Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menurut pembaca siapa tokoh yang bakal MATI di episode akhir cerita 'Astaga Bapak' ?

  • Suhardi

    Votes: 92 16,4%
  • Dahlia

    Votes: 24 4,3%
  • Yuda

    Votes: 27 4,8%
  • Bayu

    Votes: 23 4,1%
  • Mang Ujang

    Votes: 394 70,4%

  • Total voters
    560
Status
Please reply by conversation.
Bimabet

Evening readers...
Sekedar mau kasih tahu, kalo jumat besok ini, tepatnya sesudah Isya, sebelum jam 11 malam, mau ada update nih.
Sekali lagi maaf soal kemarin-kemarin yang sempat membuat pembaca galau..

:ampun: :beer:
 
Evening readers...
Sekedar mau kasih tahu, kalo jumat besok ini, mau ada update nih...
Sekali lagi maaf soal kemarin-kemarin yang sempat membuat pembaca galau..

:ampun: :beer:
Makasih om Gee....
Sukses di RL y..:beer:
Jadi g sbr nungguin bsk nii
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Update


Linda

Gemerlap malam begitu dingin bergelayut kabut yang masih terjaga di kota Garut, sehingga mereka yang sedang beristirahat tampak pulas, dihangati selimut yang menudungi tubuh yang lelah. Tidak dengan linda, cerita bayu yang didengarnya semalam, menjelang tidur, membuat wanita itu hanyut dalam mimpi buruk. Mimpi buruk kemarin hari terulang, menampakkan sosok lelaki tua yang disiksa tiada ampun oleh dua orang lelaki berperut besar. Kedua lelaki besar perut itu tertawa lepas, memandangi tubuh rapuh penuh luka terpahat pada lelaki sepuh yang berada di hadapan mereka. Dalam mimpinya, linda sungguh tidak tega melihat kondisi lelaki tua yang tidak dikenalinya itu. Ia cuma bisa meraba-raba siapa saja mereka yang berada di sana satu per satu. "Astaga!" linda mengenali salah satu wajah pria tersebut......

Di sisi lain, mimpi buruk yang sedang menghantui tidur linda, membuat tubuh wanita itu berbaring bolak-balik, menghadap kiri-kanan dengan tempo cepat, terkesan gelisah. Selain itu, malam yang dingin malah buat tubuh linda basah oleh keringat, hanya gara-gara mimpi itu. Sprei pun kusut, selimut tebal yang menutupi tubuhnya tak lagi tertaut utuh menyelimuti kedua paha mulusnya yang memang ia tidur sedang mengenakan piyama pemberian nia. Alhasil, suasana yang nampak jelas di ranjang kayu nan minimalis itu membuat linda tak sadar ada seorang lelaki berumur dengan kumis beruban mengendap-ngendap masuk dengan mudah ke kamarnya, entah bagaimana cara. Lelaki yang terlihat lebih pantas jadi bapaknya linda itu ternyata memanfaatkan momen linda tidur dengan mengamati serius setiap jengkal penampakan tubuh linda yang tergolek dengan piyama biru muda di kasur. Ngeces pula air liurnya, tak tahan dengan kemaluan yang mulai mengeras karena terlalu fokus menatap.

"Akhirnya, burungku ini bisa masuk sangkar wanita lagi..."
"hehe..", terkikih seorang pria yang hanya memakai kutang putih bersama celana pendek bermotif kotak-kotak. Ia yang sedang berada di kamar linda, sibuk memperhatikan tubuh linda yang sedang terbaring sembari mengelus-ngelus batang penisnya yang mengeras di malam hari, seakan kedinginan dan butuh kehangatan wanita.

Tubuh Linda yang masih dalam keadaan tergolek belum sadar dari tidur, dihampiri oleh lelaki itu. Karena desakan nafsu yang sudah meletup-letup, lelaki tersebut akhirnya naik ke ranjang seraya merayap dan menyingkirkan separuh selimut yang masih menutupi tubuh linda. Usai dijatuhkannya selimut ke lantai, linda yang sedang berbaring terlentang, diciumi satu per satu anggota tubuhnya oleh lelaki yang sepertinya dikenali oleh wanita itu.

"Harum tubuhmu cantik..."
"Usai kutiduri kamu malam ini, mudah-mudahan kamu mqu jadi istriku"
"hehe...", ucap lelaki yang sedang membuka kancing paling atas piyama linda. Tak sabaran sepertinya ia mewujudkan niat busuknya.

Linda yang masih memejamkan kedua matanya masih belum jua terbangun saat lelaki tadi mulai merangkak pelan-pelan di atas kasur, tuk membuka satu per satu kancing piyama linda. Dengan penuh kesabaran ia copoti kancing yang mengait tubuh linda. Hingga kancing paling akhir pun, kelopak mata wanita itu tidak juga membuka. Alhasil, pada akhirnya justru lelaki tersebut yang berhasil membuat dirinya sendiri puas seraya memandang dengan bebas bukit kembar linda yang sedang dibungkus bra putih berenda.

Tak puas hanya memandang, lelaki itu dekatkan batang hidungnya yang pesek di antara belahan dada linda yang mulus bak pualam. Ia rasakan dan ciumi kehangatan kulit payudara wanita yang sedang berada di hadapannya. Jadi, tak sabar ia ingin melihat bentuk puting linda. Namun, ia lebih memilih menahan diri agar linda tak terbangun dari tidur. Kini, merambat pula kepala si lelaki tersebut ke arah selangkangan linda yang masih terbungkus celana piyama berbahan katun. Tetap menjaga jarak, hidung pesek si lelaki coba menghirup aroma selangkangan linda.

"Huummm, haruum.. cantik..."
"malam ini, sarangmu aku masukki ya..."
"soalnya, sudah lama burungku yang mengkerut ini tak merasakan kehangatan wanita sepertimu.."

Barangkali karena respon alam bawah sadarnya merasakan keanehan di dekat tubuhnya, kedua mata linda yang daritadi terkatup tiba-tiba tersibak. Sontak ekspresi linda secara langsung amat terkejut melihat kepala seorang lelaki di tengah-tengah kedua pangkal pahanya. Ia pun lantas bergejolak untuk bangun dari ranjang. Linda coba menjauhkan dirinya dari wajah lelaki yang rasanya ia pernah melihat.

"Dasar lelaki biadab!! bisa-bisanya kamu masuk ke kamarku. Keluar kamu dari kamarku!! cepat keluar!", hardik linda sembari memerintah dan menutupi ikatan kancing piyamanya yang terbuka.

