~ lanjutan~
Sorry ya para Suhu dan master semua, agak lama update nya.
Harap maklum, saya kuli dan terlebih lagi deket sama Rena sampai detik ini.
Tiap hari harus mondar-mandir ketempat dia.
Ok kita lanjut yaaa......
~ episode wine n puncak~
Dan Rahma pun datang dengan 2 gelas wine.
Dia cekatan banget huu, sepertinya memang sering minum beginian. Buat buka penutup botolnya pun harus pakai alat, di puter-puter gitu. Entahlah apa alat itu, yg jelas dia bawa dari rumah.
Rahma : Zee, this is for you hon.
Saya : mkasih mba....tapi aq jangan banyak-banyak ya. Aq gak mau mabok, kalau aq mabok siapa yg akan nemenin mama.
Dasar otakku sudah ke mana-mana, siasat apa aj meski keluar ide-ide bagus.
Tapi memang bener sih, kalau saya sampai mabuk...artinya sia-sia moment ini. Saya gak akan bisa memanjakannya diranjang.
Jadi saya meminta sama Rahma, supaya saya minum gak terlalu banyak.
Rahma : iya hon gpp, yg penting kamu temenin aq. Karena aq butuh seseorang yg betul-betul mengerti aq. Gak seperti suamiku. (Beliau mulai bercerita)
Rahma : Ji, kamu mau kan jd penyemangat aq? Dan janji gak akan ninggalin aq yg dalam kebimbangan ini?
Saya : iya ma, aq janji. Aq gak akan ninggalin kamu kok.
Dia langsung mencium kening saya.
Entah itu isyarat atau hanya sekedar tanda terima kasih.
Rahma : Ji, hubungan aq dan suami gak baik, semenjak dia pindah ke maskapai "G".
Dia sering banget lupa akan aq, terlalu sibuk dengan dirinya.
Yg aq tau, dia ada main dengan beberapa pramugara dan orang diluar maskapai "G", alias pelanggan maskapai "G".
Dia mulai cerita panjang, tanpa lupa sedikit pun dengan minuman di botol itu. Sudah berapa gelas yg dia teguk, sudah gak bisa terhitung.
Rahma : aq bicara seperti ini bukan hanya omong kosong Ji. Tapi ada buktinya, karena aq pernah coba membuntutinya. Saya lihat dengan sadar, dia berkali-kali chek in di hotel dengan beberapa pramugari.
Saya : Ma, sudahlah. Aq gak mau kita sedih-sedihan disini. Aq gak mau ada air mata malam ini.
Rahma menatapku tajam, lalu memelukku.
Dia memeluk saya sangat kencang. Dan sedikit terasa dikulit saya, ada tetesan air mata yg jatuh di kulit tangan saya.
Rahma : Ji, mkasih ya sayang. Kamu sudah peduli banget sama aq.
Saya : iya ma. Aq begini juga karena aq sayang km. Tapi aq tau diri, aq orang gak punya, wajahpun pas-pasan. Maklum, tipikal cowok kampung.
Terlebih mama sudah ada suami, aq gak mau merusak rumah tangga orang.
Itulah ucapan sakti aq huu, yg membuat dia malam ini seakan-akan berada di tengah bulan.
Seperti saya bilang, kalau kita nekat kita pasti dapatkan hasil yg baik. Meskipun harus pakai modus berbohong.
Tapi jangan ditiru ya huuuu.
Rahma : sayang, rumah tanggaku sudah hancur sebelum kamu datang dalam hidupku.
Sebelum kita kenal, rumah tanggaku sudah hancur !!
Rahma : jadi sayang gak perlu kuatir, karena aq tau apa yg akan terjadi dikemudian hari..
Entah kenapa secara tiba-tiba Rahma mencium bibir saya. Kaget, sekaligus senang.
Ini yg namanya "keberuntungan".
Saya gak tinggal diam, saya pun membalas ciumannya.
Lidah kami saling berpagutan, terkadang dia melumat bibir dan lidah saya.
Begitu pun saya, tidak ada sedetikpun moment ini yg saya sia-siakan.
