Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ANTARA AKU DAN MANTAN ISTRI KU

Setelah menyelesaikan semua masalah yang ada di perkebunan tembakau milik ku. Akhir nya aku pun meminta kepada pak Samsul untuk mengajak ku berkeliling perkebunan tembakau serta beberapa spot spot indah yg ada di daerah sini. Setelah kepala ku di rasa mau pecah atas kejadian tadi, seketika semua mulai hilang terganti ke kagum an ku atas indah nya desa ini. Bahkan pak Samsul mengajak ku ke sebuah kolam mata air alami tersembunyi yg ada di desa ini.

"Wooow pak Samsul ini benaran tidak semua tau tentang kolam mata air ini, tampak jernih dengan warna kebiruan dengan suasana yg begitu asri dan sangat alami." Ucap ku.
"Betul den.. hanya orang orang asli sini yg tau, orang luar tidak akan pernah di beri tahu tentang kolam mata air ini..biasa nya pemuda di desa ini mengajak pacar nya ke sini untuk menembak mereka den.. Krn suasana nya yang begitu mendukung.. tersembunyi, indah, asri dan romantis.."ujar panjang lebar pak Samsul.
"Aden juga bisa mengajak pacar nya ke sini suatu saat.. pasti pacar adem bakal merasa bahagia dan merasa romantis serta akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan." Tambah pak Samsul.

Aku pun hanya mengangguk saja di karena kan aku yg terlalu sibuk bekerja hingga tidak sempat untuk mencari kekasih..

Selepas berkeliling pak Samsul pun mengantarkan aku kembali ke villa.

Aku membiarkan pintu gerbang tidak dalam keadaan terkunci hanya terslot saja, bahkan pintu villa ku pun tak ku kunci. Karena aku merasa desa ini cukup aman.

"Brugg"

Aku pun merebahkan diri ku di atas kasur. Ternyata di desa ini masih banyak tempat yg belum aku explore.

"MMM kolam mata air tadi seperti nya bakal menjadi tempat yang bagus nanti." Ucap ku sambil tersenyum.

Tak terasa malam pun mulai menyelimuti desa. Setelah mandi dan bersih bersih aku pun langsung makan malam. Saat ku sedang menikmati makan malam ku. Sepintas ku melihat ada seseorang masuk melewati pintu gerbang ku, terlihat siluet seseorang dari jendela villa ku. Kemudian tak lama ia mengetuk pintu villa ku.

"Per permisi mas Reza, apa kah ada orang?" Ucap orang itu.
"Ia silahkan langsung masuk saja" ucap Ku sedikit mengeraskan suara ku tanpa meninggal kan meja makan.

Tentu saja aku mengenali suara siapa itu. Sekarang tepat jam 21.00, sudah ku duga ia akan menepati janji nya.

"Oww.. tak ku sangka kamu benar datang menepati janji kita ya" ucap ku sambil tersenyum.
" i..i..ia mas.. bagai mana pun aku datang sesuai yang mas Reza pinta." Ucap orang itu.
"Lalu apa yang kamu katakan ke suami kamu tentang kepergian mu ke villa ku malam malam begini aniisa?". Ucap ku.

Ya orang itu adalah Anissa. Ia datang ke tempat ku atas permintaan ku wantu itu. Tampak ia membawa tas di tangan nya mungkin itu baju dan beberapa alat make up nya.

"aku bilang ke mas Satrio bahwa aku sekarang bekerja di rumah mas Reza sebagai asisten rumah tangga sebagai syarat agar mas Reza tidak memenjarakan mas Satrio". Ucap nya.
"Lalu dia berkomentar apa?" Tanya ku penasaran.
"Mas Satrio hanya bilang terima kasih Krn membantu nya memohonkan ke pada mas Reza agar tak menjebloskan nya ke penjara, dan menitipkan ucapan terima kasih nya ke mas Reza" jawab Anissa.

Suami gila. Dia bahkan tak marah saat istri nya pergi menemui lelaki lain malam malam begini. Ckckckck ku fikir dia akan memarahi Anissa habis habisan tentang permintaan ku untuk menyuruh Anissa datang ke villa ku dan berusaha menahan nya. Tp ternyata malah tak ada rasa curiga apapun di kepala nya atau cendrung dia tak perduli terhadap istri nya yang penting dia tak masuk penjara.

"Suami kamu sudah tau mulai saat ini kamu akan tinggal sementara di villa ku sampai masa uji coba dia selama 3 bulan selesai?". Tanya ku.
"su.. sudah mas.. terlebih tadi aku juga sudah membantu menyiapkan barang barang mas Satrio untuk keperluan pengiriman keluar kota nya besok pagi juga" jelas anissa.

Setelah mendengar itu aku pun menyelesaikan makan ku. Lalu mulai menghampiri nya yang bahkan dari tadi Anissa tidak bergeser dari dekat pintu masuk.

"Kamu tau kan apa yang bisa terjadi saat pria dan wanita tinggal bersama". Ucap ku.
"Ma.. mas rezaa.. apa perlu sampai sejauh ini mas.. sekarang kita bukan suami istri lagi mas.. tolong mas jangan berbuat sesuatu yang di larang agama" ucap Anissa dengan suara yg mulai bergetar.
"Kamu tidak perlu memikirkan itu Anissa.. urusan itu biar aku yang tanggu dosa nya.. lagian aku hanya berusaha untuk mendapat kan kembali apa yang lalu terbuang sia sia bukan"ucap ku.
"Lagian ini kan kamu yang minta , kamu berjanji tadi pagi untuk memenuhi segala yang aku ingin kan asal suami mu tidak aku jebloskan ke penjara bukan?" Tambah ku.

Mendengar itu Anissa pun tak kuasa menahan air mata dan mulai mengalir membasahi pipi nya, ia pun jatuh terduduk.

Entah kenapa semua kata kata yang keluar dari mulut ku malam ini terasa seperti seorang bajingan. Aku sadar itu tapi aku tak kuasa menahan nya. Sejujur nya melihat Anissa menangis seperti itu membuat hati ku sedikit goyah. Tapi aku terus menegarkan hati ku.

Ku raih dagu Anissa Yanng sedang bersimpuh ku coba untuk mengisyaratkan agar ia kembali berdiri. Setelah ia berdiri kembali aku pun mengisap air mata nya yang telah membasahi pipi indah nya.

"Jangan menangis Anissa, tentu aku tidak seperti Satrio yang ringan tangan itu yang selalu melampiaskan amarah nya dengan memukul mu"ucap ku.
"Sekarang cukup kamu ingat, bayangkan dan lakukan saja seolah kita masih kah seorang suami istri.. aku akan memperlakukan mu dengan lembut dan penuh kasih sayang"ucap ku.
"Buang fikiran mu tantang ini dan itu.. lupakan semua yang membuat mu risau. Kamu hanya perlu membayangkan bahwa saat ini kita masih berstatus suami istri" tambah ku.

Setelah itu, ku kembali meraih dagu Anissa sehingga kini kami bertatapan. Perlahan aku ingin mencium bibir nya, untuk sesaat ia memalingkan wajah nya, tapi kembali ku arahkan wajah nya untuk kembali bertemu.

Aku pun mengecup lembut bibir nya. Bibir indah Anissa yang dulu Bahkan tak pernah ku sentuh karena permintaan nya. Tampak masih ada perlawanan dari nya tapi tentu saja ku tahan dengan ke dua tangan ku.

Aku minta maaf Anissa, dengan memperlakukan mu sperti ini. Tapi sungguh hati ku pun hancur memperlakukan mu begini. Semua ini hanyalah bagian dari kekecewaan dan amarah ku kepada mu yang memilih meninggalkan ku, meninggal kan pernihakan kita untuk memilih orang sperti satrio si brengsek yang tidak tau cara memperlakukan mu dengan baik.

Setelah ku mencium bibir Anissa, kembali ku lihat air mata nya mengalir, mengingatkan ku kembali kepada kenangan dulu saat ia menangis saat ku sentuh dan saat ia menangis ketika berdoa sehabis ibadah nya.

Untuk sesaat tiba tiba kepala ku terasa sakit sekali seperti ingin meledak, entah ini dari amarah ku atau kekecewaan ku.

Lalu ku tawarkan Anissa untuk makan malam, tapi ia menolak nya. Dikarenakan malam semakin larut aku pun mengajak nya masuk kedalam kamar.

Bergetar tangan dan tubuh nya sesaat memasuki kamar ku. Dengan reflek aku pun memeluk lembut tubuh nya.

"Semua yang kamu bayangkan tidak akan terjadi Anissa, tentu aku tidak akan menyakiti mu, malam ini kita hanya akan tidur tidak ada yang lain" ucap ku berusaha memenangkan nya.

Ia pun mengangguk tanda mengerti dan terlihat tangan nya sudah tak bergetar lagi.

Setelah itu aku mendudukkan Anissa di tepi kasur ku. Lalu aku pamit untuk ke kamar mandi untuk bersih bersih sebelum tidur.

Aku pun memakai piyama tidur ku dan bersiap untuk masuk kedalam selimut, dan Anissa masih terduduk di pinggir kasur ku. Tiba tiba ia pamit untuk ke kamar mandi untuk bersih bersih juga, saat keluar kamar mandi Anissa sudah memakai baju tidur nya.

Walau dengan model yang sederhana, Anissa tampak cantik. Seperti yang ku ingat dulu bahkan saat ini. Ia memberanikan diri untuk ikut masuk kedalam selimut.

Saat kami sama sama sudah masuk dalam selimut. Tiba tiba Anissa membuka pembicaraan.

"Mas Reza.. sekarang aku ini istri orang mas... Dan lagi kini aku sudah tak secantik dulu, di kulit badan ku pun kini masih tersisa bekas lebam dari amarah mas Satrio jika ia habis mabuk atau bahkan saat dya kalah judi.. mas Reza ini tampan, mapan dan punya segala nya mas bisa mendapatkan yang lebih dari aku mas.. knp mas bersikeras.." belum sempat Anissa menyelesaikan ucapan nya.

Aku menahan bibir Anissa dengan jari ku, Krn tak Inging mendengar nya lebih jauh.

"Saat ini kamu hanya perlu memikirkan bahwa kita ini suami istri ya.. sisa nya aku yang tanggu baik itu dosa atau yg lain nya.. mau bagai manapun kamu sekarang aku tetap mencintai mu.."ucap ku.

Aku pun menggeser Anissa untuk mendekati posisi ku. Ku Arahkan kepala nya agar menjadikan lenganku bantalan kepala nya. Tampak nya tak ada penolakan itu. Ku fikir kini Anissa mulai mencoba mencerna semua nya.

Untuk sesaat Anissa terdiam. Lalu ia mulai kembali berbicara.

"Apa mas tidak akan menyesal memilih aku mas.. " ucap nya.

Ucapan Anissa ku potong dengan aku mendaratkan ciuman lembut di bibir nya.. kini tak ada penolakan dari nya. Aku pun mulai mencumbu Anissa dengan lebih dalam lagi.

Ku rasa Anissa pun mulai membuang semua fikiran yang Membebani nya dan mencoba menerima ku. Kami mulai bertukar cumbuan. Lalu aku berinisiatif untuk mencoba mencari cari lidah nya dengan lidah ku, saat lidah ku dan Lidan Anissa bertemu aku pun mulai menjilat nya, menghisap nya, membuat cumbuan cumbuan semaki liar.

Tangan ku beralih mencoba membuka baju tidur nya, satu persatu kancing nya berhasil ku lepas dan menampakan dua buah gundukan indah payudara yang terbungkus bh tipis. Jari jemari ku pun mulai bergerilya meringsek masuk kebalik bh Anissa dan mulai mengelus dan menggenggam payudara indah dan kencang milik Anissa.
Tiba tiba Anissa menghentikan cumbuan kami dan mencoba kembali menutup badan nya dengan memegang bagian baju yg kancing nya sudah terbuka. Aku pun emosi. Ku tarik kembali Anissa mendekati ku.

"APA YANG KAMU LAKUKAN... DIAM DAN NIKMATI SAJA!!" bentak ku.

Kini Anissa sudah berposisi di bawah ku. Tampak Anissa terkejut.
Ku buka baju piyama ku dengan cepat, dan ku coba lepaskan celana ku. Kini aku tampak bugil di atas anissa sedangkan kini Anissa sudah tak mengenakan bagian atas nya bahkan bh nya ku lepaskan dengan paksa. Lalu ku posisikan ke dua tangan Anissa ke atas kepala nya ku pegang kedua nya dengan satu tangan ku.

Aku mulai kembali mencumbu bibir lembut Anissa, entah kenapa nafsu ku yang kini mengendalikan tubuh ku. Setelah puas mencumbu bibir nya lalu kecupan ku mulai turun menuju leher nya terus berlanjut menuju kearah payudara nya, saat ketika ku hisap payudara nya dan tangan yang satu ku lagi meremas payudara sebelah nya terdengar Anissa mulai mendesah pelan serta terkadang memekik.

"MMM payudara mu begitu lembut nan indah Anissa... Mmmm.. begitu bodoh si Satrio itu memperlakukan mu" ucap ku sambil sesekali menghisap payudara nya seakan ingin mengisap utuh dengan sesekali menggigit gigit kecil puting nya.
"Ssssssshhh.. maasss rezaaaa.... Jangaaaan maaaaaas....aaaaaahhhhhk..mmmmm"ucap nya mulai tertatih melawan gejolak nafsu nya.
"Mmmmmm... Jangan apa Anissa.....mmmmm"ucap ku sambil terus melumat payudara nya.
"Massssss ... Uuhh... Mmmmm.. hentika.......an... Mmmmmm.. masss.... Ssssssshhh" deru nafas mengganggu intonasi bicara nya.

Aku melepaskan genggaman ku pada tangan nya. Lalu ku lepas hisapan ku pada payudara nya. Dengan cepat ku tarik celana Beserta dalaman nya ke bawah.

Kini Anissa tampak bugil sempurna satu tangan nya berusaha menutupi payudara nya dan tangan yang lain menutupi vagina nya. Untuk sesaat ku pandangi dengan penuh kagum tubuh Anissa.. tubuh yang dulu tak pernah ku jamah.
Terlihat beberapa bekas lebam masih tampak walau samar membuat hati ku se akan panas.

Brengsek Satrio itu tubuh indah Anissa musti dia perlakukan dengan kasar seperti ini.

Lalu ku coba membuka kedua tangan Anissa yg berusaha menutupi tubuh bugil nya, Tanpa perlawanan berarti. Kini mulai ku arah kan penis ku yang sudah keras sempurna berusaha untuk memasuki lobang vagina nya.

"Maass rezaa... Jangan di masukin mas...masss...jangaaaan... Aaaaahhhkkkk"tak sempat Anissa meneruskan ucapan nya.

BLESS...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd