 itu sampai akhirnya batang kont01 itu juga masuk ke mulutnya. Ia mulai mengulumnya,menghisap dan mengemutnya, penuh gairah, seakan menjilati es krim batangan saja. Diemutnya dengan kuat kepala kont01 Tommy. Sintiiiing…..ini terlalu luar biasa…Tommy membatin.
Akhirnya Lena menyudahi kegiatan menghisapnya.
Tommy segera bangkit, sementara lena berbaring, lututnya menekuk dengan posisi kaki mengangkang. Tommy segera menurunkan celana dalam mamanya. Berhenti sejenak mengagumi pesona memek mamanya. Jembutnya….ampuuunnnn nafsuin banget, belahannya….gila melihat dari dekat begini memang jauh lebih nafsuin daripada melihat rekamannya. Apalagi kini ia bebas melakukan apapun semaunya.
Tommy mulai menunduk, membaui aroma harum dan merangsang dari memek itu. Tangannya dengan trampil membelai belahan memek mamanya itu. Perlahan belahan itu makin mekar menampakkan pesona yang jauh lebih indah di baliknya, merah mengundang. Tommy memakai jarinya, melebarkan jalan. Dengan rakus mulutnya menciumi permukaan memek Lena yang mulai basah. Lidahnya menjulur keluar, mulai menjilati lobang memek mamanya, menyodokinya. Lena mendesah dan sesekali menggoyangkan pantatnya. Segera Tommy mencari keasikan baru, mulai menjilati dan menggoyang it1l mamanya, tonjolan daging itu pasrah saat lidahnya memainkannya dengan cepat dan penuh nafsu. Lobang memek mamanya segera ia sodok dengan jari tengahnya, memainkannya dengan penuh gairah. Tommy memainkannya dalam waktu lama…
”Tomm….Duuuuuhhh…..Sssshhh….”
”Yesss….Ughhh…Ahhhh….”
”Dikiiittttt…..lag…..iiiiiiiii…..”
Pantat mamanya agak terangkat, dengan badan yang mengejang, menyemburkan cairan kenikmatan saat orgasme. Tommy nyengir dan menghentikan kegiatan lidahnya. Bangkit segera menindih tubuh telanjang mempesona itu.
”Lakukan Tom…seenak mungkin….mama mau kamu keluar di dalam…”
Tommy menarik tangan mamanya lembut, mendudukannya di sampingnya, dengan agak gemetar tangannya mulai memegang tetek besar mamanya. Sangat teramat nyaman dia rasakan di tangannya, besar, lembut, kenyal dan kencang. Perlahan ia mulai meremas lembut lalu seiring nafsunya yang makin meningkat remasannya makin kuat dan kencang, kini tangannya yang satu mulai meremas pula, merasakan pentil mamanya yang makin mengacung. Tak sabar ia segera menghisap dan memainkan pentil kecoklatan yang besar itu, ditarik – tariknya dengan perlahan. Lena sedikit mendesah, tangannya mulai membelai tonjolan di balik celana Tommy, agak terkejut merasakan bahwa tonjolan itu agak besar. Tommy masih asik melampiaskan impiannya pada tetek mamanya. Lena sedikit terkikik karena Tommy amat agresif sekali melumat teteknya.
”Tom…berdiri, buka baju kamu dong….”
Tanpa banyak bicara Tommy segera berdiri, membuka dengan cepat baju dan celananya, Lena menatap dengan sangat bergairah pada kont01 Tommy. Besar dan panjang, melebihi perkiraannya. Perlahan ia julurkan tangannya, menggenggam kont01 anaknya itu, dibelai dan dielusnya dengan penuh sayang, sesekali dikocoknya ringan. Satu tangannya memainkan dan meremas lembut biji peler Tommy. Lena menyuruh Tommy berbaring. Ia mulai menjilati kepala kont01 Tommy dengan sangat erotis, menjilatinya dengan gerakan melingkar, menjilati lobang pipis anaknya. Sedikit tergelitik untuk bertanya, Lena mendongak ke arah Tommy dan bertanya…
”Tom…kamu sudah pernah melakukan hubungan seks…?”
”Ma…jangan marah ya…tapi ya sudah pernah.”
Lena hanya menggelengkan kepalanya, kembali menekuni kegiatannya. Lidahnya mulai menelusuri batang kont01 Tommy yang terasa sedikit asin dan gurih. Dia menjilati dengan gerakan yang erotis, menggelitik saraf – saraf kenikmatan anaknya. Tommy mendesah dengan sangat nikmat. Lidahnya mulai menjilati biji Tommy, merasakan tonjolan besar di kantongnya. Sambil tetap menjilat, mulutnya bergerak naik ke atas kembali ke kepala kont01 Tommy, mulutnya mulai membuka memasukkan kepala kont01 itu sampai akhirnya batang kont01 itu juga masuk ke mulutnya. Ia mulai mengulumnya,menghisap dan mengemutnya, penuh gairah, seakan menjilati es krim batangan saja. Diemutnya dengan kuat kepala kont01 Tommy. Sintiiiing…..ini terlalu luar biasa…Tommy membatin.
Akhirnya Lena menyudahi kegiatan menghisapnya.
Tommy segera bangkit, sementara lena berbaring, lututnya menekuk dengan posisi kaki mengangkang. Tommy segera menurunkan celana dalam mamanya. Berhenti sejenak mengagumi pesona memek mamanya. Jembutnya….ampuuunnnn nafsuin banget, belahannya….gila melihat dari dekat begini memang jauh lebih nafsuin daripada melihat rekamannya. Apalagi kini ia bebas melakukan apapun semaunya.
Tommy mulai menunduk, membaui aroma harum dan merangsang dari memek itu. Tangannya dengan trampil membelai belahan memek mamanya itu. Perlahan belahan itu makin mekar menampakkan pesona yang jauh lebih indah di baliknya, merah mengundang. Tommy memakai jarinya, melebarkan jalan. Dengan rakus mulutnya menciumi permukaan memek Lena yang mulai basah. Lidahnya menjulur keluar, mulai menjilati lobang memek mamanya, menyodokinya. Lena mendesah dan sesekali menggoyangkan pantatnya. Segera Tommy mencari keasikan baru, mulai menjilati dan menggoyang it1l mamanya, tonjolan daging itu pasrah saat lidahnya memainkannya dengan cepat dan penuh nafsu. Lobang memek mamanya segera ia sodok dengan jari tengahnya, memainkannya dengan penuh gairah. Tommy memainkannya dalam waktu lama…
”Tomm….Duuuuuhhh…..Sssshhh….”
”Yesss….Ughhh…Ahhhh….”
”Dikiiittttt…..lag…..iiiiiiiii…..”
Pantat mamanya agak terangkat, dengan badan yang mengejang, menyemburkan cairan kenikmatan saat orgasme. Tommy nyengir dan menghentikan kegiatan lidahnya. Bangkit segera menindih tubuh telanjang mempesona itu.
”Lakukan Tom…seenak mungkin….mama mau kamu keluar di dalam…”