Desahan kecil mulai terdengar lembut.
Ciuman-ciuman kami terus berlanjut, sangat lama.
Dan tangan kamipun tidak tinggal diam, Rahma sudah berani memegang penis saya, meskipun hanya dari luar. Karena kami masih berpakaian lengkap.
Saya pun gak tinggal diam, saya beranikan tangan kanan ini masuk kedalam t-shirnya.
Tujuan utamanya adalah payudaranya, dan gak lama tangan kanan saya berhasil mencapai tujuan.
Rahma : sayang, malam ini aq milikmu. Luapkan apa yg km mau.
Saya : iya ma, malam ini aq juga milikmu. Segalanya milikmu.
Ciuman kami kembali menguat. Lidah semakin dalam, mungkin inilah moment yg gak terlupakan sampai detik ini.
Rahma : sayang, ayo kita ke kamar.
Tanpa saya mengiyakan, dia sudah menarik tangan saya dan menuntun saya ke kamar di dekat ruang kami minum wine tadi.
Sesampai di kamar, entah setan apa yg merasuki Rahma, tanpa aba-aba dan tanpa aq minta, dia sudah menanggalkan alias melepas semua pakaiannya termasuk celana dalamnya.
Hayalan saya benar-benar terwujud, inilah yg saya inginkan dari awal (dalam bathin saya)
Rahma : sayang, cepat buka pakaianmu. Cepat iiiih yank (agak manja)
Saya : eeh eh iya ma.
Saya pun menuruti apa yg Rahma mau, saya buka semua pakaian saya. Dan sekarang kami berdua sama-sama telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun yg menghalangi kami.
Saya dekati Rahma yg sudah berbaring telentang di ranjang itu. Dengan lembut saya hampiri dia dan memeluknya.
Saya : Ma, aq sayang kamu.
Rahma : aq juga sayang km yank
Rahma : yank...jgn tinggalin aq ya?
Saya : iya ma...aq janji gak akan pernah tinggalin kamu.
Saya tiba-tiba kaget, dengan cekatan Rahma sudah memegang penis saya. Dia sentuh lembut, dan dia mainkan dengan jari-jari lentiknya.
Dan kamipun berciuman kembali dan sangat lama.
Saya gak mau dibilang cowok payah dan gak ngerti apa-apa tentang seks. Dan jujur, saya juga sering lihat metode bermain seks yg baik dari berbagai video di website.
Nafsu sudah diujung tandung, darah kami pun sudah sama-sama mendidih.
Saya mulai menjilati lehernya, telinganya.
Desah-desahan kecil dan manja mulai terdengar. Menambah lengkap suasana malam itu.
Setelah saya puas menjilati leher dan telingannya, saya pun menuju ke dua gunung ranum dan indah itu. Saya jilati dan saya gigir lembut.
Erangan dan desahan semakin kencang yg terdengar dari mulut Rahma.
Rahma : oooooohh oooohhh sayang
Rahma : Ji, aq sayang kamu yank.
Saya sudah gak peduli dia mau ngomong apa, saya focus gak mau sia-siakan moment penting ini.
Setelah lama saya main di dua bukit kembar itu, lidah saya pun mulai turun ke perut, paha, betis dan tentu vaginanya.
Saya sangat ingat, ketika saya jilati pahanya...erangan dan desahan kencang keluar memenuhi isi ruang kamar ini. Saya tau dia sangat menikmati.
Saya sadar, saya gak ingin terlalu cepat. Saya ingin malam ini berkesan.
Setelah puas saya jilati paha kirinya yg sudah saya buat agak sedikit memerah di bagian pangkal pahanya. Saya beralih menjilati paha kanannya.
Tangan Rahma pun mulai bertindak kasar, rambut saya dijambaknya. Ini menandakan dia sangat menikmati proses simbiosis mutualisme malam ini.
Duh gusti saya ngomong opo to....kok yoh ngelantur.
Rahma : sayang, sudah dong aq gak tahan.
Rahma : sayang....ooooooch oooch sayang.
Ocahan dan erangan menyatu dalam nafsu dan keringat kami. Padahal AC sudah di posisi 18 loh huuu.
Saya pun mulai dengan jurus sakti, berkat pembelajaran dari video yg saya lihat. Mata saya tertuju ke vagina Rahma, bersih dan wangi. Tanpa ada flek hitam sedikitpun. Benar-benar vagina yg sempurna.
Tanpa pikir panjang, saya mulai cium bibir vaginanya.
Rahma pun semakin mendesah kencang.
Saya jilati lembut bibir vaginanya. Dan tidak lupa, tangan kanan saya terus mendarat di payudara kanannya, memerasnya dengan lembut.
Saya mulai mainkan lidah saya ke dalam vaginanya, rasanya itu gurih seperti kerupuk udang huuu...pokoknya enak banget.
Mungkin sekitar 5 menit saya jilati dan gigit lembut vaginanya...tiba-tiba.
Rahma : sayang awas, aq mau sampe....
Rahma : sayang ooooooihhh ooooich aq ke ke ke
Rahma : sayang, aq keluar.
Saya pandangi wajahnya memerah, penuh kepuasan. Saya kecup keningnya dan berbisik : curaaang iiiiiiiih.
Rahma tersenyum manis lalu berkata : iya sayang maaf.
Dan kami pun kembali berciuman, berpagutan. Hingga sampai terdengar....
Rahma : sayang masukiiiiiin
Saya : iya sayang, sudah gak nahan ya?
Inilah moment penting ketika pasangan sudah berada di tingginya nafsu birahi
Tanpa pikir panjang, saya pun mulai ingin lebih memanjakannya. Saya turuti keinginannya, apapun itu.
Perlahan tapi pasti, saya posisikan penis saya persis didepan vaginanya. Tidak terlalu besar, tapi kalau boleh pamer, penis saya ini agak panjang dari pria lokal Indonesia pada umumnya.
Gak sabar lagi, saya mulai gesekan penis saya di vaginanya. Sengaja saya belum mau masukan, karena ingin melihat Rahma mendapatkan sensasi yg luar biasa dari gesekan-gesakan penis saya di bibir vaginannya, persis seperti video yg saya lihat.
Rahma : sayang....oooochhh
Rahma : oooooooh sayang
Rahma : Ji
Rahma : sayang masukin.
Pintanya, dengan raut wajah yg memerah.
Detikitu juga saya langsung masukin penis saya, pelaaaaan tapi pasti. Dan Rahma pun sangat menikmati.
Dengan masuknya penis saya dengan pelan, sangat terasa kalau vagina Rahma bisa seperti memijit-mijit bagian batang penis saya.
Dan belum sepenuhnya penis saya masuk.
Tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk dari hp Rahma, dan ternyata suaminya telp.
Rahma : sayang jangan di cabut. Biar aq terima telp dia, paling cuma telp sebentar.
Rahma : iya Ma.
Telp pun di angkatnya, mereka say hello. Dan terdengar jelas suaminya bertanya.
Suami : Bunda belum bobo?
Suami : Dedi belum bisa pulang minggu ini, karena ada jadwal terbang lagi.
Rahma pun menjawab....eeeh iya ded
Saya gak mau di sia-siakan semua ini, saya gak peduli pasangan suami istri ini sedang telp. Saya ingin malam ini puas. Saya lanjut memompa vaginanya, agak saya kencangkan sdikit goyangan saya.
Dan sangat jelas Rahma sangat menikmati, meskipun dia sedang terima telp dari suaminya.
Suami : Bunda lagi sakit ya, kok suaranya gitu?
Suami : Bunda....
Sang suami agak mulai curiga atau dia gak tau bahwa istrinya sedang menerima kenikamatan yg saya berikan.
Rahma : iya dedi. .eeh eeeeeh
Rahma : iya, agak demam ini
Terdengar jelas desahan Rahma meskipun kecil, karena tertahan telapak tangan dimulutnya. Mungkin dia gak mau desahan dia terdengar suaminya.
Maaf ya Suhu semua, kita lanjutin besok malam lagi. Karena saya gak mau tulisan saya membosankan semua pembaca disini.
Pokoknya ini terus berlanjut. C u
Sorry ya para Suhu dan master semua, agak lama update nya.
Harap maklum, saya kuli dan terlebih lagi deket sama Rena sampai detik ini.
Tiap hari harus mondar-mandir ketempat dia.
Ok kita lanjut yaaa......
~ episode wine n puncak~
Dan Rahma pun datang dengan 2 gelas wine.
Dia cekatan banget huu, sepertinya memang sering minum beginian. Buat buka penutup botolnya pun harus pakai alat, di puter-puter gitu. Entahlah apa alat itu, yg jelas dia bawa dari rumah.
Rahma : Zee, this is for you hon.
Saya : mkasih mba....tapi aq jangan banyak-banyak ya. Aq gak mau mabok, kalau aq mabok siapa yg akan nemenin mama.
Dasar otakku sudah ke mana-mana, siasat apa aj meski keluar ide-ide bagus.
Tapi memang bener sih, kalau saya sampai mabuk...artinya sia-sia moment ini. Saya gak akan bisa memanjakannya diranjang.
Jadi saya meminta sama Rahma, supaya saya minum gak terlalu banyak.
Rahma : iya hon gpp, yg penting kamu temenin aq. Karena aq butuh seseorang yg betul-betul mengerti aq. Gak seperti suamiku. (Beliau mulai bercerita)
Rahma : Ji, kamu mau kan jd penyemangat aq? Dan janji gak akan ninggalin aq yg dalam kebimbangan ini?
Saya : iya ma, aq janji. Aq gak akan ninggalin kamu kok.
Dia langsung mencium kening saya.
Entah itu isyarat atau hanya sekedar tanda terima kasih.
Rahma : Ji, hubungan aq dan suami gak baik, semenjak dia pindah ke maskapai "G".
Dia sering banget lupa akan aq, terlalu sibuk dengan dirinya.
Yg aq tau, dia ada main dengan beberapa pramugara dan orang diluar maskapai "G", alias pelanggan maskapai "G".
Dia mulai cerita panjang, tanpa lupa sedikit pun dengan minuman di botol itu. Sudah berapa gelas yg dia teguk, sudah gak bisa terhitung.
Rahma : aq bicara seperti ini bukan hanya omong kosong Ji. Tapi ada buktinya, karena aq pernah coba membuntutinya. Saya lihat dengan sadar, dia berkali-kali chek in di hotel dengan beberapa pramugari.
Saya : Ma, sudahlah. Aq gak mau kita sedih-sedihan disini. Aq gak mau ada air mata malam ini.
Rahma menatapku tajam, lalu memelukku.
Dia memeluk saya sangat kencang. Dan sedikit terasa dikulit saya, ada tetesan air mata yg jatuh di kulit tangan saya.
Rahma : Ji, mkasih ya sayang. Kamu sudah peduli banget sama aq.
Saya : iya ma. Aq begini juga karena aq sayang km. Tapi aq tau diri, aq orang gak punya, wajahpun pas-pasan. Maklum, tipikal cowok kampung.
Terlebih mama sudah ada suami, aq gak mau merusak rumah tangga orang.
Itulah ucapan sakti aq huu, yg membuat dia malam ini seakan-akan berada di tengah bulan.
Seperti saya bilang, kalau kita nekat kita pasti dapatkan hasil yg baik. Meskipun harus pakai modus berbohong.
Tapi jangan ditiru ya huuuu.
Rahma : sayang, rumah tanggaku sudah hancur sebelum kamu datang dalam hidupku.
Sebelum kita kenal, rumah tanggaku sudah hancur !!
Rahma : jadi sayang gak perlu kuatir, karena aq tau apa yg akan terjadi dikemudian hari..
Entah kenapa secara tiba-tiba Rahma mencium bibir saya. Kaget, sekaligus senang.
Ini yg namanya "keberuntungan".
Saya gak tinggal diam, saya pun membalas ciumannya.
Lidah kami saling berpagutan, terkadang dia melumat bibir dan lidah saya.
Begitu pun saya, tidak ada sedetikpun moment ini yg saya sia-siakan.
Desahan kecil mulai terdengar lembut.
Ciuman-ciuman kami terus berlanjut, sangat lama.
Dan tangan kamipun tidak tinggal diam, Rahma sudah berani memegang penis saya, meskipun hanya dari luar. Karena kami masih berpakaian lengkap.
Saya pun gak tinggal diam, saya beranikan tangan kanan ini masuk kedalam t-shirnya.
Tujuan utamanya adalah payudaranya, dan gak lama tangan kanan saya berhasil mencapai tujuan.
Rahma : sayang, malam ini aq milikmu. Luapkan apa yg km mau.
Saya : iya ma, malam ini aq juga milikmu. Segalanya milikmu.
Ciuman kami kembali menguat. Lidah semakin dalam, mungkin inilah moment yg gak terlupakan sampai detik ini.
Rahma : sayang, ayo kita ke kamar.
Tanpa saya mengiyakan, dia sudah menarik tangan saya dan menuntun saya ke kamar di dekat ruang kami minum wine tadi.
Sesampai di kamar, entah setan apa yg merasuki Rahma, tanpa aba-aba dan tanpa aq minta, dia sudah menanggalkan alias melepas semua pakaiannya termasuk celana dalamnya.
Hayalan saya benar-benar terwujud, inilah yg saya inginkan dari awal (dalam bathin saya)
Rahma : sayang, cepat buka pakaianmu. Cepat iiiih yank (agak manja)
Saya : eeh eh iya ma.
Saya pun menuruti apa yg Rahma mau, saya buka semua pakaian saya. Dan sekarang kami berdua sama-sama telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun yg menghalangi kami.
Saya dekati Rahma yg sudah berbaring telentang di ranjang itu. Dengan lembut saya hampiri dia dan memeluknya.
Saya : Ma, aq sayang kamu.
Rahma : aq juga sayang km yank
Rahma : yank...jgn tinggalin aq ya?
Saya : iya ma...aq janji gak akan pernah tinggalin kamu.
Saya tiba-tiba kaget, dengan cekatan Rahma sudah memegang penis saya. Dia sentuh lembut, dan dia mainkan dengan jari-jari lentiknya.
Dan kamipun berciuman kembali dan sangat lama.
Saya gak mau dibilang cowok payah dan gak ngerti apa-apa tentang seks. Dan jujur, saya juga sering lihat metode bermain seks yg baik dari berbagai video di website.
Nafsu sudah diujung tandung, darah kami pun sudah sama-sama mendidih.
Saya mulai menjilati lehernya, telinganya.
Desah-desahan kecil dan manja mulai terdengar. Menambah lengkap suasana malam itu.
Setelah saya puas menjilati leher dan telingannya, saya pun menuju ke dua gunung ranum dan indah itu. Saya jilati dan saya gigir lembut.
Erangan dan desahan semakin kencang yg terdengar dari mulut Rahma.
Rahma : oooooohh oooohhh sayang
Rahma : Ji, aq sayang kamu yank.
Saya sudah gak peduli dia mau ngomong apa, saya focus gak mau sia-siakan moment penting ini.
Setelah lama saya main di dua bukit kembar itu, lidah saya pun mulai turun ke perut, paha, betis dan tentu vaginanya.
Saya sangat ingat, ketika saya jilati pahanya...erangan dan desahan kencang keluar memenuhi isi ruang kamar ini. Saya tau dia sangat menikmati.
Saya sadar, saya gak ingin terlalu cepat. Saya ingin malam ini berkesan.
Setelah puas saya jilati paha kirinya yg sudah saya buat agak sedikit memerah di bagian pangkal pahanya. Saya beralih menjilati paha kanannya.
Tangan Rahma pun mulai bertindak kasar, rambut saya dijambaknya. Ini menandakan dia sangat menikmati proses simbiosis mutualisme malam ini.
Duh gusti saya ngomong opo to....kok yoh ngelantur.
Rahma : sayang, sudah dong aq gak tahan.
Rahma : sayang....ooooooch oooch sayang.
Ocahan dan erangan menyatu dalam nafsu dan keringat kami. Padahal AC sudah di posisi 18 loh huuu.
Saya pun mulai dengan jurus sakti, berkat pembelajaran dari video yg saya lihat. Mata saya tertuju ke vagina Rahma, bersih dan wangi. Tanpa ada flek hitam sedikitpun. Benar-benar vagina yg sempurna.
Tanpa pikir panjang, saya mulai cium bibir vaginanya.
Rahma pun semakin mendesah kencang.
Saya jilati lembut bibir vaginanya. Dan tidak lupa, tangan kanan saya terus mendarat di payudara kanannya, memerasnya dengan lembut.
Saya mulai mainkan lidah saya ke dalam vaginanya, rasanya itu gurih seperti kerupuk udang huuu...pokoknya enak banget.
Mungkin sekitar 5 menit saya jilati dan gigit lembut vaginanya...tiba-tiba.
Rahma : sayang awas, aq mau sampe....
Rahma : sayang ooooooihhh ooooich aq ke ke ke
Rahma : sayang, aq keluar.
Saya pandangi wajahnya memerah, penuh kepuasan. Saya kecup keningnya dan berbisik : curaaang iiiiiiiih.
Rahma tersenyum manis lalu berkata : iya sayang maaf.
Dan kami pun kembali berciuman, berpagutan. Hingga sampai terdengar....
Rahma : sayang masukiiiiiin
Saya : iya sayang, sudah gak nahan ya?
Inilah moment penting ketika pasangan sudah berada di tingginya nafsu birahi
Tanpa pikir panjang, saya pun mulai ingin lebih memanjakannya. Saya turuti keinginannya, apapun itu.
Perlahan tapi pasti, saya posisikan penis saya persis didepan vaginanya. Tidak terlalu besar, tapi kalau boleh pamer, penis saya ini agak panjang dari pria lokal Indonesia pada umumnya.
Gak sabar lagi, saya mulai gesekan penis saya di vaginanya. Sengaja saya belum mau masukan, karena ingin melihat Rahma mendapatkan sensasi yg luar biasa dari gesekan-gesakan penis saya di bibir vaginannya, persis seperti video yg saya lihat.
Rahma : sayang....oooochhh
Rahma : oooooooh sayang
Rahma : Ji
Rahma : sayang masukin.
Pintanya, dengan raut wajah yg memerah.
Detikitu juga saya langsung masukin penis saya, pelaaaaan tapi pasti. Dan Rahma pun sangat menikmati.
Dengan masuknya penis saya dengan pelan, sangat terasa kalau vagina Rahma bisa seperti memijit-mijit bagian batang penis saya.
Dan belum sepenuhnya penis saya masuk.
Tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk dari hp Rahma, dan ternyata suaminya telp.
Rahma : sayang jangan di cabut. Biar aq terima telp dia, paling cuma telp sebentar.
Rahma : iya Ma.
Telp pun di angkatnya, mereka say hello. Dan terdengar jelas suaminya bertanya.
Suami : Bunda belum bobo?
Suami : Dedi belum bisa pulang minggu ini, karena ada jadwal terbang lagi.
Rahma pun menjawab....eeeh iya ded
Saya gak mau di sia-siakan semua ini, saya gak peduli pasangan suami istri ini sedang telp. Saya ingin malam ini puas. Saya lanjut memompa vaginanya, agak saya kencangkan sdikit goyangan saya.
Dan sangat jelas Rahma sangat menikmati, meskipun dia sedang terima telp dari suaminya.
Suami : Bunda lagi sakit ya, kok suaranya gitu?
Suami : Bunda....
Sang suami agak mulai curiga atau dia gak tau bahwa istrinya sedang menerima kenikamatan yg saya berikan.
Rahma : iya dedi. .eeh eeeeeh
Rahma : iya, agak demam ini
Terdengar jelas desahan Rahma meskipun kecil, karena tertahan telapak tangan dimulutnya. Mungkin dia gak mau desahan dia terdengar suaminya.
Maaf ya Suhu semua, kita lanjutin besok malam lagi. Karena saya gak mau tulisan saya membosankan semua pembaca disini.
Pokoknya ini terus berlanjut. C u