"Keluar kamar?!! gak mau cantik..."
"maunya keluar di dalam sarangmu itu..."
"hehe...", tanpa rasa takut sedikit pun si lelaki sedang berhadap-hadapan dengan linda. Ranjang sebagai pemisah di antara keduanya yang saling berdiri menatap.. Ia seakan tak peduli dengan kemauan wanita yang ingin segera ditidurinya.

"Jangan macem-macem kamu!!", ancam linda tak peduli untaian bahasa cabul nan tersirat yang disampaikan si lelaki. Namun, tampaknya itu sia-sia.

Malahan, sembari menelajangi tubuhnya sendiri, si lelaki menggoda dan merayu linda.
"Malam ini sangat dingin cantik..."
"Lihatlah burungku ini... Ia jadi tegak berdiri gara-gara cuaca dingin..."
"Dan sekarang, dia perlu kehangatan dari sarangmu yang berada di bawah itu..."
"hehe...", ucap si lelaki seraya memamerkan ukuran batang penisnya yang sudah membesar.

"Jangan berkhayal!!!"
"hmmn saya baru keinget, anda'kan pak bejo, petani yang saya temui kemarin..."
"kenapa bisa bapak masuk ke kamar saya, pak?!"
"lebih baik bapak cepat keluar sebelum saya berteriak...."...

"Ahhh...Akhirnya mbak linda yang cantik ini inget juga sama saya..."
"heeuhh...."
"coba saja jika mbak mau berteriak..."
"saya tidak peduli...."
"Yuk, mbak linda yang cantik, daripada kamu berteriak, mendingan kamu bapak buat mendesah keenakan, gimana?!"
"hehe...", tubuhnya yang sudah polos tak lagi berbusana, membuat lelaki bernama pak bejo itu berjalan mendekati linda. Ternyata, pak bejo berniat juga menelanjangi linda, berharap bisa bergulat birahi bersama dengan wanita itu di ranjang.

"Jangan mendekat pak...!!"
"jangaaan!!!"
"tolonggg....!!! nia!! bayu!!!", dengan penuh ketakutan linda menjerit, memohon pertolongan kala pak bejo mendekatinya. Namun, entah mengapa tak ada yang menyahut panggilan linda. Justru, malah pak bejo yang berhasil menangkap dan memeluk tubuh linda dari belakang, saat ia bermaksud mencakar wajah pria berniat busuk tersebut, kemudian berlari menghindari pak bejo.

"Hehee.... mau kemana mbak linda cantik...."
"ayo cakar-cakar aja....", ucap pak bejo berhasil merangkul kuat-kuat kedua lengan linda karena wanita itu berusaha melawan.

"Ahhh lepasssinnnn!!!"
"jangaannn maccem-macem kamu sama saya pak bejo...."
"ishhhhh...", linda berusaha memberontak semampunya. Malahan, semakin sering linda berontak, semakin senang pak bejo karena di bawah sana batang penis pak bejo terus bersentuhan dengan belahan bokong linda.

Kedua tangan kekar pak bejo tak mau berlama-lama menghimpit kedua lengan linda yang tak bisa diam, minta segera dilepas. Kedua telapak tangan kasar lelaki itu lekas merayap, membuka lebar-lebar piyama linda, demi menjamah payudara linda yang masih tercangkup bra. Perlakuan pak bejo yang demikian membuat Linda makin gencar melawan. Dengan geram, Ia coba menarik kedua tangan pak bejo yang sedang berusaha meraba payudaranya. Namun, apa yang linda lakukan tampaknya tidak akan berguna sama sekali karena justru pak bejo semakin bernafsu ingin meremas-remas payudara linda yang telah merangsang birahinya.

"hhhssss.... jangaannnn ishhh!!!!", linda tampak mencoba menarik jari-jari tangan pak bejo yang tengah meraba, menjalar menuju kedua gunung kembar miliknya.

"Heehee... gede jugaa ya susumu ini cantik..."
"habis burung bapak masuk ke sarangmu nanti...."
"susuuin bapak ya sayang, hehe...", bisik cabul pak bejo di telinga linda. Ia merasa linda sudah berada di bawah kendalinya.

"Ahhh jangaaann dipegang....."
"lepasssinnn...", tak menyerah linda membebaskan dirinya.

"Heeemm...."
"Oke deh bapak lepassin nih...."
"herggh..", pak bejo mendorong tubuh linda ke ranjang.

"Brruckkkkkk.....", tubuh linda didorong paksa pak bejo hingga ia terhempas nan terlungkup di ranjang tempat ia tidur. Tak memberi kesempatan linda bereaksi lebih lanjut, pak bejo lantas menarik celana piyama linda yang berukuran pendek. Linda pun berusaha menendang-nendang tubuh pak bejo yang tak bisa dijangkaunya, supaya pak bejo tidak bisa memeloroti celana yang ia kenakan. Malahan, begitu mudah pak bejo meloloskan celana linda. Hingga di depan wajah lelaki itu, linda ketahuan bahwa ia tidur tak mengenakan celana dalam.

"ckckck, gak pake celana dalem ternyata mbak linda ini yah...."
"urghhh makin keras saja burungku ini mbak..."
"kepengen masuk sarangmu..."
"hehe....", ledek pak bejo yang batang penisnya makin mengacung gara gara melihat kemaluan linda yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

Dihina seperti itu, linda tak menghiraukan. Ia turun dari ranjang, ingin segera kabur, keluar dari kamarnya sebelum pak bejo berbuat macam-macam. Akan tetapi, naas, pintu kamar linda ternyata terkunci rapat. Ia berusaha membuka dan menggedor, tetapi tidak membawa hasil sedikitpun. Malanglah sepertinya nasib linda.

"Mau kemana kamu cantik? mau keluar ya?"
"nih kuncinya nih....", ternyata pak bejo yang sengaja mengunci pintu kamar linda dari dalam.

"sini kuncinya, pak!!", pinta linda memaksa sembari membetulkan piyama yang terbuka dan menutup kemaluan wanitanya.

"hehe..."
"Kalo mau kuncinya..."
"sini dulu sarangmu itu...."
"biar ada timbal balik mbak...", lagi pak bejo berjalan menghampiri linda yang sudah terpojok.

"jangan mendekat pak...!"
"saya bilang, jangan!!", linda terus menghindar, berjalan memutar-mutar kamarnya.

"ayolah mbak..."
"Hemmmm....", pak bejo mulai terlihat kesal, linda yang terus menjauh, terkesan mengajaknya bermain kucing-kucingan. Alhasil, justru kian bersemangat pak bejo menangkap dan menerkam linda demi keinginan nafsunya. Linda yang terus berlari menghindar, karena lelah, akhirnya tertangkap juga. Pak bejo tak lagi mau melepaskan tubuh linda sebelum berhasil membuatnya bugil.

"Hehe dapettt juga akhirnya kamu yah..."
"ayyukkk, ahhh.. ini baju dibukaa mbak...."
"burung bapak udah gak sabar linda cantik...", pak bejo melucuti piyama dan bra linda.

"Aahhh jangaann dibukaa...", tangan linda berusaha menahan piyamanya yang hendak dilepas pak bejo. Tenaga yang sudah terkuras banyak, membuat linda terkesan pasrah kala pak bejo berhasil mencopoti busana tersisa yang dikenakan linda. Lalu, untuk kesekian kali, linda dihempaskan pak bejo ke ranjang.

"Haha.... bersiaplah mba linda..."
"malam ini tubuhmu 'kan bapak hangati..."
"Hm..kita main berapa ronde mbak? heh?"
"tampaknya sarangmu itu siap melayani burung bapak bermain cukup lama...", bahagia pak bejo melihat linda berhasil ia telanjangi. Seakan kemenangan sudah diraih, ia merasa sekarang linda sudah mau disetubuhi olehnya. Namun, sepertinya memang benar apa kata pak bejo. Linda yang sudah berbaring bugil di kasur lantas ditindih tubuhnya oleh tubuh gelap pak bejo. Sambil memeluk, Pak bejo berusaha mencumbu linda, berharap linda tak lagi melawan, mau menikmatinya. Selain itu. penis keras pak bejo yang bersentuhan dengan belahan vagina linda tengah digesekkan terus.

"Ahhhh, pak..."
"jangan.... saya mohon....sshh", desah linda saat dicumbu lehernya oleh bibir pak bejo.

"mbak bisa rasain 'kan keadaan di bawah sana..??"
"burung bapak udah gak sabaran, masuk ke sarangmu..."
"jadi gak mungkinlah bapak hentikan gitu aja..."
"mendingan malam yang dingin mari kita saling menghangati mbak..."
"uhhmmmm...."

"Aahhhh....pak, jangan dicumbu disitu...hsssh", linda bisa rasakan kepala penis pak bejo yang terus bergesekkan dengan liang kemaluannya di bawah selangkangannya sana, seakan tak lama lagi menerobos, menggembosi vagina linda. Di sisi lain, Linda yang awalnya memberontak entah mengapa dia nampak agak senang dengan apa yang sedang pak bejo lakukan kepada dirinya sekarang. Apakah karena linda sudah lama tak bercinta dengan seorang pria? Terlebih, sempat ia lihat ukuran kemaluan pak bejo yang sedang ereksi, agak besar diameternya walaupun ukuran tersebut tidak sebesar penis mas suhardi yang pernah meniduri linda.

"Bbbbukkkkk, bbbbukkkkk, bbbbukkkkkk....."

Akan tetapi, saat linda baru saja akan menikmati perlakuan mesum pak bejo kepadanya, tiba-tiba sebuah balok kayu berukuran besar menghantam tepat di belakang kepala pak bejo yang sedang asyik mencumbui jenjang leher linda. Linda sempat menghindar walau hantaman balok kayu itu tak mengarah pada dirinya. Maka, Ia lantas terbangun dari pembaringannya sembari mendorong tubuh pak bejo yang sudah tak sadarkan diri ke samping. Ketika mengambil posisi setengah duduk di ranjang, linda melihat bayu'lah yang memukul kepala pak bejo dengan balok yang dipenuhi sisa-sisa paku yang menempel. Cukup terpaku linda mengetahuinya.

Bayu yang entah bagaimana cara anak muda itu masuk ke kamar linda, berhasil melayangkan balok kayu tersebut di kepala pak bejo dengan tiga hantaman, tanpa membiarkan pak bejo sadar dan melawan. Seolah-olah telah menyelamatkan linda, tanpa bicara banyak, bayu kemudian menyuruh linda agar pergi menuju ke kamarnya sebagai tempat perlindungan. Mulanya Linda sempat menolak, ia berniat membantu bayu. Tapi, bayu bersikeras dengan kemauannya.

"Tante!! tante buruan masuk ke kamarku...!!"
"biar orang ini, bayu aja yang ngurusin!!...", perintah bayu yang merasa dirinya mampu.

"tante bantuin yaa....?!", jawab linda yang berusaha menutupi tubuhnya di depan bayu.

"gak usaahhh!! mendingan tante buruan deh cepet masuk ke kamar bayu!! gak usah banyak komentar!! mumpung orang ini belum sadar!!
"pas di dalem, jangan coba buka pintu dulu sampai aku nemuin tante...!", tegas bayu memelototi kedua mata linda.

Intonasi suara bayu yang tiba-tiba meninggi, membuat linda lekas menuruti kemauan anak kawannya tersebut. Dengan keadaan bugil dan terburu-buru, linda turun dari ranjang seraya mengambil pakaiannya yang tadi ditanggalkan oleh pak bejo. Lalu, sambil melihat sekilas bayu yang sedang memeriksa keadaan pak bejo, ia segera keluar, berjalan tergesa-gesa menuju kamar bayu tidur.

Dengan nafas yang masih menderu-deru, sesampainya di kamar bayu, linda kunci dan tutup rapat-rapat pintu kamar itu. Sambil menghela nafas pelan-pelan, ia coba mengenakan pakaiannya kembali. Dalam benak linda, dia tidak tahu apakah yang bakal bayu lakukan kepada pak bejo yang sudah tak sadarkan diri di kamarnya. Yang jelas, linda merasa sangat bersyukur bayu sudah menyelamatkan dirinya. Linda yang belum berani keluar kamar, kini memilih menenangkan diri seraya duduk di pinggiran tempat tidur bayu walaupun sempat memikirkan bagaimana bisa pak bejo masuk ke kamarnya.

Mencoba melupakan saja apa yang baru dialami, selagi duduk menunggu bayu, linda melihat sekeliling kamar bayu. Di atas sebuah meja kayu, ia lihat ada sebuah laptop yang linda kira bayu bawa dari Jakarta. Namun, bukan benda itu yang menarik perhatian linda, melainkan foto keluarga yang menempel di dinding kamar bayu, yang berhadapan langsung dengan tempat tidur anak itu. Linda lekas berdiri, melihat lebih dekat karena rasa penasaran timbul. Entah mengapa, saat melihat ada wajah seorang kakek di foto keluarga itu, linda mendadak terkejut. Ternyata, kakek-kakek yang ada di dalam foto keluarga bayu itu ialah seseorang yang mirip dengan yang ada di dalam mimpi linda. Linda pun jadi menebak-nebak.

".....jadi, kakek yang disiksa dalam mimpiku itu....."
"kakeknya bayu???", linda coba mengambil kesimpulan dari mimpinya saat malam telah melewati larut dan bayu belum juga muncul.

###​

"Duhhhhsss..."
"semua ini gara-gara lelaki keparat itu..."
"ck, aduuh, ini gimana ini...."
"Hhhsssss.....", di atas tempat tidur bayu, linda terbangun di pagi hari yang menyejukkan. Namun, entah mengapa pagi-pagi buta begini ia sudah gusar saja. Masih berada di dalam kamar bayu, linda tertidur di sana semalaman setelah dirinya hampir dicabuli. Entah mengapa bayu belum datang dan mengabari, linda tidak memikirkan hal itu sekarang. Malahan, di saat fajar belum menyingsing, wanita itu mendadak libidonya naik. Lantas, linda menjadi risih, bingung bagaimana menanganinya. Barangkali penyebabnya ialah perbuatan kepalang tanggung pak bejo yang nyaris menidurinya, walau sempat mencumbu.

Di benak linda yang belum mau beranjak bangun dari tempat tidur, ia hendak masturbasi, melampiaskan birahi wanitanya yang cukup lama tak disentuh lelaki. Memang itu jalan satu-satunya sekarang. Tidak ada cara lain, kecuali jika dia 'keukeuh' membiarkan kondisinya dalam keadaan horni. Akan tetapi, rasanya hal tersebut tidak mungkin. Terlebih, dia sekarang tengah berada bersama keluarga nia. Maka, terpaksalah ia benar-benar memuaskan birahinya pribadi seorang diri.

Sebagai awalan, saat berbaring terlentang, tangan linda meremas buah dadanya sendiri perlahan-lahan. Ia sentuh puting payudaranya melalui piyama dan bra yang masih membalut di tubuhnya. Tak puas, linda pelan-pelan membuka kancing piyamanya satu per satu. Kemudian salah satu dari tangannya menyusup masuk ke dalam bra yang membungkus payudara. Ya, linda kini betul-betul memainkan buah dadanya sendiri. Benar, ia sentuh dan tekan puting bukit kembarnya sekarang.

Dalam khayal linda, objek pelampiasan seksualnya tak lain adalah pak bejo, lelaki yang nyari menyetubuhinya. Sebetulnya ia ingin mengimajinasikan suaminya, firman, namun kondisi hubungan rumah tangganya yang sedang pelik, membuat linda malas berpikir tentang
firman. Begitu juga mas suhardi dengan yuda yang diketahui linda sebentar lagi bakal dilanda sebuah masalah, terkait perselingkuhan mbak dahlia. Oleh karenanya, Linda tahu hal itu amat keliru. Namun, ia cuek saja. Lagipula, cuma fantasi sesaat.

"pak bejo musti tanggung jawab ahh..."
"Inii yang diremess pak..."
"ohhhh...."
"pelen-pelen, jangan kasar begitu..." linda sedang menikmati masturbasinya. Kedua buah dada yang masih tertaut bra coba ia remas dengan kedua tangannya.

Tak hanya menyentuh gunung kembarnya, salah satu tangan linda turun, coba merayap meraba liang kemaluan yang gatal. Tak mampu menahan diri, linda copot celana piyamanya agar bisa lebih leluasa. Lantas, tanpa malu-malu linda menyentuh bibir vaginanya menggunakan lentik jarinya. Sesampai telapak tangannya mendarat di antara rambut halus dan belahan vagina, linda raba dan usapkan berkali-kali, berharap orgasmenya bisa cepat terjadi. Namun,...

"Ahhhh...."
"jangan disentuh memek linda, pak..."
"takutnya nanti malah bapak yang berhasil buntingin linda ahhh...", linda usap berulang kali klentitnya yang kemerahan.

Namun, orgasme tak kunjung juga datang. Linda semakin menjadi-jadi. Demi sesegera mungkin merengkuh orgasmenya, ia mau tak mau masukkan jari telunjuk dan tengah ke dalam vagina. Lalu, Linda tarik keluar-masuk kedua jarinya itu sembari memilin dan menggosok klentitnya. Sesekali pula kedua jarinya itu ia masukkan ke mulut, agar basah. Kemudian semakin menambah licin kala ia kembali menggosokkannya di dalam klentit. Alhasil, desahan pun keluar dari mulut linda.

"aaahhh..."
"kenapa malah dimasukkin burungnyaa pakk..."
"sarangnya gak muat buat dia....sshhh..", linda menikmati masturbasinya.

Linda terus menjemput orgasmenya. Selain semakin cepat intensitas linda bermain dengan vagina, dibarengi pula dengan remasan salah satu tangan di payudaranya. Ia pilin-pilin pentil payudaranya karena sensasi orgasmenya kian-kian meletup-letup. Bahkan, sepertinya tak lama lagi orgasme itu 'kan menghampiri linda, terlihat pinggulnya terangkat sedikit kala jarinya sekarang terus sibuk keluar-masuk, mencoba membasahi klitorisnya.

"Aaahhhhhh"
"jangaannnn pak bejoooo... !"
"jangan dientot lindaa....."
"ohhhsssss pakkk bejoooo!!"
"jangaannnnnn!!!! aaaahhhhhhh!"
"itu burung bapakkk jangan dimasukkinn ke memek.... ahhhhhh"
"creeettt creeessshhhhhhhh.....", gemetar tubuh linda. Vaginanya yang merekah telah basah karena kedua jarinya yang terus menusuk-nusuk. Ia yang sempat mendesah agak keras di pagi hari seakan tak peduli dengan keadaan sekitarnya lagi. Padahal, di depan pintu kamar bayu yang telah ia kunci dan tutup rapat-rapat, bayu sedang berdiri mendengar dengan hikmat suara-suara yang keluar dari mulut linda...

"huh.. huh... huh...."
"ishhhhhhhh, dasar lelaki tengik, keparat!....", orgasme sudah diraih linda, namun ia yang masih beringsut di kasur bersama rambut panjangnya nampak amat kesal karena fantasi seksualnya barusan kala masturbasi ialah pak bejo, walaupun sepertinya tidak akan berdampak apa-apa. Begitulah pikir linda meredam kejengkelannya.

###​

"Lin, kamu bener gak apa-apa gak ngantor hari ini?", tanya nia yang sedang bersama linda tengah mengobrol menjelang kepulangan mereka dari Garut, di senin pagi hari.

"gapapa kok, udah deh kamu gak usah mikirin masalah itu.."
"mendingan kita sekarang buruan balik yuk ke Jakarta...", jawab linda yang tak lama lagi bersama keluarga nia akan meninggalkan rumah yang masih menyisakan misteri baginya.

"Iya, sabar..."
"tungguin anak-anakku dulu...", balas nia.

Linda yang asyik berbincang-bincang dengan sahabatnya itu sebetulnya ingin bercerita tentang kejadian yang dialaminya semalam, ketika seorang pria bisa masuk dengan mudah ke rumah dan nyaris memperkosanya. Namun, ketika hendak mandi dan keluar dari kamar bayu, bayu pagi-pagi lebih dulu menemui sekaligus mengingatkan linda untuk tidak memberitahukan kepada siapapun terkait peristiwa yang dialami linda semalam. Ditambah, bayu mengingatkan pula bahwasanya pak bejo adalah trauma masa lalu mamanya, nia. Akan lebih baik, jika nia tidak mengetahui kejadian yang dialami oleh linda. Oleh karena itu, linda terpaksa menutup mulut.

Selain itu, kala ditemui bayu pagi hari, linda sempat bertanya kemana pak bejo yang dipukul dengan menggunakan balok kayu oleh bayu semalam. Bayu menjawab bahwasanya linda tak usah terlalu memikirkan masalah pak bejo karena lelaki itu sudah bayu bereskan. Tak puas, Linda pun bertanya lagi kepada bayu apakah kondisi pak bejo masih hidup. Namun, bayu hanya mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Oleh karena itu, jawaban bayu yang ambigu tersebut malah hanya membuat linda bingung. Akan tetapi linda malah mengiyakan saja ucapan bayu.

Di sisi lain, linda sempat bertanya bagaimana bisa pak bejo masuk ke rumah dan membuka pintu kamar linda yang terkunci. Bayu menjawab bahwasanya hampir semua orang jahat pasti punya siasat licik. Tidak terkecuali pak bejo. Bayu menduga kamar linda yang didatangi pak bejo cuma salah sasaran. Sebetulnya pak bejo mengincar sang mama, nia, yang dahulu pernah ditiduri pak bejo. Bayu juga mengira barangkali pak bejo sudah mempersiapkan aksi ini jauh-jauh hari.

"lin, aku ngomong kok gak ditanggepin sih...", protes nia yang dicuekki oleh linda saat berbicara

"eh? kamu memangnya ngomong apa?
"maaf, maaf...", jawab linda yang tersadar dari lamunan gara-gara kejadian semalam.

"Hmmm....."
"iya, jadi gini, menurut kamu aku kegemukan gak sih, lin?"
"perlu diet gak ya kira-kira..."
"biar kayak badan kamu gitu yang singset...", curhat nia terkait keadaan bentuk tubuhnya.

"Hmmm...."
"kamu mendingan begini deh, nia.."
"montok gitu... hehe..."
"kali aja ada pengusaha kaya yang tertarik sama kamu..."
"kamu 'kan janda tuh....", balas linda yang sempat memperhatikan lekak-lekuk tubuh sahabatnya tersebut.

"aku nanya, kamu malah jawabnya begitu sih lin.."
"kalo sama pengusaha, enggak ah, lin..."
"aku mending sekarang mau cari suami yang baik, perhatian, terus bisa jaga aku dan anak-anakku..."
"kalau kaya, aku 'kan juga udah kaya, walau gak kayak-kayak amat sih...", timpal nia menanggapi ucapan linda.

Kepulangan yang linda harapkan akhirnya terwujud, bayu keluar bersama adik kecilnya, haris, yang dituntun oleh wanita pengasuhnya. "yuk, ma... kita langsung balik...", ajak bayu seraya membawa barang bawaan.

"oke, yuk.."
"eh iya mbak, gak ada perlengkapan yang ketinggalan 'kan di kamar?", tanya nia kepada pengasuh anaknya.

"gak ada kok bu..."
"semuanya sudah saya masukkan ke koper kok..."

"hmmm, yaudah, yuk kita keluar yuk,...."
"bayu, kamu jangan lupa tutup jendela dan kunci pintu rumah ya...", pesan nia kepada putranya.

"Iya, maa....", bayu langsung memeriksa ke segala sudut ruangan.

Kala bayu sedang memeriksa keadaan rumah almarhum kakeknya sebelum ditinggal pulang, linda dan keluarga nia sudah terlebih dulu menuju mobil dan memasukkan semua barang yang telah mereka bawa ke sana. Sesampainya di dalam mobil dan usai memasukkan semua barang, linda dan keluarga nia menunggu bayu yang ternyata belum juga muncul. Entah apa yang dilakukan bayu sehingga cukup lama ia berada di rumah sang kakek. Padahal, ia cuma ditugaskan mamanya untuk menutup jendela dan pintu. Yang berada di dalam cuma bisa menanti. Apalagi, bayu adalah juru mudi mobil yang akan berangkat ke Jakarta ini.

"si bayu lama banget....", ucap linda kepada kawannya nia yang berada di kursi paling depan.

"hhmm, mungkin dia lagi buang air...", jawab nia menenangkan linda yang sudah kerasan ingin kembali ke Jakarta.

Beberapa menit kemudian...
"tuh, dia tuh anak...", ucap nia sembari pandangannya mengarah ke bayu yang sedang berjalan menuju mobil.

Setibanya di dalam mobil dan duduk di kursi kemudi,
"kamu lama banget, ngapain sih?", agak kesal nia kepada putranya.

"ada barang yang ketinggalan tadi, ma...", balas bayu tersenyum mencurigakan.

"Ohhh gitu..., yaudah jalan yuk..."
"pintu dan jendela rumah udah kamu kunci 'kan?", tanya nia kembali memastikan.

"beres kok ma..."
"aman...", jawab bayu mulai menghidupkan mesin mobil.

Linda hanya memperhatikan sembari tersenyum kala bayu sedang bercakap-cakap dengan nia. Dalam hati linda, beruntung sekali nia punya seorang putra seperti bayu yang baik hati. Terlebih, bayu telah menolong linda dari ancaman pak bejo semalam. Kini, wanita itu bisa bernafas lega. Ia bisa meninggalkan rumah 'hantu' yang masih membuatnya penasaran tersebut. Namun, yang terpenting baginya sekarang ialah kembali ke Jakarta untuk menata hidupnya kembali. Di rumah nia, dia akan menetap sekaligus memastikan apakah ia masih bisa bekerja di perusahaan yang menampungnya selama ini. Apalagi selang beberapa hari ini ia bolos bekerja tanpa pemberitahuan sama sekali.

Mobil nia yang ditumpangi oleh linda pun meluncur, meninggalkan rumah yang masih belum terpecahkan misterinya. Di dalam mobil, saat linda menatap pemandangan sekelilingnya sebagai tanda perpisahan, sempat linda lihat rumah pak bejo yang pernah dilihatnya kemarin. Rumah tersebut pintunya tertutup rapat, kesan sunyi di sekitarnya dapat sekali. Linda pikir pak bejo sudah dibuat babak belur oleh bayu walau ia tidak bisa pastikan pak bejo sudah meninggal apa belum. Yang ada dipikiran linda sekarang, selain masalah pekerjaannya di kantor, ialah masalah mbak dahlia yang ia kira mas suhardi belum mengetahui kalau istrinya tersebut selama ini berselingkuh.

"yuda, sama mas suhardi apa kabarnya yaa di Jakarta...."
"kasian mereka..."
"belum tahu kalo mbak dahlia selama ini serong dengan pria lain...", gumam linda yang sedang bahagia.

......................................................................................................

Sepeninggal linda dan keluarga nia yang menuju Jakarta, rumah almarhum kakek bayu terlihat sudah benar-benar tidak ada penghuninya. Rumah yang sudah bersih itu kini tertata rapi karena kehadiran nia se-keluarga bersama linda. Namun, kekosongan rumah itu patut dipertanyakan. Terlebih, ada cahaya layar dari kamar bayu tidur, di tempat linda sempat masturbasi di pagi hari. Begitu juga bingkai foto yang dilihat linda semalam, tidak lagi menempel di dinding. Malahan, dinding tempat bingkai foto tersebut tertaut ternyata mempunyai lubang rahasia yang tidak diketahui linda.

Selebihnya, di atas ranjang bayu, seorang lelaki dengan kepala diperban sedang duduk tersenyum menatap laptop yang menyala seakan menyaksikan sesuatu. Ya, laptop bayu, yang memang sengaja ditinggal oleh anak itu....

"mbak lindaaa......"
"suatu hari nanti, bapak janji burung bapak ini bakal masuk ke sarangmu itu...."
"urghhhh....", ucap pak bejo sembari memegang kepalanya yang masih sakit akibat dipukul balok kayu oleh bayu.

Kemudian pak bejo melanjutkan kata-katanya,
"Haddduhh bayu, kamu pukulnya katanya pura-pura, tapi sampai begini.."
"yasudahlah...."
"Tenang bayu, mama kamu gak bakalan lagi pak bejo gituin kayak dulu..."
"terima kasih udah menemukan penggantinya..."
"dengan ini, pak bejo bakal bersumpah gak nakal lagi..."
"hehe..."

###​

"Bagaimana keadaan perutnya? masih sakit?", tanya dokter paruh baya nan berjanggut putih, dokter yang merawatku. Pada sore hari ini, bersama suster berkerudung putih, ia mengadakan kunjungan di setiap kamar rawat, menengok para pasien yang berada di bawah kontrolnya, termasuk aku.

"Udah mendingan kok, dok. Tapi, kalo mau duduk masih agak sakit aja bangunnya...", jawabku sambil berbaring di atas ranjang rumah sakit ini.

"Hmmm gitu ya..."
"coba saya periksa dulu ya...", si dokter lekas mengeluarkan senjata yang biasa di bawanya kemana-mana. Ya, steteskop. Alat yang bakal dipergunakannya untuk mendengarkan keadaan di dalam perutku, tepatnya di lambung yang kemarin-kemarin diberi pukulan keras oleh bapak tiri rina.

Aku lekas membuka setengah baju kaosku, memberikan ruang bagi dokter dengan steteskopnya untuk meraba bagian perutku. Ketika steteskop itu menempel dan berpindah-pindah di daerah perutku, dokter fokus mendengarkan suara dari dalam lambungku. Tak lama, ia menyudahi pemeriksaan.

"Makannya bagaimana, sus?", tanya dokter kepada suster yang berada di sebelahnya usai memeriksaku.

"perlahan udah jadi nasi lembek, dok..", jawab suster seraya menatapku.

"Hmmm...", gumam si dokter seakan menimbang-nimbang sesuatu.

"Jadi, gimana, dok?", tanyaku berharap dapat kabar baik darinya.

"Hmmm... makannya dijaga dulu ya"
"jangan yang pedes-pedes, mie, dan bersoda...."
"besok kamu udah boleh pulang....", jawab dokter sembari melirik ke arah suster.

"Akhirnyaaa....", senang hatiku rasanya mendengar bahwas esok hari aku sudah diperbolehkan pulang.

Setelah menyampaikan berita bahagia itu, dokter berdiskusi sebentar dengan suster, membicarakan resep yang perlu kutebus sebelum pulang. Tak lupa kusampaikan kepada dokter agar menulis surat sakitku selama masa perawatan. Dokter pun mengiyakan dan meminta suster untuk mencatatnya. Kemudian keduanya lantas pamit kepadaku, meninggalkan kamar rawatku untuk mengecek pasien selanjutnya yang tak kuketahui.

Senin, menjelang sore, di rumah sakit, aku berbaring seorang diri tanpa seorang pun yang menemani, terutama bapak yang telah mengecewakanku. Kini, aku sedang bersiap mental menjelang kepulangan, berharap jarum infus yang menancap lekas dicabut. Tak hanya itu, suasana batin yang sedang tak bagus membuat aku berpikir siapa kiranya yang akan menemaniku pulang karena hampir setiap yang kukenal diriku amat tak menyukainya. Lebih-lebihnya lagi aku tak berniat sama sekali kembali ke rumah tempat aku dibesarkan. Benci aku kepada bapak, benci aku kepada ibu "emmm bukan", maksudku tante dahlia. Kiranya ada seseorang yang baik mau menampungku....

Selain itu, pulang dari rumah sakit aku berencana menemui tante marni yang sebenarnya selama ini adalah ibuku. Hanya saja, yang tak habis aku pikir, mengapa tante dahlia yang begitu sayang dengan rina sebagai anak kandungnya, tidak dengan tante marni yang hanya biasa-biasa saja denganku selama ini. Apakah ada sesuatu yang salah? Jelas-jelas salah, semua berawal dari bapak dan juga pak usman. Ibuku alias tante marni barangkali hanya korban...

"Permisi...", seorang wanita masuk ke kamarku.

"tante linda?!!", tak menyangka diriku bahwa tante linda bakal menjenguk. Ia yang menghilang entah kemana, bisa-bisanya berada di sini. Tepat kehadirannya kurasa, saat nyaris tak ada lagi yang bisa kupercaya. Sempat heranku diriku mengapa ia tak bekerja hari ini.

"yuda? kok kamu bisa dirawat sih?!", tante linda dengan jelana jins dan kaos polo berwarna biru gelap mendekatiku.

"yeee, yang ada aku aturan yang harus nanya, kok tante linda bisa ada di sini? tahu darimana aku lagi dirawat?", tanyaku menatap tubuh tante linda yang tetap menggoda. Jadi, teringat sesuatu diriku ini. Ya, teringat ketika aku bersama bapak bahu-membahu menyebadani tubuh tante linda.

"kalo itu, tadi tante mampir ke rumah"
"eh, rumah kamu dikunci, gak ada siapa-siapa"
"kayaknya bapak kamu kerja..."
"ibu kamu gak tahu deh kemana..."
"yaudah deh tante putusin pulang..."
"pas mau keluar rumah kamu, tante ketemu temen cewe kamu yang kayaknya baru pulang sekolah, eh dianya langsung negur tante..."
"yaudah deh, dia yang ngasih tahu...",......

"Emmm...", aku hanya menggumam saat ia menerangkan.

"cerita dong, kok kamu bisa sampe dirawat...", sembari mengambil posisi duduk di dekatku, tante linda kepengen tahu mengapa aku bisa terdampar di rumah sakit. Akan tetapi, sejujurnya aku malas menceritakan ulang. Lagipula, besok aku sudah bisa keluar dari rumah sakit.

"Cuma telat makan aja kali tante, makanya lambung jadi sakit begini..."..

"masa sih, cuma gara-gara telat makan sampai dirawat di rumah sakit??"
"kamu bohong yaa....", tante linda tak mudah percaya. Ia mendesak aku bercerita jujur.

"Ihh seriuss benerann....", aku coba mencari cara bagaimana mengalihkan pembicaraan.

"hayo dong cerita sama tante...."
"kalo kamu mau cerita nanti tante kasih hadiah deh....", tante linda menjanjikanku sesuatu, dia rayu aku agar mau bercerita.

"Emmm... hadiahnya apa dulu deh...."...

"Hmmmm hadiahnya kalo pegang susu tante, gimana....?", tante linda tersenyum sembari memegang bukit kembarnya yang membusung dihadapanku. Sialan, Ia tahu kelemahanku.

"Gak mau cerita ahhh, lagian hadiahnya cuma gitu doang...", aku menolak, padahal minta lebih.

"ohh oke, yaudah kalo kamu gak mau..."
"bener yaa kamu gak mau....", tante linda tak menyerah merayuku untuk mau bercerita. Ia yang tiba-tiba melirik ke kiri dan kanan, ternyata menyingkap separuh kaos polo yang ia kenakan, dan terpampanglah gunung kembarnya yang dibungkus bra berwarna cokelat muda.

"Glekk...", terangsanglah diriku ini. Penis yang dari tadi terkulai lemas, pelan-pelan berdiri tegak di bawah selimut, di dalam celana pendekku persisnya.

"Bener nih gak mau cerita...?", lagi tante linda bertanya, tapi kini ia sudah jelas-jelas memperlihatkan hadiahnya kepadaku.

"mau deh,...", tergodalah aku.

"gitu dong....", sambil melempar senyum manisnya, tante linda menutup kembali pakaian yang ia kenakan. Terduduk ia bersiap mendengar ceritaku.

Mau tak mau demi hasrat seksual yang tiba-tiba memuncak aku menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada tante linda. Tante linda yang menyimak baik cukup terkejut saat tahu aku habis dipukuli bapak tiri rina. Dibuat terkaget pula ia mengetahui rina telah dicabuli bapak tirinya. Tak hanya sampai di situ, tante linda jadi ikut bercerita. Ia ceritakan bahwasanya kemarin-kemarin ia memergoki tante dahlia, wanita yang pernah menjadi ibuku, tengah berselingkuh dengan pak usman di rumahku.

Aku yang mendengarnya tidak begitu terkejut. Terlebih, bapak sudah bercerita lebih dulu. Bersamaan dengan itu, dihadapan tante linda, aku juga ceritakan apa yang bapak telah terusterangkan kepadaku bahwa aku bukanlah anak kandung tante dahlia, melainkan anak kandung dari tante marni. Sebaliknya rina bukanlah anak kandung tante marni, melainkan anak kandung tante dahlia. Penyebabnya tak lain adalah kegilaan bapak dan pak usman dahulu.

"Sabar ya yuda....",...dengan mata berbinar-binar, terharu tante linda mendengar cerita yang baru saja kujelaskan.

"Iya....", aku meneguhkan hatiku sendiri.

"tante, besok jemput yuda bisa gak..."
"soalnya yuda besok udah boleh pulang....", lanjutku menginginkan tante linda yang menemaniku pulang dari rumah sakit besok.

"emmm gimana yaa..."
"besok kayaknya tante linda harus ngantor...",..
"memang bapak kamu gak bisa...", tanya tante linda.

"ohh gitu..."
"tante tahu sendiri, gara-gara pengakuan bapak, aku marahan sama bapak..."
"oh ya, tante linda tinggal dimana sekarang? boleh gak aku ikut tante linda aja..", aku mengutarakan niatku untuk hengkang dari rumah.

"kasian kamu......"
"hah? mau ngikut? gimana ya?....", tante linda tampak coba menimbang-nimbang.

"bisa ya tante..."
"aku mohon bangett.....", pinta aku dengan sangat kepada tante linda.

"yaudah deh nanti tante kasih tahu bisa apa enggaknya..."
"soalnya tante selama ini numpang tinggal di rumah temen tante..."

"oke deh...", tenang jiwaku. Akhirnya aku tahu harus berlabuh kemana ketika hendak berniat meninggalkan rumah.

Setelah pembicaraan yang menguras emosi tersebut, aku dan tante linda terdiam sejenak. Terhenyak seakan kehabisan bahan pembicaraan. Namun, mendadak aku ingat sesuatu. Ya, hadiah yang belum tante linda berikan usai aku bercerita, sesuai dengan kesepakatan tadi. Entah mengapa tante linda diam saja, terkesan ia pura-pura lupa dengan janjinya. Oleh karena itu, mengingatkannya aku punya cara lain. Apalagi penisku sudah mengeras dan lama tak onani ini menuntut lebih.

Oleh karena itu, momen tante linda melamun, kumanfaatkan dengan menurun celanaku sampai se-pahaku. Lagipula tante linda tak tahu apa yang kulakukan karena selimut masih menutupi bagian bawahku, terkesan aku sedang sibuk sendiri. Selanjutnya, kusapa tante linda yang sepertinya pura-pura lupa dengan janjinya. Kini, aku berniat mengerjainya.

"tante linda, bisa bantu yuda bangun gak", tanyaku yang masih berbaring di ranjang rumah sakit ingin duduk.

"bisa, ayo tante bantu", dari kursinya tante linda beranjak berdiri. Ia berusaha sedikit memapahku agar bisa terduduk di ranjang.

Usai duduk dan dipapah tante linda, tanganku yang tidak tertusuk jarum infus coba merayap, merangkul pinggang tante linda sebelum ia yang sedang berdiri terduduk kembali. Di depan wajah tante linda yang terbingung-bingung, kutanya langsung bagaimana dengan hadiah yang ia janjikan tadi.

"Ihh yuda apaan sih pegang-pegang pinggang tante ..."

"jangan buru-buru duduk dong tante..."
"hadiahnya yuda mana? lupa ya?", aku bantu tante linda mengingatkan.

"hadiah apa yaa?", tante linda mencandaiku dalam kepura-puraannya.

"Hhmmm begitu yaa....", karena jengkel, tak lama tanganku yang tertempel jarum infus kupaksa membuka selimutku. Maka, terlihatlah sebuah benda panjang nan keras berdiri menjulang. Tante linda yang mau tak mau melihat, benar-benar terperangah usai aku membuka selimut sekaligus menunjukkan padanya batang penisku yang sudah ereksi. Tak berhenti sampai disitu, pinggang tante linda yang kurangkul, lantas kutarik lagi agar ia betul-betul mendekat denganku, sampai kepalaku berada tepat di depan busungan dada tante linda.

"tante linda mana hadiahnya..?"
"kelamaan'kan,.. kontol yuda jadi berdiri nih..."
"jadi kangen dia sama yang dulu-dulu..." tanyaku sambil memperhatikan jenjang leher tante linda.

"Iya, sabar yuda..."
"kamunya juga jangan narik-narik gitu dong..."
"itu kenapa juga kamu pamerin penis kamu di depan tante...", tante linda sedikit mengeluh ketika kepalaku mulai bersandai di depan buah dadanya.

"Yaudah buruan makanya...", desakku sembari melepaskan rangkulan.

Saat kulepas rangkulan tanganku dipinggang tante linda, tante linda tanpa malu-malu lantas segera menyingkapkan kembali kaos polonya, sekaligus menunjukkan kepadaku buah dadanya, sesuai dengan janji. Seusai disibakkan ke atas, pas di depan mukaku buah dada tante linda terpajang. Pemandangan yang menakjubkan itu tak kusiakan. Tanganku yang bisa menggapai buah dada tante linda, lekas menyentuhnya. Kuremas pelan-pelan payudara kanan tanteku walau masih tertutup cup bra.

"aahhh yudaa pelen-pelen.."..

"iyaaa... tante juga jangan diem..."
"itu kontol yuda kangen...", pintaku agar tante linda mau mengocok penisku.

"ishhh iyaaa...."
"ini udah tante kocokkin...", sesuai dengan kemauanku, tangan tante linda mulai memegang batang kelaminku. Pelan-pelan ia urut penis yang sudah tak lama memuncratkan sperma.

"Oughhh enakkk tante..."

Selagi tante linda mengurut penisku, tanganku tidak lagi bergerilya, aku yang sudah puas menjamah payudara tanteku itu, kini menaruh wajahku di belahan dada tante linda sambil tanganku kembali merangkul pinggang tante linda. Kurasakan kehangatan payudara tanteku yang belum juga bra-nya kulepaskan. Selanjutnya, wajahku yang sedang merasakan kehangatan tubuh wanita tersebut mengusap-ngusap di belahan dada tante linda.

"tante, kapan yuda bisa ngentotin tante lagi...."
"urghhhh....."
"yuda kangen nihh....", ucapku terus menciumi aroma badan tante linda saat tante linda terus memijat-mijat penisku

"aaahhh iyaaa, tapi gak bisa sekarang yudaa..."
"nanti ketahuan banyak orang....", tampak kegelian tante linda kala wajahku bermain-main di daerah lingkaran payudaranya.

"kenapa gak bisa tante, urghhh...."..
"yuda juga udah kepengen nenen sama susu tante ini nih...", makin naik gairah seksku

"nanti kalo ketahuan orang gimana yudaaa....."
"aahh...."

"gak bakalan ketahuan kok tante....", aku bersikeras.

Baru saja tante linda bilang, benarlah adanya. Seorang suster terlihat akan masuk. Sungguh beruntung kami tidak terpergok karena terlebih dulu suster tersebut mengobrol dengan temannya di depan pintu kamar rawatku. Sedangkan aku dan tante linda yang mengetahui ada yang tak beres, buru-buru merapikan pakaian kami kembali.

"ssiaaalllll!!!, baru aja kepengen dibuat muncrat sama tante linda...."
"jadinya batal deh...."
"eeughhhhh", aku amat geram, dibuat nanggung oleh tante linda kala penisku sudah benar-benar ingin menyemburkan sperma.

"Awas yaa tante linda...."
"yuda bakal bikin tante cape ngelayanin kontol yuda nanti...", janjiku menatap tante linda yang sedang sibuk membetulkan pakaiannya.

"Yuda, nanti kamu ngikut tante nginep di rumah temen tante aja..."
"lagian anaknya yang cowo juga kayak seusia kamu..."
"atau jangan-jangan kamu satu sekolah dengan dia....", ucap tante linda yang telah membuat keputusan. Barangkali dia sudah cukup matang menimbang-nimbang.

"Aahh aku sedang tak peduli tentang itu....."
"aku lagi kepengen ngentot tante linda!!!!"
"aaargghhhh keseeelllllllll!!!!!!", gusar sekali hatiku ketika perawat sudah masuk.

Bersambung

Well, terima kasih udah menunggu lama. Next update, kalau tidak minggu malam, senin malam. Lihatlah apkah yuda kesampaian dengan keinginannya?
Ternyata yuda nanti bakal tinggal di rumah bayu. Ditambah, suhardi bakal mukulin orang besok di next episode.

See you next episode readers..... :beer: :bye:
 
ditunggu huu,, updated'an nya,,, pokoknya mantap habis ini certa,, ngongomong ceritanya pasti tamat kan?

Jika tidak ada aral melintang, saya tamatin kok tinggal readernya aja sabar menunggu atau enggak :D
 
Status
Please reply by conversation.

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd