Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

arisan ala tanteku membawa kenikmatan untukku

needlenbitch

Guru Semprot
Daftar
5 Nov 2014
Post
531
Like diterima
291
Bimabet
Pesta seks dengan tante? biasa sih,
karena banyak tante girang
melakukan sebuah acara arisan
dengan hadiah brondong. Tapi pesta
seks tante kali ini beda, simak cerita
panas nya berikut ini.
Di situ tergolek sepasang manusia di
mabuk asmara, mereka berdua
tergolek telanjang dengan posisi
saling berangkulan. Oh, begitu
indahnya. Si cowok bernama Sony
dan si cewek bernama Rini. Sony
adalah lelaki sejati dengan tubuh
tinggi kekar 180 cm dengan berat 78
kg menjadikan dia “the real man”.
Ditambah dengan ukuran batang
kemaluannya yang lumayan panjang
sekitar 17 cm dengan diameter 12
cm. Dan ceweknya Rini dengan tubuh
seksi dan kulitnya seputih salju,
tinggi 175 cm dengan berat 60 kg.
Terus ditambah wajahnya secantik
Marimar, rambutnya yang panjang
dan indah tergerai, hidungnya
semancung cewek bule, bibirnya
sensual, lehernya yang jenjang,
susunya yang montok dan mancung
itu kira-kira 36C, perutnya yang datar
dan kencang, pinggangnya yang
langsing, pantatnya yang semok,
terusss… ohh… kemaluannya
terlihatlah daging vagina yang
memerah segar dengan bibirnya yang
sempit dikelilingi oleh bulu
kemaluan yang halus rapi
membentuk segitiga. Daging
kemaluannya empuk dan terpelihara
baik, bersih dan tidak ada bau apa-
apa. Pahanya yang putih mulus
dengan ditumbuhi bulu-bulu halus
dan seterusnya pokoknya
“uendaaang” dech.
 
Terakhir diubah:
Lalu 5 menit kemudian terdengarlah
bunyi weker dengan nyaringnya. Sony
mendadak terbangun dari tidurnya,
dia melihat Rini tertidur pulas di
sebelahnya. Dia mengamati wajah
pacarnya itu dengan seksama, lalu
dia mencium kening pacarnya terus
bibirnya yang sensual itu. Rini
terbangun juga dari tidurnya terus
kaget melihat Sony memandangnya
penuh arti. Lalu…
“Sony sayang, kenapa memandangku
seperti itu?” tanyanya penasaran
sambil tangannya memilin puting
susu Sony.
“Tidak kok Sayang, aku cuma kagum
dengan kecantikanmu yang tiada
duanya ini…” jawab Sony sambil
mencium mesra bibir Rini.
“Oh.. Sony Sayang, aku tercipta
memang untuk kamu seorang, aku
milikmu seutuhnya Sony,” jawabnya
sambil memeluk tubuh Sony.
“Oh.. Rini sayang kau memang
bidadariku, ohh… I love you so much
honey, ohhh… my baby.. my darling..
ohhh?”
 
Mereka berdua saling dekap, peluk,
peluk dan peluk lagi, oh sungguh
indahnya. Tapi beberapa menit
kemudian telepon berbunyi, mereka
berdua sempat tersentak karena
sedang asyik bertempur, eh.. telpon
berbunyi. Telepon diangkat Rini,
lalu…
“Hallo..”
“Hallo bisa bicara dengan Sony!”
“Ini dari siapa ya..?”
“Saya tantenya Sony, Tante Nadya di
Surabaya.”
“Tunggu sebentar..!”
Lalu…
“Sayang, ada telepon dari tantemu..
di Surabaya.”
“Tante siapa sayang..?”
“Katanya sih Tante Nadya.”
“Oh.. baiklah biar kuterima, sayang…”
Lalu…
“Hallo, Sony disini…”
“Hallo Sony keponakanku sayang,
bagaimana kabarmu sekarang dan
tadi itu tadi siapa? Nah ketahuan ya,
pasti cewekmu ya. Tante bisa
menebak pasti kalian berdua
sekarang dalam keadaan bugil..
hayo… ngaku.. iya apa iya…?”
“Aduh Tante gimana sih, masa pagi-
pagi sudah ngomong jorok. Sony
baik-baik aja kok.. dan terus terang
cewek tadi itu memang cewek Sony.”
“Gimana Son, mem*knya tentu lebih
enak dari punya Tante iya khan..?
Tante senang keponakan Tante
tersayang sekarang telah
berbahagia.. ohhh.. endannngg…”
“Tante please, jangan ungkit masa
lalu.. OK. Oh ya, Tante ada perlu apa
dengan Sony?”
“Oh.. ya lupa aku sorry Son.. Tante
kelepasan. Gini Son, Tante mau
minta tolong sama kamu. Tante mau
pinjam tempat tinggal, sehari aja.
Boleh khan?”
“Untuk apa Tante, Sony jadi
bingung..?”
“Gini Son, Tante dengan teman-
teman Tante ingin mengadakan pesta
sesama anggota ‘LESBIAN’, boleh
khan..?”
 
“Apa…? E.. tidak… Tante, Sony tidak
mengijinkan Tante mengadakan pesta
itu. Tante tahu khan sekarang Sony
sudah tidak sendirian lagi, gimana
dong dengan Rini, dia akan merasa
kecewa dan bisa-bisa kami berdua
akan berpisah selamanya. Padahal
Sony sangat mencintai Rini.”
“Sony ingat kejadian sewaktu kita
berdua masih tinggal seatap dulu,
kalau kamu tidak mau maka Tante
akan menyerahkan kaset video
tentang kita sama Oom kamu dan
tentunya nanti akan sampai ke
tangan ibu dan ayah kamu.
Bagaiman Sony kamu milih
kehormatan atau mengijinkan usul
Tante tadi..?”
“Jaaa.dddiii ohhh my God, Tante
tidak adil sama Sony. Tante curang
saya melakukannya khan Tante yang
mulai. Tapi.. ok… ok.. ok.. dech,
Tante menang kali ini. Sony akan
pikirkan dulu, nanti Sony akan telpon
lagi.”
“Ingat Sony besok kamu harus
telepon Tante, soalnya acaranya akan
dilaksanakan hari Minggu besok lusa
dan tentunya kamu harus ikut dalam
pesta itu.”
“Ya.. ya Tante, nanti Sony akan
telpon, OK Tante Byee..”
Lalu tubuh Sony jadi lunglai, dia
melihat Rini dengan tubuh bugilnya
tertidur lagi. Sony lalu duduk di tepi
tempat tidurnya. Pikirannya
melayang tentang kejadian saat dia
dan tantenya melakukan hubungan
yang tidak seharusnya. Sony
menyesal akan kejadian itu dan
tanpa dia sadari Rini bangun dari
tidurnya terus mendekap tubuh Sony
dari belakang dengan penuh
kelembutan, terus berkata, “Sony
sayang ada apa kok kelihatannya
sedih?” Rini memeluk dengan mesra
sambil mencium pundak Sony dengan
mesra.
 
“Rini sayang, boleh aku berterus
terang sama kamu. Tapi aku mohon
kamu jangan marah. Ingat cinta kita
berdua, OK sayang…” katanya sambil
mencium tangan Rini.
“Ya.. tentu dong sayang, aku akan
terima apapun yang akan kau
katakan,” jawab Rini seraya
menghibur Sony.
“Eeehhmm.. tadi itu Tante Nadya
istrinya Oomku, kakak ibuku. Aku
dulu sewaktu masih kuliah tinggal
dengan Oom dan Tanteku itu. Kamu
tahu kan aku dulu itu bagaimana
kalau melihat body cewek seksi
sedikit saja aku pasti tertarik,
walaupun dia sudah kepala 4
sekalian.”
“Teruss…”
“Stop sayang, aku kayaknya sudah
tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Kalau saya tidak salah tebak kamu
pasti ada ‘main’ sama Tante kamu ya
khan?”
“Oh.. my.. God.. Rini bagaimana kau
bisa menebak jalan pikiranku. Aku
menyesal sekali karena perbuatanku
itu. Rini sayang apakah kamu masih
mau jadi kekasihku?”
“Sony sayang aku sudah
menyerahkan ‘mahkota’-ku padamu,
tentu karena aku sangat mencintai
kamu dan Rini ingin selamanya ada
di samping kamu sayang…” jawab
Rini sambil berdiri di depan Sony.
Sony merasa menyesal, lalu dia
memeluk tubuh Rini pas di
pinggangnya. Dia menyesal akan
perbuatannya. Rini mengelus-elus
rambut Sony.
“Sudah dong sayang! Rini tidak akan
meninggalkan kamu.”
“Ohh.. Rini sayang sungguh mulia
hatimu sayang.”
Sony menitikkan air matanya untuk
kedua kalinya.
Lalu…
“Tapi, Rini sayang masih ada lagi
persoalan yang lebih rumit dari ini.”
“Sony sayang, kan Rini udah bilang
apapun persoalan tidak sulit bagi
Rini. Ayo katakan saja sayang
mungkin Rini bisa membantu!”
jawabnya tegas.
“Eee.. begini sayang, tadi Tante
Nadya minta ijin untuk mengadakan
pesta di tempat kita…”
“Sony sayang, khan cuma pesta
biasa, biarin aja khan tidak apa-apa,
masa sama tantenya sendiri kok
gitu..?”
“Rini sayang, itu bukan pesta biasa
tapi pesta seks sesama anggota
‘LESBIAN’ yang mewajibkan semua
orang yang ikut harus telanjang dan
lagi nanti aku akan jadi barang
mainan bagi mereka, jadi saya harus
melayani semua teman-teman Tante
sekitar 7 orang termasuk dia sendiri.
Terus tadi sebetulnya sudah saya
tolak permintaannya tapi dia
mengancam akan memberikan kaset
video tentang hubungan kami dulu
ke Oom-ku, aduhhh.. mati aku..!”
“Sony sayang, benarkah kaset itu
ada?”
“Benar sekali sayang, Tante orangnya
memang agak licik, aduh gimana
dong sayang… besok saya harus
mengambil keputusan.”
 
“Sony sayang, mungkin inilah ujian
bagi Rini. Kita berdua tidak bisa
berbuat apa-apa lagi. Tante kamu
memang lihai, benar juga khan
nasehat ibu kamu, semakin cantik
seorang wanita maka wanita itu
semakin licik dan kejam.”
“Terus… kita harus bagaimana ini
sayang..?” Sony memeluk tubuh Rini.
“Kalau begitu, Rini terpaksa memberi
ijin sama kamu. Rini tidak mau kamu
putus hubungan dengan orang tua
kamu dan juga Rini tidak ingin
kehilangan kamu sayang.”
“Ohhh.. sayang betapa mulianya
cintamu, aku sangat bahagia punya
pacar seperti kamu.”
“Tapi dengan syarat, Rini harus ikut
juga, karena Rini nanti akan
merekam semua yang terjadi, jadi
nanti bila terjadi apa-apa kita siap
dengan pembelaan kita.”
“Eee… sayang kamu licik juga
rupanya, tapi boleh juga usulmu. Jadi
kamu rela punyaku diobok-obok
mereka..” kata Sony sambil
mengecup bibir Rini.
“Sony sayang, Rini rela asalkan Sony
bahagia,” ucap Rini manja terus
memeluk Sony dengan mesranya.
“Terus bagaimana dengan pembantu-
pembantu kita sayang?”
“Besok kita suruh saja mereka untuk
pergi membersihkan rumah kita yang
ada di Malang biar mereka sibuk di
sana dan tidak mengganggu kita,
OK..!”
“Wah.. Rini sayang aku sungguh
bahagia sekali punya pacar seperti
kamu, kamu cerdas dan uhuuiii…”
kata Sony sambil mengecup puting
susu Rini yang memang mancung itu.
“Ahhh… kamu nakal ya, awas aku
gigit kont*lmu nanti..” ancam Rini.
“Gigit aja.. siapa takut…” tantang
Sony sambil terus menjilati puting
yang mancung itu.
Lalu, secepat “pelor M-16″ Rini
pegang batang kemaluan Sony yang
sudah tegang itu lalu digigitnya
kepala kemaluan yang besar itu.
“Auwww… sakit sayang…”
“Katanya tadi mau digigit, apa mau
lagi ayo…”
“Kamu tega ya.. aku nangis nih…
oooeekkk… ooeeekkk…”
“Aduh sayang.. cup.. cuup.. cupp..
jangan nangis ini minum ‘cucu’
dulu…” kata Rini sambil merapatkan
kepala Sony ke susunya yang montok
itu.
 
Lalu, dengan lidahnya Sony yang
sudah menjulur keluar bagai ular
menjilati ujung puting sensitif itu.
“Uuuhhh… ooohhh…” Rini mulai
mendesah-desah sambil
menggerinjal-gerinjal.
Sementara mulut Sony melumat
puting susunya yang sebelah kiri,
tangannya memilin-milin puting
susunya yang satu lagi. Tubuh Rini
itu semakin menggeliat-geliat
merasakan nikmat yang tak
terhingga. Tak ayal lagi, puting susu
Rini langsung tertelan mulut Sony
dan juga langsung digelitiki dengan
buasnya oleh lidahnya, membuat
mata Rini mendelik-delik kenikmatan.
Dengan kecupan dan sedotan yang
bertubi-tubi, seluruh bagian ujung
susu itu menjadi basah kuyup akibat
lumatan mulut dan jilatan lidah
Sony. Mulai dari puting susu yang
kiri sampai puting susu yang
sebelahnya lagi.
“Soonn… auuhhh…” Rini mendesah
dan menjerit keenakan tak
terkendali.
Sementara tubuhnya yang tengah
dilanda hawa nafsu menggeliat-geliat
tak tentu arah. Sony pun tidak mau
kalah. Dia jilati lembah di antara
kedua bukit membusung di dada
Rini. Sementara itu, jari-jemari kedua
tangannya memainkan kedua puting
susu di puncak bukit-bukit
tersebut.Ah! Betapa mengasyikkan
sekali peristiwa seperti itu. Susu Rini
begitu tinggi, mencuat, lagi pula
cepat sekali mengeras.
Puting susu Rini yang tinggi dan
runcing kembali menjadi santapan
yang lezat mulut Sony. Bunyi
kecepak-kecepak dan seruput-seruput
terdengar dari mulut Sony yang
terus-menerus asyik melumat dan
menghisap-hisap puting susu Rini
kekasihnya itu. Tubuh Rini pun
dibuatnya melengkung ke atas,
membuat payudaranya semakin
mencuat ke atas, yang tentunya
semakin membuat gairah birahinya
membulak-bulak. Sedotan-sedotan
Sony pada puting susu payudara Rini
pun semakin menjadi-jadi. Seakan-
akan Sony tidak mau melepaskan
benda antik yang begitu
menggairahkan ini.
Tak beberapa lama kemudian, Sony
beralih ke bagian bawah tubuh Rini.
Langsung saja Sony merasakan bau
kewanitaan yang harum dan segar.
Rini selalu merawat kemaluannya
dengan telaten. Sony mendekatkan
mulutnya pada bibir kemaluan Rini.
Ah! Bau khas kemaluan wanita
dengan aromanya yang tersendiri
semakin menambah nafsu seksual
Sony yang memang sudah nge-“JOZZ”
dari tadi. Dengan lembut dan penuh
kasih sayang Sony menciumi
permukaan selangkangan Rini itu
yang ditumbuhi bulu-bulu halus
kehitaman yang mengelilingi bibir
liang kenikmatannya. Kemudian
dengan menjulurkan lidah dan
dicucukkan sedikit ke lubang
kemaluan Rini, sudah cukup
membuat Rini mengeluarkan sebuah
jeritan kecil. Sony tersenyum
mendengarkannya. Terus dicucukkan
lidahnya sekali lagi. Rini pun
menjerit sekali. Jeritan kecil Rini
berubah menjadi jeritan panjang
saat ujung lidah Sony menyentuh
daging kecil kemerahan, klitorisnya.
Dan semakin bertambah panjang lagi,
sewaktu lidahnya menjilati daging
kecil yang sudah mulai membengkak
tersebut. Sekalipun jeritan Rini ini
cukup membuat sakit telinga Sony,
namun dia tidak menghiraukannya.
Berkali-kali Sony jilati dan gelitiki
klitoris Rini dengan garangnya tanpa
ampun.
 
“Ooouuu… Sooonnn…!” Rini menjerit-
jerit dan menjerit lagi.
“Crut… Sruput… Clrrppuut…”
Mulut Sony mulai melumat klitoris
kemerahan yang semakin bertambah
bengkak. Sekali-kali diseruputnya
daging kecil nan sensitif itu seperti
sedang menyeruput es lilin.
Gerinjalan-gerinjal tubuh Rini makin
menjadi-jadi. “Aaauuuwww…!” Rini
menjerit sambil menjambak rambut
Sony cukup keras. Sony meringis
kesakitan. Tetapi ini tidak
menghalangi usahanya untuk
memasukkan lidahnya sedalam-
dalamnya ke dalam kemaluan Rini.
Sony merasakan rasa asin dan agak
aneh memang ketika menjilati
seluruh permukaan dinding lubang
kenikmatan milik kekasihnya itu.
Pemilik lubang itu terus meraung-
raung dengan bebasnya. Sony pun
semakin tambah bernafsu.
Petualangan lidahnya di dalam
kemaluan Rini bertambah membabi
buta. Boleh dibilang, tak ada secuil
bagianpun dari dinding kemaluan
Rini yang luput dari jilatan lidahnya
yang memang panjang dan runcing.
Bahkan, dinding liang kemaluannya
yang licin dan sudah dibanjiri oleh
cairan bening kenikmatan berulang-
ulang menjadi korban rambahan
lidahnya yang tak kenal ampun itu.
Tubuh Rini terus terlonjak-lonjak
kesana-kesini saat dihujam-hujamkan
lidah Sony yang lancip itu masuk-
keluar lubang kemaluannya.
Sementara mulutnya terus
mengeluarkan desahan-desahan dan
tak jarang dibarengi dengan jeritan-
jeritan kecil. Mata Rini terpejam, dan
akhirnya…
“Aaahhh… crot.. crit.. cret…”
Rini telah memperoleh puncak
kepuasannya. Air laharnya muncrat
di mulut Sony.
 
Lalu…
“Rini sayang, sekarang giliranmu
berlutut di ubin dan aku duduk di
ranjang, terus…”
Kemudian Rini berlutut di lantai,
sedangkan Sony duduk di
hadapannya di atas kasur, sehingga
selangkangannya tepat berada di
depan kepalanya.
“Ayo dong, sayang, dimulai…!”
Rini meraih batang kemaluan Sony,
lalu perlahan-lahan Rini langsung
mengelus-elus batang kemaluan Sony
serta menciumi dengan lihai. Sony
jadi tambah tidak sabar, langsung
saja dia jejalkan batang kemaluannya
kemulut Rini. Ternyata Rini
menyambutnya dan dengan canggih
sekali Rini mulai memainkan batang
kemaluan itu di mulutnya. Sony
benar-benar mengakui kalau
permainan mulut Rini memang super
hebat. Rini demikian ahli
mengombinasikan antara hisapan,
gigitan serta jilatan.
Sony merasakan sangat kenikmatan
yang luar biasa. Dan Rini tampaknya
semakin bersemangat ketika Sony
juga merespon dengan menggenjot
batang kemaluannya di mulutnya.
Bahkan ketika Sony mencoba untuk
mencabutnya, Rini berusaha
mencegahnya, sehingga batang
kemaluannya tidak bisa lepas dari
mulutnya. Bukan hanya batang
kemaluan saja yang dimainkan. Biji
kemaluannya pun kadang-kadang
dikulum-kulum sambil sesekali
digigit-gigit. Sambil jari telunjuknya
ditusukkan ke anus Sony. “Oohhh..
enakk…”
Akh, sangat luar biasa sekali. Sambil
menggigit biji batang kemaluan,
batang kemaluan Sony dielus-elus
serta diremas-remas. Dan ketika Sony
sudah tidak tahan lagi, tampaknya
Rini tahu, dan langsung batang
kemaluan Sony kembali dimasukkan
ke mulutnya dan memperhebat
kuluman serta sedotannya.
Akhirnya Sony benar-benar tidak
tahan, dan bermaksud mencabut dari
mulutnya. Tapi rupanya Rini tidak
rela batang kemaluan itu keluar dari
mulutnya, sehingga “lahar” Sony
keluar di mulutnya. “Ahhh…” benar-
benar Sony merasakan nikmat ketika
“lahar”-nya tertumpah keluar. Rini
tampak gembira sekali dengan
keluarnya “lahar” Sony. Rini sedot
semua “lahar” Sony seakan-akan
tidak rela “lahar” kekasihnya itu
tumpah dengan percuma. Namun
karena Sony mengeluarkan “lahar”
cukup banyak sehingga sebagian
keluar menetes di mulutnya. Rini
mengusap “lahar” Sony yang keluar
dari mulutnya dengan tangannya,
kemudian menjilati tangannya yang
belepotan air “lahar” itu. “Ah… Sony
sayang punyamu enak sekali.” Sambil
mengecup kepala batang kemaluan
yang sudah menyusut itu.
 
Lalu Rini mulai segera beraksi lagi,
didorongnya Sony di kasur agar
kembali terlentang. Kemudian Rini
ikut naik ke atas ranjang, tubuhnya
yang “uhui” itu menindih tubuh
Sony. Terus Rini menyodorkan
susunya yang besar dan menantang
itu dengan indahnya dari atas. Sony
pun segera mencambut susu itu
dengan riangnya. Sony mulai
menjilati puting susu Rini yang
masih tetap tinggi dan mengeras
seperti tadi. Rini mengeram kecil
sewaktu Sony gigit-gigit kecil puting
susu yang menggiurkan itu.
Setelah itu Rini turun lebih ke
bawah. Kini Rini menindih perut
Sony. Rini mulai mengepit kedua
belah susu yang montok itu dengan
lengannya. Lalu Rini menjepit batang
kemaluan Sony dengan belahan di
antara susunya itu. Kemudian Rini
menggeser-geserkan batang
kemaluan Sony di lembah tersebut.
Gesekan-gesekan yang terjadi antara
batang kemaluan itu dengan lereng-
lereng dua buah bukit menjulang
yang mengapit lembah tersebut
ternyata memang ampuh, batang
kemaluan Sony kini mulai bangkit
lagi. Melihat usahanya mulai
menunjukkan hasil, Rini semakin
menambah cepat gerakannya. Dan
benar saja. Tak lama kemudian,
batang kemaluan Sony telah kembali
“siap tempur” seperti semula.
Tanpa mau membuang kesempatan
emas, Rini langsung mengangkangi
selangkangan Sony. Setelah
mengarahkan batang kemaluan Sony
tepat di bawah lubang kemaluannya,
Rini mulai beraksi. Bertepatan
dengan anjloknya tubuhnya ke
bawah, batang kemaluan Sony pun
langsung tertelan seluruhnya dalam
liang kemaluannya. Mereka berdua
sama-sama melenguh cukup keras.
Sony tidak mau berdiam diri saja.
Segera diputar-putar batang
kemaluannya di dalam lubang
kemaluan Rini. Sementara itu Rini
ikut mengimbangi dengan menaik-
turunkan sembari memutar-mutar
pantatnya yang semok itu. Mereka
berdua semakin lama semakin
mempercepat tempo gerakannya.
Tangan Sony pun ikut ambil bagian,
meremas-remas susu Rini dengan
gemasnya. Sony menjepit kedua
puting susunya yang mengeras,
sehingga tak ayal lagi, kedua puting
susu itu melejit dengan indahnya di
antara jepitan jari-jari Sony.
Seiring dengan gerakan
persetubuhan mereka yang makin
menggila, nafsu birahi mereka
berdua pun semakin menjadi-jadi.
Dan dengan nafsu yang semakin
membulak-bulak ini, mereka pun juga
makin memperganas persetubuhan
mereka. Tak terasa secara
keseluruhan sudah hampir satu jam
lamanya Sony dan Rini memulai
permainan cinta mereka.
Beberapa menit kemudian,
bersamaan dengan mendekatnya
waktu satu jam itu, Sony dan Rini
mengalami orgasme berbarengan.
Batang kemaluan Sony memuntahkan
air “lahar” masuk ke dalam lubang
kemaluan kekasihnya itu semuanya.
Sebagian malah ada yang berlelehan
keluar akibat tidak mampunya lubang
kemaluannya menampung cairan
kenikmatan Sony itu yang kali ini
jauh lebih banyak daripada orgasme
yang pertama tadi.
Akhirnya dengan tubuh bermandikan
keringat yang mengalir deras, Sony
dan Rini jatuh tertidur
berdampingan di ranjang yang
nyaman itu. Batang kemaluan Sony
masih menancap di dalam lubang
kemaluan kekasihnya itu, sedangkan
tangan Sony masih menungkupi
salah satu susunya yang
ranum.Singkat cerita, pada keesokan
hari Sony menelepon tantenya di
Surabaya untuk memberitahu kalau
mereka berdua setuju saja bila
tantenya ingin mengadakan pesta
tapi dengan syarat Rini ikut dalam
pesta itu. Tantenya tidak keberatan
bahkan malah senang Rini ikut.
 
Hari Minggu, seperti yang dijanjikan
telah tiba. Rumah Sony telah sepi
tinggal mereka berdua karena
seluruh pembantunya telah pergi ke
Malang kota untuk membersihkan
rumah Sony yang ada di situ. Sony
dan Rini sedang santai menonton TV
di ruang keluarga. Lima menit
kemudian terdengar bel pintu di
depan berbunyi. Sony menduga pasti
ini rombongan tante dengan teman-
temannya. Dia melangkah keluar dan
memang benar rombongan tantenya
telah datang. Tante Nadya naik mobil
Kijang dengan teman-temannya.
Mereka semuanya sekitar 7 orang
turun dari mobil itu. Tante Nadya
turun dari mobil, kakinya yang seksi
dan putih itu terlihat aduhai.
Sementara 6 temannya yang lain juga
sama mereka semua memiliki kaki
yang seksi turun dari mobil.
Lalu,
“Sony sayang, Tante datang,
ehmmm… ahhh.. kamu tambah cakep
aja dan oh… itu anu kamu tambah
besar aja,” ucap tantenya sambil
diciumnya pipi Sony dengan
tangannya memegang selangkangan
Sony.
“Tante, jangan ah.. ada Rini tuuh…
Oh ya kenalkan ini Rini, Tante?”
“Saya Rini Tante, selamat datang di
rumah kami,” ucap Rini sambil
menjabat tangan Tante.
“Oh… ini yang namanya Rini.. wuih
boleh juga Sony, kamu pintar pilih
pacar. Ehh.. Rini gimana keponakan
Tante OK tidak ‘anu’-nya, ayo jangan
malu-malu, jujur aja sama Tante…?”
“Ahh.. Tante ada-ada saja, Rini jadi
malu…” ucapnya agak kaget sedikit.
“Alaaa… gitu aja pakai malu segala,
terbuka aja udah… toh nanti kita
semua khan main buka-bukaan…”
ucapnya lagi.
“Udahlah.. soal itu jangan dibahas,
Rini jadi salah tingkah tuu.. Tante
ini gimana sih,” bela Sony.
“Sony, ini semua teman-teman Tante,
cantik-cantik bukan? Oh ya, mereka
semua belum punya anak lho.. jadi
kamu jangan kuatir pasti mem*k
mereka ditanggung sempit dan
‘endanng’. Oh.. ya teman-teman, ini
lho keponakanku yang pernah aku
ceritakan kemarin. Pokoknya
ditanggung ‘OK’ dech, ayo kenalan
dong… dan itu pacar Sony, Rini
namanya, OK juga khan..?””Oh.. ini
yang namanya Sony. Wuih ‘JOZZ’
sekali, udah tinggi, gagah, ganteng
lagi dan itu ohh.. benar-benar ‘wuih’,
meskipun hanya kelihatan
menyembul dari balik celana. Sony!
saya Sari umur 30 tahun, susuku 36C
dan ‘terowongan’-ku masih OK lho
Son…” ucapnya sambil mengecup
bibir Sony.
“Sony! saya Ratih umur 30 tahun,
susuku kamu bisa lihat sendiri…
bagaimana OK kan dan mem*kku
juga masih rapet dan legit lho Son…”
ucapnya sambil mengecup bibirnya.
“Sony! saya Tiara umur 31 tahun,
susuku juga gede dan putingnya
panjang lho, dan mem*kku masih OK
lho Son…” ucapnya sambil mengecup
bibirnya juga.
“Sony! saya Irene umur 30 tahun,
susuku gede juga lho dan
‘terowongan’-ku juga masih OK lho
Son…” ucapnya sambil mengecup
bibirnya juga.
“Sony! saya Nita umur 30 tahun,
susuku 36C dan mem*kku juga masih
OK lho Son…” ucapnya sambil
mengecup bibirnya.
“Sony! saya Dini umur 32 tahun,
susuku juga 36C dan mem*kku juga
masih OK lho Son…” ucapnya sambil
mengecup bibir Sony.
 
Sony mempersilakan semua tamunya
untuk masuk rumah. Setelah
semuanya masuk, betapa kagetnya
Sony dan Rini semua tante-tante itu
langsung membuka seluruh pakaian
mereka satu-persatu hingga polos.
Cewek-cewek itu semuanya tidak
mempunyai bulu kemaluan di
kemaluannya jadi kelihatan “garis”
kemaluannya yang memang kelihatan
masih “OK”. Setelah itu mereka
semua menuju ke kolam renang.
Tante Nadya juga sudah dalam
keadaan bugil. Terus,
“Sony ayo cepat buka bajumu dan
Rini juga ayo sini Tante bantu
lepasin bajumu..!” katanya sambil
membantu membuka baju Rini.
Seketika itu juga Rini ikut telanjang
juga.
“Wow… susumu jauh lebih besar dari
kita semua dan mem*kmu yang
indah itu wuih.. Sony memang
hebat. Ayo Rini kita ke kolam
renang…” katanya sambil mengajak
lari Rini menuju ke kolam renang.
Sementara itu Sony memandangi
tubuh Tante dan Rini pacarnya yang
telanjang berlari menuju kolam.
Setelah itu dia buka baju dan
celananya, terus dia menuju ke
kamar sebentar untuk mengambil
“Obat Perkasa” dari negeri China
yang konon ceritanya, dipakai oleh
kaisar China sebelum bersetubuh
dengan selirnya yang berjumlah
puluhan orang. Dioleskannya obat itu
pada batang kemaluannya, 1 menit
kemudian batang kemaluan itu
membesar, membesar dan membesar.
Jadi kini batang kemaluan Sony yang
tadinya tidur sekarang bangun dan
keras sekali persis “tiang listrik”.
Setelah itu, Sony turun dan langsung
berjalan dengan santai menuju
kolam, batang kemaluannya tetap
mengacung ke depan dengan telur
kembarnya saling goyang sana,
goyang sini. Dia melihat cewek-cewek
itu sedang asyik dengan kegiatannya
masing-masing. Dia mencari dimana
Rini berada. Oh… di situ rupanya.
Rini sedang asyik menjilati kemaluan
tantenya dengan keadaan
menungging, sementara dari
belakang Tante Sari menjilati
kemaluan Rini. Mereka menjerit dan
menjerit keenakan. Sementara itu
Tante Nadya asyik menjilati kemaluan
Tante Ratih yang berada di atas
mulutnya. Tante Ratih merintih,
“Ohhh…” Mereka semua tidak tahu
akan kedatangan Sony.
“Hai… cewek! Siapa yang mau batang
kemaluan? ayo ke sini…!” teriak Sony
sambil memegangi batang
kemaluannya yang berdiri dengan
kokoh.
Lalu semua mata tertuju ke batang
kemaluan Sony yang memang luar
biasa. Terus mereka menghentikan
kegiatan mereka, lalu berlarian ke
arah Sony. Rupanya mereka ingin
merasakan batang kemaluan itu.
Kekasihnya sendiri pun si Rini
sampai tidak percaya bagaimana
batang kemaluan Sony “Yayang”-nya
bisa 2 kali lipat besarnya dari
biasanya, padahal dengan ukuran
biasa saja Rini dibikin “KO”, apalagi
sekarang. Lalu dia berjalan
menghampiri Sony yang sedang
dikeroyok oleh banyak cewek itu.
“OK.. OK.. semuanya nanti akan
dapat, ayo sekarang Tante-Tante
berbaris sejajar dengan posisi
nungging, OK…” teriaknya.
“Sony sayang! kamu makai obat ya…
kont*lmu jadi besar 2 kali lipat dari
biasanya,” bisik Rini.
“Rini sayang, kamu ikut baris ya..
nanti kamu dapat giliran pertama.
Eee.. Rini sayang, kamu harus tahan
ya sakitnya.. OK!” bisik Sony sambil
dikecupnya bibir pacarnya itu.
 
Jadi begitulah mereka semua baris
sejajar dengan posisi nungging
dengan yang paling ujung Rini
disusul Tante Nadya dan seterusnya.
Dengan perlahan Sony menghampiri
Rini.
“Ma’af Tante-Tante, Sony mulai dari
pacar Sony sendiri.. OK…” ucapnya.
“Huuu.. huu… KKN… nich yeee…”
teriak mereka semua.
Tapi tak digubris oleh Sony. Pada
saat Sony mulai beraksi Rini tidak
menolah, lalu tiba-tiba dia
merasakan batang kemaluan Sony
dipukul-pukulkan pada pantatnya
yang membuat dia kegelian. Lalu,
diserudukkan batang kemaluannya ke
liang kemaluannya tapi sulit sekali,
dia coba lagi dan gagal. “Aaaah…
seret sekali ya kayak perawan,” kata
Sony. Rini menjerit, “Auwww…” terus
Rini berbalik membantu Sony dengan
mengelomohi batang kemaluannya
dengan air ludahnya tapi masih juga
tidak berhasil menembus liang
kemaluannya. Rini melihat Sony
berusaha lagi, dan perlahan masuk
pada lubang kemaluan Rini yang
kecil, Rini merasakan agak sedikit
pedih.
“Sony sayang, udah ah… batang
kemaluan kamu tidak bisa masuk lho,
terlalu besar sih,” pinta Rini.
“Sebentar sayang, tahan dulu ya… ini
udah masuk kepalanya, tahan ya
sayang…” jawabnya sambil
didesaknya lubang kemaluan Rini
dengan batang kemaluannya itu
dan…
“Sreeet… sret… sreettt…””Aauuww…”
Rini menjerit merasakan batang
kemaluan Sony terasa tembus di
kerongkongannya, digerak-gerakkan
pantatnya Rini kegelian. Meskipun
hanya setengah yang masuk tapi
akhirnya banjir juga liang
kemaluannya dan dia merasakan
kenikmatan saat batang kemaluan
Sony maju mundur di lubang
kemaluannya. Sesekali pantat Rini
ditepuknya untuk menambah
semangatnya menggenjot batang
kemaluannya, susu Rini dibiarkan
bergelantungan bergerak bebas
sementara tangan Sony sibuk
memegang pinggul Rini memaju-
mundurkan pantatnya. Saat batang
kemaluan masuk badan, Rini terasa
tertusuk geli tak karuan. Sesekali
juga Sony menciumi punggung Rini
yang ditumbuhi bulu-bulu halus,
sambil batang kemaluannya terus
bergerak keluar masuk di lubang
kemaluannya. Rini juga berusaha
dengan menggerakkan pantatnya kiri-
kanan dan batang kemaluan Sony
yang cuma setengah masuk itu
seakan terjepit kuat.
Sony semakin cepat memaju-
mundurkan batang kemaluannya,
dan…
“Ohhh.. ooohh… Rini.. udah mau
keluar nih… ohh… Sonnn… sshh…
aaahh…”
Goyangannya sekarang sudah tidak
beraturan.
“Ohh.. Sonnn.. kau sungguh
perkasa… aahhh…”
Sony mempercepat goyangan.
“Aahhh… Rini.. keluar sayang…
ooohhh…”
Rini menggelinjang dengan hebat,
Sony merasakan cairan hangat keluar
membasahi pahanya.
Sony hanya butuh 10 menit untuk
meng-“KO” Rini, padahal biasanya
sampai berjam-jam.
 
Kemudian giliran Tante Nadya.
Tampak oleh Sony kemaluan tantenya
dengan bibir kenyal yang sudah agak
menggelambir itu demikian basah
dan mulai membengkak. Lalu Sony
mendorong sedikit tubuh tantenya ke
depan sehingga pantatnya agak naik
ke atas, yang lebih memudahkan
batang kemaluannya untuk
melakukan tusukan ke dalam lubang
kemaluannya. Setelah itu langsung
disodoknya batang kemaluannya ke
lubang kemaluan yang menganga itu.
Tubuh Tante Nadya terhenyak hingga
hampir terjungkal ke depan akibat
kerasnya sodokan Sony, sementara
mulutnya menjerit kecil. Dalam
sekejap, batang kemaluan Sony yang
besar itu masuk seluruhnya ditelan
oleh lubang kemaluan itu yang
langsung menjepitnya. Jepitan
lubang kemaluan tantenya yang
berdenyut-denyut menambah gairah
birahinya yang memang sudah
menggelora.
“Ahhh… Son… kamu lebih perkasa
dari dulu… ohhh.. yaa.. teruskan…
ohh…” rintihnya.
Dengan cepat, Sony menarik batang
kemaluannya sampai hampir keluar
dari dalam kemaluan tantenya. Lalu
ditusukkannya kembali dengan cepat.
Kemudian ditarik dan disodokkan
lagi, seterusnya berulang-ulang
tanpa henti. Dorongan yang keras
ditambah dengan sensasi kenikmatan
yang luar biasa membuat tantenya
itu beberapa kali nyaris terjerembab.
Rini yang tadi terkapar-pun tidak
mau ketinggalan beraksi. Sony
melihatnya duduk mengangkang di
hadapan tantenya, memamerkan
lubang kemaluannya yang telah
kembali basah. Tante Nadya langsung
saja menyambar lubang kemaluan
yang mulai berdenyut-denyut keras
itu.
“Iiihh.. Tante… aaahhh…” Rini
menjerit sekeras-kerasnya.
Tante Nadya mencucukkan lidahnya
masuk ke dalam lubang kemaluan
Rini yang bertambah banjir saja.
Semakin lama semakin dalam
merambah seluruh dinding lorong
kenikmatan yang begitu licin. Setiap
sentuhan lidahnya pada permukaan
dinding yang basah dan mengkilap
itu ibarat tegangan listrik jutaan volt
yang menyetrum Rini. Seketika itu
juga, tubuh Rini mengejang ke
belakang. Susu montok yang
menggantung kencang di dadanya
kelihatan semakin membusung.
Tangan Sony yang menggapai-gapai
untuk memegang kedua bukit kembar
yang menggairahkan itu tidak
berhasil mencapainya. Jaraknya
terlalu jauh, sementara Sony masih
dengan kegiatan menyetubuhi Tante
Nadya. Dengan sedikit mengejang
Sony menggenjot batang
kemaluannya kembali ke dalam
lubang kemaluan tantenya sekuat-
kuatnya. Tantenya pun makin
memperganas “serangan” lidah dan
mulutnya pada kemaluan Rini,
kekasihnya.
Akhirnya, dalam waktu lima menit,
perjuangan Sony membuahkan hasil.
Tantenya melenguh panjang itu
tandanya bahwa ia sudah mencapai
klimaksnya. Bersamaan itu juga Rini
juga telah mencapai klimaksnya, lalu
dia kembali terkapar. Cairan
tantenya yang agak bening dari Rini
itu muncrat ke pahanya.
Wuihh.. benar-benar hebat Sony,
sudah 2 orang korbannya yang
terkapar. Sekarang giliran Tante Sari
yang sudah nungging, dan tampak
jelas sekali lubang kemaluannya, juga
lubang anusnya, Sony tidak langsung
memasukkan batang kemaluannya
yang dari tadi masih berdiri tegak
itu, tapi mempermainkan lidahnya di
sekitar kemaluan dan kedua
pantatnya, samar-samar terdengar
desahan suara Tante Sari, segera
batang kemaluannya ditempelkan di
permukaan lubang kemaluannya.
Terdengar desahan Tante Sari, dan
Sony mulai menggerakkan batang
kemaluannya maju mundur, nikmat
sekali meskipun tidak bisa masuk
semua karena batang kemaluan Sony
terlalu panjang dan Tante Sari
tampak menikmati dengan
menggerakkan pinggulnya ke kanan
dan ke kiri. Kurang lebih 10 menit
Tante Sari menjerit dan… “Crot..
crit.. cret…” lendir hangat kembali
membasahi batang kemaluan Sony.
Lalu pelan-pelan Sony kembali
menggerakkan batang kemaluannya
maju mundur, Sony iseng melihat
lubang dubur Tante Sari yang agak
mencuat keluar, lalu dicobanya
memasukkan jari telunjuknya ke
dalam duburnya yang basah itu,
terdengar sedikit rintihan, “Ssstt… ah
Son pelan-pelan dong!” rintihan yang
membuat Sony semakin nafsu. Tiba
tiba Sony ingin sekali mencoba untuk
menikmati lubang duburnya yang
kelihatannya masih “perawan” itu.
Ditariknya pelan batang kemaluannya
yang masih basah dan licin itu akibat
lendir dari lubang kemaluan Tante
Sari. Ditempelkannya kepala batang
kemaluannya yang mengeras di
permukaan duburnya, dipegangnya
batang kemaluannya sehingga
kepalanya mengeras, lalu Sony
mencoba menekan batang
 
kemaluannya, karena licin oleh cairan
tadi maka kepala kemaluanku segera
melesak ke dalam, dia pun mengeluh,
“Akhhh.. aduh Sonnn.. sstt ohh..”
Sony berhenti sesaat, dan dia
bertanya, “Kok dimasukin di situ
Son… sakit?”
Lalu ditariknya batang kemaluannya
dari lubang dubur itu. Sony beralih
ke Tante Ratih dan tampaklah pantat
dan kemaluannya terlihat merekah
dan basah. Sebelum Sony
memasukkan batang kemaluannya,
dia jilat dulu kemaluannya dan
lubang pantatnya. Cairan dari
lubang kemaluannya mulai
membasahi bibir kemaluannya
ditambah dengan ludah Sony.
Diarahkannya batang kemaluannya ke
lubang kemaluannya dan menekan ke
dalam dengan pelan-pelan, sambil
merasakan gesekan daging mereka
berdua. Suara becek terdengar dari
batang kemaluan dan lubang
kemaluan dan cukup lama Sony
memompanya. Lalu 5 menit
kemudian, “Ohhh.. Sonn.. aku…
keluuaarr.. ahhh… yeess…”
muncratlah cairan membasahi paha
Sony untuk ke-4 kalinya. “Oh.. Sony
kau sungguh hebat… aduhh…
nikmatnya…”
Sampai saat ini Sony masih tetap
perkasa, lalu dia menghampiri Tante
Tiara yang lebih “semok” karena
gumpalan pantatnya itu yang begitu
montok. Langsung diremas-remas
pantat Tante Tiara itu dengan
bersemangat. “Auuh…” Tante Tiara
mendesah kecil dibuatnya. Kemudian
kaki Tante Tiara direnggangkannya
sedikit, sampai terlihat lubang
kemaluannya dari bawah. Lalu Sony
langsung saja menusukkan dua
jarinya sekaligus ke dalam lubang
kemaluannya itu. Semua jarinya itu
dapat dengan mudah masuk begitu
saja ke dalam kemaluan itu. Pada
usia sekarang, kemaluan Tante Tiara
memang sudah agak lebar
dibandingkan dulu, tetapi tetap
masih cukup sempit dan masih
lentur. Dipermainkannya jari-jarinya
itu di dalam lubang kemaluannya.
“Iiih… Sony… uuhhh…” jerit Tante
Tiara yang liar.
Apalagi setelah Sony mulai menjilati
kemaluannya dengan lidahnya.
“Aaahh… Soonnyyy…” Tante Tiara
menjerit panjang.
Sony menyodokkan batang
kemaluannya ke dalam lubang
kemaluannya. Sementara itu
tangannya mulai berpetualang di
susunya. Diremas-remas susu yang
kenyal itu, terasa pas di tangan.
Sony jadi ingat saat dia sedang main
bola volly, bolanya pas di tangannya.
Tak ketinggalan pula puting susunya
yang begitu cepat menegang turut
menjadi korban keganasan
tangannya.
Sony terus memompa batang
kemaluannya masuk-keluar di dalam
lubang kemaluan Tante Tiara dengan
cepat. Makin lama makin cepat lagi.
Sampai-sampai bunyi kecipak-kecipak
akibat selangkangannya yang
berbenturan cukup keras dengan
pantatnya terdengar jelas. Tiba-tiba
dirasakan lubang kemaluannya
menjepit batang kemaluan Sony
dengan sangat kuat. Tubuh Tante
Tiara mulai menggelinjang, nafasnya
mulai tak karuan, dan tangannya
meremas-remas payudaranya sendiri.
“Ohhh… ooohh… Tante udah mau
keluar nih… sshh… aaahh…”
“Aahhh… ‘jancuk tenan…’ Tante
keluar Sonnn… ooohhh…”
Dia menggelinjang dengan hebat,
dirasakan cairan hangat keluar
membasahi paha Sony. Dia langsung
terkapar dengan lubang kemaluannya
yang kelihatan masih mengeluarkan
cairan terus.
 
Sony berpindah ke Tante Dini yang
sudah dalam menungging pasrah.
Dari belakang Tante Dini merasakan
Sony mulai menggila menjilati
kemaluannya yang kelihatan
merekah. Sony menjauh dan Tante
Dini merasakan desahan nafasnya
membesar. Tante Dini terkejut
lubang kemaluannya digeser-geser
oleh batang kemaluan Sony yang
besar itu. Tante Dini mengarahkan
pantatnya ke belakang dan Sony
menjauhkan batang kemaluannya
dari lubang kemaluannya, Sony
menggoda dan Tante Dini jadi
penasaran ingin merasakan batang
kemaluannya lagi.
Tante Dini merasakan batang
kemaluan Sony kini mulai mendesak
liang kemaluannya lagi dan
terpeleset, dia merasakan Sony
kesulitan mengepas batang
kemaluannya di lubang kemaluannya.
Kini ujung batang kemaluan itu telah
tepat pada lubang kemaluannya,
perlahan dan pasti gerakan Sony
maju sedikit demi sedikit menuju
dinding kemaluannya. Tante Dini
menunggu dan merasakan gesekan
perlahan itu menimbulkan sensasi
yang hebat pada tubuhnya. Saat
batang kemaluan Sony sudah
seluruhnya mengisi liang
kemaluannya. Sony diam sesaat
sambil membelai-belai pinggangnya
yang bulat. Tante Dini merasakan
semuanya, dicengekeramnya
pinggangnya kuat-kuat dan Sony
mulai bergerak maju mundur
membelah kemaluannya. Tante Dini
mengimbangi dengan memutar-mutar
pantatnya seperti penari perut, Sony
mengimbangi dengan sodokan-
sodokan gilanya. Pinggulnya
dipakainya sebagai setir, jika ingin
gerakan lambat, ditariknya
pinggulnya kuat-kuat sehingga Tante
Dini tidak bisa bergerak, demikian
pula sebaliknya. Tante Dini
merasakan telur batang kemaluan
Sony menghantam pantatnya sebelah
bawah saat batang kemaluannya
masuk total pada kemaluannya.
Pantat Tante Dini terus bergerak dan
batang kemaluan Sony tidak tinggal
diam, semua tenaga telah dikerahkan
oleh Tante Dini untuk memperolah
kepuasan maksimum, tapi 5 menit
kemudian…
“Ahhh… Sonn…”
“Crot.. cret…”
Muntahlah cairan Sony membasahi
batang kemaluannya dan paha Sony.
Sony masih perkasa, terus dia
menghampiri Tante Irene yang
menunggingkan pantatnya dan minta
ditusuk, Sony mulai mengarahkan
batang kemaluannya ke lubang
kemaluan Tante Irene yang tampak
menganga berwarna merah jambu.
Sony terus memegang pinggul Tante
Irene dan mengayun pinggulnya
dengan irama yang teratur. Sesekali
Sony pindahkan tangannya untuk
meremas susu yang montok.
Beberapa lama kemudian nafas Tante
Irene mulai memburu dan makin
menderu seirama dengan makin
kerasnya hentakan dari Sony.
Kemudian Tante Irene mulai
mengerang,
“Oohhh… aku.. ohhh… keluarrr…
ahhh…”
“Crot.. crit… cret…”
 
Bimabet
Sony langsung menuju ke korban
terakhir, Tante Nita yang juga sedang
menungging. Lubang kemaluannya
yang berwarna merah muda agak
merekah. Sony pelan-pelan
menusukkan batang kemaluannya,
masuk sepertiga. Tangan kiri Sony
sambil meremas-remas susunya yang
mulai mengeras itu. Tante Nita
menekankan badannya ke belakang
sehingga batang kemaluan Sony
amblas masuk ke dalam lubang
kemaluannya. Sony mulai melakukan
aksi tarik dorong. Nafasnya mulai tak
teratur dan cengkeraman tangannya
di tangan Sony semakin kuat.
“Hhh… Son aku mau keluar ahhs…”
Muncratlah semua cairan Tante Nita.
Enaknya dan enaknya, dan berakhir
juga cerita panas ku yang
menggairahkan itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd