Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Arti Dari Sebuah Kebahagiaan

Status
Please reply by conversation.
trrnyata cerita nya super duber mantap...liarnya mengalir santai...di tggu secpat nya update terbaru ts..hehee
 
Siapa ya yg ngirim wasap??
Apa adrian??
Atau rio??
lannjuuuuuutt...
 
#Lima

Seharian ini Sukma nampak hanya merenung saja. Beberapa kali ketiga anaknya mengajaknya bercanda namun respon yang di dapat sang anak hanya biasa-biasa saja.

"Ya..."

"Ohh..."

"Tidak..."

Kurang lebih hanya seperti itu jawaban atau tanggapan dari setiap pertanyaan ataupun pernyataan dari Rio, Dewi, maupun Adrian.

Satu poin yang bisa mereka simpulkan adalah mama mereka sedang dilanda rindu yang luar biasa pada papa mereka, meskipun secara tersurat Sukma menyangkal hal itu. Dan yang paling yakin akan hal itu tentu saja adalah Adrian. Apalagi setelah kejadian semalam dimana dia mendapat pengakuan sendiri dari sang mama langsung. Bahkan hingga membuatnya sampai terbawa suasana.

Tapi sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran mereka bertiga semuanya salah. Memang benar Sukma sedang dilanda rindu yang teramat dalam dengan sang suami. Tapi sebenarnya ada sesuatu hal lain yang mengganjal di pikiran Sukma.

~•~•~•~

~Pagi harinya...~

Sukma menggeliat pelan saat terbangun dari tidur pagi ini. Dia tidak mau membangunkan anak gadisnya bila melakukan gerakan terlalu kentara. Ya, selama ditinggal suaminya, Sukma memang meminta Dewi untuk menemaninya tidur. Sesuatu yang sangat di sukai Dewi tentunya karena bisa tidur bareng lagi dengan mama nya.

Baik Sukma maupun Dewi sama-sama terbiasa tidur mengenakan baju terusan pendek yang biasanya tidak sampai menutupi lutut. Entah itu lingery, ataupun kimono. Bahkan mereka berdua kadang suka bertukar baju tidur. Itu karena dari segi postur tubuh, mereka berdua memiliki postur tubuh yang sama. Bahkan celana dalam dan BH pun mereka berdua memiliki ukuran yang sama. Meskipun untuk yang satu ini mereka berdua tidak akan saling bertukar.

Sukma tersenyum ketika menatap kesamping, ke arah Dewi. Dipandanginya wajah cantik anaknya itu.

"Cantik. Manis," guman Sukma pelan saat dirinya tanpa sadar mengagumi kecantikan anak kandungnya itu.

Puas memandangi wajah Dewi, pandangan Sukma berlalu ke bawah dan mendapati betapa sintal tubuh Dewi. Tidak sengaja pandangannya mendarat pada belahan dada Dewi. Sukma tersenyum lalu ganti memperhatikan belahan dada nya sendiri.

"Sama persis dengan punya ku, hihihi," ucap Sukma pelan.

Pandangan Sukma kembali memperhatikan bagian tubuh yang lain dari anaknya. Lengan, pinggang, dan kaki Dewi. Kulit putih, halus, dan kencang. Masih sangat kencang layaknya kulit anak gadis seusianya.

"Kamu memang anak mamah yang paling cantik sayang," guman Sukma lagi.

Sukma beringsut ke arah Dewi dan mengecup kening sang anak.

Cup!

"Eh, mamah...? Udah bangun? Jam berapa inih?" tanya Dewi dengan suara agak serak karena baru terbangun dari tidur.

"Udah dong sayang. Tapi ini masih pagi kok. Bobo lagi ajah," balas Sukma mesra sambil membelai lembut rambut panjang Dewi. Memberikan kasih sayang terdalam untuk anak gadisnya.

"Mamah tumben-tumbenan pagi-pagi gini udah nyium kening Dewi?"

"Hahaha, pengen ajah. Wajar kan?"

"Iya sih mah, tapi Dewi seneng kok. Itu artinya mamah sayang sama Dewi, hehehe," balas Dewi seraya menyusup ke pulakan sang mama.

Sejenak Dewi dan Sukma saling memandang. Kedekatan dan keintiman di antara sesama wanita memang berbeda. Bagi mereka, pelukan dan ciuman pipi atau kening adalah perwujudan nyata dari bentuk kasih sayang maupun perhatian. Berbeda dengan kaum pria yang akan malu untuk melakukan hal-hal tersebut.

Sama seperti Dewi dan Sukma pagi ini yang saling mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang diantara mereka berdua dengan tidur sambil berpelukan.

"Coba tiap malem bisa bobok bareng mamah kaya gini, hihihi" ucap Dewi. Posisi tidurnya miring ke kanan, ke arah Sukma. Sedangkan posisi badan Sukma lebih ke atas dengan posisi setengah bersandar sehingga sekarang kepala Dewi sejajar dengan dada nya. Tangan kiri nya merentang di atas kepala Dewi, membelai rambut indah anaknya, sedangkan yang kanan mengusap-usap bahu kiri Dewi.

"Emang kenapah?"

"Ya...biar bisa dipeluk sama mamah terus kayak gini. Nyaman banget. Eh tapi nanti kalau mamah meluk Dewi, papah jadi ga ada yang meluk dong ya, hihihi, kasian," jawab Dewi sambil bercanda. Dia semakin mempererat pelukannya pada tubuh mama nya hingga tanpa dia sadari wajahnya sekarang menempel pada payudara ibu kandungnnya itu. Sukma pun tak mau kalah. Menyadari ada yang menempel pada payudaranya, dia justru semakin menekankan payudaranya itu lebih erat lagi.

"Bukan karena pengen ngusel-ngusel ke dada mamah yang empuk ini kan?"

"Hahaha, kalau itu sih bonusnya mah, hihihi. Empuk, bantal paling empuk sedunia, hihihi," balas Dewi sambil menempelkan ujung bibir dan pipinya ke sisi luar payudara mama nya.

Sukma merasakan seperti ada yang nyetrum di dada nya. Gesekan pipi Dewi memberikan rangsagan tersendiri di dadanya yang montok itu. Hampir saja dia mendesah merasakan kenikmatan sesaat itu.

"Dasar kamu ini. Udah punya sendiri juga masih seneng sama punya mamah, hehehe," balas Sukma yang merasakan pipi Dewi semakin menekan di payudaranya. Bahkan secara terang-terangan Dewi menempelkan bibir sensualnya pada payudara ibu kandungnya itu dan mengendusnya. Terang saja Sukma langsung gelagapan.

"Sayang kamu ngapain sih? Geli ah..." protes Sukma namun tidak berusaha menghindar ataupun menepis perilaku anak gadisnya yang cantik itu.

"Hehehe, kangen sama ini nya mamah, dulu kan Dewi netek di sini juga, hihihi," balas Dewi sambil dengan iseng mencolek payudara montok milik mama mya sendiri.

"Iyaaa, tapi itu kan dulu..."

"Hehehe, iya mah, bercanda kok," Dewi lalu menghentikan keisengannya itu. "Jadi gimana mah? Kalau mamah meluk aku, papah gimana?" lanjut Dewi.

"Ya kalau kamu kasihan sama papah, kamu aja yang meluk papah, hehehe," balas Sukma.

"Emang mamah ga cemburu? Hihihi."

"Masa cemburu sama anak sendiri? Ada-ada aja kamu ini."

"Hehehe, berarti mamah peluk aku, aku peluk papah gitu?"

"He'eh," balas Sukma sambil tersenyum. Entah datangnya darimana, tiba-tiba Sukma membayangkan bagaimana kalau seandainya suaminya dan anak gadisnya itu saling berpelukan mesra. Seperti dengan yang sudah dirinya lakukan dengan Rio ataupun Adrian. Sukma membayangkan Dewi bermanja-manjaan pada papa kandungnya sendiri. Atau juga sebaliknya, suaminya mengambil kesempatan pada tubuh putrinya.

Tanpa sadar Sukma mengigit bibir bawahnya. Pikirannya campur aduk. Ada rasa cemburu dan juga kesal. Tapi juga terangsang ketika membayangkan suami dan anak gadisnya saling memberika sentuhan.

"Aaahhh...Sukma, kamu benar-benar sudah Gila," teriaknya dalam hati. Dia lalu membuang jauh-jauh pikiran itu.

"Tapi mah, kalau aku, mamah sama papah pelukan bareng, Mas Rio sama Adrian pelukannya sama siapa? Masa mereka berdua...hiii serem. Hihihi."

"Hahaha, abaikan saja kalau cuma mereka berdua, hihihi," balas Sukma sambil menahan geli menanggapi ucapan anaknya. Tetapi di dalam kepala Sukma, pikiran nakalnya justru membayangkan sedang berada di tengah-tengah Rio dan Adrian dan kedua anak lelaki nya itu sedang memeluknya.

Sukma kembali menggigit bibir nya sendiri membayangkan sensasi yang ditimbulkan oleh pikiran-pikiran nakalnya.

"Aaah...Sukma...kamu semakin nakal. Pikiran mu semakin liar. Masa kamu membayangkan suami kamu menggerayangi anak gadis nya dan kamu sendiri digerayangi oleh anak lelaki mu. Aahhh...kamu benar-benar sudah Gila Sukma," jerit batin ibu cantik beranak tiga itu.

"Hahaha, mama tega banget..."

"Ya abis kamu kan sudah sama papah. Apa kamu saja yang meluk Mas Rio sama Adrian ? Hihihi," canda Sukma semakin jauh.

"Hahaha ga mau. Eh tapi kalau mas Rio boleh sih, hihihi. Tapi kalau Adrian ogah."

"Kok gitu?" tanya Sukma penasaran.

"Ya kalau mas Rio kan ganteng, gagah, orang nya kalem, pendiem. Lah kalau Adrian? Udah cungkring, berantakan, berisik lagi."

"Hahaha. Itu kamu lebih tega lagi ngatain ade nya cungkring. Eh tapi mamah setuju sih kalau kamu bilang mas Rio itu ganteng. Hihihi. Mamah bangga punya anak cowok kaya dia."

"Ya kaaan, mamah juga mengakuinya, hihihi.

"Kalau mamah aja yang meluk mas Rio, gimana? Hihihi," pancing Sukma ingin mengetahui reaksi anaknya.

"Ga boleh. Enak aja. Weeek. Mamah sama papah aja kalau gitu. Dewi sama mas Rio."

"Hahaha. Kamu cemburu ya? Oiya mas mu itu udah punya cewek belum sih? Cerita-cerita ke kamu ga?"

"Hahaha. Biasa aja ah. Hiii mamah kepo..." ledek Dewi.

"Ga apa-apa kan ngepoin anak sendiri. Masalahnya ga mungkin mas mu itu cerita-cerita ke mamah."

"Iya sih. Sepengetahuan Dewi, mas Rio belum punya cewek sih mah."

"Owh belum yah? Kirain punya."

"Mang kenapa mah? Ehmm...kalau mas Rio bukan kakak kandung aku sih aku mau deh sama dia. Hahaha."

"Ga apa-apa sayang, pengen tau aja. Masalahnya mas mu mau ga sama kamu? Hahaha," ledek balik Sukma.

"Iiih, mama mah gitu. Ya pasti mau lah, weeek," balas Dewi sambil menjulurkan lidahnya. Mereka berdua kemudian saling tertawa karena obrolan yang seru itu.

Tapi tanpa diketahui Dewi, Sukma sebenarnya memikirkan sesuatu. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Fakta bahwa ternyata selain dirinya, anak gadis nya juga mengagumi kakak kandungnya sendiri.

Ada perasaan cemburu dan tidak suka. Tapi Sukma juga bingung bagaimana dia bisa memiliki perasaan seperti itu. Bukan kah rasa kagum Dewi pada Rio masih dalam taraf yang wajar? Justru dirinya lah yang lebih terobsesi pada anaknya sendiri.

"Aahhh...ada yang ga beres nih sepertinya di kepala ku," batin Sukma.

Sukma lalu mengajak Dewi untuk bangun dan membantunya menyiapkan sarapan. Dan Dewi mengiyakannya. Tapi tepat setelah Dewi keluar dari kamarnya, terdengar notifikasi dari hp nya ada pesan wasap masuk. Karena tidak buru-buru, Sukma langsung mengambil hp nya itu dan memeriksanya.



Sukma mengernyitkan dahinya. Siapa ini pikirnya yang pagi-pagi sudah mengucapkan selamat pagi untuk dirinya. Pakai bilang cantik segala. Sukma pun langsung membalasnya.



Tidak lama kemudian langsung muncul balasan dari orang yang tidak dia kenal itu.







Deegg!!!

Seketika itu juga jantung Sukma seperti berhenti berdetak. Apa benar ada yang melihat keisengannya dengan anaknya semalam? Tapi kan dia dan anaknya tidak melakukan apa-apa.







Pesan wasap dari Sukma yang terakhir dan tidak ada balasan lagi setelah itu. Hingga beberapa menit menunggu pun tidak ada balasan lagi. Sukma juga sudah mencoba menelpon nomer itu tapi tidak berhasil.

Saat itu juga Sukma langsung khawatir dan cemas. Dia yakin orang yang mengiriminya wasap barusan itu bukan lah orang yang hanya iseng saja karena dia tau detail apa yang dia lakukan semalam. Pikirannya langsung membayangkan hal-hal buruk yang mungkin di inginkan oleh orang itu sebagai bayaran tidak akan membuka mulut.

Masalahnya Sukma tidak mungkin menceritakan masalah ini ke siapapun. Apalagi ke keluarganya sendiri. Tidak mungkin. Sama saja dengan bunuh diri. Sukma merenung dan menyesali kenekatannya semalam menggoda anak nya sendiri. Dia terlalu percaya diri melakukan hal itu di tempat umum. Dia tidak memperhitungkan kemungkinan akan ada orang yang melihat nya meskipun suasana malam itu cukup gelap dan dalam kondisi hujan yang sangat lebat. Sesuatu yang sangat dia sesali. Kalau sudah begini, aku harus bagaimana? Sukma bertanya dalam hati.

"Mah, ayuuuk. Katanya mau nyiapin sarapan?" panggil Dewi dari balik pintu membuyarkan lamunannya.

"Eh, iya sayang sebentar. Tadi ada telepon dari temen mamah. Kamu ke dapur duluan deh nanti mamah nyusul," balas Sukma berbohong.

"Oke deh mamah ku tersayaaang...hehehe," balas Dewi sambil tersenyum. Sukma membalasnya dengan senyum yang dipaksakan. Senyuman terpaksa karena kepalanya kembali memikirkan ancaman yang baru saja dia terima.

~•~•~•~

~Sekarang...~

Hingga sore hari, Sukma masih nampak bingung dengan ancaman yang dia dapatkan. Sekali lagi dia merutuki dirinya sendiri akibat kecerobohannya. Dia berfikir, kalaupun akan menggoda anaknya sendiri seharusnya dia melakukannya di tempat yang lebih tertutup. Di rumah mungkin. Atau ditempat lain yang lebih aman, bukan di tempat umum seperti semalam. Sekarang yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu dalam ketidak pastian. Menunggu persyaratan apa yang akan diajukan oleh orang misterius itu agar rekaman video dan foto memalukan itu tidak disebarluaskan.



Baru saja dipikirkan dan apa yang ditunggu-tunggu Sukma akhirnya datang juga. Pesan wasap dari orang yang memberikan ancaman terhadap dirinya.

















Segela sumpah serapah keluar dari mulut Sukma dan mengalir melalui chat wasap di hp nya. Tapi sayang ketika Sukma mengirim chat terakhir itu, nomer dari orang misterius itu sudah tidak aktif lagi. Sukma pun hanya bisa mendengus kesal dan menantikan permainan seperti apa yang akan dia dapatkan dari orang misterius itu.


[Bersambung]
mulai menarik nich ....
 
waduhh siap skip nih kalau adegan khas KBB mah
:(
 
Keren apdetnya.. Kalo feel ane sih ini Adrian yang kirim pesan.. Memulai permainan apa yang ibunya coba mainkan... Just my opinion.. Heehe keep update suhu :beer:
 
Oh ya om kalau bisa jangan sampai orang lain dulu yang dapat . Yang harus pertama harus anaknya dulu Rio atau andrian om biar greget... Tapi kalau orang lain dulu kan bisa ketebak paling dua kuli ....maaf om terbawa emosi jadi ngelantur.... Semangat om di tunggu kelanjutan nya. ..hehehehe
 
Status
Please reply by conversation.

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd