ratna anida
Semprot Addict
Dear sobat Heart to Heart(HtH) sekalian aq ingin berbagi sedikit perjalanan hidupku yang tak henti-hentinya dirundung masalah semenjak aq menjalin "affair" ataupun berselingkuh dengan ayah kandungku sendiri yang kisahku ini telah kutuliskan dalam sebuah cerita di forum ini juga.
Sekalipun hubunganku dengan ayahku ini telah berakhir semenjak 4 tahun yang lalu, namun masalah demi masalah tak pernah berhenti merundungku, dan silih berganti pula kemalangan, maupun kesedihan menerpaku.
Terkadang di kala keheningan malam, selepas aq bermuhasabah atau intropeksi diri kurenungi mungkin apa yang kuterima ini sudah sepantasnya, sebab aq telah menjadi seorang "putri yang durhaka" yang tega menyakiti, dan menghancurkan perasaan mamaku yang amat sangat menyayangiku dengan sepenuh hati semenjak diriku ini masih kecil hingga beranjak dewasa.
Namun apa yang kuberikan pada mama, sungguh aq telah menjadi seorang anak yang durhaka, dikarenakan kutelah merebut ayahku sendiri dari mama. Sehingga semua duka yang kualami ini kurasakan memang sudah sepantasnya aq menerimanya, yaah penyesalanku kinipun seakan tiada gunanya.
Mungkin ini "karma" yang harus kuterima sebab apa yang kulakukan ini sungguh tidak pantas dilakukan oleh seorang putri kepada orangtuanya, yang hampir saja menghancurkan keutuhan rumah tangga orang tuaku.
Hanya saja aq kini berpikir sampai kapankah kemalangan, dan kesedihan terus merundungku, sekalipun sudah kulakukan berbagai cara untuk menebus semua perbuatan durhakaku ini, bahkan seandainya aq diusir oleh orangtuaku, ataupun dicelakai oleh mama, akupun tidak akan pernah melawannya.
Sebab kurasakan hal ini pantas kuterima, sebagai balasan atas apa yang telah kulakukan pada mamaku, akan tetapi aq sendiri sudah lelah dengan semua yang menimpaku ini, dan tentunya aq berharap hal ini segera berakhir, walaupun entah kapankah "karma" yang kuterima ini akan berakhir.
So, para pembaca sekalian jangan pernah sekalipun menyakiti orang tua kita ini, baik melalui perkataan terlebih lagi dengan perbuatan, agar tak mendapatkan karma seperti yang kualami ini.
Karena seperti yang kualami, hingga kini hidupku senantiasa dihantui oleh perasaan bersalah, sekalipun hubunganku dengan kedua orang tuaku sudah membaik, namun tetap saja perasaan bersalah terus membayangi perjalanan hidupku ini, yang entah kapan akan sirna.
Sekalipun hubunganku dengan ayahku ini telah berakhir semenjak 4 tahun yang lalu, namun masalah demi masalah tak pernah berhenti merundungku, dan silih berganti pula kemalangan, maupun kesedihan menerpaku.
Terkadang di kala keheningan malam, selepas aq bermuhasabah atau intropeksi diri kurenungi mungkin apa yang kuterima ini sudah sepantasnya, sebab aq telah menjadi seorang "putri yang durhaka" yang tega menyakiti, dan menghancurkan perasaan mamaku yang amat sangat menyayangiku dengan sepenuh hati semenjak diriku ini masih kecil hingga beranjak dewasa.
Namun apa yang kuberikan pada mama, sungguh aq telah menjadi seorang anak yang durhaka, dikarenakan kutelah merebut ayahku sendiri dari mama. Sehingga semua duka yang kualami ini kurasakan memang sudah sepantasnya aq menerimanya, yaah penyesalanku kinipun seakan tiada gunanya.
Mungkin ini "karma" yang harus kuterima sebab apa yang kulakukan ini sungguh tidak pantas dilakukan oleh seorang putri kepada orangtuanya, yang hampir saja menghancurkan keutuhan rumah tangga orang tuaku.
Hanya saja aq kini berpikir sampai kapankah kemalangan, dan kesedihan terus merundungku, sekalipun sudah kulakukan berbagai cara untuk menebus semua perbuatan durhakaku ini, bahkan seandainya aq diusir oleh orangtuaku, ataupun dicelakai oleh mama, akupun tidak akan pernah melawannya.
Sebab kurasakan hal ini pantas kuterima, sebagai balasan atas apa yang telah kulakukan pada mamaku, akan tetapi aq sendiri sudah lelah dengan semua yang menimpaku ini, dan tentunya aq berharap hal ini segera berakhir, walaupun entah kapankah "karma" yang kuterima ini akan berakhir.
So, para pembaca sekalian jangan pernah sekalipun menyakiti orang tua kita ini, baik melalui perkataan terlebih lagi dengan perbuatan, agar tak mendapatkan karma seperti yang kualami ini.
Karena seperti yang kualami, hingga kini hidupku senantiasa dihantui oleh perasaan bersalah, sekalipun hubunganku dengan kedua orang tuaku sudah membaik, namun tetap saja perasaan bersalah terus membayangi perjalanan hidupku ini, yang entah kapan akan sirna.
Terakhir diubah: